• Tidak ada hasil yang ditemukan

sinopsis 99 cahaya di langit eropa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sinopsis 99 cahaya di langit eropa"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SINOPSIS,

UNSUR INTRINSIK,

UNSUR EKSTRINSIK,

NOVEL

“99 CAHAYA DI LANGIT EROPA”

Nama : Muhammad Anggi Imaduddin

Kelas : XII IPA 2

SMAN 1 CILAKU CIANJUR

(2)

Novel ini menceritakan perjalanan Hanum Salsabiela Rais dan suaminya Rangga Almahendra di negara-negara Eropa seperti Wina

Austria, Paris Perancis, Cordoba dan Granada dimana tempat agama Islam menjadi minoritas. Dan yang terakhir dikunjunginnya adalah Istanbul Turki yang merupakan negara Islam di Eropa. Mereka mengamati

sejarah-sejarah kejayaan Islam di beberapa negara Eropa.

Perjalanan pertama dimulai di kota Wina, Austria. Hanum mengikuti suaminya Rangga mendapat beasiswa studi doktoral di Wina, Austria. Hanum bekerja di kampus suaminya. Hanum memiliki sahabat saat di Wina yang bernama Fatma Pasha. Fatma merupakan orang Turki yang berteman dengan Hanum dalam kursus Bahasa Jerman. Hanum mengenal Fatma sebagai orang yang pantang menyerah serta sabar karena ia jatuh bangun untuk mengirim puluhan surat lamaran pekerjaan tetapi tidak ada yang mau menerimanya, akibat dalam pas foto ia mengenakan hijab. Fatma juga memiliki seorang anak bernama Ayse yang berumur 3 tahun.

Suatu hari mereka pergi ke Kahlenberg, suatu bukit atau

pegunungan di Wina. Disana Hanum melihat pemandangan indah kota Wina yang dibelah oleh sebuah sungai yang bernama Danube. Fatma menunjuk sebuah mesjid kepada Hanum yang jauh dari ketinggian. Mesjid itu merupakan pusat peribadatan umat Islam terbesar di Wina yang

bernama Vienna Islamic Center. Akibat Ayse tidak kuat menahan dingin, Hanum mengajak Fatma ke gereja Saint Joseph untuk mehangatkan diri dari udara yang dingin. Setelah itu mereka pergi ke Kafeteria untuk menikmati roti croissant serta secangkir cappucino. Disana Hanum

mendengar ledekan turis-turis kepada Islam dengan cara memakan rakus roti croissant yang merupakan lambang dari negara turki, tempat asal Fatma. Tetapi, karena Fatma berhati mulia, ia membalas turis-turis itu dengan membayarkan seluruh tagihan makanannya lalu mengajak berkenalan melalui Email. Fatma mengerti turis-turis berkata seperti itu karena dahulu Turki pernah dipukul mundur di Kehlenberg setelah sempat mengepung kota Wina. Fatma juga berusaha untuk menjadi agen Islam yang baik di Eropa dan dari semua itu banyak pelajaran berharga bagi Hanum.

Di kursus Bahasa Jerman, Fatma dan Hanum diberi tugas untuk presentasi tentang salah satu topik berita di koran. Mereka memilih

mengambil topik dari koran lokal Oesterreich. Karena sistem jual di Austria yang unik yaitu melatih kejujuran, sehingga bisa mengambil koran tanpa harus membayar, ataupun bayar seikhlasnya. Saat itu, Hanum tidak membawa uang sehingga ia terpaksa mengambil koran tanpa bayar. Fatmapun mengajak Hanum untuk ke restoran yang menerapkan sistem bayar dengan keikhlasan.

(3)

Wiener Deewan yang menerapkan sistem “Makan sepuasnya, bayar seikhlasnya”. Hanum dan Rangga mencoba memahami logika yang digunakan pemilik restoran yaitu Natalie, dan Fatma memberikan pengertian bahwa sisi terindah dari manusia adalah kedermawanaan. Berderma dan berzakat untuk membersihkan diri sepanjang waktu.

Hanum dan Ranggapun mendapatkan pelajaran Islam yang sesungguhnya di restoran kecil tersebut.

Hari itu Fatma mengajak Hanum ke istana ikon Wina, Schoenbrunn. Fatma menjelaskan mengenai lukisan-lukisan yang ada di Schoenbrunn kepada Hanum, seperti lukisan Ratu Austria Maria Theresa. Salah satu anak dari lukisan Maria Theresa merupakan Marie Antoinette yang memantik lahirnya revolusi Prancis. Fatma menjelaskan bahwa Maria Theresa yang merupakan istri dari Raja Prancis selalu menggelar pesta mewah dan menyuguhkan roti dari Wina yang menjadi populer yaitu croissant.

