• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Pengantar - RENJA DISPERINDAG PROV. KALBAR TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kata Pengantar - RENJA DISPERINDAG PROV. KALBAR TAHUN 2016"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RENCANA KERJA

(RENJA)

TAHUN 2016

(2)
(3)

K

ATA

P

ENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan berkat dan rahmat-Nya dapat diselesaikan penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 yang merupakan salah satu kewajiban untuk merencanakan pembangunan industri dan perdagangan satu tahun kedepan untuk mencapai misi dan tujuan Dinas dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik (Good Governence), efesien, efektif, bersih dan responsif serta dapat dikontrol oleh semua pihak.

Dalam penyusunan RENJA 2016 secara sistematik dan melembaga ini sudah diupayakan disesuaikan dan mengacu kepada Surat Edaran Gubernur Kalimantan Barat nomor 050/0570/Monevdal-Bappeda tentang Penyampaian Rancangan Awal RKPD tahun 2016 dan Penyusunan Renja SKPD tahun 2016 yang merupakan penjabaran dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tanggal 21 Oktober 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dengan mengacu pada Rancangan Awal

RKPD tahun 2016, Renstra tahun 2013 – 2018 serta Tupoksi Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat. Rancangan Renja 2016 ini juga telah dilakukan proses partisipasi publik melalui Forum SKPD bidang industri dan Perdagangan yang dilaksanakan pada bulan Maret 2015 yang lalu yang dihadiri pemerintah kab/kota, SKPD dan instansi vertikal Provinsi terkait, dunia usaha, dan akademisi yang menghasilkan berita acara kesepakatan dan telah diperbaiki pada saat Pra musrenbang Provinsi Kalbar dan Nasional serta telah dilakukan penyelarasan Renja SKPD ini dengan RKPD 2016 oleh Bappeda Provinsi Kalbar.

RENJA 2016 ini tidak hanya memperhatikan Renstra dan perkembangan serta isu-isu terkini industry dan perdagangan baik di daerah maupun nasional, tetapi juga lebih menekankan pada pencapaian target kinerja yang tertuang dalam sasaran strategis dengan mengikuti Indikator Kinerja Utama Dinas Perindag Provinsi Kalbar. Demikian RENJA 2016 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat ini disusun, untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Pontianak, September 2015

Kepala Dinas Perindustrian danPerdagangan Provinsi Kalimantan Barat,

Drs. ROBERTUS ISDIUS, M.Si

Pembina Utama Muda NIP. 195809281984111002

(4)

D

AFTAR

I

SI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... ii

BAB 1 P E N D A H U L U A N ... 1

I.1 Gambaran Umum ... 1

I.2 Tugas Pokok dan Fungsi ... 2

I.3 Sistematika Dokumen Renja ... 7

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 ... 8

II.1 Sasaran Pembangunan Tahunan Industri dan Perdagangan Daerah Provinsi Kalimantan Barat ... 8

A.1 Sasaran Strategis 1 (SS 1) ... 13

A.2 Sasaran Strategis 2 (SS 2 ) ... 16

A.3 Sasaran Strategis 3 (SS 3) ... 18

A.4 Sasaran Strategis 4 (SS 4) ... 30

A.5 Sasaran Strategis 5 (SS 5) ... 33

II.2 Realisasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat ... 34

BAB 3 TUJUAN DAN SASARAN RENCANA KERJA TAHUN 2016 ... 36

III.1 Visi Misi dan Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2013 - 2018 ... 36

III.2 Isu – Isu Penting ... 42

B.1. Perindustrian ...43

B.2. Perdagangan ...44

III.3 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja RKT 2016 ... 51

BAB 4 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN ... 54

Bab 5 PENUTUP ... 59

LAMPIRAN

(5)

BAB1P

ENDAHULU

AN

I.1

G

AMBARAN

U

MUM

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat adalah salah satu instansi teknis yang membina sektor ekonomi di Kalbar sesuai dengan nilai-nilai yang melekat pada Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi (TUPOKSI) berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Provinsi Kalimantan Barat ; dan Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang diubah beberapa kali dan yang terakhir dengan Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2014 tentang perubahan ketiga Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat mengenai telah dibentuknya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat yang dijabarkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 49 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindag Provinsi Kalbar dan diubah terakhir kalinya dengan Peraturan Gubernur nomor 17 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindag Provinsi Kalbar. Dalam menjalankan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, Dinas Perindustrian dan perdagangan Provinsi Kalimantan Barat didukung oleh 3 (tiga) Unit Pelayanan Tehnis dan 1 (satu) Unit Pelatihan yaitu,Unit pengawasan Sertifikasi Mutu Barang, Unit Pelayanan Kemetrologian Pontianak, serta Unit Pelayanan Kemetrologian Singkawang, dan Unit Pelatihan Industri Kecil Menengah Provinsi Kalbar.

(6)

I.2

T

UGAS

P

OKOK DAN

F

UNGSI

Dalam melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang diubah beberapa kali dan yang terakhir dengan Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2014 tentang perubahan ketiga Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang dijabarkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 17 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindag Provinsi Kalbar, maka atas dasar ketentuan tersebut urusan / bidang Perindustrian dan Perdagangan menjadi tanggungjawab dan kewenangan DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Provinsi di bidang perindustrian dan perdagangan, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas lainnya yang diserahkan oleh Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai fungsi antara lain :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang industri kimia, agro dan hasil hutan; industri logam, mesin, elektronika dan aneka; perdagangan dalam negeri dan kemetrologian; serta perdagangan luar negeri;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang industri kimia, agro dan hasil hutan; industri logam, mesin dan aneka; perdagangan dalam negeri dan kemetrologian; serta perdagangan luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Pelaksanaan tugas di bidang industri kimia, agro dan hasil hutan; industri logam, mesin dan aneka; perdagangan dalam negeri dan kemetrologian; serta perdagangan luar negeri sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang industri kimia, agro dan hasil hutan; industri logam mesin dan aneka; perdagangan dalam negeri dan kemetrologian serta perdagangan luar negeri;

e. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas dan fungsi di bidang industri kimia, agro dan hasil hutan; industri logam, mesin dan aneka; perdagangan dalam negeri dan kemetrologian; serta perdagangan luar negeri;

(7)

g. Pelaksanaan tugas dekonsentrasi, tugas pembantuan dan tugas lainnya di bidang perindustrian dan perdagangan yang diserahkan oleh Gubernur;

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Mempunyai tugas memimpin, membina, mengkoordinasikan, memfasilitasi, menyelenggarakan, mengawasi, mengevaluasi, dan mengendalikan kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Sekretaris.

Mempunyai tugas menyiapkan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi, rencana strategis, administrasi kepegawaian, umum serta pengelolaan keuangan dan asset.

Sekretariat membawahi :

Subbag Rencana Kerja,Monitoring dan Evaluasi yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis penyusunan rencana kerja, rencana strategis, monitoring dan evaluasi.

Subbag Umum dan Aparatur yang bertugas mengumpul, mengolah dan menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang administrasi kepegawaian, organisasi dan tatalaksana serta urusan umum.

Subbag Keuangan dan Asset yang bertugas untuk mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan dan asset.

3. Bidang Industri Agro dan Kimia (Bidang IAK)

Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang industri agro dan kimia, industri hasil hutan dan perkebunan, industri makanan, minuman, hasil laut dan perikanan dan industri kimia.

Bidang IAK membawahi :

Seksi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidangIndustri Hasil Hutan dan Perkebunan.

Seksi Industri Makanan, Minuman, Hasil Laut dan Perikanan yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidangIndustri Makanan, Minuman, Hasil Laut dan Perikanan.

(8)

4. Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka

Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang pengembangan produksi Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka; pengembangan usaha Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka; serta sarana Industri Logam alat Mesin Elektronika dan Aneka.

Bidang ILMEA membawahi :

Seksi Industri Logam dan Permesinan yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang industri logam, alat dan permesinan.

Seksi Industri Elektronika dan Telematika yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang industrielektronika dan telematika.

Seksi industri Alat Transportasi dan Aneka yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang industri alat transportasin dan aneka.

5. Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Kemetrologian

Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang pembinaan dan pengawasan usaha perdagangan; kemetrologian dan perlindungan konsumen; serta sarana perdagangan.

Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Kemetrologian membawahi :

Seksi Usaha Perdagangandan Produk Dalam Negeriyang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang usaha perdagangan dan Produk Dalam Negeri.

Seksi Kemetrologian dan Perlindungan Konsumen yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang kemetrologian dan perlindungan konsumen.

Seksi Logistik dan Sarana Perdagangan yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskanbahan kebijakan teknis di bidang logistik dan sarana perdagangan.

6. Bidang Perdagangan Luar Negeri

Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang ekspor, impor dan pengembangan pasar luar negeri.

