• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Website dan Kinerja Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Masyarakat Menggunakan Perpustakaan Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Website dan Kinerja Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Masyarakat Menggunakan Perpustakaan Kota Medan"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam uraian teoritis ini berisi pendapat para ahli yang mendukung dalam penelitian, dan membahas secara konseptual dan teoritis menganai hal-hal yang berkenaan dengan teknologi informasi komunikasi dan kinerja pustakawan secara menyeluruh. Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka sebagai kerangka konseptual penulis berusaha mengumpulkan dan mengkaji berbagai literatur yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu Efektivitas website dan kinerja pustakawan dalam layanan perpustakaan dalam meningkatkan minat masyarakat menggunakan perpustakaan Kota Medan.

2.1. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah seperangkat asumsi tersurat dan tersirat yang menjadi gagasan-gagasan ilmiah. Paradigma memberikan pandangan lebih bermanfaat atau kurang bermanfaat. Paradigma akan mempengaruhi pandangan seseorang atau komunitas apa yang adil atau tidak adil, apa yang baik dan tidak baik. Lebih lanjut ditegaskan bahwa melalui paradigma akan ada dua orang atau komunitas melihat suatu realitas sosial yang sama, akan menghasilkan pandangan, penilaian, dan sikap yang berbeda. Dengan demikian jelas sekali bahwa paradigma sangat berpengaruh terhadap teori dan analisis yang dianut seseorang atau komunitas dalam mengambil kebijakan dan keputusan.

(2)

bagaimana penulis memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian (Guba & Lincoln, 1988:10).

Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif. Paradigma ini disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau empiris (empiricist).

(3)

Bungin (2006:9) mengatakan dalam ilmu-ilmu sosial, yang merupakan induk dari ilmu sosiologi, komunikasi, politik, hukum dan sebagainya mengenal paradigma kuantitatif-positivis sebagai salah satu dari paradigma penelitian yang sangat berpengaruh. Dalam paradigma kuantitatif, gagasan-gagasan positivisme dianggap sebagai akar paradigma tersebut.

Paradigma positivis ini memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap berbagai ilmu pengetahuan sampai sekarang. Pengaruh-pengaruh tersebut dikarenakan klaim yang dikenakan oleh positivis terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri yaitu klaim kesamaan ilmu. Ilmu-ilmu alam dan ilmu manusia berada dalam satu kesatuan yaitu paradigma positivistik. Klaim kesatuan bahasa, bahasa perlu dimurnikan dari konsep-konsep metafilis dengan mengajukan parameter verifikasi. Klaim kesatuan metode, metode verifikasi bersifat universal, berlaku baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu manusia.

Tradisi-tradisi positivis ini kemudian melahirkan pendekatan-pendekatan paradigma kuantitaif dalam penelitian sosial dimana objek penelitian dilihat memiliki keberaturan yang naturalistik, empiris, dan behavioristik, dimana semua objek penelitian harus dapat dirubah bentuknya menjadi fakta yang dapat diamati, tidak terlalu mementingkan fakta sebagai makna namun mementingkan fenomena yang tampak, serta beban nilai atau objektif dengan menentang sikap subjektif.

(4)

2.2.Penelitian Sejenis Terdahulu

Penelitian sejenis terdahulu yang menjadi acuan adalah penelitian Arif Fadilah (2013) dengan judul “Efektivitas Website SMAN 5 Samarinda sebagai media komunikasi dan informasi siswa”. Secara umum dengan adanya website disekolah dapat membantu sekolah untuk memiliki wadah atau media guna menginformasikan profil, potensi, kegiatan dan berbagai keunggulan yang dimilikinya kepada masyarakat umum, juga membantu sekolah untuk kepentingan intern maupun sebagai sarana komunikasi global dengan berbagai pihak ekstern. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk menggambarkan atau menjabarkan objek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada dilapangan. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara dari beberapa informan, kemudiaan data dianalisis dengan kualitatif dengan model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa website mampu menjadi media yang bermanfaat bagi siswa yang dapat dilihat dari pesan, target sasaran, respon siswa, jadi dapat disimpulkan website efektif sebagai media komunikasi siswa.

Penelitian sejenis lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Santy Nurina Aprilia pada tahun 2014 dengan judul ˮEfektivitas website sebagai media E-Government dalam meningkatkan pelayanan elektronik pemerintah daerah (studi pada website pemerintah daerah kabupaten Jombang)ˮ. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Fokus dalam penelitian ini adalah :

(5)

a. Peran website pemerintah daerah kabupaten Jombang sebagai media e-government dalam meningkatkan pelayanan elektronik.

b. Peran Pemerintah Daerah dalam penggunaan Website Sebagai Media e-government

c. Tujuan peningkatan pelayanan publik Pemerintah Kabupaten Jombang melalui website

d. Jangkauan akses e-government e. Content e-government

f. Interaksi e-government

2. Faktor pendukung efektivitas website sebagai media e-government dalam meningkatkan pelayanan elektronik pemerintah daerah di Kabupaten Jombang

3. Faktor penghambat efektivitas website sebagai media e-government dalam meningkatkan pelayanan elektronik pemerintah daerah di Kabupaten Jombang Lokasi.

(6)

e-government dalam meningkatkan pelayanan elektronik telah menjadi sebuah media untuk menyampaikan informasi. (2). Pemerintah Kabupaten Jombang berperan besar dalam pengelolaan websitenya, mulai dari mengatur isi, tampilan, memberikan informasi dan berita. (3). Tujuan peningkatan pelayanan publik Pemerintah Kabupaten Jombang melalui website adalah kemudahan dalam mengakses informasi kapan saja dimana saja, baik itu mengakses berita tentang pemerintah jombang maupun info umum seputar jombang, sehingga memudahkan masyarakat dalam mendapatan informasi-informasi yang tersedia di tiap “link”, misalnya saja mau info umum tentang jadwal kereta api, harga sembako yang sesuai dengan aturan, atau info pengadaan barang dan jasa tinggal di klik saja linknya sudah bisa mendapatkan informasi yang aktual. Kesimpulannya Website Pemerintah Kabupaten Jombang telah efektif sebagai media penyampaian informasi, namun sebagai media layanan elektronik (e-service) belum efektif, dengan faktor pendukung, makin berkembangnya teknologi informasi sehingga semakin mudah internet diakses, makin banyak masyarakat yang aktif dengan tingkat pendidikan yang lebih baik, sedangkan faktor penghambatnya: masyarakat yang sudah berumur dengan pendidikan rendah belum bisa menggunakan peranti elektronik, belum ada interaksi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat, dan belum digunakannyawebsite pemerintah kabupaten Jombang sebagai e-service.

(7)
(8)

membuka beberapa klip lagu, dan memperoleh teman baru sesama mengguna yang sedang onlinedi internet). (5) Penggunaan internet sangat diperlukan untuk menunjang perkuliahan yaitu sebagai sumber belajar, karenacepat, murah dan lengkap jika dibandingkan buku.

