• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 Kiat agar Anak Tekun Tak cuma cerdas, anak juga perlu tekun agar ia survive. Bagaimana cara memupuk ketekunan?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "7 Kiat agar Anak Tekun Tak cuma cerdas, anak juga perlu tekun agar ia survive. Bagaimana cara memupuk ketekunan?"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

7 Kiat agar Anak Tekun

Tak cuma cerdas, anak juga perlu tekun agar ia

survive. Bagaimana cara memupuk ketekunan?

Ada sebuah kisah. Seorang pria sangat jenius ketika di bangku sekolah, namun ia sering tak punya uang. Berkat jasa seorang teman, pria itu dipercaya mengerjakan sebuah proyek. Karena jenius, pasti proyek itu beres. Betulkah? Si pria menghilang begitu saja! Tentu saja proyek terbengkalai.

Kepandaian memang seringkali tidak berbanding lurus dengan prestasi seseorang. Motivasi untuk berprestasilah yang lebih menentukan. Maka banyak terjadi seorang anak yang tidak terlalu pandai justru dapat menunjukkan prestasi akademis lebih baik dibanding anak yang pandai. Idealnya, memang, anak punya keduanya.

Para orang tua di Cina dan Jepang yakin kesuksesan anak di sekolah sangat tergantung pada ketekunan dibanding kemampuannya. Anda sependapat? Bila ya, Anda perlu mendorong anak-anak Anda lebih termotivasi dan tekun dalam melakukan sesuatu.

Anda memang bisa membantu anak menjadi sosok yang tekun, sehingga bisa menjalankan tugas sebaik-baiknya. Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar buah hati Anda memiliki ketekunan.

• Menciptakan lingkungan kondusif

Bayi sangat senang menguasai keterampilan baru. Lihat saja, sekali ia berhasil membalikkan badan, ia ulang-ulang kegiatan itu. Reaksi ini sangat alamiah. Motivasi untuk berprestasi sesungguhnya berakar sejak awal kehidupan anak. Anda bisa membantu si kecil dengan menyediakan mainan dan lingkungan yang mendorongnya mengembangkan diri. Kenali keterampilan anak dan sediakan alat bermain sesuai perkembangan si kecil.

• Mengatakan hal-hal positif

Beberapa studi menunjukkan, anak adalah sosok optimis dalam belajar. Bahkan tidak sedikit di antara anak-anak prasekolah yakin betul jika sesuatu dikerjakan dengan sungguh-sungguh pasti berhasil. Memang betul, anak terlahir sebagai sosok yang optimis! Sayang sekali, lingkungan seringkali membuat ia frustrasi. Misalnya, ketika oma tiba-tiba mengatakan, “Adi saja bisa menyusun balok itu, masak kamu tidak.” Meski maksud omongan oma ingin menumbuhkan motivasi eksternal, tapi bisa saja si kecil frustrasi. Sang cucu kecewa karena dianggap belum memiliki keterampilan motorik halus yang cukup untuk menyusun balok.

Umumnya, anak belum bisa membedakan penyebab mengapa ia berhasil atau gagal melakukan satu tugas. Namun, ia tahu anak yang berusaha keras adalah anak yang cerdas dan ia akan berhasil. Anda bisa berperan mendukungnya

(2)

Lampiran 1 ( Sambungan )

dengan sabar dan sungguh-sungguh. Jika sekarang ia belum bisa menggunting kertas dengan baik, misalnya, katakan tak perlu khawatir agar anak yakin pasti ia segera bisa melakukannya, karena ia akan tumbuh lebih kuat dan lebih pandai.

• Memberi pujian

Pada akhir usia dua tahun, anak mulai mengenal peran orang lain dalam membentuk motivasinya. Oleh sebab itu, evaluasi Anda atas keberhasilan dan kegagalannya dalam melakukan sesuatu sangat mempengaruhi caranya menguasai keterampilan baru. Tentu Anda berharap si kecil selalu bisa menguasai keterampilan baru. Namun, Anda perlu realistis. Apakah harapan Anda sesuai usia dan tahap perkembangan anak?

Selain itu, yang sangat penting, adalah memberi pujian. Beri anak pujian jika ia berhasil melakukan sesuatu dengan baik. Sebaliknya, jika ia tidak melakukan dengan baik, Anda tak perlu mengecamnya berlebihan. Hargai upayanya.

• Mengajarkan sesuatu secara bertahap

Tugas yang terlalu rumit membuat si kecil cepat frustrasi. Ajaklah anak membagi tugasnya dalam urutan tahap. Misalnya, ketika belajar untuk bertanggung jawab pada mainannya, ajak anak untuk bersama-sama membereskannya setelah ia selesai bermain.

Kemudian, pada hari berbeda, ajarkan bagaimana ia merapikan mainan. Misalnya, berdasarkan jenis, fungsi, atau warna ke dalam kotak tertentu. Anda dapat mengajarkannya sambil bermain, sehingga lebih menyenangkan saat anak melakukannya. Bisa juga Anda membelikan kereta dorong mainan sebagai tempat mainannya, sehingga ia senang merapikan mainannya sendiri.

Bila ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik, jangan lupa memuji. Selain pujian, hadiah kecil bisa Anda berikan. Hadiah tak harus barang. Anda dapat mengajaknya berjalan-jalan ke kebun binatang, misalnya.

• Melihat halangan sebagai tantangan

Sebenarnya si kecil bukan sosok yang mudah frustrasi. Jika menghadapi satu halangan, dan ia tidak bisa melewatinya dengan baik, bisa jadi ia marah atau frustrasi.

Tak perlu risau. Umumnya kemarahan atau rasa frustrasi anak mudah reda. Namun hati-hati menghadapi si kecil yang berusia 4 – 5 tahun. Ia sudah bertemu banyak orang dengan beragam reaksi. Si empat tahun bisa mudah menyerah jika menghadapi tantangan. Misalnya, jika balok yang disusunnya berbentuk rumah roboh, ia enggan menyusunnya kembali.

Dalam sebuah penelitian, anak-anak yang mengalami frustrasi ini diberi boneka. Pada si boneka mereka mengatakan, “Dia dihukum soalnya enggak bisa nyusun balok sih.”

(3)

Lampiran 1 ( Sambungan )

Ternyata, anak-anak sangat dipengaruhi penilaian orang tentang dirinya. Di sini Anda bisa berperan mengajak si kecil melihat setiap tantangan bukan sebagai halangan. Katakan, ”Apa yang ingin kamu buat? Mau bikin bangunan kantor? Atau mobil? Atau robot. Kamu pasti bisa!” Beri si kecil alternatif cara berpikir yang bisa dilakukannya untuk memecahkan masalah.

• Menumbuhkan motivasi internal

Seiring masuknya si kecil ke dunia yang lebih luas, pandangan orang lain sedikit demi sedikit mempengaruhi dirinya. Jangan biarkan anak bergantung pada pendapat orang lain mengenai dirinya. Dunia si kecil adalah dunia yang gembira dan penuh acara bermain. Doronglah minat anak untuk mempelajari sesuatu dengan kegembiraannya bermain.

Misalnya, si kecil enggan mendengarkan cerita tentang binatang yang Anda bacakan, tapi ia malah sibuk dengan mainannya. Pilihlah buku cerita bergambar binatang, dan ajaklah si kecil menggambar binatang. Selagi ia menggambar, Anda bisa menceritakan bagaimana kehidupan binatang yang digambarnya itu.

Dengan metode yang kreatif ini, motivasi internal anak akan tumbuh. Anda dan si kecil dapat menikmati waktu bersama yang menyenangkan.

• Memberi contoh

Tak ada cara yang lebih efektif untuk mengajarkan ketekunan pada si buah hati selain memberi contoh. Lihat saja, jika ia melihat Anda asyik membaca buku, si kecil mengambil sebuah buku dan membalik-balik halamannya meski ia belum mengenal satu huruf pun.

Ciptakanlah iklim keluarga yang menyenangkan dan mengembangkan motivasi internal dan harga diri anak yang kuat. Jika Anda dan pasangan saling menghargai dan saling mendorong untuk mengembangkan minat masing-masing, si kecil pun terdorong melakukan segala hal yang menjadi minatnya dengan tekun.

