• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN INDONESIA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

17 PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Pengambilan Data

Adapun sketsa lapangan pada praktikum “Pengikatan ke Muka” serta “Perhitungan Beda Tinggi” adalah sebagai berikut.

Gambar 5.1 Sketsa Lapangan Praktikum “Pengikatan ke Muka” serta “ PerhitunganBeda Tinggi”

Adapun data yang telah diambil pada praktikum “Pengikatan Ke Muka” serta “Perhitungan Beda Tinggi” adalah sebagai berikut.

Posisi Alat

Tinggi Alat

Titik Bidik

Bacaan Sudut Horisontal Bacaan Sudut Vertikal Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik

C 1.465 D 226 28 0 95 29 30

G 247 27 40 68 31 55

D 1.612 C 67 26 55 95 40 15

G 217 41 45 61 16 0

Tabel 5.1 Pengambilan Data Muzani Ali Shodiqin

Posisi Alat

Tinggi Alat

Titik Bidik

Bacaan Sudut Horisontal Bacaan Sudut Vertikal Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik

A 1.490 B 122 40 55 95 31 50

G 240 11 45 70 1 5

B 1.420 A 48 42 30 95 30 55

G 359 8 35 72 37 50

Tabel 5.2 Pengambilan Data M. Aldila Syariz

Posisi Alat

Tinggi Alat

Titik Bidik

Bacaan Sudut Horisontal Bacaan Sudut Vertikal Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik

B 1.321 C 23 1 19 95 33 28

G 54 21 27 72 38 42

C 1.529 B 23 3 4 95 35 0

G 243 52 29 68 35 19

(2)

Posisi Alat

Tinggi Alat

Titik Bidik

Bacaan Sudut Horisontal Bacaan Sudut Vertikal Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik

B 1.421 C 160 6 31 95 24 25

G 11 26 52 72 38 23

C 1.450 B 20 3 52 95 22 54

G 240 53 6 68 31 51

Tabel 5.4 Pengambilan Data Jisby Rara Dualembang

Posisi Alat

Tinggi Alat

Titik Bidik

Bacaan Sudut Horisontal Bacaan Sudut Vertikal Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik

C 1.530 D 226 25 25 95 35 50

G 247 25 25 68 25 25

D 1.479 C 67 18 32 95 29 39

G 277 3 45 61 28 55

Tabel 5.5 Pengambilan Data I Gede Awantara

Posisi Alat

Tinggi Alat

Titik Bidik

Bacaan Sudut Horisontal Bacaan Sudut Vertikal Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik

A 1.571 B 129 51 24 95 59 14

G 247 19 20 70 5 55

B 1.380 A 42 45 57 95 20 10

G 353 12 5 72 34 15

Tabel 5.6 Pengambilan Data Finna Sudjianto

Adapun sketsa lapangan pada praktikum “Staking Out Lengkung Horisontal Menggunakan

Metode Polar” adalah sebagai berikut.

Gambar 5.2 Sketsa Lapangan Praktikum “Staking OutLengkung Horisontal Menggunakan Metode Polar”

Adapun data yang telah diambil pada praktikum “Staking Out Lengkung Horisontal

Menggunakan Metode Polar” adalah sebagai berikut.

Panjang (m) Derajat Menit Detik

Jari-jari 160.94 - - -

Sudut Busur - 30 41 14

(3)

Setelah kegiatan Staking Out selesai, dilakukan pengambilan data jarak antar patok dengan kelompok lainnya (kelompok 5 dan kelompok 6) dengan data sebagai berikut.

Nama

(4)

Koordinat Titik G

Dari Titik B Koordinat Titik G

 Pengolahan Data Finna Sudjianto

( )

Dari Titik A Koordinat Titik B

Koordinat Titik G

(5)

Dari Titik B Koordinat Titik G

 Rata-rata Koordinat B

 Pengolahan Data Segitiga II

( )

 Pengolahan Data Sarkawi Jaya Harahap

( )

( )

Dari Titik B Koordinat Titik C

Koordinat Titik G

(6)

Dari Titik C Koordinat Titik G

 Pengolahan Data Jisby Rara Dualembang

( )

( )

