1
Musrenbangnas RPJMN 2010 - 2014
Musrenbangnas RPJMN 2010 - 2014
11 Desember 2009
11 Desember 2009
Menteri
Menteri
Keuangan RI
Keuangan RI
A
A
rah Kebijakan Fiskal dan
rah Kebijakan Fiskal dan
Resource Envelope
Resource Envelope
Jangka Menengah
Jangka Menengah
dalam Penyusunan RPJM
Pokok Bahasan
1.
Pendahuluan
2.
Perkembangan Ekonomi
Dunia dan Domestik Terkini
3.
Kerangka Ekonomi Makro
Jangka Menengah
4.
Arah Kebijakan Fiskal Jangka
Menengah
A. Pencapaian Visi, Misi, dan Program Kerja Presiden SBY & Wapres Boediono lima (5) tahun mendatang.
Visi : “Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”
B. Proyeksi Indikator Ekonomi Makro (Pertumbuhan Ekonomi, Harga & Lifting minyak, dll) yang menentukan penyusunan proyeksi APBN
C. Arah Kebijakan Defisit APBN Jangka Menengah, yang dipengaruhi:
Peningkatan pendapatan negara
Kebutuhan belanja negara untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah
Kemampuan Pembiayaan Anggaran (Dalam Negeri & Luar Negeri)
D.Tantangan ke Depan :
Eksternal : pemulihan ekonomi dunia, fluktuasi harga komoditi primer Internal : Tingkat pengangguran & Kemiskinan, bencana alam, serta
stabilitas ekonomi, politik & sosial
3
Perkembangan Ekonomi
Dunia dan Domestik
Risiko Perekonomian Global:
• Tingkat pengangguran dunia tahun 2009 mencapai kisaran 6,5%, naik dibandingkan awal 2008 sebesar 5,4%.
• Defisit anggaran negara maju meningkat signifikan, dari 1,5% GDP di 2007 menjadi kisaran 8% di 2009.
• Utang pemerintah negara maju diperkirakan akan mencapai lebih dari 100% GDP di 2009. Penerbitan Surat Utang Amerika naik, dari US$1,1 T ke US$1,4 T.
• Inflasi global dapat meningkat dari kenaikan harga-harga komoditas strategis karena peningkatan global demand
5
5
Proyeksi pemulihan ekonomi dunia terus
mengarah positif. Namun, risiko global
berpotensi masih menghadang
2009 2010 Jul '09 -1.4 2.5
Oct '09 -1.1 3.1 2009 2010
6 6
Harga Saham dan Nilai Tukar Rupiah
7
Pertumbuhan PDB pada tahun 2010 diproyeksikan akan banyak dipengaruhi oleh pemulihan investasi dan ekspor, dengan tetap didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah
Outlook perekonomian Indonesia pada tahun 2010 masih baik
Program pembangunan pemerintah di 2010 mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5%
Momentum pertumbuhan saat ini diharapkan akan semakin menguatkan pertumbuhan ekonomi indonesia, bukan hanya karena kepercayaan konsumen, tetapi juga peningkatan sentimen positif dari dunia usaha
Pelaksanaan Pemilu 2009 secara Demokratis menjadi salah satu modal Pemerintah
Outlook
pada 2010
Outlook
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2009
-2010
2008 2009 2010 Realisas
i Proyeksi APBN
GDP Growth (%,
yoy) 6.1 4.3 5.5
Dari Sisi Konsumsi
Konsumsi Rumah
tangga 5.3 5.1 5.3
Konsumsi Pemerintrah 10.4 12.9 9.3
Investasi 11.7 3.7 7.2
Ekspor 9.5 -11.6 5.1
Impor 10 -19.1 7.2
2008 2009 2010 Realisa
si Proyeksi APBN
Dari Sisi Produksi
Pertanian 4.8 3.4 3.5
Pertambangan 0.5 4.5 1.8
Industri Manufaktur 3.7 1.9 3.8
Listrik, Gas, dan Air 10.9 13.6 10.4
Konstruksi 7.3 7.4 6.2
Perdagangan Hotel &
Restoran 7.2 0.1 5.6
Transportasi &
Komunikasi 16.7 17.4 14.8
Jasa Keuangan 8.2 5.3 5.8
9
Pertumbuhan Ekonomi ke Depan diupayakan terus
meningkat, menuju 7% mulai 2013
Sisi Konsumsi : pertumbuhan Investasi dan Ekspor menjadi andalan dengan didukung konsumsi RT & Pemerintah
Proyeksi indikator ekonomi makro, 2010 - 2014 :
•
Nilai tukar rupiah diperkirakan stabil di bawah Rp10.000/US$
•
Inflasi terkendali pada level 5% + 1%
•
SBI 3 bulan berada pada tingkat sekitar 7%
•
Harga minyak diasumsikan terus meningkat hingga ke
US$85/barel
•
Produksi minyak mencapai 1.000 MBCD mulai tahun 2013
Harga dan Produksi Minyak, 2009 - 2014
10
Stabilitas Perekonomian Nasional menjadi sasaran ke
depan,
11
Proyeksi Indikator Ekonomi Makro Jangka
Menengah
o
o
A.
Menjaga kesinambungan fiskal dan memberikan stimulus pada
pembangunan, dengan :
1. Pengendalian Defisit APBN jadi sekitar 1% PDB pada tahun 2014, melalui:
a)Peningkatan kapasitas fiskal : optimalisasi penerimaan pajak dan bukan pajak
b)Peningkatan kualitas Belanja Negara (efisiensi & efektivitas)
2. Penurunan rasio utang Pemerintah terhadap PDB, melalui pengelolaan utang yang berhati-hati (prudent)
B.
Mendukung pelaksanaan program pembangunan nasional
dalam RPJM dan RKP (
pro-growth
,
pro-poor
,
pro-job
)
13
Arah Kebijakan Fiskal Jangka Menengah
Proyeksi Defisit APBN dan Keseimbangan Primer, 2009-2014
APBNP
Penerimaan negara diperkirakan semakin dominan dari perpajakan (2010 : 78% 2014 : 84%), melalui kenaikan perpajakan 2010–2014 rata-rata 17%.
Kenaikan penerimaan pajak dalam jk. menengah diharapkan didukung dari
dampak penurunan tarif pajak OP dan Badan mulai tahun 2009 serta insentif lainnya guna meningkatkan kegiatan usaha dan daya saing ekonomi nasional
Pemberian Insentif perpajakan :
Penurunan tarif PPh Badan (2009 : 30% 28%, 2010 : 28% 25%)
Perunan tarif PPh OP (2009 : 35% 30%)
Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (2009 : Rp13,2 juta Rp15,8 juta)
Fasilitas PPh badan untuk perusahaan masuk bursa, dengan tarif 5% lebih rendah
Kebijakan Pendapatan Negara, 2009 -
2014
Pendapatan Negara, 2004-2009
Pendapatan Negara,
2004-2009 Pendapatan Negara, 2009-2014
Memperbaiki basis perpajakan dengan didukung oleh reformasi dan modernisasi administrasi & pelayanan Pajak dan Kepabeanan.
Memberikan insentif pada kegiatan usaha, daerah tertentu, serta komoditi strategis dalam rangka :
– meningkatkan investasi dan ekspor
– Mempertahankan dan meningkatkan daya saing usaha di dalam negeri
Meningkatkan Law Enforcement perpajakan
Meningkatkan efektivitas harmonisasi tarif dalam rangka kerjasama regional maupun internasional
Penyesuaian tarif cukai rokok sejalan dengan roadmap industri rokok
15
Kebijakan Penerimaan Perpajakan, 2009 -
2014
Penerimaan Perpajakan, 2009-2014
Proyeksi PNBP yang dominan dari Migas sangat ditentukan
oleh asumsi harga minyak dan produksi minyak pada waktu ke depan
Kebijakan :
Peningkatan produksi Migas dan komoditi SDA lainnya yang didukung dengan insentif fiskal dan kebijakan non fiskal lainnya
Perbaikan kinerja BUMN, a.l. melalui restrukturisasi dan rightsizing BUMN K/L diharapkan melakukan perbaikan pungutan PNBP :
Penyesuaian tarif pungutan PNBP yang sudah tidak layak, serta peningkatan pengawasan pemungutannya
Intensifikasi PNBP dengan melakukan evaluasi, perbaikan peraturan, serta sistem dan prosedur pengelolaan PNBP.
Ekstensifikasi sumber PNBP yang mempunyai potensi ke depan (seperti REDD)
16
Kebijakan Penerimaan Bukan Pajak, 2010 -
2014
Penerimaan Bukan Pajak, 2009-2014
17
Belanja Negara (Pusat & Transfer ke Daerah) diharapkan terus
meningkat sejalan dengan peningkatan kemampuan Keuangan Negara
Mendukung pembiayaan prioritas pembangunan 2010-2014, guna :
1. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi 2. Pengurangan Pengangguran
3. Pengurangan Kemiskinan
Mendukung 11 program prioritas pembangunan nasional jangka
menengah :
Reformasi birokrasi dan tata kelola; Pendidikan; Kesehatan; Penanggulangan kemiskinan; Ketahanan pangan; Infrastruktur; Iklim investasi dan usaha;
Energi; Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; Pembangunan daerah tertinggal, terdepan, terluar, pasca konflik; Kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi.
Perbaikan daya serap belanja K/L terus dilakukan, a.l. melalui :
• Perbaikan penyelesaian dokumen anggaran (tepat waktu, kelengkapan dokumen, mekanisme revisi
anggaran)
• Proses pelelangan lebih awal
• Pemantauan proyek dan kegiatan yang lebih intensif
Dalam 5 tahun ke depan diperkirakan belanja K/L akan meningkat hampir 2 kali lipat, dari Rp340 T
tahun 2010 menjadi sekitar Rp650 T tahun 2014.
Peningkatan belanja K/Lharus dimanfaatkan oleh para pimpinan K/L untuk :
• Melaksanakan tugas pokok K/L, guna mencapai sasaran pembangunan yang telah ditetapkan
Pemerintah
• Memperbaiki kualitas belanja (efisiensi dan efektifitas) dengan output yang terukur (penganggaran
berbasis kinerja)
• Memperbaiki akuntabilitas laporan pertanggungjawaban keuangan masing2 K/L
18
Arah Belanja Kementerian/Lembaga, 2010 -
2014
Belanja K/L, 2010-2014
Melakukan reformasi birokrasi (termasuk remunerasi secara bertahap) untuk
memperbaiki kinerja K/L secara terukur, serta peningkatan kualitas pelayanan publik
Perbaikan kesejahteraan aparatur negara dan pensiunan (kenaikan gaji pokok, Gaji
ke 13, uang makan dan lauk pauk)
Meningkatkan program-program perlindungan/peningkatan kesejahteraan rakyat
dan perbaikan kualitas sumber daya manusia (BOS, PNPM, Jamkesmas, PKH) guna menanggulangi kemiskinan
Peningkatan belanja Infrastruktur, termasuk memecahkan hambatan2
(debotlenecking) untuk meningkatkan kegiatan dunia usaha dan pengurangan pengangguran
Peningkatan ketahanan pangan, pembangunan energi, serta pembangunan daerah
tertinggal
Perbaikan lingkungan hidup dan penanggulangan bencana
Perbaikan sistem penganggaran melalui : penyusunan Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah dan Penganggaran Berbasis Kinerja
K/L diharapkan dalam waktu 2-3 tahun depan harus sudah seluruhnya menyusun kerangka pengeluaran jangka menengah (3 tahun) dengan berlandaskan
penganggaran berbasis kinerja
19
Kebijakan Belanja Kementerian/Lembaga, 2010 -
• Bertujuan untuk menjaga stabilitas harga barang dan jasa,
memberikan perlindungan pada masyarakat berpendapat rendah,
meningkatkan produksi pertanian, serta insentif bagi dunia usaha dan masyarakat
• Redesign subsidi : Subsidi Harga Subsidi tepat sasaran
• Subsidi langsung dan/atau tertutup sesuai dengan target sasaran • Didukung dengan pendataan penduduk yang lebih baik
• Pemerintah Daerah diharapkan dapat membantu mengawasi pelaksanaan pemberian subsidi agar tepat sasaran dan meminimalkan kebocoran
20
Kebijakan Subsidi, 2010 - 2014
Anggaran Subsidi, 2010-2014
Transfer ke Daerah dalam 5 tahun ke depan diperkirakan
akan meningkat hampir dua kali lipat dari kondisi sekarang (2010 : Rp322 T)
Peningkatan Transfer ke Daerah dalam jangka menengah
diharapkan dapat dimanfaatkan Daerah untuk :
Meningkatkan kapasitas fiskal daerah untuk pembangunan, perbaikan kesejahteraan rakyat, perbaikan pelayanan publik, melaksanakan reformasi birokrasi PNS daerah
Diikuti dengan perbaikan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban APBD yang tepat waktu dan akuntabel
Mengurangi dana APBD yang menganggur/disimpan di perbankan, karena lebih tepat digunakan untuk pembangunan di Daerah,
sesuai amanat Otonomi Daerah
21
Arah Transfer ke Daerah, 2010 - 2014
Transfer ke Daerah, 2009-2014
Mengurangi kesenjangan fiskal antar daerah
(horizontal
imbalance),
serta antara pusat dan daerah
(vertical
imbalance).
Mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional
yang menjadi urusan daerah
Meningkatkan kemampuan daerah dalam menggali potensi
ekonomi daerah tanpa mengganggu iklim investasi
Pengalihan dana dekon/TP menjadi DAK secara bertahap,
sejalan pengalihan kewenangan ke Daerah.
Pengalokasian DAK untuk mendukung adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim
Pemberian insentif kepada Daerah yang yang diantaranya
dapat :
Meningkatkan dan mempertahankan kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) untuk memperoleh
opini WTP atau WDP, penyampaian Perda APBD tepat
waktu, memacu peningkatan PAD, serta meningkatkan
kapasitas fiskal daerah
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi tingkat
kemiskinan dan pengangguran, serta mengendalikan/
menurunkan tingkat inflasi
Penyempurnaan UU perimbangan keuangan antara Pusat
dan Daerah