BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Financial Leverage
Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki
beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang
lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan
yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan
mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan
biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih karena sumber dana mempunyai
konsekuensi finansial yang berbeda.
Financial leveragemerupakan tingkat bagaimana sekuritas dengan laba
tetap (hutang dan saham preferent) digunakan dalam mengukur modal perusahaan
(Brigham dan Houston 2006:17). Rasio ini pada umumnyadisebut juga rasio
utang (debt ratio), untuk mengukur persentasi dana yang disediakan oleh kreditur.
Pada analisis rasio keuangan, financial leverage di hitung melalui perbandingan
total hutang dan total asset perusahaan, dimana dalam laporan keuangan
perusahaan disebut leverage ratio. Perusahaan dengan tingkat financial leverage
yang lebih kecil dari nilai asetnya adalah perusahaan yang solvable. Sebaliknya,
perusahaan dengan sebagian besar pendanaannya berasal dari utang akan
Tantangan terbesar seorang manajer keuangan yaitu menentukan proporsi
yang tepat antara penggunaan modal dan hutang dalam mendanai operasional
perusahaan. Hal inilah yang disebut dengan struktur modal perusahaan.Struktur
modal sebagai perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka
panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 1990).
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan
dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau
kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,
2004). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal aktif(debet) dan
modal pasif(kredit). Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
perusahaan menjadi hal yang penting sebagai dasar pertimbangan dalam
menentukan komposisi struktur modal perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2001) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan financial leverageantara lain: struktur aktiva,
Likuiditas, profitabilitas, stabilitas penjualan, laverage operasi, growth
(pertumbuhan) , pajak, sifat manajemen, pengawasan, dan fleksibilitas keuangan.
Adapun perhitungan financial leverage diformulasikan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Menurut Brigham dan Gapeksi (1996) hutang dapat dibedakan menjadi
dua yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
1. Hutang jangka pendek
Hutang jangka pendek merupakan hutang yang diharapkan akan
dilunasi dalam waktu 1 tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan
dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan
menimbulkan hutang jangka pendek yang baru.
2. Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang merupakan yang jangka waktu
pembayarannya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dan
sumber-sumber untuk melunasi hutang jangka panjang adalah sumber-sumber bukan
aktiva lancar.
2.1.1 Profitabilitas
Menurut Sartono, (2001) profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Weston dan Brigham (2008:68)
profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari volume penjualan, total aktiva, dan modal
Tingkat profitabilitas memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk
keuntungan dari investasi yang dilakukan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang
memiliki profitabilitas tinggi cenderung menggunakan hutang relatif kecil karena
laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan.
Profitabilitas atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
dapat diukur dengan ROA. Profitabilitas merupakan perbandingan laba bersih
dengan total asset yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau di investasikan dalam satu
periode (Sartono,2001). Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang di gunakan
adalah Return On Equity (ROA) di formulasikan dengaan rumus:
�������������� = Ebit Total aktiva
2.1.2 Tingkat Likuiditas (Current Ratio).
Tingkat likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Likuiditas
merupakan ukuran seberapa cepat suatu aktiva dapat dikonversikan menjadi kas
atau suatu kewajiban dapat dilunasi (Brigham dan Houston, 2006). Menurut
Weston dan Copeland (1997) Current ratio merupakan rasio antara aktiva lancar
terhadap kewajiban lancar. Likuiditas perusahaan dapat diketahui dari neraca
dengan membandingkan jumlah aktiva lancar (currenr assets) di satu pihak
dengan hutang lancar di pihak lain, hasil perbandingan tersebut dinamakan
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Aktiva
lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Sedangkan
kewajiban lancar terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang lainnya yang
mempunyai jangka waktu kurang dari satu tahun. Menurut Sartono, (2001)
perubahan komposisi struktur modal akan mempengaruhi tingkat likuiditas bila
penambahan hutang jangka panjang digunakan untuk melunasi hutang jangka
pendek atau bisa juga digunakan untuk meningkatkan aktiva lancar.
Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai
membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total
hutang yang akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil. Likuiditas
(Current ratio) diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:
Likuiditas (������������) = Aktiva lancar Hutang lancar
2.1.3 Struktur Aktiva
Menurut Weston dan Copeland (2000) Asset atau aktiva adalah segala
sesuatu yang dimiliki perusahaan. Aktiva dapat digolongkan menjadi aktiva tetap,
aktiva tidak terwujud, dan aktiva lain-lain. Perusahaan yang memiliki aktiva
dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang lebih besar karena memiliki
aktiva sebagai penjaminnya. Perusahaan yang memiliki tingkat aktiva tetap yang
besar maka aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut dapat digunakan perusahaan
Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali perputaran dalam
proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang
pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva
yang tahan lama yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses
produksi (Riyanto, 2001).Brigham dan Gapensky (1997), menyatakan bahwa
secara umum perusahaan yang memiliki jaminan hutang akan lebih mudah
mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap
hutang.