Eleonora Bergita

http://www.ayahbunda-online.com/info_ayahbunda/search_detail.asp?mpACTION=Viewinfo&mpSEAR CHRESULT=true&mpKEYWORD=perkembangan%20otak&mpArticleID=441 &mpSTRUCTDESC=&mpSTRUCTID=BLPSIK&mpLEFTPOS=2

(4)

Lampiran 1 ( Sambungan )

Kematangan Otak, dari Anak hingga Dewasa

Benarkah fungsi otak untuk menganalisa dan memecahkan masalah baru sempurna saat seseorang menginjak dewasa? Studi terbaru menjawab dugaan para ahli yang selama ini keliru.

Selama ini para ahli yakin bahwa “ledakan” tumbuh kembang otak terjadi di tahun-tahun pertama usia anak dan “menyurut” secara terus-menerus jika hubungan antar neuron (sel-sel saraf otak) tidak digunakan. Studi terbaru membuktikan bahwa dugaan tersebut keliru.

Hingga usia dewasa awal (19–40 tahun), kematangan otak manusia baru tercapai. Terutama, pada bagian korteks prefrontal, yang berfungsi sebagai pusat perencanaan ( planning ), mencari jalan keluar ( problem solving ), nalar, emosi, gerakan dan sebagian pusat bicara manusia. Itu artinya, masih ada banyak kesempatan yang mendukung tumbuh-kembang otak selama proses maturitas otak masih berjalan.

Berkembang pararel dengan evolusi otak

Studi yang dilakukan oleh peneliti gabungan dari National Health of Mental Health (NIMH) dan University of California, Los Angeles (UCLA) ini dilaporkan secara online dan resmi pada tanggal 17 Mei 2004 lalu. Studi ini dilakukan terhadap 13 anak dan remaja yang sehat, selama 15 tahun. Responden berusia antara 4 sampai 21 tahun.

Setiap anak di- scan dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) setiap dua tahun sekali. Kerja korteks (bagian terbesar otak manusia) direkam dalam bentuk film tiga dimensi. Dalam rekaman, jaringan korteks otak yang sedang aktif bekerja berwarna abu-abu sehingga sering disebut sebagai “ gray matter ” (bagian abu-abu).

Rekaman kerja otak menunjukkan bahwa bagian abu-abu menjadi matang dan semakin aktif di usia yang tahapan perkembangan ( milestone ) kognitif dan fungsionalnya juga semakin matang. Sebagaimana tumbuh kembang manusia, maka korteks menjadi matang sejalan dengan tahapan perkembangan. Artinya, “Urut-urutan maturasi otak umumnya terjadi secara paralel dengan evolusi otak mamalia,” jelas Nitin Gogtay dan rekan-rekan dari NIHM dan UCLA.

Matang secara bertahap

Studi yang antara lain melibatkan Judith Rapoport dan Paul Thompson ini menemukan bahwa bagian otak yang pertama kali menjadi matang adalah bagian depan dan belakang, yang antara lain berfungsi memproses sensasi indrawi dan melakukan gerakan. Kemudian, diikuti oleh maturitas bagian otak yang berfungsi mengembangkan orientasi spasial dan bahasa. Sedangkan bagian otak dengan fungsi-fungsi yang lebih lanjut, seperti mengintegrasikan informasi dari berbagai indra, matang paling akhir.

Hasil studi ini sangat berarti bagi para ahli yang menangani gangguan fungsi dan tumbuh kembang otak, seperti autisme dan schizofrenia, yang juga diteliti Rapoport dan rekan.

(5)

Lampiran 1 ( Sambungan )

Selain itu, perspektif baru tumbuh kembang otak ini, menyebabkan ahli perkembangan, pendidikan dan neuroscience memiliki wawasan baru dan perlu membuat pendekatan berbeda dalam memandang perkembangan kecerdasan dan tumbuh kembang manusia.

Andi Maerzyda A. D. Th.

http://www.ayahbunda-online.com/info_ayahbunda/search_result.asp?select2=Balita&searching=ota k&sabmut.x=16&sabmut.y=7

(6)

Lampiran 1 ( Sambungan )

Lima Cara Merangsang Anak Antusias Belajar

Anda ingin si kecil memiliki antusiasme yang tinggi untuk belajar dan berprestasi kelak? Beberapa cara berikut dapat Anda coba.

Lihatlah di halaman sebuah Taman Kanak-kanak. Sebagian anak tampak senang sekali dengan situasi sekolahnya. Anak-anak ini seakan memiliki otak seperti sebuah spons, menyerap apa saja yang terjadi di lingkungannya dengan antusias. Anak-anak seperti ini biasanya menunjukkan prestasi belajar yang baik nantinya.

Namun sebagian lain dari anak-anak tersebut tampak menunjukkan sikap negatif terhadap sekolah. Mereka tampak enggan melakukan berbagai kegiatan. Jika demikian, bagaimana mengharapkan anak-anak ini berprestasi kelak? Mengapa hal ini terjadi mengingat kedua kelompok anak-anak ini memiliki kemampuan yang kurang lebih sama?

Yang sering terjadi kemudian, orang tua lalu menyalahkan guru dan sekolah karena rendahnya motivasi anak-anak mereka untuk belajar. Padahal, menurut Dr. Sylvia Rimm dalam bukunya Smart Parenting , How to Raise a Happy Achieving Child , orang tua memiliki pengaruh positif yang sangat besar terhadap pendidikan anak-anaknya. Tidak hanya ketika anak masih kecil, namun juga sepanjang hidupnya.

Berikut ini Dr. Rimm menawarkan beberapa kiat yang dapat diterapkan sejak dini untuk membantu meningkatkan keinginan si kecil belajar dan berprestasi di sekolahnya kelak. Tentu saja tidak dengan cara memaksa maupun menuntut, namun lebih pada berbagai arahan dan dukungan yang membuat anak merasa nyaman berkegiatan.

1. Menciptakan rutinitas

Rutinitas membantu anak mandiri menjalani hari-harinya. Bayangkan jika sejak si kecil bangun pagi hingga malam hari ketika hendak tidur tergantung pada orang-orang dewasa di sekitarnya untuk mengarahkannya dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain. Anak-anak ini akan memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, dan belajar bahwa orang lain akan selalu mengambil tanggung jawab dirinya. Dengan begitu, jangan heran, jika suatu saat Anda terganggu oleh ketergantungan anak pada Anda dalam menjalani berbagai aktivitas sehari-hari.

Karenanya, ciptakan rutinitas sejak dini dengan membiarkan si kecil melakukan sendiri kegiatan rutinnya. Buatlah jadwal rutinitas yang harus dilakukan anak. Misalnya, bangun tidur, diikuti dengan membersihkan tempat tidur, menggosok gigi lalu sarapan bersama-sama Anda. Jika si kecil belum bisa membaca jadwalnya, buatlah gambar aktivitasnya secara berurutan sehingga mudah dipahami dan diikutinya. Tentu saja penjadwalan rutinitas ini dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan dan usia anak.

2. Pembiasaan belajar

Anak usia prasekolah memang belum memiliki beban akademis yang mengharuskannya belajar pada waktu-waktu tertentu di rumah. Namun tidak ada salahnya Anda membiasakan anak duduk di meja belajar yang disediakan baginya pada saat yang sama setiap harinya, dan untuk jangka waktu yang sama pula.

(7)

Pada saat itu ajaklah si kecil melihat-lihat buku ceritanya, atau menggambar kurang lebih selama beberapa menit. Misalnya, setiap sore jam 16.00, selama beberapa menit (lebih kurang 5 menit). Cara ini membuat anak terbiasa mengerjakan pekerjaannya di atas meja yang disediakan untuknya. Ide untuk membiasakan si kecil duduk di meja belajarnya pada saat yang sama dan jangka waktu yang sama setiap harinya didapat dari seorang ahli ilmu faal bernama Ivan Pavlov . Pavlov menemukan hukum clasical conditioning, di mana jika ada dua stimuli dihubungkan, maka stimuli kedua akan menghasilkan respons yang sama dengan stimuli pertama.

