ACARA I DESTILASI
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Acara I Destilasi adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui konstruksi dasar alat/mesin untuk destilasi, utama alat berikut fungsi masing-masing bagian utama.
2. Mengetahui cara-cara pengoperasian alat/mesin berikut cara pengaturan alat sesuai yang dikehendaki.
3. Mengetahui penampilan teknis mesin a. Kapasitas alat/mesin
b. Klasifikasi kwalitas produk
B. Latar Belakang
yang kompleks. Air melimpah namun tidak menjadi manfaat bagi masyarakat. Dengan adanya proses destilasi atau penyulingan dapat meminimalisir adanya kekurangan air dan dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat banyak. Tidak hanya manusia yang diuntungkan tetapi makhluk hidup lain yang berada di bumi dapat merasakan keuntungannya juga. Oleh karenanya, praktikum mengenai destilasi ini, sangat bermanfaat bagi praktikan.
C. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Teori
Distilasi adalah pemisahan senyawa-senyawa suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dari masing- masing zat tersebut. Distilasi dapat dilakukan jika titik didih senyawa-senyawa dalam campuran memiliki perbedaan yang berarti. Titik didih adalah temperatur pada saat cairan berubah menjadi uap pada tekanan atmosfer atau temperatur pada saat tekanan uap dari cairan tersebut sama dengan tekanan gas atau uap yang berada disekitarnya (Wartini, 2009).
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasai biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing. Destilasi vacuum memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendestilasinya tidak perlu terlalu tinggi (Walangare dkk, 2013).
uap air panas. Dalam destilasi secara basah berdasarkan sumber panas yang digunakan dalam proses destilasi, ada tiga macam yaitu, destilasi dengan uap panas, destilasi dengan campuran uap panas dan air serta destilasi dengan air. Bagian alat destilasi basah terdiri dari empat bagian bagian pertama adalah bagian penghasil panas, kedua bagian dimana terjadi proses penyulingan, ketiga bagian pengembun dan keempat adalah bagian pemisah bahan yang disuling dari komponen zat yang lain (Darsam dan Afandi, 1980).
Distilasi sama halnya dengan ketel uap (steam boyler), mesin pendingin (refrigerator), atau mesin pemanas lainnya, destilator juga mempakan sebuah alat penukar kalor (heat exchanger), yang terdiri dari beberapa peralatan utama yaitu peralatan penguapan (evaporator) dan peralatan pengembunan (kondensor). Proses perpindahan kalor pada kedua peralatan ini adalah merupakan proses gabungan yang melibatkan radiasi dan konduksi, atau dapat dikatakan bahwa proses yang terjadi adalah proses konveksi. Proses penguapan yang terjadi pada evaporator disesuaikan pada panas yang diasilkan motor induk yang terbawa oleh air pendingin dan sifat-sifat fisik pada kondisi tersebut (Sahuburua, 2006).
Prosedur ekstraksi yang melibatkan CO2 super kritis milik teknologi
bersih, tanpa produk sekunder yang dapat mencemari lingkungan. CO2
adalah yang paling banyak digunakan dalam SFE karena mudah digunakan, murah, mudah terbakar, tidak beracun, kimia stabil, menunjukkan afinitas yang besar untuk volatil (lipofilik) senyawa, dan dapat dengan mudah dan benar-benar dihilangkan dari ekstrak apapun (Zekovic et.al, 2009).
Produksi gula pertama berasal dari sub-benua India. Di india kebanyakan gula dihasilkan dari tebu. Proses manufaktur gula melibatkan banyak unit teknik kimia. Hal utama yang dilakukan yaitu persiapan tebu dan ekstraksi jus, perpindahan panas, sedimentasi, filteration, penguapan dan kristalisasi. Sebuah tebu mentah khas berisi sukrosa (97,5%), gula pereduksi (0,86%) dan senyawa organik lainnya abu dan air. Tebu mengandung sekitar 11 sampai 15% sukrosa dari yang hanya 8 sampai 11% crystalizable. Sisa sukrosa masuk ke oleh produk seperti mengurangi gula (Thamilvanan, 2013).
