• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran pada Pelajaran Kimia di SMK Negeri 2 Temanggung T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran pada Pelajaran Kimia di SMK Negeri 2 Temanggung T1 Full text"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan

Google Classroom

Sebagai Media Pembelajaran Pada

Pelajaran Kimia di SMK Negeri 2 Temanggung

Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Siti Auliyana Mustaniroh

NIM: 702010130

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Abstract

Learning problem at state vocational high school 1 Temanggung are the

low learning and the minimum result of the student. Students do not care

and are not active in teaching and learning process to learn chemistry.

Therefore, in the research of implementation google classroom as learning

media on chesmistry. The purpose of implement google classroom to develop the

medium of supporting outside the class and to improve student learning activity.

The experiment use quasy experiment method with two group posttest only

design. The result showed that implementation of google classroom as learning

media on chemistry the activity and learning outcomes on experiment class is

higher than control class. In conclusion implementantion of google classroom

can improve student learning activity

Keywords: Google classroom, Learning Media, google app for education,

(7)

1.

Pendahuluan

Perkembangan dunia pendidikan saat ini memasuki era digital baru, hal ini dibuktikan dengan adanya pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam abad modern ini. Perkembangan teknologi informasi yang begitu besar tentu saja berpengaruh dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kurikulum KTSP metode pembelajaran yang digunakan lebih berbasis materi maka dalam kurikulum 2013 metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah.

Pemanfatan teknologi informasi kini dimanfaatkan oleh organisasi dalam segala bidang , salah satunya adalah bidang pendidikan terutama sekolah Rintisan Berstandar Internasional (RSBI). SMK Negeri 1 Temanggung merupakan salah satu sekolah RSBI yang ada di Temanggung. Sebagai salah satu sekolah RSBI harus memenuhi standar indikator pembelajaran RSBI. Salah satu standar indikator

tersebut adalah pengembangan proses pembelajaran. Google

Classroom perlu dimanfaatkan untuk mendukung prose pembelajaran di sekolah.

E-learning sebagai model pembelajaran baru dalam pendidikan memberikan peran dan fungsi yang besar bagi dunia pendidikan yang selama ini dibebankan dengan banyaknya kekurangan dan kelemahan pendidikan konvensional (pendidikan pada umumnya) diantaranya adalah keterbatasan ruang dan waktu dalam proses pendidikan konvensional. Teknologi informasi yang mempunyai standar platform internet yang bisa menjadi solusi permasalahan tersebut karena sifat dari internet itu sendiri yaitu memungkinkan segala sesuatu saling terhubung belum lagi karakter internet yang murah, sederhana dan terbuka mengakibatkan internet bisa digunakan oleh siapa saja

(everyone), dimana saja (everywhere), kapan saja (everytime) dan bebas digunakan (available to every one).

Pembelajaran di kelas seharusnya tidak membosankan bagi siswa, untuk mengatasi hal tersebut maka guru perlu mempunyai strategi, metode dan media yang menarik minat siswa. Dalam kurikulum 2013 penilaian pembelajaran berdasarkan proses input dan output,sehingga dengan kata lain TIK digunakan sebagai media semua mata pelajaran[1].

(8)

classroom dapat digunakan sebagai media pendukung pembelajaran konvesional.

Pemilihan aplikasi google classroom dalam penelitian adalah karena aplikasi yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah adalah aplikasi berbasis google apps for education.Yaitu google form

dan google docs. Google apps for education adalah aplikasi google yang dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Salah satu aplikasi

Google App For Education adalah google classroom. Google classroom adalah fitur terbaru dari google app for education yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Beberapa keunggulan fasilitas google classroom antara pembuatan group kelas untuk masing-masing kelas dan sub group untuk beberapa kelompok dalam kelas tersebut, pembuatan assignment, pembuatan

quiz, penilaian, serta salinan materi dan tugas yang tersimpan secara

otomatis dalam google drive[2]. Keunggulan google classroom

pertama, google classroom dapat membantu guru dalam membuat berita dalam classrrom atau memberikan tes online. Kedua, Google classroom memungkinkan siswa mengirimkan tugas secara cepat dengan satu kali klik tanpa bantuan kertas. Ketiga, guru dapat memanfaatkan google classroom untuk ruang diskusi , dimana siswa dapat saling berinteraksi satu sama lainnya. Keempat, siswa dapat berbagi sumber daya sama lain dengan memberikan jawaban atas pertanyaan di aliran. Kelima, guru dapat menggunakan google classroom untuk menginstruksikan, menetapkan, dan membicarakan dengan siswanya secara online diwaktu yang sama secara bersamaan [3].

2.

Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu tentang google docs yang dilakukan oleh Tamba dalam skripsi yang berjudul Pemanfaatan Google Docs untuk sarana penunjang pendidikan Komunitas pembelajaran TIK,

Membahas tentang pembuatan pembuatan aplikasi pemanfaatan google docs berbasis web.dimana website dibuat dengan menggunakan google site, Setelah website dibuat menggunakan google site kemudian dilakukan pengujian kepada guru dan siswa. guru pengujian dilakukan dengan memberikan kuisioner. Siswa pengujian aplikasi dilakukan dengan memberikan siswa soal yang telah dibuat di website dan juga masing – masing siswa diberikan kuisioner tentang respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan website berbasis google docs.

Aplikasi diuji cobakan pada siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Salatiga. Hasil uji coba menunjukkan bahwa pemanfaatan google docs yang diterapkan dalam pembelajaran membuat siswa paham, ini dilihat persentase siswa sebanyak 46,2 % memahami materi setelah guru menjelaskan dengan aplikasi pembelajaran online. Pembelajaran online

(9)

media google docs berpengaruh positif dalam meningkatkan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran [4].

Penelitian lain yang berjudul Penggunaan Google Form Sebagai Alat Evaluasi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (studi deksriptif analitis pada kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri Lembang). Pengujian aplikasi dilakukan pada kelas yaitu kelas VIII B sebanyak 29 anak.sedangkan uji validitas dilakukan pada kelas VIII A dengan jumlah 28 siswa. Setelah aplikasi soal online yang dibuat menggunakan google form di ujicobakan pada siswa,tanggapan siswa dan guru sangat antusias dengan adanya evaluasi pembelajaran

online mengguunakan google form. Penggunaan google form akan menghemat biaya kertas dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, dan juga efisien dan efektif dalam pemanfaatan waktu. Bagi guru google form dapat digunakan sebagai media baru serta menambah wawaasan dalam melakukan evaluasi pembelajaran [5]. Berdasarkan penelitian sebelumnya maka akan dilakukan penelitian tentang

penerapan google classroom sebagai media pembelajaran pada

pelajaran kimia di SMK Negeri 1 Temanggung.Penelitian sebelumnya hanya pemanfaatan media pembelajaran sedangkan penelitian ini membuat system dari registrasi google app for education untuk sekolah sampai dengan implementasi google classroom untuk siswa.

Tabel 1 Perbedaan dengan penelitian sebelumnya

No Perbedaan Tamba Fahri Penelitian

ini

(10)

kertas, termasuk fitur yang menghemat waktu seperti kemampuan untuk membuat salinan Google Dokumen secara otomatis bagi setiap siswa. Google classroom juga dapat membuat folder Drive untuk setiap tugas dan setiap siswa, agar semuanya tetap teratur. Siswa dapat melacak setiap tugas yang hampir mendekati batas waktu pengumpulan di laman Tugas, dan mulai mengerjakannya cukup dengan satu klik. Pengajar dapat melihat dengan cepat siapa saja yang belum menyelesaikan tugas, serta memberikan masukan dan nilai langsung di google classroom. Manfaat google classroom yaitu, Pengajar dapat menambahkan siswa secara langsung atau berbagi kode dengan kelasnya untuk bergabung. Hanya perlu beberapa menit untuk menyiapkannya. Alur tugas yang sederhana dan tanpa kertas memungkinkan pengajar membuat, memeriksa, dan menilai tugas dengan cepat, di satu tempat. Siswa dapat melihat semua tugasnya di laman tugas, dan semua materi kelas secara otomatis disimpan ke dalam folder di Google Drive. Google Classroom memungkinkan pengajar untuk mengirim pengumuman dan memulai diskusi secara langsung. Siswa dapat berbagi sumber daya satu sama lain atau memberikan jawaban atas pertanyaan di aliran. Seperti layanan Google Apps for Education lainnya, Google Classroom tidak mengandung iklan, tidak pernah menggunakan data siswa untuk iklan, dan gratis untuk sekolah[2].

Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Fungsi dari media pembelajaran antara lain: (1) Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar; (2) Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar; (3)Menambah variasi dalam penyajian materi; (4) Mendorong motivasi belajar. [6]

Google Apps for Education

Google Apps merupakan aplikasi dalam jaringan atau online yang memungkinkan aplikasi-aplikasi google dapat digunakan secara pribadi dengan menggunakan domain pribadi. Aplikasi dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan misalnya bisnis atau pendidikan dengan fitur-fitur google [7].

Aktivitas belajar

(11)

belajar memiliki beberapa jenis indikator, dimana pada penelitian ini dipilih empat indikator. Pertama, visual activities misalnya membaca memperhatikan gambar demonstrasi. Kedua, oral activities seperti bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi. Ketiga,

listening activities misalnya mendengarkan. Keempat, writing activities mencatat materi [9].

3. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kuasi eksperimen, Kuasi eksperimen menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group)

untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek secara acak. Metode Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu instrument atas perlakuan terhadap subjek penelitian. Desain penelitian menggunakan design two group posttest only.

Tabel 2 Design Two Group Posttest Only

X

1

Q

2

X

2

Q

4

Keterangan:

X1 : Perlakuan penerapan google classroom

X2 : Perlakuan pembelajaran dengan media power point

Q2 : Hasil belajar kimia pada siswa setelah mendapat

perlakuan (postest) pada kelas eksperimen,

Q4 : Hasil belajar kimia pada siswa setelah mendapat

perlakuan (postest) pada kelas kontrol.

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut

seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara orang dengan

orang dengan yang lain atau suatu obyek dengan obyek lain. [10]. Penelitian ini mempunyai 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penetian ini adalah media pembelajaran

Google Classroom. Sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar siswa.

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random

(12)

dalam pengambilan sampel menggunakan kelompok yang sudah ada sebagai sampel. Pengambilan sampel tidak mengambil secara individu akan tetapi dalam bentuk kelas. Berdasarkan hal tersebut pengambilan sampel dalam penelitian ada 2 kelas yaitu Kelas XI KA 1 dan XI KA 3 dimana masing masing kelas berjumlah 37 siswa, Jadi total sampel sebanyak 74 siswa.

Alur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu Pra penelitian, eksperimen, dan evaluasi. Pra penelitian dilakukan sebelum penelitian berlangsung, Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru terkait pembelajaran yang selama ini berlangsung. Observasi juga dilakukan dalam tahapan ini. Observasi meliputi observasi lingkungan fisik serta sarana dan prasarana sekolah. Observasi proses pembelajaran di sekolah serta interaksi antara guru dan murid. Pada tahap ini juga dilakukan desain tahapan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diwujudkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan konsultasi RPP dengan guru, menyiapkan lembar observasi untuk mengukur aktivitas belajar siswa., membuat kuisioner siswa.

Tahap penelitian yang kedua adalah tahap eksperimen,

Pembelajaran dengan Google Classroom dilakukan pada tahap

eksperimen.Ada dua kelas dalam tahapan kelas 1 KA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas 1 KA 2 sebagai kelas control. Kelas I KA 1 sebagai kelas eksperimen menggunakan Google Classroom sebagai media pembelajaran, sedangkan kelas I KA 2 sebagai kelas control menggunakan media pembelajaran power point. Penggunaan metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan

penerapan media pembelajaran Google Classroom dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa. Tahap evaluasi yaitu evaluasi penerapan google classroom sebagai media pendukung pembelajaran. Evaluasi merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian dapat mencapai tujuan atau tidak. Instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi, wawancara dan hasil belajar siswa

(13)

Tabel 3 Kisi- kisi Observasi Aktivitas Belajar Siswa menurut

Paul B. Diedrich[12]

No Kegiatan Aspek yang Diamati

1 Visual activities Siswa membaca materi yang disajikan oleh guru

2 Oral activities Siswa mengajukan pertanyaan / mengemukakan pendapatnya

3 Listening activities Siswa mendengarkan dan memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru dan siswa lain

4 Writing activities Siswa mencatat materi yang diberikan oleh guru

Persentase aktivitas belajar siswa dikategorikan ke dalam 5 kategori yaitu sangat baik, baik, sedang, buruk, dan buruk sekali. Persentase terendah adalah 0,00% berarti aktivitas belajar buruk sekali. Persentase tertinggi 100% berarti aktivitas belajar sangat baik.

