• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF PADA BAYI SAAT USIA 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KOTA SEMARANG Tatik Indrawati Erny Rolys Aenti) )Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawatiymail.c

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF PADA BAYI SAAT USIA 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KOTA SEMARANG Tatik Indrawati Erny Rolys Aenti) )Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawatiymail.c"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF PADA BAYI SAAT USIA 0-6 BULAN

DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI

ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. Sangat disayangkan kebiasaan pemberian ASI eksklusif di Indonesia terutama di Jawa Tengah mengalami penurunan dimana pemberian ASI eksklusif hanya 37,44% dan kota Semarang hanya 20,06%.

Penelitian ini termasuk kompetensi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir dan anak balita sehat dengan menggunakan rancangan cross sectional dan termasuk jenis penelitian historis.Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan pada bulan Januari 207-12 di BPM Kota Semarang yang berjumlah 65 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data diolah dengan langkah editing, scoring,coding, entry, tabulating dan analisis data. Pada analisis secara univariat variabel didistribusikan dengan masing-masing proporsi, sedangkan analisis secara bivariat digunakan ujifisher axact test.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu sebanyak 27 (67,5%) responden dibandingkan yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 13(32,5%). Sebagian besar responden bekerja yaitu sebanyak 28(70%) responden dibandingkan yang tidak bekerja sebanyak 12 (30%) responden. Hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan secara statistik bermakna, dengan p value sebesar 0,000.

Saran yang dapat diberikan kepada ibu menyusui baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja hendaknya memberikan ASI eksklusif kepada bayinya mengingat begitu pentingnya pemberian ASI eksklusif.

Kata Kunci : status pekerjaan ibu, pemberian ASI eksklusif

PENDAHULUAN

Dalam meningkatkan cakupan ASI ekslusif, World Health Organization (WHO) dan United Nations Childrens Fund (UNICEF) tahun 2002 merekomendasikan : inisiasi menyusu dini pada satu jam setelah kelahiran, memberikan secara eksklusif kolostrum

kepada bayi, menghindari makanan atau minuman lain sebelum pemberian ASI pada

(2)

memberikan nutrisi makanan tambahan yanghygienis setelah umur 6 bulan. Sedangkan dukungan politis dari pemerintah antara lain, SK menteri Kesehatan No.

450/MenKes/SK/IV/2004 mengenai pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan. Dan telah

dicanangkannya GNPP-ASI (Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu)

pada tahun 1990. Bahkan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dalam program APN (Asuhan

Persalinan Normal) telah menetapkan 58 langkah yang mana Inisiasi Menyusu Dini

masuk dalam urutan prosedur tetap seorang bidan dalam melakukan pertolongan

persalinan (Aprllia, 2009).

MenurutHuman Development Report tahun 2010 Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu 31 per 1000 Kelahiran hidup, mengalami penurunan dibandingkan tahun

2009 sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup, tetapi angka ini masih tergolong tinggi

dibandingkan AKB di Negara lain kawasan ASEAN (Fatmawati, 2010).

AKB di Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 10,25 per 1000 kelahiran hidup

meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar 9,27 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan

AKB Kota Semarang tahun 2010 sebesar 16,82 per 1000 kelahiran hidup mengalami

penurunan dibandingkan tahun 2009 sebesar 18.59 per 1000 kelahiran hidup (Dinas

Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2009)

Apabila dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 AKB 40 per 1000 dan

Millenium Development Goals (MDG’s) tahun 2015 yaitu 23 per 1000 kelahiran hidup maka AKB Provinsi Jawa Tengah dan kota Semarang sudah melampaui target. Tetapi

AKB Kota Semarang masih lebih tinggi dibandingkan dengan AKB Jawa Tengah (Dinkes

Kota Semarang, 2010).

Di Jawa Tengah tahun 2007 dari 314.254 bayi yang diberi ASI eksklusif hanya

(3)

hanya 162.900 ( 28,96%) dan tahun 2009 dari 340.373 bayi yang diberi ASI eksklusif

sebanyak 136.862 (40,21%), sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya yaitu dari 484.165 bayi yang diberi ASI eksklusif hanya 181.247

(37,44%). Di Kota Semarang tahun 2009 cakupan ASI eksklusifnya sebesar 24,63%

mengalami penurunan pada tahun 2010 yaitu 20,06%. Angka ini dirasakan masih sangat

rendah dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80%

(Dinkes , 2009).

Bekerja menuntut ibu untuk meninggalkan bayinya pada usia dini dalam jangka

waktu yang cukup lama setiap harinya. Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim (2000),

menunjukkan bahwa lama waktu pisah dengan bayi memiliki pengaruh negatif terhadap

kelangsungan pemberian ASI. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irawan (1996) di

Semarang, proporsi pemberian ASI eksklusif oleh ibu bekerja sebanyak 16,9%, dan ibu

yang bekerja berisiko 4,62 kali untuk tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu

yang tidak bekerja. (Rahardjo, 2004).

