• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bayi Tabung dan Kloning Manusia Dalam Presfektif Syariah Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bayi Tabung dan Kloning Manusia Dalam Presfektif Syariah Islam"

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)

Nama buku : ‘Amaliyât Athfâal Anâbîb wa Istinsâkh Basyari fî Manzûr al-Syari’ah al-Islamiyah

Judul terjemah : Bayi Tabung dan Kloning Manusia Dalam Presfektif Syariah Islam

Penulis : Prof. Dr. Mundzir Thib Al-Barzanji dan Prof. Syakir Ghani al-‘Adili

Penerjemah : Eva Mushoffa, S.Ag

Penerbit : Muassasah ar-Risalah, Libanon Jumlah Halaman : 196

Bismillahirrahmânirrahim

Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, dan keluarganya yang terlindung dari dosa, serta sahabat-sahabat pilihan, semoga Allah memberikan Ridha kepada mereka semua. Buku ini kami persembahkan kepada:

-Ibu kami yang amat mulia, yang telah mengusahakan segalanya untuk kami....

-Bapak kami yang terhormat yang telah berjuang dan membuka pintu kesuksesan untuk kami...

-Isteri kami tercinta yang telah menanam cinta di hati dan jiwa kami. Dialah tempat kami berbagi segalanya...segala cinta dan janji kami tercurah untuknya....

-Anak-anak dan cucu-cucu kami yang merupakan kunci yang membuat kami mencintai pekerjaan kami

-Guru kami yang paling berjasa, Dr. Saidah Ali

(2)

Dr. Mundzir at-Thîb al-Barzanji

Profesor bidang fisiologi reproduksi dan kemandulan Bagdad, 4 Mei 2001

Profesor. Syakir Ghani al-Adili

Peneliti dalam kajian keislaman dan bahasa arab. Bagdad, 4 mei 2001

PENGANTAR

Islam sangat mengecam praktek rahbâniyyah1, Allah berfirman: “Dan mereka mengada-adakan rahbâniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya” (QS. al-Hadid:27).

Ayat ini mengindikasikan bahwa dalam islam tidak ada konsep rahbâniyyah, karena yang demikian itu sangat kontradiktif dengan fitrah manusia yang suci, dan bertolak belakang dengan realita. Sebaliknya, islam memberikan perhatian yang sangat besar pada masalah perkawinan dan menjadikannya sebagai salah satu praktek ubudiyyah. Karena itu, perkawinan merupakan suatu kebutuhan vital, yang dianjurkan untuk segera dilaksanakan secepatnya dan dipermudah jalannya dengan meringankan mahar dan mempermudah beban lainnya. Allah berfirman: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”

(3)

(QS. ar-Rûm:21). Selanjutnya Allah Swt menjadikan buah perkawinan berupa keturunan, yang memberikan makna harapan, kegembiraan dan tumpuan hati. Firman Allah Swt: “Harta dan anak-anak adalah perhiasaan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan” (QS. Al-Kahfi:46).

Karena posisi seorang anak yang sangat penting sebagai perhiasan kehidupan dunia, maka kerusakan fungsi salah satu dari organ reproduksi wanita maupun pria -atau keduanya-karena suatu sebab, atau penyakit, bisa menjadi faktor penghalang keturunan. Problematika ini seringkali hadir dalam sebuah perkawinan dan mengancam kelanggengannya. Hal ini bisa mengakibatkan timbulnya konflik psikologis dan konflik keluarga yang pada gilirannya menyebabkan perceraian suami isteri.

Karena itu, tidak mengherankan bila kita sering menjumpai pasangan suami isteri yang tidak memiliki keturunan, berusaha dengan berbagai cara untuk mengatasi halangan tersebut. Terkadang, sebagian orang mencari jalan pintas dengan memakai jasa dukun, paranormal, dan mantera-mantera untuk meminta solusi atas problematika ini.

Sementara itu, dunia kedokteran dan riset tentang gen terus mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat, pada beberapa dekade terakhir -Terutama dalam mengatasi penyakit kemandulan- yang sudah bisa diatasi penemuan methode modern yang dinamakan (inseminasi buatan)2.

(4)

Setelah keberhasilan dokter-dokter spesialis, dengan kelahiran bayi tabung pertama yang dinamakan Liusa Brown pada tahun 1978, maka riset-riset selanjutnya semakin dikembangkan, dan pusat studi inseminasi buatan didirikan di seluruh dunia. Perkembangan tersebut diikuti oleh berdirinya bank-bank sperma, sel telur dan embrio. kemudian pada tahun 1997, diperkenalkan sebuah penemuan ilmiah baru yang diilhami oleh kloning hewan, yaitu methode untuk mendapatkan anak yang persis sama dengan aslinya (ibu atau bapak-pent). Riset dalam bidang ini telah berhasil mengkloning seekor domba yang diberi nama Dolly.

(5)

pengobatan atau perawatan medis yang diperintahkan dalam sunnah-sunnah Nabi yang mulia. Rasulullah Saw bersabda: “wahai seluruh hamba Allah, berobatlah! Karena sesungguhnya Allah menciptakan setiap penyakit dengan obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu penyakit tua”3.

Dengan dilandasi alasan-alasan di atas, Kami bertekad keras untuk menghadirkan tulisan kami yang berjudul “Bayi Tabung dan Kloning Manusia Dalam Perspektif Ajaran Islam”. Ini adalah sebuah buku yang mengupas tuntas hal-hal yang berkaitan dengan penemuan modern untuk mengatasi kemandulan dan yang berhubungan dengan seluruh aspeknya, termasuk bagian-bagian kecil yang terpisah-pisah. Seluruh penggalan dan bagian yang terpisah, terkemas secara komprehensif dalam buku ini. Pada akhirnya, pembahasan yang sangat kaya dan jangkauannya yang sangat luas bisa memberikan motivasi kepada kami. Motivasi inilah yang selalu mengisi relung hati setiap muslim dan yang membuat setiap tetes keringat yang keluar dari tubuh diniatkan hanya untuk Allah, seperti firman-Nya: “Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.” (QS.ad-Dzâriyât:23).

Metodologi penulisan buku ini, terangkum dalam enam bab di bawah ini:

1. Bab pertama mencakup pembahasan dan purifikasi seputar islam dan wanita, dengan menyoroti perspektif al-Qur`an tentang peran wanita dalam kehidupan dan uraiannya secara terperinci, termasuk urgensi perkawinan dan tujuannya, dan juga problematika kemandulan, sebab-sebab serta pengobatannya.

(6)

2. Bab kedua membahas persoalan inseminasi buatan dan problematika legalisasi hukum yang muncul dari rangkaian proses ini, serta bagaimana syariah islam menyikapinya.

3. Bab ketiga membahas tentang bank sperma embrio dan teknik pembekuan sperma, sel telur dan embrio, serta tinjauan hukum Syariahnya. Bab ini juga menguraikan proses bayi tabung, penyuburan internal dan sistem filter (untuk menyaring sperma-pent) yang terdapat pada alat reproduksi wanita.

4. Bab empat mengupas tentang kloning gen dan kloning manusia secara biologis serta manfaat ekonomis dari teknologi medis di atas dan pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkannya, termasuk tinjauan hukum syariahnya.

5. Bab kelima memuat dialog antara Dokter Munzir Thîb al-Barzanji -seorang ahli genetika- dengan majalah Âfâq ‘Arabiyyah Tahun XII dalam edisi Februari tahun 1987 M. Dialog ini membahas beberapa poin persoalan yang berhubungan dengan tema buku ini, yang sebagian telah dijelaskan dalam bab-bab buku ini. Sedangkan sebagian lainnya kami ikut sertakan dalam lampiran buku ini, agar pembahasan buku ini lebih mendalam, dan para pembaca bisa mengambil manfaat dari lampiran tersebut. 6. Bab keenam yang merupakan Bab terakhir dari buku ini, mengupas persoalan Aborsi dan macamnya serta bagaimana Syariah islam menyikapinya.

(7)

dengan sikap lugas Syariah islam tentang metode medis ini, disertai jawabannya. Atau dalam bentuk lembaran ketetapan yang dikeluarkan oleh mereka dan mencakup bagaimana sikap Syariah islam terhadap metode yang sangat beragam tersebut. Dan Demi Allah, kami berharap mereka yang ingin mendalami penemuan modern ini, bisa mengambil manfaat dari apa yang telah kami suguhkan dalam buku ini. Kami juga berharap, para pembaca memperoleh gambaran yang jelas tentang sikap Syariah islam dalam menghadapi persoalan tersebut.

