• Tidak ada hasil yang ditemukan

ilmu sosial budaya dasar (6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ilmu sosial budaya dasar (6)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“Hakekat keragaman dan Kesetaraan

masyarakat”

Di Susun Oleh

Kelomok 9 :

Dian Ramdhanti ( 201410170311160 )

Rahmad Fauzi ( 201410170311120 )

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(3)

keragaman yang ada dengan segala persoalan dan tantangannya, pembahasan akan dimulai dengan memusatkan perhatian pada manusia itu sendiri. Dalam perkembangan konteks kehidupan bermasyarakat yang terjadi secara cepat dan dramatis seringkali muncul ketegangan antara individualitas dan sosialitas. Bagaimana seorang manusia yang senantiasa berusaha mencari identitas diri harus melakukan akomodasi terhadap masyarakatnya yang juga terus berubah. Manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat dikitari oleh berbagai hal yang menjadikannya selalu berada dalam ketegangan antara diri sendiri dan orang lain. Praktis komunikasi, sejarah yang melingkupinya, keberadaan orang lain, konsep mengenai masalalu, mas kini, dan mas depan juga merupakan hal-hal yang terus perlu dipertimbangkan ketika manusia menjalani hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari sebuah masyarakat.

B.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah “Hakekat keragaman dan Kesetaraan masyarakat” adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah hakikat keragaman dan kesetaraan manusia 2. Kemajemukan dalam dinamika Sosial Budaya

3. Keragaman dan Kesataraan sebagai kekayaan Sosial Budaya

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah “Hakekat keragaman dan Kesetaraan masyarakat” adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana hakikat keragaman dan kesetaraan manusia

(4)

3. Untuk mengaanalisis tentang Keragaman dan Kestaraan sebagai kekayaan Sosial Budaya

BAB II

ISI

A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia

Keragaman berasal dari kata ragam. Yang berarti ragam berdasarkan KBBI: (1) sikap, tingkah laku, cara; (2) macam, jenis; (3) musik, lagu, langgam; (4) warna, corak; (5) laras (tata bahasa). Merujuk pada arti no 2 di atas, ragam berarti jenis, macam. Keragaman menunjukkan adanya banyak macam, banyak jenis. Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam seperti binatang dan tumbuhan, tetapi yang dimaksudkan setiap manusia memiliki suatu perbedaan. Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan keragaman sifat dan ciri khas dari setiap orang yang dijumpai. Jadi manusia ialah beragam

Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Menurut KBBI, sederajat artinya sama tingkatan (kedudukan, pangkat). Dengan demikian, kesetaraan atau kesederajatan menunjukkan suatu adanya tingkatan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain. Kesetaraan bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Allah memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Di hadapan Allah, semua manusia adalah sama derajat, kedudukan atau tingkatannya. Yang membedakan nantinya adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap Allah.

(5)

peraturan-peraturan yang berlaku, baik berupa undang-undang, maupuin norma, sedangkan pendekatan substantif mengkaji konsep kesetaraan berdasarkan keluaran / output, maupun proses terjadinya kesetaraan. Konsep kesetaraan biasanya dihubungkan dengan gender, status sosial, dan berbagai hal lainnya yang mencirikan perbedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan. Sedangkan konsep keragaman merupakan hal yang wajar terjadi pada kehidupan dan kebudayaan umat manusia. Kalau kita perhatikan lebih cermat, kebudayaan Barat dan Timur mempunyai landasan dasar yang bertolak belakang. Kalau di Barat budayanya bersifat antroposentris (berpusat pada manusia) sedangkan Timur, yang diwakili oleh budaya India, Cina dan Islam, menunjukkan ciri teosentris (berpusat pada Tuhan.Dengan demikian konsep-konsep yang lahir dari Barat seperti demokrasi, mengandung elemen dasar serba manusia, manusia-lah yang menjadi pusat perhatiannya. Sedangkan Timur mendasarkan segala aturan hidup, seperti juga konsep kesetaraan dan keberagaman, berdasarkan apa yang diatur oleh Tuhan melalui ajaran-ajarannya.

