• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jarak Sosial Masyarakat Elite dan Masyarakat Pinggiran Kumuh”( studi deskriptif di Jl. Badur, Lingkungan 10 Kelurahan Hamdan, Kecamatan Medan Maimun)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jarak Sosial Masyarakat Elite dan Masyarakat Pinggiran Kumuh”( studi deskriptif di Jl. Badur, Lingkungan 10 Kelurahan Hamdan, Kecamatan Medan Maimun)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri menjalin hubungan

dengan individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok

dengan kelompok dalam kehidupan sosial. Namun tidak jarang dalam kehidupan

sosial terdapat banyak perbedaan sehingga menimbulkan adanya perbedaan

perlakuan dalam hubungan sosial inilah yang disebut jarak sosial atau jarak

psikologis. Jarak sosial menunjukkan penerimaan seseorang terhadap orang lain

dalam hubungan terjadi diantara mereka. Secara definisi jarak sosial adalah sejauh

mana orang bersedia untuk menerima dan bergaul dengan orang-orang yang

memiliki karakteristik sosial yang berbeda. Salah satu bentuk jarak sosial dapat

dilihat dalam dimensi Rasisme yang dikenal dengan sistem apartheid. Sistem

apartheid memisahkan masyarakat berdasarkan warna kulit, sehingga ada

anggapan kulit putih lebih unggul dari pada kulit hitam (white supremy). System

apartheid menyebabkan perbedaan perlakuan terhadap individu dari golongan

rasisme tersebut yang mengakibatkan ada diskriminasi. (Sunarto :2004).

Menurut Edward T. Hall dalam (Sunarto 2004 ) jarak social merupakan suatu jarak orang berinteraksi satu sama lain dalam satu wilayah geogerafis yang berdekatan berbicara tetapi tidak saling menyentuh. Pemahaman lain menurut Dobb (1985) jarak sosial adalah perasaan tertentu yang memisahkan individu dari kelompok lain dengan suatu tingkat penerimaan tertentu (atribut yang melekat dalam diri mereka).Jarak sosial

(2)

kelompok- kelompok masyarakat yang menciptakan pola hubungan

berdasarkan adanya kriteria-kriteria tertentu. Apabila dalam hubungan sosial

antara individu memiliki banyak kesamaan maka hubungan sosial yang

berlansung diantara mereka dekat, sebalik apabila terdapat banyak perbedaan akan

menimbulkan adanya jarak sosial dalam hubungan sosial yang terjalin. Jarak

sosial dapat dilihat dalam dimensi suku atau etnis, agama dan ras. Perbedaaan

dalam sosial budaya menyebabkan keberagaman dalam setiap elemen struktur

masyarakat. Stratifikasi memperlihatkan adanya pembedaan dalam masyarakat

berdasarkan tingkat kekayaan, kekuasaan, pekerjaan, pendidikan dan lainnya.

Indonesia dikenal dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya satu

dalam perbedaan, seharus dapat dipedomani agar tidak ada perbedaan dalam

masyarakat sehingga hubungan sosial yang terjalin dimasyarakat berjalan

harmonis. Namun nyatanya masih banyak masyarakat yang membedakan-bedakan

berdasarkan persamaan dan perbedaan sehingga menimbulkan adanya

pengelompokan dalam hubungan sosial yang dikenal dengan jarak sosial.Jarak

sosial dalam masyarakat dalam dapat dihilangkan apabila sesama anggota

masyarakat menghilangkan sikap etnosentrisme atau kesukuan sehingga tidak ada

perbedaan dalam hubungan sosial yang berlangsung. Di masyarakat sendiri

sebenarnya sudah terdapat ruang-ruang sosial yang dapat dijadikan sebagai sarana

meminimalkan terjadinya jarak sosial diantara masyarakat, ruang sosial menjadi

wadah tempat bertemu masing-masing anggota masyarakat dari berbagai elemen

yang ada. Ruang sosial dalam penelitian ini merupakan wadah yang terbentuk

secara alamiah dimasyarakat yang berfungsi mempertemukan seluruh elemen

(3)

beribadah seperi mesjid, gereja, kuil wihara dln. Selain itu dapat berupa ruang

publik seperti taman, jalan raya, rumah sakit, rumah makan, dln.Namun tidak

jarang kehadiran ruang-ruang sosial dijadikan tempat yang membedakan antara

golongan masyarakat berdasarkan kesamaan dan perbedaan ekonomi, suku,

agama dan ras dan golongan.