Penulis

Bagdad, 4 April 2001 M

BAB PERTAMA - PENGANTAR

- PERKAWINAN DAN TUJUANNYA

- PROLEMATIKA KEMANDULAN; PENGERTIAN SEBAB-SEBAB DAN CARA MENGATASINYA

PENGANTAR

(8)

manusia agar tercipta kehuidupan yang bahagia, adil dan terhindar dari kesulitan serta permusuhan.

Inilah hakekat Islam yang memenuhi seluruh kebutuhan manusia, dan menjawab tuntutan insting serta fitrah suci yang lahir darinya. Insting dan fitrah suci inilah yang membedakannya dengan seluruh makhluk, bukan tuntutan keserakahan, hasrat biologis dan permusuhan.

Begitu pula tatanan sosial yang dibangun atas landasan kaidah bahwa seluruh manusia pada dasarnya adalah satu keluarga besar yang diciptakan oleh Allah Swt dari satu jiwa, dan darinya pula Allah menciptakan pasangannya. Allah Swt berfirman : “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim” (QS.an-Nisâ:1).

(9)

reproduksi manusia ini, dalam kerangka kehidupan perkawinan yang dilandasi hukum syariah. Dengan demikian, cara atau sarana reproduksi manusia yang dilakukan selain itu adalah zina. Dan ini ditolak dengan tegas oleh seluruh ajaran samawi dan tidak bisa diterima oleh prinsip-prinsip etis serta kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Allah Swt berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS.al-Isrâ: 32).

Al-Qur`an menggambarkan zina sebagai perbuatan yang keji dan jalan yang tercela, serta memperingati agar tidak mendekatinya. Islam juga memasukkan perbuatan ini dalam kategori dosa besar, yang mengakibatkan tersebarnya dekadensi akhlak pada masyarakat. Disamping itu, garis keturunan menjadi tercampur. Karena itu, zina merupakan perbuatan yang paling tercela dari seluruh perbuatan buruk dan kotor.

Jika kita merujuk kembali kepada ayat-ayat suci al-Qur`an, maka kita akan mendapati bahwa ayat-ayat tersebut mengindikasikan bahwa komunitas manusia saling melengkapi, dimulai dari keluarga, kemudian kelompok dan kemudian membentuk suku bangsa. Dengan demikian, keluarga merupakan lembaga terpenting dalam komunitas manusia.

(10)

aturan-aturan yang benar, serta mengetahui bagaimana islam mengembankan misi dan tanggungjawab ini kepadanya, agar bisa menjalin kemitraan yang sejajar dengan laki-laki atau menggantikannya dalam menjalankan tugas kekhalifahan di dunia dan membangun kehidupan selaras yang pada akhirnya bisa merealisasikan kebahagiaan dan memberikan jaminan ridha Allah melalui keutamaan saling melengkapi antara peran perempuan dan laki-laki. Dengan demikian masyarakat muslim menjadi masyarakat ideal yang bisa menjadi petunjuk dan panutan bagi masyarakat dunia seluruhnya.

Berikut ini, pembaca akan disuguhkan uraian terperinci tentang pandangan islam terhadap wanita sebagai pengantar, sebelum memasuki pembahasan utama.

ISLAM DAN WANITA

Pandangan Islam Tentang Peran Wanita Dalam Kehidupan

(11)

memberikan penghargaan terhadap wanita. Dan sabda Nabi Saw berikut ini bisa menggambarkan kemuliaan hak-hak wanita: “Syurga itu berada di bawah telapak kaki ibu”. Dengan demikian perhatian yang diberikan Islam kepada wanita lebih besar dari perhatian Barat terhadap wanita, karena Islam memandang bahwa posisi, hak, dan keutamaan wanita setara dengan laki-laki. Wanita mendapat apresiasi dan kemuliaan yang sangat tinggi dalam peran sosialnya, dan semua itu berada dalam batas-batas yang telah ditetapkan oleh syariah yang suci. Islam juga telah mengatur hak-haknya yang termanifestasi dalam dua segi, yaitu ekonomi dan sosial.

Islam membebaskan wanita dari kesulitan, dengan memberikan tanggung-jawab kepada suami atau ayahnya, untuk menafkahinya, sekalipun dia sangat kaya. Dan memberikan hak warisnya dengan ketentuan bagian wanita setengah dari bagian laki-laki, akan tetapi wanita tidak mendapatkan bagian dalam diyyat4. Wanita adalah mitra laki-laki yang menghadirkan cinta dan rahmat. Islam memberi Wanita hak pilih dalam segala hal, seperti kebebasan penuh untuk menentukan jalan hidupnya sebagai manusia yang bertindak dengan logika, berbicara dengan hikmah, bekerja dan berfikir. Wanita mempunyai hak untuk berkreatifitas dan mencari ilmu (menuntut ilmu adalah kewajiban laki-laki muslim dan wanita muslimah). Islam juga memberi wanita hak untuk memilih suami yang sesuai, hak warisan, hak untuk menjalankan ibadah fardhu tanpa perlu izin dari siapapun. Hal demikian karena wanita dibebankan kewajiban ibadah seperti halnya laki-laki. Islam juga memberikan hak berjihad di jalan Allah dengan cara yang berbeda, dan memberinya beban syariah yang sesuai dengan kondisi fisik, logika dan kepribadiannya. Semua itu

(12)

mengindikasikan bahwa wanita membunyai kebebasan penuh untuk bertindak dalam seluruh urusan, kehidupan pribadi dan sosialnya. Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan kecuali dalam masalah imam shalat jamaah, karena wanita mendapatkan dispensasi beberapa hari, untuk tidak melakukan shalat dan puasa setiap bulannya disaat dia sedang berhalangan. sedangkan dalam setiap ibadah di atas disyaratkan kesucian. Dan kalaupun islam membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam suatu masalah, itu disebabkan karena perbedaan natural di antara keduanya, atau untuk kemaslahatan bersama. Secara natural, wanita berbeda dengan laki-laki, diantaranya struktur otak, syaraf dan bobot tubuh. Namun perbedaan tersebut bersifat saling melengkapi. Sebagai konsekwensi dari semua itu, secara fisik wanita lebih lembut dan halus dari laki-laki, sebagaimana halnya domain afektif seperti cinta, kelambutan hati, unsur estetika lebih kuat pada wanita.

(13)

dengan beberapa laki-laki, dan kadang-kadang hal itu dizinkan oleh suaminya. Yang lebih mengejutkan lagi, parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang resmi yang mengatur tentang kaum homoseksual, yang mendapat persetujuan dari agamawan. Dan manusia serta musuh islam menyambut hangat keputusan tersebut yang melampaui peradaban manusia, dan undang-undang modern.

Para musuh Islam, menjadikan perbuatan mereka yang tidak memperhatikan syarat-syarat legal (dalam kasusu poligami, misalnya-pent), sebagai alat untuk membantah, dan memfitnah risalah islam dan pengikutnya dengan argumentasi bahwa perbuatan individu mencerminkan agama dan aqidah. Padahal kalau mereka adil, maka sebaliknya, mereka akan melihat inti ajaran agama, bukan praktek yang dilakukan pengikutnya.

Dalam persoalan talak, islam juga mengaturnya dengan syarat-syarat dan alasan. Sebagai barometer minimal adalah, ketika tidak ada lagi kata sepakat di antara suami isteri yang mengakibatkan konflik dan dan perseteruan –karena suatu sebab- yang pada akhirnya membuat hidup sempit dan sulit. Dalam keadaan seperti ini talak diperbolehkan dengan jalan tenang dan damai. Begitu pula dalam masalah rujuk, yaitu bagi suami yang ingin kembali kepada isterinya selama dalam masa iddah, dengan tujuan perbaikan dan etika pergaulan yang baik. Adapun perceraian, harus dilakukan dengan cara yang baik, yaitu meninggalkan isterinya dengan memberinya nafkah selama masa iddah. Dan setelah berpisah, mantan suami tidak boleh mengingat hal yang buruk tentang isterinya. Disinilah hikmah talak yang banyak dilupakan masyarakat barat.