Penilaian atas realisasi kesetaraan dan keragaman pada umat manusia, khususnya pada suatu masyarakat, dapat dikaji dari unsur-unsur universal kebudayaan pada berbagai periodisasi kehidupan masyarakat.Sehubungan dengan itu Negara kebangsaan Indonesia terbentuk dengan ciri yang amat unik dan spesifik. Berbeda dengan Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Yunani, yang menjadi suatu negara bangsa karena kesamaan bahasa. Atau Australia, India, Sri Lanka, Singapura, yang menjadi satu bangsa karena kesamaan daratan. Atau Jepang, Korea, dan negara-negara di Timur Tengah, yang menjadi satu negara-negara karena kesamaan ras. Indonesia menjadi satu negara bangsa meski terdiri dari banyak bahasa, etnik, ras, dan kepulauan. Hal itu terwujud karena kesamaan sejarah masa lalu; nyaris kesamaan wilayah selama 500 tahun Kerajaan Sriwijaya dan 300 tahun Kerajaan Majapahit dan sama-sama 350 tahun dijajah Belanda serta 3,5 tahun oleh Jepang.

B. Kemajemukan dalam dinamika Sosial Budaya

(6)

merujuk pada masyarakat Indonesia masa kolonial. Masyarakat Hindia Belanda waktu itu dalam pengelompokkan komunitasnya didasarkan atas ras,etnik,ekonomi,dan agama. Keragaman atau kemajemukan dalam masyarakat selalu membawa perubahan dan perkembangan atau dinamika sehingga masyarakat menjadi dinamis. Kemajemukan dalam masyarakat di bedakan kedalam dua hal yang salingberkaitan, yaitu:

1. Kemajemukan Sosial

Kemajemukan social, berkaitan dengan relasiantar orang atau antar kelompok dalam masyarakat. Misalnya :perbedaan jenis kelamin, asal usul keluarga atau kesukuan, perbedaan ideology atau wawasan berpikir, perbedaan kepemilikan barang-barang atau pendapatan ekonomi.Kemajemukan social dapat dibedakan dalam 3 hal penting :

A. Perbedaan Gender atau Seksualitas

Gender merupakan kerangka social yang diciptakan manusia untuk membedakan laki-laki dan dan perempuan .Kerangka social ini tidak dibangun secara ilmiah tetapi dibangun berdasarkan prasangka yang berkembang dalam masyarakat, misalnya perempuan selalu diidentikkan dengan manusia yang lemah dan cengeng, oleh karenanya wajar jika perempuan tidak diperbolehkan menjadi pemimpin dalam masyarakat .Padahal, tidak selalu setiap perempuan adalah seperti yang dibuat dalam kerangka gender tersebut.Sementara itu seksualitas adalah pembeda karena jenis kelamin.Karena perbedaan seks bersifat kodrati, maka yang bias melahirkan dan menyusui hanyalah perempuan.

B. PerbedaanEtnisitas, kesukuan, danasal-usulkeluarga

Dalam masyarakat kuno nama seseorang kadang menunjukkan derajat kebangsawanan mereka. Tetapi masyarakat modern sekarang ini tidak lagi mengaitkan nama dengan nama desa asal, tapi tergantung dari keluarga masing-masing pemilik nama. Sekarang banyak orang mengambil nama dari suku lain, bahkan bangsa lain yang tidak punya ikatan sama sekali. Terlepas dari perubahan apapun yang terjadi, etnisitas, kesukuan, danasal-usul keluarga merupakan ciri pembeda seseorang, kendatipun kemurniannya mulai menipis lantaran frekuensi perkawinan campuran antar suku mulai meningkat.

(7)

Perbedaanini paling mudahdilihat, yang dalam terminology Marxis metampak sebagai perbedaan kelas social (golongan kaya-miskin), yang sering menimbulkan ketegangan dan konflik antar golongan.

2. KemajemukanBudaya

Kemajemukan budaya, berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan dalam menjalani hidup.Misalnya: cara memandang dan menyelesaikan persoalan, cara beribadah, perbedaan dalam menerapkan pola pengelolan keluarga; atau singkatnya dapat disebutkan bagaimana seseorang memandang dunia, masyarakat dan kehidupan di dalamnya.

Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam kehidupan di masyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitasutama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kinidan di waktu-waktu mendatang sebagai fakta, keragaman sering disikapi secara berbeda. Di satu sisi diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi di sisi lain dianggap sebagai factor penyulit. Kemajemukan bias mendatangkan manfaat yang besar, namun bias juga menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak dikelola dengan baik.