Pasar merupakan salah satu ruang sosial yang ada di masyarakat dimana

tempat bertemu berbagai anggota masyarakat dari berbagai elemen sosial untuk

melakukan transaksi jual-beli, namun saat ini pasar juga membedakan pengunjung

yang dapat masuk kedalamnya berdasarkan kelas sosial. Saat ini perbedaan kelas

sosial menjadi jurang pemisah antara masyarakat, dimana mayarakat digolongan

menjadi tiga yaitu; masyarakat ekonomi rendah, masyarakat ekonomi menengah

dan masyarakat ekonomi atas.

Kota medan dengan luas wilayah 265. 10 Km2 dengan jumlah penduduk

237,56 juta jiwa (BPS, 2013) dengan jumlah tingkat pertumbuhan penduduk

sebesar 1.49 % per tahun. Tinggi angka pertumbuhan penduduk berkaitan dengan

pertambahan aktivitas yang ada di kota khsusus dalam kegiatan sosial-ekonomi.

Masyarakat akan berebut dalam bidang pekerjaan agar mendapatkan penghasilan

yang besar sehingga harus mengalah pihak lawannya dengan meningkat

pendidikan yang tinggi, dalam pencapaian dimenangkan oleh masyarakat kelas

atas, sedangkan masyarakat kelas bawah dengan segala ketebatasnnya bekerja

menjadi buruh atau pekerja kasar. Adanya perbedaan pekerjaan akan

menyebabkan perbedaan penghasilan yang menciptakan masyarakat elite yang

dapat memenuhi kebutuhan pokok serta kebutuhan akan barang mewah.

(4)

lahan terjadi penyempitan lahan untuk pemukiman maupun diperuntukan

pengembangan pertumbuhan ekonomi. Masyarakat yang tidak mampu membeli

lahan akan menempati kawasan yang tidak terpakai menciptakan berdirinya

kawasan lingkungan kumuh.

Pemukiman kumuh adalah suatu lingkungan pemukiman yang mengalami

penurunan kualitas kehidupan fisik, budaya dan social sehingga tidak layak

menjadi tempat tinggal. Pemukiman kumuh tidak jarang berdiri bersebelahan

dengan pemukiman elite maupun gedung-gedung mewah. Salah satu berada di

Kelurahan Hamdan kecamatan Medan Maimun terdapat kawasan kumuh yang

dikenal dengan kampung Badur berada berdampingan dengan pemukiman

masyarakat elite. Kebutuhan akan pemukiman semakin meningkat memunculnya

fenomena gated community (kumunitas berpagar). Model Gated community

memiliki ciri mempunyai tapal batas yaitu gerbang perumahan sebagai akses

masuk dimana manusia tinggal dan melaksanakan kehidupannya.

Fenomena gated community di kota –kota menunjukkan pembatasan ruang

yang sengaja dibuat untuk melambangkan pemisahan interaksi dengan masyarakat

lain. Masyarakat yang tinggal dalam gated community cenderung menjalin

hubungan sosial dengan masyarakat yang memiliki model hunian yang sama,

walaupun hubungan yang terjalin antara masyarakat sekitar hanya berupa

pertemuan selintas tanpa adanya ikatan emosional dalam berinteraksi. Perbedaan

pemukiman juga berpengaruh dalam interaksi yang terjalin antara kedua

kelompok yang berbeda. Adapun dampak langsung terhambatnya interaksi sosial

karena membatasi diri dengan lingkungan sekitar. Peningkatkan kumunitas

(5)

masyarakat bahwa jika mereka mengaku orang kaya maka harus membeli rumah

dan tinggal di kawasan elite dan sebaliknya jika mereka mengindentifikasi tidak

kaya maka mereka memilih kawasan menengah lainnya atau pun kawasan kumuh

(slum settlement). Kesadaran yang sudah dimiliki menciptakan adanya segregasi

yang membentuk adanya pengelompokkan dalam masyarakat.(jurnalsospol.fisipol

.ugm.ac.id/index.php/jsp/article/view/74/65).