Tabel 4 Kategori Persentase aktivitas belajar [13]

Pemberian skor pada lembar observasi menggunakan skala guttman yaitu dengan cara jika siswa tidak melakukan sesuai indikator maka diberi skor 0 dan jika siswa melakukan kegiatan sesuai indikator diberi skor 1. Data observasi dianalisis dengan menggunakan rumus [10]:

P

= x 100 %

Keterangan P = Persentase

F = Frekuensi jawaban siswa N = Jumlah siswa

Wawancara merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau autoritas

Kategori Persentase

Sangat Baik 80,1% - 100%

Baik 60,1% - 80,0%

Sedang 40,1% - 60,0%

Buruk 20,1% - 40,0%

(14)

atau seorang ahli yang mengetahui masalah. Wawancara dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada guru, Jawaban guru ditulis pada lembar wawancara. Wawancara ditujukan kepada guru pengampu mata pelajaran kimia dengan tujuan untuk lebih mengetahui bagaimana keadaan sistem pembelajaran yang sudah berlaku. Wawancara juga dilakukan pada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa setelah menggunakan aplikasi Google Classroom. Wawancara dilakukan kepada 37 siswa di kelas eksperimen.

4.

Hasil dan Pembahasan

Tahap penelitian yang pertama yaitu pra penelitian. Pra penelitian dilaksanakan sebelum melakukan eksperimen. Hal yang dilakukan adalah melakukan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung dan melakukan wawancara dengan guru pelajaran kimia. Hasilnya yaitu guru menggunakan media power point dalam

penyampaian materi. Sebelum menggunakan media google classroom,

pemberian materi pembelajaran menggunakan modul yang dibuat guru dan di fotokopi oleh siswa. Pada saat pembelajaran ada beberapa siswa asyik bercerita dengan teman sebangku. Kemandirian siswa belum ada pada saat mengerjakan tugas kebanyakan siswa mencontek pekerjaan temannya. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Guru menambahkan siswa selama ini hanya mengandalkan materi yang diberikan guru, Penerapan google classroom diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa. Siswa dapat mendownload materi dan belajar mandiri di rumah.

Tahap penelitian yang kedua yaitu tahap eksperimen. Proses

(15)

Gambar 1 Proses pendaftaran google app for education

Gambar 1 adalah proses pendaftaran google app for education,

Form diisi data sekolah,website sekolah dan juga nomor telepon sekolah. Syarat utama sekolah dapat mengakses google apps for education adalah sekolah tersebut harus mempunyai domain sekolah. Domain sekolah digunakan sebagai alamat email siswa dan guru.

Alamat email tidak lagi @gmail.com tetapi menjadi

@stembatema.sch.id Setelah admin membuat mail student siswa Guru membuat akun classroom. Kemudian guru mengupload materi untuk pertemuan berikutnya. Setelah guru membuat akun cassrom kelas 1 KA 1, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengenalkan siswa tentang google classroom. Tujuan dari pengenalan google classroom adalah agar siswa paham cara penggunaan google classroom . Selain tu, siswa dapat mengetahui bahwa bukan hanya modul saja yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran tetapi siswa juga dapat belajar

mandiri dengan menggunakan media google classroom. Siswa

bergabung dalam classroom 1 KA 1 yang dibuat oleh guru. Siswa dapat berkomentar dan bertanya tentang materi yang kurang mereka pahami.

Gambar 2 tampilan homepage classroom

(16)

mendownload materi, guru memberikan tugas, siswa mengerjakan tugas, dan guru memberikan nilai.

Gambar 3 siswa join di classroom

Gambar 3 adalah tampilan siswa join di classroom. Pada kelas terdapat fasiliitas untuk posting materi, komentar materi yang diberikan guru, mengunggah materi/jawaban tugas. Dalam classrom juga ada nama

– nama siswa yang sudah bergabung di dalam aliran kelas. Untuk bisa bergabung di dalam aliran kelas siswa harus mengetahui kode kunci kelas.

