• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ikhwanul Muslimin di Asia Tenggara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ikhwanul Muslimin di Asia Tenggara"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Waktu Al-Banna mendirikan Ikhwanul Muslimin, situasi masyarakat Muslim di Mesir sedang dilanda krisis. Dia pun berpikir bahwa untuk mengubah krisis itu, harus dengan perubahan yang berangsur-angsur. Untuk mengantisipasi adanya penolakan, maka Al-Banna dalam awal-awal pendirian Ikhwan, lebih fokus pada pendidikan generasi masa depan. Al-Banna menunjuk hidung peradaban barat (sekularisme dan komunisme-termasuk kepada elite muslim yang kebarat-baratan) sebagai penyebab sakitnya masyarakat modern termasuk memberi andil pada kemunduran Islam.

Salah satu penyebab hal demikian adalah kedatangan negara-negara penjajah asing yang membawa undang buatan, sebagai ganti dari undang-undang buatan Islam, maka umat Islam pun terperangah dengan peradaban Eropa, glamor, materialisme, dan kebebasasn mutlak. Mereka menawarkan kita wanita-wanita yang berpakaian ketat seperti telanjang, diskotik-diskotik dan kesenangan-kesenangan malam lainnya. Mereka menyebarkannya ke desa-desa hingga ke kota-kotanya. Mereka merasuki sisi ekonomi kita dengan nilai mereka, lalu membangun perbankan, perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga. Negara-negara penjajah itu menguras habis keuangan Negara-negara yang dijajah yang secara perlahan membuat pamor Islam semakin mundur.

(2)

Hasan Al-Banna yang memulai dakwahnya pada saat beliau berusia 22 tahun, dan dia menamakan dakwahnya itu dengan “Seruan Kebangkitan dan Penyelamatan”, yang kemudian beliau membuat organisasi yang bernama “Jamaah Ikhwanul Muslimin” pada tahun 1928.

Dakwah yang bermula dari sesuatu yang ringan tetapi mendalam, kemudian tumbuh, membaik dan selanjutnya banyak orang-orang mukmin yang bergabung, setelah butir-butir keimanan mengkristal kuat didalam hati mereka, amal mereka benar dan berani berjihad dijalan Allah.

Tujuan Hasan Al-Banna adalah mengumpulkan umat dan menggerakkannya. Demikianlah istilah baru itu muncul, yaitu “Gerakan Islam” sebagai ganti dari “Gerakan Bangsa” atau “gerakan Nasional”.

Agar gerakan apapun berhasil maka dia harus memenuhi unsur-unsur keberhasilan berikut:

 Misi utama yang diserukannya adalah untuk menutupi kekurangan yang sedang terjadi.

 Memiliki keistimewaan , kepribadian, dan nilai-nilai yang jelas.

 Dipimpin oleh orang yang cerdas dan bijaksana, yang mengetahui tujuan dan jalannya.

 Memiliki tentara-tentara yang percaya risalah mereka, jujur, sadar dan bersatu

Tujuan mereka jelas

(3)

Pergerakan Ikhwanul Musliminin meluas di negara-negara di Asia Tenggara antara lai; Filiphina, Malaysia, dan Indonesia. Secara perlahan namun pasti Ikhwanul Muslimin meluas dan mengajarkan pemahaman mereka.

1.2 Rumusan Masalah

 Awal Mula Berdirinya Ikhwanul Muslimin.  Perkembangan Gerakan Ikhwanul Muslimin.  Tujuan Gerakan Ikhwanul Muslimin.

(4)

BAB II

Pembahasan

2.1 Awal Mula Berdirinya Ikhwanul Muslimin

2.1.1 Hasan Al-Banna dan Ikhwanul Muslimin

Gerakan Ikwanul Muslimin didirikan oleh Hasan Al-Banna (1906-1949). Menurut Muhammad Abdul nQadir Abu Faris dalam bukunya Fikih Politik menurut Imam Hasan Al-Banna, Hasan Al-Banna adalah seorang ulama yang mumpuni dalam memahami Nash-nash Syar’i. Beliau juga mendalami berbagai persoalan pada zamannya di dunia Arab dan Islam, mengikuti peristiwa-peristiwa dunia, dan memahami hakikat peradaban barat yang merupakan peradaban yang terfokus pada kenikmatan dan nafsu syahwat.(Syukur, 2013, 21)

