• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Polimorfisme Gen Matriks Metaloproteinase-12 Dengan Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dibandingkan Dengan Non Penyakit Paru Obstruktif Kronik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Polimorfisme Gen Matriks Metaloproteinase-12 Dengan Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dibandingkan Dengan Non Penyakit Paru Obstruktif Kronik"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai dengan

terbatasnya aliran udara di paru-paru dengan cara ireversibel. Walaupun PPOK saat ini

adalah beban terbesar ke-12 di seluruh dunia, tetapi diperkirakan hal ini akan terus

meningkat hingga menjadi terbesar ke-5 di dunia pada tahun 2020 (Ishii et al., 2006). Penyakit pernafasan diklasifikasikan berdasarkan etiologi, letak anatomis, sifat

kronik penyakit, dan perubahan struktur serta fungsi. Penyakit pernafasan akan

diklasifikasikan sesuai dengan disfungsi ventilasi dan akan dibagi dalam dua kategori:

penyakit-penyakit yang terutama menyebabkan gangguan ventilasi obstruktif dan penyakit-penyakit yang mengakibatkan gangguan ventilasi restriktif. Klasifikasi ini dipilih karena uji spirometri dan uji fungsi ventilasi lain dilakukan hampir secara rutin,

dan sebagian besar penyakit pernafasan mempengaruhi ventilasi (Haq et al., 2010). PPOK merupakan salah satu penyakit tidak menular utama, yang agak jarang

diberitakan karena kurangnya informasi yang diberikan. Di Amerika Serikat data tahun

2007 menunjukkan bahwa prevalensi PPOK sebesar 10,1%, pada laki-laki sebesar

11,8% dan untuk perempuan 8,5%. Sedangkan prevalensi PPOK di negara-negara Asia

Tenggara diperkirakan 6,3% dengan prevalensi tertinggi terdapat di Vietnam (6,7%) dan

China (6,5%) (Oemiati, 2013).

Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Berdasarkan

studi morbiditas dalam SUSENAS (2005), proporsi penderita PPOK sebesar 10% dan

menduduki peringkat ke-2 sebagai penyebab kematian di Indonesia (PMR 26,4%).

(2)

Berdasarkan studi mortalitas dalam SUSENAS (2005), proporsi penderita PPOK

sebesar 7,38% dan menduduki peringkat ke-4 sebagai penyebab kematian di Indonesia

(CFR 3,21%) (Depkes RI, 2007).

Perokok kronis merupakan faktor resiko utama berkembangya PPOK, tetapi

sebenarnya hanya sebagian kecil perokok yang berkembang menjadi obstruksi jalan

nafas. Faktor genetik berhubungan dengan kerentanan, termasuk gen yang mengatur

protease-antiprotease dan interaksi oksidan-antioksidan (Ishii et al., 2006). Dengan semakin tingginya angka harapan hidup manusia, maka PPOK menjadi salah satu

penyebab gangguan pernafasan yang semakin sering dijumpai di masa mendatang baik

di negara maju maupun di negara berkembang.

Salah satu gen yang merupakan faktor utama penyebab PPOK adalah gen

Matriks Metalloproteinase-12. Matriks metaloproteinase (MMP) adalah famili dari

enzim endopeptidase yang mewakili kelas utama dari enzim yang bertanggungjawab

untuk mendegradasi Extracellular Matrix (ECM). MMP secara bersama-sama dapat mendegradasi semua protein matriks ekstraselular. Semua anggotanya disekresikan

sebagai proenzim tidak aktif (zimogen) dan diperkirakan akan aktif dalam jaringan

dengan pembelahan dari propeptida tersebut (Li et al., 2012).

Ketidakseimbangan protease dan antiprotease dianggap sebagai mekanisme

penting yang terlibat dalam patogenesis PPOK. Sejak ditemukannya hubungan antara

α1-antitripsin dan PPOK, tidak ada protease dan antiprotease lainnya yang telah

ditetapkan berhubungan dengan penyakit ini. MMP adalah sekelompok grup protease

yang menengahi berbagai proses fisiologis dan patogenesisnya. Lebih jauh, setidaknya

ada 24 jenis dari MMP yang telah diidentifikasi pada manusia. Bukti yang lebih kuat

(3)

yaitu pada hewan percobaan membuktikan bahwa MMP berperan penting pada PPOK

(Zhou et al., 2013).

