• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 9 MENGANALISIS DAN MENGINTERPRETASIKAN DATA-DATA PENELITIAN KUALITATIF - Bab 9 ANALISIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 9 MENGANALISIS DAN MENGINTERPRETASIKAN DATA-DATA PENELITIAN KUALITATIF - Bab 9 ANALISIS"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 9

MENGANALISIS DAN MENGINTERPRETASIKAN

DATA-DATA PENELITIAN KUALITATIF

Menganalisis data kualitatif memerlukan pemahaman bagaimana menarik makna dari sebuah teks dan gambar sehingga kita bisa membangun jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam bab ini, kita akan mempelajari enam langkah dalam menganalisis dan menginterpretasi data kualitatif: menyiapkan dan mengorganisir data, menelusuri dan mengkode basis data, mendeskripsikan temuan-temuan dan membangun tema-tema, menyajikan dan melaporkan temuan, menginterpretasikan makna temuan, dan memvalidasi keakuratan temuan-temuan.

Pada akhir bab ini, anda diharapkan mampu:

 Menyebutkan langkah-langkah dalam melakukan analisis data kualitatif

 Mendeskripsikan bagaimana mengorganisasikan dan mentranskripsikan data kualitatif

 Membaca data secara keseluruhan dan membentuk kesan pertama tentang data teks

 Melakukan pengkodean sebuah transkrip atau teks fle  Mengembangkan deskripsi kualitatif yang rinci

 Menghasilkan tema-tema kualitatif

 Membangun gambaran visual yang merepresentasikan data  Membuat interpretasi kualitatif dari data

 Mengecek keakuran temuan dan interpretasi

(2)

transkrip tersebut, ia membuat beberapa catatan pinggir. Catatan-catatan ini berisi kesan pertamanya, seperti “siswa perlu melindungi diri mereka sendiri dengan senjata” atau “setiap orang membawa senjata”. Setelah membaca transkrip sekali lagi, Maria bertanya pada dirinya sendiri, “Apa-apa saja yang dikatakan oleh para siswa itu yang dapat menjawab pertanyaan penelitian saya?” Ia menyadari bahwa para siswa itu mendeskripsikan tempat di sekolah di mana mereka cenderung membawa senjata. Juga, dia mengetahui bahwa tema-tema atau pola-pola tertentu muncul dalam respon mereka. Ia mengelompokkan respon para siswa itu ke dalam lima tema berkenaan dengan pengalaman mereka membawa senjata di sekolah: perlindungan atas diri sendiri, kebiasaan membawa senjata, tempat menyembunyikan senjata, takut tertangkap tangan, dan sangsi bila tertangkap tangan. Ia membuat tabel yang menyarikan tema ini, dan ia catat bagaimana tema-tema ini mencerminkan atau berbeda dari pengalaman-pengalaman yang dilaporkan oleh peneliti-peneliti lain dalam kepustakaan. Ia juga membawa tema-tema tersebut ke dalam focussed group interview dengan beberapa siswa dan menanyakan kepada mereka apakah ia secara tepat mengidentifkasi pengalaman-pengalaman mereka tersebut.

BAGAIMANA ANDA MENGANALISIS DATA KUALITATIF?

(3)

dan tema tentang fenomena umum. Mari kita cermati beberapa karakteristik dari proses ini secara lebih rinci.

 Bentuknya induktif, mulai dari data-data spesifk atau rinci (seperti transkripsi atau catatan-catatan yang telah diketik dari wawancara) terus ke kode-kode atau tema-tema yang bersifat umum. Dengan mempedomani kerangka ini, kita akan terbantu memahami bagaimana peneliti kualitatif melahirkan tema-tema umum yang berasal dari basis data yang rinci dan beragam. Walaupun analisis awal terdiri dari pemilahan-pemilahan data (hal ini akan dibicarakan lagi ketika membicarakan pengkodean data), tujuan akhirnya adalah menghasilkan gambaran yang lebih luas cakupannya dan terkonsolidasi (Tesch, 1990).

 Ini mencakup proses analisis yang simultan sementara pengumpulan data masih juga berlangsung. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan dan analisis data (dan barangkali juga penulisan laporan) merupakan kegiatan yang simultan. Apabila anda mengumpulkan data, anda pada waktu yang sama juga menganalisis informasi lain yang sebelumnya telah dikumpulkan, untuk mencari gagasan-gagsan umum. Prosedur ini berbeda dari pendekatan-pendekatan tradisional (penelitian kuantitatif), dimana pengumpulan data dilakukan sebelum analisis data.

 Tahapannya juga iteratif, artinya siklus pengumpulan data dan analisis data terjadi ulang alik. Dalam penelitian kualitatif, anda mungkin mengumpulkan cerita-cerita dari individu-individu tertentu dan kemudian kembali lagi untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi untuk mengisi kesenjangan yang terdapat dalam cerita mereka tersebut sementara analisis tentang cerita mereka itu sedang berlangsung.

(4)

datanya, ia mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang informasi yang diberikan oleh para partisipan.

 Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat hanya satu pendekatan yang diterima dalam analisis data, walaupun ada beberapa petunjuk untuk proses ini (lihat Dey, 1993, Miles dan Huberman, 1994). Ia merupakan proses yang eklektif.

 Penelitian kualitatif adalah penelitian interpretatif yang bermakna bahwa si peneliti membuat personal assessment (asesmen pribadi) terhadap suatu deskripsi yang cocok untuk situasi atau tema yang menggambarkan kategori-kategori informasi yang utama. Interpretasi yang dibuat oleh si peneliti berkenaan dengan sesuatu transkrip, misalnya, berbeda dari interpretasi yang dibuat oleh orang lainnya. Ini tidak berarti bahwa interpretasi yang dibuat oleh si peneliti itu lebih baik atau lebih akurat; ini semata-mata berarti bahwa si peneliti membawa perspektifnya sendiri dalam memberikan interpretasi.

BAGAIMANA ANDA MENYIAPKAN DAN MENGORGANISASIKAN DATA-DATA UNTUK ANALISIS?

Persiapan awal dari data untuk dianalisis memerlukan pengorganisasian informasi yang bertumpuk-tumpuk itu, mengubahnya dari data-data berbentuk lisan, tulisan menjadi fle yang sudah diketik dan menentukan apakah data-data itu akan dianalisis secara manual atau dengan komputer.

Mengorganisasikan Data

(5)

yang berdurasi 30 menit sering menghasilkan sekitar 20 halaman transkrip diketik satu spasi. Dengan data sebanyak ini, mentranskripsikan dan mengorganisasikan informasi memerlukan suatu sistem pengorganisasian yang bisa mengambil beberapa bentuk seperti:

 Mengembangkan matriks atau tabel tentang sumber yang dapat digunakan membantu mengkategorikan bahan (lihat tabel dalam penelitian kualitatif gunman incident, (Asmussen & Creswell, 1995);

 Mengorganisasikan bahan-bahan atas dasar tipe: semua wawancara, semua observasi, semua dokumen, dan semua gambar atau bahan-bahan visual lainnya; sebagai alternatif kita juga mengorganisasikannya atas partisipan, situs, lokasi, atau kombinasi dari kesemuanya ini.

 Simpan duplikat kopi dari semua bentuk data. Mentranskripsikan Data

(6)

padat karya dan kita perlu mengalokasikan waktu yang banyak untuk itu.