2.3. Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dalam beberapa tahun terakhir ini telah terajadi gelombang minat bagaimana komputer dan internet dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.Teknologi informasi

adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses,

mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat

waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan

informasi yang strategis untuk mengambil keputusan.Sedangkan Teknologi Komunikasi

merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaa

dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, Teknologi

Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang

mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,

manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar

(9)

seperti, rekreasi, kesehatan, hobi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atauInformation and Communication Technologies(ICT) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Peralatan teknologi informasi dan komunikasi akan sedikit berbeda, walupun secara garis besar sama. Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi computer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.

(10)

Dengan diiringi perkembangan teknologi informasi, teknologi komunikasipun berkembang secara pesat.Muncullah istilah seperti teknologi komunikasi cyber yang memungkinkan kita dapat menggunakan teknologi komunikasi baru lagi. Contoh teknologi komunikasi yang menggunakan teknologi cyber atau internet adalah e-mail, chatting, dan lain sebagainya. Teknologi Komunikasi yang seperti itulah yang sekarang digunakan di mana-mana.Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat mempermudah kehidupan manusia. Apabila menggunakan alat teknologi informasi dan komunikasi, antara dua benua akan terasa tidak berjarak atau sangat dekat. Dengan kehadiran komputer, internet, telepon seluler, serta berbagai alat

2.3.1. New Media

(11)

Menurut Ricard West dan Lynn H. Turner (2008), mendefinisikan Ekologi Media sebagaiKajian mengenai lingkungan media, ide bahwa teknologi dan teknik, mode penyampaian informasi dan kode komunikasi memainkan peran utama dalam kehidupan manusia. Teori ini menjelaskan bahwa masyarakat telah berevolusi, begitu juga dengan teknologi. Teori ini memusatkan pada masyarakat yang tidak terlepas dari pengaruh teknologi dan teknologi menjadi pusat bagian semua bidang profesi dan kehidupan.

Pada tahun 1995 lahirlah pemikiran dari Mark Poster melalui bukunya ˮThe Second Media Ageˮ yang dikenal dengan New Media Theory. Menurut

McQuail, new media adalah tempat dimana seluruh pesan komunikasi terdesentralisasi, distribusi pesan lewat satelite meningkatkan penggunaan jaringan kabel dan komputer, keterlibatan audiens dalam proses komunikasi yang semakin meningkat.New Media adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Secara sederhana new media adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya.

(12)

New Media belakangan ini, membuat khalayak mengembangkan bisnis, ataupun informasi, melalui media berteknologi canggih. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi kepada khalayak dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi ini.Walaupun komunikasi massa biasanya merujuk pada surat kabar, video, Cassette Display,ROM, dan radio dan melebar kepada new media (media baru). New Media yang terdiri atas teknologi berbasis komputer. Teknologi komunikasi ini termasuk e-mail, internet, televisi kabel digital, teknologi video seperti DVD, pesan instan, (instan messaging-IM) dan telepon genggam (West dan Turner, 2009).Internet merupakan alat yang banyak dipakai masyarakat pada saat ini. Teknologi komunikasi ini banyak dipakai karena dapat digunakan di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja, dan tentunya mudah digunakan. Media internet sangat melekat dimasyarakat, karena dapat berkomunikasi dari dalam negeri hingga ke luar negeri danmengetahui informasi didunia, serta menjalin kerjasama untuk mempromosikan suatu produk ataupun jasa.Menurut Lee M dan Carla Johnson (2007), internet juga dirujuk sebagai ruang maya atau informasi supercepat (information superhigway), dan memungkinkan transfer informasi secara elektronik. Ini merupakan jaringan global dari komputer-komputer yang saling terhubungkan dimana satu jaringan yang terhubungdengan sebuah jaringan, dari ribuan komputer lain, dan terhubungkan dengan berbagai jaringan. Tanpa tergantung dari sistem operasi jaringan yang lain atau komputer pribadi, internet menawarkan beberapa mode pertukaran informasi :

(13)

b.Wor ld Wide Web(WWW), merupakan anjungan multimedia pertama. Pada umumnya masyarakat mengetahui istilah ini sebagai website. (Misalnya: www.facebook.com, www.yahoo.com, dan sebagainya).

c.IRC (Internet Relay Chat), merupakan percakapan berbasis teks secara langsung.

2.3.2. Website

Website sering juga disebut Web, dapat diartikan suatu kumpulan-kumpulan halaman yang menampilkan berbagai macam informasi teks, data, gambar diam ataupun bergerak, data animasi, suara, video maupun gabungan dari semuanya, baik itu yang bersifat statis maupun yang dinamis, yang dimana membentuk satu rangkaian bangunan yang saling berkaitan dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan halaman atau hyperlink.

Jasmadi, mengatakan website merupakan kumpulan halaman-halaman web beserta file-file pendukungnya, seperti gambar, video, dan file digital lainnya yang diletakkan di host atau web server yang umumnya diakses melalui internet.Definisi website adalah kumpulan dari berbagai macam halaman situs, yang terangkum didalam sebuah domain atau juga subdomain, yang lebih tempatnya berada di dalam WWW (World Wide Web) yang tentunya terdapat di dalam Internet. Halaman website biasanya berupa dokumen yang ditulis dalam format Hyper Text Markup Language (HTML), yang bisa diakses melalui HTTP, HTTP adalah suatu protokol yang menyampaikan berbagai informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para user atau pemakai melalui web browser.

(14)

menyebarkan informasi namun juga sebagai media berkomunikasi, berbisnis, belajar dan lain sebagainya. Sehingga sudah banyak aktifitas manusia terpenuhi melalui layanan-layanan yang disediakan oleh website.

Aplikasi internet berbasis website yang dapat dinikmati antara lain :

1. E-banking, melalui website, transaksi keuangan dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan tampa mesti datang kekantor bank.

2. E-government, melalui website layanan dan fungsi pemerintah dapat dilaksanakan dengan mudah.

3. E-commercele-business, melalui website sekarang bisa berbisnis online sehingga sekarang banyak took-toko online yang pangsa pasarnya mendunia. 4. E-social, melalui website kebutuhan kita sebagai mahluk social dapat terpenuhi,

hal ini terbukti dengan munculnya aplikasi social network berbasis website. 5. E-learning, melalui website e-learning proses belajar mengajar dapat dilakukan

tampa harus hadir diruang kelas bahkan fasilitasnya lebih canggih.

6. E-news, penyebaran informasi disegala penjuru dunia sekarang dapat diperoleh melalui website berita/portal.

Jenis-jenis website ada 3 (tiga) macam yaitu :

1. Website statis adalah suatu website yang mempunyai halaman yang tidak berubah. Yang artinya adalah untuk melakukan sebah perubahan pada suatu halaman hanya bisa dilakukan secara manual yaitu dengan cara mengedit kode-kode yang menjadi struktur dari website itu sendiri.

(15)

telah disediakan halaman backend yaitu untuk mengedit kontent dari website tersebut. Contoh dari website dinamis seperti web berita yang didalamnya terdapat fasilitas berita, dan lain sebagainya.

3. Website interaktif adalah suatu website yang memang pada saat ini memang terkenal. Contohnya website interaktif seperti forum dan blog. Di website ini para pengguna bisa berinteraksi dan juga beradu argument mengenai apa yang menjadi pemikiran mereka.