Segregasi sosial merupakan adanya perbedaan kehidupan yang seolah-olah

harus benar dibedakan antara dua kehidupan yang berbeda. Segresasi

menciptakan adanya bentuk pola yang terkotak-kotak dalam masyarakat sehingga

mengharuskan pemisahan dalam masyarakat karena adanya perbedaan dalam

struktur sosial di masyarakat.Segregasi dapat digolongan menjadi dua bentuk

yaitu segregasi yang terkonstruksi dan segregasi yang alami. Segregasi yang

terkonstuksi yakni adanya kesadaran dalam masyarakat sehingga menciptakan

segregasi. Masyarakat yang mengidentifikasi bahwa mereka kaya akan memilih

bentuk hunian yang mencerminkan status sosial mereka, sedangkan segregasi

yang terbentuk secara alami yakni pemisahan yang terjadi karena adanya

keterpaksaan dalam masyarakat sehingga mereka memilih hidup mengelompok

dalam satu kawasan yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi mereka.

Berdasarkan hasil observasi langsung dilapangan menunjukkan kampung

secara jelas adanya segregasi sosial antar kehidupan masyarakat kaya dan miskin.

Segregasi yang terbentuk secara alami masyarakat memiliki kesadaran yang

terkonstruksi mereka hidup mengelompok bersama anggotanya berdasarkan

kesamaan. Masyarakat kaya atau elite dapat dilihat dalam penelitian dari bentuk

(6)

pengintai (cctv) dan hampir setiap rumah memiliki garansi mobil serta setiap

rumah memiliki bak sampah. Sedangkan masyarakat miskin tinggal dilahan yang

tidak terpakai, berbahan dasar kayu dan papan, berada di pinggir sungai,

masing-masing rumah memiliki bertangga, ukuran rumah yang sempit (satu ruangan

menampung segala aktivitas), padat penduduk, sulit air bersih.

Sejarah lahirnya kampung Badur berdasarkan penuturan salah seorang

masyarakat yang tinggal di badur, ibu Poniah mengatakan kami sudah

bertahun-tahun tinggal di badur. Berawal dari ayah saya orang pertama yang membuka

lahan disini, dulunya ini lahan kosong yang tidak terpakai kemudian kami dirikan

rumah sampai saat ini sudah berdiri banyak rumah disini. Masyarakat badur

dibedakan menjadi dua golongan yang dikenal dengan masyarakat badur bawah

mereka yang menenpati rumah di tepi atau pinggir sungai dan mayarakat atas

mereka yang mendirikan rumah di atas tanah.

Dari segi pendidikan masyarakat Badur bawah didominasi tamatan SMP dan

SMA kebanyakan bekerja dibidang jasa dan perdangan. Hal ini juga didorong

oleh letak wilayah kampung Badur berada di pusat kota dikelilingi oleh

gedung-gedung perkantoran, perumahan elite, restoran, rumah sakit dan pusat

perbelanjaan sehingga masyarakat mudah mencari pekerjaan. Kebanyakan mereka

bekerja di sektor informal seperti ; pengemudi becak, pedagang kaki lima, buruh

cuci, buruh bangun dan sebagainya. Hal ini berbeda dengan masyarakat badur atas

yang banyak bekeja di perusahaan sendiri, pemilik toko, pegawai swasta, PNS,

(7)

Mayoritas etnis yang menempati kawasan bawah kebanyakan terdiri dari suku

minang, jawa, batak dan campuran. Sedangkan etnis masyarakat atas terdiri dari

Padang, Jawa, Tionghoa, India dan campuran lainnya. Perbedaan suku atau enis

menciptakan adanya keberagaman kebudayaan di kampung Badur,

masing-masing anggota masyarakat harus memahami akan perbedaan nilai dan

kebudayaan yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat yang ada di Badur agar

terbentuk kesatuan dalam keberaganm dikampung Badur.