Mentranskripsikan adalah proses mengubah rekaman audio atau catatan lapangan menjadi data berbentuk teks. Figue 9.2 mencantumkan daftar kegiatan yang disarankan untuk dilakukan dalam wawancara yang direkam diihat dari sisi orang yang mentranskripsikan (transcriptionist). Kita boleh menggunakan transcriptionist untuk mengetikkan fle-fle berbentuk teks atau kita pun boleh mentranskripsikannya langsung. Apapun, untuk data-data yang bersumber dari wawancara, si transcriptionist memerlukan peralatan khusus guna membantunya membuat transkrip. Peralatan ini terdiri dari sebuah mesin yang memungkinkan dia memulai dan menyetop pita rekaman atau memainkannya sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Berikut adalah beberapa petunjuk untuk memfasilitasi sebuah transkrip:

 Buat garis pinggir sekitar 2 inci pada kedua sisi dokumen teks sehingga memungkinkan kita membuat catatan pinggir pada saat melakukan analisis.

 Beri jarak antara komentar si pewawancara dan komentar orang yang diwawancarai. Ini akan memungkinkan kita membedakan secara jelas antara keduanya pada saat melakukan analisis.

(7)

 Gunakan judul (heading) yang lengkap dan rinci berisikan informasi tentang wawancara atau bahagian dari observasi. Judul-judul protokol wawancara dan observasi pada Bab 8 memperlihatkan tipe isi (materi) yang dimasukkan dalam sebuah transkrip.

 Transkripsikan semua kata-kata, dan ketikkan kata “jeda” untuk menyatakan bahwa orang yang diwawancarai memerlukan waktu yang relatif lama memberikan komentar/jawabannya. Tanda-tanda jeda ini bisa jadi memberikan informasi yang berguna tentang jumlah kali orang yang diwawancarai tidak bisa memberikan respon terhadap pertanyaan yang diajukan. Kita juga bisa merekam aktivitas lainnya yang terjadi selama wawancara. Contoh, ketikkan “tertawa” ketika orang yang diwawancarai tertawa, “telepon berbunyi” untuk menyataan adanya telepon masuk yang mengiterupsi wawancara, atau “tak terdeangar apa-apa” untuk menyatakan bahwa transcriptionist tidak dapat menentukan apa yang sedang dikatakan. Secara umum, mentranskripsikan semua kata-kata akan memberikan data yang mengungkapkan semua rincian tentang sesuatu wawancara.

Menganalisis secara Manual atau dengan Komputer

(8)

teks kemudian merekatkannya ke dalam kartu-kartu. Beberapa orang peneliti kualitatif senang menganalisis semua data-datanya scara manual. Analisis secara manual mungkin disenangi apabila kita:

 Menganalisis data base yang kecil (seperti kurang dari 500 halaman transkrip atau catatan lapangan) dan fle-flenya bisa dengan mudah ditelusuiri serta lokasi teks-teks itu mudah diakses.

 Tidak merasa nyaman menggunakan komputer atau belum tahu bagaimana menggunakan perangkat/program-program komputer untuk menganalisis data kualitatif.

 Ingin lebih dekat dengan data dan memiliki rasa nyaman dengan data-data tersebut tanpa ada campur tangan mesin.  Memiliki waktu untuk menganalisisnya secara manual

karena analisis secara manual merupakan kegiatan yang padat karya mulai dari mensortir, mengorganisasikan dan mencari kata-kata dalam sebuah data base.

Bagi orang-orang lain yang memiliki minat lebih besar terhadap teknologi, dan punya waktu untuk mempelajari program-program komputer, analsisis dengan komputer merupakan pilihan yang ideal. Analisis data kualitatif dengan komputer bermakna bahwa para peneliti menggunakan program komputer untuk memfasilitasi proses memasukkan data-data ke dalam komputer (storing), menganalisis dan mensortir data-data. Dengan perkembangan program-program komputer, kita memiliki pilihan apakah mengkode secara manual atau menganalisis dengan komputer. Kita bisa mendasari keputusan kita atas beberapa faktor. Gunakan program komputer apabila:

(9)

 Kita sudah terlatih dengan baik menggunakan prgram komputer dan merasa nyaman menggunakan komputer  Kita memiliki sumber daya untuk membeli program

komputer atau bisa memiliki akses terhadap program tersebut

 Kita perlu memeriksa dengan teliti setiap kata atau kalimat guna mendapatkan kutipan-kutipan atau makna dari teks sesuai dengan keperluan penelitian kita.

Gunakan program komputer kualitatif

Program komputer kualitatif tidak menganalisis data untuk kita. Walaupun demikian, program komputer tersebut menyediakan beberapa fasilitas yang memfasilitasi data analisis. Program komputer untuk mengnalisis data kualitatif adalah program yang memungkinkan kita menyimpan dan mengorganisasikan data, dan memberikan label atau kode terhadap data-data penelitian kita, dan memfasilitasi pencarian data-data tertentu serta menentukan lokasi dari suatu teks atau kata-kata.

Prosedur Penggunaan Program-program atau Perangkat Lunak Prosedur umum penggunaan program atau perangkat lunak itu adalah sebagai berikut:

1. Ubah a word processing fle menjadi text fle (fle berbentuk teks) atau import word processing fle secara langsung ke dalam program komputer. Word processing fle itu akan menjadikan wawancara, catatan lapangan, atau teks-teks lainnya seperti dokumen hasil dari scanning, sudah tertranskripsikan.

2. Pilih program komputer yang akan digunakan. Program tersebut harus memiliki fasilitas yang bisa menyimpan data, mengorganisasikan data, memberikan label atau kode , dan mencari data.

(10)

4. Baca fle itu secara keseluruhan dan tandai kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf yang berisikan gagasan-gagasan yang mengacu pada apa-apa yang dikatakan oleh para partisipan di dalam teks.

5. Berikan label/ kode untuk setiap teks yang sudah diblok. Lanjutkan proses menandai teks dan memberi label/kode untuk keseluruhan text fle.

6. Setelah memblok dan memberikan label/kode terhadap teks, cari semua teks yang cocok/sesuai dengan masing-masing kode tersebut, dan buat print out nya.

7. Gabungkan kode-kode (label-label) ini menjadi hanya beberapa tema pokok, atau kategori, dan masukkan juga bukti-bukti yang mendukung masing-masing kategori tersebut.

Karakteristik Utama dari Program-program atau Software

(11)

perangkat lunak program-program lainnya seperti mengeksport-nya ke SPSS atu mengimportnya dari spredsheet).

Program-program Khusus yang Tersedia

Untuk memilih sebuah program perangkat lunak, anda perlu meneliti karakteristik tertentu yang dimiliki oleh program tersebut. Contoh yang baik dari perangkat lunak analisis data kualitatif yang tersedia secara komersial adalah melalui www.sagepub.com. Ringkasan singkat dari program tersebut antara lain adalah :

Atlas.ti. program PC windows memungkinkan anda

mengorganisasikan fle-fle data berbentuk teks, grafk, audio video bersama-sama dengan pengkodean, memo dan temuan-temuan dalam sebuah poyek atas sebuah kegiatan. Selanjutnya, anda bisa mengkode, memberikan anotasi, dan membandingkan segmen-segmen informasi. Anda bisa secara cepat mencari memanggil, dan menjelajahi semua segmen-segmen data dan catatan yang relevan bagi sebuah gagasan dan yang terpenting membangun jaringan-jaringan unik yang memungkinkan anda terhubung secara visual ke tulisan-tulisan tertentu, memo-memo dan kode-kode dalam sebuah peta konsep. Program ini tersedia dari Scientifc Software Development (www.atlasti.com).

Ethnograph. Ethnograph hanya untuk PC Windows saja adalah

(12)

lapangan, atau respon-respon survei terbuka, atau dokumen-dokumen berbentuk teks lainnya. Program ini tersedia melalui Qualis Research, www.qualisresearch.com.

