• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intellectual Capital dan Nilai Perusahaa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Intellectual Capital dan Nilai Perusahaa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Nur Amalia Walidayni Prodi Ekonomi Syariah

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

amaliawalidayn@gmail.com

Abstrak

Pengetahuan (knowledge) merupakan contributor terbaik dalam peningkatan kinerja, sehingga dapat menunjukan bahwa sebuah perusahaan mampu berinovasi lebih baik dan dinyatakan mampu mendapatkan nilai perusahaan yang tinggi dari investor. Penelitian ini mengungkap penerapan Intellectual Capital dan hubungannya dengan Nilai Perusahaan pada perusahan yang listing di IDX30. IDX30 merupakan indeks yang baru dibentuk pada tahun 2012, sehingga penelitian ini pun dimulai dari tahun 2012-2015. Proksi yang digunakan adalah VAIC dan Tobins Q, dengan menggunakan analisis korelasi pearson. Hasil dari penelitian ini, menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara VAIC dan TobinsQ.

Keyword : VAIC, Tobins Q, Intellecual Capital, Firm Value

A. Pendahuluan

Knowledge Based View (KBV) merupakan sebuah pandangan yang berbasis pengetahuan sumber daya perusahaan, yang merupakan eksistensi baru dari Resource Based Theory (RBT). RBT secara terotis mendukung Intellectual Capital perusahaan. KBV merupakan dasar bagi perusahaan dalam membangun keterlibatan modal manusia dalam pengambilan keputusan di perusahaan (Subrata, 2014). Hal ini menjelaskan pentingnya pengetahuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia perusahaan dalam rangka peningkatan keuntungan. Selain keuntungan, tingkat pengetahuan sumber daya manusia perusahaan juga mampu menjadikan perusahaan mewujudkan tujuan perusahaan itu sendiri, yakni meningkatkan nilai perusahaan.

(2)

Pengetahuan yang beredar hanya mampu dikembangkan oleh manusia, yang dikarunia akal dan pikiran serta bertugas memfungsikannya sebaik-baiknya. Hal ini menegaskan kembali kepentingan pengembangan dan peningkatan pengetahuan sumber daya manusia pada perusahaan dalam rangka peningkatan keuntungan bagi perusahaan. Meskipun sebuah perusahaan sudah memiliki teknologi yang sangat canggih sekalipun, perusahaan tetap membutuhkan sumber daya manusia yang harus mengoprasikannya. Hal ini juga cukup menjelaskan bahwa pentingnya pengetahuan pada perusahaan adalah hal yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Intellectual Capital merupakan sebuah bentuk pengukuran yang dapat digunakan dalam mengukur penggunaan pengetahuan dalam perusahaan. Terdapat tiga komponen pengukuran pada Intellectual Capital yakni human capital, structural capital dan customer capital. Human capital merujuk pada nilai pengetahuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia perusahaan dalam upaya meningkatkan keuntungan perusahaan. Misalnya, pengambilan keputusan, kemampuan berinovasi dan memberikan ide-ide kreatif yang bertujuan profit. Structural Capital merujuk pada kemampuan perusahaan secara utuh dalam memenuhi rutinitas perusahaan dan penempatan sumber daya manusia yang tepat agar peningkatan keuntungan bisa terealisasi. Misalnya, budaya perusahaan, system operasional, dan strategi bisnis yang ditentukan oleh perusahaan. Customer Capital merujuk pada kemampuan perusahaan berkomunikasi ataupun membangun suatu hubungan yang baik dengan para stakeholder. Sehingga pihak stakeholder akan loyal dan mampu terus bekerjasama dengan perusahaan pada setiap tataran urusan tertentu. Termasuk jalinan komunikasi yang dibangun perusahaan terhadap pemerintah dengan kepatuhan pada aturan juga kewajiban kepada Negara dan masyarakat sekitar perusahaan yang dewasa ini perusahaan dapat menerapkan Coorporate Social Responsibility dalam rangka menjalin hubungan baik dan harmonis dengan masyarakat.

Ketiga komponen tersebut diatas, secara praktis hanya dapat dipraktekan oleh sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Hal ini menunjukan pentingnya peran sumber daya manusia dalam perusahaan adalah mutlak penting, karena berposisi sebagai pelaku yang menerapkan ketiga komponen tersebut. Untuk itu, peningkatan pengetahuan bagi perusahaan adalah suatu hal yang penting diperhatikan oleh perusahaan dalam peningkatan kinerja perusahan yang bertujuan kepada penigkatan keuntungan.

(3)

Intellectual Capital termasuk intangible asset pada perusahaan, sehingga tidak mampu diukur secara fisik, karena bersifat tidak berwujud. Oleh karena itu, pengukuran Intellectual Capital akan mengunakan proksi Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) yang dikembangkan oleh Pulic (1999) dengan berdasarkan akun laporan keuangan perusahaan.

Metode VAIC didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan Value Added (VA). Value Added (VA) adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalm penciptaan nilai (value creation). Value Added (VA) dihitung sebagai selisih antara output dan input (Ulum, 2010).

