BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sebuah racanangan penelitian yang didalamnya terdapat cara atau metode serta pendekatan penelitian yang akan digunakan terkait dengan topik atau tema penelitian serta permasalah yang akan diteliti. Komponen metode dan pendekatan penelitian menjadi penting karena akan berpengaruh pada tata cara pengumpulan data serta analisis data hasil penelitian yang didapatkan.
Sugiyono (2015, hlm. 3) berpandangan metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Oleh karena itu peneliti berusaha memilih metode yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertolak dari anggapan bahwa suatu kebenaran itu diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen. Pengumpulan data dengan menggunakan angket, yang mana peneliti hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau yang memberikan data. Untuk melihat hubungan
antar setiap variabel terhadap objek, penelitian kuantitatif lebih bersifat sebab akibat (causal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen (yang
mempengaruhi) dan dependen (yang dipengaruhi).
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK se-Kota Sukabumi. Baik negeri maupun swasta yang berada di Kota Sukabumi. Sehingga yang menjadi lokasi penelitian adalah SMK yang ada di Kota Sukabumi, yaitu berjumlah 32 sekolah yaitu:
Tabel 3.1
Lokasi Penelitian
No Nama Sekolah No Nama Sekolah
1 SMK Negeri 1 17 SMK Tek. Plus Padjadjaran
2 SMK Negeri 2 18 SMK Terpadu Ibaadurrahman
3 SMK Negeri 3 19 SMK Ulul Albab
4 SMK Negeri 4 20 SMK Yaspi Syamsul Ulum
5 SMK Islam Penguji 21 SMK Abdi Bangsa
6 SMK Kartika III-2 22 SMK Pasim Plus
7 SMKK BPK Penabur 23 SMK Plus An Naba
8 SMK Muhammadiyah 1 24 SMK Priority
9 SMK Pasundan 1 25 SMK Persada
10 SMK Pasundan 2 26 SMK Kesehatan Tunas Madani
11 SMK Pelita YNH 27 SMK Terpadu Gema Istiqomah
12 SMK PGRI 1 28 SMK Par. Bina Satya Mandiri
13 SMK PGRI 2 29 SMK IT Madani
14 SMK Plus Bina Teknik 30 SMK Mutiara Cendekia
15 SMK Siliwangi 31 SMK IT Al Fath
16 SMK Taman Siswa 32 SMK Amal Islami
Sumber: Data SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi
Berdasarkan data di atas, ada dua sekolah yang tidak dimasukkan kedalam lokasi penelitian diakarenakan belum memiliki lulusan yaitu SMK IT Al Fath dan
2. Populasi
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sesuai dengan permasalahan tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMK di Kota Sukabumi sebayak 928 orang.
Untuk mengetahui informasi lebih jelas tentang keadaan populasi pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.2
Keadaan Populasi Penelitian
No Nama Skeolah Pendidikan
Pengalaman
23 SMK Plus An Naba 0 22 1 0 15 8 0 23
24 SMK Priority 5 12 1 0 14 4 0 18
25 SMK Persada 3 13 1 0 10 7 0 17
26 SMK Kesehatan Tunas Madani
Sumber: Data Kepegawaian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi dan Data Guru SMK se-Kota Sukabumi
3. Sampel
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel ini merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010, hlm. 182). Oleh karena itu, dalam pengambilan sampel harus benar-benar mewakili populasi sehingga dapat menggambarkan populasi yang ada.
Sampel pada penelitian ini adalah guru-guru SMK se-Kota Sukabumi yang memiliki pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun. Pemilihan sampel tersebut
didasarkan pada beberapa alasan, sebagai berikut:
a. Guru yang memiliki pengalaman megnajar lebih dari 5 tahun dianggap sudah mengetahui dunia persekolahan secara mendalam.
b. Guru yang memiliki pengalaman megnajar lebih dari 5 tahun paling tidak telah mengalami pergantian kepala sekolah.
c. Guru yang memiliki pengalaman megnajar lebih dari 5 tahun dianggap mampu menilai kepemimpinan kepala sekolah baik dari segi kepribadian maupun keterampilannya.