HyperRESEARCHTM. Program ini tersedia untuk Windows atau

Macintosh. Program ini mudah digunakan sebagai perangkat lunak kualitatif yang memungkinkan anda mengkode dan memanggil kembali membangun teori dan melakukan analisis terhadap data-data anda. Sekarang, dengan adanya multimedia yang canggih HyperRESEARCHTM ini memungkinkan anda untuk bekerja dengan teks, grafk, audio dan sumber-sumber video, menjadikannya alat analisis penelitian yang bermanfaat. HyperRESEARCHTM adalah program analisis data yang solid dalam rangkat memberi kode dan memanggil kembali dengan kemampuan-kemampuan tambahan yakni membangun teori yang diberikan oleh Hypothesis Tester. Program ini yang dikembangkan oleh Research Ware, tersedia melalui www.scolaria.com.

MAXqda. Program Windows PC ini merupakan alat yang hebat

(13)

dan paket-paket statistik lainnya. Program ini dikembangkan oleh Udo Kuckartz dari Jerman, tersedia melalui www.maxqda.com.

Nvivo. Program perangkat lunak ini juga tersedia untuk Windows

PC, ia mengkombinasikan manajemen yang efsien untuk data-data yang tidak terstruktur dan non-numeric dengan proses yang hebat untuk melakukan pengindeksan, pencaharia, dan berteori. Dirancang oleh para peneliti daam rangka menjadikan data-data yang rumit itu masuk akal. Nvivo menawarkan alat yang bisa melakukan pengkodean dengan cepat melalui eksplorasi dan manajemen serta analisis. Terutama sekali bermanfaat bagi kemampuan program untuk menciptakan matriks-matriks data teks untuk perbandingan. Ia juga memberikan kategori-kategori pemetaan visual yang diientifkasi dalam penelitian anda. Nvivo tersedia disini www.qsrinternational.com.

BAGAIMANA ANDA MENELUSURI DAN MENGKODE DATA DALAM ANALISIS

Setelah anda mengorganisasikan dan menstranskripsikan data serta menentukan apakah akan menganalisisnya secara manual atau dengan menggunakan komputer, datanglah saatnya anda memulai analisis data. Ini terdiri dari kegiatan penelusuran data dan mengembangkan kode sebagai langkah pertama.

Penelusuran data untuk mendapatkan gambaran umum

(14)

berulang-ulang”. Telusuri rincian informasi yang ada, upayakan untuk memahami wawancara secara keseluruhan sebelum dipilah-pilah ke dalam bahagian-bahagian”(hal 103). Penulisan memos pada halaman pinggir catatan lapangan, transkrip, atau di bawah foto akan membantu proses penelusuran awal terhadap data. Memo-memo ini dibuat dalam ungkapan-ungkapan, ide-ide, konsep-konsep pendek yang timbul di dalam pikiran anda.

Dalam penelitian kualitatif tentang “gunman incident”, Asmussen & Crewell, 1995) mengumpulkan berbagai bentuk data sebagaimana diperihatkan oleh matriks Tabel 1 tentang tipe-tipe pengumpulan data serta sumber data (lihat paragraf 11). Untuk mulai membangun pemahaman tentang informasi yang berbagai ragam ini, mereka menghabiskan banyak waktu mengkaji semua dokumen dan transkrip. Walaupun mereka secara khusus telah melaporkan proses ini (misalnya paragraf 12), mereka juga meninjau catatan-catatan lapangan yang diperoleh dari observai, wawancara, surat-surat kabar, dan videotape yang direkan dari TV guna mendapatkan bacaan awal tentang reaksi kampus terhadap insiden tersebut.

PENGKODEAN DATA

Proses selanjutnya dalam menganalisis teks (atau gambar) dimulai dengan pengkodean data. Pengkodean adalah proses memilah-milah dan memberikan label pada teks dalam rangka memperoleh informasi dan tema-tema umum yang terkandung di dalam data. Walaupun tidak ada petunjuk tentang pengkodean data, beberapa ilmuwan menyepakati prosedur umum (lihat Creswell, 2003; Tesch, 1990).

(15)

atau gambar, memberi masing-masing segmen itu label berupa kode, mengecek masing-masing kode tersebut apakah ada yang tumpang tindih atau redundant (pengulangan), dan kemudian memadukan kode-kode tersebut menjadi tema-tema umum. Ini merupakan proses induksi dalam rangka menyortir data menjadi beberapa tema saja. Dalam proses ini juga kita memilih data-data yang spesifk untuk digunakan dan meninggalkan data-data lainnya yang tidak secara khusus memberikan dukungan atau bukti terhadap tema-tema.

Ada beberapa langkah yang dikuti dalam mengkode data. Walaupun sebenaranya tidak ada prosedur yang sudah baku, tapi Tesch (1990), dan Creswell (2003) menyarankan langkah-langkah berikut:

(1) Dapatkan sebuah pemahaman umum. Baca semua transkrip data secara cermat. buat catatan di pinggir ketika muncul beberapa ide di kepala.

(2) Ambil sebuah dokumen (hasil wawancara, atau catatan lapangan). Pilih yang paling menarik, paling pendek, atau yang berada di onggokan data (fle) yang paling atas. Telusuri dokumen tersebut, ajukan pertanyaan “Apa yang dibicarakan orang ini? “ Cari makna yang tersirat dan tuliskan di pinggir dalam bentuk dua atau tiga kata dan lingkari.

(3) Mulai proses ini dengan mengkode dokumen. Termasuk ke dalam proses ini adalah mengidentifkasi segment-segmen teks, tandai dengan tanda kurung, dan beri kode berupa kata atau frasa yang secara tepat mendeskripsikan makna dari segment teks tersebut. Kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf yang secara tepat terkait dengan sebuah kode disebut “text segment”. Kode adalah label yang digunakan untuk mendeskripsikan satu segment dari teks atau gambar (image). Kode-kode ini bisa melambangkan banyak topik seperti daftar di bawah ini (lihat Bogdan & Biklen, 1998):

(16)

 Perspektif yang dipegang oleh partisipan (pembelajar yang jelek)

 Cara berpikir partisipan tentang orang dan objek anak-anak yang bermasalah)

 Proses-proses seperti mengganggu di dalam kelas  Aktivitas seperti siswa duduk dengan tenang

 Strategi-strategi seperti guru menjelaskan/memberi sitirahat  Hubungan dan struktur sosial seperti siswa berbicara satu

sama lainnya

Seperti terlihat dari contoh-contoh ini, anda bisa memberikan kode dalam bentuk kata-kata yang digunakan partisipan (seperti perspektif siswa tentang siswa lainnya (poor students) yang disebut kode in vivo. Kode-kode tersebt bisa juga dinyatakan dengan menggunakan istilah-istilah standar dalam dunia pendidikan seperti peneliti yang mengacu pada “ruang kelas” atau ungkapan dengan menggunakan kata-kata sendiri (pernyataan tentang “siswa berbicara satu sama lain”. Anda tak perlu mengkode setiap kalimat atau memberikan kode ganda (multple codes) untuk setiap kalimat. Alih-alih gunakan lean coding, yakni pemberian beberapa kode saja untuk keseluruhan manuskript pada kali pertama anda menelusuri manuskript tersebut. Contoh, untuk 20 halaman manuskript, anda mungkin hanya memerlukan 10 sampai 15 buah kode pertama kali anda menganalisis manuskript tersesebut. Dengan cara begini, anda bisa memperkecil jumlah kode untuk tema-tema umum; jika tidak demikian, pekerjaan anda akan sangat rumit dan jumlah kodenya akan banyak sekaii.

