• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jarak Interinsisal Pembukaan Mulut Maksimal Suku Batak Kelompok Umur 17-22 Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jarak Interinsisal Pembukaan Mulut Maksimal Suku Batak Kelompok Umur 17-22 Tahun"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembukaan mulut maksimal didefinisikan sebagai jarak terjauh antara tepi

insisal insisivus sentralis maksila dan mandibula pada garis tengah gigi ketika mulut

terbuka maksimal1,2,3 tanpa adanya rasa sakit pada rahang, wajah dan leher atau bagian lain dari mulut.2,4,5 Dengan pengukuran pembukaan mulut maksimal dapat diperoleh kisaran ukuran pembukaan mulut maksimal aktif,6,7,8 pasif,7,9 dan Opening Ratio.5 Pembukaan mulut maksimal aktif adalah jarak antara tepi insisal insisivus sentralis maksila ke tepi insisal insisivus mandibula saat subjek membuka mulutnya

sendiri tanpa bantuan jari.6,7 Pembukaan mulut maksimal pasif adalah jarak antara tepi insisal insisivus sentralis maksila ke tepi insisal insisivus mandibula saat mulut

subjek dibuka dengan bantuan jari.7,9,10 Opening Ratio digunakan untuk melihat berapa besar pertambahan jarak interinsisal pada pembukaan mulut maksimal pasif

bila dibandingkan dengan pembukaan mulut maksimal aktif.5

Pembukaan mulut maksimal diperlukan untuk memungkinkan klinisi

melakukan pemeriksaan oral yang lengkap dengan nyaman.3,11 Pembukaan mulut maksimal juga dapat digunakan sebagai parameter untuk follow up dan hasil

pemeriksaan kondisi-kondisi yang mempengaruhi sistem stomatognasi.3,6 Pembukaan mulut juga merupakan parameter yang berguna bagi dokter bedah mulut untuk

rekonstruksi wajah dan tulang rahang.3

Ukuran pembukaan mulut maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor

(2)

Pengukuran pembukaan mulut maksimal dapat dilakukan dengan

menggunakan penggaris,3,11,15 kaliper,4 Willis Bite Gauge,2 goniometer mandibula,16 serta instrumen opto-elektrik.14

Penduduk Indonesia sebagian besar didominasi oleh ras Paleomongoloid atau

ras Melayu. Ras Melayu ini kemudian dibedakan atas Proto-Melayu dan

Deutro-Melayu. Ras Proto-Melayu terdiri dari suku Batak, Gayo, Sasak dan Toraja. Ras

Deutro-Melayu meliputi orang-orang Aceh, Minangkabau, Sumatera pesisir, Rejang

Lbong, Lampung, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Manado pesisir, Sunda kecil timur dan

Melayu. Suku Batak yang termasuk bagian dari ras Proto-Melayu merupakan suku

terbesar yang menempati Sumatera Utara dan terdiri atas enam sub-group meliputi

Toba, Simalungun, Karo, Pakpak, Mandailing dan Angkola.17

Banyak penelitian pembukaan mulut maksimal sudah dilakukan di

negara-negara lain. Akan tetapi belum ada penelitian tentang pembukaan mulut maksimal di

Indonesia. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk melakukan penelitian pada suku

Batak kelompok umur 17-22 tahun untuk mendapatkan estimasi jarak interinsisal

pembukaan mulut maksimal baik untuk pembukaan mulut maksimal aktif, pasif,

maupun Opening Ratio pada laki-laki maupun perempuan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan di atas, maka didapatkan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Berapakah jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal aktif, jarak

interinsisal pembukaan mulut maksimal pasif, serta Opening Ratio pada suku Batak

kelompok umur 17-22 tahun?

2. Adakah perbedaan jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal aktif,

jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal pasif, serta Opening Ratio antara

laki-laki dan perempuan suku Batak kelompok umur 17-22 tahun?

1.3 Tujuan Penelitian

(3)

Untuk mengetahui jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal suku Batak

kelompok umur 17-22 tahun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal aktif,

jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal pasif, serta Opening Ratio pada suku

Batak kelompok umur 17-22 tahun.

2. Untuk mengetahui perbedaan jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal

aktif, jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal pasif, serta Opening Ratio antara

laki-laki dan perempuan suku Batak kelompok umur 17-22 tahun.

1.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. H0 : Tidak terdapat perbedaan jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal aktif, jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal pasif, serta Opening

Ratio yang signifikan berdasarkan jenis kelamin dan umur.

2. Hα : Terdapat perbedaan jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal

aktif, jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal pasif, serta Opening Ratio yang

signifikan berdasarkan jenis kelamin dan umur.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Untuk perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran gigi khususnya

bagian Biologi Oral tentang jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal pada suku

Batak kelompok umur 17-22 tahun.

1.5.2 Manfaat Praktis

Sebagai parameter jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal pada suku

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut Wajat Witajai ajabila seluruh hahyawan telah menWajathan iYfonnasi yanX tuhuj tentaYX imjlemeYtasi sistem manajemen mutu ISO 9002 WenXan jelatihaY-jelatihan

(2) Manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunkan judgement dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan yang

Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologisnya, menurunkann daya tahan tubuh yang bisa

Adapun pokok-pokok pembahasan antara lain membahas mengenai implementasi Good Corporate Governance di Perusahaan, hasil laporan penilaian GCG oleh penilai independen, progress

yellow, white or red. Each device consisted of three 8-cm-long strands of the same colour of polypropylene twine tied together at one end with clear tape. These were suspended from

(7) Penetapan jenjang jabatan untuk pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pol PP berdasarkan jumlah Angka Kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang

Specifically, we wish to recognize your role in creating OGC's Interoperability Program, your ongoing leadership of the consortium's architecture development activities, and

[r]