BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Suatu usaha didirikan untuk menyediakan barang maupun jasa yang diperlukan oleh masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin. Berbagai jenis usaha saling berlomba untuk menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tetapi dengan harga yang terjangkau oleh konsumen. Menurut Kismono
(2001:150) kategori usaha terdiri dari: manufaktur (misalnya usaha pabrik roti, pengrajin kayu, pembuatan alat kantor, dll), jasa (meliputi bisnis jasa, jasa personal, jasa perbaikan, jasa hiburan dan jasa penginapan), distributor (pedagang menengah dan pengecer dalam jalur distribusi barang-barang termasuk kebutuhan sehari-hari dalam jumlah besar), retail (misalnya Matahari Grup, Ramayana, dll), dan bisnis dalam usaha di rumah atau di luar rumah secara lepas.
Usaha kecil merupakan favorit bagi seseorang yang akan bergerak dalam sektor informal. Salah satu alasan penting mengapa usaha kecil menjadi pilihan banyak orang karena bentuk tersebut dapat memberikan kepuasan pribadi bagi pemiliknya untuk mengelola bisnis milik sendiri. Manfaat lain dari bentuk usaha kecil yang sukses adalah kenaikan penghasilan yang diperoleh cukup besar.
maupun jangka panjang. Untuk memulai setiap usaha, diperlukan perencanaan yang
matang. Proses rencana usaha sangat penting, karena dengan mengetahui seluruh permasalahan yang ada maka dapat dilakukan persiapan untuk mengatasi masalah yang timbul. Selain itu, secara tidak langsung dapat mengetahui tingkat resiko yang akan dihadapi.
Setiap usaha mempunyai tujuan masing-masing, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pada umumnya tujuan yang hendak dicapai oleh suatu usaha adalah memaksimalkan laba, meminimalkan biaya produksi dan mempertahankan kelangsungan usahanya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang serta perhitungan biaya produksi yang tepat. Perencanaan merupakan faktor yang penting dalam perusahaan, yang pada hakekatnya merupakan suatu aktivitas yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat memberikan pendekatan yang terarah dalam memecahkan masalah. Oleh sebab itu, dibutuhkan manajemen yang tepat untuk merencanakan masa depan suatu usaha agar tujuan usaha tersebut dapat tercapai.
full/conventional costing yaitu metode perhitungan biaya yang memperhitungkan semua biaya produksi baik biaya variabel maupun tetap, sebagai unsur harga pokok produk. Sedangkan metode direct/variabel costing yaitu metode perhitungan biaya yang hanya memperhitungkan biaya variabel saja, sebagai unsur harga pokok produk.
Keuntungan merupakan hal utama yang ingin diperoleh oleh perusahaan demikian halnya dengan suatu kegiatan usaha. Keuntungan yang maksimal merupakan tujuan dari suatu usaha atas kegiatan usaha yang dilakukannya. Semakin berkembangnya suatu usaha yang diiringi dengan semakin kompleksnya persaingan di pasar maka perusahaan dituntut untuk lebih efisien dan efektif dalam melakukan kegiatan produksi agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Suatu kegiatan usaha juga dituntut untuk menjual produknya dengan harga yang wajar agar mampu bersaing di pasar. Untuk menentukan harga jual yang wajar perusahaan atau unit usaha harus melakukan perhitungan yang tepat dan akurat dalam memproduksi produknya.
Usaha kecil seringkali kurang akurat dalam menentukan harga jual produknya, khususnya usaha yang dikelola oleh pribadi. Hal ini karena kurang tepatnya dalam penghitungan biaya produksi dari produk yang dihasilkan oleh usaha kecil tersebut. Kesalahan dalam perhitungan biaya produksi yang dihasilkan seringkali menyebabkan harga jual yang ditetapkan terlalu rendah atau terlalu tinggi. Hal ini berdampak pada tidak sesuainya keuntungan yang diharapkan dengan keuntungan yang sebenarnya kita peroleh.
dasar bagi usahanya untuk menentukan harga jual produknya. Sehingga jika perhitungan biaya produksi dilakukan dengan tepat maka akan diperoleh biaya produksi yang tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan efisiensi biaya yaitu dengan mengendalikan biaya produksi perusahaan.