Gambar 4 kelas yang dibuat pada gooogle classroom

(17)

Gambar 5 Aktivitas siswa mengerjakan tugas

Pada gambar 5 siswa mengerjakan tugas pada google classroom. Siswa mengerjakan tugas menggunakan google docs yang telah terintegrasi dengan google classroom. Siswa diberikan waktu dua hari untuk mengerjakan tugas. kemudian siswa memposting jawaban dan guru mengkoreksi jawaban siswa.

Gambar 6 aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas

Pada gambar 6 terlihat aktivitas siswa dalam proses pembuatan tugas. Ada catatan aktivitas siswa, yaitu siswa membuat sebuah dokumen dalam bentuk google docs. Kemudian di dalam folder drive saya terdapat folder kelas kimia analisis 1. Yang berisi materi yang diunggah guru.

(18)

Gambar 7 posting materi di google classroom

Pada gambar 7 guru memposting materi yang telah dipelajari di kelas dan siswa dapat mendownload materi, materi dapat dipelajari dimanapun dan kapanpun. Pengujian aplikasi penerapan google classroom dilaksanakan dengan melakukan posttest. Guru membuat soal posttest kemudian siswa mengerjakan soal tersebut secara online. Pada kelas kontrol pelaksanaan post test menggunakan kertas/manual.

Gambar 8 soal posttest

Soal posttest telah dikerjakan siswa pada google classroom

kemudian guru mengoreksi jawaban siswa. Pada google classroom

siswa dapat mengetahui kesalahan jawaban dan memperbaiki tugas tersebut. Siswa juga dapat memberikan komentar atau pertanyaan tentang tugas yang diberikan apabila siswa kurang paham. Penerapan test online dalam pembelajaran kimia memberikan kemudahan bagi siswa. Siswa dapat mengerjakan tes dimanapun dan kapanpun. Guru tidak perlu menggadakan soal. Pada kelas eksperimen guru perlu menggadakan soal dan mengoreksi jawaban siswa secara manual.

(19)

sampai 6. Proses pembelajaran pertemuan pertama dimulai dengan kegiatan pendahuluan, yaitu guru memberi salam, guru mengabsen siswa dan menyampaikan SK/KD. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, dalam kegiatan inti ada 6 kegiatan yaitu siswa

mengamati, menanya, mengumpulkan data/mencoba

mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. Google classroom

digunakan siswa pada kegiatan mengumpulkan data/mencoba yaitu siswa mengunduh materi yang diunggah pada google classroom.

Kemudian guru juga memberikan tugas yang diunggah pada google classroom. Guru dan siswa dapat memanfaatkan google classroom dengan baik. Kegiatan penutup dilakukan dengan menyimpulkan materi pembelajaran.. Pada tanggal 13 september 2014 dilaksanakan pertemuan pertama kelas 1 KA 3 sebagai kelas kontrol Indikator yang digunakan pada saat pembelajaran adalah indikator 1 sampai indikator 6. Pembelajaran pada pertemuan pertama di kelas 1 KA 3 sudah terlaksana dengan baik. Untuk indikator selanjutnya akan dijelaskan pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedua pada kelas 1 KA 1 sebagai kelompok eksperimen dilaksanakan tanggal 15 september. Pada pertemuan ini digunakan untuk melanjutkan materi sebelumnya. Indikator yang digunakan adalah indikator 6 sampai indikator 10. Proses

pembelajaran pertemuan kedua dimulai dengan kegiatan

pendahuluan, yaitu guru memberi salam, guru mengabsen siswa dan menyampaikan SK/KD. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, dalam kegiatan inti ada 6 kegiatan yaitu siswa mengamati, menanya, mengumpulkan data/ mencoba, mengasosiasikan dan

mengkomunikasikan. Google classroom digunakan siswa pada

kegiatan mengumpulkan data/mencoba yaitu siswa mengunduh materi yang diunggah pada google classroom. Apabila siswa kurang jelas dengan materi dapat bertanya pada guru maupun berkomentar pada google classroom. Proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini berjalan dengan baik dan memenuhi dari indikator yang diharapkan. Selain itu pada tanggal 20 september 2014 dilaksanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua di kelas 1 KA 3 sebagai kelompok kontrol. Indikator yang digunakan sama dengan indikator di kelas eksperimen. Proses Pembelajaran pada pertemuan yang kedua ini yang berlangsung di kelas 1 KA1 dan 1 KA 3 sudah berjalan sesuai dengan sintak dan indikator yang diharapkan.