Selanjutnya Fatma mengajak Hanum ke Wien Stadt Museum yang didirikan untuk mengabdikan sejarah kota Wina. Merekapun langsung naik ke lantai dua museum karena mengingat waktu sudah sore. Hanum begitu cermat mengamati satu demi satu objek di lantai dua. Tiba-tiba ketika lampu padam Hanum mencari Fatma,Fatma menangis ketika sedang melihat salah satu lukisan. Fatma menunjukan suatu lukisan pria tua berwajah arab dengan serban kepada Hanum. Ia menjelaskan kepada Hanum bahwa lukisan tersebut adalah lukisan Kara Mustafa Pasha , yaitu seorang panglima perang Dinasti Turki yangmana Fatma memiliki jalinan darah dengannya atau keturunannya. Fatma meratapi kakek buyutnya karena kakeknya merupakan seorang penakluk dan mungkin penjahat. Fatma kembali menjelaskan kepada Hanum mengenai kejadian di Kehlenberg karena tiga ratus tahun lalu Turki menyerang Wina dan diserbu balik dari Kahlenberg dipimpin oleh Kara Mustafa kakeknya. Kakeknya melakukan kesalahan besar dengan menghunus pedang ke semua orang dan menawarkan kebencian. Maka dari itu Fatma menangis karena kakeknya memilih jalan jihad yang salah.

(4)

Latife yang selalu senyum pada pelanggan, dan semua orang bahkan saingan dagangnya Ezra sehingga Ezra memutuskan masuk Islam karena Islam dalam hadist mengajarkan untuk senyum adalah sedekah. Selalu jujur dalam berdagang juga merupakan contoh Latife yang tidak pernah berbohong pada pelanggannya. Dan untuk tujuan kedua yaitu Kuasai Bahasa Jerman dan Inggris,karena mereka tidak memiliki guru Inggris maka Hanum yang bisa berbahasa Inggris dijadikan sebagai guru Inggris mereka yang baru.

Fatma berkata kepada Hanum bahwa ia memiliki angan-angan yang sama untuk mengelilingi Eropa. Hanum ingin ke Istanbul untuk melihat Gereja yang diubah menjadi Masjid sedangkan Fatma ingin ke Spanyol tepatnya Cordoba dan Granada untuk melihat kebalikan dari Hanum yaitu Masjid yang diubah menjadi Katedral Katolik.

Saat itu sedang berlangsungnya Piala Eropa. Di Austria menyediakan Fan Zone untuk supporter bola menyaksikan pertandingan bola di tiga layar raksasa. Hanum dan Fatma ikut menyaksikan pertandingan sepak bola, terutama Turki karena perwakilan negara Islam di sepak bola Eropa. Pada pertandingan pertama Turki memang kalah dari portugal 2-0.

Pembagian hasil ujian Bahasa Jerman di kelaspun tiba. Fatma Pasha sebagai siswi terbaik. Tetapi disayangkan, pada saat itu Hanum tidak pernah melihat Fatma lagi. Fatma dan sahabat-sahabatnya menghilang. Hanum sering menghubungi, mengirim email kepada Fatma, tetapi Fatma tidak membalasnya. Hanum merasa kehilangan karena Fatma adalah sahabat baiknya di Wina. Fatma memiliki janji-janji yang belum ditepati kepada Hanum yaitu menonton pertandingan Turki yang kedua, bertemu seorang imam di Vienna Islamic Center dan menjelajah tempat-tempat historis di Eropa. Hanumpun berjanji akan melunasi janji-janji Fatma bersama dengan suaminya.

Hanum dan Rangga menepati janji pertama Fatma untuk menonton pertandingan antara Turki dengan Swiss, yang pada akhirnya

dimenangkan oleh Turki 2-1. Sesuai dengan prediksi Fatma bahwa Turki akan bersinar di pertandingan-pertandingan selanjutnya.

Hanum mengunjungi Vienna Islamic Centre dengan Rangga. Hanum pernah melihat mesjid itu dari kejauhan ketika bersama dengan Fatma di Kehlenberg. Disana Rangga melaksanakan sholat Jum’at yang mungkin jarang dilakukan oleh Rangga karena Kampusnya tidak peduli terhadap pemeluk Agama Islam. Setelah Sholat Jum’at Rangga mempertemukan Hanum dengan Imam di Vienna Islamic Center yaitu Imam Hasyim. Tempat Vienna Islamic Center bersebrangan dengan sungai Danube dimana itu merupakan tempat maksiat karena banyak orang memakai bikini, Hanum yang penasaran bertanya kepada Imam Hasyim. Namun, Imam Hasyim menjawab bahwa letak Masjid dekat sungai Danube

(5)

penasaran terhadap suara kumandang Adzan. Setelah menjawab,Imam Hasyim memberikan kartu nama salah seorang mualaf kepada Rangga yang tinggalnya di Paris, Perancis.

Hanum dan Rangga berencana pergi ke Paris, Perancis. Karena Rangga akan menghadiri sebuah konferensi disana. Hanum teringat bahwa Imam Hasyim pernah memberikan kartu nama salah seorang mualaf di Paris, Perancis. Hanum mengirim email kepada mualaf di Paris yang bernama Marion Latimer. Marion Latimer membalas dengan cepat dan akan menemani jalan-jalan Hanum. Hanum juga mengirim email kepada Fatma karena perjalanan pertamanya bukan ke Istanbul dan Cordoba melainkan ke Paris.