Di Pusksmas Bulu Lor cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2010 sebesar

24,48% meskipun lebih besar dari cakupan Kota Semarang , tetapi cakupan ini masih

sangat rendah dibandingkan target 2010 yaitu 80%.

BPM Ny.Etty Endrawati merupakan wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor, dari hasil

studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara terhadap 10 orang ibu yang

mempunyai bayi berumur 7-12 bulan di BPM Ny. Etty Endrawati didapatkan 9 ibu

bekerja di luar rumah tidak memberikan ASI eksklusif (90%), dan 1 ibu rumah tangga

(4)

Dari latar belakang tersebut penulis ingin meneliti hubungan Status pekerjaan ibu

dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi saat usia 0-6 bulan di BPM NY. Etty

Endrawati.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional .Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan pada bulan Januari 2012 di

BPM Ny.Etty Endrawati yang berjumlah 65 orang. Sampel dari penelitian ini 40 bayi.

Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalahaccidental sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pemberian ASI eksklusif

Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pemberian ASI eksklusif dapat dirangkum

dalam tabel berikut ini.

Tabel. 1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemberian ASI eksklusif

Pemberian Asi Ekslusif Jumlah %

Diberikan ASI Eksklusif 13 32,5

Tidak diberikan ASI Eksklusif

27 67,5

Total 40 100

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden tidak

memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 27 (67,5%) dibandingkan yang memberikan

(5)

2. Status Pekerjaan Ibu

Distribusi frekuensi responden berdasarkan status pekerjaan ibu

Tabel. 2

Distribusi frekuensi responden berdasarkan status pekerjaan ibu

Status Pekerjaan Ibu Jumlah %

Bekerja 28 70

Tidak bekerja 12 30

Total 40 100

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden

bekerja yaitu 28 (70%) orang dibandingkan yang tidak bekerja 12( 30%) orang.

3. Hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi saat usia 0-6

Bulan di BPM Ny. Etty Endrawati Jalan Surtikanti X No 1 Kota Semarang.

Berdasarkan hasil tabulasi hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi saat usia 0-6 bulan di BPM Ny. Etty Endrawati Jalan Surtikanti X No

1 Kota Semarang diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel. 3

Hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi saat usia 0-6

bulan di BPM Ny. Etty Endrawati Jalan Surtikanti X No 1 Kota Semarang

(6)

Berdasarkan table 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 28 (70%) ibu

bekerja, bayinya yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 4 (14,3%) dan yang

tidak diberikan ASI eksklusif sebanyak 24 (85,7%). Dan dari 12 (30%) ibu tidak

bekerja, bayinya yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 9 (75%) dan yang tidak

diberikan ASI eksklusif sebanyak 3 (25%).

Uji statistik Chi square tidak memenuhi syarat untuk digunakan menganalisis hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif

pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Ny. Etty Endrawati Kota Semarang karena

terdapat ecpected value kurang dari 5 > 20% yaitu sebesar 25%, untuk itu digunakan uji fisher axact test dengan tingkat kepercayaan 90% didapatkan p value = 0,000. Karena nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ha

diterima dan H0 ditolak berarti ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan

pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Ny. Etty Endrawati

Kota Semarang.

B. Pembahasan

1. Pemberian ASI eksklusif

Proporsi pemberian ASI eksklusif pada penelitian ini adalah sebesar

32,5%, dan yang tidak diberikan ASI eksklusif sebesar 67,5%. Menurut Purwanti

(2004), pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini

mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain,

walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan.

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari

(2009), pemberian ASI eksklusif sebesar 33,7%, dan yang tidak diberikan ASI

eksklusif sebesar 66,3% hal ini dilkarenakan beberapa faktor yaitu pendidikan

(7)

dukungan keluarga, pengaruh iklan dan sosial budaya yang memberikan makanan

tambahan selain ASI kepada bayi baru lahir termasuk pemberian air putih.

2. Status pekerjaan Ibu

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden bekerja

yaitu sebanyak 28 (70%) dibandingkan yang tidak bekerja sebanyak 12 (30%). Ini

sesuai dengan pendapat Anoraga (2009) bahwa kehadiran kaum wanita dalam

dunia kerja besar manfaatnya dan perlu. Sebagai partner kaum pria, tidak hanya di

rumah tapi juga dalam bekerja dengan menyalurkan potensi dan bakat-bakat

mereka. Kemajuan dan peningkatan kaum wanita yang sangat pesat di dunia kerja,

tetapi bagaimanapun mereka juga adalah ibu rumah tangga.

3. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Saat

Usia 0-6 Bulan.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan status pekerjaan ibu dengan

pemberian ASI eksklusif pada bayi saat usia 0-6 bulan di BPM Ny. Etty Endrawati

Jalan Surtikanti X No 1 Kota Semarang. Dapat dilihat pada tabel hasil penelitian

bahwa dari 28 ibu bekerja hanya 4 (14.3%) yang memberikan ASI eksklusif pada

bayinya sedangkan 12 ibu yang tidak bekerja 9 (75%) memberikan ASI eksklusif

pada bayinya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nuryanto (2002) dalam Lestari menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif dan

menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai resiko 1,16 kali untuk

menghentikan pemberian ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang tidak

bekerja. Marzuki (2004) dalam Lestari juga mengemukakan bahwa proporsi

pemberian ASI eksklusif pada ibu tidak bekerja (28,4%) lebih besar dibandingkan

(8)

Bekerja menuntut ibu untuk meninggalkan bayinya pada usia dini dalam

jangka waktu yang cukup lama setiap harinya, lama waktu pisah dengan bayi

memiliki pengaruh negatif terhadap kelangsungan pemberian ASI. Kenaikan

tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja serta cuti yang kurang memadai

bagi para ibu yang bekerja menyebabkan turunnya kesediaan menyusui dan

lamanya menyusui.

SIMPULAN

1. Pemberian ASI eksklusif di BPM Ny. Etty Endrawati lebih banyak yang tidak

memberikan ASI eksklusif sebesar 27 (67,5%) dan yangmemberikan ASI eksklusif

hanya 13 (32,5%).

2. Status pekerjaan ibu di BPM Ny. Etty Endrawati sebagian besar bekerja yaitu sebesar

28 (70%) dan yang tidak bekerja sebesar 12(30%).

3. Ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi

usia 0-6 bulan di BPM Ny. Etty Endrawati Kota Semarang. Dengan nilai p value 0,000, dimana nilaip value lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).

KEPUSTAKAAN

Afifah, 2008.Pengaruh Iklan Terhadap Pemberian Susu Formula(http://www.Susu formula. Co. id). 25 Oktober 20011.

Ahira, Anne. Definisi Bayi Dalam Psikologi (http://www.anneahira.com/definisi-bayi.htm). 20 Oktober 2011.

Anoraga, Panji. 2009.Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.

(9)

Depkes, Hukor. Undang-Undang RI Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. (www.hukor.dewpkes.go.id). 28 September 20111.

Djamil, Syamsul. 2008. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya : Reality Publisher

Dinkes. 2009.Profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang : Dinkes.

Fatmawati, Yeni Angka Kematian Bayi di Indonesia Masih Tinggi (www.kabarbisnis.com). 21 Desember 2010.

Fikawati, Sandra dan Syafiq, Ahmad.2010. Makara, Kesehatan. Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia, 14 : 17-24. Fk.Undip/RS Dr.Kariadi. 2004. Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu dan masalah laktasi.

Semarang : Fk.Undip/RS Dr.Kariadi.

Hartato. 2009. Penelitian Historis (Sejarah) (http://www.penalaran-unm.org). 20 Oktober 2011

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Hullyana, Melliana. 2003.Perawatan ibu pasca melahirkan. Jakarta : Puspa Swara.

Lestari, Dian. 2009. Factor Ibu Bayi yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia Tahun 2007 ( Analisis Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2007). Skripsi FKM UI.

Lestari,Endah Puji. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Praktik Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi usia 7-12 Bulan. KTI Akbid Abdi Husada.

Linkages. 2002.Pemberian ASI Eksklusif atau ASI saja : Satu-satunya Sumber Cairan yang dibutuhkan Bayi Usia Dini. (http://www.Linkagesproject.org). 14 Oktober 2011. Mansyur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba

Medika.

Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. . 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Purwanti, Sri Hubertin. 2004.Konsep Penerapan ASI eksklusif. Jakarta : EGC.

(10)

Roesli, Utami. 2005.Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trumbus Agriwidya

Siregar, Arifin. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI oleh ibu Melahirkan. Skripsi Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.

Sugiyono. 2007.Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Gambar

Tabel. 3Hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi saat usia 0-6

Referensi

Dokumen terkait

nafkah masa tunggu istri yang tertalak ba’in kubra&gt; dalam keadaan hamil , maka penulis melakukan penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, namun

– Menyediakan sebuah mekanisme yang siap untuk hidup dan bekerja lagi dengan cepat setelah terjadi kesalahan, kerusakan atau bencana, dimana semua data dapat diakses pada

[r]

Dari hasil penelitian terhadap 43 responden berkaitan dengan pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Organizational Citizenship

Siaran langsung proses sidang kaitannya dengan asas persidangan terbuka untuk umum sesuai dengan Pasal 195 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menyatakan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir denga Judul Analisis Operasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja Keuangan Terhadap Financial Risk

Golongan, kelompok dan jenis obat pada sistem saraf pusat yang digunakan dalam pengobatan pasien kanker prostat yang dirawat di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2005....