Hasil observasi langsung dilapangan yang menjadi salah satu ruang sosial

yang dapat mempertemukan masyarakat bawah dan masyaraka atas hanyalah jalan

yang sering dilewati masyarakat atas pada saat mereka hendak pergi keluar. Jalan

menjadi sarana bertemu masyarakat Badur atas dan Badur, namun interaksi yang

terjadi hanya tegur sapa saja tanpa ada interaksi yang intens. Akibat jarangnya

masyarakat atas dan masyarakat bawah bertemu menyebabkan kurang kedekatan

diantara mereka, serta sikap tertutup yang ditunjukkan masyarakat atas terhadap

masyarakat bawah juga menyebabkan terjadinya perbedaan perlakuan dalam

interaksi antara masyarakat atas dan masyarakat bawah.Hal ini dapat terjadi

karena kedua kelompok masyarakat memiliki memiliki latar belakang yang

berbeda sehingga terjadi ketidaksesuaian dalam bersikap, bertutur kata, bahasa

yang digunakan, nilai yang di pedomani, cara berpakaian, berpenampilan dan lain

sebagainya. Jarak social yang melatarbelakngi ketidakevektifan dalam

berinteraksi antara kedua kelompok masyarakat ini menyebabkan ketertarikan

saya ingin melakukan penelitian mengenai jarak social masyarakat kumuh (slum

(8)

peneliti mengangkat judul penelitian mengenai “Jarak Sosial Masyarakat Kumuh

Dan Masyarakat Elite “

1.2Perumusan Masalah

Sebuah penelitian harus memiliki batasan –batasan permasalahan yang harus

diamati atau diteliti agar penelitian tersebut dapat terfokus dalam satu

permasalahan yang dapat diselesaikn dan peneliti tidak lari dari jalur yang telah

ditetapkan. Oleh karena itu berdasarkan uraian yang telah di paparkan dalam latar

belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

:

1. Bagaimana jarak sosial dalam masyarakat elite dan masyarakat slum area ?

2. Apa saja factor yang mempengaruhi terjadi jarak sosial antara masyarakat

atas dan masyarakat pinggiran/kumuh ?

1.3 Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan masalah yang akan diteliti pada sebuah penelitian,

maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan penelitian yang sejalan

dengan perumusan masalah penelitian. Adapun yang menjadi tujuan penelitian

untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh mengenai kondisi jarak sosial

masyarakat kumuh (slum area) dengan masyarakat menengah, masyarakat elite,

serta menjelaskan factor yang bekontributif dalam penghambat interaksi social

(9)

1.4 Manfaat Penelitian

Mamfaat penelitian merupakan sesuatu yang diharapakan ketika sebuah penelitian

telah selesai dilaksanakan. Adapun yang menjadi maafaat penelitian ini dilakukan

adalah:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan kajian

ilmiah bagi mahasiswa Sosiologi khusus nya mata kuliah Sosiologi

Perkotaan serta hasil penelitian menjadi bahan referensi bagi

peneliti selanjutnya yang mengkaji persoalan yang terkait dengan

penelitian ini.

2. Mamfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengatasi

ketidakharmoninsa hubungan sosial yang terjadi antara kedua

masyarakat yang berbeda secara status ekonomi,agama, dan suku

agar dapat tercapai keharmonisan dalam hubungan sosial di

masyarakat serta dapat dijadikan bahan rujukan dan saran bagi

Pemerintah Kota Medan dalam menciptakan harmonisasi sosial

masyarakat majemuk sehingga setiap kelompok masyarakat secara

sosial budaya dan status sosial ekonomi berbeda dapat hidup

berdampingan rukun dan damai.

1.5 Definisi Konsep

Konsep adalah suatu hasil pemaknaan di dalam intelektual yang merujuk pada

(10)

Dalam sosiologis, konsep menegaskan dan menetapkan apa yang akan diobservasi

(suyanto,2005:49). Defenisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain sebagai berikut :

a. Masyarakat pemukiman kumuh yaitu kelompok masyarakat yang

menempati daerah pemukiman kumuh disebabkan keterbatasan dalam

pemenuhan kebutuhan. Pemukiman kumuh dalam penelitian berdiri diatas

lahan yang bukan milik dan haknya tanpa izin dari pemiliknya.