Tibalah Hanum dan Rangga di Paris, Perancis. Mereka lalu naik kereta menuju Saint Michel untuk bertemu dengan Marion. Marion Latimer seorang mualaf, bule dan mengenakan kerudung. Marion menganggap bahwa rukun Islam itu ada 6 yang keenam adalah menjaga kehormatan dengan jilbab. Marion mengajak Rangga dan Hanum jalan-jalan dengan mobilnya. Tetapi sebelumnya ia menjelaskan tentang Patung Saint Michel, bahwa Patung Saint Michel adalah patung dari Malaikat Mikail yang

bertugas menyebar rizki. Namun Kristen dan Yahudi menganggap bahwa Malaikat Mikail adalah Malaikat pelindung dan menyerupai Tuhan.

Saat berada dalam perjalanan, Marion menunjuk Pantheon yang asalnya Gereja lalu diubah menjadi kuburan. Marion juga menceritakan salah satu kuburan di Pantheon yaitu kuburan dari Voltaire yang

merupakan sastrawan pembuat fragmen drama Fanatisme atau Muhammad Sang Nabi. Voltaire menceritakan kisah nabi Muhammad secara negatif. Tetapi anehnya Voltaire, setelah 30 tahun ia membuat fragmen Muhammad, ia malah menulis esai tentang islam, agama yang menjungjung toleransi. Voltaire seorang ateis yang pada saat

kematiannya ia menyebut Tuhan.

Esok harinya Marion menepati janji untuk berjalan-jalan dengan Hanum. Karena, Marion memiliki ahli mengeksplorasi tempat bersejarah, Hanum menginginkan untuk mengunjungi tempat bersejarah. Marion mengajak Hanum ke museum Louvre. Museum Louvre mengoleksi lukisan-lukisan karya maestro dunia seperti Rembrandt, M. Angelo, Rafael dan lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci. Marion dan Hanum untuk pertama mengunjungi Islamic Gallery di Museum Lourve, tetapi museum tersebut ditutup akibat renovasi dan benda-bendanya dipindahkan ke Sully Wing dan dicampur dengan Mesir Kuno. Merekapun melihat benda-benda kaligrafi warisan budaya Islam di Sully Wing. Marion

memperhatikan sebuah bola emas dan menjelaskan kepada Hanum bahwa itu bola langit yang merupakan peta antariksa ilmu falak yang dikembangkan astronom Islam pada abad ke 12. Marion juga

(6)

bingung akan tulisan Arab tersebut, tetapi karena Marion bekerja sebagai peneliti di Arab World Institute Paris yang mensyaratkan keahlian Bahasa Arab, Marion pun bisa menjawabnya bahwa artinya “Ilmu Pengetahuan itu pahit awalnya, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya”. Hanum

merasa sejuk akan arti dari tulisan itu. Marion menunjukkan piring lain kepada Hanum yang terbuat dari metal. Piring itu bertuliskan Kufic yang memiliki arti “Janganlah menelantarkan harapan. Perjuangan masih panjang”. Hanum memaknai arti tersebut untuk selalu optimisme.

Setelah dari Sully Wing mereka pergi ke Departemen Lukisan Middle Age, dibawah Mezanin Louvre. Sebelumnya mereka berkunjung ke lukisan Mona Lisa yang ternyata ukurannya kecil. Mereka pergi ke Departemen Lukisan untuk mempelajari Kufic karena Hanum ingin mempelajari Kufic lainnya. Hanum heran mengapa Marion mengajak ke Departemen Lukisan untuk mempelajari Kufic. Tiba-tiba Marion mengajak Hanum mendekati sebuah lukisan, yaitu lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus. Marion

menyuruh Hanum untuk meneliti hijab yang digunakan Bunda Maria. Dan ternyata dihijab yang digunakan Bunda Maria terdapat Pseudo Kufic. Marion menjelaskan bahwa arti Kufic tersebut adalah lafal Tauhid “La Ilaa ha Ilallah”. Hanum langsung terkejut akan penjelasan Marion, karena kalimat sakral agama Islam berada di simbol suci umat Katolik. Hanum yang merasa penasaran menanyakan mengapa terdapat lafal itu dihijab Bunda Maria. Marion menjelaskan bahwa seorang raja Eropa pernah

memakai mantel bertuliskan kaligrafi Arab. Itu karena ia menyukai budaya Arab, terutama kaligrafi. Mentel itu berada di Istana Hofburg, Wina,

Austria. Bangasawan dan Raja-raja Eropa lainpun berbinar-binar saat melihat kerajinan tangan orang Timur Tengah. Hasil industri Timur Tengah tak lepas dari pahatan/bordir bertuliskan “Laa Ilaa ha Illallah” karena pada saat itu lafal tersebut merupakan kata favorit di Timur Tengah. Maka dari itu Hanum berfikir dan menyimpulkan bahwa pelukis tidak sengaja

melukis lafal Tauhid tersebut dan juga pelukis tidak mengetahui arti dari lafal tersebut.