(14)

memuliakannya dan menetapkan hak-haknya sehingga wanita bisa mengangkat kepalanya, setelah laki-laki memperlakukannya sebagai barang dagangan dan menganggapnya sebagai penggoda dan mainan yang bebas dipermainkannya, dan memamerkannya sebagai barang dagangan yang dinaikkan harganya, dan kemudian diturunkan kembali sesuka hatinya.

Begitu pula halnya dengan lembaga perkawinan dalam masyarakat sebelum islam. Wanita diperlakukan sebagai barang peninggalan yang dikategorikan sebagai harta warisan. Maka jika suaminya meninggal, ayah mertuanya akan menghiasinya dan mendandaninya. Setelah itu wanita diperlakukan sebagai barang rampasan. Kalau dia suka, dia bisa mengawininya kapan saja, atau mengawinkannnya dengan orang lain, dan mengambil maharnya, seperti transaksi jual beli dengan harga yang ditentukan olehnya. Atau, dia bisa mengurungnya di dalam rumah dan membatasi geraknya hingga wanita bisa menebus dirinya dengan sesuatu yang diinginkan oleh ayah mertuanya. Demikian pula di Eropa dan Amerika. Sebelumnya wanita tidak pernah merasakan pandangan terhormat. Posisinya sangat lemah dan hina. Sebagai contoh, undang-undang di Inggris yang masih berlaku hingga belum lama ini, membolehkan laki-laki menjual isterinya dengan harga murah. Begitu pula di Yunani dan Roma, wanita diperlakukan sebagai anggota masyarakat kelas dua yang tidak mempunyai hak apapun.

(15)

diambil dari ayat-ayat al-Qur’an tentang jalan yang dilalui seorang wanita dalam hidupnya, disertai komentar dan ulasan dari penulis, hingga pesan-pesan yang Allah ungkapkan dalam ayat-ayat-Nya bisa kita fahami dengan jelas.

Siapapun yang membaca alQur`an, akan menemukan -di antara ayat-ayatnya yang sangat mulia- gambaran yang sangat nyata tentang peran perempuan dalam kehidupan terutama pada sektor-sektor terencana yang mencakup:

1. rumahnya

2. peran dalam keluarga

3. kesetaraannya dengan laki-laki

4. makna qiwamah (kepemimpinan) laki-laki atas perempuan 5. posisi dan nilai dirinya dan lain sebagainya.

Penulis akan menguraikan secara global tentang tema-tema di atas melalui ayat-ayat al-Qur`an, yang membicarakan bagaimana wanita menentukan jalan hidupnya dan menjelaskan peran sentralnya serta konsep manusia seutuhnya.

PERTAMA: Allah berfirman: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rûm :21)

(16)

Jika pasangan manusia bukan dari jenis yang sama, mungkin tidak akan bisa tercipta pemahaman dan kerjasama di antara mereka. Mereka akan saling melihat dengan pandangan yang aneh dan merasa bahwa tabiat dan perilakunya sangat jauh berbeda. Dengan kata lain, wanita dan laki-laki berasal dari satu sumber. Mereka tercipta dari asal yang sama yaitu, debu.

Dalam Ayat lain, Allah berfirman: “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak...”(QS.an-Nisâ:1). Dalam ayat di atas, Allah mendeskripsikan dirinya sebagai Pencipta Tunggal seluruh manusia dimulai dengan menciptakan satu orang (nabi Adam-pent). Kemudian memberitahukan kepada hambanya, bagaimana proses penciptaanya yang berasal dari jenis yang sama, dan mengingatkan bahwa mereka semua keturunan yang mempunyai satu bapak dan satu ibu, dan bahwa mereka berasal dari satu sama lainnya. Yang dimaksud dalam Firman Allah Swt: “yang telah menciptakan kamu dari yang satu”, adalah Nabi Adam ‘Alaihissalam. Lanjutan ayat berikutnya: “dan daripadanya Allah menciptakan isterinya”, mempunyai pengertian bahwa Allah menciptakan pasangan manusia dari jenis yang sama, yaitu Hawa ‘Alaihassalam. Kemudian Allah melanjutkan: “dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak”. Ayat ini bisa difahami bahwa Allah menciptakan dari keduanya –yaitu Adam dan Hawa- laki-laki dan perempuan yang menyebar keseluruh penjuru dunia dan membentuk suku, warna kulit dan bahasa yang berbeda-beda.

(17)

Adam!”. Ini mengandung penafsiran dan penjelasan untuk kalimat “jenis yang sama” yang terdapat dalam penggalan ayat “Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu” yaitu dari Nabi Adam.

Kata “dari” dalam ungkapan ayat “dan daripadanya Allah menciptakan isterinya”, menunjukkan arti “penjelasan (li albayân)” bukan “bagian (li attab’îdh)”. Dengan demikian makna kalimat “jenis yang sama” dan “isterinya”, dalam dua ayat di atas, menunjukkan bahwa manusia diciptakan dari asal yang sama, dan asal yang dimaksud adalah tanah, sebagaimana Firman allah: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”. (QS. Ar-Rûm:20). Atau Allah menciptakan manusia pertama dari tanah, dan seluruh manusia akan kembali menjadi tanah. Dengan demikian, tanah merupakan sebab entitas dan eksistensi manusia. Kemudian, bagaimana mungkin tanah berproses menjadi manusia yang mempunyai pendengaran, penglihatan, akal, logika, keinginan dan potensi-potensi lainnya dan kemudian menciptakan keajaiban dan membangun peradaban?

Apakah ini terjadi secara kebetulan atau karena adanya ataom-atom pembentuk –seperti yang diklaim oleh aliran materialis, filsafat koinsiden dan atheis? Orang-orang tersebut boleh saja membuat hipotesa-hipotesa sesuka hati mereka, akan tetapi akal tidak bisa mengingkari “...Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. As-Syûrâ:11).

(18)

merupakan makhluk lemah, yang harus berjuang keras demi hidup dan memikul beban berat. Maka tidak ada yang pantas dan bisa menenangkan dan menentramkan hatinya kecuali isterinya. Kemudian Allah melanjutkan: “dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang”. Ini merupakan sebuah kesaksian yang sempurna, dan mengindikasikan bahwa seorang laki-laki dan isterinya memiliki ikatan cinta dan kasih bukan dengki dan kebencian.

Izinkan penulis keluar sedikit dari pembahasan kita. Penulis ingin mengatakan: siapapun yang menelusuri ayat-ayat yang sangat mulia dan agung tentang wanita yang terdapat dalam al-Qur`an seperti “atau kamu telah menyentuh perempuan” (an-Nisâ:43), “Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain” (an-Nisâ:21), “dari isteri yang telah kamu campuri” (QS. an-Nisâ:23), “oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri” (QS. al-Baqarah:222), “Maka setelah dicampurinya” (QS. al-A’râf:189), sesungguhnya Ayat-ayat di atas dan ayat-ayat lain seperti itu –memang berbicara tentang wanita dalam konteks jenis yang berbeda, tetapi terkait dengan laki-laki secara fisik. Perbedaan ini dapat dikenali dengan keindahan dan daya estetiknya. Akan tetapi yang bisa Kami fahami dari ayat-ayat di atas, wanita bukan tujuan utama. Wanita -pada konteks ini- sebagai akses untuk mencari solusi dan memecahkan berbagai problema.

Perlu diketahui bahwa ayat-ayat tersebut dan ayat-ayat lain yang semisalnya menimbulkan kontroversi di masa-masa turun wahyu. di antaranya adalah polemik yang diperdebatkan kaum yahudi seputar masalah menggauli wanita5. Karena itu,

kemudian turun ayat 223 surat al-Baqarah “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam”, yang

(19)

menganalogikan wanita dan ladang dengan menggunakan metode tasybîh Bâlig (analogi penuh dalam ilmu semantik-pent). Makna bercocok tanam adalah mengolah dan menyiapkan tanah untuk ditanami pepohonan. Dan dalam hal ini, penggunaan kata “ladang” adalah untuk menggambarkan wanita sebagai sumber yang melahirkan anak-anak, dalam konteks hubungan seksual dengan suami mereka. Dengan demikian, permasalahan terpecahkan, dan orang-orang Yahudi terbungkam.

