• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pengukuran Kadar Air Organ Tanam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Pengukuran Kadar Air Organ Tanam"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

HORTIKULTURA

ACARA III

PENGUKURAN KADAR AIR ORGAN TANAMAN

Oleh :

Apriliane Briantika Louise

NIM A1L013055

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan komponen yang penting bagi tanaman yang berfungsi sebagai pelarut dan penyusun utama tubuh tanaman seperti sitoplasma. Jumlah air yang terkandung dalam tubuh tanaman bergantung pada jenis tanaman tersebut, misalnya tanaman herba lebih banyak mengandung air bila dibandingkan dengan tanaman perdu. Air yang terkandung pada keseluruhan tubuh tanaman berkisar 5-95%. Kadar air untuk tiap-tiap bagian tubuh tanaman juga berbeda-beda, seperti pada biji-bijian 5-10%, dan pada daun tanaman sekitar 50-95%. Air yang dibutuhkan oleh tanaman diserap dari lingkungan melalui akar.

(3)

Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang dan salah satunya dalam bidang pertanian. Komoditi pertanian yang cukup penting untuk diketahui kadar airnya adalah tanaman hortikultura seperti sayuran. Mutu sayuran terutama ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air sayuran, mutunya semakin jelek. Tingginya kadar air sayuran dapat mempercepat proses pembusukan serta tumbuhnya jamur-jamur penghasil racun yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kadar air juga perlu diketahui untuk biji-bijian yang lain.

Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 % dan yang digunakan untuk hidrasi sebanyak 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Bahan yang mempunyai kadar air yang tinggi akan mempercepat pembusukan karena bakteri lebih menyukai tempat-tempat yang lembab, sehingga bakteri dengan mudah dan cepatnya mengembang.

B. Tujuan

1. Mengetahui kadar air pada organ tanaman

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Air sangat dibutuhkan oleh tanaman karena merupakan komponen utama dalam sel-sel untuk menyusun jaringan tanaman (70%-90%), pelarut dan medium reaksi biokimia, medium transport senyawa, memberikan turgor bagi sel, bahan baku pembentukan klorofil dan menjaga suhu tanaman supaya tetap konstan. Air dapat mempengaruhi kualitas bahan pangan itu sendiri. Peningkatan jumlah air dapat mempengaruhi laju kerusakan bahan pangan oleh proses mikrobiologis, kimiawi, dan enzimatis. Rendahnya kadar air suatu bahan pangan merupakan salah satu faktor yang dapat membuat bahan menjadi awet (Winarno, 1993).

Peranan air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah menyebabkan tanaman dapat dengan mudah mengambil hara tersebut sebagai bahan makanan melalui akar dan sekaligus mengangkut hara tersebut ke bagian-bagian tanaman yang memerlukan. Air dalam tanah akan diserap oleh akar kemudian masuk ke dalam tanaman, selanjutnya air akan menuju ke daun untuk menjalankan proses fotosintesis. Air akan melarutkan glukosa sebagai hasil dari proses fotosintesis dan mengangkutnya ke seluruh tubuh tumbuhan melalui pembuluh floem. Hasil fotosintesis ini akan digunakan tumbuhan untuk proses pertumbuhannya. (Najiyati, 1998).

(5)

dan garam yang tersisa dari pengeringsn suatu bahan pada temperatur yang tinggi (Fennema, 1996).

Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari satu bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapatkan penanganan yang tepat. Sampai sekarang belum diperoleh suatu istilah yang tepat untuk air yang terdapat dalam bahan makanan. Istilah yang umumnya dipakai hingga

sekarang ini adalah ‘air terikat’ (bound water). Walaupun sebenarnya istilah ini kurang tepat karena keterikatan air dalam bahan berbeda-beda bahkan ada yang terikat. Karena itu, istilah terikat ini dianggap sebagai suatu sistem yang mencakup air yang mempunyai derajat keterikatan berbeda-beda dalam bahan (Firmansyah, 2011).