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Penelitian
No Nama Skeolah
Pengalaman
Mengajar (tahun) Jumlah Guru 5-10 > 10
Penentuan besaran sampel pada penelitian ini menggunakan rumus (Akdon & Hadi, 2005, hlm. 107):
n = N
n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d2 = Presisi yang diterapkan
Berdasarkan rumus penentuan besaran sampel di atas, dengan diketahui populasi berjumlah 618 orang dan tingkat presisi yang ditetapkan 5%, maka dapat diketahui jumlah sampel sebanyak 243 orang. Sesuai dengan rincian perhitungan sebagai berikut:
n = 618
618 (0,05)2 + 1
n = 618
618 (0,0025) + 1
n = 618 = 242,83 ≈ 243 (dibulatkan) 1,545 + 1
Sedangkan untuk mementukan jumlah sample yang diambil pada setiap sekolah, peneliti menggunakan cara proporsional sampling. Proporsi sampel untuk masing-masing sekolah dihitung dengan rumus:
ni =
Ni
x n N Keterangan:
ni = Ukuran sampel yang harus diambil dari stratum ke-i
Ni = Ukuran stratum ke-i
N = Ukuran populasi
Sebagai contoh jumlah sampel yang diambil pada SMK Negeri 1 Sukabumi dengan jumlah guru dan kepala sekolah (Ni) = 112 orang, jumlah
populasi keseluruhan (N) = 618 orang dan jumlah sampel keseluruhan (n) = 243 Orang. Maka berdasarkan rumus diketahui sebagai berikut:
ni =
Ni
x n N
ni =
112
x 243 618
ni = 44,01 ≈ 44 (dibulatkan)
Secara rinci pengambilan sampel secara proporsional pada masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini.
Tabel 3.4
Proporsional Sampel Pada Masing-Masing Sekolah
No Nama Skeolah Populasi Sampel
1 SMK Negeri 1 112 44
2 SMK Negeri 2 49 19
3 SMK Negeri 3 66 26
4 SMK Negeri 4 47 18
5 SMK Islam Penguji 13 5
6 SMK Kartika III-2 14 6
7 SMKK BPK Penabur 14 6
8 SMK Muhammadiyah 1 33 13
9 SMK Pasundan 1 19 7
10 SMK Pasundan 2 10 4
11 SMK Pelita YNH 11 4
12 SMK PGRI 1 33 13
13 SMK PGRI 2 15 6
14 SMK Plus Bina Teknik 23 9
16 SMK Taman Siswa 22 9
Operasionalisasi variabel merupakan pedoman bagi pembuatan kuisioner guna memperoleh data yang akurat dari responden. Penelitian ini terdiri dari tiga pokok variabel yang akan diteliti, yaitu Efektivitas Sekolah (Y) sebagai variabel terikat serta Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Sekolah (X2)
sebagai variabel bebas. 1. Efektivitas Sekolah
Efektivitas Sekolah merupakan gambaran tentang kemampuan sekolah mendayagunakan semua sumber daya sekolah dalam upaya mewujudkan tujuan sekolah. Indikator efektivitas ini mengadopsi pada konsep yang dipaparkan Botha (2010), Mulyasa (2015), Hoy & Miskel, (2014) dimana efektivitas sekolah ini meliputi dimensi masukan, proses, hasil, dan dampak.
Tabel 3.5
Konsep Efektivitas Sekolah
No. Ahli Isi Konsep Indikator Variabel
1. Botha Ada tujuh indikator efektivitas sekolah dipaparkan oleh Botha (2010, hlm. 609-610) berdasarkan the first assessment approach, The
1. The goal indicator
2. The external resource indicator
3. The internal process indicator
Indicator Approach (TIA). Ketujuh indikator tersebut berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas sekolah oleh Cameron & Whetten (1983), Nadler & Tushman (1983), Cameron (1984), Hall (1987), Caldwell & Spinks (1992), dan Cheng (1993)
5. The legitimacy indicator 6. The organizational
indicator
7. The ineffectiveness indicator
2. Mulyasa Efektivitas diartikan sebagai kegiatan dimana suatu organisasi berhasil
mendapatkan dan berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan. Indikator-indikator efektivitas sekolah digambarkan pada empat dimensi, dimana setiap dimensi memiliki penjabarannya masing-masing. Adapun keempat dimensi tersebut meliputi indikator input, indikator proses, indikator output dan indikator outcome.
a. Indokator input, indikator input ini meliputi guru, fasilitas, perlengkapan dan materi pendidikan serta kapasitas manajemen. b. Indikator proses, indikator
proses meliputi perilaku administratif, alokasi waktu guru, dan alokasi waktu peserta didik.
c. Indikator output; indikator dari output ini berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan peserta didik dan dinamikanya sistem sekolah, hasil-hasil yang berhubungan dengan prestasi belajar, dan hasil-hasil yang berhubungan dengan keadilan, dan kesamaan.