Distilasi osmotik adalah jenis transfer yang di dorong oleh proses membrane. Dimana massa kekuatan pendorong adalah perbedaan tekanan uap antara dua solusi. Bahwa membran distilasi (MD) dalam kasus OD juga digunakan hyrdophobic, berpori, membran polimer. Untuk proses distilasi osmotik biasanya konsentrasi tinggi zat osmotik, sebagian larutan garam (NaCl, CaCl2, K2HPO4, K-asetat) atau
semacam solusi organik (polyethylene-glikol, gliserol, dll) digunakan dapat menjaga dan mempertahankan rendahnya nilai tekanan uap selama proses (Racz et.al, 2013).
2. Tinjauan Bahan
pengolahannya dapat dibagi dalam tiga pokok dasar yaitu perlakuan pendahuluan, pemecahan jaringan dan pengeluaran minyak (Djarir, 1982).
Minyak nabati adalah minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dapat diperbarui, sehingga dapat memberikan harapan memperoleh sumber minyak untuk waktu yang lebih panjang. Berdasarkan kegunaanya, minyak nabati terbagi menjadi dua golongan. Pertama minyak nabati yang dapat digunakan dalam industri makanan (edible oils) dan dikenal dengan nama minyak goreng meliputi minyak kelapa, minyak kelapa sawit, mimyak zaitun, minyak kedelai dan sebagainya. Kedua, minyak yang digunakan dalam industri bukan makanan (non edible oils) misalnya minyak kayu putih dan minyak jarak (Fatoni, 2002).
Indonesia mempunyai potensi sebagai penghasil minyak atsiri yang berlimpah. Produk minyak atsiri baru pada tahap menghasilkan minyak kasar (crude oil). Jika minyak kasar tersebut diolah lebih lanjut menjadi berbagai komponen minyak esensial murni. Fraksinasi minyak atsiri adalah pemisahan minyak atsiri menjadi beberapa fraksi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Sebaiknya minyak atsiri tidak difrakasinasi pada tekanan atmosfir, tetapi dalam keadaan vakum karena tekanan tinggi dan suhu tinggi dapat mengakibatkan dekomposisi dan resinifikasi, sehingga destilat mempunyai bau dan sifat fisiko kimia yang berbeda dengan minyak murni (Nurhasanah, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Darsam dan K. Muchtar Afandi. 1980. Petunjuk Praktek Alat atau Mesin Pengolahan Hasil Pertanian 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Fatoni, Anwar; Cokorda P dan Mahandari. Kajian Awal Biji Buah Kepayang Masak Sebagai Bahan Baku Minyak Nabati Kasar.
Nurhasanah, Siti; Efri Mardawati dan Marleen Herudiyanto. 2009. Pemisahan Eugenol dari Minyak Cengkeh dengan Cara Distilasi Fraksinasi. Jurnal Teknologi.
Racz, G; N. Papp; A. Hagedus; E. Banyai; G. Vatai. 2013. Concentration Of Sour Cherry Juice Using Osmotic Distillation. . Vol. 2 No. 1.
Sahuburua, Dominggus. 2006. Desain Destilator Untuk Destilasi Air Laut Pada Kapal Penangkap Ikan (Sebuah Stud1 Pada Km. Toy0 21. Jurnal Teknik Mesin Vo. 5 No. 2.
Thamilvanan, G and R. Senthamil Selvi. 2013. Distillation of ethanol from Sugar Molasses. International Journal of Medicine and Biosciences Vol. 2 Hal. 33-35.
Wartini, Ni Made. 2009. Senyawa Penyusun Ekstrak Flavor Daun Sala (Eugenia Polyantha Wight) Hasil Distilasi Uap Menggunakan Pelarut N-Heksana Dan Tanpa H-Heksana. Jurnal Agrotekno Vol. 15 No. 2.
Walangare, K. B. A; A. S. M. Lumenta; J. O. Wuwung; B. A. Sugiarso. 2013. Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer.
Yuliarto, Fuki Tri; Lia Umi Khasanah dan R. Baskara Katri Anandito. 2012. Pengaruh ukuran bahan dan metode Destilasi (Destilasiair Dan Destilasi Uap-Air) Terhadap kualitas minyak atsiri kulit Kayu manis (Cinnamomumburmannii). Jurnal Teknosains Pangan Vol.1 No.1.