• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Yuridis Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa Antara CV. Tugede Dengan Dispora Kota Tanjung Balai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Yuridis Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa Antara CV. Tugede Dengan Dispora Kota Tanjung Balai"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK

A. Pengertian Kontrak

Dalam praktik kehidupan pengertian kontrak atau perjanjian terkadang

dipahami secara keliru / rancu. Banyak sekali pelaku bisnis mencampuradukkan

kedua istilahtersebut seolah merupakan pengertian yang berbeda. Burgerlijk

wetboek /BWmenggunakan istilah overenkomst atau contrack untuk pengertian

yang sama. Hal ini secara jelas dapat disimak dari judul Buku III title Kedua

tentang “Perikatan-perikatan yang Lahir dari Kontrak atau Perjanjian” yang dalam

bahasa aslinya (Belanda), yaitu : “Van verbintenissen die uit contract of

Overeenkomst geboren worden”. Pengertian ini juga didukung pendapan banyak

sarjana, antara lain :Hofmann, j.Satrio, Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena

Pohan, Mariam Darus Badrulzaman, Purwahid Patrik, Tirtodiningrat dan Jacob

Hans Niewenhuis yang menggunakan istilah kontrak dan perjanjian dalam

pengertian yang sama.7

Terhadap penggunaan istilah kontrak dan perjanjian ini , saya sependapat

dengan beberapa sarjana tersebut diatas yang memberikan pengertian yang sama

antara kontrak dengan perjanjian . karena disebabkan fokus kajian saya

berlandaskan pada perspektif Burgerkijk Wetboek (BW), dimana antara

7

(2)

perjanjian atau persetujuan (overeenkomst) mempunyai pengertian yang sama

dengan kontrak (contract). Selain itu, dalam praktik kedua istilah tersebut juga

digunakan dalam kontak Komersil, misal : Perjanjian Waralaba , Perjanjian sewa

guna usaha, kontrak kerjasama, kontrak kerja kontruksi . oleh karena itu , dalam

penelitian ini kedua istilah tersebut akan digunakan bersama-sama , hal ini bukan

berarti menunjukkan adanya inkonsistensi penggunaan istilah pada diri Penulis

terhadap penggunaan istilah, namun semata-mata untuk memudahkan pemahaman

terhadap rangkaian kalimat yang disusun.

Berdasarkan Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang

dimaksud dengan Perjanjian adalah “suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.

Para sarjana menyatakan bahwa rumusan Pasal 1313 KUHPerdata diatas

memiliki banyak kelemahan ,salah satunya adalah Abdul Kadir Muhammad .

Abdul Kadir Muhammad menyatakan kelemahan-kelemahan Pasal 1313

KUHPerdata adalah sebagai berikut :8

1. Hanya menyangkut sepihak saja

Hal tersebut dapat diketahui dari perumusan satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih . Kata mengikatkan

sifatnya hanya datang dari satu pihak saja tidak dari dua pihak .

seharusnya dirumuskan saling mengikatkan diri jadi ada consensus

antara pihak-pihak .

8

(3)

2. Kata pembuatan mencakup juga tanpa consensus

Arti perbuatan termasuk juga tindakan melaksanakan tugas tanpa

kuasa, tindakan melawan hukum yang tidak mengandung consensus.

Seharusnya dipakai kata persetujuan .

3. Tanpa menyebut tujuan

Dalam Pasal 1313 KUHPerdata tersebut tidak disebutkan tujuan

mengadakan perjanjian , sehingga para pihak yang mengikatkan diri

tidak memiliki tujuan yang jelas untuk apa perjanjian tersebut dibuat.

4. Pengertian perjanjian terlalu luas

Pengertian perjanjian dalam pasal 1313 KUHPerdata terlalu luas

karena mencakup juga pelangsungan perkawinan dan janji perkawinan

yang diatur dalam lapangan hukum keluarga.

Sehubungan dengan hal diatas tersebut , maka defenisi perjanjian atau

kontrak perlu diperbaiki menjadi : 9

1. Perbuatan tersebut harus diartikan sebagai perbuatan hukum, yaitu

perbuatan yang bertujuan untuk menimbulkan akibat hukum

2. Menambahkan perkataan atau saling mengikatkan dirinya dalam Pasal

1313 KUHPerdata.

Pengertian yang lengkap dan sempurna mengenai pengertian atau defenisi

dari perjanjian sangatlah sulit untuk kita dapatkan karena masing-masing sarjana

mempunyai pendapat yang berbeda-beda , untuk itu agar mempermudah

9 Ibid

(4)

pengertian kontrak dari para sarjana maka ada beberapa pendapat yang

dikemukakan sebagai berikut :

1. Menurut Tan Kamelo

“Perjanjian atau kontrak adalah suatu hubungan hukum antara dua

orang atau lebih yang didasarkanpada kata sepakat dengan tujuan

untuk menimbulkan akibat hukum”.

2. Menurut R. Subekti :

“suatu kontrak adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanjia kepada

seorang lainnya atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk

melaksanakan suatu hal”. 10 3. Menurut Sudikno Mertokusumo :

“Kontrak adalah sebagai hubungan hukum antara dua pihak atau lebih

berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum dimana

masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban dalam suatu

kontrak tersebut”.11

Berdasarkan defenisi diatas terlihat bahwa dalam suatu perjanjian itu akan

menimbulkan suatu hubungan hukum dari para pihak yang membuat kontrak.