d. Indikator outcome; indikator ini meliputi jumlah lulusan ke tingkat pendidikan berikutnya, prestasi belajar di sekolah yang lebih tinggi dan pekerjaan, serta pendapatan. 3. Hoy &
Miskel
Indikator efektivitas diturunkan pada masing-masing tahap dari siklus
b. transformasi (internal process and structures) c. output (performance
a. Dimensi Masukan
Dimensi masukan ditunjukkan dengan tujuan sekolah, sumber daya, kualitas guru, kualitas sarana dan prasarana, kualitas siswa. Tujuan sekolah adalah target yang ingin dicapai oleh sekolah. Pada penelitian ini tujuan sekolah tertuang dalam visi dan kurikulum yang meliputi sekolah mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi dan penekanan pada pencapaian kemampuan dasar. Sumber daya adalah segala modal yang dimiliki oleh suatu sekolah. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan sumber daya adalah dukungan materi dan waktu pembelajaran yang cukup. Kualitas guru adalah karakteristis yang dimiliki oleh seorang guru yang menunjukkan keunggulan individunya. Pada penelitian yang dimaksud kualitas guru meliputi sikap positif dari para guru sebagai teladan, memliki pemahaman yang mendalam terhadap pembelajaran (kompetensi pedagogik, pendidikan serta pengalaman mengajar). Kualitas sarana dan prasarana adalah karakteristis sebuah media pembelajaran dan alat penunjang pelajaran yang memenuhi syarat standar minimal dari kebutuhan suatu sekolah. pada penelitian ini kualitas sarana dan prasarana meliputi banyaknya ruang kelas yang seimbang dengan jumlah siswa, ruang laboratorium yang memadai, gedung perpustakaan yang memadai, fasilitas olahraga yang memadai, kelengkapan buku dan sumber
belajar yang memadai. Kualitas siswa adalah sikap positif seorang siswa dalam belajar. Pada penelitian ini kualitas siswa meliputi harapan yang tinggi dari siswa, siswa berpendapat kerja keras lebih penting daripada keberuntungan dalam meraih prestasi, para siswa diharapkan mempunyai tanggung jawab yang diakui secara umum, perilaku siswa yang positif.
b. Dimensi Proses
memusatkan diri pada kurikulum dan intruksional, siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Partisipasi orang tua meliputi orang tua ikut menentukan kebijakan dan program seolah, ikut mengawasi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah, pertemuan rutin di sekolah, membiayai pendidikan, partisipasi dalam pengembangan sarana dan prasarana sekolah.
c. Dimensi Hasil
Dimensi hasil adalah hasil dan capaian yang didapatkan oleh seorang siswa setelah mendapatkan pendidikan pada suatu sekolah. Pada penelitian ini output ditunjukan dengan hasil belajar siswa yang meliputi pengetahuan (kompetensi) dan kepribadian atau sikap bersosialisasi. Hasil (output) pada kategori pengetahuan (kompetensi) meliputi pengetahuan tiap mata pelajaran, lulus dengan menguasai pengetahuan akademik, mampu mempraktekan pengetahuan yang didapatkan. Sedangkan pada kategori kepribadian ditunjukkan dengan terbentuknya kepribadian yang baik dan kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat.
d. Dimensi Dampak
Dimensi dampak adalah efek jangka panjang dari proses pendidikan yang didapatkan pada suatu sekolah. Dimensi outcome pada penelitian ini
ditunjukkan dengan kesempatan kerja yang didapatkan oleh lulusan suatu sekolah dan kesempatan lulusan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
kecakapan yang saat ini berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif satu dari tiga dimensi, yaitu: kepribadian, motivasi dan keterampilan.
a. Dimensi Kepribadian
Dimensi kepribadian adalah keseluruhan sikap dan prilaku seseorang dan menjadi ciri khasnya. Pada penelitian ini kepribadian ditunjukkan dengan kepercayaan diri, toleransi stres, kematangan emosional, integritas, dan ekstroversit. Kepercayaan diri meliputi keberanian menetapkan tujuan yang tinggi bagi dirinya dan para pengikutinya, berupaya menyelesaikan tugas-tugas sulit, gigih dalam menghadapi masalah dan kelelahan. Toleransi stres meliputi kemampuan mengambil keputusan dengan baik, tetap tenang meski berada dalam situasi yang sulit, memberikan pengarahan yang tegas meski berada dalam situasi yang sulit. Kematangan emosional meliputi kesadaran yang tinggi akan kekuatan dan kelemahan namun tetap berusaha memperbaiki diri, mampu menjaga hubungan kerja sama dengan para bawahan, rekan kerja dan pengawas. Integritas meliputi sifat jujur, etis, bertanggungjawab dan layak dipercaya. Ekstroversi meliputi sikap ramah, mudah bergaul dan nyaman di dalam kelompoknya.
b. Dimensi Motivasi
yang tinggi pada hasil ditandai dengan kepercayaan pemimpin bahwa mereka mampu mengerjakan tugasnya dan akan menerima hasil yang baik atas usahanya. Keandalan diri meliputi kemampuan untuk mengoganisir dan melaksanakan tugas.
c. Dimensi Keterampilan
Dimensi keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam bidang tertentu. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan dimensi keterampilan adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam kepemimpinannya yang ditunjukkan dengan keterampilan teknis, antar pribadi, dan konseptual. Keterampilan teknis yang meliputi keterampilan pengelolaan anggaran, pengawasan, koordinasi perbaikan dalam proses belajar mengajar. Keterampilan antar pribadi yang meliputi keterampilan berkomunikasi dengan para bawahan, pemahaman terhadap perasaan orang lain, keterampilan untuk bekerjasama dengan para bawahan dan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain. Keterampilan konseptual atau kognitif meliputi kemampuan menganalisis keadaan, mengorganisir dan memecahkan permasalah yang terjadi.
