• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Fondasi Ilmu dan Teknologi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Membangun Fondasi Ilmu dan Teknologi (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Yousida Hariani_ESA2012 Page 1

Bismillahirohmanirrohim.... 

BERPIKIR JERNIH MEMBANGUN FONDASI ILMU DAN TEKNOLOGI Oleh : Yousida Hariani

Fisika/FST/UNAIR Etoser Surabaya 2012

Judul Buku : Berpikir Jernih Membangun Fondasi Ilmu Dan Teknologi Penulis : Prof. DR. Parangtopo

Penyunting : Heebert Simanjuntak,Ph.D, Drs.Bambang Murtianto, Wasi Bagasworo,SE

Penerbit : Elex Media Komputindo Tahun Terbit : 1999

Jumlah Hal : 297 Halaman Jenis Buku : Non Fiksi-Sains

Keyword: Sains, Teknologi, Pendidikan, Kebangsaan, Ekonomi Indonesia

Kemampuan suatu negara dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menentukan bagaimana negara tersebut dapat berperan aktif dalam perkembangan dunia. Dalam kenyataanya negara yang memiliki iptek maju mengambil peran dalam pergaulan international baik dalam politik, ekonomi, strategi, pertahanan dan keamanan maupun budaya. Bendera IPTEK bersifat universal yang bisa melindas ciri khas suatu negara namun dengan IPTEK juga negara memiliki ciri khas yang kompleks.

Buku ini menjelaskan strategi untuk membangun pondasi ilmu dan teknologi di Indonesia. Terpecah menjadi tiga bagian inti, bagian pertama menjelaskan tentang pemikiran-pemikiran besar seorang Prof. DR. Parangtopo Guru Besar FMIPA UI yang menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, dalam bagian kedua mengenai paham kebangsaan dalam menyongsong sains dan teknologi, dan pada bagian ketiga adalah Iptek pemacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Percikan Pemikiran Prof. DR. Parangtopo

(2)

Yousida Hariani_ESA2012 Page 2

sering tergoda menyeberang ke dunia birokrasi meninggalkan dunia keilmuan, alih-alih menghabiskan waktu untuk riset dan inovasi para pakar keilmuan banyak yang melibatkan diri dalam masalah politik, bahkan menjadi politisi setelah bergabung dalam birokrasi, entah karena terpaksa, terkondisi atau memang karena kehendak sendiri. Konspirasi

Jika semua pakar keilmuan menghendaki untuk terlibat dalam dunia birokrasi maka hal ini dapat mengundang masalah cukup besar karena penelitian dan inovasi terabaikan. Akibatnya pragmatis dalam mengambil tindakan, menjadi bangsa pengguna teknologi bangsa lain. Memang sudah banyak suara-suara yang mengatakan pentingnya penelitian, tapi suara itu tertelan kembali tergantikan dengan kepentingan lain. Memunculkan kembali penelitian yang realistis membutuhkan pakar yang diberikan keleluasan lebih besar dan tidak terjepit oleh birokrasi dan persoalan stuktur lembaga-lembaga penelitian. Selain terjebak dalam persoalan birokrasi dan stuktural kita juga menghadapi kesenjangan seperti tidak memadahinya jumlah pakar yang berkualitas, tidak memadainya spektrum spesialisasi yang cukup untuk mendukung alih teknologi, tidak memadainya sistem alih teknologi dan tidak memadainya sikap budaya yang mampu membangkitkan tata cara kerja yang efisien, produktif, kreatif dan dinamis.

Untuk mendapatkan Jumlah pakar yang cukup dan bermutu tinggi maka salah satu jalanya adalah melewati pendidikan seminimalnya S3 dan pembinaan riset yang terarah dan bersasaran. Memperbanyak pendidikan S3 harus diarahkan dengan standarisasi lulusan yang jelas, hal ini penting mengingat pendidikan semacam itu tidak hanya bersifat lokal yang hanya diakui didalam negeri sendiri tetapi mengarah pada pengakuan internatioanal , universal. Dapat juga pakar yang bermutu dalam jumlah cukup ditempuh tanpa melalui pendidikan S3, dengan syarat mutu riset terarah ke sifat universal dan tidak hanya lokal sehingga membawa konsekuensi yang jelas dan bertingkat.

(3)

Yousida Hariani_ESA2012 Page 3

selalu harus mampu memperbaharui maupun menaikkan mutu produksi, baik adanyanya di perguruan tinggi, litbang pemerintah, LIPI, RISTEK dan industri.