Masing-masing pihak terikat satu sama lain dan menimbulkan hak dan kewajiban

diantara para pihak yang membuat perjanjian . sedangkan dalam praktiknya bukan

hanya orang perorangan saja yang membuat kontrak/perjanjian , namun termasuk

juga badan hukum yang merupakan subyek hukum. Dengan kata lain kontrak

10Ibid

, hal. 16

(5)

adalah suatu perjanjian antara para pihak (dua pihak atau lebih) yang saling

mengikat dirinya untuk melakukan suatu perbuatan hukum dalam bidang harta

kekayaan.12

Adapun unsur-unsur yang tercantum dalam hukum Perjanjian/kontrak

dapat di kemukakan sebagai berikut : 13 1. Adanya kaidah hukum

Kaidah hukum perjanjian dapat terbagi menjadi dua macam , yakni

tertulis dan tidak tertulis . Kaidah hukum dalam perjanjian tertulis

adalah kaidah-kaidah hukum yang terdapat didalam peraturan

perundang-undangan , traktat dan yurisprudensi . Sedangkan kaidah

hukum perjanjian tidak tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang

timbul , tumbuh , dan hidup dalam masyarakat , seperti : jual beli

tahunan, jual beli lepas, dan lain sebagainya . Konsep-konsep hukum

ini berasal dari hukum adat.

2. Subyek hukum

Istilah lain dari subjek hukum adalah rechtperson. Rechtperson

diartikan sebagai pendukung hak dan kewajiban . dalam hal ini yang

menjadi subjek hukum dalam kontrak adalah kreditur dan debitur .

Kreditur adalah orang yang berpiutang , sedangkan debitur adalah

orang yang berutang.

3. Adanya prestasi

12

Ady Wibowo Sunarto. Hukum kontrak Terapeutik di Indonesia, Medan : Pustaka Bangsa Press, 2009, Hal.7

13

(6)

Prestasi adalah apa yang menjadi hak kreditur dan kewajiban debitur . suatu prestasi umumnya terdiri dari beberapa hal sebagai berikut : memberikan sesuatu ; berbuat sesuatu ; tidak berbuat sesuatu.

4. Kata ssepakat

Didalam Pasal 1320 KUHPerdata ditentukan empat syarat syah nya

perjanjian seperti dimaksud diatas , dimana salah satunya adalah kata

sepakat (konsensus). Kesepakatan ialah persesuaian pernyataan

kehendak antara para pihak.

5. Akibat Hukum

Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan

akibat hukum. Akibat hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban.

Dengan demikian suatu perikatan belum tentu merupakan perjanjian ,

sedangkan perjanjian merupakan perikatan . atau dengan kalimat lain, bila

defenisi dari pasal 1313 KUHPerdata tersebut kita hubungkan dengan maksud

dari Pasal 1233 KUHPerdata , maka dapat terlihat pengertian dari perikatan,

karena perikatan dapat lahir dari perjanjian itu sendiri.

B. Jenis-jenis Kontrak

Para ahli yang ada didalam bidang kontrak tidak ada kesatuan pandangan

defenisi terhadap pembagian kontrak . masing-masing ahli mempunyai

pandangan yang berbeda-beda antara yang satu dengan ahli lainnya. Ada

ahli yang mengkaji dari sumber hukumnya , bentuknya, namanya, aspek

kewajibannya, maupun aspek sisi larangannya. 14

14Ibid

, Hal, 17

(7)

kontrak sendiri dapat dibedakan menurut berbagai aspek(tinjauan), sehingga

timbullah berbagai jenis kontrak.

Jenis-jenis kontrak yang dikenal secara teoritik , dogmatik dan praktik

hukum kontrak dapat kita jelaskan sebagai berikut ini :15

1.

Kontrak menurut persyaratan dan proses terjadinya / terbentuknya ,

dapat dibedakan menjadi tiga jenis kontrak , yaitu :

Kontrak menurut Persyaratan dan Proses Terjadinya /

Terbentuknya

16

a. Kontrak riil

Kontrak riil yaitu kontrak yang memerlukan kata sepakat ,

tetapi menurut barangnya pun harus diserahkan . Misalnya ,

kontrak penitipan barang menurut pasal 1741 KUHPerdata dan

kontrak pinjam mengganti menurut Pasal 1754 KUHPerdata.

b. Kontrak Konsensual

Kontrak konsensual yaitu kontrak yang dianggap sah jika

terjadi sepakat antara para pihak yang membuat kontrak .

misalnya , kontrak jual beli menurut pasal 1457 KUHPerdata

terjadi sepakat mengenai barang dan harganya.

c. Kontrak formil

Kontrak formil yaitu suatu kontrak yang memerlukan kata sepakat,

tetapi undang-undang mengharuskan kontrak tesebut dibuat dalam

bentuk tertentu secara tertulis dengan akta yang dibuat oleh atau

15

Muhammad Syaifuddin, Op. Cit, Hal , 147.

16Ibid

(8)

dihadapan pejabat umum, yaitu Notaris atau pejabat pembuat akta

tanah. Contohnya, kontrak jaminan Fidusia menurut pasal 5 ayat

(1) UU. No. 42 Tahun 1999 harus dalam bentuk akta notaris.

2.