Dan dalam salah satu tulisan Hasan Al-Banna yang bertajuk Nahnu wa Siyasat (Kami dan Politik), beliau mengatakan “Terkadang sebagian orang bertanya, ‘Ada apa dengan Al-Ikhwan dan Parlemen? Bukankah Al-Ikhwan adalah jama’ah keagamaan dan parlemen adalah institusi politik?’. Terhadap dengan orang-orang seperti itu dengan tegas aku mengatakan , “Wahai saudara-saudaraku, jika kami dianggap para politisi dalam arti bahwa kami mendukung suatu partai dan memusuhi partai lain, maka kami tidak seperti itu, dan tidak akan pernah seperti itu. Tidak seorang pun yang dapat menghadirkan bukti atau serupa dengan bukti atas anggapan ini”.(Taufiq, 2003, 20)

(5)

Waktu Al-Banna mendirikan Ikwan, situasi masyarakat Muslim di Mesir sedang dilanda krisis. Dia pun berpikir bahwa untuk mengubah krisis itu, harus dengan perubahan yang berangsur-angsur. Untuk mengantisipasi adanya penolakan, maka Al-Banna dalam awal-awal pendirian Ikhwan, lebih fokus pada pendidikan generasi masa depan. Al-Banna menunjuk hidung peradaban barat(sekularisme dan komunisme-termasuk kepada elite muslim yang kebarat-baratan) sebagai penyebab sakitnya masyarakat modern termasuk memberi andil pada kemunduran Islam.(Syukur, 2013, 22)

Gambar: Foto Hasan Al-Banna *Sumber: Google.com

Salah satu penyebab hal demikian adalah kedatangan negara-negara penjajah asing yang membawa undang buatan, sebagai ganti dari undang-undang buatan Islam, maka umat Islam pun terperangah dengan peradaban Eropa, glamor, materialisme, dan kebebasasn mutlak. Mereka menawarkan kita wanita-wanita yang berpakaian ketat seperti telanjang, diskotik-diskotik dan kesenangan-kesenangan malam lainnya. Mereka menyebarkannya ke desa-desa hingga ke kota-kotanya. Mereka merasuki sisi ekonomi kita dengan nilai mereka, lalu membangun perbankan, perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga. Negara-negara penjajah itu menguras habis keuangan Negara-negara yang dijajah yang secara perlahan membuat pamor Islam semakin mundur.(Mahmud, 2004, 8)

(6)

sendiri, menang dalam mempengaruhi jiwa generasi Muslim, ruh, akkidah, dan akal mereka, yang menghalangimu untuk mengusir penjajah.(Mahmud, 2004, 8)

Hasan Al-Banna yang memulai dakwahnya pada saat beliau berusia 22 tahun, dan dia menamakan dakwahnya itu dengan “Seruan Kebangkitan dan Penyelamatan”, yang kemudian beliau membuat organisasi yang bernama “Jamaah Ikhwanul Muslimin” pada tahun 1928.(Mahmud, 2004, 9)

Dakwah yang bermula dari sesuatu yang ringan tetapi mendalam, kemudian tumbuh, membaik dan selanjutnya banyak orang-orang mukmin yang bergabung, setelah butir-butir keimanan mengkristal kuat didalam hati mereka, amal mereka benar dan berani berjihad dijalan Allah.

Tujuan Hasan Al-Banna adalah mengumpulkan umat dan menggerakkannya. Demikianlah istilah baru itu muncul, yaitu “Gerakan Islam” sebagai ganti dari “Gerakan Bangsa” atau “gerakan Nasional”.

Agar gerakan apapun berhasil maka dia harus memenuhi unsur-unsur keberhasilan berikut:

 Misi utama yang diserukannya adalah untuk menutupi kekurangan yang sedang terjadi.

 Memiliki keistimewaan , kepribadian, dan nilai-nilai yang jelas.

 Dipimpin oleh orang yang cerdas dan bijaksana, yang mengetahui tujuan dan jalannya.

 Memiliki tentara-tentara yang percaya risalah mereka, jujur, sadar dan bersatu

 Tujuan mereka jelas, tidak kacau dan tidak meragukan.

 Sarana-sarana untuk merealisasikan tujuannya jelas, memiliki tahapan-tahapan dan langkah yang jelas

(7)

Semua Unsur tersebut terpenuhi dalam jamaah Ikhwanul Muslimin, ketika organisasi itu terbentuk atas prakarsa Hasan AL-Banna.

Jamaah Al-Ikhwan adalah gerakan besar yang didirikan Hasan Al-Banna. Gerakan ini dibentuk pada bulan Dzulqaidah 1347 H/1928 di kota Islamiyah. Gerakan ini tumbuh dengan pesat dan tersebar diberbagai kelompok masyarakat. Sebelum mendirikan Al-Ikhwan, Al_Banna juga ikut mendirikan sebuah jamaah sufi, bernama Thariqah Hashafiyah dan Jamaah Syubban AL-Muslimin, metode gerakan yang diserukan oleh Al-Ikwan adalah bertumbuh pada tarbiyah (pendidikan) secara bertahap. Tahapan tersebut adalah dengan membentuk pribadi muslim, keluarga muslim, masyarakat muslim, pemerintah muslim, negara islam, Khalifah Islam, dan akhirnya menjadi Ustadziyatul ‘Alam (kepeloporan dunia).

Jamaah Ikhwanul Muslimin yang termasuk salah satu gerakna yang dibentuk di kota Islamiyah, Mesir pada Maret 1928 dengan pendiri Hasan Banna, bersam keenam tokoh lainnya, yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad Al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hazbullah, Ismail Izz dan Zaki al-Maghribi. Al-Ikhwan yang pada saat itu dipimpin oleh Hasan Al-Banna. Pada tahun 1930, Anggaran dasar Ikhwan dibuat dan disahkan pada rapat umum Ikwan pada 24 September 1930. Pada tahun 1932, struktur administrasi Al-Ikhwan disusun dan pada tahun itu pula, Al-Al-Ikhwan membuka cabang di suez, Abu Soweir dsn al-Mahmoudiyah. Pada tahun 1933, Al-Ikhwan menerbitkan majalah mingguan yang dipimpin oleh Muhibuddin Khatib.(Syukur,. 2013, 25-26)

2.1.2 Pemikiran Politik Hasan Al-Banna.

(8)

 ‘Urubah (Arabisme)

Menurut Al-Banna, Arab merupakan umat Islam yang pertama, yang merupakan bangsa pilihan. Islam, menurutnya tidak akan pernah bangkit tanpa bersatunya bangsa Arab. Batas-batas geografis dan pemetaan politis tidak pernah mengoyak makna kesatuan Arab dan Islam. Islam juga tumbuih pertama kali di tana Arab, kemudian ke berbagai bangsa melalui orang-orang Arab, Kitabnya datang dengan bahasa Arab yang jelas, dan berbagai bangsa pun bersatu dengan namanya.

 Wathaniyah (Patriotisme)

Dalam memaknai Wathaniyah (Patriotisme), ada tiga arti yang dikemukakan oleh Hasan Al-Banna, yaitu: pertama, Patriotisme Kerinduan (cinta tanah air). Kedua, Patriotisme Kemerdekaan dan Kehormatan (Kemerdekaan Negeri). Ketiga, Patriotisme Kebangsaan (Kesatuan Bangsa).

 Qaumiyah (Nasionalisme)

Tentang Nasionalisme kejayaan Al-Banna mendukung nasionalisme yang berarti bahwa generasi penerus harus mengikuti jejak para pendahulunya dalam mencapai kejayaan.

 ‘Alamiyah (Internasionalisme)

Internasionalisme menurut Hasan Al-Banna inheren dalam islam, oleh karena Islam diperuntukan oleh seluruh umat manusia. “Adapun dakwah kita disebut internasional, karena ia ditunjukan kepada seluruh umat manusia. Manusia pada dasarnya bersaudara, asal mereka satu, bapak mereka satuy, dan nasab mereka pun satu. Tidak ada keutamaan selain karena takwa dan karena amal yang dipersembahkannya, meliputi kebaikan dan keutamaan yang dapat dirasakan semuanya.(Syukur, 2013, 23-27)

(9)

Sosok Al-Banna yang cerdas, ikhlas, namun tetap memilih jalan perjuangan dengan kesederhanaannya, hal ini banyak menarik hati rakyat Mesir. Siapa pun yang diajaknya bicara selalu terkenang dengan kebersihan hati beliau yang memancar dari kedua matanya yang jernih dan senyumnya yang tulus. Al-Banna selalu mengajak orang-orang yang ditemuinya untuk kembali ke jalan Islam yang lurus, untuk kembali ke jalan dakwah Rasulullah SAW yang hanya menggantungkan hidup dan kehidupan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Dakwah Ikhwan pun berkembang luas dan merekrut banyak kader di berbagai kota di Mesir.