(8)

Keragaman budaya juga menjadi persoalan ketika dikaitkan dengan perbedaan sosial. Munculah pandangan stereotipya itupan dangan tentang sekelompok orang yang didefinisikan karakternya ke dalam grup.Pandangan tersebut bias bersifat positif atau negatif. Sebagai contoh, suatu bangsa dapat distereotipkan sebagai bangsa yang ramah atau tidak ramah.

Biasanya ciri-ciri dalam stereotip kebanyakan negatif, seperti cara bicara dan perilaku orang barkata kasar, cara bicara dan perilaku orang jawa lamban, orang cina pelit dan orang Madura suka berkelahi. Sejarah juga menjelaskan bahwa perbedaan budaya dan stereotip telah menimbulkan banyak persoalan. Sindiran atau pelecehan tehadap budaya pernah terjadi dalam sejarah kehidupan manusia seperti budaya atau orang tertentu sudah di cap buruk.Karena itu dalam sejarah pernah terjadi pertobatan budaya.Penginjilan dan atau dakwah dari agama tertentu pada masa lampau mencerminkan pandangan yang menganggap bahwa suatu budaya tertentu lebih rendah dari budaya lain misalnya dalam konteks kekristenan sejarah pengijilan selalu terkait dengan perendahan dan peleceha budaya bahwa semua orang harus bertobat dan masuk agama kristen yang baru dan menyelamatkan. Istilah budaya yang tinggi merupakan milik keraton yang dipertentagkan dengan kebudayaan rakyat, milik orang biasa dan miskin merupakan bentuk upaya membedakan sekaligus sindiran dan pelecehan antara suatub udaya dengan yang lain. Sekarang ini muncul budaya global yang dating dari barat dan Negara maju berhadapan dengan budaya lokal. Budaya global tersebut memberikan dampak positif dan negative bagi budaya lokal.Usman Pelly (1989) mengategorikan masyarakat majemuk disuatu kota berdasarkan dua hal,yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal.Keragaman atau kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur-unsur seperti ras, etnik, agama, pekerjaan, penghasilan, pendidikan, dan sebagainya.

Secara Horizontal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan : 1. Etnik dan rasa tau asal usul keturunan.

2. Bahasa daerah

(9)

1. Ras

dalah Ras asuatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan manusia

dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal usul geografis, tampang jasmani dan kesukuan yang terwarisi. Di awal abad ke-20 istilah ini sering digunakan dalam arti biologis untuk menunjuk populasi manusia yang beraneka ragam dari segi genetik

dengan anggota yang memiliki fenotipe (tampang luar) yang sama. Kata ras berasal dari bahasa Prancis dan Italia, yaitu razza. Pertama kali istilah ras diperkenalkan Franqois Bernier,antropolog Prancis, untuk mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan ketegori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.

Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia dikelompokkan dalam berbagai ras. Manusia dibedakan menurut bentuk wajah,rambut,tinggi badan, dan karakteristik fisik lainnya. Jadi, ras adalah perbedaan manusia menurut atau berdasarkan cirri fisik biologis.

Di dunia ini dihuni berbagai ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi membuat klasifikasi ras atas tiga kelompok,yaitu Kaukasoid,Negroid,dan Mongoloid. Sedangkan Koentjaraningrat (1990) membagi ras dunia ini dalam 10 kelompok,yaitu Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, Australoid, Polynesia, Melanisia, Micronesia, Ainu, Dravida, dan Bushmen. Orang-orang yang tersebar di wilayah Indonesia termasuk dalam rumpun berbagai ras. Orang-orang Indonesia bagian barat termasuk dalam ras Mongoloid Melayu, sedangkan orang-orang yang tinggal di Papua termasuk ras Melanesia.

2. Etnik atau Suku Bangsa

Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelompok social atau kesatuan hidup manusia yang memiliki sistem interaksi, yang ada karena kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.

F. Baart (1988) menyatakan etnik adalah suatu kelompok masyarakat yang sebagian besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan, mempunyai nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk budaya, membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan sendiri ciri kelompok yang diterima kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.

(10)

bahasa,kesamaan adat istiadat,kesamaan kepercayaan (religi),kesamaan mitologi,kesamaan totemisme.

Jumlah etnik atau suku bangsa di Indonesia ada 400 buah. Klasifikasi dari suku bangsa di Indonesia biasanya didasarkan sistem lingkaran hukum adat. Van Vollenhoven mengemukakan adanya 19 lingkaran hukum adat (Koentjaraningrat,1990). Jadi berdasarkan klasifikasi etnik secara nasional, bangsa Indonesia adalah heterogen.

3. Adat istiadat / budaya

Adat istiadat adalah tata kelakuan yg kekal dan turun-temurun dr generasi satu ke generasi lain sbg warisan sehingga kuat integrasinya dng pola perilaku masyarakat. Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi yang mempunyai arti budi atau akal. Sehingga kebudayaan dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal”. Adapun perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, yang berupa prilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain. Culture, merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan.adat istiadat merupakan sebuah kebiasan yang menjadi sebuah tradisi. adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Indonesia merupakan negara yang sangat kaya budaya/adat istiadat. Kesopanan dan kesantunan merupakan suatu adat yang telah menjadi ciri khusus kita sebagai bangsa indonesia. Dengan melihat kebiasaan atau budaya yang muncul dari perilaku biasanya kita sudah bisa mengerti daerah asal orang tersebut. Contohbahasa walikan ciri khas orang malang, santun lembut ciri orang jawa tengah, Dan lain sebagainya.

4. Agama /kepercayaan

(11)

pulau bali dengan mayoritas pemeluk agama hindu yang ada di indonesia , irianjaya dan maluku mayoritas penduduknya beragama kristen merupakan bagian dari kemajemukan agama yang ada di negara kita ini.

Secara Vertikal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan : 1. Penghasilan atau ekonomi

2. Pendidikan 3. Pemukiman 4. Pekerjaan

5. Kedudukan sosial politik. 1.Penghasilan dan ekonomi

Dari segi penghasilan dan ekonomi masyarakat majemuk di suatu daerah dapat di bagi menjadi 3 kategori yaitu : 1. Ekonomi tinggi 2. Ekonomi menengah 3. Ekonomi rendah.

2.Pendidikan

Aspek pendidikan juga dapat sebagai pedoman dalam pengelompokan kemajemukan dalam masyarakat . karena kita bisa melihat suatu perbedaan perilaku dan sikap. Misal perilaku orang yang bergelar sarjana tingkat pemikiran nya akan jauh lebih kritis dibandingkan orang yang hanya berpendidikan sd.

3.Pemukiman

Pemukiman atau tempat tinggal juga bisa menjadi salah satu faktor pengelompakan masyarakat majemuk di suatu daerah. Biasanya di aspek ini akan sangat berguna di daerah kota kota besar seperti kota jakarta , surabaya. Seperti yang kita ketahui biasanya pusat kota dihuni oleh kompleks perumahan mewah dan daerah pinggiran kota biasanya dihuni oleh kompleks pemukiman kumuh dan miskin.

4.Pekerjaan

Dalam kita bisa mengelompokkan masyarakat dari segi pekerjaan yang mereka geluti. Misal PNS , Manajer , Karyawan , TNI dan lain lain.

5. Kedudukan sosial politik

(12)

C. Keanekeragaman Budaya Dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial

Budaya

Keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi dalam ras,agama keyakinan,ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi. Sedangkan masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang , terutama suku bangsa dan Kesetaraan disini adalah suatu kondisini dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.

A.UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT INDONESIA

1. SUKU BANGSA DAN RAS

Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai marauke sangat beragam. Adapun perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki cirri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh, mata, dan ukuran kepala.

Di Indonesia, terutama bagian barat mulai dari Sulawesi adalah termasuk ras Mongoloid Melayu Muda (Deutero Malayan Mongoloid). Kecuali Batak dan Toraja yang termasuk Mongoloid Melayu Tua (Proto Malayan Mongoloid). Adapun ras austroloid, termasuk bagian NTT. Kelompok terbesar yang tidak termasuk kelompok pribumi adalah golongan Chia yang termasuk Astratic Mongoloid.

2. AGAMA DAN KEYAKINAN

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan pancaindra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.

Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain.

1. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.

2. Berfungsi penyelamat.

(13)

4. Berfungsi sebagai social control.

5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas

Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur penting dalam keragaman bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di Indonesia.