Bidang Perdagangan Luar Negeri membawahi :

Seksi Ekspor yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang ekspor.

(9)

Seksi Kerjasama dan Pengembangan Pasar Luar Negeri yang bertugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang kerjasama dan pengembangan pasar luar negeri.

7. Unit Pelaksana Teknis

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dan kegiatan teknis penunjang dinas yang mempunyai wilayah satu atau beberapa daerah Kabupaten/Kota. Unit Pelaksana Teknis dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat terdiri atas :

a. Unit Pelayanan Kemetrologian Pontianak

Wilayah kerja melingkupi di 11 Kab/Kota (Kota Pontianak, Kab. Pontianak, Kab. Landak, Kab. Sanggau, Kab. Sekadau, Kab. Sintang, Kab. Melawi, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Ketapang dan Kab. Kayong Utara). Tugas dari Unit Pelayanan Kemetrologian Pontianak adalah melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat di bidang kemetrologian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Struktur Organisasi Unit Pelayanan Kemetrologian Pontianak terdiri dari Kepala Unit, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Massa dan Timbangan, Seksi Ukuran Arus, Panjang dan Volume dan Kelompok Jabatan Fungsional.

b. Unit Pelayanan Kemetrologian Singkawang

Wilayah kerja melingkupi 3 Kab/Kota (Kota Singkawang, Kab. Sambas dan Kab. Bengkayang).Tugas dari Unit Pelayanan KemetrologianSingkawang adalah melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat di bidang kemetrologian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Unit Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Barang

Berlokasi di Kota Pontianak dengan wilayah kerja melingkupi 14 Kab/Kota se-Kalbar dan tugasnya adalah melaksanakan pengujian contoh dan kalibrasi untuk kepentingan sertifikasi (certificate of conformity) dan non sertifikasi. Struktur Organisasi Unit Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Barangterdiri dari Kepala Unit, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Jaminan Mutu, Seksi Bimbingan dan Teknis Kalibrasi dan Kelompok Jabatan Fungsional.

d. Unit Pelatihan IKM Kalbar

(10)

KEPALA DINAS Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat yaitu Jabatan fungsional Penguji Mutu Barang (PMB), Tenaga Penera, dan Tenaga Arsiparis.

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut tidak terlepas dari kewenangan Provinsi untuk urusan industri dan perdagangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar sesuai Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 49 Tahun 2008dan diubah terakhir kalinya dengan Peraturan Gubernur nomor 17 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindag Provinsi Kalbardapat dilihat pada Gambar 1 di bawah.

(11)

I.

3

S

ISTEMATIKA

D

OKUMEN

R

ENJA

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 pasal 134 tanggal 21 Oktober 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa penyajian rancangan Renja RKPD provinsi dan kabupaten/kota dengan sistematika paling sedikit sebagai berikut:

a. pendahuluan;

b. evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu; c. tujuan, sasaran, program dan kegiatan;

d. indikator kinerja dan kelompok sasaran yang menggambarkan pencapaian Renstra SKPD;

e. dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif;

f. sumber dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan; dan

g. penutup

Berdasarkan peraturan tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat menyajikan Renja SKPD tahun 2016 dalam 5 (lima ) bab, yaitu:

Bab I. Pendahuluan

I.1 Gambaran Umum

I.2 Tugas Pokok dan Fungsi I.3 Sistematika Dokumen Renja

Bab II. Evaluasi Pelaksanaan Renja 2014

II.1 Sasaran Pembangunan Tahunan Industri dan Perdagangan Daerah Provinsi Kalimantan Barat

II.2 Realisasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat

Bab III. Tujuan dan sasaran Rencana Kerja Tahun 2016

III.1 Visi Misi Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2013 -2018

III.2 Isu – Isu Penting

III.3. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja RKT 2016

Bab IV. Rencana Program dan Kegiatan

(12)

BAB

2

E

VALUASI

P

ELAKSANAAN

R

ENCANA

K

ERJA

T

AHUN

2014

II.1

S

ASARAN

P

EMBANGUNAN

T

AHUNAN

I

NDUSTRI DAN

P

ERDAGANGAN

D

AERAH

P

ROVINSI

K

ALIMANTAN

B

ARAT

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar sebagai bagian dari Pemerintah Daerah Prov. Kalimantan Barat tentunya melandasi perencanaan strategisnya dalam kerangka Rencana Strategis Pemda Kalimantan Barat yang dikenal dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam RPJMD Kalimantan Barat tahun 2013-2018. Sesuai dengan visi Gubernur Kalimantan Barat yang tertuang pada RPJMD tersebut menyatakan bahwa visi pembangunan Kalbar 2013 – 2018 adalah “Mewujudkan Masyarakat Kalimantan Barat yang Beriman, Sehat,

Cerdas, Aman, Berbudaya dan Sejahtera”. Selanjutnya, dari 10 (sepuluh) misi

Pembangunan Kalbar 2013-2018, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat mendapat amanat untuk melaksanakan misi ke 8 (delapan), yaitu

Memperluas lapangan kerja dan usaha dengan berbasis ekonomi kerakyatan, melalui pemberdayaan potensi dan kekuatan ekonomi lokal, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi, dengan membuka akses ke sumber modal, teknologi dan pasar untuk meningkatkan daya saing, serta menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai seni tradisional guna melestarikan sekaligus mempertahankan ketahanan budaya” dan mengawal tujuan 5 (lima) dan 6 (enam). Tujuan kelima misi kedelapan adalahMeningkatkan daya saing daerah, dengansasaran “Meningkatkan ketahanan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan dalamnegeri” danstrategi yang digunakan adalah dengan : “Meningkatkan ekspor, mengendalikan impor dan meningkatkan efisiensi perdagangan dalam negeri” sertaarah kebijakan yang ditempuh adalah : “Meningkatkan diversifikasi komoditi dan tujuan pasar ekspor didukung peningkatan efisiensi sistim distribusi dan pengembangan perdagangan dalam negeri, serta akses fasilitasi standarisasi produk lokal dan pengamanan perdagangan”.

Selanjutnya Tujuan keenam dari misi kedelapan adalah “Memanfaatkan sumberdaya lokal sebagai sumberdaya ekonomi”, dengansasaran pembangunan adalah :

“Meningkatkan nilai tambah sumberdaya lokal”. Sedangkan Strategi pembangunan yang diambil adalah : “Revitalisasi Industri melalui peluang hilirisasi Komoditi Utama daerah dan penguatan struktur Industri Daerah”, dan Arah Kebijakan yang ditempuh adalah

(13)

daerah, industri peralatan dan mesin yang mendukung pengembangan sektor primer dan IKM unggulan Provinsi”.

Selanjutnya secara lebih rinci strategi pengembangan urusan industri lebih diarahkan pada revitalisasi industri melalui peluang hilirisasi komoditi utama daerah dan penguatan struktur Industri daerah yang berkelanjutan. Inti dari strategi ini adalah penumbuh kembangan industri pengolahan komoditi utama/unggulan daerah; yang didukung penguatan peranan industri kecil dan menengah; dan pengembangan industri peralatan & mesin serta alat angkut yang mendukung pengembangan pertanian, perkebunan, pertambangan dan perikanan, melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, keterkaitan dalam mata rantai pertambahan nilai, serta fasilitasi bagi usaha industri untuk tumbuh dan berkembang berbasis kawasan, kompetensi inti daerah, kreatifitas intelektual dan kelestarian lingkungan. Strategi pengembangan Industri daerah tersebut melalui arah kebijakan pengembangan urusan industri daerah yaitu :

a) Pengembangan subsistem industri hilir yang terintegrasi dengan berbasis pada industri pengolahan hasil perkebunan, pertanian danperikananserta pertambangan yang berdaya saing;

b) Penumbuhkembangan industri kecil dan menengah unggulan Provinsi berbasis sumberdaya lokal melalui pendekatan One Village One Product (OVOP), kompetensi inti daerah dan kreatifitas intelektual serta nilai luhur masyarakat Kalimantan Barat;

c) Menumbuhkembangan industri peralatan, mesin dan alat angkut yang mendukung pengembangan pertanian, perkebunan, perikanan, dan pertambangan.