3. Meningkatkan komunikasi

Komunikasi yang baik merupakan prioritas utama dari semua kebiasaan yang dapat meningkatkan keinginan anak berprestasi. Sementara, gaya hidup di perkotaan yang sibuk membuat waktu untuk berkomunikasi dengan anak sangat terbatas. Orang tua perlu menjadwalkan waktu khusus untuk bercakap-cakap dengan anak setiap hari. Misalnya saat minum teh di sore hari, atau makan malam bersama keluarga. Yang terpenting, matikan TV atau singkirkan hal-hal yang mungkin mengganggu komunikasi Anda dengan si kecil.

Mendengar adalah salah satu bagian penting dalam komunikasi. Jika orang tua terbiasa mendengar anaknya berbicara, maka anak juga akan mendengar jika Anda berbicara. Menurut Dr. Rimm, jika orang tua memiliki kebiasaan bercakap-cakap secara teratur setiap harinya, anak akan lebih terbuka kelak ketika memasuki usia remaja. Keadaan ini diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar pada anak kelak, karena keengganan anak untuk berprestasi ( underachievement ), biasanya, merupakan efek lanjutan dari komunikasi yang buruk antara orang tua dan anak.

4. Bermain dan permainan

Bermain merupakan sarana utama bagi anak untuk belajar berbagai hal. Sedangkan permainan atau games biasanya merupakan latihan yang baik untuk menghadapi kompetisi yang sesungguhnya di dunia luar. Manfaat mainan dan permainan, antara lain, meningkatkan imajinasi dan pelampiasan emosi. Misalnya, dengan permainan boneka dan bermain peran. Selain itu, sambil bermain anak bisa belajar keterampilan spesial atau konsep angka. Misalnya, dengan bermain balok kartu atau puzzle .

Cobalah bersenang-senang bersama dengan menciptakan berbagai permainan dengan anak. Seimbangkan antara permainan di dalam rumah dan di luar rumah yang menghasilkan manfaat berbeda.

5. Menjadi model bagi anak

Anak akan meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Mereka menjadikan Anda, orang tuanya, sebagai model yang patut diikuti. Namun, tentu saja si kecil hanya akan meniru perilaku yang terlihat olehnya. Ia tidak mungkin meniru perilaku gila kerja yang mungkin Anda miliki, misalnya, sebab ia tidak melihatnya langsung.

Karenanya, mengapa tidak menerangkan kepadanya apa yang Anda kerjakan di tempat bekerja? Daripada hanya mengeluhkan pekerjaan setiap Anda pulang bekerja, lebih baik Anda mulai menunjukkan pada si kecil bahwa Anda sangat menyukai apa pun yang Anda kerjakan. Karena, jika tidak, si kecil akan meniru perilaku Anda yang gemar mengeluhkan pekerjaan. Bukan tidak mungkin jika nantinya si kecil akan sering mengeluhkan pelajaran maupun guru-guru di sekolahnya jika Anda tidak segera mengubah sikap.

(8)

Esthi Nimita Lubis

http://www.ayahbunda-online.com/info_ayahbunda/search_detail.asp?mpACTION=Viewinfo&mpSEAR CHRESULT=true&mpKEYWORD=otak&mpArticleID=239&mpSTRUCTDES C=&mpSTRUCTID=BLPSISK&mpLEFTPOS=2

(9)

Lampiran 1( Sampingan )

Mengasah Perkembangan Berpikir Si Balita

Agar si kecil bisa belajar bernalar sedini mungkin, rancanglah berbagai kegiatan baginya. Perhatikan dengan cermat tahapan perkembangan kognitifnya.

Apakah Anda seperti Jenny yang selalu kesal jika Adri, putranya, membuka-buka isi tas tangannya dan mengeluarkan semua benda di dalamnya?

Tapi, tunggu dulu. Tidakkah Anda ingin tahu mengapa si kecil melakukan itu? Jangan remehkan anak, meski masih kecil, pikirannya berproses.

Upaya si kecil mengasah kemampuan kognitifnya, bisa jadi, membuat Anda kesal karena rumah jadi berantakan atau Anda cemas karena ia mengutak-utik benda berbahaya. Tapi, tak perlu buru-buru melarang si kecil. Apa yang dilakukannya itu mengasah pikirannya, menjadikannya lebih pintar.

Belajar berpikir bersama orang sekitar

Begitu lahir anak melakukan interaksi dengan lingkungannya. Ketika ia menangis, ibu menghampiri untuk melihat apakah popoknya basah, dan kemudian menggantinya. Dari interaksi ini anak mulai paham bahwa ia dapat melakukan sesuatu untuk memperoleh yang diinginkannya.

Meski periode pacu tumbuh otak ( brain growth spurt ) anak dimulai sejak berusia 3 bulan dalam rahim ibu namun, setelah lahir, aktivitas berpikir ini merupakan proses sosial. Jadi anak belajar berpikir bersama orang-orang di sekitarnya.

Kemampuan kognitif adalah proses kegiatan akal budi untuk mengetahui sesuatu. Proses berpikir anak terjadi ketika ia gembira, ketika mengenali wajah ibu atau ayahnya, atau ketika ia bisa menuangkan apa yang dilihatnya dalam dunia nyata ke dalam gambar.

Yang jelas, dengan memahami cara manusia bernalar, Anda juga dapat merancang kegiatan apa yang sesuai bagi si kecil sesuai usianya ( Lihat boks: Tahap Perkembangan Logika Balita ).

Daya nalar berkembang

Pernahkah Anda melihat si satu tahun asyik meneliti mainan yang dipegangnya? Selama berapa lama ia seperti tak bisa lepas dari benda itu. Memang, sebuah proses berpikir tengah terjadi di benaknya.

Jean Piaget , [J1] pakar psikologi perkembangan dari Swiss, mengungkap bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai berikut. • Usia 0 – 4 bulan

Bayi memiliki gerak refleks. Dengan bertambahnya usianya dan perkembangan keterampilan fisik dan emosi-sosialnya, refleks perlahan digantikan gerak yang merupakan hasil dari proses berpikir anak. Gerakan ini semakin kompleks dari hari ke hari. Si kecil tahu ia melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu. Ketika Anda memberikan puting susu, misalnya, ia membuka mulutnya sesuai ukuran puting.

(10)

Bayi mulai memahami “sebab-akibat”. Ia, misalnya, akan tertawa-tawa senang ketika Anda menggodanya.

• Usia 8 – 12 bulan

Bayi mulai suka membuang-buang mainannya karena tahu Anda akan segera mengambilkannya. Ia sedang mengeksplorasi lingkungannya untuk mengetahui bagaimana benda yang dibuangnya bisa kembali kepadanya. Jika tak membahayakan, tak perlu melarang segala tingkahnya.

• Mulai usia 12 bulan

Sejak ulang tahunnya yang pertama, ia mulai bisa mengenali sebuah benda meski benda itu tak lagi ada di hadapannya.. Ia juga mulai mengenali benda yang tidak kongkret. Pada akhir tahap sensor motorik ini, keterampilan berbahasa si kecil mulai tampak. Ia bisa melakukan komunikasi. Dengan mengajaknya bercakap dan mengeksplorasi keterampilan bahasanya, anak semakin terampil menerima, menyimpan dan mengolah informasi yang diterimanya. Keterampilan ini merupakan aspek penting dalam berlogika Rasa ingin tahu yang besar

Mulai umur dua tahun, perkembangan keterampilan motoriknya mendorong daya nalarnya berkembang lebih pesat lagi. Rasa ingin tahu akan dunia sekelilingnya meningkat. Dan, ia berusaha keras memenuhi keingintahuannya. Rangsang apa yang bisa Anda berikan?

• Beri anak rumah imajiner, yang terbuat dari dua kursi yang ditutupi

selimut. Ia bisa berjam-jam menghabiskan waktu untuk bermain dalam ‘rumah'nya itu.

• Mintalah kakak mengajak adik bermain boneka tangan bersama. Selain melatih imajinasi, keterampilan bahasa si kecil pun berkembang. Permainan pura-pura seperti ini membantu si kecil menarik benang merah antara dirinya dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Di kemudian hari permainan ini membantu anak berani berpikir dengan perspektif berbeda.