Dari Titik B Koordinat Titik C

Koordinat Titik G

Dari Titik C Koordinat Titik G

(7)

 Rata-rata Koordinat Titik C

 Pengolahan Data Segitiga III

( )

 Pengolahan Data Muzani Ali Shodiqin

( )

( )

Dari Titik C Koordinat Titik D

Koordinat Titik G

Dari Titik D Koordinat Titik G

(8)

 Pengolahan Data I Gede Awantara

( )

( )

Dari Titik C Koordinat Titik D

Koordinat Titik G

Dari Titik D Koordinat Titik G

 Rata-rata Koordinat Titik D

(9)

 Koordinat Rata-rata Titik G

( )

(

( )

Dalam praktikum “Staking Out Lengkung Horisontal Menggunakan Metode Polar”, dipilih titik A sebagai tempat berdiri alat. Adapun pengolahan data praktikum ini adalah sebagai berikut.  Mencari besar panjang tali busur

( )

 Mencari besar sudut polar

(

)

 Mencari jarak titik A (berdiri alat) terhadap titik lainnya

( )

( )

( )

Setelah melakukan praktikum tersebut, dilakukan penghitungan jarak antar patok terhadap patok kelompok lain dengan data pengambilan pada Tabel 5.8. Adapun pengolahan data penghitungan jarak antar patok dengan kelompok lain ini adalah sebagai berikut.

 Mencari jarak antar patok terhadap patok kelompok 5

 Mencari jarak antar patok terhadap patok kelompok 6

(10)

5.3 Hasil Pengolahan Data

Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan koordinat titik A(0, 0, 0) m, koordinat titik B (12.625, -8.100, 0.018) m, koordinat titik C(2.631, -19.286, 0.039) m, koordinat titik D(-10.565, -26.418, 0.080) m, dan koordinat titik G(-44.810, -25.509, 20.307) m.

Adapun analisa hasil pengolahan data “Pengikatan ke Muka” oleh tiap anggota kelompok

adalah sebagai berikut.

Analisa Data Muzani Ali Shodiqin

Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh Muzani Ali Shodiqin dan kemudian dibandingkan dengan pengukuran yang sama dalam satu segitiga (segitiga III) yaitu pengukuran yang dilakukan oleh I Gede Awantara, ada perbedaan koordinat yang mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

- Pengukuran dilakukan pada pukul 12.00 WIB, dimana alat mendapatkan gangguan yang disebabkan oleh panasnya sinar matahari sehingga hasilnya pun kurang memuaskan. - Pada pengukuran ini dilakukan hanya sekali sehingga datanya tidak bisa dikoreksi dengan

data lain

- Kurangnya konsentrasi dalam pembacaan alat karena mata kurang sehat dan alat tidak digital

Analisa Data M. Aldila Syariz

Dilihat dari hasil pengolahan data, terdapat banyak perbedaan hasil pengolahan data koordinat yang dilakukan oleh tiap anggota kelompok. Hasil koordinat titik B yang dilakukan oleh M. Aldila Syariz dan Finna Sudjianto (Segitiga I) memiliki perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Selain itu, hasil perhitungan koordinat titik G (tinggi penangkal petir di gedung Teknik Geomatika ITS) juga memilik perbedaan perhitungan yang dilakukan oleh tiap anggota kelompok lainnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurang tepatnya anggota kelompok dalam membidik objek, kurang tepat dalam pembacaan sudut horizontal dan sudut vertikal, serta faktor pengukuran yang dilakukan dari pagi hingga siang yang dapat menyebabkan penyimpangan.

Analisa Data Sarkawi Jaya Harahap

Koordinat titik G (X, Y,Z) dengan titik kontrol titik B dan titik C memiliki koordinat X = -44,300 m; Y = 25,379 m; Z = 20,125 m. Jika dibandingkan dengan pengukuran lain dengan titik kontrol yang sama memiliki perbedaan sampai cm dimana X=26 cm, Y=0,6 cm Z=13cm. Dan jika kita bandingkan lagi dengan hasil pengukuran titik G dengan titik kontrol A dan B (Segitiga I) memiliki selisih sampai cm (X= 16.5 cm ; Y=0 cm ; Z=5 cm). Tetapi jika dibandingkan dengan pengukuran dari titik kontrol C dan D ( Segitiga III) memiliki selisih yang jauh (X= 1,551 m ; Y=45,5 cm; Z=68,4 cm). Dari hasil tersebut kita bisa menyimpulkan perbedaan hasil pengukuran koordinat G (X, Y, Z) disebabkan beberapa faktor seperti : pembidikan sasaran ujung petir yang kurang tepat, serta adanya perbedaan waktu pengukuran pagi dan siang, sehingga memilki penyimpangan dalam pembacaan sudut vertikal maupun horisontal.