Sedangkan strategi pengembangan urusan perdagangan diarahkan pada Meningkatkan ekspor, mengendalikan impor didukung peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dan pengamanan perdagangan daerah. Inti dari strategi ini adalah mengupayakan perluasan jenis komoditi dan tujuan pasar ekspor yang berkualitas; ditunjang pengawasan atas barang-barang impor yang beredar dipasar; upaya-upaya menjaga stabilitas stok bahan pokok dan strategis masyarakat; fasilitasi penyediaan sarana perdagangan dan akses pasar bagi produk daerah; dan pengamanan pasar lokal melalui gerakan pemakaian produk lokal dan perlindungan konsumen. Strategi Pengembangan urusan Perdagangan tersebut dilakukan melalui Kebijakan pengembangan urusan perdagangan yang diarahkan untuk :

(14)

b) Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi perdagangan luar negeri di daerah hingga ke daerah perbatasan melalui intensitas koordinasi antar stakeholder dan kerjasama regional ekonomi, serta fasilitasi peningkatan daya saing produk ekspor melalui sertifikasi dan pengujian mutu produk;

c) Memfasilitasi pelaku usaha dalam memasarkan produk daerah melalui upaya-upaya promosi dan misi dagang untuk meningkatkan ekspor daerah;

d) Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan daerah, terutama dengan semakin banyak beredarnya barang-barang produksi dari luar Kalbar termasuk eks-impor. Masyarakat Kalimantan Barat diharapkan dapat menjadi konsumen yang cerdas, tidak konsumtif dan paham atas hak-haknya sekaligus lebih menghargai produk lokal, sehingga menjadi instrumen yang kuat dalam upaya pengembangan ekonomi lokal dan dalam menghadapi deras masuknya produk-produk luar di era pasar bebas ini.

T

ARGET &

R

EALISASI

IKU P

ROVINSI TA.

2014

Berdasarkan uraian diatas maka Sasaran Strategis pembangunan daerah yaitu : Meningkatkan ketahananan neraca perdagangan yang didukung efisiensi perdagangan

dalam negeri” dengan Indikator Kinerja Utama Pemprov Kalbar yang menjadi tanggung jawab Dinas Perindag Provinsi Kalbar yaitu Jumlah ekspor sektor perdagangan (US$); Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita (Juta Rp/bulan); Produktivitas total daerah (Juta Rp./tahun); dan Nilai tukar petani.

Berdasarkan Indikator kinerja utama daerah untuk mengukur sasaran tersebut beserta target dan pencapaian yang berhasil diraih pada tahun anggaran 2014 adalah

Sumber Data : RPJMD Kalbar 2013 – 2018, Bappeda 2013 dan BPS Kalbar, 2015

(15)

tergantung kepada sektor indutri Hulu terutama karet (crumb rubber), ekspor bahan tambang, serta produk kayu olahan. Berawal dari diberlakukannya Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2012 yang mengatur tentang larangan ekspor hasil tambang dalam keadaan mentah, nilai ekspor Kalbar pada tahun tersebut anjlok hingga 30 % dibandingkan tahun 2011. Pada tahun 2011 nilai ekspor Kalbar mencapai USD 1.867,8 Juta, turun menjadi USD 1.303,86 Juta pada tahun 2012. sedangkan pada tahun 2013 nilai ekspor Kalbar mencapai USD 1.361,0 Juta meningkat sekitar 3,09 % dibandingkan tahun 2012.Sementara untuk tahun 2014, nilai ekspor Kalbar mencapai USD 651.99 Juta, mengalami penurunan yang sangat drastis dibandingkan dengan tahun 2013 hingga mencapai 51.65 %.Penurunan nilai ekspor Kalbar pada tahun 2014 merupakan lanjutan dari trend penurunan ekspor akibat belum siapnya perusahaan pertambangan yang ada di Kalbar untuk menghasilkan produk turunan yang boleh diekspor sesuai Permen ESDM di atas. Ditambah pada tahun 2014 perekonomian dunia mengalami penurunan yang ditandai dengan turunnya harga minyak dunia. Imbas dari lesunya perekonomian dunia sangat berpengaruh terhadap permintaan bahan baku karet (crumb rubber). Harga karet jatuh di titik terendah dan sangat mempengaruhi nilai ekspor Kalbar yang sangat tergantung pada karet, selain bahan tambang. Selain itu turunnya harga dunia bahan-bahan substitusi berupa karet sintetis yang berasal dari minyak bumi turut mempengaruhi turunnya harga karet alami.

Sebagai bahan perbandingan, Pertumbuhan nilai ekspor (non migas) secara nasional pada periode Januari-Desember 2014 juga mengalami penurunan sebesar 3.43 % dibandingkan tahun 2013 (yoy).

T

ARGET &

R

EALISASI

IKU D

INAS

P

ERINDA

G P

ROVINSI TA.

2014

Sementara itu, indikator kinerja serta pencapaian sasaran strategis yang ditetapkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalbar (IKU Disperindag Prov. Kalbar) beserta pencapaianya pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA SAT 2014

TARGET REALISASI %

1 2 3 4 5a 5b 5c

1 TUMBUH DAN BERKEMBANG-NYA SEKTOR INDUSTRI

KALBAR

1.1. Laju Pertumbuhan sektor Industri Kalbar per tahun

% 3 4.3 143,33

1.2. Jumlah Pertambahan industry % 2 4.3 215

1.3. Jumlah kawasan industri yang difasilitasi

Lokasi 4 5 125

1.4. dukungan persebaran dan penguatan industry

Kab/

kota 14 14 100 1.5. jumlah industri unggulan provinsi

yang difasilitasi

Unit usaha

(16)

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA SAT 2014

TARGET REALISASI %

1 2 3 4 5a 5b 5c

1.6. jumlah industri prioritas provinsi

yang difasilitasi

Unit

usaha 2 14 700

1.7. Jumlah industri yang difasilitasi

melalui penerapan industri hijau

1.10 Pengembangan Industri alat angkut Unit usaha

1 - -

1.11 Pengembangan Industri galangan

Kapal

Lokasi 1 - -

1.12 Dukungan hilirisasi bahan tambang Komo

diti 1 - -

3.9 Jumlah BPSK yang terbentuk Kab/

kota 4 7 110

3.10 Pemeliharaan dan peningkatan Kemampuan Lab Kemetrologian

% 100 100 100

(17)

NO SASARAN

4.5 Nilai ekspor Kalimantan Barat USD juta

4.8 Jumlah SDM Fungsional sertifikasi

mutu barang yang ditingkatkan

5.3 Data spatial indag Kalbar Kab/

kota 6 3 50

1.1 Laju Pertumbuhan sektor industri kalbar per tahun dan 1.2 Laju Pertambahan Industri

(18)

1.3 Jumlah kawasan industri yang difasilitasi

Jumlah kawasan industri yang difasilitasi pada tahun 2014 sejumlah 5 kawasan. Sebenarnya pengertian lima kawasan di sini mengacu pada lima kabupaten yang di dorong untuk mengembangkan kawasan industri di daerahnya. Kelima kabupaten tersebut adalah kabupaten Sanggau (Kawasan Industri Tayan), Kabupaten Landak (KI Mandor), Kabupaten Sambas (KI Semparuk), Kabupaten Ketapang (KI Kendawangan), serta Kabupaten Kapuas Hulu (KI Badau). Dengan target yang ditetapkan sebesar 4 kawasan di wilayah 4 kabupaten di Kalimantan Barat persentase capaian kinerja mencapai 125 %.

1.4 Dukungan Persebaran dan Penguatan Industri

Merupakan indikator dalam rangka melakukan kegiatan pembinaan industri di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat. Dengan terget sebanyak 14 kabupaten/kota, pencapaian sebesar 100 %. Hal-hal yang dihasilkan adalah:

 Fasilitasi percepatan pembangunan kawasan industri di 5 kabupaten seperti dijelaskan pada poin IKU 1.3.

 Fasilitasi pengkajian kompetensi inti industri daerah (KIID) Kab. Kayong Utara.  Penumbuhan dan pengembangan industri pengolahan hasil laut dan perikanan di

Kota Pontianak, Kabupaten Sanggau, dan Kapuas Hulu.

 Pengembangan industri pengolahan mangrove di Kab Mempawah dan Kubu Raya  Fasilitasi sertifikasi halal bagi industri pangan di kota pontianak

 Partisipasi kegiatan bulan bhakti gotong royong masyarakat tingkat provinsi di Kabupaten Sekadau

 Pembuatan aplikasi data base industri kimia, agro, dan hasil hutan untuk 14 kabupaten/kota se Kalimantan Barat.

1.5 Jumlah Industri Unggulan Provinsi yang difasilitasi

Target yang ditetapkan adalah 3 unit usaha dengan realisasi sebanyak 4 unit usaha sehingga capaian kinerja mencapai 133,33 %. Empat unit usaha yang difasilitasi adalah:

 KUB Telaga Seliyau Desa Meripit Baru, Kecamatan Dedai Kabupaten Sintang yang merupakan kelompok pengolah industri hilir karet.

Sentra Industri Pengolahan Kelapa Terpadu “Kelapa Mas” Desa Jawai Laut, Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas yang merupakan kelompok pengolah industri sabutret.

 Koperasi Surya Alam Mandiri, Kabupaten Bengkayang yang merupakan kelompok pengolah industri sabutret.