Metode VAIC mengukur efisiensi dari tiga jenis input yang dimiliki oleh perusahaan, antara lain,h. VACA (value added capital employed), VAHU (value added human capital), dan STVA (structural capital value added). Berikut dijelaskan masing-masing input (Ulum, 2009) :

1. Value Added Capital Employed (VACA) merupakan indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit capital employed (CE). VACA merupakan rasio dari VA terhadap CE. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap VA organisasi/ perusahaan. Capital Employed (CE) merupakan total dana yang tersedia pada perusahaan yakni total ekuitas dan laba bersih perusahaan.

2. Value Added Human Capital (VAHU) merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal manusia. VAHU merupakan rasio dari Value Added (VA) terhadap Human Capital (HC). Human Capital (HC) merupakan total gaji karyawan atau beban karyawan perusahaan.

3. Structure Capital Value Added (STVA) merupakan indicator pengukuran organisasi. STVA menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA merupakan rasio dari SC terhadap VA. Dalam rumus ini, SC dihasilkan dari pengurangan Value Added dan Human Capital. Rasio STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

4. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) merupakan penjumlahan dari VACA, VAHU, dan STVA.

Skor VAICTM

1. Top Performers (diatas 3,00)

(4)

Nilai perusahan, akan diukur dengan Tobins Q. Semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkanpengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Randa dan Solon, 32:2012). Tobins Q diukur dengan :

1. Market Value of all outstanding shares (MVS) merupakan nilai pasar saham yang diperoleh dari perkalian jumlah saham yang beredar dengan harga saham. 2. Debt (D) merupakan besarnya nilai pasar utang, dimana nilai ini dapat dihitung

dengan :

a. Hutang Jangka Pendek

b. Long Term Debt Hutang Jangka Panjang

c. Current Assets yang terdiri dari Kas, Piutang Usaha, dan Persediaan 3. Total Asset (TA) merupakan jumlah total aset perusahaan

Skor Tobins Q

1. Undervalued (kurang dari 1) 2. Average (sama dengan 1) 3. Overvalued (lebih dari 1)

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Gozali dan Hatane (2013) yang meneliti pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan pada perusahaan industry keuangan dan pertambangan di BEI periode 2008-2012 dengan menggunalan analisis partial least square menunjukan hasil bahwa modal intelektual berpengaruh positif pada kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Kemudian oleh Berzkalne dan Zelgalve (2014) yang meneliti Intellectual Capital and Company Value pada Indeks Baltics perode 2005-2011 yang menunjukan hasil bahwa ada hubbungan positif antara modal intelektual dan nilai perusahaan.

Berdasarkan pemaparan diatas, jurnal ini bertujuan untuk menganalisis Intellectual Capital perusahaan yang terdaftar di Indeks IDX30. IDX30 dipilih karena dinyatakan sebagai indeks yang paling likuid di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2012-2016. Maka jurnal ini akan mengungkap tinggat pengunaan Intellectual Capital pada perusahaan-perusahaan tersebut dan menganalisis hubungannya dengan nilai yang diberikan investor pada perusahaan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat penerapan Intellectual Capital pada perusahaan di IDX30 ? 2. Bagaimana hubungan Intellectual Capital dan Nilai Perusahaan di IDX30 ? C. Metode Penelitian

1. Populasi, Sampel, Sumber Data

(5)

a. Listed berturut-turut di IDX30 dalam periode 2012-2015 b. Tersaji data-data yang dibutuhkan dalam perhitungan proksi c. Menggunakan satuan mata uang rupiah

d. Termasuk perusahaan manufaktur

Sumber data dari penelitian ini berasal dari laporan keuangan perusahaan yang sudah di audit dan tersaji di laman www.idx.co.id. 2. Uji Korelasi Pearson

Uji Korelasi Pearson adalah salah satu ukuran korelasi yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua veriabel. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya, baik dalam arah yang sama ataupun arah yang sebaliknya.Uji ini dilakukan dengan menggnakan Program SPSS 18.

D. Hasil

Berdasarkan hasil purposive sampling, maka data perusahaan yang diteliti adalah sebagai berikut :

Nama Perusahaan ASII Astra Internasional Tbk.

CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk.

GGRM Gudang Garam Tbk.

INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.

KLBF Kalbe Farma Tbk.

SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.

TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. UNTR United Tractors Tbk.

1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif

Mean N

VAIC 6.1614 36 TOBINSQ 49.6772 36

Sumber : SPSS 18

(6)

Nilai perusahaan yang listing di IDX30 ini rata-rata memiliki skor Tobins Q sebesar 4,96. Hal ini menunjukan bahwa saham perusahaan pada IDX30 dalam kondisi overvalued, yang artinya manajemen berhasil dalam mengelola aktiva perusahaan dan menjelaskan pula bahwa potensi pertumbuhan investasi pada perusahaan di IDX30 ini adalah tinggi.