(17)

antara 25 can 30. Usahakan untuk tidak mengkode berkelebihan (overcode) karena jumlah tema juga tidak akan banyak.

(5)Ambil daftar kode tersebut dan lihat data kembali. Uji coba rancangan awal skema pengorganisasian data ini untuk melihat apakah ada tema-tema baru yang muncul. Lingkari kutipan-kutipan para partisipan yang mendukung kode-kode tersebut. (6) Kurangi jumlah kode sehingga cukup memperoleh lima sampai

tujuh buah tema atau deskripsi seting atau deskripsi partisipan. Tema (disebut juga kategori) adalah kumpulan beberapa kode yang membentuk gagasan utama yang terdapat dalam data base. Identifkasi ke lima atau tujuh tema tersebut dengan jalan meneliti kode-kode yang melambangkan segala sesuatu yag paling sering dibicarakan oleh partisipan dan yang unik dan serta mencengangkan, atau memiliki bukti atau dukungan yang paling banyak, atau segala sesuatu yang anda harap-harapkan ketika mempelajari fenomena ini. Alasan kenapa jumlah kode tersebut harus kecil adalah bahwa menulis laporan penelitian kualitatif dengan memberikan informasi yang rinci tentang tema yang jumlahnya sedikit jauh lebih baik dari memberikan informasi yang bersifat umum tentang tema yang jumlahnya banyak. Sebuah deskripsi dalam penelitian kualitatif adalah rincian informasi tentang orang, tempat, atau peristiwa pada sebuah seting. Kode yang menggambarkan ruang kelas di mana proses belajar mengajar terjadi yang mungkin anda gunakan dalam penelitian pengajaran antara lain adalah “seating arrangement” (pengaturan tempat duduk), “teaching approach” (pendekatan dalam pembelajaran), atau “lay-out sebuah ruang kelas” guna pendeskripsikan sebuah kelas di mana proses belajar mengajar berlangsung.

(18)

mana para siswa membawa senjata di sekolah? Seandainya anda menganalisis data tentang para siswa yang membawa senjata, sebahagian dari analisis tersebut misalnya terkait dengan deskripsi tentang lokasi di mana para siswa membawa senjata di pekarangan sekolah. Anda mungkin perlu mengidentifkasi beberapa diantara tempat seperti ini, mulai dari “locker”, atau tempat parkir. Apalagi kira-kira yang muncul di kepala?

BAGAIMANA MENGGUNAKAN KODE UNTUK MEMBANGUN DESKRIPSI DAN TEMA

Dari Diagram 9.5 anda bisa melihat bahwa saya mulai berpikir tentang tema umum yang muncul dari data saya. Dalam penelitian kualitatif, kita perlu menganalisis data-data penelitian dalam rangka mencarikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Proses ini mencakup meneliti data secara rinci untuk mendeskripsikan apa yang anda pelajari dari data-data yang ada, mengembangkan tema-tema atau kategori-kategori umum dari gagasan-gagasan yang muncul dari data-data tersebut. Kegiatan mendeskripsikan dan mengembagkan tema-tema dari data terdiri dari menjawab pertanyaan umum penelitian dan membangun pemahaman yang mendalam tentang fenomena pokok melalui pengembangan deskripsi dan tema. Tidak semua penelitian kualitatif mencakup pengembangan deskripsi dan tema, akan tetapi semua penelitian mencakup paling tidak- tema. Dimulai dari tema, kita kemudian menelusuri apa yang ingin diwujudkan, bagaimana kita menggunakannnya, dan bagaimana wujudnya nanti dalam laporan penelitian.

Deskripsi

(19)

data akan lebih mudah. Pada beberapa bentuk penelitian kualitatif seperti etnograf dan/ atau studi kasus, si peneliti memberikan deskripsi tentang seting. Memberikan deskripsi secara rinci merupakan hal yang penting dan ini diperoleh dari analisis data dari semua sumber (wawancara, observasi, dokumen) untuk membangun potret individu dan peristiwa. Untuk mendeskripsikan sebuah peristiwa, si peneliti memerlukan informasi tentang “Apa yang terjadi terhadap seting?” seperti dalam studi kasus “gunman incident” (Asmussen & Crewell, 1995).. Atau si peneliti boleh jadi perlu mendeskripsikan individu melalui pertanyaan seperti “Kayak apa sih individu tersebut?”. Untuk membuat deskripsi tentang sesuatu tempat, pertanyaan mungkin adalah “Kayak apa sih tempat ini?”, atau “Di mana sih di sekolah ini siswa membawa senjata?”.

Dalam memberikan informasi yang rinci, sebuah deskripsi bisa membawa si pembaca ke situs penelitian atau membantu si pembaca memvisualisasikan individu. Dan ini memerlukan pengalaman dan latihan untuk bisa mendeskripsikan suatu seting secara rinci. Contoh, perhatikan dua buah ilustrasi berikut dan lihat perbedaannya dalam derajat kerinciannya.

Contoh yang jelek: Para pekerja membangun gedung pendidikan itu tiga lantai.

Contoh yang agak baik: Ketika gedung pendidikan itu sedang dibangun, balok-balok besi saling bersilangan dan tersambung satu sama lainnya. Sebuah derek raksasa mengangkat balok-balok besi itu dengan kabel-kabel besi yang diikatkan kuat dan ketat di sekelingnya. Seorang pekerja yang berada di bawah balok besi tersebut itulah yang membantu mengikatnya. Ketika kami mengamati, balok besi tersebut berayun-ayun ke sana ke mari. Kami cemas kalau-kalau si operator derek itu tidak mengikatkan balok besi itu secara kuat dan ketat. Kalau itu benar, coba bayangkan marabahaya apa yang akan terjadi. Tapi untung, balok besi tersebut mendarat secara aman di tempat yang telah ditentukan.

(20)

Ia mengaduk bahan-bahan dalam sebuah baskom; tepung tertumpah dan terjiprat ke meja dan ke lantai. Saya harus membersihkan itu semua nanti dan saya kira... Mentega menggelembung dan meletup-letup di kuali ... Ia

Dengan membaca cerita pendek yang hidup atau menelisik penelitian-penelitian kualitatif, anda akan bisa menemukan ilustrasi-ilustrasi di mana penulisnya menggunakan deskripsi rinci untuk menggambarkan pengalaman-pengalaman biasa (seperti pembuatan kue serabi) dan mengantarkan anda ke seting itu sehingga anda hampir-hampir merasakan situasi yang digambarkan.

Ambil sebuah ilustrasi yang sudah anda baca—tulisan deskriptif dalam studi kasus “gunman incident” (Asmussen & Creswell, 1995). Diagram 9.6 melaporkan peristiwa yang terjadi dua minggu setelah insiden “gunman” itu terjadi di kampus. Pembicaraan tentang peristiwa ini memperlihatkan beberapa ciri dari deskripsi yang yang mungkin bisa anda manfaatkan dalam deskripsi atau cartatan-catatan kualitatif atau dalam sebuah laporan penelitian yang dipublikasikan. Tabel tersebut menunjukkan:

 Tuisan tersebut dimulai dari menyebutkan kota Midwestern dan menukik ke kampus, kemudian ke ruang kelas, dan akhirnya ke insiden itu sendiri. Deskripsi umum-ke –khusus ini membantu pembaca memahami konteks atau tempat dari insiden dan memberikan gambaran tempat “yang sebenarnya” di mana tragedi ini terjadi.

 Para pengarang berusaha menggunakan rincian yang hidup untuk mencitakan deskripsi itu. Kita tahu, misalnya, bahwa senjata itu adalah senjata semi otomatik yang digunakan pada pertempuran militer di Korea dan tepatnya berapa banyak peluru yang dapat diisikan ke dalam senjata tersebut.

(21)

yang berorientasi gerakan. Pelaku dalam “gunman incident” tidak keluar dari bangunan tapi ngeloyor pergi begitu saja.

 Para pengarang tidak membuat interpretasi atau mengevaluasi situasi tersebut – mereka semata-mata melaporkan “fakta” sebagaimana yang mereka lihat dari sumber-sumber data. Majalah “Times” mengilustrasikan rincian dari terjadinya persitiwa ini secara khusus.

 Tulisan tersebut berisikan juga kutipan-kutipan guna memberikan penekanan dan realisme peristiwanya. Kutipan-kutipan ini pendek, bahkan hanya satu kata (misalnya “terganggu”). Bisa juga lebih panjang, yakni berupa ungkapan pendek atau kalimat pendek, akan tetapi dalam sebuah artikel pendek, para penulisnya harus memikirkan ruang yang tersedia untuk menarasikannya dan biasanya menggunakan kutipan-kutipan itu sependek mungkin. Tema

Disamping deskripsi, penggunaan tema adalah cara lain menganalisis data kualitatif.

Karena tema merupakan kode-kode yang sama yang secara agregatif membentuk sebuah gagasan pokok yang ada dalam data base, makanya tema menjadi unsur pokok dalam analisis data kualitatif. Sama halnya dengan kode, tema-tema ini memiliki label yang pada dasarnya tidak lebih dari dua sampai empat buah kata (misalnya “penolakan”, perencanaan kampus”).

Melalui analisis data awal, anda mungkin memerlukan 30 sampai 50 kode. Pada tahap-tahap selanjutnya kode ini berkurang dan menjadi 5 sampai 7 buah tema utama melalui proses pengurangan reduplikasi dan pengulangan-pengulangan yang tidak perlu. Ada beberapa jenis tema; para penulis biasanya mengidentifkasi sebagai berikut:

(22)

Tema-tema yang tak biasa: tema-tema yang kemunculannya tak terduga selama penelitian (misalnya “kebijakan penggunaan tembakau di sekolah”);

Tema-tema yang sukar diklasifkasin: tema-tema yang berisikan gagasan-gagasan yang tidak mudah dimasukkan pada satu tema atau tumpang tindih dengan tema-tema lainnya (misalnya “para siswa ngumpul-ngumpul di taman?);

Tema-tema utama dan tema-tema minor: tema-tema yang merepresentasikan gagasan utama dan gagasan-gagasan minor atau sekunder yang terdapat di dalam data base. Contoh, sebuah tema mungkin berupa: “upaya untuk berhenti merokok”; tema minornya adalah “reaksi fsik”, “tekanan dari teman sejawat untuk terus merokok”, atau “mulai dan berhenti”; Boleh jadi akan sangat bermanfaat bila kita mengkaji tema-tema yang muncul selama analisis data. Diagram 9.7 merupakan bahagian dari pembicaraan tema “safety” (keselamatan) yang ditemui dalam studi kasus “gunman incident” (Asmussen & Crewell, 1995). Anda mungkin menganggap tema “keselamatan” adalah tema biasa karena kita melihat hal itu terjadi di kampus. Beberapa partisipan menyebut-nyebut tema ini, sehingga si peneliti memilih tema tersebut dan menggunakannya :kata-kata” si partisipan. Para peneliti menganlisis data-datanya dari perspektif ganda tentang tema “keselamatan” ini. Istilah “perspektif ganda” bermakna bahwa anda memberikan beberapa pandangan dari individu-individu dan sumber-sumber data yang berbeda sebagai bukti yang mendukung sesuatu tema. Perspektif ganda, anda mungkin masih ingat pada Bab 2, merupakan konsep penting ketika kita memberikan makna terhadap kompleksitas suatu fenomena dalam penelitian kualitatif. Dalam tulisan ini, misalnya, para peneliti melaporkan dari perspektif:

 Kepala bahagian kemahasiswaan

(23)

 Para pejabat keamanan kampus

 Kantor pelayanan bimbingan dan psikologi  Guru besar di kampus

Memperhatikan bahwa para peniliti memiliki satu tema utama dan beberapa sub tema yang bergayut pada tema pokok merupakan suatu hal yang bermanfaat. Bila didiagramkan, pengembangan tema akan seperti berikut:

Tema utma : keselamatan

Sub tema : keselamatan mahasiswa di dalam ruangan kelas, jenis-jenis pelayanan.

Akhirnya, untuk memperlihatkan realitas, para peneliti mencantumkan kutipan-kutipan singkat wawancara dan berita-berita di koran.

Tulisan yang kita bicarakan di atas tidak memasukkan satu unsur lain dari pengembangan tema. Penggambaran yang realistik dari suatu informasi tidak hanya bersifat satu pihak. Dalam upaya mendapatkan gambaran tentang situasi yang kompleks, peneiiti kualitatif perlu juga menganalisis data untuk mencari bukti yang kontradiktif (contrary evidence). Contrary Evidence adalah informasi yang tidak memberikan dukungan atau konfrmasi bagi sebuah tema dan memberikan informasi yang malah bertentangan. Kayak apakah tema ini ? Seandainya para peneliti dalam studi kasus “gunman incident” mencari bukti seperti ini, mereka boleh jadi menemukan bahwa beberapa orang mahasiswa sebenarnya merasa “aman”

(24)

ini juga berupa pernyataan subjektif yang oleh hampir semua peneliti kualitatif disadari. Dalam pengembangan tema “upaya-upaya untuk berhenti merokok” misalnya, si peneliti membuat kesimpulan dari wawancara yang ekstensif dengan para siswa yang memiliki kebiasaan merokok. Ia menemukan bukti melalui contoh-contoh spesifk dan kutipan-kutipan yang menggambarkan tema tersebut, dan ketika ia membolak balik transkripsi wawancara, tidak ada lagi informasi baru yang muncul pada saat ia membaca dan mengulang membaca lagi transkripsi wawancara. Dengan demikian, ia menyimpulkan ia sudah sampai pada titik jenuh untuk tema dimaksud. Apabila hal ini dicek lagi dengan partisipan (lihat pembiacaran tentang validasi keakuratn temuan-temuan penelitian pada bahagian selanjutnya dari bab ini), dalam rangka melakukan validasi, ternyata hal tersebut benar adanya. Tingkat dan tema yang saling terkait

Anda akan melihat bahwa banyak diantara penelitian kualitatif berhenti pada tataran laporan berbentuk deskripsi dan tema. Walaupun demikian, anda bisa menambah kelebihan dan wawasan bagi penelitian anda dengan jalan membuat tema-tema itu bertingkat atau terkait satu sama lainnya.

Membuat tema-tema bertingkat

(25)

feenomena yang diteliti. Jumlah lapis bervariasi dari dua sampai empat atau bahkan lima. Mengenal lapis-lapis ini akan membantu kita memahami penggunaan lapis dalam layered qualitative analysis (analisis kualitatif berlapis).