(20)

guru memberi salam, guru mengabsen siswa dan menyampaikan SK/KD. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, dalam kegiatan inti ada 6 kegiatan yaitu siswa mengamati, menanya,

mengumpulkan data/ mencoba, mengasosiasikan dan

mengkomunikasikan. Google classroom digunakan siswa pada

kegiatan mengumpulkan data/mencoba yaitu siswa mengunduh materi yang diunggah pada google classroom. Kemudian guru juga memberikan tugas yang diunggah pada google classroom Indikator yang digunakan adalah indikator 11 sampai indikator 13. Proses pembelajaran pada kelas pertemuan kedua ini berjalan dengan baik dan memenuhi dari indikator yang diharapkan. Selain itu pada tanggal 27 september 2014 dilaksanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua di kelas 1 KA 3 sebagai kelompok kontrol. Indikator yang digunakan sama dengan indikator di kelas eksperimen. Proses Pembelajaran pada pertemuan yang ketiga ini yang berlangsung di kelas 1 KA1 dan 1 KA 3 sudah berjalan sesuai dengan sintak dan indikator yang diharapkan.

Selanjutnya pada pertemuan yang keempat adalah pertemuan terakhir. Pada pertemuan ini guru memkan soal tes hasil belajar kimia yang berupa 40 butir soal pilihan ganda dengan materi konsep dasar Kimia. Tes ini bertujuan untuk melihat hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan atau treatment. Perbedaan pelaksanaan tes anatar kedua kelas adalah kelas 1 KA 1 sebagai kelas eksperimen tes dilakukan secara online menggunakan google classroom sedangkan kelas 1 KA 3 sebagai kelas eksperimen melaksanakan tes dengan media tertulis.

Pelaksanaan tes hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang baik. Ini ditandai dengan adanya perbedaan hasil belajar pretest dann posttest kelas eksperimen. Rekapitulasi data ditunjukkan pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5 Rekapitulasi hasil belajar siswa

Nilai Kelas eksperimen Kelas control

Rata rata pretest 55.07 57.50

Rata rata posttest 91.95 79.07

Berdasarkan tabel 5 rekapitulasi hasil belajar dapat diketahu nilai pre test kelas eksperimen sebesar 55.07. Kelas kontrol 57.07 dapat disimpulkan sebelum perlakuan treatment antara kelas eksperimen selisih nilai sangat sedikit yaitu 2.43. Nilai

(21)

bahwa penerapan google classroom dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tes dilaksanakan kepada 72 siswa. Hasil Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 6

Tabel 6 Presentase Aktivitas Belajar siswa di dalam kelas

B e

Berdasarkan tabel 6 Hasil dari pengamatan aktivitas siswa, Presentase aktivitas siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berada pada kategori sangat baik, baik, dan sedang. Kelas eksperimen lebih banyak berada pada kategori baik. Pada indikator siswa membaca materi yang diberikan guru presentase aktivitas kelas eksperimen 81.27% dan presentase kelas control 54.05 % . Artinya visual activities pada siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Pada indikator siswa mengajukan pertanyaan/mengemukakan pendapat. Presentase kelas eksperimen 70%, dan presentase kelas kontrol 49%. Artinya oral activities

siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Pada Indikator aktivitas mendengarkan dan memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru dan siswa lain. Presentase aktivitas kelas eksperimen 70% dan presentase kelas control 64.86%. Artinya listening activities kelas eksperimen lebih baik daripada kelas control. Pada indikator mencatat materi yang diberikan oleh guru. Presentase kelas eksperimen 49% dan presentase kelas kontrol 72.97%. Artinya writing activities kelas kontrol lebih baik daripada kelas eksperimen. Berdasarkan empat indikator yang ada, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar kelas eksperimen yang diterapkan dengan menggunakan media google classroom lebih baik daripada aktivitas siswa di kelas kontrol. Observasi juga

dilakukan pada kelas eksperimen dalam google classroom. Observasi meliputi aktivitas siswa join class, komentar tugas, dan aktivitas pengerjaan tugas siswa.