Lewat pengalaman sehari-hari

Dunia sekitar masih menjadi objek eksplorasi yang sangat kaya bagi anak. Apa yang bisa Anda lakukan bersamanya?

• Tumbuhan, batu, binatang, angin atau udara bisa menjadi materi belajar yang mengasyikkan baginya. Ajaklah si kecil ke kebun di depan. Tunjukkan padanya bagaimana tumbuhan bertumbuh, terus berkembang hingga akhirnya berbunga dan berbuah. Mengenal proses hidup tumbuhan merangsang daya nalar anak akan siklus kehidupan dan membuatnya menghargai kehidupannya sendiri.

• Anak juga bisa belajar dari air. Ia dapat mengambil air dengan gelas lalu menuangnya ke gelas lain. Melalui kegiatan ini ia bisa paham bahwa bentuk air akan berubah bila diletakkan di sebuah bentuk yang berbeda. Ajaklah ia berdiskusi tentang hal itu.

• Bermusik juga bisa mengasah daya nalar anak. Lihat bagaimana ia menggerakkan tangan dan kakinya mengikuti irama. Dari sini dapat kita lihat bahwa pesan yang disampaikan telinganya diolah oleh pikirannya untuk kemudian menentukan gerakan mana yang sesuai dengan musik yang sedang terdengar. Ini adalah sebuah proses bernalar yang rumit.

• Kenalkan si kecil pada konsep matematika melalui berhitung. Ia senang bila berhasil membuat kategori. Ajaklah anak membuat pola, misalnya mengelompokkan piring dengan piring, gelas dengan gelas, atau membuat pengelompokan berdasarkan warna.

• D i usia lima tahun, ia bisa menggunakan bahasa bilangan, seperti mengenal konsep angka dengan menghitung jumlah barang yang ada di

(11)

depannya. Ajaklah si kecil bermain tebakan dengan menggunakan konsep bilangan yang mulai dikuasainya itu. Ajaklah ia menyusun potongan-potongan puzzle menjadi sebuah bentuk sederhana. Kegiatan yang mengasah keterampilan kognitif ini memberinya rasa percaya diri jika ia berhasil menyelesaikannya.

Melihat begitu pesatnya perkembangan berpikir si kecil, Anda patut berbangga. Kebahagiaan Anda menemani si kecil menjalani masa emas periode tumbuh kembangnya mengantar si kecil bak ulat yang menjadi kupu-kupu untuk terbang ke angkasa!

Eleonora Bergita

Tahap Perkembangan Logika Balita

Usia Perkembangan

0 –1 tahun Mengamati dan

mengeksplorasi benda di sekitarnya.

1 - 2 tahun Mengelompokkan benda

berdasarkan warna atau fungsi

2 – 4 tahun Menyusun benda

berdasarkan urutan dari kecil ke besar, bisa mengukur.

4 - 5 tahun Memahami konsep bilangan

0 – 5. http://www.ayahbunda-online.com/info_ayahbunda/search_result.asp?select2=Balita&searching=otak &Page=2

(12)

Lampiran 2.

Asyiknya Mengenali Tipe Kepribadian

SEORANG ibu sempat merasa habis akal menghadapi anak sulungnya, yang menurut dia amat keras kepala dan egois. Kalau si anak menginginkan sesuatu, hal itu seakan harus segera terwujud. Ketika si ibu berbicara panjang lebar dengan harapan si anak paham alasannya menolak keinginan si anak, yang muncul justru kemarahan si anak.

ANAK perempuan itu merasa ibunya tak mau memahami dirinya, dan cenderung hanya menyalahkan dia saja. Sementara orangtuanya merasa malas bicara dengan si anak untuk sementara waktu karena merasa lelah sehabis marah-marah.

Menurut si anak, ibunya cenderung hanya memerhatikannya saat dia di mata ibunya membuat kesalahan. Padahal, dia merasa sudah berusaha mengerjakan kewajibannya semaksimal mungkin.

"Konflik semacam itu biasanya dimulai dari hal sehari-hari, yang bisa berkepanjangan kalau tidak segera dicarikan jalan keluarnya. Apalagi kalau orangtua suka membandingkan kondisi anaknya itu dengan anak yang lain, atau bahkan dengan dirinya sendiri saat seusia anaknya," kata dr Aisah Dahlan pada seminar dan pelatihan "Parenting Skill Training" di Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu, Jakarta, Rabu (14/4).

Mengibaratkan orang bercermin, biasanya yang dilihat orang adalah keburukan dari dirinya di depan cermin. Misalnya, merasa hidung kurang mancung atau kulit tidak mulus merata. Jarang orang memerhatikan kebaikan pada dirinya. Hal serupa biasanya juga berlaku ketika orang melihat individu lain, entah itu teman, pasangan, atau anak. Seseorang cenderung melihat keburukan atau kekurangan orang lain, bukan sebaliknya.

Dari pengalamannya sebagai konselor pencandu narkoba, Aisah mendapati bahwa salah satu unsur yang penting dalam hubungan antarmanusia, terutama antara orangtua dan anak, adalah memahami tipe kepribadian masing-masing individu. Dengan pemahaman pada kelebihan dan kekurangan individu itu, diharapkan komunikasi bisa terjalin lebih baik.

"Personality atau kepribadian itu hanya salah satu unsur dari perilaku. Selain kepribadian, perilaku seseorang itu juga dipengaruhi oleh fungsi yang beragam, dan lingkungan yang juga berbeda-beda. Kalau fungsi dan lingkungan, banyak sekali variasinya, seperti pola asuh, budaya, pendidikan agama, dan umur. Maka kepribadian itu seperti anatomi tubuh, ada wujud alamiahnya dan unsur

genetikanya. Ini bisa dipelajari," tutur Aisah yang juga menjabat sebagai Kepala Unit Narkoba RS Bhayangkara Sekolah Lanjutan Perwira (Selapa) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri.

(13)

Lampiran 2 ( Sambungan )

Pengenalan tipe kepribadian akan membuat orang lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, sekaligus bisa lebih memahami dirinya sendiri. "Dalam hubungannya dengan anak, tanpa pengetahuan pada tipe kepribadian, bisa sering terjadi konflik, kebutuhan emosi anak tidak terpenuhi, dan orangtua tetap pada cara membandingkan si anak dengan individu lain. Jadinya akan kontraproduktif," ujarnya.

Mengenali tipe-tipe kepribadian

Mengutip beberapa penelitian di luar negeri, dikatakan bahwa unsur genetika itu tidak hanya diturunkan orangtua pada ciri fisik anak, tetapi juga pada

kepribadiannya. Jadi, kepribadian yang muncul pada diri anak sebenarnya merupakan "cermin" dari orangtuanya.

Mencermati apa yang dikemukakan penulis asal AS, Florence Littauer, Aisah mengatakan, ada empat tipe kepribadian dasar yaitu: Sanguinis (kepribadian populer), Koleris (kepribadian kuat), Phlegmatis (kepribadian damai), dan Melankolis (kepribadian sempurna).

Masing-masing tipe kepribadian dasar itu punya kelebihan dan kekurangan. Misalnya, orang bertipe kepribadian Sanguinis biasanya ekspresif dan suka bicara, sedangkan orang Koleris umumnya impulsif dan suka mengontrol. Adapun orang yang berkepribadian Melankolis biasanya menghendaki segalanya sempurna dan orang Phlegmatis cenderung lebih santai dan cinta damai.

"Tujuan utama orang Sanguinis adalah populer, sedang orang Melankolis suka bekerja secara kronologis dan sempurna. Maka, jangan heran kalau anak Anda ada yang suka memencet odol seenaknya saja, sementara anak yang lain begitu rapi memencet odol mulai dari bagian ujung terdalamnya," ujar Aisah.

Namun, ada pula individu yang berkepribadian campuran dari tipe-tipe dasar tersebut. Misalnya, berkepribadian campuran tipe Sanguinis dan Koleris dengan ciri, antara lain mudah bergaul dan optimistis, atau campuran antara Phlegmatis dan Melankolis yang menghasilkan individu dengan cara bicara lembut dan tidak pemarah.

"Setiap individu sebaiknya mengenali dirinya termasuk tipe kepribadian dasar yang mana, apa kelebihan dan kekurangannya. Setelah memahami diri, biasanya orang akan dengan mudah pula memahami kepribadian orang lain. Dengan demikian, kemungkinan konflik bisa dijauhkan," kata Aisah.

Aisah mencontohkan, pada anak berkepribadian Sanguinis, orangtua bisa

mendekatinya dengan memberi pujian lebih dulu, baru ditunjukkan kesalahan atau kekurangannya. "Kalau Anda langsung marah-marah pada anak Sanguinis, dia akan

(14)

Lampiran 2 ( Sambungan )

merasa diserang. Anak Sanguinis suka dipuji, jadi lebih efektif kalau Anda memuji dulu kelebihannya, baru tunjukkan kesalahan atau kekurangannya," tuturnya.

Kalau anak Sanguinis suka dipeluk, anak bertipe Koleris sebaliknya. Dia akan merasa risih dan menganggap orangtua memperlakukannya bak kanak-kanak. "Anak Koleris biasanya spontan, tidak suka hal monoton, tidak emosional, suka mengatur, dan punya komitmen tinggi," kata Aisah menambahkan.

Sementara orang bertipe Phlegmatis cenderung suka menunda-nunda pekerjaan, tidak merasa perlu banyak bicara, dan cinta damai. "Misalnya si ibu mengatakan A, maka anak Phlegmatis cenderung langsung mematuhinya. Namun, untuk anak Koleris, mungkin diperlukan sikap yang lebih tegas daripada sekadar

(15)

Lampiran 2 ( Sambungan )

Senin, 27 September 2004 EKONOMI

Kepuasan Tentukan Loyalitas Konsumen

YOGYAKARTA-Hubungan antara atribut jasa, kepuasan menyeluruh, dan loyalitas

konsumen sudah merupakan suatu pola hubungan yang hampir menjadi hukum dalam perilaku konsumen.

Pola tersebut jika disederhanakan berupa kondisi konsumen akan mengevaluasi atribut jasa yang dibeli dan merasa puas.

''Selanjutnya, kepuasan tersebut menentukan loyalitas atau keinginan konsumen untuk melakukan pembelian ulang,'' kata Drs Zulganef MM, dosen Jurusan

Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung usai memperoleh derajat doktor ilmu ekonomi di UGM, baru-baru ini.

Menurut dia, pola tersebut menunjukkan kepuasan menyeluruh merupakan variabel yang penting dalam menentukan loyalitas konsumen. Namun penelitian Garbarino dan Johnson (GJ) pada tahun 1999 tidak menemukan pola hubungan itu.

Penelitian kedua pakar itu, lanjut dia, mengungkapkan kepuasan menyeluruh bukan variabel yang penting pada pelanggan yang mempunyai keterhubungan. Kepuasan menyeluruh tidak mempunyai hubungan dengan loyalitas.

''Pelanggan yang mempunyai keterhubungan adalah yang mempunyai ikatan tertentu dengan perusahaan. Misalnya pemegang kartu kredit, kartu keanggotaan klub kebugaran atau salon kecantikan, serta apa pun yang membentuk ikatan antara konsumen dan perusahaan dalam waktu lama,'' tuturnya.

Penelitian yang dia lakukan menunjukkan pada responden pemegang kartu

keanggotaan supermarket emosi berperan dalam menentukan loyalitas konsumen. Pada responden pemegang kartu kredit, kata dia, jasa yang dipersepsi oleh

konsumen akan menimbulkan emosi positif, misalnya rasa gembira atau senang. Selanjutnya, emosi tersebut dapat memengaruhi loyalitas pelanggan tanpa pelanggan tersebut merasa puas atau percaya terlebih dahulu. (P12-53)

(16)

Lampiran 2 ( Sambungan )

Handi Irawan: Pertumbuhan Pelaku

DS/MLM Bisa Dasyat

- 28 Maret 2005 - 01:08 (Diposting oleh: Editor)

Handi Irawan yang menjabat Managing Director Frontier – sebuah lembaga riset konsumen dan marketing— ini pernah menjadi praktisi di sejumlah perusahaan ternama. Pemegang gelar Master of Commerce bidang marketing dari Universitas New South Wales dan MBA dari IPMI ini juga aktif sebagai Ketua Badan Pengurus Pusat Asosiasi Manajer Indonesia (BPP AMA). Ia dikenal sebagai pakar perilaku konsumen dan strategi marketing. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Handi sangat sukses dengan program Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) yang diselenggarakan antara Frontier dengan majalah SWA.

Mengaku kurang mendalami masalah direct selling dan MLM, semula Handi ragu untuk berkomentar banyak. Namun ketika diskusi mengarah kepada kepuasan pelanggan dan kaitannya dengan industri DS/MLM, mengalirlah opininya. “Direct selling sendiri itu suatu sistem yang maju, itu pasti,” tutur Handi yang hobi

utamanya mengajar.

Menurutnya, dengan pola komunikasi face-to-face dan kekuatan word of mouth -nya, DS/MLM dekat sekali dengan konsumen. Akibat-nya, mereka bisa memiliki konsumen-konsumen yang loyal. Padahal, loyalitas konsumen terhadap suatu merek atau produk itulah inti dari semua strategi marketing. “Dan dalam konteks kepuasan pelanggan, dia (DS/MLM) punya peluang yang besar,” tambahnya. Secara umum Handi Irawan sangat optimis bahwa industri ini memiliki prospek yang sangat bagus di Indonesia. Kelebihan-kelebihannya memungkinkan DS/MLM bersaing ketat dengan ritel konvensional. Bahkan DS/MLM bisa menjadi ancaman. “Menurut saya bicara penetrasi 20% itu sangat mungkin. Angka 7 juta itu sangat mungkin. Sangat mudah dicapai,” katanya optimis. Bincang-bincang dengan Handi Irawan sungguh mengasyikkan. Pemikiran-pemikirannya tak hanya ilmiah-akademis, namun jelas dan begitu praktis. Wawasannya yang luas tentang dunia marketing –khususnya tentang perilaku konsumen dan kepuasan pelanggan—menjadikannya sebagai salah satu konsultan dan pengamat marketing papan atas saat ini. Berikut wawancara Handi Irawan dengan Edy Zaqeus yang dihadirkan kembali untuk Pembelajar.Com:

Apa latar belakang dianugerahkannya ICSA kepada sejumlah merek di Indonesia?

Jadi ICSA (Indonesian Customer Satisfaction Award) itu idenya saya gulirkan sejak 3 tahun yang lalu (red: tahun 1999). Saya melihat kepuasan pelanggan itu sudah semakin penting di Indonesia. Kesadaran juga sudah ada. Cuman yang

(17)

melakukan pengukuran itu tidak banyak. Di negara-negara maju sudah banyak yang melakukan pengukuran kepuasan pelanggan. Karena itu kemarin saya mencoba melakukan pengolahan secara nasional, kemudian hasilnya

dipublikasikan. Nasional berarti harus mencakup banyak industri. Selain itu, untuk merangsang orang berlomba-lomba (memberikan kepuasan pelanggan:red) maka saya kasih award. Namanya ada Indonesian Customer Satisfaction Award, ada Indonesian Customer Satisfaction Index. Ada index, ada award-nya. ICSA itu mengukur tiga parameter. Satu kepuasan terhadap kualitas. Baik kualitas produk maupun kualitas pelayanan. Kedua kepuasan terhadap harga. Ketiga adalah perceive best, yaitu keyakinan bahwa produk atau merek yang saya beli itu adalah yang terbaik di antara semua produk dalam industri yang sama.

Cara mengukurnya?

Kita gunakan riset di mana konsumen sebagai juri utamanya. Jadi indexnya itu disusun berdasarkan yang tadi, kepuasan atas tiga parameter. Kepuasan terhadap kualitas, harga, dan perceive best. Setelah itu kita gunakan analisis regresi untuk menentukan bobotnya sehingga kita bisa dapatkan total score kepuasan pelanggan. Oleh karena itu untuk setiap merek, merek dengan kepuasan total tertinggi –

customer satisfaction tertinggi-- dialah yang menjadi pemenang.

Apa kriteria-kriteria untuk mendapatkan award tersebut?