(19)

1.6 Jumlah industri Prioritas Provinsi yang difasilitasi

Target yang ditetapkan sebesar 2 unit usaha dengan realisasi sebanyak 14 unit sehingga realisasi sebesar 700 %. usaha industri prioritas yang dimaksud adalah sebagai sebagai berikut:

 I SUN VERA, IKM OVOV bintang 3 di Kota Pontianak menerima bantuan bahan kemasan dan mesin bantuan Kementerian Perindustrian

 Pembinaan IKM pengolahan hasil laut: 1 kelompok di Kabupaten Sanggau, 1 kelompok di kabupaten Kapuas Hulu, serta 3 kelompok di Kota Pontianak.

 Fasilitasi sertifikasi halal bagi 8 IKM pengolahan pangan yang berlokasi di Kota Pontianak

 Pembinaan 2 unit IKM pengolahan mangrove di Kabupaten Mempawah

1.7 Jumlah industri yang difasilitasi melalui penerapan industri hijau

Target yang ditetapkan sebanyak 3 unit usaha dengan capaian sebanyak 7 unit usaha baik industri besar maupun IKM. Realisasi target sebesar 233 %.

 1 kelompok IKM pengolahan hasil laut di Kabupaten Sanggau, 1 kelompok di Kabupaten Kapuas Hulu, dan 3 kelompok di kota Pontianak

 2 kelompok IKM pengolahan mangrove di Kabupaten Mempawah.

1.8 Jumlah Rekomendasi IUI yang diterbitkan

Target yang ditetapkan sebanyak 3 dokumen. Tidak ada realisasi terkait indikator dimaksud berkenaan dengan pengalihan kewenangan sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 147/M-IND/PER/10/2009 yang manyatakan bahwa kewenangan penerbitan IUI telah dilimpahkan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal. Menindaklanjuti perkembangan tersebut IKU 1.8 akan dipertimbangkan untuk dihapuskan sejalan dengan revisi Renstra yang rencananya akan disusun setelah ada perubahan/revisi RPJMD Provinsi Kalbar.

1.9 Pengembangan Industri Alat Angkut, 1.11 Pengembangan Industri Galangan Kapal, dan 1.12 Dukungan hilirisasi bahan tambang

(20)

A.2SASARANSTRATEGIS 2(SS2)

“TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA IKM KALBAR”

2.1 Pertumbuhan jumlah IKM formal Kalbar dan 2.2 Jumlah IKM Kalbar Yang difasilitasi

Pertumbuhan IKM formal Kalbar pada tahun 2014 tumbuh sebesar 3.3 %, melebihi target yang ditetapkan sebesar 1.5 %, sehingga capaian kinerja untuk IKU di atas mencapai 220 %. IKM formal mengacu pada IKM yang terdaftar dalam data base DInas Perindag Prov. Kalbar yang merupakan agregasi dari seluruh database yang ada di Kabupaten/kota se Kalimantan Barat.

URAIAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Unit Usaha 1.755 1.790 1.826 1.899 1.925 1.988

TK (orang) 11.937 12.175 12.419 12.915 13.505 13.523

Investasi (Rp. Juta

83.931 85.610 87.322 90.815 94.992 95.087 Sumber: Dinas Perindag prov. Kalbar 2015

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan IKM Kalbar yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar diantaranya adalah:

 Partisipasi Pameran Nasional, Daerah, dan Keagamaan  Partisipasi Pameran Produk unggulan

 Partisipasi Promosi dan pameran Produk Unggulan IKM di dalam dan Luar negeri  Partisipasi Pameran Aneka Produk Kerajinan Kalbar pada HUT Gelar Kerajinan

Dekranasda dan Taman Mini di Jakarta  Dukungan dan Partisipasi UPAKARTI

 Pembentukan Kelompok Usaha Baru (KUB) di Desa Model yang bekerjasama dengan PKK

 Peningkatan Industri kemasan di Kalbar.

Sedikitnya 65 Unit Usaha IKM Kalbar terlibat atau difasilitasi dalam kegiatan-kegiatan di atas. Dengan target sebanyak 65 unit usaha yang difasilitasi realisasi capaian yang diraih sebesar 100%.

Beberapa permasalah yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan di atas antar lain:

 Masih terbatasnya pemanfaatan mesin berteknologi maju dan berstandar  Kemampuan manajemen dan teknis pelaku IKM masih rendah

 SDM Pembina IKM masih sangat terbatas dan sering terjadi perpindah tugas dengan rentang periode yang relative singkat

 Kurangnya dana Pembinaan IKM

 Letak lokasi pembinaan IKM terhadap sentra IKM binaan relative jauh dan sulit dicapai

(21)

2.3 Sentra Industri kreatif basis IT

Pada tahun 2014 Dinas Perindag Prov. Kalbar melaksanakan kegiatan pengembangan industri kreatif basis IT yang dilaksanakan pada bulan Juni dan September dengan terbentuknya forum pengembangan bagi pelaku dan Pembina industri kreatif basis IT di Pontianak. Forum melibatkan para peminat IT yang sebagian besar adalah mahasiswa/pelajar.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah belum adanya nota kesepahaman (MOU) antara Pemerintah Provinsi dalam hal ini Dinas Perindag Prov. Kalbar dengan Pemerintah Kota Pontianak, serta belum tersedianya lokasi/tempat pengembangan IT di Pontianak.

2.4 Jumlah IKM wira usaha baru yang tumbuh dan berkembang

Pencapaian target IKU di atas dilakukan dengan pelaksanaan pelatihan kepada para pelaku IKM Kalbar. Tercatat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit Pelatihan IKM Dinas Perindag Prov. Kalbar mulai dari pelatihan bagi para calon usahawan baru melalui metode CEFE, pendampingan pasca pelatihan, pelatihan GMP, pelatihan teknis pembentukan forum alumni CEFE, hingga dengan fasiltasi pemasaran produk melalui keikutsertaan dalam pameran. Tercatat sebanyak 145 Unit IKM wirausaha baru yang difasilitasi selama tahun 2014. Dengan target 100 IKM, realisasi capaian sebesar 145%.

Secara umum, kendala yang dihadapi dalam pengembangaan IKM baru antara lain:  Terbatasnya SDM yag mempunyai kompetensi untuk melakukan pembinaan dan

pendampingan IKM

 Belum ada tenaga fungsional penyuluh industri atau tenaga penyuluh lapangan (TPL)

 Dari sisi pelaku IKM, masalah yang umum dihadapi adalah lemahnya produktivitas, permodalan, serta keterbatasan akses pasar. Masalah manajemen juga masih menjadi kendala klasik bagi pelaku IKM.

 Luasnya jangkauan wilayah binaan yang meliputi 14 kabupaten/kota dan diperparah dengan beberapa sentra binaan berlokasi di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau dengan alat transportasi normal.

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pengembangan IKM yang berbasis pelatihan beberapa saran dikemukakan sebagai berikut:

 Pengusulan tenaga fungsional penyuluh Indag

 Peningkatan kualitas SDM Pembina dengan mengikuti pelatihan-pelatihan seperti COC, TOT, dan MOT di lembaga yang kompeten

 Perlunya perencanaan dan persiapan yang lebih matang dan terarah sehingga capaian sasaran strategis menjadi lebih konkrit

 Perlunya peningkatan kerjasama dengan lembaga lain yang terkait

(22)

A.3SASARANSTRATEGIS 3(SS3)

PENINGKATAN EFISIENSI PERDAGANGAN DALAM NEGERI YANG DIDUKUNG DENGAN

PENGAMANAN PERDAGANGAN DAERAH”

3.1 Laju Inflasi Kalimantan Barat

Laju inflasi Kalimantan Barat pada periode tahun 2014 mencapai 9,38 %, jauh melampau target yang ditetapkan sebesar 5,7 %. Tingginya inflasi di Kalimantan Barat selain dikarenakan factor klasik yang sudah sejak lama menjadi kendala seperti infrastruktur jalan yang kurang layak dan kapasitas pelabuhan yang terbatas juga disebabkan factor-faktor kebijakan nasional seperti kenaikan BBM bersubsidi, Tarif dasar Listrik (TDL) serta kenaikan Gas Elpiji. Tingkat inflasi Kalimantan Barat masih lebih tinggi dari nilai inflasi nasional yang sebesar 8,36 % (BPS RI 2015). Tingginya laju inflasi di Kalimantan Barat merupakan permasalah daerah secara keseluruhan sehingga diperlukan peran serta semua stakeholder lintas sector, baik vertical maupun horizontal. Provinsi Kalimantan Barat telah memiliki Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari Pemda Provinsi Kalimantan Barat, Bank Indonesia, Assosiasi pedagang, KADIN, Bulog, Pelindo, Kepolisian, Pertamina dll.