No Aspek yang diamati Eksperimen Kontrol

Presaentase Keterangan Presentase Keterangan

(22)

Gambar 9 Nama siswa yang berada pada google classroom

Observasi pada google classroom dimulai dengan melihat keaktifan jumlah siswa yang join pada classroom. Pada tahap pengenalan google classroom siswa yang join di kelas sejumlah 20 siswa. Tahap awal pengenalan awal pengenalan aplikasi belum semua siswa join di classroom , beberapa siswa belum paham cara penggunaan aplikasi ini. Pada minggu kedua jumlah siswa yaing bergabung meningkat menjadi 37 siswa.

Gambar 10 Siswa mengomentari soal yang diberikan guru

(23)

Gambar 11 Nama siswa yang sudah mengerjakan tugas

Gambar 11 adalah gambar nama siswa yang sudah mengerjakan tugas beserta waktu pengiriman tugas. Guru dapat melacak dan memeriksa siswa saja siswa yang belum mengerjakan tugas serta mengecek keterlembatan pengiriman tugas. Tugas yang dikirimkan siswa dapat langsung di unduh guru.

Tahap evaluasi yaitu pemanfaatan Google classroom dalam pembelajaran dapat mencapai tujuan penelitian. Pencapaian tujuan penelitian ditandai dengan peningkatan aktivitas belajar siswa serta peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen.

Penggunaan google classroom memberikan pemahaman bagi siswa

yang sebelumnya mereka menggandakan modul namun dengan mendownload materi siswa dapat belajar materi kapanpun.

Hubungan antara media media pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa adalah pemanfaatan media pembelajaran

google classroom dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditandai dengan peningkatan aktivitas siswa bertanya kepada guru lebih tinggi setelah penerapan google classroom sebagai media pembelajaran. Sebelum diberikan perlakuan siswa pasif untuk bertanya dan hasil belajar siswa rendah. Setelah diberikan perlakuan siswa kelas eksperimen hasil belajar meningkat dan keaktifan bertanya tinggi.

Hasil wawancara denga guru kimia sebagai pengguna

Google classroom sebagai media pembelajaran online di luar kelas menyatakan persetujuan yang baik. Guru mengatakan google classroom mudah digunakan dan membantu menghemat waktu serta tenaga. Wawancara dilakukan kepada guru kelas kontrol

untuk mendapatkan tanggapan tentang pelaksanaan tes

manual.Menurut pelaksanaan tes secara manual mengalami kendala diantaranya waktu pengumpulan yang tidak sesuai dengan dateline, waktu siswa untuk mengerjakan tugas juga masih kurang. Hal ini mengakibatkan kedisplinan siswa rendah Wawancara juga dilakukan pada guru pengampu kelas eksperimen. Guru

(24)

diterapkannya gooogle classroom dengan sesudah diterapkannya google classroom . Hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang disiplin dalam mengumpulkan tugas. Aktivitas belajar siswa mengalami perkembangan ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan media google

classroom membantu proses belajar siswa, dari hasil wawancara 37 siswa di kelas eksperimen, Menurut siswa kelebihan google classroom adalah siswa dapat mengulang materi, materi dapat dibuka setiap saat. Google Classroom dapat membantu untuk belajar siswa. Materi dapat diunduh setiap saat. Siswa lain berpendapat bahwa google classroom pengoperasiannya mudah, seperti aplikasi edmodo. Kelemahan dari google classroom menurut siswa adalah akses google classroom sulit jika diakses dengan browser mozila. Apabila akses internet lambat google classroom sulit dibuka. Salah seorang siswa berpendapat sangat mudah mengerjakan tugas dengan google classroom karena jika tugas belum terkirim ataupun perlu diperbaiki siswa bisa mengulangi tugas tanpa perlu membuat jawaban baru. Karena data telah tersimpan otomatis pada google drive. Hal ini tentunya akan menghemat waktu dan tenaga siswa. Kendala dalam penerapan tes online adalah keterbatasan sarana yang ada beberapa siswa tidak memiliki laptop ataupun computer di rumah sehingga harus mengerjakan di warnet ataupun computer sekolah.