3. Iklim Sekolah
Iklim sekolah dipandang sebagai karakteristik suatu sekolah yang
membedakan satu sekolah dengan sekolah lainnya dan mempengaruhi perilaku warga sekolah. Hal ini menunjukkan iklim satu sekolah berbeda dengan iklim sekolah lainnya. Indikator iklim sekolah yang diadopsi dari Cohen dan Freiberg dalam Zullig, dkk (2010, hlm. 141) setidaknya ada lima komponen penting untuk mengukur iklim sekolah, yaitu: order, safety, and discipline, academic outcomes, social relationships, school facilities, dan school connectedness.
Order, safety dan discipline adalah karakteristik lingkugnan sekolah yang
kedisiplinan dalam lingkungan sekolah. Academic outcomes adalah efek jangka panjang dari interaksi warga sekolah pada lingkungan akademik. Academic outcome ditunjukkan oleh pencapaian prestasi yang baik dan mendapatkan
penghargaan, perasaan pada kegagalan dalam akademik, kepuasan siswa pada suasana kelas, evaluasi hasil kinerja. Social relationships adalah hubungan antara warga sekolah yang menunjukkan adanya interaksi sosial pada suatu sekolah. Social relationship ditunjukkan oleh hubungan guru dengan siswa, hubungan
siswa dengan siswa lainnya, hubungan kepala sekolah dengan bawahannya. School facilities adalah sarana dan prasana sekolah serta keadaannya sebagai
penunjang proses pendidikan pada suatu sekolah. School facilities ditunjukkan oleh kondisi sekolah, kelas dan lapangan sekolah, pengaturan kelas, tingkat kebisingan, tata ruang sekolah. School connectedness adalah hubungan sekolah dengan para siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya. School connectedness ditunjukkan oleh siswa bersemangat, antusias dan berperan aktif dalam pembelajaran, rasa memiliki pada sekolah, masukan siswa dihargai dengan baik oleh sekolah.
D. Instrumen Penelitian
(√)”. Secara sederhana angket digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden berkaitan dengan variable yang diteliti, maka dari itu variable dan sumber datanya harus jelas.
Tabel 3.6
Identifikasi Item Instrumen Penelitian
No Variabel Dimensi Indikator No Item Item
1 Efektivitas
Sekolah a. Masukan
1) Tujuan sekolah 1,2 Visi sekolah saat ini mengarah pada prestasi akademik dan/atau non akademik peserta didik Tujuan sekolah menekankan pada pencapaian kemampuan dasar siswa
2) Sumber daya 3,4 Sekolah mendapatkan dukungan
dana yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan operasional sekolah
Waktu pembelajaran di sekolah memenuhi kebutuhan siswa untuk menguasai kompetensi dasar 3) Kualitas guru 5,6 Perilaku guru sehari-hari
mencerminkan pendidik profesional
Guru memiliki kemampuan yang memadai untuk melaksanakan layanan pembelajaran sesuai dengan karakterstik siswa 4) Kualitas Sarana dan
prasarana
Sekolah memiliki fasilitas laboratorium sain (ruang, alat-alat, dan bahan praktik) yang memadai
Sekolah memiliki fasilitas perpustakaan (ruang, peralatan IT) yang memadai
Sekolah memiliki fasilitas olahraga (lapang basket, volley, peralatan olahraga) yang
memadai
Sekolah memiliki sumber belajar lainnya (bengkel, peralatan untuk prakek) yang memadai
5) Kualitas Siswa 12,13,14,15 Siswa memiliki harapan yang tinggi pada sekolah
Siswa bekerja keras dalam belajar untuk dapat meraih prestasi yang baik
Siswa memiliki tanggungjawab yang tinggi dalam mengerjakan tugas belajar
Siswa berperilaku positif di lingkungan sekolah
b. Proses
1) Proses belajar mengajar
16,17,18, 19,20,21,22
Siswa berperilaku aktif dalam proses pembelajaran
pembelajaran
Siswa diberikan Pekerjaan Rumah (PR) secara berkala Guru menilai setiap tugas yang diberikan kepada siswa
Guru memberikan nilai sesuai dengan hasil belajar siswa
Guru memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi
Guru melakukan monitoring pada perkembangan akademik siswa 2) Partisipasi orang tua 23,24,25, 26 Orang tua siswa ikut terlibat
dalam menentukan program sekolah
Orang tua siswa ikut terlibat dalam mengawasi pelaksanaan program sekolah
Orang tua siswa secara rutin melakukan pertemuan dengan pihak sekolah
Orang tua siswa ikut berpartisipasi dalam bentuk pemikiran, barang, atau jasa mengelola sekolah
c. Hasil
1) Hasil belajar siswa 27,28,29, 30,31 Siswa tuntas mencapai KKM setiap mata pelajaran
lebih dari standar kelulusan minimum (SKM)
Siswa mampu mempraktikkan keterampilan pada program keahlian yang dipilihnya Hasil belajar siswa sudah dapat memenuhi keinginan orang tua Hasil belajar siswa sudah memenuhi kebutuhan dunia kerja/dunia industri
d. Dampak
1) Kesempatan kerja 32 Lulusan sekolah saat ini memiliki kesempatan yang besar untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahliannya 2) Melanjutkan ke jenjang
lebih tinggi.