Analisa Data Jisby Rara Dualembang

(11)

a. Koordinat XG memiliki perbedaan 0,001 meter atau 1 mm b. Koordinat YG memiliki hasil yang sama

c. Koordinat hG memiliki perbedaan 0,175 meter

Dari hasil pengolahan data Jisby Rara Dualembang jika dibandingkan dengan hasil pengolahan data Sarkawi Jaya Harahap memiliki perbedaan untuk Koordinat G baik dari titik B maupun dari titik C yaitu :

a. Koordinat G dari titik B, XG memiliki perbedaan 2,7 cm YG memiliki perbedaan 6 mm hG memiliki perbedaan 0,115 meter b. Koordinat G dari titik C,

XG memiliki perbedaan 2,6 cm YG memiliki perbedaan 6 mm hG memiliki perbedaan 1,3 cm

Perbedaan hasil tersebut diatas terjadi dikarenakan adanya perbadaan bacaan sudut vertikal dan sudut horisontal terhadap titik G.

Analisa Data I Gede Awantara

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan koordinat G ( X,Y,Z ) yang diamati dari segitiga III memiliki perbedaan hasil dengan perhitungan lainnya. Dari hasil perbandingan dengan perhitungan yang lain, koordinat G ( X,Y,Z ) dari segitiga III rata-rata memiliki selisih 1 meter dengan hasil perhitungan yang lain. Dilihat secara keseluruhan koordinat titik G yang diambil dari 3 segitiga yang berbeda sudah memiliki pendekatan hasil. Tetapi hasil perhitungan koordinat G dari segitiga III memili hasil yang cukup jauh berbeda. Hal ini bisa dikarenakan oleh Kesalahan dalam melakukan pengukuran sudut horisontal dan vertikal menggunakan alat Theodolit. Pembidikan sasaran yang berupa penangkal petir di atas gedung kurang tepat juga karena faktor cuaca di siang hari yang sangat terik mengakibatkan adanya kesalahan pembacaan koordinat vertikal dan horisontalnya. Dapat diduga juga dalam perhitungan jarak yang menggunakan roll meter kurang teliti dan akurat.

Analisa Data Finna Sudjianto

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh M. Aldila Syariz dan Finna Sudjianto, terdapat selisih koordinat titik G. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor:

1. Pembacaan sudut horisontal dan sudut vertikal 2. Arah bidikan yang berbeda

3. Kondisi mata pembaca yang berbeda

Setelah dilakukan analisa oleh setiap anggota kelompok, dapat disimpulkan bahwa perbedaan koordinat yang didapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu perbedaan pandangan dalam pembacaan bacaan sudut horisontal serta vertikal, perbedaan bidikan (dalam hal ini dikarenakan objek terlalu kecil, seperti contoh ujung paku payung dan ujung menara penangkal petir), serta pengukuran yang dilakukan di siang hari yang sangat rentan akan terjadinya defraksi.

Gambar

Tabel 5.3 Pengambilan Data Sarkawi Jaya Harahap
Tabel 5.7 Pengambilan Data Praktikum “Staking Out Lengkung Horisontal Menggunakan Metode Polar”
Tabel 5.8 Pengambilan Data Jarak Antar Patok

Referensi

Dokumen terkait

Dengan di tandatangani surat persetujuan ini, maka saya menyatakan bersedia / tidak bersedia untuk berperan serta menjadi responden dalam penelitian dengan judul “Gambaran

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah,

Berdasarkan dari penelitian terdahulu, data-data yang dibutuhkan untuk dapat menerapkan algoritma LSA dalam mengolah tes esai adalah kunci jawaban sebagai patokan,

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

(1) Berdasarkan Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) ditetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan Surat