3.2 Produk yang dipromosikan dalam Negeri

Kegiatan Partisipasi pada Pameran Produk Dalam Negeri Tahun Anggaran 2014 dimaksudkan untuk memberikan wadah bagi UKM lokal potensial di Kalimantan Barat dalam mempromosikan produk-produk yang dihasilkannya sehingga diharapkan dapat memperluas jaringan pemasaran yang akan berdampak pada semakin berkembangkan UKM-UKM potensial di Kalimantan Barat, seperti memberikan akses pasar dan promosi produk UKM unggul dalam menghasilkan produk berkualitas, bermutu, membangun merk sendiri, meningkatkan jejaring pemasaran antar peserta sehingga mampu bersaing di pasar dalam negeri secara regional maupun pasar global.

Kegiatan Partisipasi pada Pameran Produki Dalam Negeri dilaksanakan dengan ikut berpartisipasi aktif pada 2 (dua) jenis kegiatan pameran, yaitu :

a. Pameran Pangan Nusantara (Pangan Nusa) Regional Ke-9

Kegiatan Pameran Pangan Nusa Regional Ke-9 dilaksanakan di Lapangan Merah Garuda Hitam, Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung, tanggal 2 s.d 5 Mei 2014. Penyelenggaraan kegiatan difasilitasi/diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan

dengan mengangkat tema “Produk Pangan Lokal Merajai Pasar Nasional”.

(23)

Beberapa produk yang ditampilkan pada stand Provinsi Kalimantan Barat, antara lain minuman olahan beserta produk olahan/turunan lidah buaya (seperti dodol lidah buaya, teh lidah buaya, kerupuk lidah buaya, jelly lidah buaya, coklat lidah buaya, dan beberapa produk lainnya), keripik/stick keladi, buah jeruk dan pepaya Pontianak, lempok durian, amplang ikan, lapis legit, beberapa produk makanan dari UKM lokal lainnya.

Pada kegiatan Pangan Nusa Ke-9 Regional I di Lampung, Provinsi Kalimantan Barat juga turut berpartisipasi pada kegiatan Lomba Masak Makanan dan Minuman Khas Daerah yang diwakili oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Sanggau. Dalam lomba tersebut, Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat berhasil meraih Predikat Juara II Tingkat Regional, dan berhak untuk mengikuti Lomba Lomba Masak Makanan dan Minuman Khas Daerah Tingkat Nasional yang dilaksanakan pada Pameran Pangan Nusa Nasional tanggal 26 s.d 29 September 2014 di Lapangan Monas, Jakarta.

Dalam kegiatan Lomba Masak Tingkat Nasional tersebut, TP-PKK Kabupaten Sanggau difasilitasi oleh Kementerian Perdagangan sebagai Wakil dari Provinsi Kalimantan Barat serta berhasil memberikan prestasi membanggakan dengan meraih Predikat sebagai Juara I Lomba Masak Makanan dan Minuman Khas Daerah Tingkat Nasional Tahun 2014.

b. Pameran Produk Fesyen, Kerajinan dan Pariwisata Indonesia Tahun 2014

Kegiatan Pameran Produk Fesyen, Kerajinan dan Pariwisata Indonesia Tahun 2014 dilaksanakan dalam rangka Jogja Fashion Week ke-9 Tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Pemerintah D.I Yogyakarta bekerjasama dengan PT. Aira Mitra Media pada tanggal 18 s.d 22 Juni 2014 bertempat di di Gedung Jogja Expo Centre (JEC) Yogyakarta.

Kegiatan pameran dibuka secara resmi oleh Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan

Hemengkubuwono X dengan mengangkat tema ”Cintai Produk dan Pesona Indonesia”,

dan diikuti oleh ± 144 stand, dengan peserta antara lain berasal dari Dinas dan Badan sektor Publik Pemprov. DI Yogyakarta, Pemerintah Daerah di Indonesia, Pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi Jawa Tengah, kementerian/instansi pemerintah pusat, BUMN/BUMD/Asosiasi/ lembaga terkait dan mitra binaan, serta para pelaku usaha dagang, industri dan pariwisata.

Pada kegiatan Pameran Produk Fesyen, Kerajinan dan Pariwisata Indonesia Tahun 2014 tersebut, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan menampilkan produk-produk kerajinan khas daerah, seperti kain tenun ikat sintang, anyaman bambu sintang, tenun songket sambas, batik khas Kalimantan Barat, kerajinan miniatur tugu khatulistiwa, kerajinan rumah panjang Dayak, kerajinan pernak-pernik manik dan kerajinan tas tenun dan batik wanita Kalimantan Barat.

(24)

Songket Sambas. Selain itu, berdasarkan penilaian dari aspek estetika, motif dan design unik yang menunjukan ciri khas etnis Dayak Kalimantan Barat, stand Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) memperoleh Predikat sebagai Juara III untuk penilaian Stand Terbaik.

3.3 Jumlah gudang dengan sistem resi gudang dan 3.4 Jumlah Pasar Tradisional yang dibina

Kegiatan Monitoring dan Pembinaan Pasar merupakan kegiatan untuk memperoleh data dan informasi yangup to date dengan kondisi dan perkembangan pasar tradisional sekaligus untuk memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengajukan permohonan bantuan pembiayaan untuk pembangunan maupun revitalitasi/renovasi pasar tradisional kepada Pemerintah Pusat serta melakukan pemantauan/monitoring perkembangan pemanfaatan DAK bidang sarana perdagangan yang diterima oleh Kabupaten/Kota. Melalui pelaksanaan monitoring dan pembinaan ke beberapa kabupaten/kota diharapkan pula akan dapat diperoleh informasi tentang berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengelolaan pasar tradisional dan gudang SRG pada masing-masing daerah.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Monitoring dan Pembinaan Pasar Tahun Anggaran 2014, antara lain :

a. Melaksanakan monitoring dan pengumpulan data pasar tradisional pada beberapa Pemerintah Kabupaten/Kota, sebagai berikut :

 Monitoring dan pengumpulan data pasar tradisional di Kabupaten Sambas, tanggal 6 s.d 8 Pebruari 2014;

 Monitoring dan pengumpulan data pasar tradisional di Kabupaten Bengkayang, tanggal 12 s.d 14 Juni 2014;

 Monitoring dan pengumpulan data pasar tradisional di Kabupaten Landak, tanggal 12 s.d 14 Juni 2014;

 Monitoring penyelenggaraan sistem resi gudang di Kabupaten Sambas, tanggal 21 s.d 23 Oktober 2014;

 Monitoring pembinaan pasar sekaligus pengumpulan data pasar tradisional di Kabupaten Sintang, tanggal 30 Oktober s.d 1 Nopember 2014;

 Monitoring pembinaan pasar sekaligus pengumpulan data pasar tradisional di Kabupaten Ketapang, tanggal 30 Oktober s.d 1 Nopember 2014;

 Monitoring pembinaan pasar sekaligus pengumpulan data pasar tradisional di Kabupaten Kapuas Hulu, tanggal 17 s.d 19 Nopember 2014;

 Monitoring pembinaan pasar sekaligus pengumpulan data pasar tradisional di Kabupaten Sanggau, tanggal 8 s.d 10 Desember 2014.

(25)

 Pembangunan Pasar Rakyat Kecamatan Tebas dan Kecamatan Pemangkat di Kabupaten Sambas;

 Pembangunan kembali Pasar Seluas Kabupaten Bengkayang yang terbakar tahun 2013;

 Pembangunan/revitalisasi Pasar Tradisional Pangkalan Mas Jungkat di Kabupaten Mempawah.

c. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi kepada Pemerintah Pusat (Kementerian Perdagangan) terkait pembinaan dan pembangunan pasar tradisional sekaligus mendampingi pemerintah kabupaten dalam rangka pengajuan permohonan bantuan pembangunan pasar tradisional, yang dilaksanakan pada :

 Koordinasi dan konsultasi dalam rangka pembinaan pasar tradisional, tanggal 26 s.d 28 Maret 2014;

 Koordinasi dan konsultasi dalam rangka pembangunan kembali Pasar Seluas Kabupaten Bengkayang, tanggal 8 s.d 10 September 2014.