33 Lulusan sekolah saat ini
termotivasi untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
2 Kepemimpinan
Kepala Sekolah a. Kepribadian
1) Kepercayaan diri 1,2,3 Kepala sekolah percaya diri untuk menetapkan tujuan sekolah yang lebih tinggi
Kepala sekolah berusaha menyelesaikan tugas-tugas kepemimpinan sampai tuntas Kepala sekolah gigih menghadapi masalah dalam memimpin
sekolah
keputusan dengan baik meski sedang terjadi masalah di sekolah kepala sekolah menghadapi permasalahan sekolah dengan tenang
Kepala sekolah melaksanakan tahapan penyelesaian masalah sekolah dengan tenang
3) kematangan emosional 7,8, 9 Kepala sekolah memikirkan dampak yang akan didapatkan sebelum membuat keputusan Kepala sekolah
mempertimbangkan karakteristik PTK ketika membagi
tanggungjawab
Kepala sekolah menjaga hubungan baik dengan guru, tenaga kependidikan dan pengawas sekolah 4) Integritas 10,11, 12,13 Perilaku kepala sekolah
menunjukkan kesesuaian dengan apa yang diucapkan
Kepala sekolah berperilaku jujur dalam mengelola sekolah
kependidikan dan siswa Kepala sekolah menunjukkan tanggungjawab ketika memimpin sekolah
5) Ekstroversit 14,15, 16 Kepala sekolah berperilaku ramah ketika berinteraksi dengan guru, tenaga kependidikan dan siswa
Kepala sekolah mudah bergaul dengan guru, tenaga
kependidikan dan siswa
Kepala sekolah terlihat nyaman ketika berinteraksi dengan guru, tenaga kependidikan dan siswa
b. Motivasi
1) Kebutuhan tugas dan kebutuhan antar pribadi
17,18 Kepala sekolah terlihat
bersemangat saat menjalankan tugasnya
Kepala sekolah menunjukkan kepedulian terhadap masalah pribadi warga sekolah 2) Kebutuhan akan
kekuasaan
19,20 Kepala sekolah terlihat menyenangi jabatan kepala sekolah
Kepala sekolah berusaha mempertahankan untuk tetap menjabat sebagai kepala sekolah 3) Orientasi prestasi 21,22,23,24 Kepala sekolah menunjukkan
program-program sekolah Kepala sekolah menunjukkan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan program-program unggulan sekolah
Kepala sekolah menunjukkan keunggulan dibandingkan dengan kepala sekolah lainnya
Kepala sekolah menunjukkan fokus pada pencapaian prestasi/keunggulan sekolah 4) Ekspektasi tinggi pada
hasil
25,26 Kepala sekolah percaya bahwa guru dan tenaga kependidikan mampu mengerjakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya masing-masing di sekolah
Kepala sekolah menghargai hasil pekerjaan guru dan tenaga kependidikan dengan baik 5) Keandalan diri 27,28 Kepala sekolah berhasil
memecahkan setiap masalah yang dihadapi sekolah
Kepala sekolah melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin sekolah dengan efektif
c. Keterampilan
1) Teknis 29,30,31 Kepala sekolah mengelola
Kepala sekolah melakukan supervisi pembelajaran Kepala sekolah melakukan koordinasi dengan para guru dalam rangka perbaikan pembelajaran
2) Antar pribadi 32,33,34,35 Kepala sekolah berkomunikasi secara efektif dengan guru dan tenaga kependidikan
Kepala sekolah berusaha untuk memahami perasaan guru dan tenaga kependidikan di sekolah Kepala sekolah bekerjasama dengan guru dan tenaga
kependidikan dalam mejalankan tugasnya sebagai pemimpin di sekolah
Kepala sekolah bersosialisasi dengan masyarakat di luar lingkungan sekolah