Beberapa pelapisan terjadi, misalya, di dalam studi kasus “gunman incindent” (Asmussen & Creswell, 1995), walaupun para pengarangnya tidak secara khusus mengacu pada prosedur analisis ini. Perhatikan Figre 9.8, yang memperlihatkan bahwa para pengarang menggunakan empat lapis termasuk data base sebagai satu lapis. Para pengarang mengumpulkan data-data dari beberapa sumber (lapis 1) dan menganalisisnya dalam rangka membuat desrikripsi tentang peristiwa-peristiwa (lapis 2). Dari deskripsi ini mereka membangun lima tema (lapis 3) dan mengkombinasikan tema-tema ini menjadi dua buah perspektif umum (lapis 4). Mengenal bagaimana pelapisan terwujud akan membantu anda melihat bagaimana para pengarang memulai analisisnya dengan menggunakan detail (rincian) dan terus mengembangkan tema-tema yang lebih bersifat umum dalam analisis mereka.

Tema-tema yang saling tekait

Pendekatan analisis tematik kedua mengaitkan tema-tema yang ada. Tema-tema yang saling terkait bermakna bahwa si peneliti mengaitkan tema-tema dalam rangka memperlihatan kronologi atau urutan peristwa, seperti ketika si peneliti berupaya menarik suatu model konseptual atau teoritis. Contoh, lihat Diagram 9.9. Di sini kita melihat sampel diagram dalam kuaitatif “grounded theory” (Creswell & Brown, 1992). Si peneliti

(26)

tema di dalam masing-masing kotak pada diagram itu. Disamping itu, anak panah memperlihatkan kaitan antara masing-masing kotak. Dalam urutan seperti ini, proses peningkatan kemampuan dosen melakukan penelitian terkait dengan jenis isu tentang dosen (seperti memulai kegiatan penelitian), rambu-rambu bahwa penelitian itu penting (seperti yang dicanangkan oleh ketua jurusan), konteks yang terkait dengan tahapan pengembangan karir dosen (seperti tahap awal), dan konteks kelembagaan yang lebih luas, seperti manfaatnya bagi jurusan. Ia juga mencakup startegi-strategi khusus yang digunakan oleh ketua jurusan (jurusan sebagai penyedia), dan outcome dari penggunaan strategi tersebut (misalnya terlampau awal untuk bisa ditentukan). Singkatnya, proses ini memperlihatkan jaringan peristiwa atau kegiatan yang saling terkait dalam upaya yang dilakukan oleh ketua jurusan guna meningkatkan kinerja para dosen dalam penelitian.

BAGAIMANA MENAMPILKAN DAN MELAPORKAN TEMUAN?

Setelah data-data diberi kode, kemudian menganalisnya untuk membuat deskripsi dan menemukan tema-tema, serta membangun lapis-lapis tema dan mengait-ngaitkannya, nah tibalah saatnya anda melaporkan temuan-temuan anda sesuai dengan pertanyaan penelitian. Temuan-temuan tersebut perlu ditampilkan dalam bentuk tabel dan Diagrams dan mengembangkan narasi untuk menjelaskan apa yang anda temukan sebagai respon terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian anda.

Menampilkan temuan-temuan penelitian

(27)

Membuat tabel perbandingan: Ciptakan visual image dari informasi dalam bentuk tabel perbandingan (lihat Spradley, 1980 b) atau sebuah matriks, tabel yang membandingkan beberapa kelompok dalam satu tema (pria dan wanita dalam hal “keamanan”, lihat Miles & Huberman, 1994 untuk contoh-contoh tambahan. Dalam penelitian kualitatif berkenaan dengan makna “profesionalisme”, si peneliti mengumpulkan pernyataan-pernyataan dari guru-guru pria dan wanita pada sebuah sekolah. Pernyataan dari guru-guru ini, seperti terlihat dalam Tabel 9.1, dicantumkan dalam tabel perbandingan untuk memperlihatkan perbedaan antara pria dan wanita dalam pendekatan mereka terhadap “profesionalisme”.

Membuat diagram batang secara hierarkis: Diagram ini secara visual memperlihatkan tema-tema dan saling keterkaitannya satu sama lain (lihal lagi Diagram 9.8 dalan studi kasus “gunman incient”, Asmussen & Creswell, 1995).

Tampilkan Diagrams: Diagrams dengan kotak memperlihatkan kaitan antara tema-tema (lihat lagi Diagram 9.9 dari penelitian “grounded theory” oleh Crewell & Brown, 1992).

Buat peta: Buat tata letak fsik dari suatu seting. Sebagaimana diperlihatkan oleh Diagram 10, Miller, Creswell, dan Olander (1998) yang menajakan tata letak secara fsik dari dapur sup dalam sebuah penelitian. Si peneliti menampilkan diagram tersebut agar para pembaca dengan mudah memvisualisasikan di mana kegiatan-kegiatan yang berbeda terjadi.

(28)

9.2. masing-masing orang yang di dalam penelitian kualitatif memperlihatkan karakteristik personal yang berbeda serta pendekatan-pendekatan yang mereka gunakan dalam memanfaatkan teknologi. Tabel ini memperlihatkan kepada para pembacanya informasi demografs untuk setiap instruktur, seperti jumlah tahun mengajar, jender, tingkat kelas yang diajar, pendekatan dalam mengajar, dan bentuk pemafaatan teknologi yang utama.

Melaporkan temuan-temuan penelitian

Bentuk utama dari penampilan dan pelaporan temuan-temuan dalam penelitian kualitatif adalah diskusi naratif. Narrative Discussion adalah penulisan di mana si pengarang menyarikan, secara rinci, temuan-temuan yang bersumber dari analisis data. Tidak ada bentuk baku dalam diskusi narif; variasinya, dari satu penelitian ke penelitan lainnya, sangat besar sekali. Walaupun demikian, akan bermanfaat sekali bila kita identifkasi bentuk-bentuk yang sering digunakan, sebagaimana terlihat dalam Tabel 9.3. Beberapa diantaranya sudah dibicarakan pada bahagian terdahulu seperti pengembangan deskripsi, tema, atau tema-tema yang saling terkait. Yang lainnya juga penting, terutama dalam penelitian kualitatif yang bersifat advokasi atau partisipatori, misalnya mempertanyakan, menantang asumsi-asumsi yang didasarkan pada bukti-bukti yang dipertunjukkan oleh para partisipan, atau mengadakan refeksi tentang bagaimana partisipan berubah (misalnya sudah menjadi berdaya, menjadi advokat, menjaditerlibat/ berpartisipasi) selama penelitian berlangsung. Pilihan terhadap bentuk atau bentuk-bentuk mana yang akan digunakan tergantung pada tujuan penelitian dan jenis data yang anda analisis untuk mengungkapkan temuan-temuan penelitian.

(29)

data base, dalam rangka mengembangkan deskripsi dan tema, hal-hal berikut perlu diperhatikan:

Masukkan dialog guna memberikan dukungan bagi tema; Contoh, dalam sebuah peneliian berkenaan dengan ketidakmampuan membaca yang terjadi pada empat orang siswa sekolah menengah pertama (Kos (1991) mengetengahkan dialog tentang tema “stres terkait dengan membaca” bagi siswa bernama Karen.

(Komentar diberi label “R”; komentar Karen diberi label “K”). K: Saya merasakan itu sulit bagi saya.

R: Mm hmmm.

K: Dan kadang-kadang saya bisa membaca sebuah buku lho dan beberapa buah buku rasanya kok susah, gitu. Dan umm, ibu saya mengatakan kamu harus membaca atau .... kamu nggak kan bisa-bisanya.

R: Bagaimana itu menurut kamu, Karen?

K: Umm, saya kira sedih juga sih! Dan umm, seperti yang dikatakan ibu saya, bahwa kamu, kamu bisa jadi mendapat pekerjaan malam mengumpulkan sampah dan menyapu.