Itu yang terpenting adalah dipilih industrinya. Industrinya harus consumer product. Industrinya harus punya kompetitor, nggak boleh monopoli. Omsetnya minimum harus Rp 100 milyar, sebab kalau ndak nanti yang kecil-kecil diusulkan dan itu ngukurnya susah. Dan itu per tahun.

Jika dari omset, berarti perusahaan direct selling atau MLM bisa dong?

Direct selling bisa!

Bagaimana caranya supaya bisa masuk ICSA?

Secara teknis tinggal diusulkan saja. Biasanya pada bulan April itu ada waktu untuk orang-orang mengusulkan. Wellcome kalau perusahaan-perusahaan direct selling diusulkan, mengenai kemungkinan supaya dia bisa masuk ICSA. Untuk mengetahui konsumen puas apa nggak.

Apa ada dampak tertentu bagi perusahaan jika produk atau mereknya mendapatkan ICSA?

Tahun pertama kemarin sih belum ada gaungnya. Tapi di tahun ketiga kemarin (2001) wow… luar biasa, kan? Iklannya saja dugaan saya sampai Rp 5 milyar, dikeluarkan oleh para pemenang untuk mengatakan kita itu menerima (award). Lihat saja seperti BMW, Kijang, Top 1 Oil, Promag, Neozep, Indomi, Bimoli, saya rasa cukup banyak mereka mengiklankan. Menurut mereka paling tidak (ICSA) ini merupakan suatu pemberian award yang adil. Jurinya kan konsumen. Kalau konsumen jurinya, sudah pasti cukup adil. Dalam hal ini dilakukan survey terhadap total 7.200 responden di enam kota besar. Dan cara-caranya survey. Semua orang melihat ini merupakan salah satu cara yang adil. Salah satu cara yang terbaik adalah membuat konsumen sebagai jurinya.

(18)

Anda melihat bahwa di direct selling, kepuasan pelanggan juga sangat diutamakan?

Sebenarnya kalau kita lihat direct selling itu banyak aspek juga. Kita bisa lihat dari aspek sistemnya. Kalau kita lihat direct selling, sistem itu kan produk juga. Kita bisa lihat orang puas tidak dengan sistemnya. Direct selling juga ada prinsipalnya, apakah puas sama servisnya apa nggak.

Seberapa penting arti kepuasan pelanggan bagi keberlangsungan hidup suatu produk atau perusahaan?

Sangat penting. Karena kepuasan terhadap suatu produk itu kan menentukan loyalitas. Dan loyalitas itu sebenarnya merupakan salah satu inti yang menentukan performance perusahaan dalam jangka panjang. Konsumen yang loyal sudah pasti merupakan konsumen yang siap membayar mahal. Tidak sensitif terhadap harga. Berarti perusahaan kan bisa mendapatkan harga premium. Orang kalau loyal pada tabloid Network Indonesia, dikasih (harga) Rp 5000 pasti mau, kan? Kedua, konsumen loyal itu konsumen yang mau beli lebih banyak lagi. Kemudian, konsumen loyal itu bisa menyebarkan word of mouth yang positif, dari mulut ke mulut. Konsumen yang loyal akhirnya membuat perusahaan itu lebih efisien dalam program marketingnya, kan? Coba kalau kita nggak punya konsumen loyal, berapa banyak uang harus kita habiskan untuk menarik konsumen-konsumen baru. Tapi kalau konsumen loyal, dikasih iklan sedikit saja orang berdatangan. Aspek strategi marketing bisa lebih efisien.

Seberapa besar kontribusi kepuasan konsumen terhadap loyalitas atas merek yang dipakai?

Setiap industri berbeda-beda. Tapi kalau kita lihat hasil (ICSA) kemarin, kepuasan pelanggan itu kontribusinya sekitar 50-80 persen terhadap loyalitas. Jadi 50-80 persen loyalitas konsumen itu ditentukan oleh kepuasannya terhadap merek yang digunakan.

Selain kepuasan konsumen, apalagi yang menenentukan loyalitas mereka?

Tentu banyak faktor ya. Contohnya masalah switching cost. Handphone misalnya. Anda bisa nggak puas dengan satu operator, satu seluler. Tapi belum tentu Anda pindah, kan? Karena ada switching cost. Nanti kalau pindah nomor, teman-teman sulit menghubungi. Makanya selain kepuasan pelanggan, perusahaan harus membentuk suatu komuniti. Dia harus menciptakan supaya orang itu ada risiko lho kalau pindah (merek atau produk). Tapi ada juga konsumen tidak puas pun tidak pindah. Contohnya rekening di bank untuk transfer gaji. Dia bisa tidak puas denggan bank itu tapi tetap loyal, paling tidak rekeningnya tidak ditutup.

Membentuk komuniti, lebih jelasnya bagaimana?

Membentuk komunitas, ya membentuk klub. Misalnya bank-bank punya nasabah kemudian membuat klub. Harley Davidson juga membentuk klub. Itu kan

membuat loyalitas konsumennya tinggi. CRM itu salah satu konsep yang memang membuat orang supaya loyal, jelas itu. Terutama untuk mereka-mereka yang memberikan konstribusi besar.

(19)

Jika konsumen puas, apakah dia masih bisa pindah merek?

Oh, bisa. Sangat mungkin. Puas tapi pindah, banyak. Karena apa? Misalnya karena problem dengan personality. Sebagai contoh orang puas sama Nova, dia bisa pindah. Kenapa? Karena dia cari yang baru yang terus ada. Orang bisa pindah dari satu biskuit ke yang lain, karena dia senang pindah, cari yang baru-baru terus.

Apakah konsumen bisa dipandang sekedar sebagai obyek pemasaran produk?

Untuk beberapa industri yang kompetisinya stagnan (mandeg), kelihatannya masih oke-oke saja ya. Tapi kalau jangka panjang sudah pasti tidak. Ketika kompetisi makin meningkat, konsumen makin sophisticated (canggih), customer demand makin tinggi, sudah jelas tidak bisa. Tapi kalau kita bicara di industri yang monopolistik, ya mereka tidak melihat konsumen sebagai subyek. Karena konsumen harus menerima, kan? Seperti direct marketing atau MLM. Begitu banyak industrinya. Jadi mereka harus memiliki sistem yang the best untuk bisa menarik anggotanya. Kemudian juga perlu punya reputasi yang bagus. Nah, upaya-upaya untuk membangun itu kan butuh waktu yang lama.

Apakah konsumen bisa diatur sedemikian rupa oleh produk-produk yang dikeluarkan perusahaan?

Terutama kalau perusahaan yang berbasis teknologi, ya. Kalau perusahaan

berbasis teknologi tinggi, kadang-kadang konsumen itu nggak ngerti juga maunya mereka apa. Contohnya dunia internet. Kalau ditanya "Apa sih maunya anda?" Nggak ngerti juga. Misal perusahaan handphone. "Besok feature yang kamu inginkan itu apa?," nggak bisa menyebutkan. Tapi kalau dikasih game, "Oh ya…enak ternyata," seneng juga! Beda kalau kita bicara konsumen untuk

consumer product, makanan minuman. Mereka itu kadang canggih. "Saya maunya makan seperti ini lho, makan yang renyah dan empuk". Jadi kalau teknologi tinggi, memang betul konsumen sering kali sulit mengartikulasikan (keinginannya).

Seberapa penting pemanfaatan riset pasar bagi perusahaan-perusahaan direct selling yang umumnya sangat mengandalkan member sebagai ujung tombak penjualan?

Memang relatif ya kebutuhan mereka untuk melakukan riset secara formal. Itu tidak setinggi dibanding manufaktur. Karena perusahaan DS/MLM itu sudah dekat dengan konsumennya kok. Very close. Setiap hari mereka sudah

mendapatkan banyak sekali informasi. Cuma kurang sistematis aja mungkin. Tapi mereka itu sudah punya satu kemenangan, yaitu mereka sudah dekat dengan konsumennya. Kenapa orang butuh riset konsumen? Lha mereka tidak tahu

perilaku konsumennya kok. Kalau MLM tiap hari mereka deket, tahu membernya. Kedua, mereka punya sistem data base kok. Dengan itu otomatis sangat mudah sekali, mereka bisa mengolah datanya, mereka bisa membuat gambaran yang bagus, dsb. Tapi dibanding consumer product, yang konsumennya jutaan, mereka akan sangat sulit. Makanya riset pasar dalam dunia itu sangat penting.

Ke depan, apakah penting bagi perusahaan DS/MLM melakukan riset pasar?

Kalau DS/MLM dugaan saya nggak sepenting manufaktur tadi ya. Karena MLM sudah dekat dengan konsumennya. Tapi apakah riset pasar masih dibutuhkan, sudah pasti masih. Karena ada banyak informasi dibutuhkan. Semisal dia butuh

(20)

benchmark untuk membagi kompetitor juga. Segala macam itu sepertinya butuh riset pasar yang sistematis.

Apa kekuatan person to person selling seperti yang dilakukan dalam DS/MLM atau direct marketing umumnya?

Kalau dalam konteks kepuasan pelanggan, dia punya peluang yang besar. Ada tiga jenis kontak; satu melalui mesin. Kedua, melalui telepon. Ketiga, melalui manusia. Sebenarnya kepuasan yang tercipta karena melalui kontak manusia itu relatif punya potensi cukup tinggi. Nah, direct selling…selling is service, service is selling. Menjual adalah salah satu bentuk pelayanan. Tapi pelayanan yang bagus itu menjual. Orang bisa beli gara-gara pelayanan yang bagus. Karena itu kontak seperti face to face, direct selling, terutama personal approach itu sebenarnya punya potensi yang sangat tinggi. Tapi direct selling atau MLM yang umumnya approachnya face to face atau langsung, itu mempunyai potensi yang cukup bagus untuk membuat orang loyal. Dibandingkan dengan direct selling yang lewat telepon misalnya. Potensi memuaskannya tidak sebagus kalau face to face.

Apakah industri DS/MLM bisa dilindas oleh produk-produk yang gencar beriklan?

Saya rasa bahwa ke depan direct selling sendiri itu suatu sistem yang maju, itu pasti. Karena dia jelas-jelas menawarkan banyak keuntungan. Keuntungannya, jelas masalah iklan dan promosi yang berkurang banyak. Akibatnya apa? Costnya bisa lebih ditekan. Itu satu keuntungan ke depan kenapa direct selling. Kedua teknologi makin maju. Direct selling itu salah satu sahabatnya teknologi. Kalau direct selling yang bagus, dia perlu data base. Kalau teknologi maju, data base lebih kuat, direct selling itu akan lebih efektif. Sebenarnya bukan masalah (iklan atau tidak iklan: red). Kalau bisa saling melengkapi itu bagus. Direct selling belum tentu nggak usah iklan. Banyak perusahaan-perusahaan iklan kemudian dia melakukan direct selling juga. Umumnya orang kalau mau cepat ya dua-duanya. Beriklan lalu brand bagus, kemudian mereknya dipercaya, direct selling juga lebih mudah. Direct selling itu kadang-kadang, kalau nggak mau cepat ya orang mulai dengan direct selling secara gerilya lebih dahulu, kan?

Kadang-kadang begini, dengan direct selling Anda punya customer base yang banyak. Dengan customer banyak, kemudian iklan bisa lebih efektif. Atau Anda berpikir sebaliknya. Lebih baik iklan dulu, tapi berisiko. Karena iklannya bagus maka direct selling jauh lebih mudah. Sekarang Anda mau pilih yang mana. Iklan besar, risikonya besar, tapi direct sellingnya juga lebih mudah. Risiko yang lebih kecil adalah Anda mengadakan direct selling dulu. Setelah itu maju, kemudian beriklan atau pakai advertorial. Cara kedua ini lebih kecil karena direct selling itu sesuatu yang bisa dikontrol. Berapa budget, berapa banyaknya salesman, semua bisa Anda kontrol. Tapi kalau kita bicara iklan, dia itu perlu budget tertentu supaya efektif. Anda iklan Rp 500 juta kadang-kadang ndak ada dampaknya. Harus minimum contohnya Rp 3 milyar. Karena dampak iklan itu seperti kurva S. Kalau budgetnya kecil tidak akan efektif. Sebelum menembus titik critical yang harus Anda tembus sehingga iklan itu baru membuat orang tertarik. Jadi iklan sedikit itu malah nggak ada artinya kadang-kadang.

(21)

Di DS/MLM promosi terutama melalui member. Sementara member juga menjadi konsumen produk yang dipasarkannya. Adakah benefitnya?

Oh, ya udah pasti dong! Jelas konsep-konsep yang dilakukan misalnya Amway atau CNI itu jelas bagus. At the end, kalau komunitas itu terbentuk dan semuanya bisa menjadi customer, itu hebat. Makanya MLM itu hebatnya dua hal; satu dia bisa membentuk member sebagai bagian dari distribusi sekaligus customer. Tapi kalau approachnya membuat jadi customer, seringkali mereka itu alergi lebih dahulu. Nah, benefitnya MLM itu ujung-ujungnya kan dolar atau rupiah. Kalau orang merasa mendapatkan income dan segala macam, itu okey. Kalau dia mendapatkan income, maka untuk menjadi customer kan lebih mudah. Karena kalau dia mendapatkan income, dia akan merasa happy dengan perusahaan itu. Kemudian disuruh menjadi customer perusahaan tadi, jauh lebih gampang dong. Apalagi tadi konsepnya membentuk semacam komunitas. Komunitas itu

menumbuhkan kecintaan terhadap perusahaan tadi.

Sistem MLM itu sangat besar potensinya, sangat bagus sekali. Cuma problemnya, apakah sistemnya menunjang nggak? Sistem itu nomor satu. Kedua produk yang ditawarkan. Ada produk-produk yang bagus jadi star, kan? Seperti DXN, satu aja sudah luar biasa, kan? Tapi ujung-ujungnya supaya tahan lama tetap sistem rewardnya, sistem komunikasinya, sistem mencari membernya, sistem

perhitungannya, apakah orang terangsang atau tidak untuk menjadi member, dsb. Itu dalam jangka panjang jauh lebih dasyat.

Sekarang ini ada sejumlah perusahaan besar di Indonesia yang membentuk divisi direct selling atau MLM. Bagaimana komentar anda?

Sebenarnya mereka bikin portfolio bisnis. Mereka itu kuatir kalau suatu hari MLM itu sudah benar-benar merajai kemudian mereka sudah ketinggalan kereta. Sebenarnya ada banyak di antara mereka itu hanya portfolio, jaga-jaga siapa tahu MLM itu begitu majunya nanti. Bisa eksperimen atau portfolio bisnis. Kalau suatu hari bisnis tradisionalnya mundur dia sudah siap dengan MLM. Karena dia sadar, untuk membangun MLM kan butuh waktu bertahun-tahun.

Bagi perusahaan-perusahaan konvensional, apakah industri DS/MLM itu jadi ancaman?

Mungkin kalau yang tradisional malah nggak ya. Justru malah ritel besar yang akan merasa lebih terancam. Ritel besar dong. Kalau MLM makin besar, mungkin ritel-ritel besar akan lebih grogi. Di Indonesia kan pertumbuhan masih bagus, mungkin sama-sama masih menikmati.

Menurut WFDSA pelaku DS/MLM di Indonesia mencapai empat juta orang. Bagaimana prospek industri ini ke depan?

Kalau ke depan, kita bicara orang kota saja yang jumlahnya 60 juta orang. Dari 60 juta itu orang dewasanya sekitar 35 juta orang. Dari 35 juta itu kalau suatu hari kita bicara orang yang terlibat di MLM sekitar 20%, itu sudah sekitar 7 juta lho! Kalau sekarang 4 juta berarti penetrasinya sekitar 10%, kan? Itu bicara orang dewasa yang di kota. Menurut saya bicara penetrasi 20% itu sangat mungkin. Angka 7 juta itu sangat mungkin. Sangat mudah dicapai.

(22)

Untuk berkembang pesat seperti itu, apa yang musti dilakukan perusahaan-perusahaan DS/MLM di Indonesia?

Mungkin mereka harus memahami perilaku konsumennya ya. Misalnya untuk membuat suatu sistem yang bagus dia harus paham sebenarnya yang dicari itu apa. Dia harus paham mengenai produknya juga. Produk sangat penting, makanya perlu semacam riset-riset, apa sih kira-kira produk yang paling bagus untuk MLM?