Pemukiman kumuh dalma penelitian ini terlihat dari bentuk huniannya,

berbahan dasar kayu serta bertangga, berdiri di pinggir sungai, padat

penduduk, memiliki ukuran 3x4 (satu ruangan menampung segala

aktivitas)

b. Masyarakat menengah yaitu kelompok masyarakat yang dapat memenuhi

kehidupan ekonomi tanpa keterbatasan. Dalam penelitian ini masyarakat

ekonomi menengah dilihat dari kondisi hunianya, berbahan dasar batu,

berdinding semen, berpagar, berdiri di atas tanah milik pribadi.

c. Masyarakat pemukiman elite yaitu kelompok masyarakat yang memiliki

kedudukan yang lebih tinggi status sosial ekomoni di masyarakat.

Masyarakat elite dalam penelitian ini dilihat dari bentuk huniannya

berbahan dasar batu, berdinding batu, bepagar tinggi dilengkapi kamera

cctv.

d. Ruang sosial adalah suatu wadah yang terbentuk secara alamiah sebagai

sarana untuk mempertemukan masyarakat dalam satu keadaan (setting)

(11)

dijadikan sebagai ruang sosial yaitu; jalan, musola dan kegiatan

kemasyarakat yang ada di badur.

e. Interaksi sosial adalah hubungan timbale balik antara individu dengan

individu maupun individu dengan kelompok yang saling mempengaruhi

satu sama lain. Dalam penelitian ingin dilihat pola interaksi yang terjadi

antara masyarakat pemukiman pinggiran (slum area) dan pemukiman elite.

f. Segregasi sosial adalah adanya pembeda yang seakan benar-benar harus

dibedakan antara dua kehidupan yang berbeda. Segresasi menciptakan

adanya bentuk pola yang terkotak-kotak dalam masyarakat sehingga

mengharuskan pemisahan dalam masyarakat karena adanya perbedaan

dalam struktur sosial di masyarakat. Segregasi dalam penelitian ini adanya

bentuk pemukiman yang mengelompok antara masyarakat elite dan

masyarakat kumuh.

g. Disharmonisasi adalah pola hubungan interaksi antara individu dengan

individu yang tidak berjalan harmonis.

h. Jarak sosial adalah adalah perbedaan perlakuan sikap dan tindakan dalam

suatu hubungan sosial karena adanya norma-norma yang mengatur dalam

hubungan sosial tersebut. Jarak sosial melandasi adanya perbedaan

hubungan antara kelompok- kelompok masyarakat yang menciptakan pola

Referensi

Dokumen terkait

Pada penulisan Ilmiah ini, penulis membuat aplikasi Visual Basic 6.0 untuk Pengolahan Data Penjualan Pada Toko Komputer Delta Comp untuk membantu pengolahan data, sehinga

Nomor Pendaftaran Informasi Publik Informasi yang diminta Tujuan Penggunaan Informasi Alasan pengajuan keberatan Keputusan atasan PPID Hari dan tanggal Pemberian

Dalam penulisan ini ditulis bagaimana membuat suatu homepage mengenai perusahaan yang penuh dengan informasi sebagai bentuk dari setrategi manajemen pemasaran agar

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD WALUYO JATI KRAKSAAN.

In our study we classified grassland vegetation types of an alkali landscape (Eastern Hungary), using different image classification methods for hyperspectral data.. Our aim was to

The final image corresponds to a slanted slice of the original object hyperspectral cube (mid- dle), and there is no wavelength dependent spatial shift on the recorded image

1) Pengetahuan tentang perilaku di sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila keempat Pancasila dalamlambang negara Garuda Pancasila 2) Pengetahuan

The use of a “double - extraction” technique which combines an NMF-SBSS algorithm to isolate the soil spectra and a PLSR model to predict the clay content over