3) Konseptual 36,37,38 Kepala sekolah menganalisis keberhasilan kegiatan
sedang terjadi di sekolah dengan
1) Lingkungan yang aman 2) Saling menghormati
1,2,3,4,5,6 lingkungan sekolah aman bagi guru dan siswa untuk
melaksanakan pembelajaran warga sekolah saling
menghormati satu sama lain warga sekolah saling menghargai pendapat orang lain
warga sekolah menyadari aturan dalam tata tertib sekolah
Kepala sekolah adil dalam mengimplementasikan kebijakan kedisiplinan sekolah
Perilaku pendidikan dan tenaga kependidikan saat beraktivitas di sekolah menunjukkan sikap
7,8,9,10,11 Pendidik dan Tenaga Kependidikan memberikan dukungan yang optimal terhadap pencapaian prestasi siswa Pimpinan Sekolah memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi
4) Kepuasan siswa pada suasana kelas, 5) Evaluasi hasil kinerja
kepada siswa yang mengalami kegagalan dalam akademik Siswa merasakan suasana kelas yang kondusif untuk belajar Pimpinan sekolah melakukan evaluasi terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran c. social
relationships
1) Hubungan guru dengan siswa
2) Hubungan siswa dengan siswa lainnya 3) hubungan kepala
sekolah dengan bawahannya
4) Pemberian pertolongan kepada staf sekolah
12,13,14,15 Terjalin hubungan yang harmonis antara guru dan siswa
Terjalin hubungan yang harmonis atara siswa dengan siswa lainnya Terjalin hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dengan pendidik dan tenaga
kependidikan
Pemimpin sekolah memberikan bantuan ide, tenaga dan materi kepada pendidikan dan tenaga kependidikan yang sedang mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya d. school
facilities
1) Kondisi sekolah, 2) Kondisi kelas 3) Kondisi lapangan
sekolah
4) Pengaturan kelas 5) Tingkat kebisingan 6) Tata ruang sekolah
Pengaturan kelas sangat baik untuk menunjang kegiatan belajar mengajar
Tingkat kebisingan lingkungan sekolah berada pada tingkat yang wajar
Tata ruang sekolah sangat baik untuk menunjang kegiatan belajar mengajar
e. school
connectedness
1) siswa bersemangat dalam pembelajaran 2) Siswa antusias dalam
pembelajaran 3) Siswa berperan aktif
dalam pembelajaran 4) Rasa memiliki pada
sekolah
5) Masukan siswa dihargai dengan baik
22,23,24,25,26 Siswa bersemangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah
Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Siswa berperan aktif saat
mengikuti kegiatan pembelajaran Pemimpin sekolah, guru dan tenaga kependidikan serta sisa mempunyai rasa memiliki pada sekolah
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas Instrumen
Instrument dalam suatu penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis penelitian. Oleh karena itu, data yang didaptkan harus memiliki kebenaran yang tinggi karena akan menjadi ukuran kualitas penelitian itu sendiri.
Uji validitas adalah salah satu pengujian instrument yang harus dilakukan untuk melihat kesahihan suatu suatu alat. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 211) :
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Adapun pengujian validitas instrument penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS For Windows 20.0. sebagaiman hasil uji validitas instrument berikut ini.