Di tahun 1933, kantor Ikhwanul Muslimin dipindahkan dari Ismailiyah ke Kairo. Penekanan dakwah yang dilakukan Ikhwan adalah memakmurkan masjid-masjid, menghidupkan pembinaan (usrah) dalam arti sebenarnya dan hanya untuk menegakkan Islam dalam dada para anggotanya, mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, perpustakaan-perpustakaan, dan pusat-pusat kegiatan sosial di Mesir. Model dakwah Islam yang dilakukan Ikhwan ini selalu membantu dan meringankan kehidupan rakyat Mesir yang saat itu masih banyak yang kesusahan dalam arti sebenarnya. Selain menanamkan ruhiyah umat dengan tauhid yang benar, wala wal baro’ yang lurus, Ikhwan lewat Albana juga merintis usaha perekonomian kerakyatan yang banyak membantu kesulitan hidup rakyat Mesir kebanyakan. Inilah kiprah Albana yang mampu membuat gebrakan baru yang belum pernah dilakukan oleh para ulama besar di Al-Azhar saat itu.(

http://pendidikan4sejarah.blogspot.com)

(10)

membuatnya beda dan menarik hati ratusan ribu hingga jutaan umat Islam yang ada.

Gambar : Logo Ikhwanul Muslimin *Sumber: Wikipedia.com

Perkembangan 1930-1948

Kemudian pada tahun 1934, Ikhwanul Muslimin membentuk divisi Persaudaraan Muslimah. Divisi ini ditujukan untuk para wanita yang ingin bergabung ke Ikhwanul Muslimin. Walaupun begitu, pada tahun 1941 gerakan Ikhwanul Muslimin masih beranggotakan 100 orang, hasil seleksi dari Hassan al-Banna. Pada tahun 1948, Ikhwanul Muslimin turut serta dalam perang melawan Israel di Palestina. Saat organisasi ini sedang berkembang pesat, Ikhwanul Muslimin justru dibekukan oleh Muhammad Fahmi Naqrasyi, Perdana Menteri Mesir tahun 1948. Berita penculikan Naqrasyi di media massa tak lama setelah pembekuan Ikhwanul Muslimin membuat semua orang curiga pada gerakan Ikhwanul Muslimin.(http://pendidikan4sejarah.blogspot.com)

(11)

Secara misterius, pendiri Ikhwanul Muslimin, Hassan al-Banna meninggal dunia karena dibunuh pada 12 Februari 1949. Kemudian, tahun 1950, pemerintah Mesir merehabilitasi organisasi Ikhwanul Muslimin. Pada saat itu, parlemen Mesir dipimpin oleh Mustafa an-Nuhas Pasha. Parlemen Mesir menganggap bahwa pembekuan Ikhwanul Muslimin tidak sah dan inkonstitusional. Ikhwanul Muslimin pada tahun 1950 dipimpin oleh Hasan al-Hudhaibi. Kemudian, tanggal 23 Juli 1952, Mesir dibawah pimpinan Muhammad Najib bekerjasama dengan Ikhwanul Muslimin dalam rencana menggulingkan kekuasaan monarki Raja Faruk pada Revolusi Juli. Tapi, Ikhwanul Muslimin menolak rencana ini, dikarenakan tujuan Revolusi Juli adalah untuk membentuk Republik Mesir yang dikuasai oleh militer sepenuhnya, dan tidak berpihak pada rakyat. Karena hal ini, Jamal Abdul Nasir menganggap gerakan Ikhwanul Muslimin menolak mandat revolusi. Sejak saat ini, Ikhwanul Muslimin kembali dibenci oleh pemerintah.

Perkembangan Tahun 1970-Sekarang

Ketika Anwar Sadat mulai berkuasa, anggota Ikhwanul Muslimin yang dipenjara mulai dilepaskan. Menggantikan Hudhaibi yang telah meninggal pada tahun 1973, Umar Tilmisani memimpin organisasi Ikhwanul Muslimin. Umar Tilmisani menempuh jalan moderat dengan tidak bermusuhan dengan penguasa. Rezim Hosni Mubarak saat ini juga menekan Ikhwanul Muslimin, dimana ikhwanul menduduki posisi sebagai oposisi di parlemen Mesir.