Kontrak dapat dibagi menurut sifat dan akibat hukum yang

ditimbulkannya , yang terdiri dari :

Kontrak Menurut Sifat dan akibat Hukumnya

17

a. Kontrak di bidang hukum keluarga (familierechtelijke

Overeenkomst)

Kontrak dibidang hukum keluarga adalah perkawinan yang

merupakan contractus sui generis , yang didasarkan atas persetujuan

kedua calon mempelai yang mengandung beberapa aspek , yaitu : 1)

persetujuan untuk menikah adalah perbuatan hukum ; 2) hubungan

hukum yang timbul di antara para pihaknya; 3) peristiwa hukum

yang hampir seluruhnya diatur dalam undang-undang dan bersifat

memaksa ; dan 4) terikatnya para pihak selama mereka berada dalam

ikatan perkawinan.

b. Kontrak Kebendaan ( zakelijke Overeenkomst)

Kontrak kebendaan adalah kontrak yang dibuat dengan

mengindahkan peraturan perundang-undangan ; timbul karena

kesepakatan dari dua pihak atau lebih yang saling mengikatkan diri;

17Ibid

(9)

dan ditunjukkan untuk menimbulkan, beralih, berubah , atau

berakhirnya suatu hak kebendaan .

c. Kontrak mengenai Pembuktian (bewijs Overeenkomst)

Kontrak ini terbentuk karena adanya kesepakatan dari para pihak

yang bertujuan membatasi ketentuan mengenai cara atau alat

pembuktian atau menghindari pengajuan perlawanan pembuktian

(tegenbewijs), sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang,

ketertiban umum, dan kesusilaan yang baik.

d. Kontrak besifat Kepublikan (publiekrechtelijke Overeenkomst)

Kontrak ini timbul karena adanya kesepakatan dari dua pihak atau

lebih, yang satu atau yang kedua para pihak tersebut adalah badan

hukum pubik yang berwenang membuat kontrak dibidang hukum

privat dan berwenang melaksanakan semua hak dan kewenangan

yang dimilikinya , kecuali dilarang oleh undang-undang, negara ,

provinsi, kabupaten/kota yang merupakan badan hukum publik dapat

melakukan tindakan dibidang hukum privat , misalnya : membeli

menjual , menyewakan, meminjam atau meminjamkan sserta

mendirikan badan hukum privat .

e. Kontrak Obligatoir (obligatoire Overeenkomst)

Kontrak Obligatoir menurrut Pasal 1313 KUHPerdata Jo. Pasal

1349 KUHPerdata, adalah kontrak yang timbul karena kesepakatan

dari dua pihak atau lebih dengan tujuan timbulnya perikatan untuk

(10)

3.

Kontrak menurut hak dan Kewajiban para pihak yang membuat nya

terdiri dari 2 jenis kontrak , yaitu :

Kontrak Menurut Hak dan Kewajiban para Pihak yang

Membuatnya

18

a. Kontrak timbal balik

Adalah kontrak yang meletakkan hak dan kewajiban para pihak yang

membuatnya terdiri dari dua pihak yang membuat kontrak . misalnya

, dalam kontrak jual beli menurut pasal 1457 KUHPerdata , pihak

penjual berkewajiban menyerahkan barang yang dijual dan berhak

mendapatkan bayaran , sebaliknya pihak pembeli berkewajiban

membayar harga barang dan berhak menerima barangnya.

b. Kontrak sepihak

Adalah kontrak yang meletakkan kewajiban pada satu pihak saja .

Misalnya, dalam kontrak hibah menurut Pasal 1666 KUHPerdata,

kewajiban hanya ada pada orang yang menghibahkan barang

sedangkan penerima hibah hanya berhak menerima barang yang

dihibahkan , tanpa berkewajiban apapun kepada orang yang

dihibahkan.

4.

Kontrak menurut penamaan dan sifat pengaturan hukumnya dapat

dibedakan menjadi dua jenis kontrak , yaitu :

Kontrak menurut Penamaan dan Sifat Pengaturan Hukumnya

19

18 Ibid

(11)

a. Kontrak Bernama

Kontrak bernama (onbenoemde contract atau nominaat conract)

adalah kontrak yang mempunyai nama sensiri yang telah diatur

secara khusus dalam KUHPerdata Bab V sampai dengan Bab XVIII.

Misalnya , kontrak jual beli , kontrak sewa menyewa , kontrak hibah,

kontrak tuka-menukar , kontrak persekutuan perdata , kontrak untuk

melakukan pekerjaan, kontrak tentang perkumpulan, kontrak

penitipan barang, kontrak pinjam pakai, kontrak pinjam meminjam,

kontrak pemberian kuasa, kontrak penanggungan hutang, kontrak

bunga tetap atau bunga abadi, kontrak untung-untungan, dan kontrak

perdamaian.

b. Kontrak Tidak Bernama

Kontrak tidak bernama (onbenoemde contract atau innominaat

contract) adalah kontrak yang tidak diatur secara khusus dalam

KUHPerdata , tetapi timbul dan berkembang dimasyaarakat

berdasarkan asas kebebasan untuk membuat kontrak menurut Pasal

1338 KUHPerdata . jumlah kontrak ini tidak terbatas dengan nama

yang disesuaikan dengan kebutuhan pihak-pihak yang membuatnya .

misalnya , kontrak pembiayaan konsumen , kontrak sewa guna usaha

, kontrak anjak piutang , kontrak modal ventura , kontrak waralaba,

kontrak lisensi hak kekayaan intelektual dan lain-lain.

19Ibid

(12)

Dilihat dari aspek pengaturan hukumnya, kontrak tidak bernama

dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :20

1) Kontrak tidak bernama yang diatur secara khusus

dandituangkan dalam bentuk undang-undang dan / atau telah

diatur dalam pasal-pasal tersendiri. Misalnya , kontrak

production sharing yang diatur dalam UU No. 22 tahun 2001

tentang minyak dan gas Bumi, dan kontrak konstuksi yang

diatur dalam UU No. 18 tahun 1999 tentang jasa kontruksi,

dan lain-lain.

2) Kontrak tidak bernama yang diatur dalam pengaturan

pemerintah, misalnya, kontrak waralaba (franchise) yang

diatur dalam peraturan pemerintah No. 42Tahun 2007

tentang waralaba.

3) Kontrak tidak bernama yang belum diatur atau belum ada

undang-undangnya di Indonesia, misalnya, kontrak Rahim (

surrogate mother).

Vollmar mengemukakan kontrak jenis yang ketiga antara bernama

dan tidak bernama , yaitu kontrak campuran , ialah kontrak yang tidak

hanya meliputi oleh ajaran umum ( tentang kontrak ) dalam Titel I, Titel

II, dan Titel IV (KUHPerdata). Namun , dalam kontrak itu terdapat

ketentuan-ketentuan khusus yang menympang dari ketentuan umum.

Contoh kontrak campuran, pengusaha sewa rumah penginapan (hotel)

20Ibid

(13)

menyewakan kamar-kamar (kontrak sewa menyewa ), tetapi juga

menyediakan makanan (jual beli), dan menyediakan pelayanan (perjanjian

untuk melakukan jasa-jasa).21

Kontrak campuran disebut juga dengan contarctus sui generis, artinya

norma-norma hukum khusus kontrak dapat diterapkan secara analogi yang

berstandar pada teori Absorpsi. Kontrak campuran sebenarnya timbul dan

berkembang dalam praktk sehubungan dengan adanya ketentuan

enumerative dalam Pasal 1339 KUHPerdata yang menentukan bahwa

“suatu kontrak tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang tegas menyatakan

didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat kontrak

diharuskan oleh kepatutan, kebiasan atau undang-undang. 22

5.

Kontrak menurut keuntungan satu atau lebih pihak dan adanya

prestasi pada satu pihak lainnya dapat dibedakan menjadi dua jenis

kontrak yaitu :

Kontrak Menurut Keuntungan Satu atau Lebih Pihak dan Adanya

Prestasi pada Satu atau lebih Pihak Lainnya.

23

a. Kontrak dengan Cuma-Cuma

Kontrak dengan Cuma-Cuma adalah kontrak menurut pasal 1314

ayat (1) KUHPerdata yaitu “suatu kontrak dengan mana pihak yang

satu memberikan suatu keeuntungan kepada pihak lain , tanpa

menerima suatu manfaat bagi dirinya sendiri”. Contohnya , kontrak

21 Ibid

. Hal. 151.

22Ibid

, Hal. 152.

23

(14)

pinjam pakai, kontrak hibah, kontrak pinjam meminjam tanpa bunga

dan kontrak penitipan barang tanpa biaya.

b. Kontrak atas beban

Kontrak atas beban adalah kontrak menurut Pasal 1314 ayat (2)

KUHPerdata , yaitu” suatu kontrak yang mewajibkan

masing-masing pihak memberikan sesuatu , berbuat sesuatu, atau idak

berbuat sesuatu”. Contohnya , kontrak jual beli, kontrak

sewa-menyewa , kontrak pinjam meminjam dengan bunga, dan lain-lain.

6.

Kontrak menurut kemandirian dan funsinya dapat digolongkan

dalam dua jenis kontrak yaitu :

Kontrak Menurut Kemandiriran dan Fungsinya

24

a. Kontrak Pokok

Adalah kontrak yang eksistensinya bersifat mandiri atau kontrak

yang mempunyai kemandiriran bagi eksistensinya kontrak itu

sendiri. Contohnya , kontrak kredit yang sifatnya mandiri , yang

eksistensinya tidak bergantung kepada kontrak lainnya . kontrak

kredit sebagian besar dikuasai atau mirip dengan kontrak

pinjam-meminjam uang sebagaimana diatur dalam pasal 1754 KUHPerdata

dan pasal-pasal lainnya yang terkait dan relevan dalam KUHPerdata,

sebagian lainnya tunduk kepada UU No. 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan.

24Ibid

(15)

b. Kontrak Bantuan/tambahan

Adalah kontrak yang eksistensinya tidak mandiri atau kontrak yang

tidak mempunyai kemandiriran untuk eksistensi kontrak itu sendiri ,

melainkan tergantung pada kontrak pokoknya , yang fungsinya

menyiapkan para pihak untuk mengikatkan siri pada kontrak pokok

tersebut. Selain itu , kontrak bantuan/tambahan juga mempunyai

fungsi menegaskan, menguatkan, mengatu, mengubah dan

menyelesaikan suatu perbuatan hukum. Kontrak jaminan (baik

jaminan perorangan maupun jaminan kebendaan) adalah contoh dari

kontrak bantuan /tambahan, karena fungsinya adalah memperkuat

kontrak pokok yaitu kontrak kredit.

7.

Kontrak ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kontrak

dengan imbalan/penggantian dan kontrak untung-untungan . kontrak

dengan imbalan/penggantian adalah kontrak yang prestasinya tidak ada

hubungan nya dengan peristiwa kebetulan atau kejadian yang tidak

terduga . contohnya adalah kontrak jual beli yang prestasinya sudah

pasti, yaitu penyerahan barang/benda oleh penjual dan pembayaran

harga jual belinya oleh pembeli. Sebaliknya , kontrak untung-untungan

adalah suatu kontrak yang prestasinya digantungkan pada peristiwa yang

belum tentu terjadi . contohnya , kontrak asuransi kendaraan diman

Kontrak Menurut Ada atau Tidak Adanya Kepastian Pelaksanaan

(16)

pihak yang menjadi anggota asuransi telah membayar premi asuransi,

sedangkan pihak asuransi belum tentu melakukan prestasi kecuali terjasi

kecelakaan, dan itu pun harus sesuai dengan kategori kecelakaan yang

tertulis di polis.25

8.

Kontrak ini merupakan jenis-jenis kontrak yang dilarang oleh

undang-undang karena dapat berimplikasi terhadap jadinya praktik

monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dan merugikan warga

masyarakat selaku konsumen.

Kontrak Menurut Aturan Hukum Larangan Praktik Monopoli Dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat

C. Fungsi dan Bentuk Kontrak

Kontrak sangat menguasai begitu banyak bagian kehidupan sosial kita

sehingga tidak tahu berapa banyak kontrak yang telah kita buat setiap

harinya . sekilas , bila kita mendengar kata kontrak , kita langsung berpikir

bahwa yang dimaksudkan adalah suatu kontrak tertulis , jadi artinya

kontrak sudah dianggap sebagai suatu pengertian yang lebih sempit dari

kontrak itu sendiri bagi orang awam. Dan bila melihat berbagai tulisan ,

baik buku, referensi, makalah atau tulisan ilmiah lainnya, kesan ini

tidaklah salah, sebab penekanan kontrak selalu dianggap sebagai medianya

suatu kontrak yang dibuat secara tertulis. 26

25 Ibid

, Hal. 156.

26

(17)

Berbicara mengenai fungsi kontrak , Salim HS menyebutkan fungsi

Kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi yuridis dan

fungsi ekonomis.

Fungsi yuridis kontrak adalah fungsi dapat memberikan kepastian hukum

bagi para pihak. Sedangkan fungsi ekonomis adalah menggerakkan (hak

milik) sumber daya dari nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai

yang lebih tinggi. 27

Kontrak mempunyai fungsi filosofis , yaitu mewujudkan keadilan

bagi para pihak yang membuat kontrak , bahkan bagi pihak ketiga yang

mempunyai kepentingan hukum terhadap kontrak tersebut. Keadilan

adalah apa yang hendakdituju dengan atau melalui vvvv hukum kontrak.

Pengertian keadilan yang luas ini dapat dikembangkan dengan

menempatkan keadilan sebagai tujuan hukum kontrak , yang satu dengan

yang lain hal akan sangat bergantung kepada sudut pandang dan cara

memahami keadilan.

Sedangkan Muhammad Syaifuddin menjelaskan dalam bukunya

bahwa kontrak mempunyai tiga fungsi yaitu fungsi filosofis, fungsi yuridis

dan fungsi ekonomis kontrak.

28

Kontrak mewujudkan nilai keadilan dalam tatanan sosial dan

ekonomi di masyarakat dengan cara memfasilitasi , mengakomodasi dan

mengatur hubungan hukum kontruktual para pihak yang ada didalamnya

terdapat hak dan kewajiban secara seimbang. Dengan arti lain, kontrak

27

Salim HS. Op. Cit . Hal.35.

28

(18)

juga berfungsisebagai intrumen hukum untuk mengeliminasi atau paling

tidakmereduksi ketidak seimbangan dalam tatanan sosoial dan ekonomi di

masyarakat , khususnya dalam kontrak-kontrak yang dibuat olehpara pihak

sebagaiwarga atau bagian dari masyarakat. 29

Fungsi dari kontrak yang terakhir menurut Muhammad Syaifuddin

yaiu fungsi ekonomis, fungsi ekonomis ini dapat dipahami bahwa kontrak

dapat berfungsi sebagai instrumen hukum untuk mengakomodasi ,

memfasilitasi dan memproteksi proses pembagian atau pertukaran hak dan

kewajiban hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan pemanfaatan

benda-benda dan jasa-jasa yang bernilai ekonomis dalam rangka Kontrak mempunyai fungsi yuridis , yaitu mewujudkan kepastian

hukum bagi para pihak yang membuat kontrak , bahkan bagi para pihak

ketiga yang mempunyai kepentingan hukum terhadap kontrak tersebut.

Kontrak memberikan jawaban atas kebutuhan ekonomiyang konkritdalam

masyarakat dan sekaligus ditujukan untuk menjamin terwujudnya

kepastian hukum, makna “kepastian hukum mencakup sejumlah aspek

yaitu : pertama , perlindungan terhadap subyek hukum kontrak (orang dan

badan hukum) dari kesewenag-wenangan subjek hukum kontrak lainnya.

Kedua, bahwa subjek hukum kontrak harus dapat menilai akibat hukum

dari perbuatannya,baik akibat dari tindakan maupun kesalahan atau

kelalaiannya.

29Ibid

(19)

pengayaan (proses menjadi kaya) secara sah dan adil sebagai suatu

keadaan yang lebih baik bagi para pihak yang membuat kontrak . 30

Adapun bentuk-bentuk kontrak dan kekuatan / nilai pembuktiannya

, dapat dijelaskan sebagai berikut ini :31

1. Kontrak tertulis dalam Akta Otentik

Akta otentik menurut Pasal 1868 KUHPerdata adalah akta

dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang yang dibuat

oleh atau dihadapan pejabat yang berkuasa (pejabat umum)

untuk itu, ditempat dimana akta dibuatnya . jadi, suatu akta

disebut akta otentik jika memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

(a) Akta yang dibuat oleh akta yang dibuat dihadapan pejabat

umum, yang ditunjuk oleh undang-undang;

(b) Bentuk akta ditentukan oleh undang-undang dan cara

membuat akta harus menurut persyaratan materiil

(subtantif) dan persyaratan formil (prosedural) yang

ditetapkan oleh undang-undang;

(c) Di tempat umum dimana pejabat berwenang membuat akta

itu.

2. Kontrak Tertulis dalam Akta di Bawah Tangan

Menurut Pasal 1878 KUHPerdata , akta dibawah tangan adalah

Surat ata Tulisan yang dibuat oleh para pihak tidak melalui

30Ibid

. hal. 56

31

(20)

perantaraan pejabat yang berwenang (pejabat umum) untuk

dijadikan alat bukti. Jadi akta dibawah tangan semata-mata

dibuat antara para pihak yang berkepentingan. Dengan

demikian, semua kontrak yang dibuat antara pihak sendiri

secara tertulis dalam akta dibawah tangan , bentuknya bebas ,

terserah bagi para pihak yang membuat nya juga diperbolehkan

diman saja. Yang terpenting dalam bagi ontrak tertulis dalam

akta dibawah tangan para pihak. Dimana akta ini mempunyai

kekuatan/nilai pembuktian sepanjang para pihak mengakui atau

tidak ada penyangkalan dari satu pihak diantara dua pihak.

3. Kontrak Lisan

Adalah suatu kontrak yang dibuat oleh para pihak secara lisan

(oral contrakc) , tidak secara tertulis dalam akta bawah tangan

maupun akta otentik. Dalam kontrak lisan terkandung suatu

janji yang mengungkapkan kehendak yang dinyatakan dan

dianggap sebagai elemen konstitutif dari kekuatan mengikat

kontrak . namun demikian, adanya suatu janjit bertimbal-balik

tidak serta merta membentuk kontrak. Kontrak baru terbentuk

jika ada perjumpaan atau persesuaian antara janji-janji yang

ditujukan satu pihak terhadap pihak lainnya.

Hukum memperbolehkan para pihak membuat kontrak secara

lisan. Namun, dalam perkembangan praktik hukum modern saat

(21)

dipertahankan lagi dalam kaitannya dalam kepentingan

pembuktian, sehingga kontrak harus dibuat secara tertulis

dalam bentuk akta dibawah tangan atau akta otentik yang

digunakan sebagan alat pembuktian.

D. Subjek Hukum dalam Kontrak

Mengenai tentang kontrak pada prinsipnya terdiri dari satu atau

serangkaian janji yang dibuat para pihak dalam kontrak . esensial dari kontrak

itu sendiri adalah kontrak (agreement).Atas dasar itu, Subekti mendefinisikan

kontrak sebagai peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain

dimana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu. 32

Ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata , mensyaratkan adanya 4 (empat) hal

yang harus dipenuhi untuk sah nya suatu kontrak/perjanjian , yaitu :33 1. Kesepakatan

Pengerian sepakat dilukiskan sebagai persyaratan kehendak yang

disetujui (overeenstemende wilsverklaring) antar para pihak . pernyataan

pihak yang menawarkan dinamakan tawaran (offerte) dan pernyataan

pihak yang menerima tawaran dinamakan akseptasi (accceptatie).34

32

Universitas Brawijaya . “Legal Banking”,

33

Mohammad Amari, dan Asep N.Mulyana . Kontrak Kerja Konstruksi Dalam Perspektif Tindak Pidana Korupsi , Semarang, Aneka Ilmu,2010, Hal .96.

34

(22)

Sesuai dengan asas kebebasan berkontrak dan asas konsensualitas , maka

para pihak dapat membuat perjanjian apa saja yang diinginkannya sepanjang telah

terjadi kesepakatan (consensus) diantara para pihak itu . tentu saja substansi dari

kesepakatan yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan undang-undang,

ketertiban umum dan kesusilaan sebagaimana dimaksud Pasal 1337 KUHPerdata.

Sesuai dengan kedua asas tersebut, kesepakatan yang dibuat oleh para pihak

dianggap telah terjadi pada saat dibuatnya perjanjian . Akan tetapi menurut pasal

1321 KUHPerdata , perjanjian/kontrak itu dapat dibatalkan apabila kontrak itu

diberikan karena suatu kekhilafan , paksaan ataupun karena penipuan , selanjutnya

dalam Pasal 1449 KUHPerdata disebutkan bahwa :

“Perikatan yang dibuat dengan paksaan, kekhilafan atau penipuan,

menimbulkan tuntutan untuk membatalkannya.”

2. Kecakapan (Lack of Capacity)

Mengenai kecakapan untuk membuat suatu perikatan , pasal 1329

KUHPerdata menyatakan bahwa :”setiap orang adalah cakap untuk

membuat perikatan-perikatan, jika ia oleh undang-undang tidak

dinyatakan tidak cakap.”

Selanjutnya Pasal 1330 KUHPerdata menentukan secara limitasi

orang-orang yang dinyatakan tidak cakap membuat perjanjian yaitu :35 a. Anak yang belum dewasa

35

(23)

Menurut Pasal 330 KUHPerdata , pengertian belum dewasa adalah

mereka yang belum mencapai umur dua puluh satu tahun dan belum

terikan dalam suatu perkawinan.

b. Orang yang berada dibawah pengampunan

Istilah sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 433 KUHPerdata ,

yaitu : setiap orang dewasa , yang selalu berada dalam keadaan

dungu, sakit otak atau mata gelap, harus ditaruh dibawah

pengampunan, walaupun ia kadang-kadang cakap dalam

mempergunakan pemikirannya.

c. Perempuan yang telah kawin

Pada dasarnya , perempuan yang terikan dalam suatu perkawinan

dapat melakukan perjanjian dalam dengan pihak lain, kecuali atas

izin suaminya. Tetapi tidak berlaku lagi setelah keluarnya SEMA

dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974.

3. Suatu pokok persoalan tertentu

Mengenai syarat objektif telah dinyatakan dalam pasal 1332

KUHPerdata sampai dengan Pasal 1334 KUHPerdata . didalam Pasal

1333 KUHPerdata , menentukan :”suatu perjanjian harus mempunyai

sebagai pokok perjanjian berupa suatu kebendaan , yang paling sedikit

ditentukan jenisnya. Tidaklah menjadi halangan bahwa jumlah

kebendaan tidak tentu, asal saja jumlah itu kemudian dapat ditentukan

(24)

Dalam ketentuan Pasal 1333 KUHPerdata itu, menjadi jelas bahwa

apapun bentuk perjanjiannya (memberikan sesuatu , berbuat sesuatu atau

tidak berbuat sesuatu) senantiasa mengenai eksistensi dari suatu pokok

persoalan tertentu.

4. Suatu sebab yang tidak terlarang

Suatu sebab tidak terlarang sebagai syarat objektif dalam kontrak

telah ditentukan dalam Pasal 1335 KUHPerdata sampai dengan Pasal

1337 KUHPerdata . meskipun KUHPerdata tidak memberikan defenisi

tntang “suatu sebab”, namun dari perumusan Pasal 1335 KUHPerdata

disebutkan bahwa yang disebut dengan sebab yang halal , yaitu : “Bukan

tanpa sebab, bukan sebab yang palsu ataupun sebab yang terlarang.”

Oleh karena itu, Pasal 1336 KUHPerdata menyatakan : “Jika tidak

dinyatakan suatu sebab, tetapi ada sebab yang terlarang, atau ada sebab

lain selain daripada yang dinyatakan itu, perjanjian itu adalah sah.

Dua syaratdiatas yang pertama, dinamakan syarat-syarat subjektif,

karena mengenai orang-orangnya atau subjeknya yang mengadakan

perjanjian . sedangkan dua syarat terakhir dinamakan syarat-syarat

dinamakan sayarat objektif karena mengenai perjanjian sendiri oleh

objek dari perbuatan hukum yang dilakukan.36

36

Mohammad Amari dan Asep N. Mulyana, Op.Cit. Hal. 17.

Dalam hal inijuga harus

dibedakan antara syarat subjektif dengan syarat objektif . dalam syarat

(25)

hukum, atrinya dari semula tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian dan

tidak pernah ada suatu perikatan . tujuan para pihak yang mengadakan

perjanjian tersebut untuk melahirkan suatu perikatan hukum , adalah

gagal. Dengan demikian , maka tiada dasar untuk saling menuntut di

depan Hakim. Dalam bahasa Inggris dikatakan bahwa perjanjian yang

demikian itu Null and Void.37

E. Prestasi dan Wanprestasi dalam Kontrak

Keempat syarat ini merupakan syarat pokok bagi setiap kontrak.

Artinya , setiap kontrak harus memenuhi keempat syarat ini bila ingin

menjadi kontrak/kontrak yang sah.

Pada dasarnya Prestasi dalam bahasa Inggris disebut juga dengan

istilah “performance” dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai suatu

pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak dimaksudkan dalam

suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan diri untuk itu,

pelaksanaan mana sesuai dengan “term” dan “condition” sebagaimana

sesuai dengan kontrak yang bersangkutan.

Yang merupakan macam-macam dari Prestasi yaitu seperti yang

disebutkan dalam Pasal 1234 KUHPerdata , yaitu berupa : 38 1. Memberikan Sesuatu ;

2. Berbuat Sesuatu;

3. Tidak Berbuat Sesuatu;

37Ibid

, Hal .20.

38

(26)

Lalu Pasal 1235 KUHPerdata menjelaskan : “dalam tiap-tiap

perikatan untuk memberikan sesuatu adalah termaktub kewajiban si

berutang untuk menyerahkan kebendaan yang bersangutan dan untuk

merawatnya sebagai seorang bapak rumah yang baik, sampai pada saat

penyerahan”. Dari Pasal tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa

dalam suatu perikatan , pengertian “memberi sesuatu” mencakup pula

kewajiban untuk menyerahkan barangnya untuk memeliharanya hingga

waktu penyerahannya.

Istilah “memberikan sesuatu” sebagaimana disebutkan didalam

Pasal 123 KUHPerdata tersebut mempunyai dua Pengertian, Yaitu :

1. Penyerahan kekuasaan belaka atas barang yang menjadi

objekperjanjian.

2. Penyerahan hak milik atas barang yang menjadi objek

perjanjian , yang dinamakan penyerahan yuridis.

Wujud prestasi yang lainnya adalah “berbuat sesuatu” dan “tidak berbuat

sesuatu”. Berbuat sesuatu adalah melakukan sesuatu perbuatan yang telah

ditetapkan dalam perjanjian, sedangkan tidak berbuat sesuatu adalah tidak

melakukan sesuatu perbuatan sebagaimana juga yang telah ditetapkan dalam

perjanjian, manakala para pihak telah menunaikan prestasinya maka

perjanjiantersebut akan berjalan sebagaimana mestinya tanpa menimbulkan

(27)

atau menolak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah ditemukan dalam

perjanjian. 39

Prestasi pada suatu perikatan tersebut harus memenuhi syarat-syarat:40

a. Suatu prestasi harus merupakan suatu prestasi yang tertentu, atau

sedikitnya dapat ditentukan jenisnya, tanpa adanya ketentuan sulit untuk

menentukannya apakah debitur telah memenuhi prestasi atau belum.

b. Prestasi harus dibhubungkan dengan suatu kepentingan . tanpa ustau

kepentingan orang tidak dapat mengadakan tuntutan.

c. Prestasi harus diperbolehkan oleh undang-undang, kesusilaan dan

ketertiban umum.

d. Prestasi harus mungkin dilaksanakan.

Sedangkan menurut kamus Hukum, Wanprestasi berarti “kelalaian,

kealpaan, cidera janji, tidak menepati kewajibannya dalam kontrak. 41 jadi Wanprestasi adalah suatu keadaan dalam mana seorang debitur (berutang) tidak

melaksanakan prestasi yang diwajibkan dalam suatu kontrak, yang dapat timbul

karena kesengajaan atau kelalaian debitur itu sendiri dan adanya keadaan

memaksa (overmacht), 42

39

Aulia Novarita. “Makalah Hukum Perjanjian”,http://audiiayu.

wordpress.com/2013/04/019/makalah -hukum-perjanjian/. diakses pada tanaggal 8 maret 2017.

40

Munir Fuady.Loc.Cit.

41

R. Subekti dan R. Tjitrosoedibyo, Kamus Hukum, Jakarta, Pradya Paramita, 1996, Hal.110.

42

P.N.H. Simanjuntak, Pokok-pokok Hukum Perdata Indonesia, Jakarta, Djambatan, 2007 Hal. 340.

seorang Debitur atau pihak yang mempunyai keajiban

melaksanakan prestasi dalam kontrak , yang dapat dinyatakan telah melakukan

(28)

a. Tidak melaksanakan prestasi sama sekali;

b. Melaksanakan prestasi , tetapi tidak sebagaimana mestinya

c. Melaksanakan prestasi , tetapi tidak tepat waktunya ;

d. Melaksanakan perbuatan yang dilarang dalam kontrak.

Tindakan wanprestasi dapat terjadi karena:43 a. Kesengajaan ;

b. Kelalaian

c. Tanpa kesalahan (tanpa kesengajaan atau kelalaian)

Akibat wanprestasi yang dilakukan debitur atau pihak yang mempunyai

kewajiban melaksanakan prestasi dalam kontrak , dapat menibulkan kerugian bagi

debitur atau pihak yang mempunyai hak menerima prestasi . akibat Hukum bagi

debitur atau pihak yang melakukan wanprestasi, yaitu :44

a. Dia harus membayar ganti rugi yang diderita oleh kreditur atau pihak

yang mempunyai hak menerima prestasi

b. dia harus menerima pemutusan kontrak disertai dengan pembayaran ganti

kerugian;

c. dia harus menerima peralihan resiko ssejak saat terjadinya wanprestasi;

d. dia harus membayar biaya perkara jika diperkarakan dipengadilan.

43

Munir , Fuady, Hukum Kontrak . Bandung,Citra Aditya Bakti, 2001. Hal.87.

44

(29)

Kewajiban membayar ganti rugi bagi debitur atau pihak yang mempunyai

kewajiban melaksanakan prestasi dalam kontrak tetapi melakukan

wanprestasibaru dapat dilaksanakan jika telah memenuhi 4(empat) syarat, yaitu :45 1. Dia memang telah lalai melakukan wanprestasi;

2. Dia tidak berada dalam keadaan memaksa;

3. Dia tidak melakukan pembelaan untuk melawan tuntutan ganti

kerugian;

4. Dia telah menerima pernyataan lalai atau somasi.

Seorang debitur yang dituduh lalai dan dituntut supaya hukum atas

kelalaiannya , dapat mengajukan pembelaan yang disertai dengan alasan , yaitu :

mendalilkan adanya keadaan memaksa (overmacht), mendalilkan bahwa kreditur

telah lalai , dan mendalilkan bahwa telah melepaskan haknya. Akibat hukumnya

jika terjadi wanprestasi, maka perjanjian tersebut tidak perlu dimintakan

pembatalan kepada Hakim , tetapi dengan sendirinya sudah batal demi hukum.

Dalam hal ini wanprestasi merupakan syarat batal . akan tetapi , beberapa ahli

hukum berpendapat sebaliknya, bahwa dalam hal terjadi wanprestasi perjanjian

tidak batal demi hukum, tetapi harus dimintakan pembatalan kepada hakim

dengan alasan antara lain bahwa sekalipun debitur sudah wanprestasi hakim masih

berwenang untuk memberi kesempatan kepadanya untuk memenuhi perjanjian .

45Ibid

Referensi

Dokumen terkait

Produk dari kegiatan ini berupa perbaikan/penyempurnaan perencanaan pembe- lajaran pada satu topik terpilih yang dijadikan contoh latihan sejak kegiatan identifikasi

Admin/ Payroll 1.1 Olah Data Karyawan 1.3 Olah Penggajian Karyawan Finance Manager bagian karyawan penggajian Data kry Slip gaji Laporan gaji Tanda terima gaji.. Halaman awal yang

Pengelolaan lahan dengan kearifan lokal spesifik lokasi berdasarkan karakteristik dan kemampuan lahan, status hara tanah, kemasaman dan kandungan C-organik serta tanaman yang

A: Untuk harapan pemerintahan yang baru pasti kita punya harapan yang lebih baik dari pemerintahan sebelumnya, atau paling tidak tetap bisa mempertahankan perekonomian di

Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Pemborong

Obyek Wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut, semua tempat

Berdasarkan hasil pengujian aplikasi pada data text dengan panjang kunci yang berbeda, dapat diujikan juga waktu yang dibutuhkan dalam proses kompresi dan dekompresi

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang menyatakan bahwa secara konseptual corporate social responsibility ( CSR ) yang dilakukan oleh suatu