Setelah dari Museum Louvre, Marion mengajak Hanum ke Jardin des Tuileries(taman besar tepat di tengah kota Paris). Marion menjelaskan bahwa disana terdapat Air mancur besar, monumen Obelisk Mesir, Jalan Champs Elyees dan monumen Arc de Triomphe yang membentuk garis lurus sempurna. Marion juga menjelaskan mengenai Axe Historique menggunakan mapnya, yaitu sebuah garis lurus yang membelah kota Paris. Bangunan pada garis itu dibangun oleh untuk merayakan

kemenangan Napoleon Bonaparte Sang Penakluk Eropa. Napoleon hanya membangun dua monumen yang selanjutnya dibangun oleh penerusnya. Marion menyuruh Hanum untuk meneliti garis lurus tersebut yang

ternyata menuju ke arah kiblat Umat Islam yaitu Kakbah, kota Mekkah. Hanum masih tidak percaya dan Marion langsung membuktikannya

(7)

Mekkah. Marion melanjutkan penjelasan, bahwa monumen itu dibangun pada saat setelah Napoleon dari ekspedisinya menaklukkan Mesir.

Menurut kabar saat kembali dari Mesir, Napoleon menjadi religius dan mengagumi Al Qur’an serta Nabi Muhammad.

Setelah itu Marion mengajak Hanum ke Masjid Besar yang berada di jantung Kota Paris. Hanum menyelesaikkan dan menjamak sholatnya sedangkan Marion sedang tidak sholat. Di kompleks Masjid itu terdapat kafe dan restoran serta sekolah. Lalu mereka makan di restoran yang berada di kompleks Masjid.

Setelah puas berjalan-jalan, Hanum dan Marion bertemu Rangga di Notre Dame, Gereja raksasa di Paris. Marion dan Hanumpun mengakhiri pertemuan mereka di kota Paris yang singkat dan meresap ke dalam hati. Lalu, Hanum dan Rangga berjalan mengelilingi Notre Dame dan tidak sengaja mereka melihat Point Zero, yaitu titik nol kota Paris yang memiliki mitos jika yang menginjak akan kembali ke kota Paris. Hanum mencoba untuk menginjak Point Zero dan ia berdoa “ Ya Allah, Semoga Cahaya Islam kembali menyinari bumi Eropa”.

Rangga dan Hanum kembali ke Wina, Austria. Disana mereka mengunjungi Schatzmmer Museum untuk menginvestigasi gambar di internet mengenai mantel keramat Raja Roger yang tersimpat rapi di Istana Hofburg. Mereka langsung melihat mantel yang menurut Marion membawa hasil karya masyarakat Timur Tengah yang penuh cita rasa Qur’ani. Mantel itu merupakan mantel pengangkatan Raja Katolik Eropa di Sisilia, yang seharusnya penuh ikonisasi Katolik. Mantel itu malah terbukti terdapat kaligrafi arab , tetapi Marion yang dapat menerjemahkannya tidak bersama mereka.

Ketika datang hari ulang tahun Hanum, Ayah Hanum tiba-tiba meminta Hanum untuk mewakilinya mengunjungi Cordoba dan Granada. Hanum juga tiba-tiba teringat terhadap cita-cita Fatma untuk mengunjungi Cordoba dan Granada. Hanumpun langsung mencari tiket murah untuk mewujudkan mimpi ayahnya dan juga mimpi sahabatnya Fatma pada saat libur musim panas suaminya.

Tibalah Hanum dan Rangga di Cordoba. Mereka pergi pada saat peralihan musim semi ke musim panas. Cordoba terkenal dengan peradaban Islam di Eropa ribuan tahun lalu. Awal mereka tiba, mereka bertemu dengan Gomez seorang pelayan yang mengantarkan mereka ke hotel. Gomez saat itu sedang keasyikan mendengarkan pertandingan Spanyol vs Portugal. Saat itu Gomez menunjuk sebuah bangunan yang di Spanyol disebut Mezquita atau Masjid. Mezquita merupakan Masjid yang berubah menjadi Gereja yang namanya berubah menjadi Mosque

(8)

Saat ingin memulai petualangan, mereka bertemu seorang perempuan yang berkerudung di hotel. Tetapi perempuan tersebut ternyata non muslim atau yahudi dan mereka teringat bahwa di hotel mereka terdapat patung Maimonides (Filsuf Yahudi di Cordoba).

Diawal petualangan pada pagi hari, mereka bertemu dengan Pak Tua yang bernama Hasan.Hasan merupakan seorang Muslim yang melayani penjualan daging Babi dan kedai kopi. Rangga dan Hanum

mencicipi kopi di tempat Hasan tersebut, dan Hasanpun mengajak ngobrol mereka dengan keramahan.

Setelah Rangga dan Hanum selesai dari kedai kopi tersebut, mereka melanjutkan perjalanan masuk ke Mezquita. Hanum berniat melaksanakan sholat di Mezquita, tetapi petugas melarangnya. Mezquita adalah

bangunan yang sangat megah dan indah, Hanum masih merasakan bahwa Mezquita masih sebuah Masjid walaupun sudah diubah menjadi Gereja. Mereka lalu mengunjungi pusat dari Mezquita yaitu mihrab , tempat imam shalat. Di sana mereka melihat ukiran tulisan “Allah” dan “Muhammad” yang masih utuh dari semua kaligrafi ayat Al-Qur’an yang telah dihapus.