[] (Wawancara ini sebelumnya pernah dimuat di Tabloid Network Indonesia Edisi

Plus Januari/2001 dan website InMagz.Com).

http://www.frontier.co.id/articles.php?aId=articles/Maret-ICSA-05.htm

(23)

Lampiran 3.

Mengapa murid tidak aktif lagi di FasTracKids :

1. Nama Murid : Safira Atita Aljihan

Nama Orang Tua : Ms. Yuni

ƒ Peraturan terlalau keras bagi murid. ƒ Anaknya kurang tertarik.

ƒ Tidak suka pake seragam, kalau di kelas sering pusing tp waktu pulang hilang.

2. Nama Murid : Jason Winsten Wibowo Nama Orang Tua : Ms. Fera

ƒ Biaya mahal.

ƒ Jadwal bertabrakan dengan jadwal yang lain. ƒ Terlalu bebas ( Naik kursi dibiarkan ).

ƒ Sebenarnya biaya bukan masalah, asalkan anaknya suka. 3. Nama Murid : Vincent Leonard

Nama Orang Tua : Ms. Linda ƒ Biaya mahal.

ƒ Bertabrakan dengan jadwal sekolah. ƒ Monoton jadi anak merasa bosan.

ƒ Orang tua merasa anaknya tidak mendapat apa-apa. ƒ Orang tua merasa lbh baik les mandarin.

4. Nama Murid : Jonathan Hiew Nama Orang Tua : Ms. Jenny

ƒ Biaya Mahal. ƒ Anak tidak mau.

5. Nama Murid : Kaylyn Daphne Lumanto Nama Orang Tua : Ms. Poniewarto

ƒ Jadwal bertabrakan dengan waktu yang lain. ƒ Sebenarnya anaknya suka tapi tidak ada waktu. 6. Nama Murid : Raddyetyo

(24)

Lampiran 3 (Sambungan)

ƒ Biaya Mahal.

ƒ Jadwalnya kurang, Misal : Anak 4 thn di gabung dengan usia yang lbh dewasa, yang dewasa cenderung lebih dominan.

ƒ Penerapannya kurang bagus. ƒ Kelasnya Gelap.

ƒ Kurangnya murid dalam kelas, sehingga kuran bersosialisasi. ƒ Anak tidak ada perubahan.

ƒ Tidak efektif karena banyaknya pergatian murid dalam kelas. ƒ Penerapan di amerika bgs tp di Indonesia kurang.

7. Nama Murid :Arva dan Belenda Nama Orang tua : Ms. Mariska

ƒ Biaya mahal.

ƒ Lebih baik 1 minggu 2 x( 1 jam) daripada 1 minggu 1 x( 1jam ). ƒ Guru kurang memotivasi murid.

ƒ Kelas tterlalu dingin. ƒ Anaknya merasa bosan. ƒ Perkembangannya kurang. 8. Nama Murid : Steve

Nama Murid : Ms. Jenny

ƒ Materi sudah dapat di sekolah. ƒ Anaknya merasa bosan. 9. Nama Murid : Gerry S.

Nama Orang tua : Ms. Carrina ƒ Biaya mahal

ƒ Materi sudah di dapat di sekolah. ƒ Kurang jelas suarannya.

ƒ Kurang jelas gambarnya. 10. Nama Murid : Jafia Nethania Nama Orang tua : Ms.Theresia

ƒ Biaya mahal.

(25)

Lampiran 3 (Sambungan)

ƒ Kurang gambarnya.

ƒ Anaknya masih tidak bisa bicara. 11. Nama Murid : Oliver Dymarson Nama Orang Tua : Ms. Marcella

ƒ Waktu terlalu panjang jadi anak bosan. ƒ Penyampaian bisa dimengerti murid. ƒ Anaknya merasa bosan.

ƒ Orang tua merasa anaknya tidak dapat apa-apa. 12. Nama Murid : Vincent Christoper

Nama Orang tua : Ms. Chen-chen. ƒ Dirasa orang tua tidak perlu. ƒ Anaknya tidak mau.

ƒ Anaknya merasa bosan. ƒ Tidak enjoy.

13. Nama Murid : Isabella chloe Gondo winarto. Nama Orang tua : Ms. Cherie

ƒ Biaya mahal.

ƒ Jadwal bertepat dengan waktu tidur siang. ƒ Kurang profesional.

ƒ Kurang jelas suaranya. ƒ Kurang jelas gambarnya. 14. Nama Murid : Maharani Thalia Nama Orang tua : Ma. Jin

ƒ Jadwal bertabrakan dengan waktu yang lain. ƒ Tidak strategis (jauh).

ƒ Anaknya jadwalnya padat.

ƒ Anak mengeluh capek karena habis balet, sebenarnya anaknya msh suka. 15. Nama Murid : Jerimi Immanuel Putra Tandjung

Nama Orang tua : Ms. Indira Suradja ƒ Biaya mahal.

(26)

Lampiran 3 (Sambungan)

ƒ Dirasa orang tua tidak perlu. ƒ Monoton jadi anak merasa bosan.

16. Nama Murid : Edoardo Dominikus Kurniawan Putra Nama Orang Tua : Ms. Henny

ƒ Biaya mahal. ƒ Terlalu bebas.

ƒ Orang tua tidak suka anaknya dibiarkan naik-naik meja. 17. Nama Murid : Benediktus Kent Rachmat

Nama Orang tua : Ms. Irene

ƒ Jadwal bertabrakan dengan waktu yang lain. ƒ Mestinya semuanya sdh bagus.

18. Nama Murid : Vania Beatrice Hadisantoso Nama Orang tua : Ms. Fuk Lan

ƒ Monoton jadi anak merasa bosan.

ƒ Orang tua merasa anaknya tidak dapat apa-apa. ƒ Metode penyampaiannya kurang baik.

19. Nama Murid : Michael Chris L. Nama Orang tua : Ms. Emilia

(27)

Lampiran 3 (Sambungan)

Tabel persentase kendala murid keluar dari FasTracKids sebelum 2 tahun

Kesimpulan :

Yang menjadi kendala utama murid-murid tidak aktif lagi di FasTracKids karena : I. Kendala Jadwal.

II. Kendala Keuangan. III. Minat Murid itu sendiri.

Persentase :

No Kategori Jumlah Persentase ( % ) Peringkat

1 Keuangan 10 16,95 II

2 Jadwal 11 18,65 I

3 Lokasi 1 1,69 VIII

4 Staff pengajar 3 5,08 VI

5 Metode penyampaian 2 3,38 VII

6 Suasana kelas 2 3,38 VII

7 Materi 7 11,86 IV

8 Peraturan 3 5,08 VI

9 Minat murid 8 13,55 III

10 Pandangan orang tua 6 10,17 V

11 Tempat kursus 0 0

12 Progress report 0 0

13 Video report 6 10,17 V

14 Owner 0 0

(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)

Referensi

Dokumen terkait

kurangnya/rendahnya sikap bersahabat siswa. Berdasarkan kondisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPS pada materi kenampakan alam dan kenampakan

Arifin (2015:267) mengemukakan bahwa “Beberapa waktu yang lalu, disebuah sekolah di Jerman terjadi penembakan guru-guru oleh seorang peserta didik yang baru di skorsing

Untuk mewujudkan lembaga permusyawaratan/perwakilan yang lebih mampu mengejawantahkan nilai-nilai demokratis dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan

Variabel penelitian ini terdiri dari lima variabel yaitu variabel bebas (selisih pertumbuhan jumlah uang beredar Indonesia dan Amerika digambarkan dengan simbol

Setelah peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan, untuk mengolah dan kemudian menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah

Present value atau nilai sekarang adalah besarnya jumlah uang pada awal periode dgn tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah uang yang akan diterima/dibayarkan

Hasil penelitian sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa penggunaan teknologi pa- da sistem informasi di rumah sakit terutama pada pencegahan HAIs dapat

Pada penelitian terdahulu, Algoritma Manber dapat diimplementasikan untuk mendeteksi persamaan teks dalam dokumen berekstensi .*pdf berdasarkan hal tersebut penulis