MMP berperan utama dalam remodeling dan perbaikan jaringan, sebagai bukti

yang signifikan bahwa kelompok MMP juga berperan penting dalam patogenesis

PPOK. Tikus knock out yang tidak mengekspresikan MMP-12 terlindung dari emfisema meskipun terpapar asap rokok. MMP-12 sebagai penentu dari bentuk emfisema pada

pasien PPOK. Berbagai penelitian melibatkan MMP dalam patogenesis penyakit yang

melaporkan asosiasi varian genetik pada MMP-1,9 dan 12 dengan PPOK atau fenotip

yang terkait (Haq et al., 2010).

Selain itu, fungsi umum polimorfisme promoter MMP-12 (-82A/G) akan

meningkatkan ekspresi yang berhubungan dengan peningkatan stenosis arteri koroner.

Polimorfisme umum diidentifikasi dalam promoter gen MMP-12 (substitusi adenosin

[A] - untuk - guanosin [G] pada posisi –82) yang mempengaruhi ikatan dari transkripsi

aktivator protein-1 (AP-1). Afinitas ikatan AP-1 akan lebih tinggi untuk alel A yang

berhubungan dengan aktivitas in vitro promoter MMP-12 (Li et al., 2012).

Atas dasar pemikiran diatas, peneliti ingin melihat hubungan antara

polimorfisme gen MMP-12 dengan kejadian PPOK dibandingkan dengan non PPOK.

Harapan selanjutnya akan didapati korelasi yang bermakna antara MMP-12 dengan

PPOK.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan polimorfisme gen Matriks Metaloproteinase-12

(MMP-12) dengan kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dibandingkan dengan

non PPOK.

(4)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan polimorfisme gen MMP-12 dengan kejadian

PPOK dibandingkan dengan non PPOK.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menyusun data dan DNA yang telah diisolasi yang merupakan data sekunder

dari penderita PPOK dan non PPOK (Dr.dr. Amira Permatasari Tarigan, Sp.P,

2012).

2. Mengamplifikasi gen MMP-12 pada PPOK dan non PPOK dengan metode PCR

(Polymerase Chain Reaction).

3. Menganalisa polimorfisme gen MMP-12 dengan metode RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism Analysis) menggunakan enzim restriksi Pvu II.

1.4 Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan antara polimorfisme gen MMP-12 dengan kejadian PPOK

dibandingkan dengan non PPOK.

Ha: Ada hubungan antara polimorfisme gen MMP-12 dengan patofisiologi PPOK.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi ilmiah dan menambah wawasan mengenai peran gen

MMP-12 pada PPOK bagi peneliti.

2. Sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk mencari polimorfisme lainnya dari

gen MMP-12 terhadap PPOK.

3. Sebagai aplikasi untuk menerapkan metode PCR dan RFLP bagi peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan teori yang dikembangkan berdasarkan pandangan perkembangan manusia bersifat kompleks sehingga tidak bisa hanya didasarkan pada satu fakor saja yaitu kematangan

Suatu kebakaran tidak akan pernah terjadi tanpa tersedia oksigen, bahan bakar dan sumber panas yang cukup yang dapat berkombinasi dengan sesuai. Berdasarkan konsep segitiga

HAIKAL HANIF NASUTION: Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre

Konselor pendidikan berfokus pada aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk membantu siswa mengatasi masalah belajar yang dihadapinya sehingga anak dapat mandiri dalam

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bukti bahwa pakan tinggi gula bentuk liquid dan padat, secara berbeda memodulasi pola makan, transporter glukosa

Mayoritas tingkat stress sampel adalah normal (tidak stress) dengan proporsi 44,5%, namun ada juga 11,1% yang tergolong stress berat.. Hampir seluruh sampel memiliki

Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL Proyek Individual (seperti PP 29/1986), AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL Kawasan, dan

[r]