a. Variabel Efektivitas Sekolah (Y)
Untuk mengetahui tingkat vaiditas setiap item pernyataan variabel efektivitas sekolah (Y) yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika
rhitung lebih besar daripada rtabel maka item pernyataan tersebut valid. Adapun hasil
perhitungan uji validitasnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.7
Uji Validitas Variabel Efektivitas Sekolah (Y)
12 0,485 > 0,2387 Valid
b. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Untuk mengetahui tingkat vaiditas setiap item pernyataan variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) yaitu dengan membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel. Jika rhitung lebih besar daripada rtabel maka item pernyataan tersebut
valid. Adapun hasil perhitungan uji validitasnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.8
Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
10 0,692 > 0,2387 Valid
11 0,813 > 0,2387 Valid
12 0,640 > 0,2387 Valid
13 0,672 > 0,2387 Valid
14 0,756 > 0,2387 Valid
15 0,662 > 0,2387 Valid
16 0,611 > 0,2387 Valid
17 0,735 > 0,2387 Valid
18 0,742 > 0,2387 Valid
19 0,219 < 0,2387 Tidak Valid
20 0,520 > 0,2387 Valid
21 0,199 < 0,2387 Tidak Valid
22 0,708 > 0,2387 Valid
23 0,741 > 0,2387 Valid
24 0,752 > 0,2387 Valid
25 0,629 > 0,2387 Valid
26 0,683 > 0,2387 Valid
27 0,711 > 0,2387 Valid
28 0,788 > 0,2387 Valid
29 0,481 > 0,2387 Valid
30 0,540 > 0,2387 Valid
31 0,689 > 0,2387 Valid
32 0,747 > 0,2387 Valid
33 0,651 > 0,2387 Valid
34 0,713 > 0,2387 Valid
35 0,809 > 0,2387 Valid
36 0,744 > 0,2387 Valid
37 0,660 > 0,2387 Valid
38 0,772 > 0,2387 Valid
c. Variabel Iklim Sekolah (X2)
Untuk mengetahui tingkat vaiditas setiap item pernyataan variabel iklim
sekolah (X2) yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika rhitung
lebih besar daripada rtabel maka item pernyataan tersebut valid. Adapun hasil
perhitungan uji validitasnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Uji Validitas Variabel Iklim Sekolah (X2)
pernyataan α = 0,05 n = 20
1 0,273 > 0,2387 Valid
2 0,44 > 0,2387 Valid
3 0,600 > 0,2387 Valid
4 0,597 > 0,2387 Valid
5 0,521 > 0,2387 Valid
6 0,304 > 0,2387 Valid
7 0,564 > 0,2387 Valid
8 0,593 > 0,2387 Valid
9 0,412 > 0,2387 Valid
10 0,717 > 0,2387 Valid
11 0,710 > 0,2387 Valid
12 0,663 > 0,2387 Valid
13 0,682 > 0,2387 Valid
14 0,653 > 0,2387 Valid
15 0,556 > 0,2387 Valid
16 0,673 > 0,2387 Valid
17 0,687 > 0,2387 Valid
18 0,551 > 0,2387 Valid
19 0,700 > 0,2387 Valid
20 0,587 > 0,2387 Valid
21 0,664 > 0,2387 Valid
22 0,699 > 0,2387 Valid
23 0,706 > 0,2387 Valid
24 0,630 > 0,2387 Valid
25 0,698 > 0,2387 Valid
26 0,688 > 0,2387 Valid
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut cukup baik (Arikunto, 2010, hlm. 221). Mengacu pada maksud tersebut maka ketika alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sangat baik, maka akan mampu mendapatkan daya yang bisa dipercaya.
Uji reliabilitas instrument penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS For Windows 20.0. sebagaiman hasil uji reliabilitas instrument berikut ini.
Tabel 3.10
Uji Reliabilitas Variabel Efektivitas Sekolah (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Part 1 Value .776
N of Items 17a
Part 2 Value .575
N of Items 17b
Total N of Items 34
Correlation Between Forms .813
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .897
Unequal Length .897
Guttman Split-Half Coefficient .688
a. The items are: Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7, Y8, Y9, Y10, Y11, Y12, Y13, Y14,
Y15, Y16, Y17.
b. The items are: Y18, Y19, Y20, Y21, Y22, Y23, Y24, Y25, Y26, Y27, Y28,
Y29, Y30, Y31, Y32, Y33, Total Y.
Hasil pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas sekolah ini yaitu dengan melihat nilai korelasi guttman split half sebesar 0,688 Bila dibandingkan dengan rtabel sebesar 0,2387 maka rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa item pernyataan pada variabel efektivitas sekolah (Y) reliabel.
b. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Tabel 3.11
Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Reliability Statistics
N of Items 20a
Part 2 Value .566
N of Items 19b
Total N of Items 39
Correlation Between Forms .910
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .953
Unequal Length .953
Guttman Split-Half Coefficient .737
a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11, X12, X13, X14,
X15, X16, X17, X18, X19, X20.
b. The items are: X20, X21, X22, X23, X24, X25, X26, X27, X28, X29, X30, X31,
X32, X33, X34, X35, X37, X38, Total X, VAR00039.
Hasil pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas sekolah ini yaitu dengan melihat nilai korelasi guttman split half sebesar 0,737 Bila dibandingkan dengan rtabel sebesar 0,2387 maka rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa item pernyataan pada variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) reliabel.
c. Variabel Iklim Sekolah (X2)
Tabel 3.12
Uji Reliabilitas Variabel Iklim Sekolah (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1
Value .843
Part 2 Value .597
N of Items 13b
Total N of Items 27
Correlation Between Forms .854
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .921
Unequal Length .921
Guttman Split-Half Coefficient .689
a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11, X12, X13, X14.
b. The items are: X14, X15, X16, X17, X18, X19, X20, X21, X22, X23, X24, X25,
X26, Total X.
Hasil pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas sekolah ini yaitu dengan melihat nilai korelasi guttman split half sebesar 0,689 Bila dibandingkan dengan rtabel sebesar 0,2387 maka rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa item pernyataan pada variabel iklim sekolah (Y) reliabel.