KEDUA: kita sampai pada ayat ke-35 surat al-Ahzâb yang menunjukkan kesetaraan laki-laki dan perempuan: “Sesungguhnya laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki-laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki-laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS. al-Ahzâb:35).

(20)

praktis. Dia juga memiliki keinginan untuk melakukan tugas-tugas penting.

Ayat lain yang mengindikasikan kesetaraan laki-laki dan wanita adalah ayat berikut ini: “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”. (QS. anNisâ:124). Makna yang bisa ditangkap dari ayat ini -dengan menggunakan metode Qiyas modern- bahwa wanita yang bekerja untuk kemashlahatan dan perbaikan kondisi umum manusia di bidang apapun, harus mendapatkan haknya berupa upah finansial dan insentif moral yang sesuai dengan kewajiban yang telah dia kerjakan, termasuk dalam bidang kepemimpinan dan kekuasaan secara tidak terbatas dan terikat. Hal tersebut tetap berlaku selama wanita mampu melewati batas-batas dan ikatan yang ada, dengan prestasinya yang baik dan berorientasi pada kebaikan. Ayat ini juga mendukung partisipasi aktif wanita dalam bidang politik yang merupakan kewajiban aqidah dan sosial yang harus terus dikembangkan.

(21)

digunakan dalam ayat di atas menunjukkan ikatan aqidah. Laki-laki dan wanita mukmin yang saling menolong diperintahkan untuk menyuruh -orang-orang yang keluar dari jalan yang lurus- untuk berbuat kebaikan, dan menyuruh mereka untuk menghentikan perbuatan mungkar yang membahayakan masyarakat, dan pada akhirnya akan menghambat perkembangan masyarakat. Mereka juga diperintahkan untuk menyerukan agar masyarakat menjalankan fungsi dan roda ekonomi yang telah ditetapkan.

Ayat-ayat di atas dengan sangat jelas menggambarkan tugas dan peran wanita dalam hidupnya di seluruh bidang, seperti bidang sosial, politik,aqidah dan religius.

(22)

anggota masyarakat lainnya yang terdiri dari laki-laki, yang sebelumnya adalah embrio dalam rahim wanita. Wanita pula yang mengandungnya, menyusuinya, dan membesarkannya.

Al-Quran memberikan panggilan khusus kepada wanita dengan redaksi umm. Karena secara etimologis, kata umm berarti asal dari segala sesuatu. Seperti kalimat umm Qurâ yang berarti sentra perkotaan atau kalimat umm al-kitab yang berarti fâtihah al-kitâb atau pembuka al-kitab suci. Karena surat itu merupakan pengantar atau pendahuluan yang menggambarkan seluruh surat al-Qur’an. Surat fatihah ini dibaca dalam shalat. Allah Swt berfirman: “Dan sesungguhnya al-Qur'an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah”. (QS. az-Zukhrûf:4)

Dari sini bisa kita fahami bahwa wanita berasal dari bahasa yang orisinil dan langsung Allah yang Maha Bijaksana, Maha Suci dan Jernih.

KEEMPAT: dalam ayat lain, Allah Swt memberikan qiwâmah (hak penjagaan) ditangan laki. Allah berfirman: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka”.(QS. an-Nisâ:34).

(23)

satu dari mereka tidak akan berpengaruh apa-apa. Dengan demikian menyamakan mereka dalam segala bidang sangat bertentangan dengan logika hidup.

Adapun ayat “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” mengindikasikan hal-hal sebagai berikut:

1. dalam ayat ini kata laki-laki dikhususkan untuk menyebut para suami, dan kata perempuan dikhususkan untuk menyebut para isteri.

2. yang dimaksud dengan menjadi pemimpin bagi wanita bukan berarti menguasainya secara mutlak yang termanifestasi dalam sosok suami yang diktator, dan isteri dikuasai secara penuh. Isteri dalam hal ini tidak mempunyai keinginan dan pilihan. Akan tetapi sebenarnya laki-laki memang memiliki sebagaian wilayah kepemimpinan atas wanita yang telah ditetapkan oleh para ulama. Wilayah tersebut adalah hak talak yang dipegang oleh laki-laki, ketaatan isteri dalam memenuhi kebutuhan seksual suami, dan kewajiban isteri meminta izin kepada suami bila ingin keluar. Untuk hal-hal selain itu, maka wanita dan laki-laki sama. Allah Swt menyebutkan 2 alasan dari pembagian wilayah kepemimpinan laki-laki atas wanita, yaitu:

a. Penggalan ayat 34 Surat an-Nisâ yang berbunyi: “oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita)” mengindikasikan segi keutamaan dalam bentuk kekuatan fisik dan struktur ototnya sebagai mana telah kami jelaskan di atas.

(24)

keraguan sedikitpun, bahwa seharusnya yang memberi nafkah dalam keluarga memiliki keutamaan yang lebih banyak.

KELIMA: hal yang berhubungan dengan harga dan nilai wanita, bisa kita temukan jika kita menelaah firman Allah Swt dalam Surat al-Ahzab ayat 33: “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta'atilah Allah dan Rasul-Nya”. Dalam ayat yang sangat mulia ini Islam memperingati wanita agar tidak keluar dari rumah dengan busana yang terbuka dan mempertontonkan kecantikannya, karena hal tersebut bisa membangkitkan pengaruh-pengaruh seksual yang tinggi. Islam mewajibkan wanita untuk mengenakan hijab (penutup kepala) untuk menjaga kehormatannya agar tidak menimbulkan keserakahan di hatin orang-orang yang picik. Itu semua yang terjadi di masa kenabian. Lalu bagaimana di zaman modern sekarang ini, ketika wanita keluar dari rumahnya menuju kolam-kolam renang, gedung bioskop dengan memamerkan kecantikan feminimnya dengan cara yang sangat hina.

(25)

Berikut ini, al-Qur`an yang mulia menyebut peran wanita dalam beberapa tempat berbeda yang dikemas dalam bentuk kisah.

Beberapa kisah al-Qur`an menyingkap peran sentral wanita yang memiliki takaran dan nilai tersendiri. Contohnya dalam kisah nabi Adam As, yang diceritakan Allah Swt dalam surat al-Baqarah ayat 35: “Dan Kami berfirman:"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim” (QS. al-Baqarah:35). Dalam ayat ini, kita bisa menangkap bahwa ujian ilahi berlaku baik pada laki-laki dan wanita.

Dua kisah lainnya adalah kisah Nabi Nuh AS dan Luth AS yang di kisahkan Allah swt dalam Surat at-Tahrim ayat 10: “Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya):"Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.

Dalam ayat di atas, al-Qur`an berbicara tentang dua wanita kafir dan tempat mereka kembali kelak di neraka, sedangkan mereka hidup di zaman dua Nabi mulia. Tetapi mereka tidak beriman, padahal mereka adalah orang terdekat kedua nabi mulia itu.

(26)

bapak para Nabi, Ibrahim As. Dalam surat Hud, Allah Swt berfirman: “Isterinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku dalam keadaan yang sudah tua pula Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh" (QS. Hûd:72).

Dalam kisah Nabi Yusuf AS, kita menemukan wanita yang berbicara dengan bahasa cinta, gender dan tipuan kepada Nabi Yusuf As. Di sini ada dua kekuatan yang saling bertolak belakang; kekuatan seorang isteri raja dan kecantikannya dan kekuatan iman. Namun, kekuatan iman akhirnya mengalahkan kekuatan setan. Allah Swt berfirman: “Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata:"Marilah ke sini". Yusuf berkata:"Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukanku dengan baik". Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung” (QS. Yusuf:23).

Dan kisah Siti Maryam AS, yang dipercaya Allah Swt untuk mengemban amanat mulia, dengan melahirkan Nabi Isa AS. Hal demikian, karena Allah melihat kesucian dan kemuliaannya. Allah Swt berfirman: “lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna”. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa”. Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci" (QS. Maryam:17-19).

(27)

meninggalkan ibadat menyembah suaminya, dan berpaling kepada Allah Swt, Tuhan dari segala Tuhan, Tuhan semesta Alam. Allah berfirman: “Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim" (QS. at-Tahrim:11). Al-Qur`an juga berbicara tentang seorang Ratu dari negri Saba’ -yang cerdas dan pintar- yang akhirnya masuk islam bersama Nabi Sulaiman AS. Allah Swt berfirman: “Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam" (QS. an-Naml:44).