Sebuah situs web (sering pula disingkat menjadi situs saja; web site, site) adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain (domain name) atau subdomain di World Wide Web (WWW) di internet. WWW terdiri dari seluruh situs web yang tersedia kepada publik. Halaman-halaman sebuah situs web diakses dari sebuah URL yang menjadi “akar” (root), yang disebut homepage (halaman induk sering diterjemahkan menjadi “beranda”, “halaman muka”), dan biasanya disimpan dalam server yang sama. Tidak semua situs web dapat diakses dengan gratis. Beberapa situs web memerlukan pembayaran agar dapat menjadi pelanggan, misalnya situs-situs yang menampilkan pornografi, situs-situs berita, layanan surat elektronik (e-mail), dan lain-lain.

(16)

pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.

Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut homepage. URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink-hyperlink yang ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka susunan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan. Beberapa website membutuhkan subskripsi (data masukan) agar para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut. Contohnya, ada beberapa situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan, yang membutuhkan subkripsi agar kita bisa mengakses situs-situs tersebut.

Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di internet. Sebuah halaman web adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari serverwebsite untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.

Aplikasi Perpustakaan Berbasis website

(17)

kegiatan, OPAC (online public acces catalog), pengadaan, pengolahan, sirkulasi dan referensi diperlukan kemampuan sebagai berikut :

a. Menyimpan data kedalam database b. Mencetak dan membaca barcode c. Mencetak laporan dan surat-surat

d. Menampilkan statistic dalam bentuk grafik e. Mampu melakukan pengelolaan basis data

Portal catalog merupakan portal web yang menyajikan berbagai macam informasi kepustakaan secara online. Dengan media portal catalog, siapapun dapat menelusuri koleksi pustaka. Bagi anggota dapat sekaligus melakukan pemesanan untuk meminjam koleksi pustaka melalui internet.

1. Pengelolaan aktivasi anggota, paket user ini digunakan oleh user yang mengelola data-data keanggotaan perpustakaan, meliputi aktivasi anggota baru, registrasi tamu (non anggota), dan bebas pinjam.

2. Pengelolaan sirkulasi, paket user ini digunakan oleh user untuk pengelolaan data sirkulasi, meliputi peminjaman, pegembalian histori anggota, histori buku, pemesanan buku dan denda. Selain fitur spesifik sirkulasi, terdapat fitur pendukung sirkulasi yang digunakan untuk pendataan proses sirkulasi, meliputi pembacaan buku, wedding buku, pendataan buku hilang, dan sebagainya.

(18)

4. Pengelolaan catalog, paket user ini digunakan oleh user untuk mengelola data koleksi pustaka, meliputi koleksi buku, majalah dan laporan penelitian. 5. Pengelolaan laporan, paket user ini digunakan oleh user untuk mengelola

laporan hasil aktivitas perpustakaan

6. Pengelolaan administrasi system, paket user ini digunakan oleh user untuk mengelola data administrasi sistem sipus terpadu, meliputi data refrensi, konfigurasi system, dan pengelolaan hak akses user.

7. Pengelolaan digital library, dalam portal perpustakaan berbasis web kita mengenal istilak OPAC(online public acces catalog) yaitu sebuar fitur yang digunakan untuk memfasilitasi pengunjung web untuk mencari katalog koleksi, perpustakaan yang dapat diakses oleh umum. Untuk mecari koleksi kita tinggal mengetikkan judul buku yang kita cari. Dapat dilakukan dengan kata kunci judul, pengarang, subjek, nomor klasifikasi, dan sebagainya. Paket user ini digunakan oleh user untuk melakukan pencarian katalog, baik katalog buku, majalah dan laporan peneliti

Manfaat website

Manfaat dari website biasanya memiliki suatu alasan untuk membuat web itu sendiri, diantaranya:

1. Memperluas jangkauan promosi sesuatu, dengan memiliki website maka produk kita lebih bisa dikenal oleh masyarakat khususnya pengguna internet.

(19)

dimanawebsite kita akan memberikan suatu informasi kepada calon konsumen selama 24 jam.

3. Promosi yang luas, internet adalah suatu media promosi terluas di dunia jika dilihat dari jangkauan area.

4. Media pengenalan perusahaan, Jika kita memeliki suatu perusahaan akan lebih mudah kita mengenalkan perusahaan lewat website, kerana jangkauannya internet yang luas dan pemakainya yang banyak, sehingga perusahaan kita akan dikenaloleh masyarakat banyak sehingga dapat mendatangkan calon konsumen dengan cara promosi produk lewat website.

Macam-macam domain website

a. .co.id : Biasanya digunakan untuk badan usaha yang memiliki badan hukum sah.

b. .go.id : Khusus digunakan untuk Lembaga Pemerintahan RI. c. .ac.id : Dipakai untuk Lembaga Pendidikan.

d. .or.id: Dipakai untuk segala macam organisasi yang tidak termasuk kedalam kategori ”co.id”,”go.id”,”mil.id”, “ac.id” dan sebagainya.

e. .war.net.id : Dipaki untuk industri warung internet (warnet) yang ada di Indonesia

f. .sch.id: Dipakai khusus untuk Lembaga Pendidikan SD, SMP dan SMU atau SMK

(20)

2.3.3.Teknologi Informasi Perpustakaan

Teknologi informasi sering diartikan secara berbeda dilihat pada peranannya dan perkembangannya, namun secara umum teknologi informasi dilihat sebagai perangkat yang membantu tugas-tugas manusia secara komputasi. Haag dan Keen memberikan definisi “Teknologi informasi merupakan seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi”. Sedangkan Creth (1996) mengatakan bahwa teknologi informasi telah menciptakan informasi dengan mutu interaktif dan ekspansif yang tidak dialami sebelumnya, kemudian menjadikan informasi sebagai suatu komoditi utama. Informasi tidak lagi bersifat statis, tetapi secara terus-menerus dapat bertambah, nilainya berkembang sebagai data orisinal, pesan atau idenya semakin meluas. Di samping itu, kecepatan dan sambungan jaringan telah membuka saluran komunikasi di dalam organisasi, selanjutnya menyeberangi batas organisasi dan seterusnya menyediakan suatu komunikasi seketika (real time) di antara manusia di seluruh dunia.

(21)

No 3 Tahun 2003, yang merupakan sebuah aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan oleh instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Penerapan teknologi dalam manjemen perpustakaan didasarkan pada beberapa argumen berikut:

a.Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan. b.Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan. c.Meningkatkan citra perpustakaan.

d.Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.

Penggunaan teknologi informasi telah merambah semua bidang pekerjaan,tidak sedikit dijumpai pada setiap pekerjaan di berbagai instansi telah menerapkan teknologi informasi untuk mendukung segala aktivitasnya. Perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak bagi kehidupan manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Berikut dampak positif penggunaan teknologi informasi antara lain:

a.Pertukaran informasi antar personal, antar institusi dan antar negara menjadi lebih mudah dilakukan.

b. Pencarian informasi tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.

c. Pencarian informasi menjadi lebih cepat, tepat, ekonomis dan efisien.

Dengan semakin bergantungnya seluruh kegiatan kepada teknologi informasi, terdapat pula dampak negatif yang menyertai, di antaranya adalah: a. Transformasi kebudayaan yang tidak sesuai dapat mudah masuk ke Indonesia. b. Informasi yang beredar di masyarakat belum jelas keabsahannya.

