• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Masyarakat Pedesaan Menggunakan Kerangka Ranti’s Generic ISIT Business Value T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Masyarakat Pedesaan Menggunakan Kerangka Ranti’s Generic ISIT Business Value T1 Full text"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Masyarakat

Pedesaan Menggunakan Kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business

Value

Artikel Ilmiah

Peneliti : Setiawan Adhi Nugroho

NIM : 682010082

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)

Analisa Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Masyarakat

Pedesaan Menggunakan Kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business

Value

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Peneliti : Setiawan Adhi Nugroho

NIM : 682010082

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

Analisa Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Masyarakat

Pedesaan Menggunakan Kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business

Value

1)Setiawan Adhi Nugroho, 2)Johan J.C. Tambotoh

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

E-mail :1) 682010082@student.uksw.edu, 2) johan.tambotoh@staff.uksw.edu

Abstrak

Desa Melung, kecamatan Kedungbanteng, telah berhasil membangun infrastruktur jaringan internet, tidak hanya itu saja desa Melung juga telah mengembangkan portal desa serta memanfaatkan aplikasi Mitra Desa untuk kepentingan administrasi desa. Selama ini belum pernah dilakukan pengukuran manfaat dari teknologi informasi dan komunikasi di desa Melung. Salah satu kerangka yang digunakan untuk mengukur peran atau manfaat dari teknologi informasi dan komunikasi adalah Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Ranti’s Generic IS/IT Business Value merupakan kerangka yang terdiri dari 13 kategori dan 73 sub-kategori manfaat bisnis teknologi informasi.Penelitian ini diperoleh dari analisa peran teknologi informasi dan komunikasi yang dirangkai menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value yang menunjukan teknologi informasi dan komunikasi terbukti dapat memberikan peran terhadap proses adminitrasi desa, pendidikan, jurnalisme warga dan peningkatan ekonomi.

Kata Kunci : Ranti’s Generic IS/IT Business Value, administrasi desa, pendidikan, jurnalisme warga dan peningkatan ekonomi.

Abstract

Melung village, Kedungbanteng sub-district has managed to build an internet infrastructure network, furthermore Melung village has also developing district portal and utilizing Mitra Desa application for the sake of district administration. Measurement of the information and communication technology benefit in Melung village has not been done. Measurement of the information and communication technology benefit can be measured by using Ranti’s Generic IS/IT Business Valueframework. Ranti’s Generic IS/IT Business Value framework consisting of 13 categories and 73 sub-categories of information technology business value. This study obtained from the analysis toward information communication and technology role which are assembled with Ranti’s Generic IS/IT Business Value. It shows information communication and technology is proven to provide a role for village administration, education, citizen journalism and economic improvement.

(10)

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. E-Choupal merupakan salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk daerah di pedesaan di India. E-Choupal mampu membantu petani di 29.500 desa menggunakan 4.200 kios di enam negara bagian di India [1]. E-Choupal memiliki keuntungan secara ekonomi dan secara sosial bagi petani. Secara ekonomis, para petani mampu mendapatkan harga yang lebih baik dari produk mereka baik dijual melalui teknologi informasi dan komunikasi ataupun sanchalaks. Sedangkan keuntungan dari sisi sosialnya adalah petani dapat mengambil keputusan dari informasi yang diberikan oleh kios [1]. Melalui manfaat yang diberikan oleh teknologi informasi dan komunikasi, banyak dari pedesaan sudah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang kegiatan mereka sehari-hari.

Selain aspek manfaat ekonomis dan manfaat sosial, keberadaan teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan sebagai media jurnalisme warga. Aktivitas bermedia yang dilakukan oleh warga desa kini sudah merambah masuk sampai dengan pelosok desa di sebagian wilayah kabupaten Banyumas. Beberapa desa di kabupaten Banyumas sudah dapat mengakses internet sebagai jembatan masuk kedalam dunia maya. Salah satu aktivitas yang dilakukan oleh beberapa desa di dalam lingkungan kabupaten Banyumas adalah menulis berita secara online. Bentuk paling konkrit adalah dengan mengelola portal desa yang merupakan bagian dari Gerakan Desa Membangun (GDM). Penilitian yang dilakukan oleh Lisa Lindawati ini menunjukkan bahwa adanya media baru memungkinkan berbagai komunitas akar rumput kesempatan untuk berbicara, termasuk desa [2]. Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi memberikan wadah bagi jurnalisme warga, khususnya bagi warga desa.

Desa Melung, kecamatan Kedungbanteng telah berhasil membangun infrastruktur jaringan internet untuk memfasilitasi masyarakat desa dan perangkat desa untuk mengakses internet. Tidak hanya memfasilitasi warga dan perangkat desa desa Melung memanfaatkan website ataupun portal desa yang dikembangkan bersama dengan Gerakan Desa Membangun. Selain mengembangkan portal desa, Gerakan Desa Membangun juga mengembangkan aplikasi Mitra Desa yang dapat digunakan oleh desa dengan syarat mencapai taget jumlah minimal berita yang dimuat dalam portal dalam kurun waktu satu bulan. Bersama dengan organisasi Pager Gunung warga juga mengembangkan pertanian organik. Pada tahun 2013 bulan Agustus pemerintah desa Melung menerima bantuan berupa tujuh unit komputer dari Kementerian Komunikasi dan Informasi yang kemudian diresmikan sebagai CAP (Community Acces Point) di desa Melung1.