2.3 Tujuan Gerakan Ikhwanul Muslimin

(12)

alergi terhadap Islam dan menderita "minderwaardigheit-complex", perasaan minder karena beragama Islam, menjadi umat yang bangga dengan Islam. Strategi awal adalah memberi kejernihan dalam makna syahadat yang merupakan gerbang utama dalam berIslam. “Tiada Tuhan selain Allah SWT, dan Muhammad adalah Rasulullah SAW!” Inilah Islam yang sejati. Jadi tiada tuhan-tuhan yang lain selain Allah SWT. (http://pendidikan4sejarah.blogspot.com)

Cita-cita besar gerakan Ikhwan di Mesir adalah mengubah masyarakat Mesir secara menyeluruh kepada masyarakat yang semata berlandaskan Syariah Islam. Dengan tegas Ikhwan selalu mengatakan memperjuangkan Syariah Islam dan tidak pernah malu-malu atau ragu untuk mengatakan hal itu. Dalam waktu singkat, gerakan Ikhwan pun mendapat kader yang cukup banyak. Sehingga pada tahun 1936 mendapat perhatian khusus dari penguasa Mesir ketika itu. Seperti halnya Rasulullah SAW yang dalam mendakwahkan Islam banyak mengirim surat kepada raja-raja di Jazirah Arab untuk menerima Islam secara utuh dan membuang tradisi-tradisi yang tidak baik, Hasan Albana pun tanpa ragu dan tetap dengan santun namun tegas mengirimkan berbagai surat seruan kepada Raja Faruk dan para menterinya untuk sadar dan mau membuang undang-undang Barat yang sekuler dan menggantinya dengan Undang-Undang Islam, yakni kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Bukan itu saja, Al-Banna juga menyerukan agar para pemimpin dan pejabat Mesir bisa mencontohkan hidup yang baik kepada rakyatnya seperti tidak hidup bermewah-mewahan (apalagi atas fasilitas negara yang sebenarnya merupakan uang rakyat) di tengah lautan kemiskinan dan kesulitan hidup rakyatnya, mengharamkan pergaulan bebas, mengharamkan berjudi dalam segala bentuknya, menghentikan segala acara yang dianggap mubazir dan foya-foya seperti yang ditampilkan di berbagai klub malam dan panggung hiburan, dan menegakkan sholat (jadi bukan hanya mengerjakan sholat). (Mahmud, 2004, 27)

(13)

menggantikan bahasa Ingris dan Perancis yang saat itu biasa dilakukan para pejabat dalam acara-acara kenegaraan, menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah Islam dan tidak memasukkan anak-anak Mesir ke sekolah-sekolah-sekolah-sekolah Barat yang secara akidah akan bisa sangat merusak. Saat itu, surat seruan ini sangat menggemparkan Mesir. Banyak pejabat Mesir yang tidak suka karena mereka telah terbiasa hidup mewah dari fasilitas negara, namun rakyat kebanyakan sangat mendukung karena menganggap tugas asasi para pejabat negara dan alat-alat negara lainnya adalah melayani umat, bukan umat yang harus jadi pelayan atau bahkan sapi perah bagi para pejabat tersebut. Politik sesungguhnya adalah cara untuk mengIslamkan negara, bukan sebaliknya, Islam dijadikan sekadar alat politik untuk mencapai tujuan-tujuan duniawi yang sangat murah dan absurd.(

http://pendidikan4sejarah.blogspot.com)

Salah satu sentral perhatian Ikhwan di Mesir adalah pembinaan terhadap generasi muda. Hassan Al-Banna amat menekankan pentingnya sektor ini. Kepada penguasa, tanpa lelah Hassan Al-Banna menyerukan agar kurikulum di sekolah-sekolah Mesir direkonstruksi kembali, terutama dalam materi keagamaan, moral, dan juga sejarah Dunia Islam. Albana juga menegaskan jika materi pengajaran di sekolah-sekolah haruslah dibersihkan dari paham materialistik.

Dakwah Ihkwan di Mesir meluas hingga ke berbagai negara dan benua. Dengan tegas Albana berkata: “Kita tidak akan berdiam diri dan merasa senang atau berhenti selagi Qur'an belum benar-benar menjadi perlembagaan negara. Kita akan hidup untuk mencapai tujuan ini atau mati karenanya" Al-Qur’an adalah undang-undang dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hal bernegara. Tidak pernah sekali pun prinsip-prinsip Islam dikorbankan demi menggapai suatu hal yang bersifat duniawi.

(14)

Gerakan Ikhwanul Muslimin tidak hanya berkembang dan meluas hanya di wilayah negara-negara Arab akan tetapi juga tersebar dan meluas hingga sampai ke wilayah Asia Tenggara. Gerakan Ikhwanul Muslimin terus melebarkan sayapnya untuk menyebarkan pengaruhnya dalam berbagai bentuk atas dasar menegakkan kembali syari’at Islam, budaya, serta pemikiran-pemikiran Islam. (Syukur, 2013, 44)

Pergerakan Ikhwanul Musliminin meluas di negara-negara di Asia Tenggara antara lai; Filiphina, Malaysia, dan Indonesia. Secara perlahan namun pasti Ikhwanul Muslimin meluas dan mengajarkan pemahaman mereka.