Merekapun keluar dari Mezquita dan tiba-tiba mereka ditawari oleh seorang Pelayan Tur yang bernama Sergio. Sergio menawari perjalanan tur serta berbagi cerita sejarah di kota Cordoba yang merupakan kota Islam kuno. Sergio menceritakan sejarah dimulai dari kota Cordoba yang merupakan kota keharmonisan hidup antar umat beragama. Seperti arah mihrab yang berada di dalam Mezquita tidak ke arah kiblat Mekkah, karena Sultan Al Rahman(penguasa saat itu) jika membangun mihrab ke arah kiblat maka akan menghancurkan gereja disampingnya, ia ingin menjaga keharmonisan antar umat beragama dan kiblat tetap diarahkan ke Mekkah walaupun tidak sesuai arah mihrab. Ia juga menjelaskan mengenai Cordoba Time. Dimana saat itu Eropa sangat religius, dogma gereja menjadi pengekang utama intelektualitas manusia, melahirkan kemunduran bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka yang religius menjadi sangat takut dosa, sehingga sekarang orang Eropa banyak yang Ateisme dan Sekularisme. Sergiopun melanjutkan ceritanya mengenai Cordoba kota banyak cahaya oleh lampu minyak, juga menjelaskan

jembatan yang menghubungkan dua daratan Cordoba, dan yang terakhir ia memperlihatkan patung Averroes atau Ibnu Rushd, lalu menjelaskan bahwa Averroes adalah Filsuf terkenal dan seorang muslim di Cordoba yang menyatakan dua kebenaran yang tak terpisahkan antara agama dan ilmu pengetahuan. Merekapun terus berbincang-bincang hingga hampir lupa waktu.

(9)

merupakan sebuah Istana kesultanan Islam dari kekhalifahan Nasrid. Di dalam istana mereka menumpang tour guide dari rombongan Melayu. Tour guide itu menjelaskan mulai dari Gate of Justice dan Charles’s Palace atau istana Raja Spanyol yang dibangun masa Renaissance. Setelah itu Rangga, Hanum beserta rombongan Melayu melanjutkan ke Istana utama, The Nasrid Palace. Tour guide yang bernama Luiz melanjutkan

penjelasannya mengenai penyerahan kunci istana dari Mohammad

Boabdil (sultan terakhir di Granada) kepada Isabella dan Ferdinand tanda menyerahkan diri, lalu Isabella dan Ferdinand menyebarkan kristen

dengan pembaptisan seluruh umat Islam dan Yahudi secara paksa. Yang terakhir Luiz mengajak mereka semua untuk melihat keanggunan Istana Al-Hambra pada malam hari.

Berakhirlah perjalanan Rangga dan Hanum di Cordoba dan Granada. Hanumpun kembali mengirimkan email mengenai cerita di Cordoba dan Granada kepada sahabat lamanya Fatma.

Setelah lama menunggu akhirnya Fatma membalas Email Hanum. Dalam isi Emailnya Fatma menyampaikan ia menghilang akibat anaknya Ayse sakit dan meninggal dunia.Hanum sempat kaget atas kehilangan Ayse, karena banyak kenangan yang mereka buat. Tetapi, Fatma sudah mendapatkan pengganti Ayse yang bernama Baran. Hanumpun terbesit dalam pikirannya untuk pergi ke Istanbul dan mengunjungi imperium Islam terakhir pada masa lalu yaitu Dinasti Usmaniyah atau Ottoman.

Tiba Hanum dan Rangga di Sabiha Gokcen International

Airport,Istanbul Turki. Negara yang mayoritas Islam terbesar di Eropa. Hanum mendapat sms dari sahabatnya Fatma untuk datang ke rumahnya. Hanum juga mendapat sms dari kenalannya di Wina, seorang perempuan batak yang sedang magang di Istanbul yaitu Ranti Tobing. Ranti Tobing mengajak Hanum untuk pergi ke tujuan pertamanya, Hagia Sophia.

Merekapun tiba di Hagia Sophia. Hagia Sophia merupakan sebuah gereja kebanggaan penganut kristen yang diubah sebagai masjid raya untuk menjadi ikon kemenangan Dinasti Usmaniyah atas Byzantium

Romawi. Sekarang Hagia Sophia telah menjadi sebuah museum. Di dalam Hagia Sophia, Hanum melihat lukisan Tuhan, malaikat berwarna emas di langit kubah. Terdapat juga desain awal Hagia Sophia yaitu lukisan Tuhan-Tuhan Kirsten. Sementara itu, motif kaligrafi Islami bahasa Qur’ani ukuran raksasa dan ukiran bunga menghiasi rel atap dan pucuk pilar Hagia

Sophia.

Dari Hagia Sophia mereka melanjutkan perjalanan dengan

(10)

geometris Blue Mosque. Akhirnya, Hanum dan Ranggapun kembali ke penginapan setelah sempat Shalat Subuh.