Imam Thabari berkata: “ Allah berfirman: “ya Tuhanku Sesungguhnya aku adalah seorang yang sangat fakir” atau membutuhkan. Dan disebutkan juga bahwa Nabi Musa AS elah mengatakan kalimat di atas. Ketika itu beliau dalam keadaan sulit, dan mengisyaratkannya kepada dua orang wanita (anak Nabi Suaib-pent) agar memberinya makan, karena beliau sangat lapar.

(28)

wanita itu berjalan dengan kemalu-maluan, ia berkata....”0 (QS. al-Qashash:25). Dengan demikian wanita (anak nabi Suaib-pent) adalah kebaikan yang dibutuhkan oleh Nabi Musa AS.

Selanjutnya, pandangan islam tentang seorang istri tidak hanya terbatas pada pernyataan bahwa wanita memiliki kebaikan saja, tetapi islam juga melihat wanita sebagai sumber kebahagiaan, yang berbagi kegembiraan dan kesedihan kepada suaminya, dan bisa mengangkat keburukan, jika isterinya benar-benar seorang yang baik.

Terakhir, islam memberikan suri tauladan yang sangat mulia dengan kisah Siti Khadijah binti Khuwailid, wanita yang pertama kali beriman atas kerasulan Nabi Muhammad Saw, dan menafkahkan seluruh hartanya di jalan islam dan melahirkan wanita mulia, Siti Fatimah AS.

(29)

Dan karena pentingnya perkawinan, maka berikut kami paparkan tentang hal tersebut dalam pembahasan yang sangat singkat.

PERKAWINAN DAN TUJUANNYA

Perkawinan secara etimologis adalah jalinan dan ikatan. Seorang suami berarti: orang yang memiliki teman karib yang terikat dengannya. Dan dua orang yang saling memiliki keterikatan dinamakan pasangan. Kemudian isteri dari seorang laki-laki dan suami yang memiliki isteri di sebut pasangan suami isteri6.

Dalam terminologi fikih, perkawinan adalah akad yang menghalalkan keintiman dan seluruh kenikmatan antara laki-laki dan wanita sesuai dengan syarat-syarat yang telah diwajibkan oleh syariah yang suci yang harus tersedia dalam ikatan perkawinan7.

Pernikahan dapat menjaga manusia agar tidak tergelincir ke dalam perbuatan dosa dan salah serta menjauhkannya dari jalan yang meragukan dan mencegahnya dari dekadensi moral. Karena itu, kita bisa melihat bahwa islam memberi perhatian yang sangat besar pada aspek kemanusiaan yang satu ini. Islam menganjurkan setiap orang untuk menikah dengan undang-undang syariah yang telah ditetapkan. perkawinan dianjurkan untuk menjaga hak-hak wanita selakigus menjaga hak-hak laki-laki dan menghadirkan di antara keduanya ikatan emosional yang tidak akan retak kecuali dalam kondisi tertentu. Islam

6 lisân al-‘arab, dalam pembahasan kata (zawaja)

(30)

membuka jalan untuk perceraian dan kedua belah fihak tetap menjaga hubungan baik setelah berpisah8.

Anjuran, penguatan dan seruan kepada perkawinan bisa kita temukan dalam ayat-ayat al-Qur`an dan sunnah-sunnah Nabi yang mulia.

Dalam al-Qur`an Allah Swt berfirman: “Dan nikahilah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan...”(QS. an-Nûr:32).

Yang dimaksud pernikahan dalam ayat di atas adalah perkawinan. Dan salah satu ayat al-Qur`an yang ditujukan kepada Rasulullah Saw : “...Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia...(QS. al-Ahzâb:37). Yang dimaksud dengan perkawinan dalam ayat di atas adalah pernikahan.

Tema-tema perkawinan dalam sunnah terkodifikasi dalam musnad-musnad shahih yang dikhususkan untuk hadist-hadits Nabi Saw tentang seruan dan anjuran kepada kaum muslimin untuk melaksanakan perkawinan sesuai dengan undang-undang syariah yang telah ditetapkan.

Di antaranya adalah hadits Rasulullah Saw: “dunia adalah perhiasan, dan perhiasan yang terbaik adalah isteri shalihah”.

Hadist lain: “kawinlah! Karena aku ingin memperbanyak ummatku”.

Hadits lainnya: “bangunan yang paling di sukai Allah dalam islam adalah bangunan perkawinan”.

Hadits lainnya: “pernikahan adalah sunnahku, maka barangsiapa yang membenci sunnahku, bukan termasuk ummatku”.

(31)

Dalam hadits lain: “menikahlah, perbanyaklah keturunan, karena sesunguhnya aku bangga dengan jumlah umatku”.

Dan hadits lain: “barangsiapa yang telah mampu untuk menikah, tetapi tidak menikah, maka bukan termasuk bagian dari kita (ummat Nabi Muhammad Swa-pent)”.

Dari hadits-hadits di atas, kita bisa melihat dengan jelas bahwa al-Qur`an dan sunnah Nabi telah memberikan perhatian yang sangat besar dalam masalah perkawinan, untuk laki-laki, perempuan maupun wali-walinya. Tujuan utama dari perkawinan bukanlah pemenuhan kebutuhan seksual bagi laki-laki dan perempuan saja, dan dengan demikian permasalahan selesai. Tetapi tujuan yang lebih jauh adalah memperoleh keturunan untuk membentuk keluarga yang dipererat dengan ikatan perkawinan. Dan lembaga perkawinan ini merupakan pondasi dalam pembentukan komunitas manusia yang saling melengkapi dengan landasan yang kokoh.

Karena itu, islam memperbolehkan laki-laki berpoligami dengan 4 isteri dalam waktu yang bersamaan. Allah Swt berfirman: “...maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat...”(QS.an-Nisâ:3).

Allah Swt memberikan anugerah dari perkawinan berupa anak-anak (perhiasan kehidupan dunia), dan menjadikan rasa kasih sayang di hati ibu-bapak sebagai pengaut yang sangat mulia, meskipun kesulitan dan masalah harus mereka terima, dan rasa lelah mereka rasakan dalam mendidik anak-anak dan membesarkannya, dan seterusnya. Semua itu demi kelangsungan hidup dan pembangunan dunia.

(32)

lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (QS. As-Syûrâ: 49-50), kita bisa menangkap isyarat yang menunjukkan bahwa Allah-lah yang telah mengaugrahkan anak-anak kepada manusia. Tetapi manusia tidak punya hak pilih untuk menentukan jenis kelamin anaknya sesuai dengan keinginanya. Apakah laki-laki saja, perempuan saja atau keduanya. Allah jugalah yang telah menghentikan kesuburan dan kehamilan untuk suatu alasan yang hanya diketahui-Nya. Dan inilah yang sering disebut dengan kemandulan.

Apakah kemandulan itu?

KEMANDULAN

Pengertian, Sebab dan Pengobatannya

pengertian mandul: sebelum lebih jauh membahas tema ini, kita memerlukan akar pembahasan untuk memahami pengertian mandul secara etimologis dan terminologis.

Kemandulan (al-‘Aqm) secara etimologis: dalam kajian linguistik memiliki kata asal ‘aqama9 (مقع). Dari kata tersebut terbentuk kalimat seorang wanita telah mandul (‘aqamat al-mar`ah). Dengan kata mashdar ‘aqman dan ‘uqman dengan memberi harakah fathah atau dhammah pada huruf ‘ain jika memungkinkan. Wazan selanjutnya adalah ‘aqîm dan ‘aqîmah (ism fa’il-pent). Dari kata tersebut muncul kalimat:

(33)

‘aqamat ar-Rahim idzâ kânat ‘aqîmah (seorang wanita mandul memiliki rahim yang mandul).

Imam Kasâ`i berkata: “rahim yang mandul atau terhalang, tidak bisa melahirkan”.

Dan wanita yang mandul (al-mar`ah al-‘aqîm) adalah wanita yang tidak bisa hamil dan melahirkan, bentuk pluralnya adalah ‘aqâim dan ‘uqmun. Dari kata itu muncul kalimat niswah ‘uqmun (wanita-wanita yang mandul) dengan Dhammatain.