Akuntansi biaya tradisional (traditional costing), memperhitungkan unit bahan baku yang digunakan dalam perhitungan biaya produksi. Meskipun traditional costing dapat mengukur secara cermat sumber daya yang dikonsumsi produk sesuai
dengan jumlah unit dari setiap produk yang dihasilkan, tetapi banyak sumber daya lain yang secara tidak langsung diperlukan dalam proses produksi misalnya sumber daya penunjang yang tidak berkaitan langsung dengan aktivitas produksi dari unit-unit yang diproduksi tidak dibebankan dalam perhitungan harga pokok produksi. Dalam penerapan metode tradisional biaya-biaya seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead tidak termasuk dalam perhitungan biaya produksinya. Oleh karena itu, penerapan metode tradisional seringkali dianggap kurang tepat dalam menghitung biaya produksi.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam perhitungan biaya produksi dan agar menghasilkan biaya yang efisien diperlukan suatu metode yang tepat. Metode yang tepat digunakan dalam menghitung biaya produksi tersebut adalah metode full costing. Menurut Rudianto (2006:58) metode full costing ini dalam perhitungan biaya produksinya menghitung semua unsur biaya, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
banyak, usaha ini dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Adapun beberapa cara yang digunakan untuk mampu bertahan ditengah persaingan adalah dengan cara mempromosikan Ayam Bakar Kaki Lima melalui media cetak dan membuat harga yang terjangkau. Sebelum menentukan harga jual, usaha ini terlebih dahulu melakukan survey lapangan ke beberapa usaha yang menjual produk ayam bakar. Survey ini dimaksudkan agar pemilik usaha Ayam Bakar Kaki Lima mengetahui standar harga kompetitor sehingga dapat dengan cermat menentukan harga jual yang tepat tanpa mengurangi laba maksimal yang akan dicapai. Dalam menentukan harga jual usaha ini masih menggunakan metode tradisional untuk menghitung biaya produksi yang hanya memperhitungan biaya bahan baku dan biaya operasional.
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti diantaranya adalah:
Nama/Judul Penelitian/Tahun
Masalah Penelitian
Metode Analisis Hasil
1.Ratna Widiawaty/ Analisis Harga Pokok Produksi Ayam Bakar Pada Restoran Wong Solo Halalan
1. Bagaimanakah penetapan harga pokok produksi ayam bakar yang selama ini diterapkan Restoran
Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif analisis.
Thayyiban Cabang Kota Depok/2007 (Fakultas Peternakan Jurusan Sosial Ekonomi 2. Bagaimana
perbandingan perhitungan harga pokok produksi antara metode yang
diterapkan oleh Restoran Wong Solo dengan metode variable
costing?
restoran yaitu metode full costing adalah
sebesar Rp 28.894,86 per ekor.
2. Harga pokok produksi ayam bakar dengan menggunakan variable
costing adalah
sebesar Rp 21.476,37 per ekor.
Perbandingan antara metode restoran yaitu metode full costing
variable
costing
menghasilkan selisih biaya yaitu sekitar Rp 7.418,49 Biaya Produksi Antara Metode
Full Costing
Dan Metode Activity Based
Costing Pada
RM. Bebek Cendrawasih/ 2012 (Fakultas Ekonomi Jurusan
Bagaimana analisis perbandingan perhitungan biaya produksi antara metode full costing dan metode
activity based
costing (ABC)
pada RM. Bebek Cendrawasih?
Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif analisis.
Perbandingan perhitungan biaya produksi bulan Januari 2012 dengan menggunakan metode full costing yang
menghasilkan biaya produksi sekitar Rp
86.896.500 untuk bebek sambel ijo dan Rp
Akuntansi Universitas Gunadarma Jakarta)
bebek kremes. Dengan metode activity based
costing
menghasilkan biaya produksi sebesar Rp 85.961.499,11 untuk bebek sambel ijo dan Rp 94.421.499,11 untuk bebek kremes. Produksi Susu Segar (Studi Kasus Usaha Peternakan
1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi susu segar selama ini diterapkan oleh usaha peternakan Rian Puspita
Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif analisis.
Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan)/2008 (Fakultas Peternakan Jurusan Sosial Ekonomi 2. Bagaimana
perbandingan perhitungan metode harga pokok
produksi antara metode yang
costing. Harga
pokok
produksi susu segar per liter yang
segar per liter yang
diperoleh pada bulan Juni, Juli dan Agustus dengan menggunakan metode full costing
masing-masing besarnya Rp 2.468,74; Rp 2.734,11; dan Rp 2.558,77. 2. Rata-rata
costing
nilainya Rp 2.587,21/liter. Sedangkan jika
menggunakan metode perusahaan nilainya lebih kecil menjadi Rp 1.802,15 /liter. Selisih biaya ini terjadi karena dalam
perhitungan biaya dengan menggunakan metode perusahaan tidak
kan seluruh
Sebagai Dasar Penentuan
Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif analisis.
1. Salah satu unit usaha dari pak toyo yang terletak di wisma asri setelah HPP dengan metode full costing, telah
Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta)
diharapkan? bahwa HPP
total hariannya adalah
Rp542.480,00 dan HPP per satuan atau HPP per mangkoknya adalah
Rp 5.000,00 dengan keuntungan 15% yang ditargetkan.
2.Sedangkan perhitungan menggunakan variable
costing
yang terletak pada biaya overhead
pabrik karena tidak
memasukan biaya
depresiasi dan biaya sewa gedung, telah diketahui bahwa HPP total hariannya adalah Rp 516.333,00 dan HPP per satuan atau HPP per mangkoknya adalah Rp 4.800 dengan
15% yang Sepatu Dengan Metode Full Costing (Studi
Kasus: UKM
1. Bagaimana pengalokasian dan perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan oleh UKM Galaksi selama ini? 2. Bagaimana
pengalokasian dan perhitungan harga pokok produksi pada UKM Galaksi dengan
menggunakan metode full costing?
Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif analisis.
1. UKM Galaksi menerapkan perhitungan harga pokok produksi masih sangat
Pertanian Bogor)
lain-lain). Perhitungan harga pokok produksi sepatu menurut UKM Galaksi adalah Rp 16.029,106 untuk model BM01, Rp 15.185,936 untuk model BM02,dan Rp 15.429,106 untuk model BM03. 2. Berdasarkan
perhitungan harga pokok produksi dengan metode
diperoleh biaya produksi yang lebih tinggi daripada
metode perhitungan dengan metode perusahaan yaitu Rp 16.816,939 (model BM01), Rp 15.973,769 (model BM02),
dan Rp
16.416,939 (model BM03). Perbedaaan nilai yang dihasilkan disebabkan oleh
biaya overhead pabrik dari kedua metode yang
digunakan. Pada metode Full Costing,
elemen biaya penyusutan dimasukkan ke dalam
perhitungan biaya overhead pabrik.
Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Perhitungan Biaya Produksi Ayam Bakar Dengan Menggunakan Metode Full
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah penetapan biaya produksi ayam bakar dengan metode tradisional yang diterapkan oleh Ayam Bakar Kaki Lima?
2. Bagaimana perbandingan perhitungan biaya produksi antara metode tradisional yang diterapkan oleh Ayam Bakar Kami Lima dengan metode full costing?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis penetapan biaya produksi ayam bakar dengan metode tradisional.
2. Untuk membandingkan perhitungan biaya produksi antara metode tradisional yang digunakan oleh Ayam Bakar Kaki Lima dengan metode full costing.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
2. Bagi Ayam Bakar Kaki Lima dan usaha sejenis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi manajemen dalam pengembangan usahanya, dan menerapkan rencana produksi yang baik dalam memajukan perusahaan di masa yang akan datang.
3. Bagi peneliti selanjutnya