(22)

d. Dapat dijadikan media untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan.

Sebagai penyedia informasi perpustakaan dituntut untuk dapat berpedoman pada tata aturan dalam mengelola informasi sehingga informasi yang akan diserap pemustaka tidak akan menyesatkan juga tidak dimanfaatkan untuk perilaku yang negatif.

Kata Teknologi Informasi berasal dari kata Information Technology. Kata Technology berdasarkan Kamus Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (1974) adalah penerapan pengetahuan secara sistematis pada tugas-tugas praktis dalam suatu industri. Senada dengan definisi tersebut, Sulistyo-Basuki (1992) menyatakan bahwa teknologi dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan.

(23)

segala data, fakta, dan pengetahuan yang disampaikan kepada orang lain melalui berbagai media, dalam bentuk tekstual, gambar, maupun suara.

Teknologi informasi merupakan sebuah istilah baru yang merupakan terjemahan dari Information Technology. Bagi kebanyakan orang teknologi informasi merupakan sinonim dari “Teknologi Baru”, karena karena kaitannya yang erat dengan mesin-mesin microprosesor, seperti mikro-komputer, alat-alat yang bekerja secara otomatis, seperti alat pengolah kata, dan lain sebagainya . Pengertian Teknologi Informasi berdasarkan British Advisory Council for Applied Research and Development (Dalam Zorkoczy, (1990 ) adalah meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan informasi , penerapan bidang dan teknik tersebut, komputer dan interaksinya dengan manusia dan mesin, masalah sosial ekonomi serta budaya yang berkaitan. .Memang banyak definisi-definisi tentang Teknologi Informasi, sehingga dalam “Macmillan Dictionary of Personal Computing and Communication” terdapat empat halaman yang menjelaskan tentang Teknologi Informasi.

Khusus di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, mengolah, menghasilkan, dan menyebar- luaskan informasi. Akar dari teknologi informasi pada masa sebelum ada komputer digital adalah telekomunikasi dan sistem audio-video. Kemudian dengan adanya komputer digital telah membentuk beberapa cabang baru. Dengan adanya kemajuan-kemajuan teknologi, saat ini cakupan Teknologi informasi meliputi :

(24)

yang sekarang dikenal dengan nama Trimitra; Telkom Memo; Lacak, dan lain-lain.

2) Komputer, termasuk mikrobentuk. Contohnya yaitu, perlindungan data, sistem pakar, komunikasi suara dengan bantuan komputer.

3) Jaringan digital, contohnya antara lain adanya surat elektronik, sistem informasi, jaringan informasi.

4) Audio dan video, termasuk sistem komunikasi optik. Contoh : Video Conference, Video-teks

2.4. Uses and Gratification

Uses and Gratification Theory adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan pesan dan media. Teori ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebahagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai prores penerimaan (pesan media). Pendekaatan Uses and Gratification ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan memperjelas penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendi, 2000 dalam Burhan Bungin 2013).

(25)

utama yang mendorong munculnya pendekatan penggunaan ini. Pertama, ada oposisi terhadap pandangan deterministis tentang efek media. Sikap ini merupakan bagian dari “penemuan kembali manusia” yang terutama terjadi pada sosiolog di amerika. Kedua, ada keinginan untuk lepas dari debat yang berkepanjangan tentang selera media masa. Dalam persoalan ini pendekatan Uses and Gratifications model menyajikan alternatif lain dalam memandang hubungan antara isi media dengan komunikan, dan dalam pengkategorian isi media.

Teori penggunaan dan kepuasan memfokuskan perhatian pada audiensi sebagai konsumen media, dan bukan pada pesan yang disampaikan.Teori ini menilai bahwa audiensi dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif sekaligus deskriminatif. Audiensi dinilai mengetahui kebutuhan mereka serta bertanggung jawab terhadap pilihan media yang dapat memnuhi kebutuhan mereka. Teori ini menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audiensi sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media dan akibat atau konsekuensi dari penggunaan media itu. Dalam perspektif teori penggunaan dan kepuasan audiensi dipandang sebagai partisipan yang aktif dalam proses komunikasi, namun tingkat keaktifan setiap individu tidaklah sama. Penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yan ditentukan oleh audensi sendiri. Teori penggunaan dan kepuasan menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audiensi sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media dan akibat atau konsekuensi dari penggunaan media tersebut. (Morissan, 2013:13).

(26)

mengenai peran anggota Individu atau sekelompok masyarakat dalam proses komunikasi massa secara aktif mencari media tertentu dan muatan untuk menghasilkan hasil yang memuaskan.

Pengguna aktif menurut penjelasan dari Blumer Active Audience yaitu:

1. Utilitas: media memiliki keuntungan bagi orang-orang dan orang-orang dapat menempatkan dan menggunakan media tersebut.

2. Intensionalitas: motivasi sebelum orang menentukan konsumsi konten media. 3. Selektivitas: pemilihan media hanya digunakan untuk kepentingan sendiri. 4. Imperviousness: mempengaruhi penonton membangun makna mereka sendiri

dari konten yang bias mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan lakukan. Mereka dapat menghindari beberapa jenis pengaruh media yang menggunakan teori uses and gratifications juga membedakan antara aktivitas dan keaktifan untuk lebih memahami penonton.

(27)

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumlerm dan Michael Gurevitch uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain. Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan bukan apa yang media lakukan pada pemirsanya’ (kritik akan teori jarum hipodermik, dimana pemirsa merupakan obejk pasif yang hanya menerima apa yang diberi media).

Sebagaimana yang diketahui, bahwa kebutuhan manusia yang memiliki motif yang berbeda-beda. Dengan kata lain, setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman dan lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini tentunya berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi akan sebuah media. Katz, Blumler, Gurevitch mencoba merumuskan asumsi dasar dari teori ini, yaitu : Khalayak dianggap aktif, apabila penggunaan media massa diasumsikan memiliki tujuan, dalam menggunakan komunikasi massa banyak yang mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak, media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhan pengguna. Dimana kebutuhannya ialah untuk memuaskan kebutuhan manusia, hal ini bergantung kepada khalayak yang bersangkutan. Banyak tujuan pemilih media massa yang diberikan anggota khalayak, pertimbangan akan keperluan audiens tentang media secara spesifik.

(28)

komentar berargumentasi bahwa pemenuhan kepuasan seharusnya dapat dilihat sebagai efek. Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan pada awalnya muncul pada tahun 1940 dan mengalami kemunculan kembali dan penguatan pada tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang memengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran media. Zillman sebagaimana dikutip McQuail telah menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan. Program TV yang sama bisa jadi berbeda saat harus kepuasan pada kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peranan sosialnya.

2.5. Minat

(29)

ahli komunikasi cenderung untuk sama-sama berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan apa yang disebut A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure. A-A Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA. Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure. Teori AIDDA dalam Effendy (2005:15) merupakan akronim dari : A : Attention (Perhatian) I : Interest (Minat) D : Disire (Hasrat/Keinginan) D : Decision (Keputusan) A : Action (Tindakan).

Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak melakukan action, maka pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention) sebagai awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana diharapkan komunikator (Effendy, 2005).

(30)

dikomunikasikan oleh komunikator. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan menimbulkan simpati komunikan kepada komunikator.

Proses tahap komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention) sebagai awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana diharapkan komunikator.

Dalam membangkitkan perhatian yang berperan penting adalah komunikatornya. Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan suatu daya tarik pada dirinya (source attractiveness) yang selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi yang disampaikannya. Namun yang harus diperhatikan juga bahwa dalam membangkitkan perhatiaan khalayak harus dihindari munculnya suatu himbauan yang negatif.

(31)

pengunjung sehingga akan muncul minat dalam diri masyarakat / pengguna untuk terus menggunakan perpustakaan sebagai pemenuhan kebutuhan akan informasi. Selanjutnya minat akan melahirkan rasa ingin/hasrat untuk terus berkunjung ke perpustakaan. Untuk meningkatkan minat masyarakat menggunakan perpustakaan, pengguna harus merasa puas atas fasilitas dan layanan yang diberikan.

(32)

baik yang bersifat menetap atau yang bersifat sementara, dan berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan faktor penentu internal yang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya. Minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu maka akan menampilkan suatu perhatian, perasaan dan sikap positif terhadap sesuatu hal tersebut. Minat merupakan suatu sikap yang kekal, mengikut sertakan perhatian individu dalam memilih obyek yang dirasakan menarik bagi dirinya dan minat juga merupakan suatu keadaan dari motivasi yang mengarahkan tingkah laku pada tujuan tertentu. Minat dipandang sebagai reaksi yang sadar, karena itu kesadaran atau info tentang suatu obyek harus ada terlebih dahulu daripada datangnya minat terhadap obyek tersebut, cukup kalau individu merasa bahwa obyek tersebut menimbulkanperbedaan bagi dirinya. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan suatu rasa suka/senang,dorongan atau ketertarikan dari dalam diri seseorang yang mengarahkannya pada obyek yang diminatinya.

Wilkie (dalam Tjiptono,2004), menyatakan ada 4 elemen dalam kepuasan konsumen/pengguna, yaitu :

1) Expectations (harapan); Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian dilakukan, konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka terima sesuai dengan harapan, keinginan, dan keyakinan mereka.

(33)

oleh harapan mereka. Selama mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen menyadari kegunaan produk aktual dan menerima kinerja produk tersebut sebagai dimensi yang penting bagi konsumen.

3) Comparison (perbandingan); Setelah mengkonsumsi barang atau jasa maka konsumen akan membandingkan harapan terhadap kinerja barang atau jasa sebelum membeli dengan kinerja aktual barang atau jasa tersebut.

4)Confirmation/disconfirmation;Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terhadap penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda atau dari pengalaman orang lain. Melalui penggunaan merek lain dan komunikasi dari perusahaan serta orang lain, konsumen membandingkan harapan kinerja barang atau jasa yang dibeli dengan kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Confirmation terjadi ketika harapan sesuai dengan kinerja aktual produk. Disconfirmation terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual produk. Konsumen akan merasa puas ketika terjadi confirmation dan disconfirmation yaitu ketika harapan melebihi kinerja aktual barang atau jasa.

Model ini yang menjadi indikator pada variabel yang diukur yaitu variabel minat masyarakat menggunakan perpustakaan yang merupakan variabel terikat pada penelitia

2.6. Kinerja Pustakawan

(34)

diartikan sebagai prestasi yang dapat dicapai suatu organisasi dalam suatu periode tertentu.Prestasi yang dimaksud adalah efektivitas organisasi dalam melayani kepentingan public,karena selalu berusaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukanorang lain (Soetopo,1999).Karna itu yang dibutuhkan disini adalah memenuhi kebutuhan dan berusaha memberikan kepuasan yang maksimal bagi para pelanggan.Untuk mengukur kinerja organisasi publik Levine dkk (1990) mengusulkan tiga konsep yaitu Responsiveness, Responsibility &akuntability.

Responsiveness atau sering disebut responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat,menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Jadi secara singkat responsivitas merujuk pada keselarasan antaraprogram dan kegiatan pelayanan dengan tingkat kebutuhan dan aspirasi masyarakat.Responsibilitas memberi makna apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publicitu dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi yang baik.Akuntabilitas menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para penjabat politik yang dipilih oleh rakyat dan karenanya dipandang sesuai dengan kehendak dan keinginan masyarakat. Dari dimensi ini indikator kinerja tidak saja dilihat dari dimensi internal seperti ukuran produktifitas, tetapi juga dilihat dari dimensi eksternal yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

(35)

agar mampu meningkatkan kinerjanya. Keberhasilan tugas dan fungsi suatu perpustakaan sangat tergantung pada aspek kemampuan dan motivasi pustakawannya.Selain kualifikasi kemampuan dan motivasi yang baik dalam melaksanakan tugasnya, seorang pustakawan harus bersikap sopan dan ramah dalam melayani pelanggan. Loyalitas dan dedikasi yang baik pada tugas, jujur dalam melaksanakan tugas serta bersifat empathy dan disiplin dalam melayani pengguna, agar para pengguna lebih betah dan akan meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan perpustakaan.

Lima dimensi karakteristik yang digunakan oleh pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan (A.V.A. Zeithaml & LL.L. Berry, 1985:65). Kelima dimensi karakteristik kualitas pelayanan tersebut adalah :

1) Empathy, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

2) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.

3) Responsivenes (daya tangkap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dalam memberikan pelayanan dengan tanggap.

4) Reliability (keandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan. 5) Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

pegawai dan sarana komunikasi.

(36)

dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui pendidikan (Kode Etik Pustakawan, 1998:10). Menurut definisi tersebut maka seseorang yang ingin menjadi pustakawan atau penyelenggara sebuah perpustakaan merupakan orang yang mempunyai pendidikan tertentu. Sampai atau tidaknya sebuah informasi kepada pemakai akan tergantung kepada peran pustakawan.

Kinerja pustakawan mengalami perubahan paradigma dengan adanya kemajuan dibidang teknologi informasi. Perubahan paradigma tersebut berakibat pada : a) Prestasi perpustakaan bukan lagi diukur berdasarkan kekayaan koleksi dan jumlah pengunjung, melainkan dari jumlah orang yang menggunakan layanan, meskipun mereka tidak datang secara fisik ke perpustakaan; b) Penyediaan fasilitas perpustakaan berteknologi tinggi, harus lebih mengerahkan pustakawan pada penyediaan muatan informasi yang dapat disajikan kepada pengguna. Dalam hal ini pustakawan harus mengubah sikap budaya kerja yang menuntut kerja cepat, tepat dan efesien (Achmad, 2012:45).

(37)

dan inovatif. Maju mundurnya suatu perpustakaan tergantung pada kemampuan dan antusiasme dari pustakawan. Pustakawan memainkan peran penting dalam usaha memenuhi kebutuhan informasi pemakainya (Sulistyo Basuki, 1991:3).

Setiap pustakawan memiliki cara tersendiri untuk mengembangkan layanan di perpustakaan, salah satunya adalah mengembangkan wawasan informasi yang didapat dari banyak sumber untuk menambah koleksi perpustakaan.

1. Meningkatkan Pelayanan Kepada Pengguna

(38)

2. Melakukan Promosi Perpustakaan

Untuk mengenalkan serta memasarkan jasa perpustakaan, perpustakaan tidak cukup hanya membangun jasa informasi serta mengharapkan masyarakat akan memenuhi perpustakaa. Pengguna perlu diingatkan secara terus menerus dan efektif akan eksistensi jasa perpustakaan serta apa saja yang dilakukan oleh perpustakaan (Sulistyo Basuki, 1991:5). Oleh karena itu diperlukan suatu kegiatan promosi perpustakaan melalui berbagai macam bentuk maupun kegiatan, sehingga pengguna mengetahui layanan apa yang disediakan dan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Hal ini diperlukan agar layanan yang tersedia di perpustakaan dapat digunakan dengan semaksimal mungkin oleh pengguna. Kegiatan promosi juga dilakukan dengan memajang buku-buku baru yang dimiliki perpustakaan. Untuk memudahkan pengguna yang membutuhkan koleksi, maka apabila terdapat pengguna yang membutuhkan buku-buku tersebut dapat dipinjam tanpa menunggu sampai 2 minggu dahulu. Hal ini dilakukan untuk mempermudahkan pengguna dalam mendapatkan informasi yang cepat.

3. Membantu Pengguna Dalam Menemukan Informasi

(39)

4. Mengeluarkan Buku yang Rusak dan Mengirimkannya ke Bagian Penjilidan. Perbaikan buku yang aktif dan terorganisasi dengan baik merupakan aktivitas perawatan dalam perpustkaan, karena adanya penuruan tajam pada kualitas pembuatan buku, khususnya kualitas kertas dan penjilidan (Morrow, 1993). Maka dari itu, perbaikan koleksi yang rusak harus segera tertangani. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga agar kerusakan yang ada menjadi tidak parah. Sehingga dengan melakukam hal diharapkan koleksi dapat segera tertangani dengan cepat agar koleksi dapat dipergunakan kembali oleh pengguna yang membutuhkan. Pengambilan buku yang rusak dari jajaran koleksi menurut Sulistyo Basuki (1991) bisa dilakukan pada waktu penyusunan buku ke rak, pengaturan buku di rak dan verifikasi koleksi. Sebelum melakukan pengiriman koleksi yang rusak ke bagian penjilidan, maka dilakukan pengecekan ke ruang pengolahan terlebih dahulu untuk melihat kondisi ruangan apakah penuh dengan buku yang menunggu untuk diperbaiki atau tidak. Hal ini dilakukan agar koleksi tidak terlalu lama berada di ruang pengolahan, sehingga apabila terdapat pengguna yang membutuhkan koleksi tersebut dapat langsung menggunakannya tanpa menunggu lama.

5. Mengawasi Pemanfaatan Koleksi

(40)

terhadap koleksi dilakukan oleh pustakawan untuk melihat apakah suatu koleksi diberdayakan dengan baik oleh pengguna atau tidak. Menurut Sulistyo Basuki (1991) yang mengatakan duplikasi koleksi bisa dilakukan jika terdapat alasan yang kuat, seperti banyaknya permintaan akan buku tersebut. Kegiatan duplikasi dilakukan agar setiap pengguna bisa mendapatkan koleksi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat. Kemudian untuk buku-buku yang jarang dimanfaatkan dapat dijadikan acuan untuk dilakukan promosi.

6. Menjaga Ketertiban dan Kebersihan Ruangan

Ketertiban dan kebersihan ruangan merupakan salah satu faktor yang mendukung dalam memberikan kenyamanan bagi pengguna. Merupakan tugas pustakawan dalam menjaga ketertiban pengunjung perpustkaan dan kebersihan perpustakaan. Untuk menjaga ketertiban dari ruangan perpustakaan, semua pustakawan menjawab dengan memberikan kebebasan kepada penggun dalam melakukan berbagai kegiatan diperpustakaan asal tidak mengganggu pengguna lain. Apabila terdapat pengguna yang sudah sangat ribut barulah pustakawan memberikan teguran kepada pengguna tersebut. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna lain. Sehingga dengan ini dapat menjaga konsentrasi pengguna lainnya yang sedang belajar dalam perpustakaan.

7. Memeriksa Ketepatan Susunan Koleksi di Rak

(41)

tersusun dengan baik, sehingga memudahkan pengguna dalam mencari koleksi yang dibutuhkan.

8. Membuat Laporan Statistik Kegiatan

Manajemen maupun pimpinan perpustakaan pada umunya ingin mengetahui bagaimana unjuk kerja perpustakaan. Dari perbandingan statistika selama beberapa tahun terakhir dapat menunjukkan posisi perpustakaan. Selain itu, dengan menggunakan statistik dapat terlihat keberhasilan penyajian fasilitas dan layanan perpustakaan (Armstrong, 1994). Menurut Sudarmasto (1996:4) statistik dapat menunjukkan kunci pokok dalam peranannya sebagai proses pengambilan keputusan ataupun dalam memecahkan suatu masalah di perpustakaan.

2.7. Pengguna / Pemustaka

Istilah pengguna perpustakaan atau pemakai perpustakaan lebih dahulu digunakan sebelum istilah pemustaka muncul. Menurut Sutarno NS dalam Kamus Perpustakaan dan Informasimendefinisikan pemakai perpustakaan adalah kelompok orang dalam masyarakat yang secara intensif mengunjungi dan memakai layanan dan fasilitas perpustakaan, sedangkan pengguna perpustakaan adalah pengunjung, anggota dan pemakai perpustakaan.

(42)

pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya).

Jenis Pemustaka memiliki dua kriteria yaitu :

a. Kriteria objektif seperti kategori sosio-profesional, bidang spesialisasi, sifat kegiatan yang menyebabkan perlunya informasi, dan alasan menggunakan system informasi

b. Kriteria sosial dan psikologis seperti sikap dan nilai menyangkut informasi pada umumnya dan hubungannya dengan unit informal pada khususnya; sebab dan alasan yang berkaitan dengan prilaku mencari informasi dan komunikasi, prilaku sosial serta profesional Pemustaka.

Jenis Pemustaka dapat dinyatakan sebagai :

a. Pemustaka yang belum terlibat dalam kehidupan aktif seperti pelajar dan mahasiswa

b. Pemustaka yang mempunyai pekerjaan, informasi yang diinginkan merupakan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.

Perpustakaan perlu mengetahui beberapa karakteristik Pemustaka terutama dalam menunjang aktivitasnya. Penna (1988:30) mengungkapkan karakteristik tersebut adalah :

1. Individual or group yaitu apakah Pemustaka datang ke perpustakaan sebagai individu atau sebagai suatu kelompok.

2. Place of learning, yaitu tempat yang biasa digunakan oleh Pemustaka untuk membaca buku atau belajar.

(43)

4. Leisure or necessity factor, yaitu apakah Pemustaka berkunjung ke perpustakaan untuk sekedar mengisi waktu luang atau karena dia membutuhkan buku atau informasi tertentu.

5. Subject of study, yaitu bidang apa yang sedang didalami Pemustaka. Apakah dia sedang menulis mengenai suatu subjek tertentu yang sangat khusus, atau sedikit lebih luas.

6. Level of study, yaitu tingkat pendidikan Pemustaka. Kebutuhan mahasiswa S1 tentu berbeda dengan kebutuhan mahasiswa tingkat S2 atau S3.