R: Mmm hmmmm,

K: Dan kamu tentu nggak mau punya pekerjaan tetap kayak mama dan punya uang sedikit.

R:Mm akan tetapi harus ada toh orang yang mengumpulkan sampah.

K: Yaaah, seseorang, tapi saya nggak tahu siapa itu orang (halaman 885 – 886)

Nyatakan dialog tersebut dalam bahasa ibu si partisipan (dengan dialek, logat aslinya). Sebuah penelitian yang mengkaji kisah hidup wanita-wanita Amerika yang berasal dari Afrika oleh Nelson (1990) memasukkan contoh-contoh code-swithcing (alih kode) dalam dialek bahasa Inggeris (kulit hiam) untuk memperlihatkan metafor-metafor orisinil berkenaan dengan wacana di meja makan.

(30)

Gunakan matafor dan analogi. Dalam melaporkan kompetisi dan minat yang muncul selama implimentasi pendidikan jarak jauh, Epper (1997) mengungkapkan secara metaforis tentang bagaimana dukungan mahasiswa dan masyarakat seperti “politik pertandingan bola”:

Ketika percekcokan berlangsung, banyak mahasiswa berdiri menonton impian mereka tentang pendidikan melambung kesana kemari kayak politik main bola. Beberapa diantara mereka tidak merasa puas duduk di samping lapangan. Dari pulau-pulau, lembah-lembah, tempat-tempat terpencil, dan dari kejauhan berdatanganlah surat-surat kepada senat para dosen, legislator, dan surat-surat kabar. (halaman 506)

Cantumkan kutipan-kutipan yang bersumber dari data-data wawancara atau observasi tentang seseorang individu. Kutipan-kutipan ini bisa menangkap perasaan, emosi, dan cara-cara orang berbicara tentang apa-apa yang dialami mereka.

Laporkan berbagai perspektif dan bukti-bukti yang berlawanan. Identifkasi perspektif-perspektif ini dari orang-orang dan sumber informasi yang berbeda, atau dari bermacam pandangan berbeda dari individu yang sama.  Tuliskan dalam bentuk rincian yang gamblang. Cari deskripsi

yang mengena tentang seseorang individu, sebuah peristiwa, atau kegiatan.

(31)

BAGAIMANA MEMBERIKAN INTERPRETASI TERHADAP TEMUAN? Interpretasi mencakup pemberian makna terhadap data, atau “lessons learned” (apa-apa yang dipelajari) sebagaimana dinyatakan oleh Lincoln and Guba (1995). Interpretasi, dalam penelitian kualitatif, bermakna si peneliti melihat kebelakang kembali dan membentuk makna yang lebih luas tentang fenomena berdasarkan pandangan pribadi, perbandingan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu, atau dua-duanya. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang interpretatif: anda harus memberikan makna terhadap temuan-temuan penelitian. Interpretasi ini dalam laporan penelitian biasanya terdapat pada bahagian akhir yang berjudul “Pembahasan,”, “Kesimpulan,” “Interpretasi,” atau “Implikasi”. Bahagian ini biasanya mencakup:

 Tinjauan tentang temuan-temuan pokok dan sejauh mana pertanyaan-pertanyan penelitian sudah terjawab;

 Refeksi pribadi si peneliti tentang makna data-data penelitian;  Pandangan pribadi dibandingkan atau dipertentangkan dengan

kajian pustaka;

 Keterbatasan penelitian;

 Saran-saran untuk penelitian lanjutan; Meringkaskan Temuan

Bagian “pembahasan” dimulai dengan rekapitulasi umum dari temuan-temuan utama. Kadang-kadang anda mengungkapkan pertanyaan penelitian satu demi satu dan setelah itu memberikan temuan-temuan terhadap masing-masing pertanyaan tersebut. Tujuan umum dari bagian ini adalah untuk menyajikan kepada para pembaca pandangan umum tentang temuan-temuan dalam rangka menggambarkan hasil penelitian secara lebih rinci berupa deskripsi dan tema.

(32)

Karena para peneliti kualitatif menyakini bahwa pandangan-pandangan pribadi tak bisa dipisahkan dari interpretasi, maka refeksi pribadi tentang makna data perlu dimasukkan dalam penelitian. Anda mendasari interpretasi pribadi tersebut pada perkiraan, pandangan, dan intuisi. Karena anda sudah berada di lapangan dan secara pribadi sudah bertemu cukup lama dengan individu-individu, anda berada pada posisi yang strategis untuk memberikan refeksi dan komentar tentang makna yang lebih luas dari data-data. Dua buah contoh yang berikut ini mengilustrasikan keberagaman refeksi pribadi yang ditemukan dalam penelitian-penelitian kualitatif.

Dalam penelitian etnograf klasik tentang anak yang suka mencemooh, Wolcot (1983) memberikan refeksi tentang makna belajar oleh Brad:

Belajar—dalam pengertian enkulturasi yang luas tentang makna apa yang diperlukan orang untuk diketahui supaya kompeten pada peranan-peranan yang harus dapat dimainkannya di dalam masyarakat, ketimbang dalam maknanya yang sempit dari belajar yang terjadi di sekolah—adalah proses yang berkelanjutan dimana masing-masing manusia terlibat satu sama lainnya sepanjang hidupnya. (hal.24).

Contoh selanjutnya bagaimana para peneliti bisa memberikan komentar interpretatif tentang pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu dijawab. Dalam diskusi oleh Tierney (1993), yang berbicara dengan orang Afrika Amerika yang kebetulan menderita AIDS di sebuah kampus universitas, si peneliti memutuskan wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa dijawab.

Bagaimana kita membangun pemahaman antar perbedaan-perbedaan sehingga kita bisa mengakui dan menghormati satu sama lain ketimbang mempertanyakan legitimasi orang-orang lainnya? Apakah perlu pembaca ataupun pakar metodologi atau administrator yang tidak memahami kenyataan ini dengan berdiam diri saja? (hal.27).

Membuat perbandingan dengan literatur

(33)

terdahulu, dengan memperlihatkan bagaimana temuan-temuan penelitiannya mendukung atau bertentangan dengan penelitian-penelitian terdahulu atau dua-duanya. Interpretasi seperti ini boleh jadi membandingkan temuan-temuan kualitatif dengan pandangan-pandangan konseptual dari para pakar ilmu sosial yang ada dalam literatur, atau boleh mengkombinasikan pandangan pribadi dengan istilah-istlah atau gagasan-gagasan dalam bidang pendidikan atau ilmu sosial. Dalam penelitian kualitatif tentang interaksi antara saudara kandung, yakni antara Down, yang mengalami sindrom, dengan tiga orang saudaranya: Harry, Day, dan Quist (1998) membuat kesimpulan dengan komentar-komentar interpretatif tentang memasukkan “Raul” ke dalam situasi di luar seting keluarga. Para peneliti mengaitkan komentar-komentar tersebut dengan yang terdapat di dalam literatur.

Kami dengan tegas berkeyakinan, seperti halnya yang ditemui dalam literatur tentang topik ini (Hurley-Gefner, 1995, Schnorr, 1990), bahwa persyaratan pertama adalah struktur sekolah yang inklusif dan berkelanjutan yang membiarkan para siswa dengan ketidakmampuannya itu bersama-sama dengan anggota-anggota keluarganya mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah (halaman 209)

Keterbatasan-keterbatasan lain dan saran-saran untuk penelitian lanjutan

(34)

bagaimana menangani insiden-insiden kekerasan atau untuk para pembaca yang telah anda identifkasi dalam bahagian pendahuluan laporan penenlitian anda.

