• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan hasil belajar siswa antara metode practice rehearsal pairs dan metode konvensional pada mata pelajaran Al-Qur’an hadis kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbandingan hasil belajar siswa antara metode practice rehearsal pairs dan metode konvensional pada mata pelajaran Al-Qur’an hadis kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA

METODE

PRACTICE REHEARSAL PAIRS

DAN METODE

KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN

HADIS KELAS VIII MTs ISLAMIYAH PALANGKA RAYA

Skripsi

Oleh: SITI NURJANAH NIM. 150 111 2023

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2019 M/1441 H

(2)

ii

PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SITI NURJANAH

NIM : 150 111 2023

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Jurusan : Tarbiyah

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan skripsi dengan judul “ Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Metode Practice Rehearsal Pairs

dan Metode Konvensional Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya”, adalah benar

karya sendiri. Jika dikemudian hari karya ini terbukti merupakan duplikat atau plagiat, maka skripsi dan gelar saya peroleh

dibatalkan.

Palangka Raya, September 2019 Yang Memberi Pernyataan,

SITI NURJANAH NIM.150 111 2023

(3)

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

JUDUL : PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE

PRACTICE REHEARSAL PAIRS DAN METODE KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS KELAS VIII MTs ISLAMIYAH PALANGKA RAYA

NAMA : SITI NURJANAH

NIM : 1501112023

FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN : TARBIYAH

PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JENJANG : STRATA SATU (S.1)

Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, dapat disetujui untuk disidangkan oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya.

Palangka Raya, 02 September 2019

Menyetujui,

Pembimbing I,

Gito Supriadi, M.Pd NIP. 19721123 200003 1 002

Pembimbing II,

Hj. Yuliani Khalfiah, M.Pd.I NIP. 19710317 199803 2 002

Mengetahui,

Wakil Dekan Bidang Akademik,

Dr. Nurul Wahdah, M.Pd NIP. 19800307 200604 2 004

Ketua Jurusan Tarbiyah,

Sri Hidayati, MA NIP. 19720929 199803 2 002

(4)

ii

NOTA DINAS

Hal : Mohon Diujikan/

Munaqasah Skripsi

An. Siti Nurjanah

Palangka Raya, 02 September 2019

Kepada

Yth. Ketua Jurusan Tarbiyah (FTIK) IAIN Palangka Raya

di-

Palangka Raya

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah membaca, memeriksa dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara: Nama : SITI NURJANAH

NIM : 1501112023

Judul : PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE PRACTICE

REHEARSAL PAIRS DAN METODE KONVENSIONAL PADA MATA

PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS KELAS VIII MTs ISLAMIYAH PALANGKA RAYA

Sudah dapat diujikan/dimunaqasahkan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu alaikum Wr. Wb

Pembimbing I

Gito Supriadi, M.Pd NIP. 19721123 200003 1 002

Pembimbing II

Hj. Yuliani Khalfiah, M.Pd.I NIP.19710317 199803 2 002

(5)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Metode Practice Rehearsal Pairs dan Metode Konvensional pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya

Nama : SITI NURJANAH NIM : 1501112023

Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Telah diujikan dalam Sidang/Munaqasah Tim Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan IAIN Palangka Raya. Hari : Selasa

Tanggal : 10 Muharam 1441 H/10 September 2019

TIM PENGUJI 1. Asmawati, M.Pd (...) (Ketua Sidang/Penguji) 2. Ali Iskandar, M.Pd (...) (Penguji Utama) 3. Gito Supriadi, M.Pd (...) (Penguji)

4. Hj. Yuliani Khalfiah, M.Pd.I (...)

(Sekretaris/Penguji)

Mengetahui:

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya

Dr. Hj. Rodhatul Jennah, M.Pd NIP. 19671003199303 2 001

(6)

iii

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE PRACTICE REHEARSAL PAIRS DAN METODE KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS KELAS VIII MTs ISLAMIYAH

PALANGKA RAYA

ABSTRAK

Penelitian ini bertolak dari metode yang digunakan guru masih metode konvensional, sehingga siswa belum terlibat aktif, cenderung bosan dalam pembelajaran dan berpengaruh terhadap hasil belajar, dapat dilihat dari hasil belajar siswa ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis yaitu 74. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Practice Rehearsal Pairs kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya. (2) Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Konvensional kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya. (3) Perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan metode Practice Rehearsal Pairs dan metode Konvensional VIII MTs Islamiyah Palangka Raya.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya. Teknik analisis data menggunakan Uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Practice Rehearsal Pairs pada mata pelajaran Al-Quran Hadis kelas VIII B MTs Islamiyah Palangka Raya diperoleh rata-rata 86,65 tergolong kategori baik. (2) Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Konvensional pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis kelas VIII A MTs Islamiyah Palangka Raya diperoleh rata-rata 81,5 tergolong kategori baik. (3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara yang menggunakan metode Practice Rehearsal Pairs dan metode Konvensional pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya dengan hasil perhitungan uji t dua variabel bebas yaitu thitung > ttabel atau 1,90 >1,675 pada taraf signifikan α= 0,05.

(7)

ii

THE COMPARISON OF STUDENT LEARNING OUTCOMES BETWEEN REHEARSAL PAIRS PRACTICE METHOD AND CONVENTIONAL METHODS IN AL-QUR'AN HADITH SUBJECT AT GRADE VIII MTS

ISLAMIYAH PALANGKA RAYA

ABSTRACT

This research was based on conventional methods used by teachers, so students were not actively involved, tended to be bored in learning and it affected learning outcomes. It could also be seen from student learning outcomes that there were some students who had not reached the Minimum Master Criterion in Al -Qur'an Hadith, score 74.

This study aimed to determine: (1) Student learning outcomes using the Rehearsal Pairs Practice class VIII MTs Islamiyah Palangka Raya. (2) Student learning outcomes using Conventional methods of class VIII MTs Islamiyah Palangka Raya. (3) Differences in student learning outcomes between those who used the Rehearsal Pairs Practice method and the Conventional method at VIII MTs Islamiyah Palangka Raya.

This research used a quantitative method with a quasi-experimental type of research. The population of this research was the grade VIII students of MTs Islamiyah Palangka Raya. Data analysis techniques used t-test.

The results showed that: (1) The results of students using the Rehearsal Pairs Practice method in the Al-Qur'an Hadith class VIII B MTs Islamiyah Palangka Raya obtained an average of 86.65 classified as good categories. (2) Student learning outcomes using the Conventional method in the subjects of Al-Qur'an Hadith VIII A grade MTs Islamiyah Palangka Raya obtained an average of 81.5 classified as good categories. (3) There was a significant difference between those who used the Rehearsal Pairs Practice method and the Conventional Method in the subjects of Al-Qur'an Hadith class VIII MTs Islamiyah Palangka Raya with the results of the t-test calculation of two independent variables namely T observed > T table or 1.90> 1,675 at a significant level α = 0.05

Key Words: Learning Outcomes, Practice Rehearsal Pairs Method,Conventional

(8)

ii

KATA PENGANTAR

ِىْي ِح هرنا ًٍَِْح هرنا ِ هاللَّ ِىْسِت

ِف َرْشَأ ىَهَػ ُوَلاهسنا َٔ ُجَلاَصنا َٔ ٍَْيًَِناَؼْنا ِّب َر ِ ه ِلِلُّذًَْحْنَا . ٍَْيِؼًَْجَأ ِِّثْحَص َٔ ِِّنآ ىَهَػ َٔ ٍْيِهَس ْرًُْنا َٔ ِءاَيِثََْلأا

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Practice Rehearsal Pairs dan Metode KonvensionalPada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya”. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bimbingan, dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. H.Khairil Anwar, M.Ag. sebagai Rektor Institut Agama Islam

Negeri Palangka Raya yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian .

2. Ibu Dr. Hj. Rodhatul Jennah, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Palangka Raya yang telah memberikan izin penelitian.

3. Ibu Dr. Nurul Wahdah, M.Pd. sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik FTIK IAIN Palangka Raya telah memberikan izin penelitian.

4. Ibu Sri Hidayati, MA. sebagai Ketua Jurusan Tarbiyah IAIN Palangka Raya yang telah membantu dalam proses persetujuan dan munaqasah skripsi.

5. Bapak Asmail Azmy, HB, M. Fil.I sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Palangka Raya yang telah membantu dalam proses persetujuan dan

(9)

6. Para pembimbing, yakni pembimbing I bapak Gito Supriadi, M.Pd. dan pembimbing II Ibu Hj. Yuliani Khalfiah, M.Pd.I. yang telah bersedia meluangkan waktunya dan banyak memberikan bimbingan, arahan, nasehat, masukan-masukan serta motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Bapak Drs. H. Abd. Rahman, M.Ag. sebagai Dosen Penasehat Akademik yang

banyak memberikan motivasi, nasehat dan arahan selama perkuliahan.

8. Bapak H. Tabah Hari Subagio, S.Pd. sebagai Kepala MTs Islamiyah Palangka

Raya yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

9. Ibu Hamlah, S.Pd. dan Bapak Supian sebagai Guru Mata pelajaran Al-Qur‟an

Hadis MTs Islamiyah Palangka Raya yang telah membantu dalam proses penelitian.

10. Seluruh siswa/siswi MTs Islamiyah Palangka Raya yang telah memberikan informasi kerjasama yang baik sehingga penulis dapat menyelesikan penelitian.

11. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN

Palangka Raya yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang sangat berarti.

12. Bapak kepala perpustakaan dan seluruh karyawan/karyawati IAIN Palangka Raya yang telah memberikan fasilitas selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendoakan, memotivasi, serta membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak ibu, dan rekan-rekan semuanya. Dan semoga skripsi ini nantinya dapat bermanfaat.

Palangka Raya, September 2019

Penulis,

SITI NURJANAH NIM.150 111 2023

(10)

x

MOTTO

او ُرِّفَنُت َلَ َو اوُنِّكَس َو او ُرِّسَعُت َلَ َو او ُرِّسَي

“Mudahkanlah setiap urusan dan janganlah kamu persulit, buatlah mereka bahagia dan jangan membuat mereka lari...”

(11)

x

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur penulis persembahkan skripsi ini untuk:

Ayahanda tercinta (Jamal) dan ibunda tercinta (Sriatun) yang telah bersusah payah membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang, serta do‟a yang tak henti-henti dipanjatkan. Terima kasih untuk semua motivasi, dukungan yang kalian berikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Semoga setiap tetesan keringat dan pengorbanan kalian dibalas oleh Allah SWT.

Kakakku tercinta (Afrian Susanto) yang selalu memberikan semangat dan

mendukungku.

Pamanku tersayang (Sugeng) yang selalu mendoakan, menasehti,

menyemangati, mendukungku.

Ustad Ahmad Syarif, S.Pd.I. yang telah memberikan banyak ide,

masukan-masukan selama ini.

Sahabat-sahabat ku tercinta (Dahyani, Noraida, Khoriah, Siti Mutmainah,

Wasis Utami Widayati, Halimatussya Diyah) yang selalu menyemangati serta membantu selama proses penyelesaian skripsi ini.

Terima kasih untuk semua semangat, do‟a, dukungan dan bantuan kalian semua dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas semua perbuatan baik kalian semua.

(12)

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Transliterasi yang dipakai dalam skripsi ini adalah berdasarkan Surat Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Januari 1998.

1. ا : A 16. ط : Th 2. ب : B 17. ظ : Zh 3. خ : C 18. ع : „ 4. ز : Ts 19. ؽ : Gh 5. ج : J 20. ف : F 6. ح : H 21. ق : Q 7. خ : Kh 22. ك : K 8. د : D 23. ل : L 9. ر : Dz 24. و : M 10. ر : R 25. ٌ : N 11. ز : Z 26. ٔ : W 12. س : S 27. ِ : H 13. ش : Sy 28. ء : ‟ 14. ص : Sh 29. ي : Y 15. ض : Dh

Mad dan Diftong:

1. Fathah Panjang : Ậ/ậ

2. Kasrah Panjang : Ȋ/ȋ

3. Dhammah Panjang : Ủ/ủ

(13)

5. يأ : Ay

Catatan :

1. Konsonan yang bersyaddah ditulis dengan rangkap.

Misalnya ; اُهتر ditulis rabbanά.

2. Vokal panjang (mad);

Fathah (baris di atas) ditulis ậ, kasrah (baris di bawah) ditulis ȋ, serta dhammah (baris di depan) ditulis dengan ủ. Misalnya حػراَقنا ditulis

al-qάri’ah, ٍيكاسًنا ditulis al-masάkȋn, ٌٕحهفًنا ditulis al-mufliẖủn.

3. Kata sandang alif + lam (لا)

Bila diikuti huruf qamariah ditulis al, misalnya; ditulis al-kậfirủn.

Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiah, huruf lam diganti dengan huruf yang mengikutinya, misalnya; لاجرنا ditulis ar-rijάl.

4. Ta‟ Marbuthah (ج)

Bila terletak diakhir kalimat, ditulis sh, misalnya جرقثنا ditulis al-baqarah.

5. Bila ditengah kalimat ditulis t, misalnya; لاًنا جاكز ditulis zakật al-mậl.

(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ORISINILITAS ... ii

PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii

NOTA DINAS ... iv

PENGESAHAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK... vi

KATA PENGANTAR ... viii

MOTTO... x

PERSEMBAHAN ... xi

PEDOMAN TRANSLITERASI... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GRAFIK ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 6

C. Identifikasi Masalah ... 9 D. Batasan Masalah ... 10 E. Rumusan Masalah... 10 F. Tujuan Penelitian ... 11 G. Manfaat Penelitian ... 11 H. Definisi Operasional ... 12 I. Sistematika Penulisan ... 13

(15)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori ... 15

1. Pengertian Hasil Belajar ... 15

2. Jenis-Jenis Hasil Belajar ... 16

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17

a. Faktor Intern ... 17

b. Faktor Ekstern ... 19

1) Metode Pembelajaran ... 19

a) Metode Practice Rehearsal Pairs ... 20

b) Metode Konvensional ... 23

4. Faktor-Faktor Pemilihan Metode ... 43

5. Syarat-Syarat Penggunaan Metode ... 44

6. Tujuan Metode Pembelajaran ... 45

7. Hukum Bacaan Mad ... 45

B. Konsep dan Pengukuran ... 47

C. Hipotesis ... 49

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 50

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 53

C. Populasi Penelitian ... 54

D. Teknik Pengumpulan Data ... 55

E. Instrumen Penelitian ... 58

F. Pengabsahan Instrumen ... 61

1. Validitas ... 61

2. Reliabilitas ... 62

3. Hasil Validitas Tes... 63

4. Hasil Reliabilitas... 65

G. Teknik Analisis Data ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 69

(16)

xvi

1. Hasil Belajar Siswa yang menggunakan metode Practice Rehearsal

Pairs pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya ... 69 2. Hasil Belajar Siswa yang menggunakan metode Konvensional pada

Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya... 75 3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang menggunakan metode Practice

Rehearsal Pairs dan metode Konvensional pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya ... 84 a. Uji Hipotesis... 84

BAB V PEMBAHASAN HASIL

1. Hasil Belajar Siswa yang menggunakan metode Practice Rehearsal

Pairs pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya ... 87

2. Hasil Belajar Siswa yang menggunakan metode Konvensional pada

Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya... ... 89

3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang menggunakan metode Practice

Rehearsal Pairs dan metode Konvensional pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya ... 90

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 92 B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94 Lampiran-lampiran

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VII Tahun Ajaran 2018-2019 di

MTs Islamiyah Palangka Raya... 5

Tabel 1.2 Kriteria Pencapaian Hasil Belajar ... .13

Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian ... .52

Tabel 3.2 Rincian Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 53

Tabel 3.3 Data Siswa MTs Islamiyah Palangka Raya Tahun Ajaran 2019/2020. 54 Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Tertulis Bentuk Objektif (PG) ... 58

Tabel 3.5 Indikator Tes Lisan ... 60

Tabel 3.6 Kriteria Validitas Instrumen Tes ... 62

Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas ... 63

Tebel 3.8 Uji Validitas Instrumen Tes dari 30 Soal ... 64

Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siswa Tes Tertulis dan Lisan Kelas VIII B (Metode Practice Rehearsal Pairs) ... 69

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa kelas VIII B (Metode Practice Rehearsal Pairs) ... 71

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B (Metode Practice Rehearsal Pairs)... 72

Tabel 4.4 Perhitungan Mean, dan Standar Deviasi Hasil Belajar (Posttest) Siswa Kelas VIII B ( Metode Practice Rehearsal Pairs) ... 73

Tabel 4.5 Perhitungan Zi, dan Ztabel Pada Tabel Distribusi Normal ... 74

Tabel 4.6 Perhitungan Nilai Fo(x), Sn(x), dan Dmaks ... 74

Tabel 4.7 Daftar Hasil Belajar Siswa Tes Tertulis dan Lisan Kelas VIII A (Metode Konvensional) ... 76

Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A (Metode Konvensional) ... 77

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A (Metode Konvensional) ... 78

Tabel 4.10 Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Hasil Belajar Siswa KelasVIII A (Metode Konvensional) ... 79

(18)

xviii

Tabel 4.12 Perhitungan Fo (x), Sn (x), dan Dmaks ... 81 Tabel 4.13 Data Hasil Belajar (Posttest) Siswa Kelas VIII B (Metode Practice

Rehearsal Pairs) dan Kelas VIII (Metode Konvensional) ... 82 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B (Metode Practice Rehearsal Pairs)... 88 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A (Metode

(19)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B (Metode

Practice Rehearsal Pairs) ... 72 Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A (Metode

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu upaya untuk mengembangkan bakat serta potensi yang ada dalam diri siswa melalui proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan isi UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi:

Pendidikan adalah suatu usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU. Sisidiknas No.20.tahun 2003: 95).

Kegiatan-kegiatan pendidikan itu sendiri diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan itu sendiri adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005:98).

Agama Islam memberikan tuntunan kepada manusia agar kehidupan sejahtera dan seantiasa beriman serta bertaqwa kepada Tuhannya. Tuntunan tersebut yaitu berupa Al-Qur‟an dan Hadis. Keduanya merupakan sumber ajaran Islam sekaligus pedoman hidup setiap muslim yang wajib dijadikan pegangan. Tanpa berpegang terhadap keduanya maka kehidupan manusia akan kehilangan

(21)

arah dan tujuan. Allah SWT telah berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 yaitu:

اَج ْذَق ...

ٓ

ىُكَء

ََُّ ََْٰٕض ِر َغَثهذٱ ٍَِي ُ هلِلّٱ ِِّت يِذَْٓي .ٌٍيِثُّي ٌةََٰرِك َٔ ٌرَُٕ ِ هلِلّٱ ٍَِّي

ۥ

َمُثُس

َِِّْرِإِت ِرُُّٕنٱ ىَنِإ ِد ًََُٰهُّظنٱ ٍَِّي ىُُٓج ِرْخُي َٔ ِىََٰههسنٱ

ۦ

ىيِقَرْسُّي ٍط ََٰر ِص َٰىَنِإ ْىِٓيِذَْٓي َٔ

/جدءاًنا(

:

ا-٦

Artinya:

...Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus (QS. Al-Maidah 5:15-16).

Agar manusia tidak kehilangan arah dan tetap berpedoman pada Al-Qur‟an dan Hadis maka dari itu dalam dunia pendidikan dimasukkanlah mata

pelajaran Al-Qur‟an Hadis. Mata pelajaran ini bertujuan supaya menumbuhkan kecintaan siswa terhadap kitabnya yaitu Al-Qur‟an dan sunnahnya yaitu Hadis. Menanamkan dalam diri siswa agar gemar membaca Al-Qur‟an beserta Hadisnya. Membimbing siswa agar mau membacanya dengan benar (sesuai tajwid), mempelajari, memahami, meyakini, serta mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Sesuai dengan tujuan pendidikan agama Islam yaitu “untuk membentuk dan membimbing manusia menjadi hamba yang teguh

imannya, taat beribadah, berakhlak mulia, serta mengamalkan ajaran agamanya. Mulai dari perbuatan, perkataan, serta tindakannya (Rokib, 2009: 31).

Mengingat betapa pentingnya pelajaran Al-Qur‟an Hadis untuk diajarkan terutama di zaman sekarang yang semakin berkembangnya teknologi. Sehingga apapun bisa mereka dapatkan melalui teknologi, yang menimbulkan generasi

(22)

3

sekarang menjadi malas membaca dan mempelajari sumber hukum aslinya yaitu Al-Qur‟an dan Hadis. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi seorang guru agama untuk menarik minat siswa agar mau dan bersemangat mempelajari Al-Qur‟an dan Hadis. Upaya menarik minat tersebut dapat terbentuk melalui interaksi antara siswa dengan para pendidiknya. Interaksi siswa dengan pendidik tersebut dapat berlangsung melalui proses belajar mengajar.

Pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan suatu persiapan serta suatu perencanaan yang terencana guna tercapainya tujuan pembelajaran yang berupa hasil belajar. Hasil belajar itu sendiri menurut Parwati (2018:24) yaitu sebuah perbuatan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Perbuatan, tingkah laku tersebut dapat dinyatakan dalam simbol berupa huruf, angka serta kalimat sesuai dengan kriteria.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi hasil belajar menurut Parwati Parwati (2018:36) yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari faktor fisiologis faktor psikologis (berupa kecerdasan, motivasi, minat). Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga, masyarakat, dan sekolah yang terdiri dari kurikulum, sarana prasarana, guru, peserta didik, dan metode pembelajaran.

Guru dan metode merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar. Guru adalah orang yang memberikan informasi atau materi kepada siswa. Sedangkan metode merupakan cara atau langkah yang dilakukan guru guna mempermudah dalam penyampaian pembelajaran.

(23)

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa guru dan metode termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 12 Maret 2019 di MTs Islamiyah Palangka Raya, dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur‟an Hadis terdapat beberapa permasalahan diantaranya siswa kurang memperhatikan gurunya saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa juga terlihat bosan dan kurang semangat. Hal ini dikarenakan guru mata pelajaran masih menggunakan metode Konvensional. Metode yang digunakan Guru antara lain seperti metode ceramah, tanya jawab. Guru juga sudah melakukan metode ceramah serta memberikan tugas kepada peserta didik. Namun metode tersebut belum terlaksana secara optimal sehingga siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Terutama pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis khususnya pada materi Tajwid masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru, sehingga peserta didik belum terlibat aktif dan cenderung bosan jika hanya mendengarkan guru berceramah dan diberi tugas. Seharusnya untuk materi tajwid siswa ditugaskan untuk mempraktikkan keterampilan menerapkan hukum tajwid dalam ayat Al-Qur‟an.

Dapat dilihat dari hasil belajar ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM. KKM untuk mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis adalah 74. Adapun gambaran nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur‟an

(24)

5

Hadis kelas VII di MTs Islamiyah Palangka Raya tahun ajaran 2018-2019 yaitu dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VII Tahun Ajaran 2018-2019 di MTs Islamiyah Palangka Raya

No. Kelas Nilai Jumlah Peserta

Siswa Nilai < 74 Nilai >74

1. VII A 15 11 26

2. VII B 5 21 26

Sumber: Guru mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis kelas VII di MTs Islamiyah

Tabel di atas menunjukkan bahwa masih ada beberapa nilai hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM.

Guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis juga menuturkan bahwa minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih sangat kurang, mungkin hal ini karena metode yang digunakan saat pembelajaran kurang bervariatif atau masih tradisional, serta keterbatasan pengetahuan mengenai metode yang lain sehingga siswa cenderung kurang semangat dan tertarik dalam belajar (wawancara dengan H, 12 Maret 2019).

Metode merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu pembelajran. banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam membantu proses belajar mengajar salah satunya yaitu metode Practice Rehearsal Pairs.

Metode Practice Rehearsal Pairs adalah metode praktik berpasangan dimana pada metode ini siswa lah yang akan memberikan pelajaran kepada teman-temannya. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan evaluator jalannya

(25)

pembelajaran. Pada metode ini siswa terbagi menjadi beberapa kelompok, dalam satu kelompok peserta memiliki tugas yang berbeda. Sehingga peserta didik akan merasa tertantang dan tertarik serta bersemangat dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan beberapa permasalahan di atas maka peneliti mengangkat judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Metode Practice Rehearsal

Pairs dan Metode Konvensional Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya.”

B.Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Pengaruh strategi pembelajaran PracticeRehearsal Pairs terhadap aktivitas belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VII SMP 21 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2018. Penelitian ini dilakukan oleh Dina Kartika UIN Raden Intan Lampung.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Strategi Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs terhadap aktivitas belajar PAI. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu observasi, tes.

Adapun hasil penelitian yang diperoleh aktivitas peserta didik selama pembelajaran menggunkan metode ular tangga melalui metode

Practice Rehearsal Pairs lebih aktif dengan kriteria baik. Terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik kelas 1 SDN Bangkirayen dari tes

(26)

7

awal memperoleh persentase 33%. Pada siklus 1 terjadi peningkatan hasil belajar dengan persentase 61% dengan kriteria cukup dominan 13 orang siswa mendapat nilai di atas KKM dari 21 orang. Sedangkan pada siklus 2 mengalami peningkatan dengan persentase 85,7% dengan kriteria baik dari 18 orang mendapat nilai KKM >60, sehingga siklus 2 dinyatakan lulus/tuntas dari hasil yang diharapkan ditempat penelitian tersebut yaitu di atas 85%.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan saya lakukan, yaitu sama-sama mencari hasil belajar. Sedangkan perbedaannya penelitian sebelumnya hanya satu variabel bebas sedangkan dalam penelitian yang akan saya lakukan yaitu terdiri dari 2 variabel bebas. Dan lebih memfokuskan untuk membandingkan hasil belajar siswa antara yang

menggunakan metode Practice Rehersal Pairs dan metode Konvensional.

2. Peningkatan kemampuan menghafal surat pendek melalui strategi Practice Rehearsal Pairs mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis kelas IV SD Thohir Bakri Surabaya. Penelitian ini dilakukan oleh M.Chusen Al-Ghozi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Penelitian ini dialakukan bertujuan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan menghafal surat pendek dengan strategi Practice Rehearsal

Pairs pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis kelas IV di SD KH. Thohir Bakri Surabaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu observasi, wawancara, penelitian untuk kinerja dan

(27)

dokumentasi. Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan siswa, dan lembar penilaian untuk kerja sama.

Adapun hasil dari penelitian ini bahwa kemampuan menghafal siswa dari siklus 1 dan 2 mengalami peningkatan. Pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 80,95 ada 15 orang siswa dan 5 belum tuntas, dan ketuntasan belajar mencapai 75% dari 20 siswa. Sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata meningkat menjadi 91, 4 ada 19 siswa yang tuntas dan 1 siswa yang belum tuntas, dengan ketuntasan mencapai 95% dari 20 orang siswa.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan saya

lakukan yaitu sama-sama menggunakan metode Practice Rehersal Pairs,

sama-sama mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis. Perbedaannya yaitu penelitian yang akan saya lakukan lebih fokus pada materi yang berhubungan dengan pemahaman tajwid. Instrument yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa, dan lembar penilaian untuk kerja sama.

3. Perbandingan hasil belajar siswa antara yang menggunakan metode Make A

Match dengan yang menggunakan metode pembelajaran Konvensional dalam pelajaran IPS. Penelitian ini dilakukan oleh Uswatun Hasanah IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa

yang menggunakan metode Make a Match dan metode Konvensional pada

(28)

9

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan wawancara. Kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistic independent sample test. Dan untuk hasil belajar siswa IPS yang menggunakan metode Make a Match

yaitu termasuk kategori baik sebesar 77, 33. Sedangkan yang menggunakan metode Konvensional menunjukkan hasil sebesar 63, 33 dengan kategori cukup.

Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitan yang akan saya lakukan adalah sama-sama menggunakan dua variabel bebas, sama-sama ingin membangdingkan hasil belajar siswa melalui dua metode. Yaitu metode baru dan metode Konvensional. Perbedaannya adalah penelitian yang akan saya lakukan membandingakan hasil belajar anatara

metode Practice Rehearsal Pairs dan metode Konvensional. Sedangkan

penelitian sebelumnya membandingkan hasil belajar siswa melalui metode

make a match dan metode konvensional. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian yang akan saya gunakan menggunakan t-test sedangkan penelitian sebelumnya menggunkan uji statistic independent sample test.

Peneliti mencantumkan perbedaan dan persamaan anatara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Meskipun ada beberapa persamaan, akan tetapi peneliti menegaskan bahwa ada perbedaan yang menjadi pertimbangan dalam penelitian ini yaitu mengenai tempat, waktu, dan subjek (peserta didik) yang berbeda.

(29)

Identifikasi masalah yang terjai pada penelitian ini yaitu:

1. Guru masih menggunakan metode tradisional, guru masih menggunakan

metode ceramah, dan tanya jawab.

2. Guru belum mengembangkan metode pembelajaran secara optimal.

3. Hasil belajar pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis pada aspek kognitif dan

psikomotorik peserta didik di MTs Islamiyah Palangka Raya masih rendah.

4. Siswa kurang aktif (pasif) karena cenderung hanya mendengarkan

penjelasan guru.

5. Siswa ribut dalam proses pembelajaran dan cenderung mengabaikan

penjelasan guru.

6. Pembelajaran yang dilakukan guru masih terpaku pada buku.

7. Proses pembelajaran yang digunaan di kelas masih berpusat pada guru.

D.Batasan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka pembahasan dalam penelitian ini akan dibatasi agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus dan mendalam. Batasan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya akan membandingkan hasil belajar siswa antara

Metode Practice Rehearsal Pairs dan Metode Konvensional pada mata

pelajaran Al-Qur‟an Hadis kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya. 2. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas VIII A dan kelas VIII B.

(30)

11

1. Bagaimana Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Practice

Rehearsal Pairs Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya?

2. Bagaimana Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode

Konvensional Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya?

3. Apakah Ada Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara yang Menggunakan

Metode Practice Rehearsal Pairs dan Metode Konvensional Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya?

F.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode

Practice Rehearsal Pairs Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya.

2. Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode

Konvensional Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya.

3. Untuk Mengetahui Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara yang

Menggunakan Metode Practice Rehearsal Pairs dan Metode Konvensional

Kelas VIII MTs Islamiyah Palangka Raya.

G.Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis

(31)

Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat dijadikan tambahan dalam memperkaya khasanah keilmuan pendidikan serta dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran agar hasil belajar peserta didik di sekolah lebih baik dan perbaikan proses belajar mengajar terutama dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadis.

b. Bagi Guru

Dapat menambah wawasan bagi guru dan mengembangkan kualitas guru mengenai metode-metode pembelajaran yang efektif yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

c. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan serta pemahaman peneliti ketika peneliti menjadi pendidik dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

H.Definisi Operasional

(32)

13

Metode Practice Rehearsal Pairs adalah metode yang berupa praktik

berpasangan. Pasangan tersebut memiliki tugas masing-masing, yaitu sebagai demonstrator dan satunya sebagai pemerhati yang dilakukan secara bergantian dengan keterampilan berbeda.

2. Metode Konvensional

Metode Konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau metode yang biasa/lazim dilakukan oleh Guru untuk menyampaikan pembelajaran, diantaranya metode ceramah, tanya jawab.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu pengukuran dari penilaian kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam simbol, huruf, angka, dan kalimat berupa keterampilan yang dicapai dengan kriteria sebagai berikut:

Tebel 1.2 Kriteria Pencapaian Hasil Belajar

Nilai Keterangan

93-100 Sangat Baik

83-92 Baik

74-82 Cukup

≤74 Kurang

Sumber: Data KKM Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis MTs Islamiyah I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari bab dan subbab.

Bab I Pendahuluan, pada bab ini terdiri beberapa sub bab diantaranya latar belakang, hasil penelitian yang relevan, identifikasi masalah, batasan masalah,

(33)

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Teori, pada bab ini terdiri dari deskripsi teori yang sesuai dengan judul penelitian. Kemudian konsep dan pengukuran serta hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian, pada bab ini berisikan pembahasan mengenai metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengabsahan instrumen, dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil penelitian dan pengujian hipotesis, pada bab ini berisikan pembahasan mengenai deskripsi hasil penelitian. Kemudian pengujian hipotesis.

Bab V Pembahasan Hasil dan Analisis Hasil Penelitian.

(34)

15 BAB II KAJIAN TEORI A.Deskripsi Teori

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu (Gronlund dalam Khodijah, 2014:189).

Hasil belajar merupakan sesuatu untuk mengukur apakah seseorang sudah belajar atau belum digunakan sebagai indikator. Sujana dalam (Parwati, 2018: 24) mengatakan bahwa hasil belajar adalah suatu perbuatan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Suprijono (2014:5) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Pemikiran Gagne tentang hasil belajar itu berupa:

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas yang mengungkapakan pengetahuan

dalam bentuk bahasa lisan maupun tertulis.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang.

c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri.

d. Keterampilan motorik merupakan kemampuan melakukan serangkaian

(35)

e. Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Menurut (Rusman, 2013:123) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah suatu kemampuan, pengalaman atau tingkat penguasaan yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan proses pembelajaran.

2. Jenis-jenis Hasil Belajar

Bloom membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif, yaitu berhubungan dengan kemampuan berfikitr seseorang. Menurut Partawi (2018:26) Taksonomi Bloom ranah kognitif terbagi lagi menjadi 6 jenjang. Jenjang ini bersifat hierarkis, maksudnya jenjang satu lebih tinggi dari jenjang lain, dimana jenjang yang lebih tinggi akan dapat dicapai apabila yang rendah sudah dikuasai. Ke enam jenjang tersebut antara lain: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berhubungan dengan minat, perhatian, sikap, emosi, penghargaan, proses, internalisasi dan pembentukan karakteristik diri.

(36)

17

Pada ranah afektif ada beberapa tingkatan yaitu penerimaan, penanggapan, penghargaan, pengorganisasian, penjatidirian.

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan kemampuan gerak atau manipulasi yang bukan disebabkan oleh kematangan biologis, kemampuan gerak. Ranah ini ada 7 jenjang yaitu: persepsi, kesiapan, respon, mekanisme, respon tampak yang kompleks, penyesuaian, penciptaan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Suatu pembelajaran dapat berjalan dengan lancar atau tidaknya dapat dilihat dari suatu hasil belajar. Mencapai suatu hasil belajar itu sendiri ada beberapa faktor yang mempengaruhi, faktor-faktor tersebut antara lain: a. Faktor Intern

Faktor intern yaitu faktor-faktor yang berasal dari diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor intern itu sendiri terdiri dari: 1) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan fisik seorang individu.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor tersebut antara lain: kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.

(37)

a) Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.

b) Motivasi

Kata motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motif duiartikan sebagai daya penggerak dari dalam subjek unttuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan (Sardiman, 2014:73).