Menurut Riyanto (1995) kebanyakan perusahaan industri sebagian besar
modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya
dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri sedangkan hutang sifatnya hanya
sebagai pelengkap. Dengan demikian semakin tinggi struktur aktiva maka
penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (penggunaan modal asing akan
semakin sedikit) atau dengan kata lain struktur modalnya akan semakin rendah.
Struktur aktiva diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:
Struktur Aktiva = Aktiva Tetap Total Aktiva
2.1.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan (size) merupakan ukuran atau besarnya aktiva yang
dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan (size) dapat digunakan sebagai proksi
ketidakpastian terhadap keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Ukuran
perusahaan di proksi dengan nilai logaritma dti total aset atau total aktiva(
faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan berapa besar
kebijakan keputusan pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau
besarnya asset perusahaan. Jika perusahaan semakin besar maka semakin besar
pula dana yang akan dikeluarkan baik itu dari kebijakan hutang atau modal sendiri
dalam mempertahankan atau mengembangkan perusahaan. Total assets dijadikan
sebagai indikator ukuran perusahaan karena sifatnyajangka panjang dibandingkan
dengan penjualan. Semakin besar suatu perusahaan maka kecenderungan
penggunaan dana eksternal juga akan semakin besar. Ukuran perusahaan
diformulasikan dengan menggunakan rumus:
Ukuran perusahaan = Ln (total aktiva)
2.1.5 Pertumbuhan (Growth)
Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempnyai laju
pertumbuhan yang tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk
membelanjai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih
banyak menggunakan utang daripada perusahaan yang tumbuh secara lambat
(Weston and Brigham, 1994). Pertumbuhan (Growth) adalah kenaikan jumlah
penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Perhitungan
pertumbuhan penjualan di dapat dari hasil pengurangan penjualan tahun sekarang
(t) dengan penjualan tahun sebelumnya (t-1) yang kemudian di bagi dengan
penjualan tahun sebelumnya (t-1).
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman untuk
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
(Brigham dan Houston, 2006). Semakin stabil tingkat penjualan berarti
keuntungannya pun semakin stabil, maka besar kemungkinan perusahaan mampu
memenuhi kewajiban tetapnya. Dengan demikian semakin tinggi tingkat
penjualan, perusahaan akan lebih aman dalam menggunakan hutang sehingga
semakin tinggi struktur modalnya. Untuk menghitung tingkat pertumbuhan di
formulasikan dengan rumus :
�����ℎ (Pertumbuhan) =penjualant −penjualant−1 penjualant−1
Keterangan:
penjualant= penjualan tahun sekarang
penjualant−1= penjualan tahun sebelumnya
Pertumbuhan penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan
pasar dari produk dan jasa perusahaan, dimana pendapatan yang dihasilkan dari
penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan .
Dengan demikian dapat diketahui bahwa suatu perusahaan dapat dikatakan
mengalami pertumbuhan kearah yang lebih baik jika terdapat peningkatan yang
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu No Nama peneliti dan
Judul
independen dependen Hasil penelitian 1. Florentina (2010)
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Financial leverage pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia tahun 2008-2010 Independen: assets structure, liquidity, profitability,s ales, growth, firm size. Dependen : Financial leverage assets structure, liquidity, sales growth, firm size berpengaruh terhadap financial leverage.
2. Maidera ElsaDwi Putri (2012)
Pengaruh
profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur sektor industri makanan dan munuman yang terdaftar di bursa Efek
No Nama Peneliti dan judul
independen Dependen Hasil Penelitian 3. Damayanti (2013)
Pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang bertumbuh, dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan farmasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia
Independen: struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang bertumbuh, dan profitabilitas Dependen : Struktur modal Struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang bertumbuh, dan profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal
4. Suci Pujiani, Prasetio (2012)
Analisis pengaruh return on assets, sales growth, structure assets, firm size, terhadap financial leverage pada sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2011 Independen: return on assets, sales growth, structure assets, firm size. Dependen: financial laverage Return on assets, structure assets, mempengaruhi financial laverage.
5 Rofika (2010)
Faktor yang mempengaruhi
No Nama peneliti independen dependen Hasil penelitian
6 Elgina Bungaria
(2013)
Pengaruh Total Aktiva dan leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan barang-barang konsumsi di bursa efek Indonesia
Independen: Total aktiva, DAR (Debt to Assets Ratio)
Dependen : Return On assets
Total aktiva dan debt to assets secara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap Return on assets perusahaan barang-barang
konsumsi di bursa efek Indonesia.
2.2.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana
suatu teoridengan faktor-faktor yang penting yang telah di ketahui dalam suatu
masalah tertentu. Menurut Brigham dan Houston (2001) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi keputusan financial leverageantara lain: struktur aktiva,
ukuran perusahaan, Likuiditas, profitabilitas, stabilitas penjualan, growth
(pertumbuhan) , pajak, sifat manajemen, dan lain-lain.
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Likuiditas (�1 )
Profitabilitas (�2)
Struktur aktiva (�3)
Financial Leverage (Y) Size ( �4)
2.2.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual maka hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian ini yaitu struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan,
pertumbuhan,dan likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap financial