1 Marisa Noviyanti Fajra Ilsya, 2016
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga tim yang berkembang dalam masyarakat saat ini salah satunya
adalah bolabasket. Olahraga bolabasket sudah mengalami banyak perubahan dari
pertama lahirnya olahraga ini hingga sekarang. Olahraga bolabasket berkembang
pesat sebagai cabang olahraga prestasi, selain mudah dipahami, penyelenggaraan
pertandinganya pun mudah dilakukan. Selain itu olahraga bolabasket memiliki peminat yang banyak. Sodikun (1992, hlm. 8) menyatakan “Bolabasket adalah cabang olahraga yang banyak digemari oleh remaja”. Dari olahraga ini para
remaja memperoleh banyak manfaat, khususnya dalam hal pertumbuhan fisik,
mental dan sosial yang baik. Selain itu manfaat yang dirasakan tersebut dapat
menjadikan remaja termotivasi untuk mendalami olahraga ini untuk lebih serius
atau dengan kata lain remaja tersebut ingin menjadi atlet pada olahraga bolabasket
dan ingin mencapai prestasi maksimal.
Prestasi puncak dalam olahraga prestasi merupakan tujuan utama yang
harus dicapai oleh setiap atlet termasuk pada cabang olahraga bolabasket. Tujuan
untuk berprestasi bagi atlet seharusnya menjadi keinginan mutlak karena mereka
telah berlatih keras dalam mempersiapkan diri untuk tanding dalam sebuah
pertandingan. Prestasi puncak dipengaruhi oleh dua faktor secara garis besar yaitu
faktor eksogen (lingkungan) dan faktor endogen (dalam diri). Seperti yang
dikatakan oleh Lutan (1988, hlm.13) “Faktor-faktor yang mempengaruhi
pencapaian prestasi dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu (1) faktor
eksogen dan (2) faktor endogen”.
Faktor eksogen (lingkungan) atau dari luar diri atlet atau dari pihak lain
biasanya bersumber dari tim pelatih atau official lainnya dan juga mungkin dari
kepengurusan dalam sebuah cabang olahraga serta lingkungan tempat berlatih
maupun tempat bertanding. Sedangkan faktor endogen (dalam diri) biasanya lebih
bersumber pada apa yang dirasakan oleh atlet itu sendiri baik secara fisik maupun
Marisa Noviyanti Fajra Ilsya, 2016
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam sebuah pencapian prestasi faktor endogen sebaiknya lebih
didahulukan karena faktor endogen merupakan faktor awal yang harus dilatih dan
tidak bersifat melekat di dalam diri. Contohnya adalah fisik seorang atlet yang
harus dilatih jika atlet tersebut ingin memiliki fisik yang baik karena fisik tidak
melekat begitu saja di dalam diri seorang atlet. Sama halnya dengan fisik, psikis
(mental) atlet pun perlu dilatih karena psikis merupakan faktor penting yang
menunjang performa dalam mencapai prestasi dan psikis tidak melekat begitu saja
dalam diri seorang atlet.
Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada faktor endogen yang
bersumber pada psikis, karena permasalahan psikis yang dialami atlet
bermacam-macam bentuknya. Seperti permasalahan yang berasal dari luar diri atlet, yaitu
adanya lawan, wasit, penonton, dan lingkungan. Adapun permasalahan yang
timbul karena faktor endogen, yaitu permasalahan yang berasal dari dalam diri
atlet itu sendiri, misalnya permasalahan rasa percaya diri, emosi, motivasi,
intelegensi, stres yang berlebihan yang menyebabkan kecemasan. Semua
permasalahan itu tentu akan berpengaruh terhadap performa atlet dalam mencapai
prestasi. Namun dalam penelitian ini penulis hanya mengambil salah satu
permasalahan yang ditimbulkan dari faktor endogen, yaitu kecemasan.
Weinberg & Gould (2011, hlm. 4) mengungkapkan “Sport and exercise
psychology is the scientific study of people and their behavior in sport and
exercise activities and the practical application of that knowledge” atau dengan
kata lain Psikologi dalam olahraga adalah studi ilmiah tentang manusia dan
prilaku mereka di dalam olahraga dan aktivitas latihan serta penerapan
pengetahuan tentang hal itu. Selain itu psikologi mempresepsi bentuk intervensi
yang dinilai berhasil untuk memperbaiki prestasi serta kondisi atlet ataupun
individu pada umumnya dalam hubungannya dengan kegiatan olahraga. Psikologi
olahraga berusaha memahami dan membantu atlet elit, anak-anak, orang-orang
cacat secara fisik atau mental, orang tua, dan peserta untuk mencapai partisipasi
maksimum, performa puncak, kepuasan pribadi, dan pengembangan melalui
Marisa Noviyanti Fajra Ilsya, 2016
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Psikologi bisa menjadi faktor yang sangat penting dibandingkan faktor
lainnya, seperti fisik, teknik dan strategi. Bahkan untuk kondisi tertentu 80%
keberhasilan seorang atlet sangat bergantung pada ketangguhan mental atlet.