(11)

Keberadaan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi di desa Melung membuat desa ini dikenal sebagai desa internet karena berhasil dalam memfasilitasi warga serta perangkat desa dalam mengakses internet sebagai sarana untuk mencari informasi serta pengetahuan. Beberapa media nasional telah meliput keberhasilan desa Melung dalam membangun infrastruktur serta pengembangan jaringan internet di desa Melung. Keberadaan portal desa dapat membantu meningkatkan hasil penjualan dari madu hutan yang dikembangkan oleh warga, banyak warga dari luar desa yang mengetahui madu hutan yang dikembangkan dari warga melalui internet [3]. Tidak hanya puas dengan pemanfaatan teknologi informasi warga juga mengembangkan aplikasi khusus telepon pintar yang digunakan untuk mengenalkan secara luas produk yang mereka tawarkan [4]. Namun, dalam pratiknya masih ditemui beberapa peranan teknologi informasi dan komunikasi yang kurang sesusai dengan apa yang disampaikan oleh beberapa media nasional tersebut.

Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang tentang desa, disebutkan bahwa desa berhak menerima dana desa yang merupakan dana perimbangan pada setiap kabupaten atau kota. Selain itu, dalam pasal 86 ayat ketiga setiap desa juga diwajibkan memiliki sistem informasi desa yang meliputi fasilitas perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya manusia [5]. Penelitian untuk mengukur manfaat teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan belum banyak dilakukan sebelumnya. Salah satu kerangka yang dikembangkan dalam mengukur manfaat teknologi informasi dan komunikasi adalah Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Ranti’s Generic IS/IT Business Value terdiri dari 13 kategori dan 73 sub-kategori manfaat bisnis teknologi informasi, dimana masing-masing menunjukan tujuan dilakukannya investasi teknologi informasi pada organisasi maupun perusahaan [6]. Penggunaan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value dimaksudkan untuk mempermudah pengukuran manfaat dari investasi teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan, selain itu penggunaan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value tidak mempermasalahkan manfaat

tangible ataupun intangible dari teknologi informasi dan komunikasi. Bedasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai peran dari teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan, sehingga luaran dari penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran ataupun bahan evaluasi mengenai teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan oleh pihak terkait.

2. Kajian Pustaka

(12)

pengguna dan konten lokal harus diperhatikan terlebih dahulu agar nantinya dapat memperoleh potensi yang dimiliki oleh teknologi informasi dan komunikasi [7].

Marthinus C Breitenbach dalam sebuah kajian mengenai evaluasi kualitatif studi kasus yang memberikan paparan bagaimana telecenter dapat membantu meningkatkan kehidupan masyarakat pedesaan khususnya di Thabina. Dalam ulasanya Marthinus C Breitenbach memamparkan bahwa telecenter merupakan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembangunan ekonomi. Makalahnya dimaksudkan untuk menginformasikan kepada pemangku kepentingan bahwa teknologi informasi dan komunikasi dapat mengubah kehidupan di negara berkembang dengan menggunakan aplikasi telecenter [8].

Hubungan dua penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan ini adalah memiliki kesamaan objek penelitian, yaitu meneliti pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan. Hal yang membedakan adalah pada penelitian yang pertama dilakukan oleh M.S. Boateng ditemukan beberapa kontribusi yang diberikan oleh teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan, diantaranya meningkatkan komunikasi, memperdalam desentralisasi, menarik usaha mikro dan kecil, serta memberi kontribusi dalam otomatisasi Rural Banks, jaringan, berbagi informasi serta meningkatkan pelayanan pembelajaran jarak jauh di daerah pedesaan. Selain itu dalam penelitiannya M.S. Boateng menyajikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara luas serta menggunakan data primer maupun menggunakan data sekunder. Sedangkan dalam penelitian yang kedua merupakan evaluasi kualitatif studi kasus yang menunjukan bagaimana telecenter dapat membantu meningkatkan kehidupan masyarakat pedesaan khususnya di Thabina dan data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari beberapa media. Sedangkan dalam penelitian ini dilakukan analisa manfaat teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan serta membahas beberapa aspek manfaat dari teknologi informasi dan komunikasi yang dirangkai melalui kerangkaRanti’s Generic IS/IT Business Value.

(13)

Tabel 1 : Ranti’s Generic IS/IT Business Value [6]

Kategori Sub-Kategori

Mengurangi Biaya/ Reducing Cost Of (RCO) 1. Biaya Telekomunikasi (Telecomunications Cost of certain activity)

2. Biaya Perjalanan (Travelling cost) 3. Biaya SDM (Staff/operator/employee) 4. Biaya Rapat (Meeting cost)

5. Biaya Kegagalan Layanan (Service failure cost) 6. Biaya Pengiriman (Delivery cost)

7. Biaya Pelatihan (Training cost per employee) 8. Biaya Pengiriman Kembali Barang yang Salah

Kirim (Returning cost for incorrect delivery) 9. Biaya Pinjaman Uang (Cost of money) 10. Biaya ATK (Office supplies and printing cost) 11. Biaya Berlangganan (Subscription cost of certain

reading materials)

12. Biaya Sewa Ruangan (Space rental cost) 13. Biaya Sewa Peralatan (Device rental cost) 14. Biaya Inventori (Inventory cost)