Beberapa informasi yang diperoleh melalui pelaksanaan monitoring dan pembinaan pasar pada beberapa pemerintah kabupaten serta konsultasi/ koordinasi kepada Pemerintah Pusat, antara lain :

a. Rekapitulasi Data Informasi Sarana Perdagangan (Pasar) di Provinsi Kalimantan Barat, sebagai berikut :

 Jumlah Pasar Permanen, sebanyak 173 buah;  Jumlah Pasar Semi Permanen, sebanyak 70 buah;  Jumlah Pasar Tanpa Bangunan, sebanyak 51 buah;  Jumlah Pasar Rusak, sebanyak 61 buah;

 Jumlah Pedagang, sebanyak 14.052 orang.

b. Pemerintah Kabupaten umumnya belum memiliki data yang up to date dan lengkap mengenai kondisi pasar tradisional yang ada di wilayahnya. Hal ini diketahui dari masih belum terpenuhinya data secara lengkap tentang jumlah pedagang yang benar-benar akurat serta data tentang omset dari setiap pasar tradisional yang ada di wilayahnya;

c. Masih terdapat perbedaan persepsi dalam “menterjemahkan” pengertian dari pasar tradisional, dimana batasan-batasan tentang pasar tradisional yang di data oleh Pemerintah Kabupaten/Kota masih belum seragam. Kondisi ini menyebabkan masih terjadinya perbedaan data yang diberikan dengan kondisi di masyarakat;

(26)

e. Terkait dengan pemanfaatan DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2014 yang telah dialokasikan kepada beberapa Pemerintah Kabupaten, berdasarkan informasi/laporan yang disampaikan oleh Pemerintah Kabupaten penerima DAK TA. 2014, proses pembangunan/ pemanfaatan DAK telah diselesaikan tepat pada waktunya. Terkecuali untuk Kabupaten Landak, dimana rencana pembangunan Gudang dengan SRG yang telah dialokasikan TA. 2014, berdasarkan persetujuan BAPPEBTI akan dialihkan/diundur pembangunannya pada TA. 2015 dikarenakan adanya keterlambatan dalam pembebasan/persetujuan lahan oleh BAPPEBTI serta kondisi cuaca yang kurang mendukung dapat menghambat proses pembangunan sehingga apabila pembangunan tetap dilaksanakan maka dikhawatirkan tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

f. Terkait dengan monitoring terhadap Gudang SRG, sampai dengan Tahun 2014, di Provinsi Kalimantan Barat baru terdapat 1 (satu) buah Gudang yang dipersiapkan untuk menyelenggarakan Sistem Resi Gudang (SRG) yang terletak di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas dan dibangun melalui mekanisme DAK yang dialokasikan bagi Pemerintah Kabupaten Sambas Tahun 2013. Selanjutnya dari hasil monitoring diperoleh informasi bahwa pelaksanaan SRG masih belum berjalan sebagaimana diharapkan, yang disebabkan adanya beberapa kendala, antara lain :

 Untuk dapat menggunakan gudang SRG tersebut dibutuhkan Tenaga Pendamping untuk memberikan pendampingan kepada pengelola yang ditunjuk yaitu Koperasi Mekar di Kecamatan Tebas;

 Gudang SRG Kabupaten Sambas masih belum terdaftar di dalam database Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan RI;

 Pemerintah Kabupaten Sambas pada TA. 2014 masih belum memiliki anggaran/biaya pendamping untuk pengelolaan gudang SRG serta masih belum tersedianya sarana pendukung seperti peralatan komputerisasi untuk memperlancar pemanfataan gudang SRG.

(27)

3.5 Jumlah SIUP, TDP dan TDG yang terdata

Kegiatan Fasilitasi Pengolahan Entry Data SIUP dan TDP merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk memperoleh data yang up to date terkait Pendaftaran Perusahaan dan perkembangan kegiatan usaha melalui penerbitan SIUP, yang ada pada Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat sekaligus mendapatkan memperoleh informasi dan masukan terkait dengan permasalahan dan kondisi yang dihadapi oleh kabupaten/kota dalam rangka pelaksanan pendaftaran perusahaan dan penerbitan SIUP sehingga dapat terwujud kesamaan persepsi dan pemahaman dalam memaknai maksud dan tujuan setiap pendataan SIUP dan TDP bagi perkembangan dunia usaha di daerah, khususnya di Kalimantan Barat.

Dalam pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Pengolahan Entry Data SIUP dan TDP diharapkan tersedianya data perkembangan SIUP dan TDP serta terlaksananya monitoring dan pembinaan penerbitan SIUP dan TDP khususnya pada 7 (tujuh) Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Kota Singkawang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Melawi yang dilaksanakan masing- masing pada tanggal sebagai berikut :

 Kota Singkawang : Tanggal 11 s.d 13 Maret 2014;  Kabupaten Sambas : Tanggal 5 s.d 7 Juni 2014;  Kabupaten Bengkayang : Tanggal 8 s.d 10 Juni 2014;  Kabupaten Landak : Tanggal 8 s.d 10 Juni 2014;  Kabupaten Melawi : Tanggal 25 s.d 27Agustus 2014;  Kabupaten Sanggau : Tanggal 8 s.d 10 Oktober 2014; dan  Kabupaten Sekadau : Tanggal 14 s.d 16Oktober 2014.

Berdasarkan pelaksanaan monitoring dan pembinaan penerbitan SIUP dan TDP di Kabupaten/Kota serta hasil dari konsultasi dengan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perdagangan, diperoleh beberapa informasi antara lain :

a. Pelaksanaan penerbitan SIUP dan TDP pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat telah dilimpahkan/dilaksanakan oleh unit kerja yang menangani urusan perizinan/pelayanan terpadu, baik yang berdiri sendiri dalam bentuk Kantor Pelayanan Perizinan maupun yang menjadi bagian dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu;

(28)

yang bersangkutan kesulitan untuk menyampaikan laporannya kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi;

c. Penyampaian laporan penyelenggaraan dan data WDP (Wajib Daftar Perusahaan) oleh Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Provinsi masih belum optimal sehingga mengakibatkan ketersediaan database perusahaan daerah Kalimantan Barat menjadi belum optimal.

3.6 Jumlah Pengaduan konsumen, 3.8 Jumlah Barang Beredar yang diawasi dan 3.9 Jumlah BPSK yang terbentuk.

a. Pengawasan barang beredar dan perlindungan konsumen

Kegiatan Pengawasan Barang Beredar dan Perlindungan Konsumen merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk menjamin terpenuhinya unsur keamanan, keselamatan, kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup, diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha serta dilaksanakannya kewajiban masing-masing. Pengawasan barang dan/atau jasa dilaksanakan oleh Tim Operasional dan Tim Terpadu di pasar tradisional dan toko modern. Pengawasan dimaksud dilaksanakan dengan memeriksa kesesuaian atau pemenuhan terhadap persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI), label, atau mengawasi produk yang diperjual belikan tidak layak dikonsumsi dalam bentuk kemasan yang sudah rusak dan kadaluarsa. Selain pengawasan terhadap barang yang diperjualbelikan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat juga dilakukan pembinaan terhadap pelaku usaha dengan memberikan masukan-masukan sekaligus informasi mengenai barang-barang yang layak dan tidak layak untuk dijual sehingga kepentingan konsumen dan produsen sama-sama terlindungi.

Kegiatan pengawasan terhadap barang yang beredar di masyarakat dilakukan melalui pengawasan secara kasat mata yang dilaksanakan secara berkala maupun sewaktu-waktu, yaitu pada hari-hari biasa dan saat menyambut Hari Besar Keagamaan. Apabila dalam pelaksanaan pengawasan ditemukan barang yang tidak sesuai dengan ketentuan, maka akan dilakukan pembelian sampel barang/produk untuk selanjutnya dikirim ke laboratorium pengujian yang telah terakreditasi.

Adapun realisasi kegiatan Pengawasan Barang Beredar dan Perlindungan Konsumen Tahun Anggaran 2014, dilaksanakan pada 9 (sembilan) kabupaten/kota di Kalimantan Barat, dengan rincian sebagai berikut :

a. Kabupaten Kubu Raya,dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2014; b. Kota Pontianak, dilaksanakan pada tanggal 1 dan 2 April 2014; c. Kota Singkawang, dilaksanakan pada tanggal 1 s.d 3 Juni 2014; d. Kabupaten Sambas, dilaksankan pada tanggal 5 s.d 7 Juni 2014;

(29)

h. Kabupaten Sanggau, dilaksanakan pada bulan Oktober 2014; i. Kabupaten Ketapang,dilaksanakan pada bulan November 2014.

Selain melakukan pengawasan secara langsung di lapangan, dalam rangka memberikan jaminan perlidungan kepada konsumen, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat juga melakukan pelayanan pengaduan konsumen melalui Sistem Pengawasan Perlindungan Konsumen (Siswas-PK).

b. Monitoring dan Pengawasan Barang-barang dalam Pengawasan

Kegiatan Monitoring dan Pengawasan Barang-Barang dalam Pengawasan Tahun Anggaran 2014 dimaksudkan untuk menjaga ketertiban perdagangan barang-barang yang penting untuk kehidupan perekonomian, khususnya terhadap beberapa barang/produk yang telah ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan seperti gula, minuman beralkohol, bahan berbahaya dan pupuk bersubsidi.