Menurut Gunarsa (1996, hlm.50), mental memiliki sumbangan lebih besar pada
penampilan atau performa pada atlet dari pada aspek lainnya. Karena dalam aspek
fisik, teknik dan taktik yang sangat baik pun akan hancur apabila aspek mental
tidak dilatih.
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekalahan atau
kemenangan atlet di lapangan lebih besar disebabkan oleh faktor psikis atau
mental, dan faktor psikis tersebut dapat dikerucutkan lagi menjadi lebih spesifik
ke dalam aspek kecemasan. Kecemasan memiliki hubungan dengan performa,
karena ketika seorang atlet mengalami kecemasan secara berlebihan besar
kemungkinan atlet tersebut tidak akan bisa mengendalikan dirinya sehingga atlet
tidak akan bisa menampilkan performa terbaiknya dalam pertandingan yang
diikutinya.
Kecemasan dapat terjadi kapan dan dimana saja, biasanya terjadi ketika
seseorang sedang dihadapkan pada suatu masalah dalam keadaan tertentu. Dapat
didefinisikan kecemasan menurut Weinberg & Gould (2011, hlm. 79) “Anxiety is
a negative emotional state characterized by nervousness, worry, and
apprehension and associated with activation or arousal of the body”, atau dengan
kata lain kecemasan adalah suatu keadaan emosi yang negatif yang ditandai
dengan kegugupan, kekhawatiran dan ketakutan serta terkait dengan aktivitas atau
gairah di dalam tubuh.
Kecemasan adalah suatu perasaan subyektif akan ketakutan dan
meningkatnya kegairahan secara fisiologi (Lavit dalam Herman, 2011, hlm. 5).
Hal ini mirip dengan konsep takut seorang atlet yang mengalami rasa kecemasan
selama pertandingan yang diikuti oleh kenaikan tingkatan kegairahan dan
perasaan tegang serta takut. Kondisi reaksi emosional atlet dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti keinginan, ketegasan, kepekaan, kontrol kecemasan,
kepercayaan diri, tanggung jawab, dan disiplin diri. Di mana dalam dunia
Marisa Noviyanti Fajra Ilsya, 2016
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atlet dalam bertanding, sehingga memudahkan pada saat pertandingan Tutko &
Tosi (dalam Sukadiyanto, 2006, hlm. 53).
Dari pernyataan di atas, kecemasan dapat diartikan sebagai suatu reaksi
emosi seseorang. Kecemasan dapat didefinisikan sebagai manifestasi dari
berbagai proses emosi yang bercampur yang terjadi ketika orang sedang
mengalami tekanan perasaan dan pertentangan. Hal ini muncul karena beberapa
situasi yang mengancam diri manusia sebagai mahluk sosial. Ancaman ini berasal
dari adanya konflik, kegagalan, dan adanya tekanan yang melebihi kemampuan.
Secara emosional seseorang yang mengalami kelelahan dalam menghadapi
konflik akan merasakan ketakutan dan akhirnya menjadi apatis, tidak begitu
menaruh minat terhadap sekelilingnya atau bahkan berpengaruh terhadap kondisi
fisiknya, menurut Weekes (Ghazalba, 2009, hlm.2).
Kecemasan akan terjadi di dalam diri atlet baik atlet dalam cabang
olahraga individu atau atlet dalam cabang olahraga beregu atau tim seperti pada
cabang olahraga bolabasket. Menurut pengamatan penulis dalam pertandingan
olahraga bolabasket, bahwa banyak tim yang mendapatkan hasil yang kurang
maksimal. Kondisi ini terlihat karena pada saat sebelum bertanding dan saat
bertanding atlet mengalami kecemasaan yang berlebih dan terkadang atlet tersebut
tidak dapat mengendalikan diri mereka sendiri yang berakibat pada kurangnya
rasa percaya diri pada saat pertandingan. Sehingga pada saat mereka bertanding
seluruh kemampuan yang mereka miliki tidak bisa ditampilkan secara maksimal
padahal lawan yang mereka hadapi memiliki kemampuan yang sama, hal itu
dapat mengakibatkan kekalahan.
Atlet yang mengalami kecemasan akan merasakan pemikiran negatif akan
performanya, merasakan bahwa atlet tersebut ragu akan kemampuannya dan
merasa bahwa kemampuannya ada di bawah lawan yang akan dihadapinya serta
menyebabkan atlet tersebut meragukan dan tidak percaya akan kemampuan
timnya bisa lebih baik dari pada ltim lawannya. Selain itu atlet yang sedang
mengalami kecemasan sering mengalami perubahan fisiologi seperti jantungnya
Marisa Noviyanti Fajra Ilsya, 2016
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
haus, ingin buang air kecil atau air besar, ketegangan pada otot dan perubahan itu
dapat membuat atlet menjadi cepat lemas dan kurang bertenaga.
Kecemasan dapat dikategorikan ke dalam beberapa kondisi dan situasi.