Dalam sebuah hadits Nabi Saw bersabda: “wanita berkulit hitam yang subur lebih baik dari pada wanita berparas elok tetapi mandul”.

Dalam sebuah bait syair dikatakan:

- Kemandulan wanita ketika dia tidak akan pernah bisa melahirkan anak yang sama dengannya*sesungguhnya wanita-wanita seperti itu mandul

Ibnu Katsir berkata: al-mar`ah ‘aqîmun wa ma’qûmah (seorang wanita mandul dan terhalang), ar-Rajulu ‘aqîmun wa ma’qûmun (seorang laki-laki mandul dan terhalang) dan ar-rahimu ma’qûmah ai masdûdah (rahim terhalang).

Dan laki-laki yang mandul (ar-rajulu al-‘aqîm): adalah yang tidak bisa memberi keturunan. Bentuk pluralnya dalam bahasa arab adalah: ‘uqamâ` dan ‘iqâm. Dikatakan juga: dunia mandul, atau tidak bisa memberikan kebaikan bagi manusia. Dan hari kiamat mandul (‘aqîm) karena tidak ada lagi hari setelah itu. Dan angin mandul (‘aqîm) atau tidak akan menyebabkan terbentuknya awam dan membantu penyerbukan pepohonan.

(34)

Dikatakan pula: akal yang mandul; atau tidak bisa berpikir. Dan peperangan yang mandul atau berat.

Adapun pengertian mandul secara terminologis adalah: hilangnya kemampuan untuk terjadinya kehamilan pada salah satu pasangan suami isteri atau keduanya, yang disebabkan oleh tidak berfungsinya salah satu dari organ reproduksi wanita maupun pria atau keduanya, karena suatu sebab atau penyakit, atau karena bahaya atau keburukan (yang akan menimpa jika terjadi kehamilan-pent), atau seluruh yang menyebabkan gangguan kesuburan dan potensi kehamilan. Karena sebab-sebab tersebut, biasanya wanita tidak dapat melahirkan.

Disini kita harus mempertanyakan: berdasarkan pengertian mandul, jika pada kondisi normal, seorang wanita mandul tidak dapat melahirkan atau karena lanjut usia (manupouse-pent), maka apa yang bisa kita katakan dalam kasus nabi Ibrahim AS yang bisa memiliki anak dalam usianya yang sangat lanjut dan isterinya yang juga renta dan mandul?

(35)

kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia” (QS. Âli Imrân:59).

Dalam menafsirkan makna dua ayat yang sangat mulia ini, para teolog berpendapat: bahwa Allah memiliki dua macam Irâdah (kehendak). Yang pertama Irâdah penciptaan dan kedua Irâdah tuntutan dan pemberlakuan hukum. Yang dimaksud dengan Irâdah penciptaan adalah kehendak yang diungkapkan dengan kalimat kun fayakûn. Dengan Irâdah ini segala sesuatu terjadi. Irâdah yang kedua adalah Irâdah tuntutan dan pemberlakuan hukum yaitu kehendak yang didasari oleh perintah atau larangan-Nya dan seruan kepada perbuatan baik. Dengan Irâdah kun fayakûn, allah memberikan karunia khusus kepada Nabi Ibrahim berupa keturunan. Malaikat memberi kabar gembira kepada Nabi Ibrahim AS dan isterinya yang mandul dengan kelahiran seorang putera, melalui firman-Nya: “Tetapi mereka tidak mau makan karena itu Ibrahim merasa takut kepada mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang alim (Ishak). Kemudian istrinya datang memekik (tercengang) lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul". Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu menfirmankan" Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” (QS. ad-Dzâriyât:28-30).

(36)

mengetahui bahwa kamu adalah wanita tua yang mandul. Tetapi dengan kekuasaan-Nya, Dia menganugerahkan kepadamu seorang putra. Dan Jika Allah menghendaki sesuatu, Dia hanya perlu berkata: kun fayakûn.

Dalam ayat lainnya, malaikat juga memberi kabar gembira kepada Nabi Ibrahim tentang kelahiran puteranya. Allah berfirman: “Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang alim". Berkata Ibrahim:"Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini". Mereka menjawab: "Kami menyampaikan berita gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa". Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat". (QS. Al-Hijr: 53-56).

Tidak diragukan lagi, Nabi Ibrahim AS tidak mengucapkan kalimat di atas karena dia meragukan kekuasaan Allah dan putus asa untuk mendapat rahmat-Nya. Tetapi ucapan tersebut untuk meyakinkan dan menenangkan dirinya serta memantapkan jalannya (agar hatiku menjadi tenang).

Dan firman Allah dalam surat Hûd: “Dan isterinya berdiri (di sampingnya) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak dan sesudah Ishak (lahir pula) Ya'qub. Isterinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku dalam keadaan yang sudah tua pula Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh". (QS. Hûd: 71-72).

(37)

wanita tua yang mandul tidak akan bisa melahirkan seorang anak. Maka malaikat berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah?”. Bagaimana mungkin? Sedangkan perintah-Nya jika menghendaki sesuatu, hanya perlu berkata: kun fayakûn!.

Apa yang terjadi pada Nabi Ibrahim As, juga terjadi pada Nabi Zakariya AS, yang telah lanjut usia tetapi belum dikaruniai seorang putra. Karena Itu dengan merendah diri di hadapan Allah, Nabi Zakariya berkeluh-kesah tentang kelemahannya, usianya yang semakin lanjut, dan isterinya yang telah renta dan mandul. Allah berfirman: “Ia berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalanku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari Engkau seorang putera,” (QS. Maryam:4-5). Nabi Zakariya AS adalah seorang yang sangat tua, dan isterinya juga telah lanjut usia dan mandul. Maka Nabi Zakariya sangat takut jika dia meninggal, warisannya akan jatuh ke tangan anak-anak pamannya dari suku Israil. Karena itu, beliau memohon kepada Allah agar merubah ketentuan-Nya dan mengabulkan permohonannya. Kemudian Allah mengabulkan permohonannya dan memberinya kabar gembira dengan kelahiran seorang anak laki-laki dan Allah Swt memberinya nama Yahya. Dan dia adalah generasi penerus ayahnya.

(38)

sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua". Dia berfirman: "Demikianlah". Dia berfirman: "Hai itu adalah mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali" (QS. Maryam: 7-9).

Dari ayat-ayat di atas kita bisa menyimpulkan bahwa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Zakariya AS adalah dua orang Nabi yang sangat tua dan memiliki isteri yang telah renta dan mandul. Akan tetapi kekuasaan Allah melampaui hukum alam dan kebiasaan. Maka oAllah Swt menganugerahkan keduanya dengan sebuah karunia yang amat besar, dan memuliakan keduanya dengan kelahiran seorang putra. Peristiwa tersebut seperti mukjizat yang diberikan kepada Nabi Ibrahim dibakar dalam api tetapi tidak merasa panas, mukjizat Nabi Musa dengan tongkatnya yang berubah menjadi ular besar, dan mukjizat Nabi Daud yang pandai melunakkan besi, serta mukjizat Nabi Sulaiman AS yang mengerti bahasa burung dan semut, dan kelahiran Nabi Isa AS tanpa ayah. Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah,....” (QS. Âli “Imrân: 59).

Nabi Adam diciptakan dari tanah, dan Allah menciptakan Hawa dari jenis Nabi Adam, kemudian menciptakan anak-anak Adam dari air mani . Allah Swt berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)” (QS. al-Mu`minûn: 12-13).

(39)

tersebut, maka wajib atas setiap orang mu’min untuk mengakuinya tanpa keraguan.

Untuk hal-hal selain itu, Allah Swt memberlakukan hukum kausalitas dan hukum alam-Nya dari setiap kejadian tanpa kalimat kun fayakûn. Diantaranya adalah memperbanyak keturunan yang Allah Swt ciptakan dengan cara mempertemukan sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Inilah cara alami terjadinya pembuahan, kehamilan, dan sunnah Allah dalam proses penciptaan. Dalam beberapa ayat, al-Qur`an menyebutkan bagaimana proses penciptaan terjadi, di antaranya:

“Hai manusia, kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur); maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari seumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai pada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya.” (QS. al-Hajj:5)

“Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan”. (QS. al-Qiyâmah: 37-39)

(40)

(bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan”. (QS. al-Mursalât: 20-23)

Ayat yang memberikan gambaran paling terperinci, adalah firman Allah: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS. al-Mu`minûn: 12-14).

Ayat ayat al-Qur`an di atas mengindikasikan bahwa kelestarian spesies manusia dan proses perkembang-biakannya serta exsistensinya di dunia ini berhubungan dengan terjadinya ikatan antara laki-laki dan perempuan. Allah Swt telah memberikan manusia nafsu instinktif yang selalu mengalir dan rasa saling tertarik yang sama baik pada laki-laki dan perempuan.

(gambar 1)= kantung testis: merupakan bagian dari organ reproduksi laki-laki yang bersambung dengan testis. Fungsi dari kantung testis ini adalah untuk menyimpan dan mematangkan sperma. jika kita perhatikan, terdapat konsentrasi sperma dalam jumlah yang sangat banyak pada rongga saluran testis (Epidiymus)

(gambar 2)= ratusan saluran yang berisi berjuta-juta sperma yang terdapat dalam rongga testis yang juga terdiri dari sejumlah besar saluran-saluran berisi sperma.

(41)

perempuan. Dan ini merupakan motivasi yang mendorong mereka untuk bersatu dan melebur dalam satu wujud. Sebagai buah dari hubungan itu adalah anak-anak dan cucu.

Segala puji bagi Allah yang berfirman: “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah “.(QS. an-Nahl:72).

Akan tetapi disfungsi dari salah satu alat reproduksi – organ vital laki-laki dan perempuan atau keduanya, karena suatu sebab atau halangan lainnya –sebagaimana yang akan dijelaskan nanti- semua itu merupakan bentuk halangan yang akan mencegah terjadinya kehamilan. Dan inilah yang disebut kemandulan. Bila terjadi hal tersebut pada laki-laki, maka ia disebut laki-laki mandul (’Aqîm) dan pada perempuan disebut perempuan mandul (’Aqîmah).

SEBAB-SEBAB KEMANDULAN

Para pakar spesialis yang mempelajari kemandulan menetapkan dan menemukan faktor penyebab terjadinya kemandulan baik pada laki-laki dan wanita yang megahalangi terjadinya kehamilan secara umum adalah sebagai berikut:

Pertama: Faktor Penyebab kemandulan pada laki-laki, yaitu:

1. Infeksi pada testis atau kantung testis yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang menyerang testis dan mengakibatkankan kerusakan jaringan khusus yang memproduksi nuthfah (sperma).

(42)

Atau berlebihnya produksi hormon prolaktin pada darah wanita.

3. bertambahnya produksi hormon prolaktin pada laki-laki. Hormon ini, jika terdapat pada jaringan darah laki-laki dalam jumlah yang banyak, bisa menyebabkan terhalangnya produksi hormon-hormon reproduksi laki-laki yang telah kami jelaskan di atas, dan pada akhirnya akan menyebabkan terhalangnya produksi sebagian atau seluruh sperma serta akan mempengaruhi gerak sperma.

4. Melemahnya produksi kelenjar gondok. Perkembangan sains telah menemukan bahwa melemahnya produksi hormon Tyroxin yang dihasilkan oleh kelenjar gondok mempengaruhi proses pembentukan sperma secara alami. Dan kerusakan atau disfungsi dari kelenjar gondok ini memberi efek negatif pada fungsi testis.

5. Cacat bawaan kromosom-kromosom gen pembawa keturunan. 6. Tidak terdapat enzym reproduksi pada sperma yang

menyebabkan cacatnya fungsi sperma. Kondisi itu terjadi ketika tidak ada atau sedikit sekali jumlah enzim yang keluar dari kulit akrosom yang menutupi sperma. Dalam kondisi seperti ini, sperma tidak bisa membuahi sel telur karena keberadaan enzim reproduksi amat penting untuk menembus dan melubangi kulit luar sel telur. Seperti telah di ketahui bahwa ada 4 enzim yang diproduksi secara berturut-turut. Setiap enzim berperan untuk menembus salah satu dari lapisan penutup sel telur. Enzim-enzim itu adalah:

(43)

b. Enzim korona penetrating yang berfungsi melubangi sel gelembung lepuh yang menempel langsung pada sel telur dan mengelilinginya. c. Enzim yang ketiga adalah enzim akrosin yang

berfungsi melubangi lapisan penutup sel telur yang dinamakan lapisan transparan (zona Pellucida).

d. Enzim Neurominadase. Enzim ini berfungsi untuk melubangi penutup plasma yang mengelilingi sitoplasma sel telur manusia. Setelah lapisan ini berhasil di tembus, kepala sperma dan bagian tengah dari badan sperma bisa memasuki sitoplasma sel telur. Dengan demikian proses pembuahan bisa terjadi dengan sempurna.

Karena itu, cacat apapun yang terjadi dalam produksi enzim-enzim ini akan menyebabkan kemandulan, meskipun jumlah sperma dan gerakannya normal. Cacat yang terjadi dalam enzim enzim ini tidak bisa dilihat dan diidentifikasi melalui mikroskop. Tetapi ada cara identifikasi lain, dengan menggunakan teknologi tinggi yang dapat mengetahui kondisi seperti ini, dan penjelasan tentang hal itu akan kami berikan nanti.

Gambar 3: Ovarium yang berisi sel telur yang terdapat dalam kantung-kantung ovum yang telah matang. Kita bisa lebih jelas melihatnya dalam bagian gambar yang paling atas.

Gambar 4: sel telur manusia yang semula dalam keadaan beku, dan telah dicairkan, dihangatkan dan dibuahi oleh sperma suami. Pada gambar bisa terlihat sel embrio yang telah membalah diri menjadi dua setelah fertilisasi in vitro

(44)

7. Lemahnya gerakan sel sperma: Dalam keadaan normal, jumlah sperma yang bergerak aktif mendekati lebih dari 60%. Tetapi dalam keadaan tidak normal, aktifitas sperma dan kemampuannya untuk bergerak lebih sedikit jika dibandingkan dengan keadaan normal. Faktor yang menyebabkannya adalah adanya mikroba dalam cairan sperma yang memproduksi zat beracun. Dan ini bisa menyebabkan lemahnya gerakan sperma bahkan bisa mematikannya. faktor lainnya yang kadang-kadang menyebabkan lemahnya gerakan sperma adalah antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh manusia10. Keadaan seperti ini tidak normal,

dan kami akan membahas metode pengobatannya.

Gerak dan aktifitas sperma manusia sangat urgen. karena proses pembuahan berlangsung di dalam alat kelamin wanita (dalam leher rahim) dan di bagian atas rahim. Kondisi ini menuntut sperma untuk bergerak dan berenang di dalam organ reproduksi wanita untuk sampai kepada leher rahim. Dengan demikian, ketika gerakan sperma lemah, dia tidak akan bisa sampai ke leher rahim untuk membuahi sel telur. Dan ini akan menyebabkan kemandulan dan kehamilan tidak terjadi. 8. adanya cacat kongenital (bawaan) dalam proses

pembentukan dan pematangan sel sperma manusia, yaitu Ketika terdapat cacat kengenital pada organ dalam dan

(45)

organ luar kepala, badan dan ekor spermatozoa (sel panjang berekor yang berenang dalam cairan semen sperma-pent), fungsi sperma menjadi tidak normal dan menyebabkannya tidak mampu membuahi sel telur manusia.

9. Testis tidak turun ke kantung testis pada waktunya atau tidak ada sama sekali.

10. tersumbatnya saluran sel sperma atau saluran itu memang tidak ada karena cacat pada gen pembawa keturunan yang berfungsi membuat saluran sel sprema. 11. menumpuknya spermatozoa otoimunne (sperma yang telah

terkena antibodi-pent) atau dikenal juga dengan (kemandulan yang disebabkan oleh immunoglobolin pada pria). Faktor penyebabnya adalah kerusakan pada sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan produksi antibodi yang kontradiktif dengan fungsi sperma dan melawan gerakan sperma yang akhirnya menyebabkan seseorang tidak bisa memiliki keturunan.

(46)

kasus, kadang-kadang seseorang tidak bisa memproduksi sperma dan sama sekali, yaitu ketika ketika lebih dari satu hormon yang terjangkit gejala ini. hal ini juga bisa terjadi pada wanita.

KEDUA: FAKTOR-FAKTOR KEMANDULAN PADA WANITA

1. Siklus haid yang tidak teratur, atau seorang wanita tidak pernah mengalami menstruasi.

2. Infeksi pada ovarium, saluran ovaruim dan rahim atau terjadi kerusakan pada organ-organ tadi.

3. Ovarium yang lemah atau tidak mampu memproduksi sel telur yang disebabkan lemahnya produksi hormon-hormon reproduksi.

4. Lemah atau cacatnya fungsi zat kuning atau yang dikenal dengan nama corpus luteum. Zat ini biasanya terbentuk dalam Ovarium setelah proses Ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium-pent). Zat ini terus mengalami perkembangan normal ketika terjadi pembuahan sel telur oleh sperma dan berkembangnya embrio. Dan ketika terdapat cacat dalam pembentukan embrio atau dalam fungsi corpus luteum, Semua itu menyebabkan kemandulan. Karena corpus luteum ini tidak bisa menjalankan fungsinya untuk memproduksi hormon progesteron yang sangat penting untuk memperkuat posisi janin dalam rahim dan menjaganya agar tidak terjadi keguguran.

(47)

6. Rusaknya fungsi kelenjar gondok yang memberikan pengaruh negatif pada fungsi ovarium yaitu menyebabkan sel telur tidak bergerak dari ovarium menuju leher rahim.

7. Bertambahnya produksi hormon endrogen dari lapisan kulit luar kelenjar suprarenal (kelenjar di atas ginjal). Bertambahnya jumlah hormon ini memberikan efek negatif bagi fungsi ovarium yang bisa mengakibatkan kemandulan.

8. Cacat kongenital dan anatomis pada organ reproduksi wanita.

9. Kelainan kromosom atau mutasi gen pembawa sifat-sifat keturunan yang khusus terdapat pada organ reproduksi. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya kemandulan pada wanita.

(48)

11. tidak terjadi proses ovulasi karena kurangnya atau minimnya hormon lutien yang bisa menyebabkan kemandulan permanen pada wanita.

12. Kelenjar hipotalamus di otak dan kelenjar hipofisis terjangkit penyakit, dan ini bisa menyebabkan kemandulan .

13. Infeksi selaput dasar rahim. Infeksi ini bisa megakibatkan embrio tidak bisa diimplantasikan dalam rahim.

14. Terdapat banyak simpul serabut dengan ukuran yang besar dalam rahim. Dalam dunia internasional disebut uterine fibroids. Keberadan simpul serabut yang sangat keras dan dalam jumlah yang banyak serta ukuran besar, membuat jaringan rahim tidak sehat untuk ditempati embrio.

15. Ovarium harus bersih dari kista. ketika terjadi kerusakan fungsipada ovarium atau penyemprotan hormon reproduksi yang tidak sempurna, atau berkurangnya hormon ovulasi akan menyebabkan pembentukan kantung kista yang memberikan pengaruh negatif pada proses produksi sel telur dalam ovarium.

(49)

17. Terdapat cacat dalam proses pematangan sel telur dan cacat kongenital pada struktur sel telur yang menyebabkan sperma tidak mampu melakukan pembuahan. 18. Embrio tidak mampu untuk melepaskan kulit luarnya. Ini

disebabkan oleh tingkat kemampuan embrio yang sangat rendah untuk memproduksi enzim-enzim yang bisa menghancurkan kulit luarnya. Dalam kondisi seperti ini embrio menjadi terjebak dan mati di dalam kantungnya. Hal ini juga bisa menyebabkan kemandulan dan kehamilan tidak terjadi.

19. Embrio tidak mampu untuk menembus jaringan rahim -setelah berhasil melapaskan penutup luarnya- agar bisa memungkinkan implantasi embrio dan setelah itu embrio tertanam dengan kuat dalam jaringan rahim. Dalam keadaan seperti ini embrio tidak mampu untuk bertahan dalam rahim sehingga menyebabkan keguguran dini. Pada akhirnya hal ini bisa menyebabkan kemandulan dan pembuahan tidak terjadi.

20. Embrio tidak siap untuk proses implantasi dalam rahim. Hal ini disebabkan oleh corpus luteum yang memproduksi hormon progesteron dalam jumlah yang tidak cukup. Konsentrasi hormon progesteron ini sangat penting agar embrio siap untuk proses implantasi dalam rahim. Konsentrasi hormon progesteron yang sedikit, bisa menyebabkan keguguran, dengan terlepas dan terpisahnya embrio dari rahim dan terlempar keluar rahim. Keadaan ini diikuti oleh pendarahan yang sangat banyak dan rasa sakit, akibat gugurnya embrio.

21. Kemandulan akibat gangguan psikologis.

(50)

kemandulan seperti ini mencapai 10% dari seluruh kasus kemandulan.

METODE PENGOBATAN UNTUK KEMANDULAN.

Setelah kami selesai menguraikan sebab-sebab kemandulan pada laki-laki dan wanita, dengan sangat jelas kita bisa menyimpulkan bahwa kerusakan pada alat kelamin laki-laki atau wanita atau salah satunya -karena satu dan lain sebab yang telah kami jelaskan di atas- dinamakan kemandulan atau tidak adanya kehamilan yang menyebabkan seseorang tidak mampu untuk melahirkan keturunan. Hal ini memotivasi para pakar medis untuk berusaha menemukan metode pengobatannya -dengan mengatasi faktor-faktor penghalangnya- agar kehidupan manusia terus berlangsung. Karena Allah Swt menciptakan obat bagi setiap penyakit. Dalam masalah ini, Rasulullah Saw bersabda: “Allah tidak menurunkan suatu penyakit kecuali dengan disertai obatnya”.

(51)

reproduksi-pent) yang menghalanginya untuk memiliki keturunan.

Dan kami akan menguraikan metode pengobatan ini secara terperinci dalam bab berikut ini.

BAB II

1. INSEMINASI BUATAN (IN VITRO FERTILIZATION) DAN PENGERTIANNYA

2. TEKNIK INSEMINASI BUATAN DAN PENYEBAB PELAKSANAANNYA 3. TEKNIK INSEMINASI BUATAN MODERN.

4. KESULITAN-KESULITAN YANG DIHADAPI DALAM PROSES INSEMINASI BUATAN

5. MACAM-MACAM TEKNIK INSEMINASI BUATAN

6. SIKAP SYARIAH ISLAM TERHADAP PENGOBATAN MELALUI INSEMINASI BUATAN

7. HUKUM SYARIAH UNTUK TEKNIK INSEMINASI BUATAN YANG BERBEDA-BEDA

INSEMINASI BUATAN (IN VITRO FERTILIZATION)

Pengertian dari inseminasi buatan

Gambar

Gambar 3: Ovarium yang berisi sel telur yang terdapat dalam
Gambar 7: Embrio-embrio -yang dihasilkan melalui teknik
Gambar  13:  dr.  Munzir  al-Barzanji  di  dalam  laboratorium
Gambar 15: proses pengeluaran sel telur manusia (fase awal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa yang diperoleh dari penyajian kuesioner selama penelitian, tentang analisis pembinaan dan pemotivasian karyawan dan

Penelitian ini diharapkan menjadi acuan atau tolak ukur mengenai hubungan negara – negara bertarif rendah dalam pengaruh pajak dan tunneling incentive terhadap

Karena hasil pengujian piezoelektrik menggunakan tekanan air hujan lebih besar dari hasil pengujian piezoelektrik menggunakan tekanan pegas dan putaran disk baik

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh dosis flokulan dan pengaruh pH terhadap kinerja flokulasi dari Starch-graft-Polyacrylamide (St-g-PAM),

Fakta sosial menurut Durkheim bersifat eksternal (berada di luar) dan mengendalikan individu-individu. Meski tidak dapat dilihat, struktur aturan-aturan itu nyata

Obwohl die KIDRON Vermögens- verwaltung GmbH der Auffassung ist, dass die Angaben auf ver lässlichen Quellen beruhen, kann sie für die Qualität, Richtigkeit, Aktualität oder

Cara permainan game Campaign adalah pemain akan diberikan tambahan jenis balok tetris yang baru berukuran 2x2 yang bergambar barang kebudayaan yang harus