F. Pengumpulan Data
Menyusun instrument adalah pekerjaan penting dalam langkah penelitian. Akan tetapi pengumpulan data jauh lebih penting karena terkait dengan kegiatan menggunakan alat pengumpul data (instrument). Ketika cara pengumpulan data salah, maka data yang didapatkannya pun akan salah meskipun alat yang digunakan sudah valid dan reliabel.
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Sugiyono (2015, hlm. 193) di bahwa ini
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrument penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrument dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
dengan topik dan permasalahan penelitian. Pada sisi cara pengumpulan data dilakukan dengan interview (wawancara) dan kuesioner (angket).
G. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2015, hlm. 207) mengemukakan bahwa:
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data menggunakan perhitungan statistik. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data secara lebih rinci akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis data deskriptif adalah kegiatan analisis data dengan cara menggambarkan keadaan data yang terkumpul dari tiap variabel. Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score). Adapun rumus dari Weight Means Score (WMS) adalah sebagai berikut:
Keterangan: X
̅ = Rata-rata skor responden
X = Jumlah Skor dari jawaban responden n = Jumlah Responden
Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:
1. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban.
2. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih.
3. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.
4. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom. 5. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi
hasil perhitungan WMS di bawah ini: Tabel 3.13
Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Reting Nilai Kriteria
4,01 – 5,00 Sangat Tinggi
3,01 – 4,00 Tinggi
2,01 – 3,00 Cukup
1,01 – 2,00 Rendah
0,01 – 1,00 Sangat Rendah
Sumber :Diadaptasi dari Akdon dan Hadi (2005, hal. 39)
2. Persyaratan Pengujian Hipotesis
a. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik atau nonparametrik.
Dalam penelitian ini pengujian menggunakan bantuan program SPSS For Windows 20.0 atau dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat.
X² =Ʃ �₁ − �₁�₁
Keterangan:
X²= Chi Kuadrat yang dicari
O₁= Frekuensi hasil penelitian
E₁= Frekuensi
Dalam menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data dapat dikatakan normal atau tidak dengan pedoman pengambilan keputusan:
a. Jika nilai X2hitung≥ X2tebel, artinya distribusi tidak normal
c. Uji Linieritas Data
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang linier antara masing-masing variabel. Uji persyaratan data ini dilakukan untuk memutuskan apakah akan digunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Uji linearitas dilakukan dengan uji kelinearan regresi dengan uji-t. Pengujian linearitas data meliputi data efektivitas sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat maka dilakukan uji hipotesis, yakni:
H0: Tidak terdapat hubungan linear diantara variabel-variabel yang diuji.
Ha: Terdapat hubungan linear diantara variabel-variabel yang diuji
Adapun untuk kriteria pengujian hipotesis di atas adalah sebagai berikut: Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha diterima.
Uji linearitas dapat dilihat dari nilai signifikasi dari deviation of linearity untuk X1 terhadap Y dan X2 terhadapt Y, serta X1 dan X₂ terhadap Y. Apabila
nilai signifikasi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis
untuk menganalis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Berikut ini hal-hal
yang akan di analisis berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut :
a. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara
variabel X1 terhadap Y, X2 terhadap Y Variable X1 dan X2 terhadap Y. Ukuran yang
digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik
parametrik, yaitu teknik korelasi Product Moment.
1) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi pearson product moment.
2) Mencari r n dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel
penolong sesuai rumus.
3) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi yang diperoleh dari Akdon (2008, hlm. 188) sebagai berikut:
Tabel 3.14
Kriteria Harga Koefisien Korelasi
b. Uji Signifikansi
Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X1, X2 dan variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X1, X2 dan variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008, hlm. 188) berikut:
Keterangan : thitung = Nilai t
r = Nilai Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel
Membandingkan thitung denganttabel untuk α = 0,05, uji satu pihak, dan derajat
kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut: Jika thitung≥ttabel, maka Ho ditolak artinya signifikan, dan
Jika thitung≤ttabel, maka Ho diterima artinya tidak signifikan.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
�ℎ� ��= �√� −
c. Uji Koefisien Determinasi
Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X1 terhadap variabel Y, X2 terhadap variabel Y dan X1, X2 terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008, hlm. 188) sebagai berikut:
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Diterminan r2 =Nilai Koefisien Korelasi
d. Analisis Regresi
Analisis regresi berganda parsial merupakan analisis yang melakukan prediksi seberapa tinggi nilai dependen (variable Y) jika variable independen (variable X1 dan X2) diubah. Perhitungan analisis regresi menggunakan bantuan komputer yaitu SPSS 20,0. for Windows. Setelah dipereoleh harga a dan b akan dihasilkan suatu persamaan berdasarkan rumus regresi sederhana Y atas X.