7. Motivation, yaitu sejauh mana keinginan dan antusiasme Pemustaka dalam memanfaatkan layanan perpustakaan.

Berbagai sifat dan karakter Pemustaka yang perlu dipahami agar pustakawan dapat menghadapinya dengan baik, berikut ini beberapa karakter dan cara menghadapi Pemustaka:

1. Pendiam dapat dihadapi dengan penyambutan secara ramah untuk menarik perhatiannya,

2. Tidak sabar, dapat mengemukakan bantuan kita secara maksimal dan secepat mungkin,

3. Banyak bicara dengan menawarkan bantuan dan mengalihkan perhatian pada hal-hal yang ditawarkan dengan penjelasannya,

4. Banyak permintaan, dengarkan dan segera penuhi permintaannya serta minta maaf dan memberi alternative lain apabila permintaan tidak tersedia,

(44)

6. Senang membantah harus dihadapi dengan tenang, dan jangan pernah terpancing untuk berdebat,

7. Lugu dihadapi dengan menerima apa adanya, menanyakan keperluannya dan melayani berdasarkan permintaan,

8. Siap mental, dihadapi dengan membiarkannya memilih yang dikehendaki, tanpa banyak bertanya, memuji pemakai dan ucapkan terima kasih atas kunjungannya,

9. Yang curiga dihadapi dengan memberikan jaminan yang baik dan jangan tunjukkan sikap seolah-olah petugas lebih unggul,

10. Yang sombong dihadapi dengan tenang, sabar menghadapi sikapnya dan tidak terlalu serius, serta berikan kesan bahwa pengguna tersebut perlu dihormati.

Pemustaka berkunjung ke perpustakaan karena adanya suatu kebutuhan yang ingin dipenuhi. Ada tiga kebutuhan yang sering ditemui pada Pemustaka perpustakaan antara lain :

a. Need for information, merupakan suatu kebutuhan akan informasi yang bersifat umum.

b. Needs for material and facilities, merupakan kebutuhan untuk mendapatkan buku-buku atau bahan pustaka lain, serta kebutuhan akan fasilitas perpustakaan yang menunjang kegiatan belajar

(45)

Untuk mengatahui lebih jauh tentang kebutuhan pemustaka, yaitu:

1. Berkaitan dengan status diri, apakah yang pemustaka kita itu masih single atau sudah menikah, atau usia untuk siap menikah, dari penggolongan itu saja, kita sebagai pengelola perpustakaan bisa melakukan analisis berkaitan dengan sikap dan perlakuan kita terhadap para pemustaka

2. Berkaitan dengan tingkat pendidikan dari pemustaka, ada yang berpendidikan hingga mencapai gelar guru besar akademik, tetapi ada pula yang berpendidikan setingkat SMA.

3. Pemustaka kita apakah tergolong sebagai pemustaka yang aktif, atau pemustaka yang pasif. Pemustaka aktif tentu dia akan menemukan sesuatu yang menarik di perpustakaan. Dia aktif melakukan peminjaman buku, aktif membaca, aktif mencari informasi dan senang berkunjung di perpustakaan di sela waktu luangnya, situasi demikian membuat pengelola perpustakaan perlu untuk meningkatkan layanan itu. Kelompok yang demikian sering dikatakan sebagai pemustaka yang cinta pada perpustakaan. sedangkan bagi pemustaka yang pasif, perlu kita analisis lebih jauh, apa yang membuat pemustaka hanya datang ke perpustakaan hanya untuk mencari sesuatu yang dibutuhkan. Bagaimana caranya agar perpustakaan menjadi salah satu kebutuhan untuk dikunjungi. Dibutuhkan kreativitas pengelola perpustakaan untuk menciptakan sesuatu yang menjadi daya tarik buat pemustaka.

(46)

dukungan hawa yang sejuk di perpustakaan dan suasana yang nyaman dan tenang.

5. Kelompok yang lain lagi barangkali adalah dari golongan pegiat literasi. Kelompok ini aktif melakukan studi pustaka di berbagai perpustakaan untuk mencari berbagai sumber informasi yang kemudian dituangkan kembali dalam sebuah tulisan. Kelompok pegiat literasi dewasa ini semakin tumbuh dan berkembang di Indonesia, mereka membentuk satu wadah dalam topik yang khusus maupun juga terbuka untuk semua tema.

2.8. Efektifitas

A. Pengertian Efektifitas

Efektifitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam setiap organisasi. Efektivitas disebut juga efektif, apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soewarno yang mengatakan bahwa efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Caster I. Bernard, efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama (Bernard, 1992).

(47)

menentukan indicator efektivitas sehingga dengan demikian akan lebih sulit lagi bagaimana cara mengevaluasi tentang efektivitas.

Pengertian yang memadai mengenai tujuan atau sasaran organisasi, merupakan langkah pertama dalam pembahasan efektifitas, dimana seringkali berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam usaha mengukur efektivitas yang pertama sekali adalah memberikan konsep tentang efektifitas itu sendiri. Efektivitas mererupakan kemampuan untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas suatu lembaga secara fisik dan non fisik untuk mencapai tujuan serta meraih keberhasilan yang maksimal.

Pendekatan efektivitas dilakukan dengan acuan berbagai acuan yang berbeda dari lembaga, dimana lembaga mendapatkan input atau masukan berupa berbagai macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan dan proses internal yang terjadi dalam lembaga mengubah input menjadi output atau program yang kemudian dilemparkan kembali pada lingkungannya.

1. Pendekatan sasaran (Goal Approach)

(48)

direncanakan. Dengan demikian pendekatan ini mencoba mengukur sejauhmana organisasi atau lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. 2. Pendekatan Sumber (System Resource Approach)

Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya. Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara keadaan dan system agar dapat menjadi efektif. Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai ketebukaan system suatu lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga mempunyai hubungan yang merata dalam lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang terdapat pada lingkungan seringkali bersifat langka dan bernilai tinggi.

3. Pendekatan Proses (Internal Proces Aproach)

Pendekatan proses menganggap sebagai efesiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif proses internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki lembaga yang menggambarkan tingkat efesiensi serta kesehatan lembaga.

B. Pengukuran efektifitas

(49)

Menurut (Cambel J.P, 2009:26) pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah :

1. Keberhasilan program 2. Keberhasilan sasaran 3. Kepuasan terhadap program 4. Tingkat input dan output 5. Pencapaian tujuan menyeluruh

Efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan operasional dalam melaksanakan program-program kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, secara komprehensif, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokoknya atau untuk mencapai sasaran yang tidak ditentukan sebelumnya.

Pengukuran efektivitas dengan menggunakan sasaran yang sebenarnya dan memberikan hasil daripada pengukuran efektivitas berdasarkan sasaran resmi dengan memperhatikan masalah yang ditimbulkan oleh beberapa hal berikut: 1. Adanya macam-macam output, adanya macam-macam output yang dihasilkan

(50)

dengan memperhatikan bermacam-macam simultan. Karena itu yang diperoleh dari pengukuran efektivitas adalah profil atau bentuk dari efek yang menunjukkan ukuran efektivitas pada setiap sasaran yang dimilikinya. Selanjutnya hal lain yang sering dipermasalahkan adalah frekuensi penggunaan kriteria dalam pengukuran efekivitas seperti yang dikemukakan oleh R.M Strees, yaitu bahwa kriteria dan penggunaan hal-hal tersebut dalam pengukuran efektivitas adalah : (a) Adaptasi dan fleksibilitas, (b) Produktifitas, (c) Keberhasilan, (d) Keterbukaan dalam berkomunikasi, (e) Keberhasilan pencapaian program, (f) Pengembangan program.

(51)

elemen-elemen kontektual berpengaruh terhadap informasi lembaga dan menentukan tercapai tidaknya sasaran yang hendak dicapai.

2.9. Kerangka Konsep

Menurut Nawawi (2007:5), kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas atau independent variable (X1 dan X2 ), variabel bebas dalam penelitian ini adalah “website/informatian control” dan “Affect of service” 2. Variabel terikat atau dependent variable (Y), variabel terikat dalam penelitian

ini adalah “Minat masyarakat/pengguna”.

2.10. Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentrsnformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :

Variabel Bebas (X1)

website/informatiancontrol

l Variabel Terikat (Y)

(52)

2.11. Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori diatas maka dibuatlah operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian. Operasional ini adalah mengukur konsep yang abstrak menjadi konstruk yang dapat diamati dan diukur.

Tabel 2.1. Variabel Operasional Penelitian

Variabel Indikator

Variabel Bebas (X1) website/informatian

control (Kualitas informasi dan akses informasi)

1. Scope of content (cakupan isi) 2. Convenience (kenyamanan)

3. Ease of navigation (kemudahan navigasi) 4. Timelines (kecepatan)

5. Equipment (peralatan)

6. Self reliance (kepercayaan diri) Variabel Bebas (X2) Affect

of service (Kinerja pustakawan dalam pelayanan)

1. Empathy, (rasa peduli dan perhatian)

2. Responsiveness, (siap/tanggap, membuka diri)

3. Assurance, (pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keramahan)

4. Reliability, (menepati janji dan harapan secara cepat dan akurat)

Variabel Terikat (Y)Minat

(53)

variavel operasional adalah seperti petunjuk pelaksana bagaimana cara mengukur variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefenisikan sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X1) : Website / Information (Kualitas Informasi dan Akses Informasi), yaitu ketersediaan informasi dan akses informasi yang berkualitas. a. Scope of content (cakupan isi), yaitu menyangkut tentang ketersediaan

koleksi yang memadai, kekuatan koleksi yang dimiliki dan cakupan isi. b. Convenience (kenyamanan), yaitu kenyamanan pengguna dalam mengakses

informasi, yaitu terkait dengan kenyamanan pengguna mengakses informasi tampa harus datang ke perpustakaan dan kejelasan petunjuk dalam pelayanan.

c. Ease of navigation (kemudahan navigasi), yaitu kemudahan pengguna untuk mengakses informasi yang dimiliki oleh perpustakaan baik melalui katalog digital maupun langsung pada jajaran rak koleksi.

d. Timelines (kecepatan), yaitu kecepatan pengguna untuk mengakses informasi, yang mana sangat didukung oleh kesesuaian data pada katalog digital dengan data koleksi di jajaran rak, keteraturan susunan koleksi di rak. e. Equipment (peralatan), yaitu peralatan pengguna untuk mengakses

informasi, dalam hal ini adalah kecukupan jumlah komputer penelusran dan kecepatan fasilitas hotspot untuk mengakses informasi.

(54)

menggunakan komputer penelusuran maupun mencari koleksi langsung pada jajaran rak.

2. Variabel bebas (X2) : Affec of service (Kinerja Pustakawan), yaitu kemampuan pustakawan dalam melayani pengguna.

a. Empathy (rasa peduli dan perhatian), yaitu rasa peduli dan memberi rasa penuh perhatian kepada setiap individu pengguna.

b. Responsiveness (daya tangkap), yaitu selalu siap dan tanggap membantu pengguna yang kesulitan dan selalu membuka diri untuk membantu.

c. Assurance (jaminan), yaitu mencakup ke mampuan pengetahuan, wawasan kesopanan dan keramahan pustakawan dalam melayani pengguna. Dengan pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keramahan tersebut membuat pengguna menaruh rasa percaya kepada layanan perpustakaan.

d. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan memberi janji dan harapan dalam pelayanan dan menepatinya secara tepat dan akurat.

3. Variabel terikat (Y) : Minat masyarakat / pengguna

a. Expection (harapan), yaitu harapan masyarakt / pengguna sebelum berkunjung ke perpustakaan

b. Performance (prestasi), yaitu apakah masyarakat / pengguna merasa puas tanpa terpengaruh harapan ketika sebelum berkunjung ke perpustakaan. c. Comparison (membandingkan), yaitu masyarakat / pengguna akan datang

kembali ketika harapan sebelum berkunjung ke perpustakaan sesuai atau melebihi persepsi mereka terhadap kinerja pustakawan.

(55)

2.13. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah. Secara sederhana hipotesis merupakan dugaan sementara yang diharapkan terjadi dalam penelitian. Hipotesis memfokuskan kita untk berfikir lebih dalam tentang kemungkinan. Dengan kata lain hipotesis adalah sebuah kesimpulan tetapi masih harus diuji kebenarannya. Berdasarkan teori dan kerangka konsep yang telah disebutkan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh antara websiteperpustakaan terhadap meningkatnya minat masyarakat menggunakan perpustakaan Kota Medan.

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara websiteperpustakaan terhadap meningkatnya minat masyarakat menggunakan perpustakaan Kota Medan.

H2: Terdapat pengaruh antara kinerja pustakawan terhadap meningkatnya minat masyarakat menggunakan perpustakaan Kota Medan

H0: Tidak terdapat pengaruh antara kinerja pustakawan terhadap meningkatnya minat masyarakat menggunakan perpustakaan Kota Medan

H3 : Terdapat pengaruh antara website perpustakaan dan kinerja pustakawan terhadap meningkatnya minat masyarakat menggunakan perpustakaan Kota Medan

Gambar

Tabel 2.1. Variabel Operasional Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dijelaskan dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa, “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan

peningkatan intensitas warna yang diukur menggunakan M-TCF dan jumlah sel kromatofor pada lapisan epidermis komet karena penambahan tepung kepala udang dalam pakan

Sel pigmen kromatofor yang tersebar di dalam lapisan epidermis menyebabkan butiran sel pigmen tersebut dapat menyerap sinar dengan sempurna, sehingga terjadi peningkatan

Persepsi Guru Pendidikan Agama di SD N 5 Keling (6e) terhadap “ tugas unjuk kerja mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar ” (item soal nomor 24)

Variabel Bebas data produksi yang diambil bulan Januari 2013 – Desember 2013, Data permintaan yang diambil bulan Januari 2013 – Juni 2014, biaya produksi, biaya simpan, biaya set up

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) meningkatkan kompetensi praktik siswa, dan (2) meningkatkan hasil praktik siswa melalui perancangan work preparation sheet guna

Penelitian ini dirancang untuk mendiskripsikan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tempat pengolahan sampah pada Badan Usaha Milik Desa di Desa Blulukan Kecamatan

Muhaemin., et al., Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT.. Kedua, pewarisan budaya. Ketiga, interaksi antara potensi