Kegiatan ini merupakan bentuk dari upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dari barang-barang yang beredar di masyarakat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Monitoring dan Pengawasan Barang-Barang dalam Pengawasan Tahun Anggaran 2014, sebagai berikut :

a. Membentuk Tim Monitoring Perdagangan Gula di Kalimantan Barat dengan Pengarah Gubernur dan Wakil Gubernur serta dibantu oleh Tenaga Ahli yang terdiri dari para pejabat dari instansi terkait seperti pihak POLDA, Bea dan Cukai, Kejaksaaan Tinggi, Kodam XII Tanjungpura, Balai Besar POM serta pihak lainnya, yang secara khusus dimaksudkan untuk melakukan pengawasan terhadap pasokan dan peredaran gula di Kalimantan Barat;;

b. Melaksanakan Rapat Koordinasi dengan para Pedagang Gula Antar Pulau Terdaftar (PGAPT) yang ada di Provinsi Kalimantan Barat pada tanggal 20 Agustus 2014. Rapat tersebut merupakan salah bentuk pembinaan yang dilakukan terhadap para PGAPT sekaligus sebagai wadah untuk memperoleh informasi tentang permasalahan dan kendala yang dialami oleh para PGAPT dalam menjalankan aktivitas perdagangan dan peredaran gula di Kalimanatna Barat;

c. Melaksanakan Rapat Koordinasi antara Tim Monitoring, Tenaga Ahli dan Sekretariat Tim Monitoring Perdagangan Gula di Kalimantan Barat yang dilaksanakan Pada tanggal 11 November 2014. Rapat dipimpin oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial Sekda Provinsi Kalimantan Barat;

d. Melakukan pemantauan stok komoditi gula kepada beberapa Distributor untuk menghindari terjadinya kelangkaan (kekurangan) pasokan yang dapat memicu kenaikan harga khususnya pada saat menjelang hari raya keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri 1435 H dan hari Raya Natal dan 2014 Tahun baru 2015;

(30)

f. Mengikuti Rapat Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2014 bertempat di Hotel Mercure Pontianak; g. Memfasilitasi penyelenggaraan Sosialisasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

15/M-DAG/PER/4/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan Direktorat Barang Pokok dan Strategis (BAPOKSTRA) Kementerian Perdagangan pada tanggal6 Nopember 2014 bertempat di Hotel Aston Pontianak. Sosialisasi tersebut diikuti oleh pejabat terkait, khususnya tergabung dalam Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP-3) serta para distributor dan pengecer/penyalur pupuk bersubsidi pada beberapa kabupaten/kota di Kalimantan Barat;

h. Mengumpulkan dan menyusun Data Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Kalimantan Barat Tahun 2014;

Mengumpulkan dan menyusun Data Pengguna Akhir Bahan Berbahaya di Kalimantan Barat.

c. Pemberdayaan Perlindungan Konsumen

KegiatanPemberdayaan Perlindungan Konsumen merupakan program dari Kementerian Perdagangan yang dalam hal ini dilaksanakanoleh Direktorat Pemberdayaan Konsumen untuk membentuk dan menumbuh kembangkan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang berperan dalam penyelesaian sengketa konsumen.

Sampai dengan Tahun 2014, di Provinsi Kalimantan Barat telah terbentuk 3 (tiga) BPSK Kabupaten/Kota, yaitu :

a. BPSK Kota Pontianak, yang dibentuk/ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pembentukan BPSK tanggal 17 Agustus 2010;

b. BPSK Kota Singkawang, yang dibentuk/ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pembentukan BPSK tanggal 17 Agustus 2010;

c. BPSK Kabupaten Ketapang, yang dibentuk/ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pembentukan BPSK tanggal 10 Mei 2011.

Sebagai upaya pembinaan terhadap BPSK yang telah terbentuk tersebut, pada Tahun Anggaran 2014 dilakukan kegiatan monitoring/kunjungan kerja dan koordinasi ke BPSK tersebut untuk memperoleh informasi terkait dengan pelaksanaan tugas dan kegiatan BPSK dalam melaksanakan perlindungan konsumen serta hambatan dan kendala yang mungkin ditemui sekaligus untuk mengetahui permasalahan/pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat.

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan koordinasi dan kunjungan kerja, sebagai berikut : a. BPSK Kota Pontianak, tanggal 7 s.d 8 Juli 2014;

(31)

Selanjutnya terhadap Kabupaten yang belum membentuk BPSK, maka melalui kegiatan Pemberdayaan Perlindungan Konsumen ini didorong dan difasilitasi untuk segera membentuk BPSK. Dan sampai dengan akhir Tahun 2014, terdapat4 (empat) BPSK yang telah ditetapkan Keputusan Presiden tentang pembentukannya, namun untuk operasionalnya masih menunggu Pembentukan Keanggotaan Sekretariatnya,yaitu :

a. BPSK Kabupaten Pontianak, yang telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2013 tentang Pembentukan BPSK tanggal 12 Juli 2013;

b. BPSK Kabupaten Bengkayang, yang telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pembentukan BPSK tanggal 24 Januari 2014;

c. BPSK Kabupaten Kubu Raya, yang telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pembentukan BPSK tanggal 10 Mei 2014;

d. BPSK Kabupaten Kapuas Hulu, yang telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pembentukan BPSK tanggal 21 Juli 2014.

3.7 Jumlah Wajib Tera/tera ulang

Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Kemetrologian merupakan kegiatan penyuluhan, pengamatan dan pengawasan terhadap alat UTTP (ukur, timbang, takar, dan perlengkapannya) dan BDKT (barang dalam keadaan terbungkus). Adapun parameter yang digunakan dalam pengawasan penyelenggaraan kemetrologian yaitu untuk alat UTTP pengawasan dilaksanakan berdasarkan kesesuaian peruntukan dan penggunaannya, kebenaran hasil ukuran, takaran dan timbangan serta legalitas berupa kepemilikan tanda tera sah yang berlaku. Sedangkan terhadap pengawasan BDKT dilaksanakan berdasarkan kesesuaian pelabelan kuantitas dan pencantuman identitas pelaku usaha

Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Kemetrologian Tahun Anggaran 2014 dilaksanakan pada 11 (sebelas) kabupaten /kota yang difokuskan pada pasar-pasar tradisional dan toko-toko sepanjang jalan kota/kabupaten yang bersangkutan, dengan rincian sebagai berikut :

a. Kota Pontianak, dilaksanakan di Pasar Tradisional Mawar, Kemuning, Flamboyan, Dahlia, Teratai, Puring dan Seruni pada tanggal 26 s.d 28 Maret 2014 dan tanggal 1 April 2014;

b. Kabupaten Sekadau, dilaksanakan di Pasar Tradisional Flamboyan Sekadau pada tanggal 2 s.d 4 April 2014;

c. Kabupaten Melawi, dilaksanakan di Pasar Tradisional Markasan Laja pada tanggal 2 s.d 4 April 2014;

(32)

e. Kabupaten Sambas, dilaksanakan di Pasar Tradisional Pasar Pagi Dalam Kaum dan Pasar Kuala Sambas yang dilaksanakan pada tanggal 1 s.d 3 Juni 2014;

f. Kabupaten Kubu Raya, dilaksanakan di Pasar Tradisional Kakap pada tanggal 4Juni dan 20 Juni 2014;

g. Kota Singkawang, dilaksanakan di Pasar Tradisional Beringin dan Pasar Kuala Ali Anyang pada tanggal 5 s.d 7 Juni 2014;

h. Kabupaten Bengkayang, dilaksanakan di Pasar Tradisional Inpres Bengkayang pada tanggal 12 s.d 14 Juni 2014;

i. Kabupaten Sanggau, dilaksanakan di Pasar Tradisional Pasar Senggol dan Pasar Sentral pada tanggal 20 s.d 22 November 2014;

j. Kabupaten Landak, dilaksanakan pada tanggal 20 s.d 22 November 2014;

k. Kabupaten Kayong Utara, dilaksanakan di Pasar Tradisional Sukadana pada tanggal 4 s.d 6 Desember 2014.

3.10 Pemeliharaan dan peningkatan kemampuan lab kemetrologian

Pemeliharaan Laboratorium Kemetrologian dilakukan dengan memverifikasi peralatan standar, mengikuti uji banding terhadap peralatan standar, serta melakukan surveilan terhadap laboratorium Kemetrologian.

Hambatan dan kendala dalam pemeliharaan dan peningkatan kemampuan lab kemetrologian antar lain:

 Peralatan standar yang dimiliki masih belum semua dapat diverifikasi sendiri di Pontianak dan harus dilakukan di Pulau Jawa sehingga memerlukan biaya yang cukup tinggi

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala di atas sebagai berikut:

 Peralatan standar yang dimiliki secara rutin dan terjadwal dilakukan verifikasi baik verifikasi sendiri ataupun oleh lab lain yang telah terakreditasi agar tingkat akurasinya tetap terjaga.