Kondisi dan situasi ini dapat dirinci menjadi lebih jelas dan mendalam seperti
kecemasan 24 jam sebelum pertandingan, 12 jam sebelum pertandingan, 6 jam
sebelum pertandingan dan 1 jam sebelum pertandingan seperti yang dijelaskan
dalam teori Multidimensional Theory of Anxiety Paradigm (Apruebo, 2005, hlm.
176). Dimana di dalamnya dijelaskan bahwa memuncaknya tingkat kecemasan
kognitif dan somatik memiliki hasil yang berbeda pada waktu yang berbeda. Dari
penjelasan teori tersebut bahwa kecemasan kognitif tetap stabil namun kecemasan
somatik mulai meningkat pada saat akan terjadinya pertandingan, tetapi ada
temuan serupa dari penelitian lainnya mengungkapkan hubungan dari kedua
kecemasan bahwa ada efek positif yang terkait dengan kecemasan kognitif pada
hari sebelum pertandingan ketika kecemasan somatik ada pada tingktan level yang
rendah. Selain itu komponen gabungan dari kedua kecemasan tersebut memiliki
efek negatif dan positif dalam kecemasan somatik terkait sebelum pertandingan
ketika kecemasan kognitif berada dalam tingkat kecemasan yang lebih tinggi.
Selain itu Duda & Hall (dalam Abrahamsen, 2007, hlm. 450) mengatakan “Performance anxiety and motivation are both popular research topic in sport psychology”.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan dan juga adanya
penelitian yang sudah dilakukan tentang kecemasan terhadap penampilan dalam
performa pada olahraga tim khususnya olahraga bolabasket maka masalah ini
perlu dibuktikan secara langsung dan ilmiah, melalui sebuah penelitian dengan judul “Hubungan antara Kecemasan sebelum Bertanding dengan Performa Atlet pada Cabang Olahraga Bolabasket”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di dalam latar belakang yang telah diuraikan
sebelumnya, maka masalah penelitian ini dapat dirmuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara kecemasan 24 jam sebelum bertanding
Marisa Noviyanti Fajra Ilsya, 2016
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Apakah terdapat hubungan antara kecemasan 12 jam sebelum bertanding
dengan performa atlet pada cabang olahraga bolabasket?
3. Apakah terdapat hubungan antara kecemasan 6 jam sebelum bertanding
dengan performa atlet pada cabang olahraga bolabasket?
4. Apakah terdapat hubungan antara kecemasan 1 jam sebelum bertanding
dengan performa atlet pada cabang olahraga bolabasket?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang didasarkan oleh latar
belakang penelitian maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecemasan 24 jam sebelum
bertanding dengan performa atlet pada olahraga bolabasket.
2. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecemasan 12 jam sebelum
bertanding dengan performa atlet pada olahraga bolabasket.
3. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecemasan 6 jam sebelum
bertanding dengan performa atlet pada olahraga bolabasket.
4. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecemasan 1 jam sebelum
bertanding dengan performa atlet pada olahraga bolabasket.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan
pengetahuan bagi semua pihak yang bersangkutan dan membutuhkan. Penulis
juga membagi manfaat dari penelitian ini menjadi dua yaitu manfaat secara
teoritis dan manfaat secara praktis. Berikut merupakan pemaparan dari kedua
manfaat tersebut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep tentang
kecemasan terhadap performa atlet khususnya dalam olahraga bolabasket.
b. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memfasilitasi performa
Marisa Noviyanti Fajra Ilsya, 2016
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kapan datangnya baik itu sebelum atau sedang dalam berjalannya
pertandingan baik itu oleh atlet itu sendiri atau oleh orang lain (pelatih)
khususnya pada olahraga bolabasket.
c. Hasil peneitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat,
sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi
dunia olahraga khususnya olahraga bolabasket.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pelatih, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu
referensi dalam cabang olahraga bolabasket untuk melatih dan
mengembangkan keterampilan psikis dan mental khususnya tentang
kecemasan agar dapat meningkatkan hasil prestasi.
b. Bagi Pembina, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu
referensi dalam cabang olahraga bolabasket untuk dapat menjadi acuan
evaluasi keterampilan psikis dan mental khususnya tentang kecemasan
agar dapat meningkatkan hasil prestasi.
c. Bagi atlet, hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat atlet dapat
belajar mengendalikan kecemasan dan semakin termotivasi untuk dapat
meningkatkan pestasi menjadi lebih baik lagi dengan pembelajaran tentang
cara mengatasi kecemasan tersebut khususnya dalam cabang olahraga
bolabasket.
E. Struktur Organisasi Tesis
Bab 1 Pendahuluan yang membahas mengenai Latar Belakang Penelitian,
Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur
Organisasi Tesis. Bab 2 Kajian Pustaka yang membahas mengenai Tinjauan
Pustaka, Penelitian yang Relevan, Kerangka Pikir dan Hipotesis. Bab 3 Metode
Penelitian yang membahas mengenai Metode Penelitian, Desain Penelitian,
Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik
Marisa Noviyanti Fajra Ilsya, 2016
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang membahas mengenai Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil