• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penulisan Karya Tulis Ilmiah pdf"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENULISAN KARYA ILMIAH 1. Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Karya ilmiah adalah karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Tujuannya untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori dan/atau bukti-bukti empirik.

Pembahasan terhadap suatu masalah dalam karya tulis dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Dalam penelitian, yang digunakan sebagai bahan penulisan karya ilmiah dapat berupa kutipan atas pernyataan orang lain sebagai dasar penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah yang digunakan dalam tulisan ilmiah harus mencakup beberapa hal, yaitu :

a. Dapat identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut.

b. Dapat identifikasi media komunikasi ilmiah dimana pernyataan disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya, dan sebagainya.

c. Dapat identifikasi lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan.

.

2. Ciri – ciri Karya Tulis Ilmiah

Adapun ciri – ciri karya tulis ilmiah antara lain : a. Objektif

Setiap data dan fakta yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya dan disampaikan berdasarkan bukti – bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan siapapun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.

b. Netral

(2)

c. Sistematis

Uraian karya tulis ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.

d. Logis

Kelogisan bisa dilihat dari pola nalar yang digunakan yaitu pola nalar deduktif dan pola nalar induktif. Jika bermaksud menyimpulkan suatu fakta digunakan pola induktif, sebaliknya jika bermaksud membuktikan suatu hipotesis atau teori digunakan pola deduktif.

e. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan)

Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan yang emosional harus dihindari. f. Tidak Pleonastis

Kata – kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata – kata atau tidak berbelit – belit (langsung tepat menuju sasaran).

g. Bahasa yang digunakan adalah formal

Didalam karya tulis ilmiah tidak boleh menggunakan bahasa ragam santai. Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia ragam formal, yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Syarat Karya Tulis Ilmiah

Tidak semua karya tulis itu merupakan karya tulis ilmiah (ilmiah artinya mempunyai sifat keilmuan). Suatu karya tulis,apakah itu berbentuk laporan, makalah, buku maupunterjemahan, baru dapat disebut karya tulis ilmiah.

Adapun syarat karya ilmiah yaitu :

a. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran

b. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur – unsur yang menyangganya.

c. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi

(3)

e. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas – asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah kebahasaan.

f. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan), dan argumentasi (alasan).

4. Jenis Karya Tulis Ilmiah

Pada prinsipnya semua karya tulis ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini, yang membedakan hanyalah materi, susunan, tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut. Secara garis besar, karya tulis illmiah diklasifikasikan menjadi dua yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian Karya Ilmiah Pendidikan.

Karya ilmiah pendidikan digunakan sebagai tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya Ilmiah pendidikan terdiri dari :

1. Paper (Karya Tulis)

Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu. Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen. Penulisan paper terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisis, Bab IV Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

2. Praskripsi

Praskripsi adalah karya ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau setingkat Diploma 3 (D-3).

(4)

3. Skripsi

Menurut Arifin (2006), skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris baik penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S-1. Pemabahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan empiris.

4. Tesis

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi, tesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).

Penulisan tesis bertujuan mensitesiskan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi guna memperluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan – temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yang menjadi tema tesis tersebut.

5. Disertasi

Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat tetang analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan senat guru besar atau penguji pada suatu perguruan tinggi. Disertasi berisi tentang hasil penemuan tertulis dengan menggunakan penelitian mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari disertasi tersebut. Penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis disertasi berhak menyandang gelar Doktor.

5. Fungsi Karya Tulis Ilmiah

Menurut Chronica, karya ilmiah memiliki banyak fungsi terutama bagi seorang penulis yaitu untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual.

(5)

bagaimana gagasan yang dikemukakan dalam memecahkan masalah, (b) Penelitian : apa yang diteliti, mengapa penelitian dilakukan dan apa yang menjadi fokusnya, apa yang menjadi acuan konseptualnya, bagaimana desainnya, bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis, temuan apa yang yang diperoleh, apa kesimpulan akhirnya, dan apa rekomendasi yang dinyatakan berdasarkan temuan tersebut bagi kepentingan praktis dan pengembangan ilmu.

6. Pemilihan Topik

Topik adalah pokok pembicaraan dalam keselurahan tulisan yang digarap. Topik harus ditentukan sebelum mulai menulis sebab aktivitas menulis tidak mungkin dilakukan tanpa topik .Oleh karenaitu, kegiatan pertama yang harusdilakukan pada tahap prapenulisan ialah memilihtopik.

Di dalam memilih topik karya ilmiah harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini.

1. Topik harus bermanfaat dan layak di bahas. Bermanfaat berarti bahwa pembahasan topik itu akan memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu dan profesi.

2. Topik cukup menarik, terutama bagi penulis. Topik yang demikian dapat memotivasi penulis berusaha secara kontinu mencari data yang berguna dalam membahas masalah yang dihadapi dan memotivasi penulis menyelesaikan karya ilmiahnya secara baik. 3. Topik dikenal baik. Ini berarti topik yang dipilih ,harus topik yang dikuasai atau diketahui

penulis sendiri.

4. Bahan yang diperlukan untuk pembicaraan topik itu, dapatdiperoleh dan cukup memadai. Artinya sumber-sumber bahan yang relevan dan memadai dapatdiperoleh , dari perpusatakaan pribadi penulis maupun dariperpustakaan yang ada di daerah atau dikota penulis.

5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Topik yang terlalu luas seperti laut, pendidikan ,pelayaran , tidak memberi kesempatan kepada penulis untuk membahasnya secara mendalam. Apalagi jika panjang karya ilmiah dibatasi.

(6)

LAUT

Topik yang terlalu umum atau luas; yang tidak sesuai dengan kemampuan penulis untuk membicarakannya, dapat dibatasi ruang lingkupnya.Hal ini dilakukan agar penulis tidak hanyut dalam suatu persoalan yang tidak habis-habisnya dan dapat menulis dengan suatu tujuan khusus. Topik yang cukup terbatas untuk dibahas, misalnya penanganan dan pencegahan klaim pada PT Djakarta Llyod Cabang Medan-Belawan,pembudidayaan kerang mutiara di Maluku Selatan dan sebagainya.Proses pembatasan topik ini dapat dipermudah dengan cara membuat diagram jam,diagram pohon atau dengan cara membuat piramid terbalik.

Dengan cara membuat diagram jam, topik diletakkan di dalam sebuah lingkaran.Dari topik itu diturunkan beberapa topik yang lebih sempit.Perhatikan gambar dibawah ini.

Ilmu Kelautan

Lautan Pasifik Laut sebagai sumber Energi Masa Depan

Lautan Atlantik Kekayaan di Laut

Laut Teritorial Laut di indonesia Indonesia

Laut sebagai Kehidupan dalam Laut Lapangan Kerja

Peranan Laut dalam Kandungan Kimia Air Laut Hubungan Antarbangsa

Riwayat Laut

Gambar : Pembatasan Topik dengan Diagram Jam

(7)

dibicarakan ialah kekayaan di laut.Kekayaan di laut mana ? Di wilayah Indonesia ? kekayaan jenis mana yang akan dibahas ? Fauna atau Flora ? Fauna yang mana ? Ikan, udang atau kerang mutiara ? aspek apa yang akan dibahas ? Pembudidayaannyakah ? Melalui pertanyaan-pertanyaan itu, penulis akan sampai pada topik yang cukup terbatas, misalnya pembudidayaan kerang mutiara di Maluku Selatan.

Dengan diagram pohon,pembatasan topik dapat dilakukan secara bertingkat seperti contoh dibawah ini.

Lautan

Kekayaan di Lautan sebagai Lautan sebagai dst Lautan Lapangan kerja Sumber Energi

Potensial

Fauna Flora Mineral

Ikan Udang Kerang Mutiara

Pembudidayaannya Pemasarannya dst

Gambar : Pembatasan Topik dengan Digram Pohon 8. Penentuan Judul

(8)

Topik berbeda dengan judul. Seperti yang telah dikemukakan terdahulu, topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karya ilmiah yang digarap. Sedangkan judul ialah nama, title atau semacam label untuk suatu karya ilmiah. Pernyataan topik mungkin saja sama dengan judul tetapi mungkin juga tidak. Dalam karya ilmiah, judul harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul harus dipikirkan secara serius dengan mengingat beberapa syarat berikut.

1) Judul harus sesuai dengan topik atau isi karya ilmiah beserta jangkauannya.

2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda bukan dalam bentuk kalimat. Karena itu, judul Kerang Mutiara di Maluku Selatan Perlu Dibudidayakan dinilai tidak tepat; sebaiknya Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku Selatan.

3) Judul karya ilmiah diusahakan sesingkat mungkin.Misalnya, Cara untuk Membudidayakan Kekayaan Lautan yang Berupa Kerang Mutiara di Maluku Selatan, dapat disingkat menjadi Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku Selatan. Cara yang Dilakukan dalam Menangani dan Mencegah klaim pada PT Djakarta Lylod Cabang Medan-Belawan dapat disingkat menjadi Proses Penanganan dan Pencegahan Klaim pada PT Djakarta Llyod Cabang Medan-Belawan.

4) Judul karya ilmiah harus dinyatakan secara jelas.Artinya,judul itu tidak dinyatakan dalam kata kiasan atau tidak mengandung kata yang mendukung makna ganda.Judul seperti Kabut Sutra Ungu, menjelajahi neraka dunia,dan sebagainya tidak dapat digunakan dalam Karya Ilmiah.

9. Perumusan Tema

Meskipun topik yang terbatas telah diperoleh,penulis belum bisa mulai menulis.Dia harus menetapkan maksud dan tujuannya menggarap topik tadi.Tujuannya ialah mengarahkan perkembangan tulisan.

Setelah itu, penulis membuat rumusan mengenai masalah dan tujuannya yang dicapai dengan topik tadi. Rumusan itu dinamakan tema.

(9)

bentuk penjelasan singkat. Rumusan singkat yang tidak menekankan tema dasar disebut pengungkapan maksud.

Dalam pengungkapan maksud, topik dan tujuan pembicaraan hanya menjadi keterangan-keterangan kalimat itu.Yang menjadi pikiran pokok kalimat adalah penulis dan maksud penulis. Maksud penulis biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti akan menceritakan , akan menggambarkan ,akan menguraikan,akan mengisahkan, dan sebagainya.

10. Pengumpulan Bahan

Pada pembicaraan tentang pemilihan topik telah dikemukakan bahwa pada waktu pemilihan topik penulis telah memperkirakan kemungkinan mendapatkan bahan yang di perlukan. Kalau topik yang terbatas sudah diperoleh dan tujuan pembicaraannya sudah jelas, maka pengumpulan bahan dapat dilakukan. Tegasnya untuk penulisan sebuah karya ilmiah pengumpulan bahan sudah dapat dilakukan sebelum proses penulisan dimulai sampai pada waktu penulisan.

Bahan penulisan adalah sebuah informasi atau data yang relevan di gunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Data itu mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau detail, perbandingan, fakta, hubungan sebab-akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka kutipan, gagasan, dan sebagainya yang dapat membantu penulisan dalam pengembangan tema sumber utama bahan penulis adalah pengalaman dan inferensi dari pengalaman.

Apakah yang dimaksud dengan pengalaman sebagai sumber dan inferensi sumber? Yang dimaksud dengan pengalaman sumber adalah keseluruhan pengetahuan yang diperoleh melalui panca indera. Sedangakan inferensi adalah kesimpulan atau nilai-nilai yang tertarik dari pengalaman, dan inferensi ini kemudian menjadi bagian pengalaman dan mungkin dijadikan sebagai sumber inferensi baru. Bahan penulis yang diperoleh dari pengalaman, mungkin didapat melalui dua sumber, yaitu observasi langsung dan melalui bacaan.

(10)

sumber-sumber tertulis seperti buku, majalah, surat kabar dan sebagainya. Penulis harus mencatat bahan-bahan penulis –ulasan (evaluasi), kutipan, parafrase, atau rangkuman dalam kartu-kartu informasi yang telah dipersiapkan dan di susun menurut abjad terlebih dahulu.

11. Penyusunan Kerangka Makalah

Kerangka makalh dapat juga disebut rancang bagun makalah. Menyusun kerangka berarti memecahkan tema dalam gagasan-gagasan. Kerangka itu dapat terbentuk kerangka topik dan dapat pula terbentuk kerangka kalimat. Butir-butir kerangka topik terdiri dari topik-topik yang terbentuk kata atau frase, sedangkan butir-butir kerangka kalimat berbentuk kalimat. Pada tahapan penulisan kerangka kalimat lebih bisa mengarahkan tulisan jika dibandingkan dengan kerangka topik. Namun kebanyakan penulisan makalah, menyusun kerangka makalah, lebi-lebih penulis yang sudah berpengalaman dalam penulis makalah, menyusun kerangka makalah dalam bentuk kerangka topik.

Untuk menghasilkan sebuah makalah yang uraiannya logis dan sistematis, kerangkanya harus logis, sistematis, dan konsisten.

Perhatikanlah contoh kerangka makalah yang dibawah ini.

TEMA : Dalam rangka peningkatan kualitas penanganan Klaim PT Djakarta dalam proses penanganan dan pencengahannya ditanggulangi secara tepat dan cepat.

PENDAHULUAN

l. Proses penangannnya

ll. Pencegahannya

lll. Kendala-kendala

lV. Penanggulangannya

PENUTUP

(11)

Sesuai dengan uraian penyusunan kerangka makalah diatas, penulisan makalah dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu penulisan pendahuluan, penulisan pembahasan, dan penulisan penutup.

12.1 Penulisan Pendahuluan

Selain untuk menarik perhatian pembaca atau peserta diskusi, penulisan pendahuluan bertujuan untuk memusatkan perhatian pembaca atau peserta diskusi kepada masalah yang akan dibahas dan menunjukan dasar pembahasan atau penganalisannya.

Untuk mencapai tujuan itu, hal-hal yang biasa ditulis atau diurai pada bagian pendahuluan makalah adalah sebagai berikut.

(1). Harapan apa yang seyogianya sudah terwujud sesuai dengan topik yang digarap.

(2). Fenomena yang melatarbelakangi munculnya masalah.

Fenomena adalah realitas atau hal yang dapat disaksikan dan dapat diterpkan serta dinilai secara ilmiah. Fenomena itu dapat diketahui cara penulisan melalui pengamatan yang dilakukannya dan dapat pula melalui membaca sumber tulisan seperti buku, majalh, surat kabar, dan sebagainya. Dalam penulisan pendahuluan makalah, diskripsi fenomena yang diketahui melalui pengamatan, harus diyatakan sebagai hasil pengamatan; kalau diketahui melalui membaca sumber tertulis, maka diskripsi fenomena itu harus dikutip.

(3). Pentingnya masalah

Selain mengemukakan pentingnya masalah, perlu juga diuraikan secara singkat efek negatif yang mungkin ditimbulkan permasalahan itu apabila tidak dibahas untuk mendapatkan penyelesaiannya.

(4). Rumusan Masalah.

(12)

yang mengambang dalam melakukan pembahasan (pengkajian) masalah. Kata tanya yang biasa digunakan dalam rumusan masalah antara lain, apakah, adalah, bagaimana, dan sebagainya.

(5). Teori, Pandangan, dan sikap

Hal ini diuraikan secara singkat kalau memang penulis akan menggunakan suatu teori, pandangan, atau suatu sikap sebagai landasan dalam menyoroti masalah.

(6). Istilah

Kalau ada istilah khusus – istilah yang belum dikenal umum – yang akan digunakan dalam penulisan makalah, lebih-lebih dalam penulisan pembahasaan, pengertian istilah itu harus dijelaskan secara singkat.

12.2 Penulisan Pembahasan

Penulisan pembahasan bertujuan untuk menemukan atau memperoleh jawaban yang jelas dan logis terhadap masala atau pertanyaan yang harus dijawab dalam makalah itu. Pembahasan setiap butir gagasan upaya pemberian jawaban terhadap masalah harus ditulis pada bagian ini. Penulisan pembahasan harus dilakukan secara sistematis.

Oleh karena itu bagian pembahasan ini masi dapat di bagi-bagi atas beberapa bagian atau butir pembicaraan atau sesuia keperluannya (menurut rumusan masalah) atau sesuai dengan banyaknya gagasan sebagai hasil pecahan tema yang telah dilakukan pada waktu penyusunan kerangka makalah. Tetapi uraian setiap bagian harus dapat menunjukan hubungan yang baik dengan bagian lainnya, yang terdahulu harus dapat berpungsi sebagai dasar bagian berikutnya atau yang berikutnya sebagai klimaks bagian terdahulu, tetapi bukan kesatuan tertutup, melainkan kesatuan terbuka yang memberikan alternatif hubungan organik ke belakang dan ke depan.

(13)

Apa tujuan penggunaan data dalam pembahasan masalah? Data digunakan untuk mendukung atau memperjelas argumen, posisi, atau opini penulis dalam pembahasan masalah. Selain itu, data dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan yang mendukung suatu ide; dan ide itu dianggap sebagai ide atau opini milik penulis makalah.

12.3 Penulisan Penutup

Penulisan penutup bertujuan untuk memberi simpulan dan saran. Apakah simpulan dan saran?

Simpulan merupakan gambaran ringkas hasil pembahasan.Ini berarti bahwa simpulan merupakan peryataan-peryataan umum yang diturunkan dari uraian setiap butir pembicaraan yang terdapat pada bagian pembahasan. Lalu, simpulan adalah jawaban masalah atau pertanyaan yang harus dijawab dalam makalah.

Saran merupakan permintaan yang bertujuan untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah yang berkait dengan hasil pembahas. Saramn adalah permintaan atau anjuran yang mungkin atau praktis dilakukan.

Bagaimana menulis simpulan dalam penulisan makalah? Simpulan dapat ditulis dengan dua cara. Pertama, simpulan ditulis dengan pertanyaan-pertanyaan umum yang ditarik dari setiap uraian butir pembicaraan yang terdapat pada bagian pembahasan dengan suatu sistem penomoran. Kedua, simpulan ditulis merumuskan hasil pembahasan yang berkaitan dengan masalah yang digarap secara ringkas dan cermat dalam suatu paragraf atau lebih. Peryataan-peryataan dalam simpulan harus objektif. Oleh karena itu, modalitas dan ejektiva yang dapat menyebabkan kesubjektifan peryataan seperti mungkin, pasti, barangkali, kiranya, tampaknya,sekuat-kuatnya, tinggi sekali, sangat besar, dan sebagainya, dihindari.

Saran ditulis berdasarkan simpulan yang telah dirumuskan. Ini berarti bahwa saran yang tidak berkait dengan hasil pembahasan, tidak ditulis pada bagian ini. Rumusan kalimat saran biasanya ditandai dengan menggunkan kata hendaknya, harus, sebaliknya, dan sebagainya.

13. Enumerasi

Enumerasi adalah tata penomoran butir – butir pembicaraan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Berikut ini adalah tata penomoran dalam sistematika penulisan makalah.

(14)

Gambar 1. Enam Tata Penomoran Butir – butir Pembicaraan

Jika diperhatikan penomoran butir – butir pembicaraan pada setiap gambar sistematika makalah di atas, dapat diketahui bahwa tata penomoran dalam penulisan makalah mencakup penentuan tanda untuk menunjukkan urutan butir – butir pembicaraan. Lalu tanda itu bermacam – macam antara lain : angka (angka Arab dan angka Romawi), huruf (huruf kapital dan huruf kecil), besarnya huruf kapital (harus lebih kecil daripada huruf kapital yang digunakan untuk penulisan judul), dan sebagainya.

Bahasa dan tanda baca

1. Penggunaan bahasa

Penulisan karya ilmiah hendaknya bahasa yang jelas, tepat, format, dan tugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kataaa istilah yang jelas dan tepat, kalimat tidak berbelit-belit, dan struktur paragraf yang runtut.

Kelugasan dan keformatan gaya bahasa diwujudkan dengan mmmenggunakan kalimat pasif, kata-kata yang tidak emotif, dan tidak berbunga-bunga. Hindarilah penggunaan kata-kata seperti saya, melainkan penulis atau peneliti. Namun, istilah penulis atau peneliti seyogianya digunakan sesedikit mungkin.

JUDUL

Oleh ...

1. Pendahuluan 2. ... 3. ... 4. ... 5. Penutup

JUDUL

Oleh ...

1. Pendahuluan 2. ...

... ... 3. ... 4. Penutup

JUDUL

Oleh ...

(15)

2. Penulisan tanda baca

Penulisan tanda baca, kata dan huruf mengikuti Pedoman Pembentukan Istilah dan Kamus (Keputusan Mendikbud, Nomor 0543a/U/487, tanggal 9 September 1987). Berikut ini beberapa kaidah penting yang perlu diperhatikan.