2. Uji korelasi pearson

Korelasi Pearson

VAIC TOBINSQ VAIC Pearson Correlation 1 .315

Sig. (2-tailed) .062

N 36 36

TOBINSQ Pearson Correlation .315 1 Sig. (2-tailed) .062

N 36 36

Sumber : SPSS 18

a. Korelasi

Hubungan antara modal intelektual dan nilai perusahaan adalah positif sebesar 0.315

b. Signifikansi

Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05, maka hubungan antara modal intelektual dan nilai perusahaan tidak dinyatakan signifikan karena nilai signifikansinya di atas 0.05 yakni 0.062

c. Interval kekuatan

Hubungan modal intelektual dan nilai perusahaan dinyatakan memiliki hubungan kuat atau korelasi sempurna karena koefisien korelasinya adalah 1. d. Koefisien determinasi

Nilai korelasi pearson modal intelektual – nilai korelasi pearson nilai perusahaan kemudian dikalikan 100, sehingga

= (0.315 x 0.315) x 100 = 0.099 x 100

= 9.92 %

Sebesar 9.92 % varians nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh modal intelektual.

(7)

Modal intelektual merupakan kemampuan sebuah perusahaan memaksimalkan sumber daya tak berwujud yang dimilikinya untuk meningkatkan kemampuan perusahaan agar mendapat perhatian pasar. Sedangkan nilai perusahaan merupakan kemampuan investor dalam memberikan penilaian dan memprediksi potensi investasi sebuah perusahaan.

Kedua variabel ini memiliki kaitan erat, memiliki hungan yang positif yang berarti apabila modal intelektual sebuah perusahaan meningkat maka nilai perusahaan yang diberikan para investor juga akan meningkat juga. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan berpotensi untuk berkinerja baik dan tingkat investasi bisa menghasilkan keuntungan yang tinggi pula.

Senada dengan penelitian Gozali dan Hatane (2013) yang menunjukan bahwa ada hubungan positif antara modal intelektual dan nilai perusaahaan.Hal ini menegaskan kembali teori Resource Based yang didalamnya menjelaskan Knowledge Based View bahwa kemampuan sumber daya manusia diperusahaan penting untuk ditingkatkan, karena merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan dalam upaya peningkatan kinerja dan membentuk strategi dalam menghadapi persaingan di pasar.

Perusahaan memang memiliki mesin untuk memproduksi dalam jumlah banyak, tepat, efektif dan efisien pula. Namun sejatinya penggeraknya tetaplah sumber daya manusia, apabila tidak memiliki kemampuan yang cukup maka proses produksi tidak akan bisa terlaksana dengan baik pula, sehingga kan berefek pada komponen-komponen lainnya. Oleh karena hal itu, human capital pada modal intelktual disebut-sebut sebagai komponen yang paling penting dalam menentukan berjalannya sebuh perusahaan.

F. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini menegaskan kembalin akan adanya hubungan antara modal intelektual dan nilai perusahaan, sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian. Hal ini menunjukan penlitian ini dapat membuktikan teori yang ada secara tepat.

Penelitian ini hanya menggunakan analisis korelasi pearson saja, pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan mengunakan analisis terkait yang berbeda, tema ini masih tergolong minim dalam penelitian, diharapkanpnelitian selanjutnya dapat mengembangkan tema penelitian ini dengan menggunakan sampel yang lebih beragam dan meningkatkan jumlah sampel yang akan diteliti.

Refrensi

Ulum, Ihyaul. 2010. Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC di Perbankan Syariah. INFERENSI Jurnal Penelitian Sicial dan Keagamaan, Vol. 7, No. 1, Juni 2013. Hal. 185-206

(8)

Berzkalne, Irina dan Elvira Zelgalve. 2014. Intellectual Capital and Company Value. ScieneDirect Procedia Social and Behavioral Sciences. No. 110, 2014. Hal. 887-896 Liendenberg, E.B. and Ross, S.A. 1981. Tobins Q Ratio and Industrial Organisation.

Journal of Business, Vol. 1, No. 54, Hal. 1-32

Referensi

Dokumen terkait

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena hanya dengan kuasa-Nya lah penulis mampu menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi

Dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2010-2015, penelitian ini memperoleh hasil yang menunjukkan

Islam adalah agama yang sempurna, di dalamnya terdapat berbagai syariat yang mengatur kehidupan manusia itu sendiri baik syariat beribadah kepada Allah swt. syariat

Menganalisis hubungan dukungan keluarga pasien dengan kepatuhan pengendalian gula darah pada penderita diabetes mellitus di Wilayah Puskesmas Rakit 2 Banjarnegara

kebijakan hutang berpengaruh terhadap investment opportunity set membuktikan bahwa ukuran perusahaan yang besar maka akan memperbesar kesempatan investasi

Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan, motivasi, dan arahan selama penulis menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya..

Sebagian besar peternak di Indonesia adalah anggota koperasi susu yang mendapat fasilitas pinjaman sarana produksi ternak sapi perah dan pakan konsentrat agar

Menggambar termasuk dalam jenis terapi seni visual yang biasa digunakan untuk menangani depresi dan distres (Cordella & Aldo, 2014, h. 79-84) mengenai pengaruh berjalan