 Mengupayakan penambahan anggaran dari APBD maupun APBN untuk perbaikan / rehabilitasi ruangan lab dan pengadaan peralatan standar.

3.11 peningkatan jumlah dan kompetensi SDM Kemetrologian

(33)

3.12 Jumlah alat UTTP yang ditera/tera ulang dan 3.13 persentase kecamatan yang

dilayani

Kegiatan peneraan alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP) dilaksanakan setiap tahun sebagai abgian dari Sistem Perlindungan Konsumen untuk menjamin bahawa peralatan yang dimaksud yang digunakan untuk kepentingan jual beli memiliki perhitungan yang sama atau tidak terjadi kecurangan. Peneraan alat UTTP dilaksanakan di seluruh wilayah Kalimantan Barat yang meliputi 14 kabupaten/kota. Saat ini kegiatan tersebut dilakukan oeh dua Unit pelayanan Kemetrologian di bawah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar. Dari hasil pelaksanaan selama tahun 2014 tercatat sebanyak 22.951 alat yang berhasil ditera/tera ulang. Dengan kondisi demikian kecamatan yang terlayani baru sekitar 119 kecamatan dari total jumlah kecamatan di Kalbar sebanyak 174 kecamatan.

Hambatan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan di atas adalah sebagai berikut:  saat ini hanya dua UPT yang berada di bawah Dinas Perindag Prov Kalbar yang

harus melayani 14 kab/kota dengan jumlah tenaga penera yang sangat terbatas  Belum semua wilayah kerja dapat dilakukan kegiatan sidang tera / tera ulang

karena sulitnya akses transportasi baik melalui darat maupun jalur perairan

 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan peneraan terhadap peralatan UTTP yang digunakan

 Adanya pergantian peralatan UTTP dari yang peralatan berbasis analog menjadi peralatan digital mendorong penurunan alat yang ditera

 Kebijakan PLN yang tidak merekondisi kWh Meter milik konsumen ddan menggantinya dengan yang baru dan telah ditera langusng oleh produsen mempengaruhi penurunan jumlah alat-alat yang ditera.

Upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi kendala di atas antara lain:

 Mendorong serta memfasilitasi pemerintah Kabupaten/kota untuk membentuk UPT kemetrologian yang mampu melayani peneraan di wilayahnya masing-masing.

 Mengupayakan penambahan anggaran operasional Unit Pelayanan Kemetrologian

 Meningkatkan profesionalitas petugas tera untuk menjaga kepercayaan masyarakat

 Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam setiap kegiatan peneraan guna menumbuhkan kesadaran masyarakat perihal peneraan alat UTTP

(34)

A.4 SASARANSTRATEGIS4(SS4)

“PENINGKATAN EKSPOR DAERAH DAN PENGENDALIAN IMPOR”

4.1 Neraca Perdagangan dan 4.5 Nilai Ekspor Kalimantan Barat

Neraca perdagangan Kalimantan Barat pada tahun 2014 mencapai USD 150,74 Juta turun sebesar 80,32 % dari tahun 2013. Dari target yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar USD 842,70 Juta, realisasi yang dicapai sebesar 17.88 %. Sementara itu nilai ekspor Kalimantan Barat pada tahun 2014 sebesar USD 651.99 Juta juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 sebesar 51.65 %. Dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar USD 1.693.87 Juta, realisasi yang dicapai sebesar 38.49 %.

TABEL 2.2 PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN KALBAR

2004 - 2014

Tahun

EKSPOR IMPOR Neraca Perdagangan

(US$) Pertumbuh-an

yoy (%)

(US$) Pertumbuh-an

yoy (%)

(US$) Pertumbuh-an

yoy (%)

2004 454.261.113 55.114.589 399.146.524

2005 427.062.219 -5,99 60.292.942 9,40 366.769.277 -8,11

2006 620.732.484 45,35 77.666.836 28,82 543.065.648 48,07

2007 726.535.514 17,04 92.550.742 19,16 633.984.772 16,74

2008 898.268.395 23,64 103.025.225 11,32 795.243.170 25,44

2009 536.455.899 -40,28 157.972.129 53,33 378.483.770 -52,41

2010 922.052.102 71,88 153.833.298 -2,62 768.218.804 102,97

2011 1.867.796.771 102,57 298.713.918 12,14 1.569.082.853 104,25

2012 1.300.860.000 - 30,19 335.000.000 48.73 764.490.000 - 51,28

2013 1.348.610.000 3,03 498.240.000 3,59 766.120.000 7,06

2014 651.990.000 - 51.65 500.260.000 0.41 150.740.000 -80,32

Sumber : BPS Kalbar, 2015

Pada tahun 2014 perekonomian dunia mengalami penurunan yang ditandai dengan turunnya harga minyak dunia. Imbas dari lesunya perekonomian dunia sangat berpengaruh terhadap permintaan bahan baku karet (crumb rubber). Harga karet jatuh di titik terendah dan sangat mempengaruhi nilai ekspor Kalbar yang sangat tergantung pada karet, selain bahan tambang. Selain itu turunnya harga dunia bahan-bahan substitusi berupa karet sintetis yang berasal dari minyak bumi turut mempengaruhi turunnya harga karet alami.

(35)

Namun demikian di kurun tahun 2014, beberapa usaha atau kegiatan yang telah dilakukan Dinas Perindag Prov. Kalbar untuk mendongkrak nilai ekspor patut mendapatkan apresiasi. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

 Pembinaan Perdagangan Lintas Batas yang dlkasanakan untuk memberikan dukungan kepada pelaku perdagangan di kawasan perbatasan, seperti entikong, badau, dan aruk.

 Pemutakhiran data eksportir dan importir Kalimantan Barat dengan tujuan memberikan gambaran atau pemetaan kekuatan ekportir dan importir Kalbar.  Peningkatan informasi ekspor, dengan tujuan memberikan informasi kepada

pelaku ekspor tentang situasi pasar internasional untuk kepentingan stratgei usaha mereka.

 Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Luar negeri dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang update kebijakan terbaru terkait perdagangan luar negeri.

 Pemetaan Potensi Komoditi unggulan ekspor Kalimantan Barat, dengan tujuan menyediakan data dan informasi mengenai posisi dan situasi komoditi unggulan Kalbar di pasar internasional

 Penyusunan Visualisasi Produk Unggulan Ekspor Kalimantan Barat. Dengan tujuan untuk membantu mempromosikan komoditi unggulan Kalbar.

4.2 Kerjasama Ekonomi Regional

Kegiatan yang rutin diikuti oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar sebagai bagian dari delegasi Pemprov. Kalbar. Kerjasama yang dimaksud berada dalam skema Sosek Malindo, kerja sama dua negara Indonesia dan Malaysia. Pertemuan tersebut menghasilkan dokumen perjanjian kerja sama atau yang disebut dengan kertas kerja. Kendala dalam mengikuti kegiatan tersebut lebih dipengaruhi pada aspek penganggaran. Jadual yang kerap kali berubah, terkadang menyulitkan pencairan anggaran untuk pembiayaan keikutsertaan tersebut.

4.3 Jumlah Eksportir Baru dan 4.6 Pelayanan Dokumen Ekspor

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Perindag Prov. Kalbar
TABEL 2.1 CAPAIAN TARGET IKU PEMPROV KALBAR
TABEL 2.2 PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN KALBAR 2004 - 2014
TABEL 3 REKAPITULASI BELANJA DI LINGKUNGAN DINAS PERINDG KALBAR TA 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

ABSTRAK. Pendidikan dalam era modern semakin banyak tergantung pada tingkat kualitas dan antisipasi dari guru untuk menggunakan berbagai sumber yang tersedia. Guru harus berperan

bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 181 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terahir dengan

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak PB di atas dapat diketahui bahwa status kepemilikan adalah milik bersama, pembiayaan untuk pembelian rumah dan apapun

Peminatan pilihan kelompok mata pelajaran, pilihan lintas mata pelajaran dan pilihan pendalaman materi mata pelajaran merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, diperlukan solusi dalam bentuk surveilans dengan pemodelan matematis Susceptible, Infected, Recovered (SIR). Model ini dibangun berdasarkan

Kepada sahabat-sahabatku angkatan 2007 (Like D’antz), Nila, Risma, Mayka, Rysa, Putri, Ria, Umi, Desy, Eva, Maria, Aini, Natal, Siti, Else, Asril, Mirza, Affan, Ncay, Resti,

Dari hasil penelitian yang yang telah dianalisis secara statstik dipeoleh hasil akhir yang menunjukkan ada hubungan positif antara prestasi aqidah akhlak dengan budi