Hasil-hasil penelitian yang disesuaikan dengan bentuk teknologi dipasok pada pemakai teknologi, yaitu industri, untuk selanjutnya diproses agar menjadi hasil teknologi yang berbentuk produksi dari arena teknologi, kemudian masuk ranah pasar sehingga menghasilkan keuntungan, inilah yang disebut dengan manfaat teknologi. Dari sini kelihatan betapa penting peran ahli sains dan teknologi sebagai penggali sumber-sumber teknologi; sebagai ahli memilih bentuk-bentuk teknologi (pelaku teknologi) bagi pemakai teknologi, sedangkan arena teknologi dan manfaat teknologi merupakan kancah pertarungan ahli-ahli ekonomi dan strategi. Teknologi-Ekonomi-Strategi. Produksi atau hasil teknologi merupakan daerah perhatian bersama bagi para ahli sains dan teknologi serta ahli ekonomi dan strategi. Karena ini, daerah hasil teknologi inilah yang biasanya merupakan daerah persengketaan dan perdebatan dari segala macam keahlian. Ahli-ahli sains dan teknologi hanya tertarik pada masalah mutu dan jumlah produksi, sedangkan ahli-ahli ekonomi langsung menghubungkannya dengan pasar dan keuntungan. Sementara strategi akan menghubungknya dengan kesejahteraan dan ketahanan nasional. Tetapi di negara berkembang seperti Indonesia, alih teknologi hanya merupakan alih produksi. Itu sebabnya peran besar hanya dipegang para ahli ekonomi, sedangkan ahli sains dan teknologi kadang diperlukan hanya untuk pemasaran. Untuk mewujudkan sistem alih teknologi yang sempurna, diperlukan pengaturan yang memaksa ikut sertanya sarana penelitian dan pengembangan dalam proses alih alat-alat produksi. Di Singapura misalnya, setiap penanaman modal asing dalam industri diharuskan melakukan penelitian di universitas Singapura, pengaturan seperti ini sangat memacu proses alih teknologi dan mempertinggi mutu kepakaran dalam bidang sains dan teknologi.

Untuk membangkitkan tata kerja yang efektif, efisien dan kreatif, produktif, dan dinamis, tidak ada jalan lain kecuali melalui proses pendidikan bertahap secara evolusi dan dengan mengembangkan doktrin-doktrin yang mampu menangkal kebiasaan-kebiasaan buruk terhadap proses alih teknologi, sebab pendidikan adalah salah satu tindakan yang tepat untuk melakukan transformasi budaya jangka panjang. Dan masalah pendidikan adalah masalah permanen, tidak mengenal apakah negara maju atau sedang berkembang. Pendidikan.

Pendidikan Sains Dan Teknologi Yang Berwawasan Kebangsaan

(4)

Yousida Hariani_ESA2012 Page 4

bahwa bangsa yang sudah maju memiliki tabiat dengan sifat-sifat berikut: efisien, efektif, produktif-kreatif dan mobilitas tinggi. Sifat-sifat semacam ini tidak mungkin diubah hanya semalam tanpa adanya transformasi budaya yang memadai, dan tentunya transformasi menuju dunia modern tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang kita miliki. Memodernkan bangsa tidak berarti membongkar akar budaya yang merupakan sifat hakiki bangsa. Maka modernisasi bagi Indonesia cukup dengan hanya memiliki empat sifat budaya modern diatas tetapi perlu ditambahkan padanya Ketuhanan dan Perikemanusiaan yang luhur. Kedua sifat ini telah dirumuskan secara transparan oleh perintis kemerdekaan kita dalam UUD 1945. Prinsip.

(5)

Yousida Hariani_ESA2012 Page 5

adalah salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang paling sedikit kontribusinya dalam majalah-majalah sains dan teknologi internasional. Pendidikan tinggi bidang sains dan teknologi pun kekurangan tenaga yang berkualitas.

Transformasi Budaya

Transformasi sosial budaya di negara-negara maju dari waktu ke waktu mampu membuat keseimbangan yang harmonis dengan revolusi ataupun evolusi sains dan teknologinya yang berupa pertumbuhan industri. Sebagai contoh kejadian di Perancis pada abad ke-18. Di satu sisi terjadi revolusi sains dan teknologi, disisi lain terjadilah tranformasi sosial budaya dari yang bersifat feodal menjadi masyarakat borjuis. Sifat dan tingkah laku sosial tersebut secara bersamaan timbulah konsep-konsep baru dalam bidang sains dan teknologi, seperti lahirnya pemikir-pemikir utama dalam bidang hydrodinamika, kimia, fisika. Selain itu timbukah industri-industri besar yang merupakan ladang bagi inovasi teknologi. Dengan sendirinya industri-industri ini mewujudkan peningkatan pendapatan masyarakat yang sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat secara lebih efisien,efektif, produktif, kreatif dan mobil.

Lain halnya dengan transformasi budaya di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Revolusi sains dan teknologi terjadi di luar negeri, konsep-konsep berfikir dalam sains den teknologi terjadi di luar negeri. Bahkan inovasi teknologipun terjadi di luar negeri. Akibatnya transformasi sosial budaya tidak selaras dengan revolusi sains dan teknologi dalam negeri. Transformasi sosial budaya di Indonesia disebabkan karena pengaruh hasil produksi inovasi teknologi yang diimpor atau hasil dari manufacture yang dialihkan produksinya ke Indonesia. Oleh karena itu efek terhadap transformasi sosial di Indonesia pun lain. Bukan masyarakat yang efisien, efektif, produktif, kreatif yang didapat, tetapi malah masyarakat yang konsumtif dan mungkin spekulatif dan koruptif. Akibat dari proses modernisasi di Indonesia tampak sekali pada perubahan sikap generasi mudahnya. Sikap ini sangat negatif kalau ditinjau dari sudut wawasan kebangsaan kita. Manusia yang menjunjung tinggi sifat yang tadinya sopan sebelum tahun 60-an menjadi beringas dan sangat spekulatif dalam perilaku berlalu-lintas. Untuk mencapai tingkat revolusi/evolusi serta kemampuan berkonsep di bidang sains dan teknologi, diperlukan suatu proses transformasi sosial budaya secara bertahap agar dapat mencapai sifat-sifat masyarakat modern seperti yang diharapkan. Wawasan kebangsaan kita menganggap bahwa sifat-sifat masyarakat modern seperti di barat kurang memadai. Hal ini diakui juga oleh pemikir-pemikir barat yang menganggap masyarakat modern yang ada pada mereka kurang manusiawi dan jauh dari dunia spiritual.

(6)

Yousida Hariani_ESA2012 Page 6

stuktur masyarakat modern, tetapi rupanya kita belum mampu membuat alur proses kearah tersebut. Apa yang terjadi ternyata hanya mengikuti tutorial dan intruksi yang tersamar melalui produk-produk teknologi yang terus menerus mentransformasikan sifat-sifat masyarakat kita menjadi makin konsumtif dan makin parah. Kemudahan dalam komunikasi dan transportasi yang mereka sebut globalisasi, ditanggapi sebagai sekedar kenikmatan hidup dan bukan sebagai sarana untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktifitas. Kita harus membalik efek-efek negatif dari proses globalisasi tersebut menuju kearah positif. Usaha ini hanya mungkin dilakukan melalui pendidikan dan penyuluhan masyarakat dengan program-program yang konkret dan bertahap. Untuk mencapai keselarasan diperlukan waktu paling tidak 50 tahun menurut alur sejarah yang ada.

Pada akhirnya wawasan kebangsaan kita harus membawa bangsa kita menuju masyarakat modern yang efisien, efektif, produktif, kretaif dengan mobilitas tinggi, serta menyandang ketuhanan sifat hakiki manusia yang menjunjung tinggi KETUHANAN YANG MAHA ESA dan rasa perikemanusiaan yang luhur. Wawasan pendidikan kita harus mampu mendahulukan kepentingan bangsa, dan menjaga kelestarian pertumbuhan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh warganya dengan menggunakan sains dan teknologi.

Iptek Pemacu Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia

Sasaran dari pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah negara industri, tetapi pada abad modern ini pembangunan IPTEK dapat berdampak positif pada pembangunan ekonomi, dapat pula berdampak negatif terhadap lingkungan (environment) yang akhirnya berdampak negatif pada bangunan ekonomi itu sendiri. Jadi pembangunan IPTEK itu seolah-olah pisau bermata dua, yaitu disatu arah dapat menguntungkan pemakai pisau dan diarah sebaliknya dapat mencelakakan. Lain sekali keadaanya dibandingkan sebelum perang dunia II, bahwa penggunaan IPTEK dan industrialisasi kala itu lebih banyak menguntungkan dari pada merugikan. Kerugian pada waktu itu hanya pada sektor meluasnya daerah peperangan sebagai akibat dari makin modernnya IPTEK. Asumsi bahwa pembangunan IPTEK dan industri akan memacu pertumbuhan ekonomi masih berlangsung hingga saat ini. IPTEK menjadi inovasi pertama dan utama dalam keberlangsungan produk-produk yang dihasilkan oleh Industri, sehingga memicu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“Bukan orang pandai kalau menyampaikan apa yang ia baca. Orang pandai adalah orang yang menyampaikan pendapat dari apa yang ia baca. Bukan diserap dan

disampaikan mentah-mentah tanpa filter”

(7)

Yousida Hariani_ESA2012 Page 7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam bayi terhadap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada bayi di Kelurahan Mataram Timur dengan tujuan khusus:

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa subdialek yang tersebar di Kecamatan Sindangkasih dan Kecamatan Sukamantri dipersepsikan sebagai bahasa yang memiliki tingkat kesamaan

Dengan nilai yang ditunjukkan tersebut berarti peristiwa penerbitan obligasi syariah (sukuk) ijarah di hari-hari sekitar pengumuman tidak memberikan efek terhadap return

Dalam rangka penyusunan skripsi guna memenuhi syarat menyelesaikan studi program S1 di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka penggalang di SD Jaranan Banguntapan Bantul dapat dilihat dari 1) perencanaan pihak

3.Kebijakan Direktur tentang Kerahasiaan Data dan Informasi 4.Kebijakan Direktur tentang yang berwenang mengisi rekam medis 5.Kebijakan Direktur tentang pembentukan/penetap

Majelis Jemaat dan seluruh warga Jemaat GPIB Bukit Benuas Balikpapan mengucapkan Selamat hari Kelahiran dan Hari Perkawinan bagi warga Jemaat “Bukit Benuas,” dari tanggal

Agar belajar lebih interaktif, sekolah dapat mengatur dengan cara berpindah kelas ( moving class ). Moving Class, merupakan sistem pendidikan yang telah lama