3. IDEOLOGI DAN POLITIK

Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.

Keragaman masyarakat Indonesia dalam ideology dan politik dapat dilihat dari banyaknya partai politik sejak berakhirnya Orde Lama. Meskipun pada dasarnya Indonesia hanya mengakui satu ideology, yaitu pancasila yang benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.

4. TATA KRAMA

Tata krama yang dianggap dari bahasa jawa berarti adat sopan santun, basa-basi. Pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap, dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.

Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat, tata krama terdiri atas aturan-aturan yang kalau dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif didalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku bangsa dimana setiap suku bangsa memiliki adat tersendiri meskipun karena adanya sosialisasi nilai-nilai dan norma secara turun temurun dan berkesinambungan dari generasi ke generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang sama akan memiliki adat kesopanan yang relatif sama.

5.KESENJANGAN EKONOMI

Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi salah satu perhatian yang terus ditingkatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat dihindari lagi.

6.KESENJANGAN SOSIAL

(14)

terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya penggolongan orang berdasarkan kasta.

Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang antar-etnis atau suku.

B. PENGARUH KERAGAMAN TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA, BERMASYARAKAT, BERNEGARA, DAN KEHIDUPAN GLOBAL

Berdirinya Negara Indonesia dilatarbelakangi oleh masyarakat yang demikian majemuk, baik secara etnis, geografis, cultural, maupun religious. Kita tidak dapat mengingkari sifat pluralitas bangsa kita. Kita perlu memberi tempat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan beragama yang dianut oleh warga Negara Indonesia. Masalah suku bangsa dan kesatuan-kesatuan nasional di Indonesia telah menunjukkan kepada kita bahwa suatu Negara yang multi-etnik memerlukan suatu kebudayaan nasional untuk menginfestasikan peranan identitas nasional dan solidaritas nasional diantara warganya. Gagasan tentang kebudayaan nasional Indonesia yang menyangkut kesadaran dan identitas sebagai suatu bangsa telah dirancang saat bangsa kita belum merdeka.

Di kehidupan sehari-hari, kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, mewarisi perilaku dan kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu beriringan, saling melangkapi, bahkan mampu untuk saling menyesuaikan ( fleksibel) dalam kehidupan sehari-hari. Sering kali yang terjadi malah sebaliknya. Perbedaan-perbedaan tersebut menciptakan ketegangan hubungan antar-anggota masyarakat. Hal ini disebabkan oleh sifat dasar yang selalu dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagaimana dijelaskan oleh Van de Berghe, sebagai berikut:

a. terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan yang berbeda.

b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.

c. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.

(15)

e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman,yaitu:

1. Semangat religious 2. Semangat nasionalisme 3. Semangat pluralisme 4. Semangat humanism

5. Dialog antar-umat beragama; dan

6. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar-agama, media massa, dan harmonisasi dunia.

Referensi

Dokumen terkait

PENGUKURAN INDIKATOR MUTU INDIKATOR MUTU LAY LAYANAN ANAN KLINIS: KLINIS: PELAY PELAYANAN ANAN RAW RAWAT JALAN AT JALAN. BULAN:.... DINAS KESEHATAN KABUPAEN

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada anak jalanan usia remaja binaan Griya Baca untuk mengetahui hubungan antara identitas diri dengan orientasi masa

Demikian profil Pendidikan ini dibuat dapat menjadi bahan untuk pengambilan kebijakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penganggaran urusan pendidikan pada masa

1- Hal ini akan berlaku setelah anda telah menukarkan format bahasa, dan skrin Maktabah Syamila tidak berfungsi untuk pencarian, ikut langkah di bawah

Karena tingkat bising yang diukur pada satu sisi jalan berubah dari waktu ke waktu atau. bahkan dari saat ke saat, maka umunya penggunaannya terbatas untuk membentuk

Adam Malik Medan guru penulis yang tidak pernah bosan dan penuh kesabaran dalam membimbing, mengarahkan serta memberikan masukan-masukan berharga kepada penulis

Kondisi-Kondisi yang mempengaruhi dan menjadi bagian dari proses pembinaan manajemen meliputi, sebagai contoh, bisnis jangka panjang, organisasi, dan rencana- rencana tenaga