2.4.1 Hubungan Gerakan Ikhwanul Muslimin di Indonesia

Ikhwanul Muslimin masuk ke Indonesia melalui jamaah haji dan kaum pendatang Arab sekitar tahun 1930. Pada zaman kemerdekaan, Agus Salimpergi ke Mesir dan mencari dukungan kemerdekaan. Waktu itu, Agus Salim menyempatkan untuk bertemu kepada sejumlah delegasi Indonesia.(Hassan, 1980, 220)

H. Agus Salim, Ketua Delegasi RI, bersama H. Rasyidi menyampaikan terima kasih bangsa Indonesia kepada Syaikh Hasan Al-Banna, Mursyid Am Al-Ikhwan Al-Muslimun, yang kuat sekali menyokong perjuangan kemerdekaan Indonesia.

(15)

Independence, Mesir merdeka penuh dari Inggris pada tanggal 18 Juni 1953, menjadi negara pertama yang mengakui secara de facto (bukan de jure) kemerdekaan Republik Indonesia, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hal ini akhirnya diikuti oleh beberapa negara dengan status seperti Mesir dan akhirnya Vatican sebagai negara berdaulat penuh yang pertama mengakui Indonesia. Dengan demikian, lengkaplah syarat-syarat sebuah negara berdaulat bagi Republik Indonesia. menggunakan nama Masyumi, yaitu Partai Masyumi Baru dan Partai Politik Islam Indonesia Masyumi (PPII Masyumi). Selain itu berdiri juga Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan (PK) yang sebelumnya banyak dikenal dengan jamaah atau kelompok Tarbiyah. PBB mendeklarasikan partainya sebagai keluarga besar pendukung Masyumi. Sedangkan menurut Yusuf Qaradhawi, Partai Keadilan (kini berganti nama menjadiPartai Keadilan Sejahtera atau PKS) merupakan perpanjangan tangan dari gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir yang mewadahi komunitas terbaik kalangan muda intelektual yang sadar akan agama, negeri, dunia, dan zamannya . Namun tulisan ulama yang kini bermukim di Qatar itu belum pernah mendapat konfirmasi dari para pengurus DPP PKS . Jika dilihat dari Piagam Deklarasi PKS dan AD/ART PKS , PKS tidak pernah menyebutkan hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin.

(16)

IMI yang dideklarasikan di Depok pada tahun 2001, diketuai oleh Habib Husein Al Habsyi.

Lalu pada Pemilu tahun 2004, Partai Masyumi Baru dan PPII Masyumi tidak dapat mengikuti pemilu lagi karena tidak lolos electoral threshold. Partai Masyumi Baru bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). PBB masih dapat terus mengikuti pemilu. Sedangkan PK mengikuti Pemilu 2004 setelah berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Setelah pemilu 2004, PBB hampir tidak bisa mengikuti pemilu 2009 karena tidak lolos electoral threshold. Pada akhirnya PBB bisa mengikuti pemilu 2009 sebagaimana PKS dan PPP yang masih dapat terus mengikuti pemilu 2009 karena lolos electoral threshold.

Jadi secara umum, Ikhwanul Muslimin cukup banyak memberikan inspirasi pada organisasi-organisasi di Indonesia. Namun tidak jelas mana yang benar-benar berhubungan secara resmi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Jika diringkas, organisasi di Indonesia yang terinspirasi dari Ikhwanul Muslimin antara lain:

1. Partai Masyumi

2. Persaudaraan Muslimin Indonesia

3. Partai Masyumi Baru (1998)

4. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi (1998)

5. Partai Bulan Bintang (1998)

6. Partai Keadilan (1998)

7. Ikhwanul Muslimin Indonesia (2001)

(17)

Di Indonesia, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut-sebut sebagai gerakan yang paling dekat dengan Gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir, yang bisa dilihat dari berbagai refrensi dalam liqo’at (pertemuan pekanan), dan kerap menyebarkan dan mengutip pendapat dari kelompok Al-Ikhwan Mesir.(Taufiq, 2003, 56)

KH. Yusuf Supendi, salah satu pendiri Partai Keadilan, cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera memastikan awal pendirian partai itu pada Juli 1998 dibantu banyak tokoh Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Timur Tengah. Tokoh-tokoh diawal pendirian PKS merupakan aktifis Al-Ikhwan di indonesia. Gerakan ini sendiri pada mulanya digagas sejumlah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Madinah. Arab Saudi, termasuk KH. Yusuf Supendi sendiri dan KH. Hilmi Aminuddin.(Syukur, 2013, 46)

