MODUL PERKULIAHAN
SISTEM
OPERASI
TIPE PENJADUALAN DI
PROSESSOR NON
PREEMPTIVE
Fakultas Program Studi Tatap eMuka Kode MK Disusun Oleh
Ilmu Komputer Tekhnik Informatika
06
87030Saruni
Dwiasnati,ST.MM
Abstract
Kompetensi
Penjadualan di Prosessor Non
Non-preemptive: setiap proses secara sukarela (berkala) memberikan CPU ke OS.
Contoh:
Penjadualan untuk switch dari running ke wait atau terminate: non-preemptive.
Penjadualan proses dari running ke ready: pre-emptive.Prasyarat untuk OS real-time system.
Algoritma Penjadualan
First-come, first-served (FCFS)
Timbul masalah “waiting time” terlalu lama jika didahului oleh proses yang waktu selesainya lama.
Tidak cocok untuk time-sharing systems.
Digunakan pada OS dengan orientasi batch job.
Berbasis FIFO
Example: Process Burst Time P1 24
P2 3 P3 3
Diketahui proses yang tiba adalah P1, P2, P3. Gant chart- nya adalah :
Waiting Average waiting time: (0 + 24 + 27)/3 = 17
Perbedaan algoritma penjadualan FCFS:
Penjadwalan ini tidak berprioritas
Penjadualan ini tidak peduli apakah burst time-nya panjang atau pendek, sebuah proses yangsedang dikerjakan diselesaikan terlebih dahulu barulah proses berikutnya dilayani. Penjadualan ini cukup adil dalam hal bahasa, karena proses yang datang lebih dulu dikerjakan. Penjadualan ini cocok digunakan untuk sistem batch yang sangat jarang melakukan interaksidengan user secara langsung, tapi tidak cocok digunakan untuk sistem interaktif karena tidak memberi waktu tanggap yang bagus, begitu juga dengan sistem waktu nyata.
‘17
2
Sistem OperasiSaruni Dwiasnati, ST. MM P tth u p s : / / w at Bahan A w w . m e rc ubuana j ar d an e . a c . i d L e arning
Shortest-Job-First (SJF)
Penggabungan setiap proses merupakan panjang dari burst CPU berikutnya. Panjang tersebut
digunakan untuk penjadualan proses pada waktu terpendek.
skema :
CPU hanya satu kali diberikan pada suatu proses maka proses tersebut tetap akan memakai
CPU hingga proses tersebut melepaskannya. SJF akan optimal, keteika rata-rata waktu tunggu
minimum untuk set proses yang diberikan.
Contoh:
Urutan: P2 > P4 > P3 > P5 > P1 (berdasar burst time terkecil)
Penjadualan Priority
Setiap proses akan mempunyai prioritas (bilangan integer).
CPU diberikan ke proses dengan prioritas tertinggi (smallest
integer)
Proses dengan prioritas tinggi akan mengganti pada saat
pemakain time- slice habis.
Contoh :
Berdasarkan prioritas urutan : P2 > P5 > P1 > P3 > P4
Multilevel Queue
Kategori proses sesuai dengan sifat proses:
Interaktif (response cepat)
Batch
Partisi “ready queue” dalam beberapa tingkat
(multilevel) sesuai dengan proses:
Setiap queue menggunakan algoritma schedule sendiri
Foreground proses (interaktif, high prioritiy): RR
‘17
3
Sistem OperasiSaruni Dwiasnati,ST.MM P tth u p s : / / w at Bahan A w w . m e rc ubuana j ar d an e . a c . i d L e arning
Multilevel Feedback Queue
Suatu proses dapat berpindah diantara beragam antrian;
Perlu feedback untuk penentuan proses naik/turun
prioritasnya(dinamis):
Aging dapat diimplementasikan sesuai dengan lama proses
pada satu queue.
Suatu proses yang menggunakan CPU sampai habis (tanpa I/O)
CPU-bound (bukan proses interaktif) dapat dipindahk ke queue
dengan prioritas lebih rendah.
Perbedaan algoritma penjadualan Multilevel Feedback
Queue:
Penjadualan berproritas dinamis
Penjadualan ini untuk mencegah banyaknya swapping dengan proses-proses
yang sangat banyak menggunakan pemroses.
Diberi jatah waktu lebih banyak dalam satu waktu.
Penjadualan ini juga menghendaki kelas-kelas prioritas bagi proses-proses yang
ada.
‘17
4
Sistem Operasi• Operating System Concepts (6th or 7th Edition). Silberschatz, Galvin, Gagne, ISBN: 0-471-25060-0. Wiley
Stallings, William Operating System: Internal and Design Principles. Fifth edition. Prentice Hall
Stalling.W, Operating System Internals and Design Principle Seventh Edition, Prentice hall, 2012
Silberschatz. A, Galvin. P.B, Gagne. Greg, Operating System Concepts Ninth perEdition, Jhon, Wiley & Sons, 2013