• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai titik potong kadar angiostatin urin sebagai prediktor keganasan pada tumor ovarium epitel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nilai titik potong kadar angiostatin urin sebagai prediktor keganasan pada tumor ovarium epitel"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat dan bentuk berbeda dari sel asalnya. Hal ini terjadi karena proliferasi dan differensiasi abnormal sel-sel ovarium. Etiologi yang pasti dari kanker ovarium belum dapat ditentukan. Ada beberapa hipotesa yang menyatakan patogenesis kanker ovarium epitel disebabkan oleh mutasi gen pengatur yang didukung oleh beberapa faktor risiko, diantaranya adalah faktor genetik (herediter), usia, status menopause, paritas, obesitas, dan lingkungan, yang telah diteliti memiliki hubungan dengan kejadian keganasan ovarium.1

(2)

Hanya ada 10-15% kasus kanker ovarium terjadi sebelum menopause, tetapi kanker ovarium yang berasal dari sel germinal, dimana jenis kanker ini walaupun jarang terjadi, ditemukan terbanyak pada wanita berusia antara 15 sampai 35 tahun. Dari seluruh kanker ovarium terdapat sekitar 85-90% adalah karsinoma ovarium tipe epitel.2

Kanker ovarium dikenal sebagai “silent killer” karena biasanya tidak ditemukan gejala apapun sampai diketahui massa telah membesar dan metastasis ke bagian tubuh lain. Deteksi dini kanker ovarium akan memberikan angka ketahanan hidup (survival) sampai 90% pada seorang wanita. Akan tetapi, hanya ada sekitar 20% kasus yang ditemukan pada stadium awal. Sebanyak 80% kasus lain ditemukan pada stadium lanjut dan hanya akan memiliki 11% angka survivaldalam 5 tahun.3

Pada penelitian systematic review tahun 2009 menyebutkan bahwa prognosis penderita kanker ovarium akan lebih baik bila ditemukan pada stadium awal.4 Oleh karena itu berbagai upaya diagnostik yang lebih baik terus dilakukan untuk menapis penderita tumor ovarium jinak atau ganas. Modalitas diagnostik ini termasuk pemeriksaan sonografi atau imaging lainnya sampai melakukan studi proteomik untuk menemukan penanda tumor yang paling efektif.5

(3)

genitalia wanita maka sensitivitas dan spesifisitas CA-125 dianggap masih kurang ideal, walaupun kadarnya dapat ditemukan meningkat pada kurang lebih 80% kasus kanker ovarium epitel dan 50% pada kanker ovarium stadium awal.7,8

Selain biomarker tumor ovarium, peranan ultrasonografi (USG) sebagai modalitas diagnostik telah memberikan kontribusi dalam membedakan tumor ovarium jinak atau ganas.8,9 Tetapi pemeriksaan USG dapat menimbulkan perbedaan interpretasi dari sonografer yang menilainya. Oleh karena itu dikembangkan berbagai kriteria diagnostik atau cara pemeriksaan yang prediktif serta akurat dalam menegakkan diagnosis tumor ovarium jinak dan ganas.9

Kriteria diagnostik yang prediktif serta cukup akurat dalam menegakkan diagnosis tumor ovarium jinak dan ganas diperkenalkan oleh Jacob et al pada tahun 1990 yang menemukan sistem skoring yang cukup sederhana yaitu Risk of Malignancy Index (RMI) atau indeks risiko keganasan yang dihitung berdasarkan kadar serum CA-125, status menopause, dan hasil pemeriksaan morfologi tumor ovarium dengan USG. Pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa skor RMI 200 dapat membedakan tumor ovarium epitel jinak dan ganas dengan sensitivitas 78% dan spesifisitas 80%.8

(4)

dapat berkembang lebih dari 2-3 mm tanpa angiogenesis. Sifat angiogenesis sangat relevan untuk dievaluasi sebagai penanda diagnostik dan prognostik baru pada kanker ovarium.10

Proses angiogenesis selama tahap awal dari perkembangan tumor dimodulasi oleh proangiogenic/ angiogenic growth factors dan antiangiogenic/ angiogenesis inhibitors dalam suatu keadaan yang seimbang (angiogenic switch).11,12 Molekul proangiogenik seperti VEGF (vascular endothelial growth factor), bFGF (basic fibroblast growth factor) dan PDGF (platelet derived growth factor) akan dilepaskan dari sel endotel dan sel stromal bila dipicu oleh keadaan seperti stres oksidatif, stres mekanik dan asidosis. Mediator ini akan mengaktivasi sel endotel dan progenitor sel endotel untuk membentuk pembuluh darah baru. Dalam keadaan homeostasis, kadar angiogenik yang tinggi harus diseimbangkan dengan kadar inhibitor angiogenesis atau angiostatik seperti trombospondin-1, endostatin, dan angiostatin.13

Penelitian mengenai sifat dependen angiogenesis pada tumor telah dilakukan oleh Hazelton et al. tahun 1999 yang melaporkan bahwa cairan kista kanker ovarium memiliki kadar VEGF yang tinggi dan kadar bFGF sangat rendah. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan kadar VEGF antara kista jinak dan ganas (peningkatan 6 vs 26 kali).14