Latar belakang Hilmi sebagai anak Panglima Militer Darul Islam, Danu Muhammad Hasan, menurut Yusuf , juga sudah diketahui banyak pendiri PK lainnya ketika itu. Menurut He-Man (nama samaran), mantan Sekretaris II Badan Pemuda Remaja Masjid Indonesia Wilayah Jawa Barat (2000-2003) yang menulis

Intelijen dan Islam Radikal (tulisan ini beredar di beberapa milis), Hilmi Aminuddin adalah anak dari Danu Muhammad Hasan, senior Darul Islam (DI) yang meninggal secara misterius, tak lebih dari 24 jam setelah ia keluar dari penjara. Hilmi pada saat itu adalah Menteri Luar Negeri NII sebelum akhirnya di tangkap oleh Komkamtib pada 1980, dan ditahan tanpa pengadilan di Rumah Tahanan Cimanggis dan yang kemudian Hilmi akhirnya dibebaskan tahun 1983-1984.

(18)

Persaudaraan Muslim yang didirikan oleh Hasan Al-Banna, bahkan jumlah dana bantuannya di taksir 90 persen dari jumlah dana yang dibutuhkan (Syukur, 2013, 47)

2.4.2 Hubungan Gerakan Ikhwanul Muslimin di Malaysia

Partai Islam Se-Malaysia (bahasa Melayu: Parti Islam Se-Malaysia), disingkat PAS, adalah sebuah partai politik di Malaysia. Partai ini didirikan untuk menjadikan Islam sebagai tuntunan hidup dan bertujuan menjadikan Malaysia sebagai negara Islam. PAS memperjuangkan kedaulatan Islam dan meletakkan Islam sebagai faksi pemerintahan. Walaupun PAS adalah sebuah partai yang mendukung Islam, tetapi di Malaysia PAS dianggap sebagai oposan atau pihak pembangkang.

Presiden PAS sekarang adalah Abdul Hadi Awang dan merupakan salah seorang wakil dewan dari negera bagian Terengganu. mantan timbalan presidennya adalah Nasharudin Mat Isa. Beberapa anggota penting partai ini antara lain atau naib presiden PAS Husam Musa, Sallahudin Ayub, dan Dato' Mahfuz Omar.

Golongan reformasi ini tidak hanya berhasil menyadarkan masyarakat Melayu tentang betapa pentingnya menghapus penjajah barat untuk mewujudkan sebuah negara Islam , tetapi juga menyuarakan pendapat bahwa kelemahan umat Islam sebenarnya adalah bersumber dari masyarakat Islam yang tidak mau mengikuti ajaran Islam dengan benar sebagaimana yang terkandung di dalam al - Quran dan Sunnah .(wikipedia.com)

(19)

1925 terbit pula koran Edaran Zaman di Penang , majalah al - Ikhwan pada tahun 1926 dan Suara pada tahun 1928 .

Dengan terbitnya koran dan majalah tersebut , golongan ini telah berhasil memicu Revolusi lntelektual di kalangan masyarakat Melayu dan akhirnya bibit -bibit kesadaran yang ditanamkan itu telah mendorong masyarakat Melayu untuk mendirikan beberapa serikat atau organisasi untuk memajukan bangsa Melayu dan umat Islam pada tahun - tahun berikutnya. PAS menerbitkan satu koran resmi, yaitu Harakah.

2.4.3 Hubungan Gerakan Ikhwanul Muslimin di Filiphina

Di Filiphina kelompok MILF(Moro Islamic Front Liberation) pimpinan Salamat Hashim yang berbasis di Moro juga memiliki hubungan dengan pengaruh serta perkembangan Ikhwanul Muslimin. Henry Nurdi, wartawan yang pernah bertemu dengan Salamat Hashim, pernah menulis pengalamannya di laman pribadinya penerang.com, Henry menulis sebagai berikut, “Saya belajar tentang menanam benih budi dari seseorang yang bernama Ustadz Salamat Hashim. Beliau adalah pimpinan Moro Islamic Liberation Front, gerakan Islam yang berjuang memperoleh kemerdekaan kaum Muslimin di wilayah Mindanao, Filipina Selatan”.(Syukur, 2013, 44-45)

(20)