BAGAIMANA ANDA MEMVALIDASI AKURASI TEMUAN-TEMUAN ANDA?

Dalam keseluruhan proses pengumpulan dan penganalisisan data, anda perlu menjamin bahwa temuan-temuan dan interpretasi anda akurat adanya.

Memvalidasi temuan-temuan bermakna bahwa si peneliti menentukan

keakuratan atau kredibilitas temuan-temuan melalui strategi seperti member checking and traingulation (pengecekan dan triangulasi oleh mereka-mereka yang terlibat dalam penelitian). Beberapa diantara para peneliti kualitatif telah berbicara tentang ini (seperti Creswell & Miller, 2000; Lincoln & Guba, 1985). Para peneliti kualiatif tidak secara khusus menggunakan kata bias dalam penelitian; mereka mengatakan bahwa semua penelitian bersifat interpretatif dan bahwa para peneliti harus melakukan self-refection tentang peranan mereka dalam penelitian, bagaimana mereka memberikan interpretasi terhadap temuan-temuan penelitian, sedangkan perjalanan hidup pribadi dan politik mereka telah terbentuk dan secara otomatis akan mewarnai interpretasi mereka terhadap temuan-temuan tersebut (Creswell, 2007). Dengan demikian, akurasi dan kredibilitas temuan-temuan merupakan hal yang paling penting. Ada berbagai ragam istilah yang digunakan oleh para peneliti kualitatif untuk mendeskripsikan makna akurasi dan kredibilitas ini (misalnya lihat otentisitas, trustworthiness (keterpercayaan) dalam Lincoln & Guba, 1985), dan strategi-strategi yang digunakan untuk memvalidasi tulisan-tulisan kualitatif bervariasi jumlahnya (lihat delapan bentuk dalam Creswell & Miller, 2000). Di sini kita akan berbicara tentang tiga bentuk yang secara khusus digunakan oleh para peneliti kualitatif: triangulasi, member checking dan auditing.

 Para peneliti kualitatif melakukan triangulasi terhadap sumber-sumber data yang berbeda guna meningkatkan akurasi temuan penelitian.

Triangulasi adalah proses memperkuat bukti dari individu-individu

(35)

akurat karena informasi diperoleh dari berbagai sumber, individu-individu, atau proses. Dengan cara begini, si peneliti akan melahirkan laporan yang tidak hanya akurat tapi juga kredibel.

 Para peneliti juga mengecek temuan-temuannya kepada para partisipan yang terlibat dalam penelitian untuk menentukan apakah temuan-temuan mereka akurat adanya. Member checking adalah sebuah proses di mana si peneliti menanyakan kepada satu atau lebih partisipan penelitian guna mengecek akurasi dari suatu laporan. Pengecekan ini dilakukan dengan membawa kembali temuan-temuan itu kepada para partisipan dan menanyakan kepada mereka (tertulis atau melalui wawancara) tentang akurasi dari laporan. Anda bertanya kepada para partisipan tentang bermacam aspek penelitian, seperti apakah sesuatu deskripsi sudah lengkap dan realistik atau tidak, apakah tema-tama sudah akurat untuk dimasukkan, dan apakah interpretasi-interpretasi sudah adil dan reprsentatif.

 Para peneliti boleh jadi juga minta bantuan kepada seseorang yang tidak terlibat dalam kegiatan penlitian untuk melakukan pengecekan terhadap laporan penelitian itu dan melaporkan hasilnya kembali secara tertulis berkenaan dengan kelebihan dan kelemahan penelitian tersebut. Ini merupakan proses yang disebut audit eksternal, di mana di peneliti menggaji dan mendapatkan pelayanan dari seseorang individu yang tidak terlibat dalam kegiatan penelitian untuk mereview beberapa aspek yang berbeda dari penelitian. Audit ini bisa terjadi selama atau setelah penelitian selesai, dan auditor secara khusus mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti yang diutarakan oleh Schwandt dan Halpern (1988):

 Apakah temuan-temuan ini berakar (grounded) dari data?  Apakah kesimpulan-kesimpulannya logis?

 Apakah tema-temanya tepat?

 Bisakah keputusan-keputusan tentang penelitian dan perubahan-perubahan metodologis diberikan justifkasi?

 Sejauh mana terdapat bias dari si peneliti?

(36)

Mari kita kembali pada Maria, yang melakukan refeksi tentang apakah interpretasinya “benar” adanya. Anda tentu masih ingat bahwa Maria menyadari bahwa interpretasi terhadap temuan-temuan penelitianya mencakup perspektif dia sendiri yang bersumber dari pengalaman dirinya sendiri. Sebagai seorang Latino, ia sadar akan adanya marginalisasi yang dirasakan oleh beberapa anak yang dia wawancarai tentang kepemilikan senjata. Ia menyadari juga bahwa dalam keluarga-keluarga Latino, ada atau tdak adanya dukungan keluarga memainkan peranan utama dan bahwa interpretasinya tentang tema (seperti “alienation” (pemencilan) atau “hak untuk memperthankan diri”) akan terefeksi dari perhatiannya terhadap isu-isu ini. Bagaimana mungkin Maria memisahkan dirinya dari temuan-temuannya. Tentu saja jawaban kualitatif merupakan interpretatsi yang harus melibatkan pendapat si peneliti. Pertanyaan yang lebih luas adalah apakah laporan Maria akurat dan kredibel bagi mereka-mereka yang dia teliti? Maria bisa memvalidasi laporan penelitiannya dengan jalan membicarakannya dengan sekelompok kecil siswa dan guru yang diwancarainya dan menyuruh mereka membaca narasi dari tema-tema yang sudah disusunnya. Selama proses ini berlangsung, kelompok tersebut berdiskusi secara terbuka apakah tema-tema tersebut merefeksikan pengalaman-pengalaman mereka sendiri, dan kemudian Maria bisa menambah dan mengubahnya di sana sini sesuai dengan disukusi tematik tersebut untuk melaporkan pengalaman-pengalaman para siswa dan guru tersebut secara akurat dan kredible.

Sementara anda membayangkan apa yang dilakukan oleh Maria untuk mengecek akurasi temuan-temuannya, pendekatan apa lagi yang mungkin digunakan Maria?

MENGKAJI KEMBALI ANALISIS DATA KUALITATIF DALAM STUDI KASUS “GUNMAN INCIDENT”

(37)

Referensi

Dokumen terkait

kategori yang lebih umum merupakan cara peneliti untuk memberi makna dan menemukan hubungan antar data..  Catatan lapangan dan transkrip dipecah

sedikit, tetapi juga bisa banyak, terutama tergantung dari: a) tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan b) kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang

 pendapat lain mengatakan bahwa “wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua ang dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu wawancara yang akan mengajukan pertanyaan dan

Keabsahan data merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian dalam teknik keabsahan data ini peneliti menggunakan teknik Trianggulasi Sehingga data yang valid yaitu

Kepercayaan merupakan keyakinan bahwa seseorang akan menemukan apa yang diinginkan pada mitra pertukaran. Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk bertingkah

Kvale (1996) menyoroti pentingnya menerjemahkan pertanyaan penelitian abstrak akademik menjadi "bentuk sehari-hari yang mudah untuk menghasilkan deskripsi yang

Kita juga beberapa waktu lalu memperkenalkan produk kita kepada khalayak yang mungkin belum mengenal produk kita melalui media televisi yaitu CNN yang

Persepsi, Sikap & Perilaku Mungkin yang agak dekat dengan kita IS adalah: Workflow intedependencies Setelah melakukan preliminary study seharusnya kita bisa menduga-duga berapa