(5)

VEGF positif. Hal ini menunjukan adanya ekspresi angiostatin dan absennya ekspresi VEGF merupakan faktor prognostik yang lebih baik untuk menilai angka ketahan hidup penderita kanker ovarium.15

Mekanisme bagaimana ekskresi angiostatin ke urin masih belum diketahui dengan jelas. Angiostatin merupakan fragmen pemecahan dari plasminogen (PLG). Pasminogen sendiri dibentuk dari rantai berat (amino-terminal) dimana rantai ini terdiri dari 5 domain kringle (K) dan rantai ringan (carboxyl-terminal). Penelitian oleh Urano T tahun 1987 menyatakan bahwa domain kringle ini memfasilitasi plasminogen berikatan dengan molekul besar seperti fibrinogen dan juga dengan ligan molekul kecil seperti ion klorida (Cl). Aktivasi PLG oleh urokinase urin manusia dihambat oleh Cl- pada konsentrasi fisiologis. Ketika absorpsi Na+ terjadi di tubulus renalis, Cl- juga ikut diabsorpsi sebagai counter ion. Adanya fakta bahwa konsentrasi ion Cl- berbeda-beda selama filtrasi glomerulus, maka aktivasi plasminogen melalui ikatan dengan klorida juga dapat terjadi secara bermakna. Hal inilah yang mengakibatkan produksi dari fragmen plasminogen seperti angiostatin dan plasmin ada di urin.16

(6)

secara tunggal maupun kombinasi dengan penanda tumor lainnya.17 Penelitian lain oleh Damayana tahun 2014 di Medan juga menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kadar angiostatin urin antara tumor ovarium epitel ganas dan jinak (p<0,05).18

Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kadar angiostatin urin sebagai prediktor keganasan pada wanita penderita tumor ovarium epitel dengan menemukan nilai cut off, sensitivitas, dan spesifisitas yang nantinya agar angiostatin urin dapat menjadi alternatif pemeriksaan non invasif maupun diagnostik suatu tumor ovarium epitel.

1.2. Rumusan Masalah

Kanker ovarium sering dianggap sebagai “silent killer“, karena sebagian besar dari kasus ini diketahui sudah pada stadium lanjut. Penelitian terus dilakukan untuk menemukan alat diagnostik yang lebih efektif untuk menapis tumor ovarium epitel jinak dan ganas sedini mungkin dimana salah satunya adalah angiostatin urin. Maka untuk itu, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Berapakah nilai titik potong kadar angiostatin urin yang dapat dijadikan sebagai prediktor keganasan pada tumor ovarium epitel?”

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

(7)

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia, usia menarche, paritas, dan status menopause.

2. Mengetahui distribusi hasil pemeriksaan histopatologi tumor ovarium epitel.

3. Mengetahui perbedaan kadar angiostatin urin penderita tumor ovarium epitel jinak dan ganas.

4. Mengetahui kurva Receiver Operating Characteristic (ROC), nilai Area Under the Curve (AUC), nilai titik potong (cut off point), sensitivitas, dan spesifisitas kadar angiostatin urin sebagai prediktor tumor ovarium epitel ganas.

5. Mengetahui hubungan peningkatan kadar angiostatin urin dengan kejadian tumor ovarium epitel ganas, nilai duga positif (positive predictive value), dan nilai duga negatif (negative predictive value) kadar angiostatin urin sebagai prediktor tumor ovarium epitel ganas.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

(8)

1.4.2. Manfaat Metodologis

Kadar angiostatin urin dapat dijadikan metode penapisan tumor ovarium epitel jinak dan ganas dengan sensitivitas dan spesifisitas yang lebih tinggi dibandingkan penanda tumor ovarium epitel yang lain di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.4.3. Manfaat Aplikatif

Referensi

Dokumen terkait

a. Secara otoritas formal adalah satu-satunya yang diperbolehkan terlibat untuk memikirkan tindakan-tindakan yang penting atau yang baru dalam organisasinya. Sebagai

(3) Etos kerja dan pola pikir (mindset) pimpinan unit satuan kerja, tenaga pendidik dan kependidikan dalam mengelola program-program kegiatan akademik dan non- akademik masih

Lif Khoiri Ahmadi, (2010), Proses Pembelajaran Kreatif Dan Inovatif Dalam Kelas , Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, hal.13. Widya Puspita, hal.. a) Asumsi filosofis

Kamera dari Android dapat berfungsi sebagai mata dari robot humanoid tersebut, dan membuat robot yang awalnya bergerak dengan menggunakan remote control menjadi bergerak

The following command seeds the random number generator using the time of day so that a different sequence of random numbers occurs for each run of a simulation:..

Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, Buku Tanya Jawab Seputar Kredit Usaha Rakyat (KUR),

Berdasarkan hasil penilaian, kesesuaian penggunaan bahasa pada buku teks pelajaran Bahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Edisi Revisi 2016 sesuai dengan perkembangan

Keputusan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan