BAB 1PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Material BaFe12O19digunakan sangat luas sebagai primadona magnet permanen, bahkan hingga sekarang masih menguasai 52% pasar magnet permanen dunia. Beberapa kelebihan yang dimiliki material ini adalah anisotropi magnetokristallin
dan temperature curie yang tinggi serta saturasi magnetisasi yang besar. Kelebihan lain material tersebut adalah memiliki stabilitas kimia yang baik serta tahan terhadap korosi, disamping itu memiliki sifat sensitivitas listrik yang relative tinggi sehingga memiliki peluang untuk digunakan sebagai material magnet untuk aplikasi pada gelombang electromagnet. Barium Hexaferrite (BaFe12O19) adalah material magnet kelas ferrimagnetik dengan lima ion Fe menempati kisi berbeda. Ferrimagnetik ini memiliki saturasi magnetik total dan koersivitas magnetik yang paling tinggi diantara kelas ferrite lainnya sehingga telah banyak dieksplorasi untuk berbagai aplikasi teknologi seperti permanen magnet dan penyimpanan data memori. Sifat-sifat ekstrinsik material kelas Barium Hexaferrite sangat bergantung pada mekanika proses dan metoda yang digunakan. (Priyono, 2010).
Pada beberapa tahun terakhir ini, penelitian di bidang material magnetik, khususnya magnet permanen sangat intensif dilakukan. Hal ini disebabkan penerapan magnet permanen mampu melingkupi berbagai aspek yang terkait dengan teknologi maju. Dewasa ini, Penerapan magnet permanen dapat ditemukan pada komponen televisi, telepon, komputer, pada bidang otomotif (misalnya untuk starter, door lock, dan wiper), generator, loudspeaker dan mikropon (Hilda Ayu, 2013).
Aplikasi magnet permanen pada saat ini makin berkembang dengan diperolehnya serbuk bahan tersebut dalam ukuran yang sangat kecil atau dalam skala nanometer. Magnet permanen merupakan suatu material yang sangat strategis untuk dikembangkan dimasa depan. Penguasaan teknologi produksi magnet permanen diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan, dengan mempertimbangkan belum adanya produsen magnet lokal untuk memenuhi kebutuhan magnet permanen dalam negri. Pertumbuhan kebutuhan
komponen magnet permanen sampai saat ini masih sangat bergantung dari produk impor seperti dari Jepang dan China. Oleh karena itu, diperlukan suatu kegiatan riset yang intensif untuk mengembangkan sistem produksi magnet permanen dan mendorong pertumbuhan industri lokal yang memproduksi magnet permanen untuk keperluan dalam negeri (Sardjono dkk, 2012,2013).
Untuk mengembangkan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan
canggih tersebut, maka pada penelitian ini akan dipelajari mekanisme Pengaruh
Variasi Waktu Milling Terhadap Mikrostruktur dan Sifat Fisis Magnet BaFe12O19.
Pada penelitian ini akan ditambahkan Ethanol pada saat penggilingan ( Milling)
untuk mencegah terjadinya proses oksidasi (Korosi)BaFe12O19 pada saat penggilingan dilakukan. Disamping itu waktu penggilingan akan divariasikan sesuai
dengan bahanBaFe12O19 yang mudah terkorosi sehingga waktu milling juga harus benar-benar diperhatikan.
Proses milling dalam pembuatan magnet permanen BaFe12O19 adalah salah
satu hal terpenting yang dapat memengaruhi sifat dan kualitas magnet permanen yang dihasilkan.Variasi waktu milling yang digunakan pada penelitian ini adalah 3, 6, 12, 24 jam.Kemudian dilakukan uji karakterisasi dengan: Particle Size Analyzer (PSA) untuk mengetahui ukuran partikel setiap efek variasi waktu, alat
uji X-Ray Diffraction (XRD) digunakan untuk mengetahui struktur dari fasa –
fasa yang terbentuk selama proses milling dilakukan dengan efek variasi waktu
milling, Vibrating Sample Magnetometer (VSM) yang digunakan untuk
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah :
1. Berapa waktu milling optimum yang dibutuhkan untuk pembuatan
magnet BaFe12O
2. Bagaimanakah pengaruh waktu variasi milling terhadap sifat fisis, sifat magnet dan struktur kristal pada magnet BaFe
19.
12O
3. Bagaimana pengaruh suhu sintering terhadap sifat fisis dan sifat magnetik pada magnet BaFe
19.
12O19.
1.3Batasan Masalah
Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian dari permasalahan yang ditentukan, maka perlu ada pembatasan masalah penelitian, yaitu :
1. Bahan yang dipergunakan untuk pembuatan magnet permanen adalah serbuk barium heksaferite (BaO.6Fe2O3
2. Variasi waktu milling selama 3 jam, 6 jam, 12 jam, 24 jam dengan HEM.
) komersil.Etanol sebagai pelarut dan celuna sebagai perekat.
3. Karakterisasi bahan BaFe12O19
a. XRD, untuk mengetahui struktur kristal.
hasil yang akan dilakukan meliputi :
b. Karakterisasi ukuran partikel yang telah dimilling dengan HEM menggunakan Particle Size Analyzer (PSA).
c. Karakterisasi sifat magnet dengan VSM (Vibrating Sample Magnetometer).
d. Karakterisasi densitas serbuk dengan Picnometer.
e. Karakterisasi densitas bulk dengan fluks magnetik. 4. Variasi suhu sintering(900℃,1000℃,,1100℃,,1200℃,)
1.4Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui waktu milling optimum HEM yang dapat menghasilkan
diameter.
2. Untuk mengetahui variasi milling terhadap sifat fisis, sifat magnet dan struktur kristal.
3. Untuk mengetahui variasi suhu sintering terhadap sifat fisis dan sifat magnetikpada magnet BaFe12O19
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui proses Milling dengan menggunakan HEM
2. Meningkatkan kemampuan teknik pembuatan magnet permanen BaFe12O
3. Dari data penelitian yang ada, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang magnet permanenBaFe
19
12O19 dan menjadi referensi untuk mengetahui efek milling dengan HEM.
1.6Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Keltian Magnet, Pusat Penelitian Fisika (P2F) LIPI Gd.440 Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Desa Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Kode Pos 15310, Provinsi Banten, Indonesia. Dimulai tanggal 1 Februari sampai tanggal 5 Mei 2015.
1.7Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada masing – masing bab adalah sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, tempat penelitian, dan sistematika penelitian
Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk
proses pengambilan data, analisa data serta pembahasannya.
Bab 3 Metodelogi Penelitian
Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian, diagram alir penelitian, dan pengujian sampel.
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa yang diperoleh dari penelitian
Bab 5 Kesimpulan dan Saran