Diakhir perjalanan Hanum dan Fatma bertemu kembali di Topkapi Palace. Fatma membawa Baran, bayi 3 bulan. Fatmapun kaget melihat perubahan Hanum yang telah menggunakan hijab yang diberikannya sewaktu di Austria. Hanum dan Fatma saling melampiaskan rasa kangennya setelah 3 tahun berpisah. Hanum saling bertukar cerita

(11)

Unsur Instristik:

1. Tema : “Perjalanan Menapaki dan Mempelajari Sejarah Islam Di Eropa”

2. Tokoh & Penokohan :

 Hanum:

Jenis Penokohan :Protagonis, karena mempunyai rasa keingin tahuan pada islam yang sangat besar

Watak :

Setia dan Patuh (Karena ia selalu mendampingi suaminya dalam menjalankan perkuliahannya)

Setia kawan (Halaman 109, karena ia akan melunasi janji-janji Fatma, dan juga ia selalu menganang Fatma sebagai sahabat terbaiknya.)

Penyayang (Halaman 33-34, karena ia menolong Ayse yang sedang kedinginan,dan ia juga menyayangi sahabat-sahabatnya)

Peduli (Halaman 33-34, Halaman 93-94, karena ia menolong Ayse yang sedang kedinginan dan juga ia peduli terhadap orang sesama muslim seperti Fatma dan sahabat-sahabatnya dengan memberikan pengetahuan B.Inggris yang dimilikinya)

Baik hati(Halaman 93-94, karena ia telah memberikan pengetahuan/ mengajarkan bahasa Inggris kepada Fatma dan teman-temannya)

Pantang meyerah(Karena ia tidak lelah dan terus mempelajari sejarah di Eropa serta menjadi agen Islam yang baik seperti Fatma)

Tekun dan Rajin( Karena ia telah mengelilingi dan mempelajari sejarah Islam dibeberapa bagian negara Eropa)

Ramah dan Sopan (Semua orang yang bertemu dengannya ia beri keramahan dan kata-kata sopannya)

Pintar dan Cerdas (Karena ia memiliki pengetahuan Bahasa Jerman dan Inggris yang baik)

 Rangga :

Jenis Penokohan : Protagonis, Karena bersama-sama hanum menjelajahi eropa

Watak :

Sabar (Halaman 210-217, karena ia tetap sabar walaupun diganggu Stefan)

Setia (Karena ia mendampingi Hanum dalam perjalanan Turnya) Peduli (Karena ia terus menasehati Hanum yang tidak menggunakan hijab)

 Fatma :

Jenis Penokohan : Protagonis ,karena dialah yang pertama kali mengajak hanum menyusuri rahasia-rahasia kebesaran islam di eropa

Watak :

Salehah (Halaman 23, karena ia menjalankan kehidupan yang berdasar pada syariat Islam)

(12)

Pantang Menyerah ( Halaman 23, karena ia tidak menyerah menjadi

muslimah yang baik , Halaman 47, karena ia terus berusaha menjadi agen Islam yang baik di Eropa)

Tekun ( Halaman 93, tekun untuk mencari ilmu)

Taat (Karena ia selalu menjalankan perintah Allah Swt. dan sesuai syariat Islam)

Dermawan (Halaman 41, karena ia membayari tagihan turis)

 Ayse :

Jenis Penokohan : Protagonis,karena anak dari Fatma yang selalu menuruti perkataan ibunya.

Jenis Penokohan : Protagonis, karena ia teman Fatma yang mimiliki sikap yang baik

Watak :

Ramah (Halaman 91-92, karena ia selalu terbarkan senyum ke semua orang)

Jujur ( Halaman 92, karena ia tidak pernah berbohong kepada pelanggan) Tekun (Halaman 93, tekun untuk mencari ilmu)

 Oznur :

Jenis Penokohan : Protagonis

Watak :

Tekun (Halaman 93, tekun untuk mencari ilmu) Berbakti (Halaman 89)

 Ezra :

Jenis Penokohan : Protagonis

Watak :

Tekun (Halaman 93, tekun untuk mencari ilmu)

 Stefan :

Jenis Penokohan : Antagonis, karena ia selalu mengganggu keimanan Rangga

Watak :

Pengganggu (Halaman 210, karena ia selalu mengganggu Rangga)

 Selim :

Jenis Penokohan : Protagonis, karena membantu Fatma dan Rangga

Watak :

Cerdas dan Pintar

Baik Hati/Rendah Hati(Halaman 347, ia memberi tiket untuk Rangga dan Hanum masuk ke TapKapi)

Pekerja keras (Halaman 347, ia bekerja keras untuk menafkahi keluarganya terutama anaknya yang masih umur 3 bulan, Baran)

 Imam Hashim :

Jenis Penokohan : Protagonis,karena menjelaskan tentang islam di daerah Wina dan membantu Hanum dan Rangga.

(13)

Pintar dan Cerdas (Halaman 116-118, karena ia menjelaskan tentang islam dan letak dari mesjid Vienna Islamic Center)

Berwibawa

Penolong (Halaman 120, karena ia memberi kartu nama seorang mualaf untuk membantu Rangga dan Hanum di Prancis)

 Natalie Deewan:

Jenis Penokohan : Protagonis, karena merupakan agen muslim sejati yang tidak hanya mempromosikan islam bukan hanya dari mulut tapi dari perbuatannya.

Watak :

Baik Hati/Rendah Hati(Halaman 58-59, karena ia membuka sebuah Restoran dengan bayar seikhlasnya)

 Marion:

Jenis Penokohan : Protagonis, karena membantu Hanum menjelajahi eropa.

Watak :

Penolong (Halaman 128, 132, karena ia telah membimbing dan memberi tumpangan kepada Hanum dan Rangga ketika di Perancis)

Menepati Janji (Halaman 140, ia menpati janji kepada Hanum untuk mengajak jalan-jalan)

Cerdas/Pintar(Halaman 148-181, karena ia menjelaskan tentang sejarah-sejarah Islam di kota Paris, Perancis dan juga menjelaskan mengenai Kufic serta lukisan di museum)

 Gomez:

Jenis Penokohan : Protagonis, karena mengantar Rangga dan Hanum ke hotel

Watak :

Baik Hati (Halaman 233-234,karena mengantarkan Hanum dan Rangga ke hotel)

Ceroboh (Halaman 235-236)

Kurang Sopan (Halaman 235-236, karena ia kurang menghargai Rangga dan Hanum sebagai penumpang)

 Hasan:

Jenis Penokohan : Protagonis, karena sudah menjadi agen muslim yang baik di spanyol

Watak :

Ramah (Halaman 249, karena ia menerima Hanum dan Rangga dengan perkataan ramah)

Sopan (Halaman 249, karena ia dengan sopan mengajak Hanum dan Rangga untuk masuk ke kedainya)

Taat (Halaman 251, karena ia tak pernah memkan daging babi meski ia berjualan daging babi)

 Sergio:

Jenis Penokohan : Protagonis, Karena menjadi pemandu yang baik dalam menjelaskan sejarah di kota Cordoba.

Watak :

(14)

 Petugas Mezquita :

Jenis Penokohan : Antagonis, karena ia telah melarang Hanum untuk Sholat di dalam Mezquita

Watak :

Tegas ( Halaman 261, karena ia telah melarang Hanum untuk sholat dan juga mengawasi Hanum di dalam Mezquita)

 Ibu-Ibu dari Malaysia :

Jenis Penokohan : Protagonis, karena membantu Hanum dan Rangga

Watak :

Baik hati/ Rendah hati (Halaman 297, karena telah mengajak Hanum dan Rangga ikut Tour Guidenya)

 Luiz :

Jenis Penokohan : Protagonis

Watak :

Cerdas/Pintar (Halaman 296-303, karena ia mengetahui sejarah Al-Hambra dan menjelaskan kepada para peserta Tour).

 Ranti Tobing :

Jenis Penokohan : Protagonis, karena telah membantu Hanum dan Rangga menjelajahi Istanbul

Watak :

Baik Hati/ Rendah Hati (Halaman 330-331, karena ia menawarkan diri dan menemani Hanum untuk berjalan-jalan di Istanbul)

Saling Menghargai (Halaman 339, ia tidak masuk kedalam Masjid untuk menghargai umat agama lain)

Perwatakan:

 Hanum: Secara langsung

 Rangga : Secara langsung

 Fatma : Secara langsung  Ayse : Secara langsung

 Selim : Secara langsung

 Imam Hashim : Secara tidak langsung  Natalie Dewan:Secara langsung

 Marion: Secara langsung

 Gomez: Secara langsung  Hasan: Secara langsung

 Sergio: secara langsung

 Luiz : Secara tidak langsung

 Ranti Tobing :Secara tidak langsung

 Latife : Secara langsung

 Oznur : Secara langsung  Ezra : Secara langsung

 Ibu-ibu dari Malaysia : Secara tidak langsung

 Stefan : Secara langsung

3. Latar/Setting :

Tempat:

(15)

-Tempat Kursus Bahasa Jerman -Bus

-Kahlenberg

-Gereja Saint Joseph -Kafe

-Restoran Der Wiener Deewan -Wien Stadt Museum

-Rumah Fatma -Fan Zone

-Vienna Islamic Centre -Schatzkammer

-Paris, Perancis -Dalam Pesawat -Mobil Marion -Saint Michel -Hotel

-Museum Louvre

-Jardin des Tuileries/Taman besar kota Paris -Le Grande Mosquee/Masjid Besar Paris -Notre Dame (Point Zero)

-Cordoba dan Granada -Kereta/stasiun

-Penginapan -Kedai

-Mezquita -Andalusia -Al-Hambra -Istanbul, Turki

-Sabiha Gokcen International Airport -Hagia Sophia

-Blue Mosque -TopKapi

Waktu:

Pagi,Siang, Malam

Suasana:

Menyenangkan, Menegangkan, Menyedihkan, Mengharukan, dan Bahagia

4. Plot/ alur : Maju Mundur, Dimulai dari perjalanan suami istri Rangga dan Hanum di Eropa, untuk mengunjungi negara-negara yang memiliki sejarah Islam seperti Wina Austria, Paris

Perancis, Cordoba dan Granada, dan Istanbul Turki. Dalam membahas sejarah agama Islam terdapat flash back atau mengulangi masa lalu.

5. Amanat :

1). Tuntutlah ilmu terutama ilmu Agama Islam baik ilmu sejarahnya maupun ilmu akhiratnya.

