• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Nilai Ureum Dan Kreatinin Sebelum Dan Sesudah Kemoterapi Fase Konsolidasi Pada Pasien Leukemia Limfoblastik Akut Anak Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Nilai Ureum Dan Kreatinin Sebelum Dan Sesudah Kemoterapi Fase Konsolidasi Pada Pasien Leukemia Limfoblastik Akut Anak Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2013"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ABSTRAK

Latar belakang : Leukemia ialah keganasan hematologik akibat proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk hematopoetik. Kemoterapi merupakan pengobatan utama kanker sampai pada pasien leukemia. akan tetapi, metabolit obat kemoterapi tersebut dapat merusak sel-sel ginjal, ureter, dan kandung kemih. Untuk menilai efek kemoterapi terhadap ginjal maka dilakukan penilaian terhadap nilai ureum dan kreatinin sebelum dan sesudah menjalani kemoterapi.

Metode: Telah dilakukan penelitian retrospektif analitik dengan cara mengumpulkan data rekam medis di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk mengetahui perbedaan nilai Ureum dan Kreatinin sebelum dan setelah kemoterapi fase konsolidasi pada pasien Leukemia Limfoblastik Akut tahun 2011-2013. Ada 68 sampel yang mengikuti kemoterapi fase induksi, namun hanya 30 sampel yang mengikuti kemoterapi fase konsolidasi. Analisis data dilakukan dengan uji T-berpasangan.

Hasil: Rerata kadar Ureum sebelum kemoterapi fase konsolidasi adalah 20.27 mg/dL dan setelahnya menjadi 27.70 mg/dL (nilai p=0.001). Untuk rerata kadar Kreatinin sebelum kemoterapi fase konsolidasi memiliki nilai 0.29 mg/dL dan setelahnya menjadi 0.43 mg/dL (nilai p=0.001). Interval kepercayaan Ureum memiliki batas atas 4.536 dan batas bawah 10.315 sedangkan Kreatinin memiliki batas atas 0.092 dan batas bawah 0.184.

Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna kadar Ureum (p=0.001) maupun kadar Kreatinin (p=0.001) pasien LLA sebelum dan setelah menjalani kemoterapi fase konsolidasi.

(2)

iii

ABSTRACT

Background : Leukemia is hematologic malignancies caused by neoplastic process including differentiation abnormalities in different stage of hematopoietic cells. Chemotherapy is one of the main therapy for cancer in patient with

leukemia. But,metabolites of chemotherapy may damage the kidney cells, ureter,

and bladder. To evaluate the effect of chemotherapy for kidney, urea and creatinine assesment should be done before and after chemotherapy.

Methods: An analytic retrospective study by collecting the medical records had been done in RSUP Haji Adam Malik Medan to determine the difference of Urea and Creatinine level before and after intensification chemoteraphy. There were 68 samples who followed induction chemoteraphy, but only 30 samples who followed intensification chemoteraphy. Data analyzed by t-paired test.

Result: Mean of Urea level before intensification chemoteraphy was 20.27mg/dL and after intensification chemoteraphy was 27.70 mg/dL (p-value= 0.001). Mean of Creatinine level before intensification chemotera phy was 0.29 mg/dL and after intensification chemoteraphy was 0.43 mg/dL (p-value= 0.001). Confidence interval 95%, lower limit of Urea was 4.536 and upper limit of Creatinine was 10.351 whereas lower limit of Creatinine was 0.092 and upper limit of creatinine was 0.184.

Conclusion: There was significant difference of Urea level (p= 0.001) and Creatinine level (p= 0.001) among LLA patients before and after intensification chemoteraphy.

Referensi

Dokumen terkait

Pada aplikasi ini pemakai dihadapkan kepada suatu tampilan interaktif yang disertai objek-objek pendukung seperti teks, gambar, dan suara agar pemakai dapat lebih mudah mempelajari

Dengan hormat, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lembaga PAUD :... Dalam rangka mendukung peningkatan akses dan mutu layanan PAUD di daerah kami, bersama ini kami

Persentase Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) Pemerintah yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar target 2011 sebesar 30%, realisasi jumlah rumah sakit yang

Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih

Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 25 Dalam rangka mencapai indikator jumlah rancangan regulasi yang disusun, telah. dilakukan

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan,

Pada Tahun 2012, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan secara umum dapat merealisasikan kegiatannya sesuai dengan target Indikator Kinerja Utama

[r]