BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan sindroma pada pergelangan
tangan yang terjadi akibat adanya tekanan terhadap nervus medianus (Rambe, 2004). Carpal Tunnel Syndrome terjadi bila pergelangan tangan pada posisi tertekuk kuat, baik ke atas (ekstensi) maupun ke bawah (fleksi), sehingga otot mengalami kontraksi dan menegang kuat. Pembuluh darah yang mensuplai wilayah pergelangan tangan terhambat dan nervus medianus terjepit (Luchetti, 2002). Carpal Tunnel Syndrome dapat disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan metabolik, gangguan imunologis, tumor jinak, dan idiopatik (Hudaya, 2002).
Angka kejadian CTS di Amerika Serikat telah diperkirakan sekitar 1-3 kasus per 1.000 orang setiap tahunnya dengan prevalensi sekitar 50 kasus dari 1.000 orang pada populasi umum. National Health Interview Study (NHIS) memperkirakan bahwa prevalensi CTS yang dilaporkan sendiri di antara populasi dewasa adalah sebesar 1.55% (2,6 juta). Carpal Tunnel Syndrome lebih sering mengenai wanita daripada pria dengan usia berkisar 25 - 64 tahun, prevalensi tertinggi pada wanita usia > 55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun. Prevalensi CTS dalam populasi umum telah diperkirakan 5% untuk wanita dan 0,6% untuk laki-laki. Carpal Tunnel Syndrome adalah jenis neuropati kompresi yang paling sering ditemui. Sindroma tersebut unilateral pada 42% kasus ( 29% kanan,13% kiri ) dan 58% bilateral (Gorsche, 2003).
menggunakan kombinasi kekuatan dan pengulangan gerakan yang sama pada jemari dan tangan, seperti: pekerjaan yang sering menggunakan komputer, dokter gigi, gitaris, guru, ibu rumah tangga, pekerja kantoran, tukang becak, dan pekerja lapangan yang mengoperasikan alat bervibrasi seperti bor dan juga pengendara motor atau sepeda. Pada tahun 2003 insidensi CTS kira-kira 515 per 10.000 populasi (WHO, 2004).
Salah satu faktor resiko terjadinya CTS adalah Diabetes Melitus (DM). Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula yang tinggi
tang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tercatat pada tahun 2000 prevalensi pasien CTS yang memiliki faktor resiko DM adalah antara 4,5% sampai dengan 12% (Hudaya, 2002).
Keluhan penderita CTSbiasanya lebih menonjol di malam hari. Gejala lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri ini umumnya agak berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakkan tangannya atau dengan meletakkan tangannya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak mengistirahatkan tangannya (Rambe, 2004).
Apabila tidak segera ditagani dengan baik maka jari-jari menjadi kurang terampil misalnya saat memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada tangan juga sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang penderita sewaktu menggenggam. Pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar (oppones pollicis dan abductor pollicis brevis), dan otot-otot lainya yang diinervasi oleh
nervus medianus (Mumenthaler, 2006).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran karakteristik CTS periode Januari 2014 - September 2015 di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran karakteristik CTS periode Januari 2014 - September 2015 di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1 Untuk mengetahui sebaran jenis kelamin penderita CTS periode Januari 2014 - September 2015 di RSUP H. Adam Malik Medan. 2 Untuk mengetahui sebaran usia penderitaCTS periode Januari 2014 -
September 2015 di RSUP H. Adam Malik Medan.
3 Untuk mengetahui sebaran pasien CTS yang mengalami DM dan Non DM periode Januari 2014 - September 2015 di RSUP H. Adam Malik Medan.
4 Untuk mengetahui sebaran tangan yang sering terkena CTS periode Januari 2014 - September 2015 di RSUP H. Adam Malik Medan.
5 Untuk mengetahui sebaran derajat CTSberdasarkan hasil elektroneurofisiologis periode Januari 2014 - September 2015 di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat membawa manfaat pada masyarakat melalui perantara dokter dan petugas kesehatan sebagai sarana untuk memberi penatalaksanaan dan edukasi terhadap pasien CTS.
3. Bagi ilmu Pengetahuan