Titik (.), koma (,), titik dua (: ), tanda tanya (?), dan tanda persen (%) diketik rapat dengan dengan huruf yang mendahuluinya.

Tidak baku Baku

 Sampel dipilih secara rambang . Sampel dipilih secara rambang.

 Data dianalisis dengan teknik korelasi ,

Data dianalisis dengan teknik korelasi ,

 Anova , dan regresi ganda . Anova, dan regresi ganda.  ... dengan teor i ; kemudian ... ... dengan teor i; kemudian ...  ... sebagai berikut : ... sebagai berikut:

 Hal itu tidak benar ! Hal itu tidak benar!  Benarkah hal itu ? Benarkah hal itu?  Jumlahnya sekitar 20 % Jumlahnya sekitar 20 %

14. Penulisan Kutipan

Kutipan adalah fakta, ide, opini, atau pendapat yang dikutip dari sumber tertulis untuk mendukung atau memperjelas argumen, posisi, atau opini penulis dalam suatu karya ilmiah. Dalam penulisan makalah, kutipan digunakan dalam penulisan pendahuluan dan pembahasan. Dalam pendahuluan digunakan untuk menguraikan fenomena, pentingnya masalah, teori atau pandangan yang digunakan, dan istilah khusus. Dalam pembahasan digunakan untuk mendukung argumen dan opini penulis dalam membahas makalah.

(16)

Ada beberapa kata tertentu yang digunakan dalam penulisan kutipan, antara lain menyatakan, menurut, berpendapat. Penggunaannya harus tepat dan tidak menimbulkan kerancuan. Berikut ini contoh penulisan kutipan.

(a) Jefkins (1996 : 2) menyatakan, “Pada dasarnya periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern, dan hanya bisa ditemukan di negara – negara maju atau negara – negara yang tengah mengalam perkembangan ekonomi secara pesat.”

(b) Menurut Jefkins (1996), “Surat kabar tidak harus mewakili kelas, politik, agama, etnis, dan bahasa, akan tetapi majalah biasanya mewakili tiap – tiap minat khusus tertentu.”

Jika penulis sebuah sumber kutipan dua orang, kedua nama keluarga penulis ikut sebagai tanda. Akan tetapi, jika penulis nya lebih dari 2 orang, yang ikut sebagai tanda kutipan, hanya nama keluarga penulis pertama yang diikuti singkatan dkk. Perhatikan contoh kutipan berikut : (a) Rivers dan Mathews (1994 : 34) menyatakan : “Manajemen memainkan peran besar dalam

membentuk pengharapan stafnya dan peran yang tidak kecil dalam membentuk pengharapan publiknya.”

(b) Hovland dkk. (1953 : 100) menyatakan, “Efek persuasi bersumber dari perubahan sikap, yang kemudian mengarah kepada perubahan – perubahan pendapat, persepsi, dan efek.” Penulisan sumber kutipan yang dicantumkan dalam teks, dapat dibagi atas dua bentuk, yakni bentuk integral dan bentuk non-integral

(a) Bentuk Integral

Bentuk Integral adalah penulisan kutipan apabila nama penulis yang pendapat atau idenya dikutip menyatu dengan teks.

Contoh :

Jefkins (1996 : 2) menyatakan, “Pada dasarnya periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern, dan hanya bisa ditemukan di negara – negara maju atau negara – negara yang tengah mengalam perkembangan ekonomi secara pesat.”

(b) Bentuk non-integral

Bentuk non-integral adalah penulisan kutipan apabila nama penulis yang pendapat atau idenya dikutip tidak menyatu dengan teks.

(17)

“Pada dasarnya periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern, dan hanya bisa ditemukan di negara – negara maju atau negara – negara yang tengah mengalam perkembangan ekonomi secara pesat” (Jefkins, 1996 : 2)

Penulisan kutipan dari sebuah buku rujukan yang tidak dapat ditemukan di perpustakaan atau di toko buku yang ada di kota Anda, yaitu :

(a) Menurut Rogers dan Rogers yang dikutip Effendy (1997 : 114), “Suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas.”

(b) Menurut Rogers dan Rogers yang dikutip Effendy (1997), “Suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas.”

(c) Rogers dan Rogers menyatakan, “Suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas” (Effendy, 1997 : 114).

(d) Rogers dan Rogers menyatakan, “Suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas” (Effendy, 1997).

Konsistensi penulisan kutipan dalam penulisan sebuah makalah harus diwujudkan. Oleh karena itu, dalam rangka penulisan sebuah makalah penulis harus menetapkan salah satu ketentuan untuk ditaati di antara dua ketentuan berikut.

(1) Jika nomor halaman buku rujukan ikut dijadikan sebagai tanda kutipan, maka setiap kali menulis kutipan mulai dari awal sampai dengan akhir penulisan makalah nomor halaman buku rujukan tetap dijadikan sebagai salah satu tanda.

(2) Jika nomor halaman buku rujukan tidak ikut dijadikan sebagai tanda kutipan, maka setiap kali menulis kutipan mulai dari awal sampai dengan akhir penulisan makalah nomor halaman buku rujukan tidak tetap dijadikan sebagai salah satu tanda. Jadi, cukup nama keluarga pengarang dan tahun terbit buku rujukan sebagai tanda.

15. Penulisan Daftar Rujukan

(18)

rujukan yang menjadi sumber kutipan dan yang memberi dukungan secara tidak langsung (tidak dikutip). Sedangkan daftar rujukan adalah daftar semua sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan suatu k arya tulis.

Dalam penulisan makalah, termasuk penulisan artikel ilmiah, rujukan yang didaftarkan hanya rujukan yang menjadi sumber kutipan. Oleh karena itu, bagian makalah yang menjadi tempat pendaftaran sejumlah rujukan, lebih tepat diberi nama daftara rujukan. Daftar rujukan dapat ditulis dengan mengikuti petunjuk sebagai berikut :

(1) Nama penulis ditulis tanpa gelar

(2) Identitas setiap buku ditik satu spasi dan jarak dua spasi untuk buku berikutnya. (3) Buku – buku didaftarkan secara alfabetis dan tidak diberi nomor urut.

(4) Urutan identitas buku dalam penulisannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Nama penulis (tanpa gelar). Tahun terbit. Judul buku. Nama kota tempat penerbitan : Nama penerbit

b. Penulisan nama keluarga mendahului penulisan nama diri penulis dan dipisahkan dengan tanda koma.

c. Bila buku itu ditulis oleh dua orang penulis, disisipkan kata dan di antara kedua nama penulis.

d. Bila buku ditulis lebih dari 2 orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama dengan menambahkan singkatan dkk, di belakangnya.

Contoh :

Jefkins, F. 1992. Advertising Made Simple. Oxford : Butterworth – Heinemann Made Simple Books.

Roman, K. dan Maas, J. 1992. The New How to Advertise. London : Rogan Page

Hanafi, A. 1989.PartisipasidalamSiaranPedesaandanPengadopsianInovasi. Forum Penelitian, I (I); 33-47

16. Tahap Revisi

(19)

Gambar

Gambar : Pembatasan Topik dengan Diagram Jam
Gambar 1. Enam Tata Penomoran Butir – butir Pembicaraan

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan untuk segmentasi citra pada citra CT Scan Abdomen dengan metode algoritma Expectation Maximization(EM) untuk identifikasi area kanker

Maka dari itu infant mortality rate (tingkat kematian bayi) dan maternal mortality rate (tingkat kematian ibu) di golongan keluarga miskin cukup besar.

PARTISIPAN SISWA DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Secara umum porsi konsumsi makanan dari rumah tangga miskin dapat dikatakan tinggi yaitu rata-rata lebih dari 60% atau sampai sebesar 70% dari total pendapatan dibandingkan

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 20,menjelaskan Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN)

Penelitian kualitatif ini dilaksanakan di Sanggar Anak Alam (SALAM) Nitiprayan Kasihan Bantul Yogyakarta. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

Hingga akhir Maret 2016, kondisi suhu permukaan laut di perairan Indonesia, pada umumnya berada pada kondisi hangat dengan anomali suhu berkisar -0.5°C s/d +2.0°C. Daerah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU KATA DAN PASIR. PADA ANAK KELOMPOK B (USIA 5-6 TAHUN) KB DAN TK HAPPY HOLY