Evaluasi system dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan google classroom untuk evaluasi dari pihak sekolah yaitu yang pertama streght(kekuatan ). Kekuatan yang dimaksud dalam hal ini adalah kekuatan sumber daya manusia yaitu sumber daya guru dan siswa. Guru dan siswa diberikan pelatihan tentang penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran. Tersedianya dana merupakan kekuatan yang kedua , dana alokasi pengembangan sarana prasarana dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana teknologi informasi. Yang ketiga adanya persetujuan seluruh pihak sekolah. Proses penerapan e-learning tidak akan berjalan tanpa dukungan seluruh komponen sekolah. Kelemahan dari penerapan e-learning adalah daya dukung sdm yang rendah, ditandai dengan SDM tidak menguasai Teknologi informasi , dana yang kurang dan tidak adanya

persetujuan komponen sekolah. Kesempatan untuk

(25)

diperparah oleh ancaman dari lingkungan berupa sarana dan prasarana yang tidak tersedia, tidak terjangkaunya networking, tidak mendapat dukungan dari lingkungan terkait, SDA yang tidak tersedia. Keadaan institusi pendidikan disarankan bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan

Dampak dari pelaksanaan tes menggunakan google

classroom adalah siswa dapat belajar materi yang terlebih dahulu sebelum guru menjelaskan, pada kelas kontrol siswa hanya mengandalkan materi yang diberikan guru. Salah satu kelemahan dari media pembelajaran dengan menggunakan modul adalah siswa perlu mengeluarkan biaya untuk menggandakan modul. Sedangkan apabila menggunakan siswa mendownload materi dan menyimpan materi pada smarthone ataupun pada computer maupun laptop. Materi bisa dipelajari setiap saat.

5.Simpulan

Penerapan google classroom sebagi media dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa. Google classroom dapat meningkatkan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar ditandai dengan rata rata nilai siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

6.Daftar Pustaka

[1] Kemendiknas . 2012. Petunjuk teknis pelaksanaan kurikulum 2013 Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

[2] Google for education tentang google classroom,dari

https://www.google.com/edu/products/productivity-tools/classroom/

diakses tanggal 20 agustus 2014

[3] Google support tentang Google Classroom dari

https://support.google.com/edu/classroom/answer/6020279?hl=id

diakses tanggal 12 November 2014

[4] Tamba,Ernita.2012. Pemanfaatan Google Docs Untuk Sarana Penunjang Pendidikan Komunitas Pembelajaran TIK(Studi Kasus: SMP N 1 Salatiga), Salatiga : FTI universitas Kristen Satya Wacana

[5] Fauzi,Rizal Muhammad.2014.Penggunaan Google Form

Sebagai Alat Evaluasi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Studi Deskriptif Analitis pada Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lembang). Bandung:FIP Universitas pendidikan Indonesia

[6]Sadiman,Arief.1990. Media Pendidikan Pengertian,

(26)

[7] Susrini. 2009.Google: Mesin Pencari yang Ditakuti Microsoft. Yogyakarta:B first

[8]Oemar Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.

[9]Sardiman A.M, 2012, interaksi & motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali pers.

[10] Sugiyono.2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta

[11] Zainal,Arifin.2011.Evaluasi Pembelajaran (Prinsip Teknik Prosedur Prosedur). Bandung:Remaja Rosdakarya

[12] Sadiman, A.S, dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Pers.

Gambar

Tabel 1 Perbedaan dengan penelitian sebelumnya
Tabel 4 Kategori Persentase aktivitas belajar [13]
Gambar 2 tampilan homepage classroom
Gambar 3 siswa join di classroom
+6

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Permainan Kuis untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar dan Bangun Ruang

Jadi dari seluruh data dan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa debit limpasan yang terjadi tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap

Dengan demikian, Perangkat Pembelajaran Berbasis Multimedia pada Materi Menulis Teks Prosedur yang dikembangkan telah valid, praktis, dan efektif dan dapat

Masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah berapa nilai kuat tekan beton yang menggunakan campuran air bersih (beton normal) dan nilai kuat tekan beton

Seperti penelitian yang dilakukan Sartika & Iman (2012) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian

D-sorbose is known as reactive reducing sugar to react with amino acids to.. generate

Metode tersebut dipilih karena metode TOPSIS merupakan suatu bentuk metode pendukung keputusan yang didasarkan pada konsep bahwa alternatif yang terbaik tidak hanya

[r]