15. Biaya Kegagalan Penelitian (Research failure cost)

Meningkatkan Produktivitas / Increasing Productivity by

(IPR) 16. Restrukturisasi Fungsi Pekerjaan (Restructuring job function) 17. Mempercepat Pemahaman Produk (Accelerating

mastering product knowledge)

18. MempermudahAnalisis (Ease of analysis) 19. Meningkatkan Kepuasaan Karyawan (Increasing

employee satisfaction)

Mempercepat Proses / Accelerating Process of (APR) 20. Proses Produksi (Production process)

21. Proses Pengadaan Stok (Stock procurement process)

22. Proses Pembuatan Laporan (Report making process)

23. Proses Persiapan Data (Data preparation process) 24. Proses Pemeriksaan Permohonan (Request/Order

checking process)

25. Proses Pembayaran Hutang (Debt payment process)

26. Proses Transaksi (Transaction process)

27. Proses Pembuatan Keputusan (Decision making process)

Mengurangi Resiko / Reducing Risk of (RRI) 28. Kesalahan Perhitungan Harga (Price miscalculation)

29. Klaim yang tidak bias Dipulihkan (Unrecoverable claim)

30. Kehilangan Inventori (Inventory lost) 31. Barang yang Ditolak (Rejected goods) 32. Kehilangan Data (Data lost) 33. Data yang Salah (Incorrect data) 34. Denda (Penalty)

35. Kehilangan Karyawan Potensial (Losing potential employee)

36. Pemalsuan (Forgery)

37. Kecurangan Administrasi (Administration fraud) 38. Pembayaran yang Salah (Incorrect payment) 39. Kesalahan Pengelolaan Aset (Asset

mismanagement)

Meningkatkan Pendapatan /Increasing Revenue caused by

(IRE) 40. Peningkatan Kapasitas Bisnis (Increasing business capacity) 41. Peningkatan Kualitas Laporan (Increasing report

quality)

42. PeningkatanKepercayaan Pelanggan (Increasing customer trust)

(14)

incomes)

Meningkatkan Keakuratan / Increasing Accuracy of

(IAC) 45. 46. Tagihan (Billing) Analisis (Analysis) 47. Data

48. Perencanaan (Planning) 49. Keputusan (Decision)

Mempercepat Pemasukan Uang / Accelerating Cash-in

caused by

(ACI)

50. Percepatan Pengiriman Tagihan (Accelerating billing dispatching)

Meningkatkan Layanan Eksternal /

Increasing External Services of

(IES)

51. Mengurangi Pembatalan Order (Reducing order cancellation)

52. Mengetahui Permasalahan Pelanggan (Knowing customer’s problems)

53. Menambah Titik Layanan (Adding point of services)

54. Layanan yang Dipersonalisasi (Personalized services)

55. Kepuasan Pelanggan (Customer satisfaction)

Meningkatkan Citra / Increasing Image caused by (IIM) 56. Meningkatan Kualitas Layanan (Increasing service quality)

57. Menawarkan Diskon yang Besar (Offering substantial discounts)

58. Mematuhi Regulasi (Complying with regulations) 59. Menggunakan SistemB ermerek (Using branded

systems)

Meningkatkan Kualitas /

Increasing Quality of (IQU) 60. Manajemen management) Pemasok (Supplier/vendor

61. Hasil Pekerjaan (Work result) 62. Layanan (Services) 63. Produk (Products)

Meningkatkan Layanan Internal /

Increasing Internal Services of

(IIS)

64. Layanan Bersama (Shared services)

65. Memadukan Hak dan Kewajiban Karyawan (Matching employee’s right and responsibility) 66. Layanan Terhadap Karyawan (Employee services) 67. Jadwal dan Materi Pelatihan yang Tepat (Proper

schedule and training material)

Meningkatkan Keunggulan Bersaing / Increasing

Competitive Advantage caused by (ICA) 68. Membentuk Aliansi Bisnis (Forming business alliances) 69. Mempercepat Pelaksanaan Peluang Bisnis Baru (Accelerating the execution of new business opportunities)

70. Meningkatan Biaya Perpindahan Pelanggan (Increasing switching cost)

Menghindari Biaya / Avoiding Cost of (ACO) 71. Dana Cadangan (Reserved fund) 72. Biaya Pemeliharaan (Maintenance cost)

73. Biaya KehilangandanKeterlambatan (Lost and delay cost)

Fasilitas internet di desa Melung dibangun secara swadaya dan bekerjasama dengan melibatkan Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kedungbanteng. Terbatasnya infrastruktur layanan penyedia internet yang hanya sampai gerumbul Melung. Adanya keterbatasan ini, membuat pihak desa mengembangkan jaringan dengan menganggarkan dana untuk membeli antenna Omni dan radio TP link yang digunakan sebagai penerima sinyal sekaligus digunakan sebagai hotspot. Server routing serta bandwith manajemen terletak di rumah Agung Budi Satrio di gerumbul Melung, di sini terpasang radio TP link yang digunakan sebagai gerbang awal distribusi sinyal kebeberapa titik akses

(15)

area bagi warga sekitar. Kemudian sekitar 130 meter ke arah selatan dari rumah Agung Budi Satrio antenna Omni terpasang di rumah Margino yang juga merupakan perangkat desa, yang digunakan sebagai penerima sekaligus hotspot area atau area titik akses

internet. Antenna Omni juga tepasang di balai desa yang digunakan sebagai penerima sekaligus hotspot area atau area titik akses internet yang didistribusikan ke beberapa unit komputer yang ada di balai desa melung serta CAP (Comunity Acces Point). Hotspot area atau titik akses internet juga terdapat di dua titik di gerumbul Kaliputra, dengan menggunakan radio TP link dua titik akses internet berada di rumah Khoerudin yang berada di sekitar masjid dan di rumah Sulastri yang terletak sekitar 50 meter arah selatan dari rumah Khoerudin. Titik akses internet lainnya terdapat di gerumbul Depok atas yang berada di rumah Timbul Yulianto. Gerumbul Salarendeng belum mempunyai titik akses internet dikarenakan letaknya cukup jauh serta terhalang bukit sehingga belum dapat dijangkau dengan infrastruktur yang ada. Sekolah Menengah Pertama 3 Kedungbanteng sudah tidak lagi memanfaatkan akses internet yang ada di desa Melung, karena dianggap kurang memadai dalam aktivitas internet di sekolah tersebut. Untuk mengenal dan mengetahui titik-titik akses internet desa Melung dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Peta Wilayah Administrasi dan Titik Akses Internet Desa Melung [9] 3. Metodologi Penelitian

(16)

[10]. Pendekatan deskriptif kualitatif didasarkan pada pemikiran bahwa penelitian ini bersifat mendeskripsikan fenomena apa adanya secara urut dan sistematis. Dengan kata lain, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat ini yaitu, peran teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan yang dirangkai menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value di desa Melung kecamatan Kedungbanteng kabupaten Banyumas. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber data primer dan sekunder. Data Primer diperoleh melalui pertanyaan lisan dengan menggunakan metode wawancara, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui data dari portal berita ataupun video yang diperoleh dari internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi dan wawancara. Adapun penentuan dari subjek penelitian ini didasarkan pada purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu [10]. Wawancara dilakukan kepada informan kunci yang dipilih dan dianggap cukup representatif mewakili pihak yang terlibat ataupun objek dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di desa Melung. Adapun informan kunci dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2 Data Informan Kunci No Nama Jabatan / pekerjaan Usia

(Tahun) Pendidikan Terakhir Menggunakan Pengalaman Komputer

(Tahun) 1 Agung Budi

Satrio Warga / Mantan kepala desa 49 S1 Peternakan >10 2 Khoerudin Kepala desa

Melung Aktif 41 S1 Sosiologi >10 3 Margino Operator Web Desa

(Kaur Keuangan Desa)

40 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

>5

4 Suwarjo Petani organik (tidak

aktif) 67 Sekolah Rakyat (SR) -

5 Timbul

Yulianto Kasi Pembanguanan desa 38 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

>3

6 Darkam Petani / Penjual madu

hutan 38 Sekolah (SD) Dasar -

7 Adi Nur

(17)

Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian ini, tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2 Tahapan Penelitian 4. Hasil dan Pembahasan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan satu hal yang tidak dapat dihindari oleh seluruh aspek kehidupan masyarakat. Saat ini teknologi informasi sudah banyak digunakan sebagai pendukung untuk mencari informasi ataupun sebagai alat untuk memberikan informasi. Munculnya rasa ketertinggalan desa dalam memperoleh informasi serta munculnya kesadaran akan pentingnya teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan suatu kebutuhan mendasar dimasa depan membuat Agung Budi Satrio mengembangkan desa Melung sebagai desa internet serta membangun infrastruktur jaringan internet untuk memfasilitasi masyarakat desa dan perangkat desa untuk mengakses internet. Tidak hanya berhenti di situ, desa Melung juga mengembangkan portal desa atau website desa yang berisi tentang potensi-potensi yang dimiliki oleh desa. Keberhasilan ini membuat beberapa media, baik media online

(18)

teknologi informasi dan komunikasi yang kurang sesusai dengan apa yang disampaikan oleh beberapa media nasional tersebut.

Untuk melakukan pengukuran terhadap peran teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan maka peneliti menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Salah satu alasan menggunakan metode ini adalah dalam pengukuran manfaat teknologi informasi dan komunikasi dengan menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business Value tidak mempermasalahkan manfaat tangible ataupun manfaat

intangible dari teknologi informasi. Adapun dalam penelitian ini tidak dilakukan proses kuantifikasi atau perhitungan terhadap suatu manfaat dari teknologi informasi, melainkan hanya memberikan deskripsi serta menggambarkan peran dari teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Berikut ini merupakan pembahasan peran teknologi informasi dan komunikasi yang dirangkai menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value :

1. Administrasi desa

Teknologi informasi dan komunikasi bukan merupakan suatu hal yang baru lagi bagi desa Melung. Sejak tahun 2003 balai desa Melung sudah menggunakan satu perangkat komputer yang digunakan untuk melakukan proses pembuatan surat-menyurat ataupun kepentingan administrasi desa lainnya. Hanya saja pada saat itu penggunaan belum maksimal, penggunaaan untuk kepentingan pelayanan surat-menyurat masih lebih banyak menggunakan mesin ketik jika dibandingkan dengan menggunakan komputer. Agung Budi Satrio merupakan penggagas digunakannya komputer sebagai alat untuk membantu efiesiensi serta efektifitas dalam bekerja, lulusan S1 peternakan dari salah satu universitas di Jakata ini menjelaskan bahwa penggunaan teknologi informasi ini merupakan suatu kebutuhan di masa depan, Agung Budi Satrio menuturkan “...terus yang ke empat ee sebenarnya teknologi informasi ini menjadi sebuah kebutuhan dimasa depan, dimana apabila desa tidak mengikuti dengan ee dengan apa yang kita ee perkembangan teknologi ini saya yakin nanti desa itu akan jauh ketinggalan dalam hal sisi informasi maupun sisi teknologi yang lain...”. Dari pernyataan inilah Agung Budi Satrio memberikan pelayanan kepada pemerintah desa untuk belajar dalam penggunaan komputer khususnya. Kesulitan dalam segi sumber daya manusia bukan suatu halangan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, hal yang paling ditekankan oleh Agung Budi Satrio adalah komputer mampu memberikan efisiensi serta efektifitas dalam bekerja, seperti dalam pernyataannya “dari segi sdm memang ee kalau mas melihat tidak seperti sekarang, artinya bagaimana perangkat itu sudah lihai mempergunakan komputer memang ee kami menekankan kepada khususnya kepada temen-temen perangkat bahwa komputer menjadi alat mendasar untuk kecanggihan bekerja, karena dengan menganggap bisa komputer ini efektif kerja, efisiensi kerja itu dapat dapat dilakukan”.

(19)

Membangun sebagai imbalan telah mencapai mencapai target jumlah minimal berita yang dimuat dalam portal dalam kurun waktu satu bulan serta aplikasi SMARD yang merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh pemerintah. Aplikasi Mitra Desa lebih dulu digunakan daripada aplikasi SMARD yang dikembangkan oleh pemerintah. Kemudahan yang diberikan oleh aplikasi Mitra Desa salah satunya adalah terkait dengan permintaan surat-menyurat. Kedua aplikasi ini merupakan aplikasi pengelolaan basis data penduduk berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan).

Bedasarkan berapa temuan dan penyataan yang diperoleh melalui hasil wawancara maka peran teknologi informasi dan komunikasi dalam administrasi desa yang dirangkai dengan menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value

adalah sebagai berikut :

 Mengurangi Resiko Kehilangan Data (RRI )

Arsip desa merupakan data penting yang dimiliki oleh pemerintah desa Melung, penyimpanan arsip atau berkas desa yang masih acak-acakan, kondisi alam yang lembab, rawan kehujanan, serta kemungkinan berkas atau arsip yang dimakan rayap menjadikan resiko kehilangan data atau berkas fisik berupa kertas. Keberadaan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi berupa komputer menjadikan resiko kehilangan data atapun arsip desa dapat ditekan. Hal ini disampaikan oleh Margino yang merupakan salah satu perangkat desa Melung “kita lagi membangun sebuah tata kelola pemerintah yang baik, karena selama ini sebelum ada teknologi masuk desa ini, kita dalam pengarsipan surat-surat katakan itu masih acak-acakan, kalau mau mencari berkas itu kita harus bongkar semua dan agak ribet juga, rawannya atau bahayanya, ya namanya barang kertas kadang-kadang dimakan rayap terus kemudian kehujanan apalagi dengan kondisi desa melung yang agak lembab sangat berpengaruh dengan rusaknya...”. Dari pernyataan tersebut menjelaskan bahwa dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi berperan sebagai media penyimpanan arsip desa ataupun berkas desa sehingga resiko kerusakan ataupun kehilangan dapat berkurang.

 Mempercepat Proses Persiapan Data (APR)

(20)

 Meningkatkan Kualitas Layanan (IQU)

Aplikasi Mitra Desa membantu proses pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan surat-menyurat sehingga masyarakat mendapatkan kualitas pelayanan yang lebih baik, misalnya dari segi kecepatan pelayanan dan format yang lebih bagus. Hanya saja penggunaan aplikasi Mitra Desa ini sangat bergantung pada kondisi jaringan

internet di desa Melung, selain itu dengan sering berubahnya format surat dari pemerintah daerah membuat penggunaan aplikasi ini sedikit terkendala. Ketika penelitian dilakukan penggunaan aplikasi Mitra Desa hanya sebatas digunakan sebagai sarana pengelolaan basis data penduduk. Pelayanan terhadap permintaan surat-menyurat selama penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer menggunakan aplikasi pengolahan kata. Namun hal tersebut tidak mengurangi kualitas layanan yang didapatkan oleh warga. Agung Budi Satrio menuturkan “iya, itu sudah pasti artinya ee dari sisi pemanfaatan teknologi ini berdampak jelas pada pelayanan masyarakat, misalnya ee yang dulunya kami bisa ee melayani misalnya sekian menit, mungkin dengan dengan dengan komputer ini bisa melayani lebih cepat, memang ada kendala yang sangat vital ketika kita sudah semua mempergunakan teknologi ini, yang pertama adalah mati lampu misalnya, nah itu kita akan pasti vakum untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat...”. Selain itu dengan adanya internet masyarakat yang membutuhkan surat keterengan kependudukan dari desa dapat mendapatkannya melalui

e-mail, hal tersebut disampaikan oleh Adi Nurcahyo yang merupakan salah satu warga desa Melung “kemudian misalkan ada warga desa melung yang mau mengurus surat kependudukan itu bisa via e-mail, terutama yang ada di jakarta bisa kirim e-mail kesini ke e-mail desa melung bisa berhubungan langsung dengan perangkat desanya...”.Dari beberapa pernyataan tersebut peran teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan kualitas layanan, baik dari segi kecepatan pelayanan dan pelayanan dari jarak jauh, hanya saja masih perlu antisipasi pada saat terjadi mati lampu.

2. Pendidikan

(21)

Pada tahun 2007 internet digunakan didalam pemerintahan desa Melung dengan menggunakan penyedia layanan internet telkom flexy, guna memberikan fasilitas di dalam lingkup pemerintahan desa saja. Pada tahun 2011 pihak pemerintah desa bekerjasama dengan pihak Sekolah Menengah Negeri 3 Kedungbanteng membangun infrastruktur internet, hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan jangkauan infrastruktur penyedia layanan internet yang hanya sampai gerumbul Melung. Pada awalnya titik layanan internet hanya dapat di akses di 3 titik, yaitu di rumah Agung Budi Satrio, balai desa, serta Sekolah Menengah Negeri 3 Kedungbanteng. Hal yang mendasari dibangunnya infrastruktur internet ini adalah memberikan pelayanan kepada pemerintahan desa serta pihak sekolah. Agung Budi Satrio menuturkan “nah, ee memang ee apa kendala-kendala yang kami hadapi tidak begitu banyak karena memang masayarakat masih belum banyak, belum banyak mengenal ee pemanfaatan teknologi karena memang pada saat itu saya, kami fokus hanya kepada perangkat desa dan pihak sekolah karena, kenapa pihak sekolah, karena ee di sana ada murid-murid yang lebih banyak adalah ee warga kami sehingga pemanfaatan teknologi informasi ini ee hanya mata pelajaran tik ini yang juga bisa diberikan kepada siswa-siswi smp ee dan juga diberikan juga ee lengkap untuk mata pelajaran tik nya ada komputernya ada internet seperti itu”. Infrastruktur internet dibangun bekerjasama dengan melibatkan pihak Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kedungbanteng dikarenakan di sekolah tersebut lebih banyak siswa dan siswinya merupakan warga desa Melung, selain itu latar belakang infrastruktur internet dibangun adalah sebagai sarana pendukung pembelajaran mata pelajaran TIK di sekolah tersebut.

Keberadaan internet memberikan fasilitas kepada perangkat desa untuk mencari pengetahuan guna mendukung kegiatannya sebagai perangkat desa.Khoerudin kepala desa yang masih aktif menegaskan “bahwa harapannya dengan dikenalnya desa melung sebagai desa internet, ee sebuah gagasan yang dirintis oleh beliau kepala desa sebelum saya, bahwa ini akan memberikan kesempatan bagi warga desa kami dan terutama bagi aparatur pemerintahan desa kami mampu menggunakan teknologi utamanya adalah teknologi komputer untuk pelayanan maupun internet sebagai tambah pengetahuan, karena dengan dunia internet itu e kita juga bisa mencari berbagai informasi baik terkait dengan ee pendidikan, kesehatan ataupun yang terkait dengan ee pekerjaan ee misalnya aparatur desa kami”.

Bertambahnya titik layanan akses internet membuat warga dapat mengakses

internet di titik-titik yang memiliki akses internet. Internet juga digunakan warga sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, Adi Nurcahyo menambahkan dalam pernyataannya “kalau saya sendiri yang sering diakses itu mengenai ee media sosial itu rutin untuk kontak dengan teman-teman saya, kemudian juga dengan berbagai macam ee berita-berita terbaru selain itu juga misalkan artikel-artikel ilmiah, dan juga yang ringan-ringan misalkan seperti apa namanya ya tentang seperti tutorial-tutorial dan tentang ilmu pengetahuan masih update , tentang kewirausahaan”.

(22)

dengan menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value adalah sebagai berikut :

 Meningkatkan Layanan Internal Layanan Bersama (ISS)

Infrastruktur jaringan internet yang dibangun bersama dengan pihak Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kedungbanteng merupakan bentuk suatu layanan bersama yang dibangun antara pihak pemerintah desa dan pihak sekolah. Layanan bersama yang didapatkan oleh pemerintahan desa adalah akses internet yang digunakan oleh perangkatnya sebagai sarana untuk menambah pengetahuan ataupun sebagai sarana untuk mendukung kegiatannya sebagai perangkat desa. Pihak sekolah mendapatkan fasilitas berupa layanan akses internet guna mendukung pembelajaran mata pelajaran TIK di sekolah tersebut, dengan demikian layanan internal bersama dapat ditingkatkan. Pada kunjungan kedua ke desa Melung ditemui bahwa pihak sekolah sudah tidak menggunakan layanan internet yang dibangun bersama dengan pihak desa, karena dianggap kurang memadai dalam aktivitas internet di sekolah tersebut. Namun pihak pemerintah desa menyediakan tempat untuk sekolah untuk memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang terletak di CAP.

 Meningkatkan Layanan Internal Layanan Terhadap Pegawai (ISS)

Pelayanan internal terhadap pegawai dalam konteks desa Melung merupakan bentuk layanan yang ditujukan kepada perangkat desa dan lebih kepada masyarakat desa. Layanan terhadap masyarakat desa berupa layanan mendapatkan akses internet

sebagai sarana untuk tambah pengetahuan ataupun internet sebagai sarana untuk akses sosial media. Penggunaan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi di CAP sebagai sarana pembelajaran warga, sehingga warga mendapat pengetahuan baru tentang teknologi informasi dan komunikasi khususnya pengetahuan tentang komputer sehingga dapat memingkatkan layanan terhadap masyarakat.

3. Jurnalisme Warga dan Peningkatan Ekonomi

(23)

Latar belakang dikembangnya Melung sebagai desa internet didasari dengan adanya sumber informasi yang dirasa sangat kurang, serta kurang berimbangnya media arus utama dalam memuat berita tentang desa. Agung budi satrio menuturkan “e awalnya sih bagaimana desa itu dalam dalam suatu informasi itu sangat ketinggalan itu yang pertama, yang kedua suara-suara di media mainstream, media arus utama itu e bicara tentang desa itu sesuatu hal yang seolah-olah negatif dan sesuatu hal desa itu tidak berdaya, nah dari situ itu makanya kami mencoba bagaimana desa itu sebenarnya punya pengalaman-pengalaman unik yang harus kita publikasikan dan masyarakat umum itu harus tau...”.Teknologi informasi dan komunikasi khsususnya internet

dianggap berperan dalam mencari pengetahuan serta sarana dalam berbagi pengetahuan. Masih dalam penuturan Agung budi satrio, dalam penuturannya “...sehingga e gagasan itu muncul bagaimana desa itu e dengan memanfaatkan internet itu untuk tidak saja mencari pengetahuan tetapi juga memberikan pengetahuan kepada orang lain”.Portal desa atau website desa melung digunakan untuk memuat potensi, sosial budaya, serta suatu kejadian yang dimiliki oleh desa.

Berita yang dipublikasikan merupakan berita yang sebelumnya berita yang sudah dilakukan cek silang antara narasumber dan fakta-fakta yang terjadi dilapangan. Kontributor sangat selektif dalam melakukan pemilahan berita yang akan dipublikasikan di portal desa. Dengan adanya portal desa mampu mengangkat potensi yang dimiliki oleh desa, hal ini dirasakan oleh Darkam salah satu warga desa yang menjual serta mengelola produk dari madu hutan. Darkam menuturkan “ada ya, setelah waktu itu dari pihak desa memasukan nama saya di internet, ternyata orang-orang kota yang membuka internet sedangkan membuka itu tujuan untuk mencari madu yang asli ternyata menemukan alamat di Desa Melung nama saya, terus dicari-cari sampai kesini ya sampai sini sekarang dari kota itu bisa untuk langganan setelah mengetahui sendiri sehingga terus saya minta alamatnya, terus sekarang kalau membutuhkan minta dikirim”. Hal serupa juga dirasakan oleh Suwarjo yang merupakan salah satu petani organik di desa Melung, menurut Suwarjo dengan dimuatnya potensi sayur organik memberikan kesempatan untuk mengenalkan sayur organik yang dikembangkan oleh desa secara luas kepada masyarakat di luar desa Melung. Suwarjo menuturkan “ya sempat karena, sedapatnya sempat banyak yang kesini nyari sayuran organik karena ulahnya pak budi waktu memang, lewat-lewat internet.... jadi banyak waktu itu”.

Bedasarkan beberapa pernyataan dan berapa temuan di atas maka peran teknologi informasi dan komunikasi dalam jurnalisme warga dan peningkatan ekonomi di desa Melung yang dirangkai dengan menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value adalah sebagai berikut :

 Meningkatkan Pendapatan disebabkan oleh Perluasan Pasar (IRE)

(24)

dimuat di dalam portal desa Melung. Dengan demikian bukan suatu yang tidak mungkin banyak dari pengunjung portal desa yang tertarik dengan potensi yang dimuat di dalam portal desa. Meskipun tidak secara lansung memasarkan potensi yang dimiliki oleh desa hal ini sangat membantu dalam perluasan pasar potensi yang dimiliki oleh warga desa Melung, hal ini terbukti dengan banyaknya kunjungan dari warga luar desa Melung yang mencari potensi yang dimiliki desa. Hal tersebut memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan yang disebabkan oleh perluasan pasar melalui teknologi informasi dan komunikasi. Namun dalam pratiknya masih ditemui beberapa kendala, diantaranya kurang siapnya sumber daya manusia yang mengelola serta kurang siapnya produksi untuk memenuhi permintaan.

Analisa Ranti’s Generic IS/IT Business Value

Berdasarkan beberapa temuan di atas teknologi informasi dan komunikasi berperan dalam beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat di pedesaan, khususnya di desa Melung, peran teknologi informasi dan komunikasi yang dirangkai menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value, tebukti dapat memberikan peran terhadap proses adminitrasi desa, pendidikan, jurnalisme warga dan peningkatan ekonomi. Keberadaan komputer dan aplikasi yang telah dikembangkan mampu mengurangi resiko kehilangan data, membantu proses persiapan data bahkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan. Selain itu, dengan adanya internet mampu memberikan sarana bagi warga desa serta perangkat desa untuk menambah pengetahuan, hal tersebut mampu meningkatkan pelayanan internal terhadap pelayanan bersama dan layanan terhadap pegawai. Selain itu dengan adanya portal desa mampu mengangkat potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa sehingga dapat digunakan sebagai media perluasan pasar. Berikut ini merupakan tabel peran teknologi informasi dan komunikasi di desa Melung bedasarkan analisa menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value :

Tabel 3 Tabel Peran Teknologi Informasi desa Melung Peran Teknologi Informasi dan

Komunikasi

Ranti’s IS/IT Business Value

Kategori Sub-Kategori

(25)

(ISS) - Layanan Terhadap Pegawai Jurnalisme Warga dan Peningkatan

Ekonomi

- Meningkatkan Pendapatan disebabkan oleh (IRE)

- Perluasan Pasar

5. Simpulan

Ranti’s Generic IS/IT Business Value dapat dijadikan sebagai kerangka penelitian untuk mengidentifikasi peran tekmologi informasi dan komunikasi di pedesaan, khususnya di desa Melung. Temuan yang diperoleh dari hasil analisis, menunjukan bahwa peran teknologi informasi dan komunikasi yang dirangkai menggunakan kerangka Ranti’s Generic IS/IT Business Value, tebukti dapat memberikan peran terhadap proses adminitrasi desa, pendidikan, jurnalisme warga dan peningkatan ekonomi. Keberadaan komputer dan aplikasi yang telah dikembangkan mampu mengurangi resiko kehilangan data, membantu proses persiapan data bahkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan. Selain itu, dengan adanya internet mampu memberikan sarana bagi warga desa serta perangkat desa untuk menambah pengetahuan hal tersebut mampu meningkatkan pelayanan internal terhadap pelayanan bersama dan layanan terhadap pegawai. Selain itu dengan adanya portal desa mampu mengangkat potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa sehingga dapat digunakan sebagai media perluasan pasar. Kurang siapnya sumber daya manusia yang mengelola serta kurang siapnya produksi masih menjadi kendala dalam memenuhi permintaan, sehingga hal ini menghambat peningkatan pendapatan.

6. Daftar Pustaka

[1] Brewer, E., Demmer, M., et al. (2005). The case for technology in developing regions. IEEE Computer, 25–38.

[2] Lindawati Lisa., 2013. Jurnalisme Warga (Desa) (Analisis Isi Kualitatif Produk Jurnalisme Warga (Desa) dalam Gerakan Desa Membangun tahun 2011-2013). LAPORAN HIBAH RISET PRODI S2 ILMU KOMUNIKASI T.A. 2013. http://goo.gl/Mldw8E. Diakses tanggal 12 April 2015.

[3] Liputan6. (2013). Teknologi Internet Majukan Desa Melung. [Video File]. Video diposkan pada http://m.liputan6.com/video/tv/teknologi-internet-majukan-desa-melung-2042265. Diakses tanggal 1 April 2015.Desa id. (20 Oktober 2013).

(26)

[5] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/PANSUS-Undang-Undang-Nomor-6-Tahun-2014-tentang-Desa-1421724948.pdf. Diakses tanggal 20 Agustus 2015. [6] Ranti, B., (2008). Identification of Information System/Information Technology

Business Value With Hermeneutic Approach: Case in Indonesia. Disertation, Faculty Of Computer science, Universitas Indonesia.

[7] Boateng, M.S., (2012). The Role of Information and Communication Technology in Ghana’s Rural Development. Library Philosophy and Practice, pp 871.

[8] Breitenbach, M.C., (2013). Telecentres for sustainable rural development: Review and case study of a South African rural telecentre.Development Soutern Africa Vol. 30, No. 2, 262-278.

[9] Peta Wilayah Administratif Desa Melung.

Gambar

Tabel 1 : Ranti’s Generic IS/IT Business Value [6]
gambar 1.
Tabel 2 Data Informan Kunci
Gambar 2 Tahapan Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dilakukan pengujian signifikansi se-cara parsial untuk mengetahui parameter mana saja yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel res-pon

3) Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan aturan-aturan mediasi dalam penyelesaian perselisihan antara pekerja dengan pengusaha Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota padang

ADE CHANDRA NPM.. Pengaruh Kepuasan Kerja, Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen Organisasi dengan Locus of Control sebagai Variabel Moderasi.. pada Inspektorat

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan perletakan papan reklame sebagai salah satu elemen perancangan kota di jalan Hamka dan jalan By Pass Indarung dengan

Kebutuhan lentur pada analisis ini terdiri dari 2 bagian yaitu kebutuhan tulangan lentur balok dengan menggunakan dimensi dan momen yang berbeda dan kebutuhan

Perlu disampaikan sesuai dengan Permendiknas Nomor 48 Tahun 2009 dan Nomor l7 Tahun 2011, ditetapkan bahwa pemberian tugas belajal dan beasiswa tidak dapat diperpanjang untuk

Para ahli terdahulu telah menyatakan dalam penelitannya bahwa apabila seseorang merasa telah terpenuhinya semua kebutuhan dan keinginannya oleh organisasi maka secara otomatis

Kajian-kajian meta analisis di Barat kebanyakanan para pakar psikologi transfortasi belum menunjukan kesamaan hasil kajian tentang faktor personaliti big five apa