Salah satu contoh penerapan metode penguapan adalah penentuan kadar air suatu bahan. Kadar air bahan bisa ditentukan dengan cara gravimetri evolusi langsung ataupun tidak langsung. Bila yang diukur adalah fase gas maka disebut gravimetri evolusi langsung sedangkan bila fase padatan dan kemudian fase gas dihitung berdasarkan padatan tersebut maka disebut gravimetri evolusi tak langsung (Mathias, 2000).

(6)

berfungsi untuk mengukur fase gas dan fase padat dari padatan yang terbentuk (Skoog, 2004).

Prinsip gravimetri evolusi langsung, bahan dipanaskan dalam ruang tertutup yang berhubungan dengan kolom berisi penjerap uap air yang dilepaskannya bisa dijerap oleh bahan tersebut. Pada gravimetri tidak langsung, prinsip yang digunakan adalah mengeringkan bahan dalam oven sehingga uap airnya keluar. Jumlah air bisa diketahui dari selisih bobot bahan sebelum dan sesudah dikeringkan. Contoh dari metode gravimetri evolusi tak langsung adalah penentuan kadar air jaringan tanaman (Mathias, 2000).

(7)

III.METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah daun ketapang, daun caisim, daun bayam, akar ketapang, akar caisim, dan akar bayam. Alat yang digunakan yaitu cawan petri, cawan porcelin, oven, desikator, neraca analitik (timbangan), pisau atau gunting.

B. Prosedur Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Mencuci cawan porcelin dan mengovennya selama 30 menit lalu didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan menimbangnya sebagai berat cawan.

3. Timbang sampel sebanyak 2 gram dalam cawan porcelain. 4. Dioven dengan suhu 105° selama 2 - 3 jam.

5. Sampel didinginkan dengan desikator selama 15 menit. 6. Sampel ditimbang

7. Sampel dimasukkan ke dalam oven 105° selama 1 jam.

(8)

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

(Terlampir)

B. Pembahasan

Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen (Syarif dan Halid, 1993).

Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno, 1993).

(9)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air buah adalah : 1. Luas pengeringan

Luas permukaan yang tinggi menyebabkan air lebih mudah berdifusi atau menguap sehingga kecepatan penguapan lebih cepat dan bahan lebih cepat kering. Ukuran yang kecil menyebabkan penurunan jarak yang harus ditempuh oleh panas.

2. Suhu

Semakin tinggi suhu udara, semakin banyak uap air yang dapat ditampung oleh udara tersebut sebelum terjadi kejenuhan. Dapat disimpulkan bahwa udara bersuhu tinggi lebih cepat mengambil air dari bahan pangan sehingga proses pengeringan lebih cepat.

3. Kecepatan pergerakan udara

Semakin cepat pergerakan/sirkulasi udara, proses pengeringan akan semakin cepat. Udara yang beregerak akan lebih cepat mengambil uap air dibandingkan udara diam. Pada proses pegerakan udara, uap air dari bahan akan diambil dan terjadi mobilitas yang menyebabkan udara tidak pernah mencapai titik jenuh.

4. Kelembaban udara

Apabila udara digunakan sebagai medium pengering atau bahan pangan dikeringkan di udara, semakin kering udara tersebut (kelembaban semakin rendah) kecepatan pengeringan semakin tinggi.

5. Tekanan atmosfer

(10)

dilakukan pada suhu konstan dan tekanan diturunkan, maka kecepatan penguapan akan lebih tinggi.

6. Penguapan air

Penguapan atau evaporasi merupakan proses penghilangan air dari bahan pangan yang dikeringkan sampai diperoleh produk kering yang stabil. Pada proses penguapan air dari permukaan bahan, terjadi proses pengambilan energi dari bahan menjadi dingin. Penguapan yang terjadi selama pengeringan tidak menghilangkan semua air yang terdapat dalam bahan pangan.

7. Lama pengeringan

Pengeringan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang pendek dapat lebih menekan kerusakan bahan pangan dibandingakan dengan pengeringan yang lebih lama dan suhu rendah (Ahmadi & Estiasih, 2009).