(16)

3). Jadilah pejuang Islam yang benar dan menjadi Agen Islam yang baik dengan berjihad dijalan yang Allah tanpa menggunakan kekerasan. 4). Bagikanlah ilmu yang kita miliki terutama mengenai ilmu Agama Islam. 5). Tebarkanlah salam, senyuman/keramahan dan kebaikan sebagai Agen

Islam yang baik.

6). Rajinlah bersedekah, tingkatkan keikhlasan dan kedermawanan karena untuk membersihkan diri kita dari perbuatan-perbuatan dosa yang telah diperbuat.

7). Hormati dan hargai umat agama lain dalam menjalankan ibadahnya masing-masing.

8). Persahabatan dapat membuat kita menjadi seorang yang lebih baik, carilah teman yang membuat kita menjadi muslim atau muslimah yang taat.

9). Islam mengajarkan kita untuk saling menyayangi, peduli dan saling membantu terutama kepada orang yang membutuhkan kita.

10). Tingkatkan Iman dan Ketakwaan kita atas kebesaran-kebesaran Allah Swt. yang telah menunjukkan kebesaran agama Islam di Eropa bahkan Dunia.

6. Sudut Pandang :Orang Pertama

7. Gaya Bahasa : Konotasi

Unsur Ekstrinstik:

1.

Biografi Pengarang

Hanum Salsabiela Rais (lahir di Yogyakarta, 12 April 1982; umur 32 tahun) adalah mantan presenter berita Reportase di Trans TV. Hanum merupakan putri dari Amien Rais. Ia menempuh pendidikan dasar Muhammadiyah di Yogyakarta hingga mendapat gelar Dokter Gigi dari

FKG Universitas Gajah Mada.

Kariernya menjadi jurnalis dan presenter di Trans TV. Ketika sang suami yang bernama Rangga Almahendra (dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM) melanjutkan kuliah di Eropa, Hanum memulai petualangannya di Eropa selama tinggal di Austria bersama suaminya Rangga Almahendra. Di sana, Hanum bekerja untuk proyek video podcast Executive Academy di WU Vienna selama 2 tahun. Ia juga tercatat sebagai koresponden detik.com bagi kawasan Eropa dan sekitarnya.

Tahun 2010, Hanum menerbitkan buku pertamanya berjudul Menapak

Jejak Amien Rais: Persembahan Seorang Putri untuk Ayah Tercinta. Sebuah

novel biografi tentang kepemimpinan, keluarga dan mutiara hidup.

Setelah itu, ia menerbitkan buku Berjalan di Atas Cahaya dan 99 Cahaya

di Langit Eropa yang kemudian diadaptasi menjadi film 99 Cahaya di

Langit Eropa dan 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2.

(17)

dasar hingga menengah di Yogyakarta kemudian berkuliah di Institut Teknologi Bandung, dan S2 di Universitas Gadjah Mada, keduanya lulus

cumlaude.

Memenangkan beasiswa dari pemerintah Austria untuk studi S3 di WU Vienna, Rangga berkesempatan berpetualang bersama isterinya

menjelajah Eropa. Pada tahun 2010 Ia menyelesaikan studinya dan meraih gelar doktor di bidang International Business & Management.

Saat ini ia tercatat sebagai dosen di Johannes Kepler University dan

Universitas Gadjah Mada. Rangga sebelumnya pernah bekerja di PT Astra Honda Motor dan ABN AMRO Jakarta.

Nilai- Nilai

Nilai Moral : Novel ini mengajarkan untuk menjadi seseorang yang bertindak tanpa menggunakan emosi/kekerasan, meningkatkan kesabaran, saling mengasihi/menyayangi, saling menghargai dan berbagi pengetahuan serta menjalin persahabatan yang positif. Nilai Sosial : Pada novel ini dicontohkan menanamkan keiikhlasan sebagai landasan memperoleh rezeki seperti Restoran ala Pakistan bernama Der Wiener Deewan yang menerapkan sistem “Makan sepuasnya, bayar seikhlasnya” untuk mengajarkan kedermawanan.

Nilai Kebudayaan: bahwa pada novel ini diceritakan orang Indonesia yang menemukan berbagai bukti kebudayaan-kebudayaan islam di Eropa

Nilai Religius : Novel ini berisi mengenai pelajaran sejarah

Referensi

Dokumen terkait

BAB IV ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN 4.1 Nilai-nilai Religius Islam dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang Berkaitan

Hasil penelitian ini adalah (1)Secara sosio-historis, karya-karya Hanum dan Rangga bernuansakan spritual dengan menjadikan Eropa sebagai objek kajiannya, (2) Telaah

Novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra (selanjutnya disingkat 99 CdLE) merupakan novel inspiratif, novel yang penuh

Rangga Almahendra adalah suami dari Hanum Salsabiela, sosok pria dengan karakter protagonis, romantis, pintar, rajin untuk beribadah, dan sosok pria yang sangat

Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra ini merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang perjalanan spiritual pengarang

Dari data kesantunan berbahasa dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, yang termasuk prinsip sopan santun maksim

Berdasarkan data yang telah diperoleh dalam penelitian ini “Transformasi Novel ke Film 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum salsabila dan Rangga Almahendra” dapat

Dari data kesantunan berbahasa dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, yang termasuk prinsip sopan santun maksim