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Cita-cita besar gerakan Ikhwan di Mesir adalah mengubah masyarakat Mesir secara menyeluruh kepada masyarakat yang semata berlandaskan Syariah Islam. Dengan tegas Ikhwan selalu mengatakan memperjuangkan Syariah Islam dan tidak pernah malu-malu atau ragu untuk mengatakan hal itu. Dalam waktu singkat, gerakan Ikhwan pun mendapat kader yang cukup banyak. Sehingga pada tahun 1936 mendapat perhatian khusus dari penguasa Mesir ketika itu. Seperti halnya Rasulullah SAW yang dalam mendakwahkan Islam banyak mengirim surat kepada raja-raja di Jazirah Arab untuk menerima Islam secara utuh dan membuang tradisi-tradisi yang tidak baik, Hasan Albana pun tanpa ragu dan tetap dengan santun namun tegas mengirimkan berbagai surat seruan kepada Raja Faruk dan para menterinya untuk sadar dan mau membuang undang-undang Barat yang sekuler dan menggantinya dengan Undang-Undang Islam, yakni kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Bukan itu saja, Al-Banna juga menyerukan agar para pemimpin dan pejabat Mesir bisa mencontohkan hidup yang baik kepada rakyatnya seperti tidak hidup bermewah-mewahan (apalagi atas fasilitas negara yang sebenarnya merupakan uang rakyat) di tengah lautan kemiskinan dan kesulitan hidup rakyatnya, mengharamkan pergaulan bebas, mengharamkan berjudi dalam segala bentuknya, menghentikan segala acara yang dianggap mubazir dan foya-foya seperti yang ditampilkan di berbagai klub malam dan panggung hiburan, dan menegakkan sholat (jadi bukan hanya mengerjakan sholat).

(21)

menggantikan bahasa Ingris dan Perancis yang saat itu biasa dilakukan para pejabat dalam acara-acara kenegaraan, menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah Islam dan tidak memasukkan anak-anak Mesir ke sekolah-sekolah-sekolah-sekolah Barat yang secara akidah akan bisa sangat merusak. Saat itu, surat seruan ini sangat menggemparkan Mesir. Banyak pejabat Mesir yang tidak suka karena mereka telah terbiasa hidup mewah dari fasilitas negara, namun rakyat kebanyakan sangat mendukung karena menganggap tugas asasi para pejabat negara dan alat-alat negara lainnya adalah melayani umat, bukan umat yang harus jadi pelayan atau bahkan sapi perah bagi para pejabat tersebut. Politik sesungguhnya adalah cara untuk mengIslamkan negara, bukan sebaliknya, Islam dijadikan sekadar alat politik untuk mencapai tujuan-tujuan duniawi yang sangat murah dan absurd.

(22)

Daftar Pustaka

Hassan, M.Z. 1980. Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri. Jakarta: Bulan Bintang.

Jami’, Mahmud. 2004, Ikhwanul Muslimin “Yang Saya Kenal”. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Syukur, Yanuardi. 2013. Presiden Mursi “Kisah Ketakutan Dunia Pada Ikhwanul _______Muslimin”. Jakarta: Hayyun Media.

Yusuf Al-Wa’iy, Taufiq. 2003. Pemikiran Politik Kontemporer “Al –Ikhwan Al-Muslimun”. _______Solo: Yogi Intermedia.

Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2013, pada pukul 19.06.

http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/08/gerakan-ikhwanul-muslimin-di-mesir.html. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2013, pada pukul 19.23.

Gambar

Gambar : Logo Ikhwanul Muslimin *Sumber: Wikipedia.com

Referensi

Dokumen terkait

Seleksi berdasarkan bobot badan tinggi (TT) pada generasi II (Tabel 1), sudah menunjukkan adanya sedikit perubahan bobot badan terutama pada umur 12 minggu, baik pada burung

One possible technique that can be applied to conserve male spotted buffalo is artificial insemination (AI) using sperm from cauda epididymal tissues that collected

Probability Sampling: adalah metode sampling yang menggunakan teori probabilitas yang dicirikan dengan adanya proses pemilihan sampel secara acak atau random

Penanaman Nilai-Nilai religius Melalui Kegiatan Keagamaan .... Penelitian

Alirkan tumpahan ke area penampungan atau batasi pinggiran terluar area tumpahan dengan menggunakan bahan penyerap yang tidak mudah terbakar (misalnya pasir, tanah

Dalam proses kegiatan belajar mengajar program pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Intensive Science Class (ISC) interaksi guru dengan peserta didik sudah

Supervisory Management Warehousing Management Maintenance Management www.advis-consulting.com advisconsulting Advis Consulting.. PT Advis

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (PKLNPRT) sebesar 5,72 persen yang diikuti oleh.. pertumbuhan