(11)

Menurut pendapat Rossi (2010), pentingnya penentuan kadar air yakni:

1. Kadar air dalam suatu bahan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut.

2. Penentuan kadar air dari suatu bahan sangat penting agar didalam proses pengolahan maupun pendistribusiannya mendapat penangan tepat.

3. Sebagai penentu faktor mutu dalam pengawetan beberapa produk.

4. Menurunkan kadar air digunakan untuk kenyamanan dalam pengemasan atau transportasi.

5. Kadar air selalu spesifik dalam komposisi standar. 6. Perhitungan nilai gizi makanan.

7. Data perhitungan yang digunakan untuk menunjukkan perhitungan analisis lain pada basis yang sama. Contoh: basis basah dan basis kering.

Manfaat pengukuran kadar air secara umum yaitu :

1. Menghindari pembusukan selama penyimpanan maupun selama pengiriman yang disebabkan oleh jamur dan bakteri yang hidup pada lingkungan yang lembab. misalnya bada biji bijian seperti jagung, beras, kakao, kopi dan berbagai macam biji bijian lainya

2. Meningkatkan kualitas dan daya tahan, dengan kadar air yang sesuai, bahan seperti beras, jagung dan bahan lainya dapat disimpan lebih lama tanpa mengalami penurunan kualitas.

(12)
(13)
(14)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Kadar air pada bahan setelah dilakukan pengeringan ternyata berbeda dari hasil awal, karena adanya penguapan air yang terjadi setelah dioven.

B. Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi & Estiasih. 2009. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Depdikbud Dirjen Pendidikkan Tinggi. Yogyakarta.

Darmawan. 1993. Penentuan Kadar Air Pangan. Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar.

Dwijoseputro. 1994. Diktat Tenaga Teknis Kehutanan Bidang Pengeringan, Pengawetan, dan Pengolahan Kayu. Kerjasama Fakultas Kehutanan IPB dengan Dinas Kehutanan DKI Jakarta.

Ellya. 2009. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Penerbit PT Gramedia. Jakarta.

Fennema. 1996. Plant and soil Water Relationships : A Modern Synthesis. Toto Mc Graw-Hill Publishing Company Ltd. New Delhi.

Firmansyah. 2011. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Akademi Teknologi Kulit. Yogyakarta.

Haryanto. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Kimbal. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Mathias. 2000. Water Activity and Enzyme Activity. Food Technology. Najiyati. 1998. Mekanisme Air Pada Tumbuhan. UNY Press. Yogyakarta. Rossi. 2010. Kimia Analitik Dasar. Grafindo Media Utama. Bandung.

Skoog. 2004. Evaluation of the Ohmmapper instrument for soil measurement. Soil Science Society of America Journal 66: 223-234.

Syarif dan Halid. 1993. Ikhtisar Biokimia Dasar. FKUI. Jakarta.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan teori pengobatan TB dimana kepatuhan minum obat lebih penting dibandingkan dengan keberadaan PMO karena pada pasien yang secara teratur mentaati waktu

Uji Presisi. Uji presisi ini dilakukan dengan cara: 1) penimbangan berkali-kali berat sampel dan peralatan penelitian serta pengukuran absorbansi sampel maupun

Metode pendekatan dan solusi yang ditawarkan dalam kegiatan ini melalui pelatihan, introduksi peralatan, survey pasar, fasilitasi perijinan dan pendampingan. Dalam kegiatan

Pengertian lain adalah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran

Partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan legislatif merupakan wujud kedaulatan rakyat adalah suatu hal yang sangat fundamental dalam proses demokrasi, suatu

Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari keragaman karakteristik tanah dari data pemboran dengan intensitas pengamatan yang tinggi dan mencari hubungan spasial

Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tunadaksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (i) manajemen Pendidikan dan Pelatihan Guru di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bone meliputi empat tahapan yaitu (a)