Sedangkan menurut Hamalik (2002:173) motivasi adalah perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan muncul/timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Jadi motivasi adalah suatu dorongan yang merubah ke arah yang positif, atau sesuatu yang menggerakkan individu menuju yang lebih baik.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau suatu keinginan yang besar terhadap sesuatu.

d) Sikap

e) Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki individu untuk

(38)

19

f) Rasa percaya diri, yaitu rasa yang timbul dari suatu keinginan untuk mewujudkan diri untuk bertindak dan berhasil.

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan yang terjadi pada diri seseorang dapat

mempengaruhi terhadap tingkat pencapaian hasil belajar. Kelelahan tersebut terdiri dari dua macam yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani bisa ditandai seperti tubuh menjadi lemah atau kurang istirahat. Lemah rohani dapat dilihat dari kelesuan dan kebosanan.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi diri seseorang yang berasal dari luar. Faktor ekstern terbagi menjadi tiga yaitu faktor keluarga, faktor masyarakat, dan faktor sekolah.

Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Kemudian faktor mayarakat yang terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Selanjutnya ada faktor sekolah menurut Parwati (2018: 45-48) yang terdiri dari :

1) Metode pembelajaran

Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti

cara atau jalan yang ditempuh (Khuluqo, 2017:129). Sedangkan metode menurut bahasa sering diartikan sebagai cara. Dalam Bahasa

(39)

Arab metode dikenal dengan istilah Thoriqah yang berarti langkah-langah strategis mempersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan (Ramayulis dalam Gunawan 2013:165).

Metode adalah cara yang digunakan guru untuk

menyampaikan pelajaran kepada siswa (Hamdani, 2011:80).

Sehingga dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara atau langkah yang ditempuh seorang guru untuk membantu mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pemilihan metode belajar berkaitan dengan usaha pendidik dalam menyampaikan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Penggunaan metode belajar yang monoton dalam proses belajar mengajar akan menyebabkan peserta didik menjadi bosan. Untuk itu seorang guru harus berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, serta meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar.

Ada banyak macam-macam metode pembelajaran diantaranya

ada metode Practice Rehearsal Pairs dan metode Konvensional.

a) Metode Practice Rehearsal Pairs

Metode Practice Rehearsal Pairs adalah suatu metode

sederhana yang dipakai untuk mempraktikkan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar (Zaini, 2004:84). Tujuannya

(40)

21

adalah untuk meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan ketarampilan dengan benar.

Metode Practice Rehearsal Pairs ini cocok digunakan pada

materi yang bersifat psikomotorik. Adapun langkah-langkah pelaksanaan metode ini sebagaimana dijelaskan Zaini (2004:84) yaitu sebagai berikut:

(1) Pilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari siswa.

(2) Bentuklah pasangan-pasangan. Dalam pasangan buat dua

peran, pertama sebagai penjelas atau pendemonstrasi dan yang kedua sebagai pemerhati atau pengecek.

(3) Orang yang bertugas sebagai demonstrator adalah sebagai

penjelas untuk menjelaskan atau mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang telah ditentukan. Sedangkan yang bertugas sebagai pemerhati tugasnya adalah menagamati dan menilai penjelasan atau demonstrasi yang dilakukan temannya.

(4) Kemudian pasangan bertukar peran. Demonstrator kedua

diberi keterampilan yang lain.

(5) Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai.

Sedangkan menurut Suprijono (2014:116) langkah-langkah metode pembelajaran Practice Rehearsal Pairs adalah sebagai berikut:

(41)

(1) Pilih satu keterampilan yang akan dipelajari siswa.

(2) Bentuklah pasangan-pasangan. Dalam pasangan buatlah dua

peran yaitu satu sebagai penjelas atau demonstrator dan yang satunya sebagai pemerhati.

(3) Orang yang bertugas sebagai penjelas menjelaskan atau

mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang telah ditentukan. Pemerhati bertugas mengamati dan menilai penjelasan atau demontrasi yang dilakukan temannya.

(4) Pasangan bertukar peran. Demonstrator kedua diberi

keterampilan lain.

(5) Selanjutnya proses ini diteruskan sampai semua keterampilan

atau prosedur dapat dikuasai. Kelebihan dari metode ini adalah:

1) Cocok digunakan pada materi yang bersifat psikomotorik.

2) Siswa akan terlibat aktif.

3) Meyakinkan bahwa kedua patner dapat melakukan

keterampilan yang ditentukan.

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling mengajar.

5) Siswa merasa memiliki tanggung jawab dan berusaha

memahami materi yang akan disampaikan kepada

pasangannya.

Sedangkan kelemahan metode Practice Rehearsal Pairs adalah kurang cocok digunakan untuk

(42)

23

b) Metode Konvensional

Metode mengajar konvensional adalah metode mengajar yang lazim dipakai guru atau sering disebut metode tradisional (Usman, 2002:33). Berikut adalah beberapa jenis metode-metode mengajar konvensional:

(1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara penyampaian bahan ajar secara lisan oleh guru di depan kelas. Metode ceramah ini merupakan teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim atau biasa dipakai oleh para guru di sekolah sejak dahulu. Keunggulan metode ini adalah menurut Usman (2005:35) antara lain:

(a) Penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang

disampaikan dapat sebanyak-banyaknya.

(b) Pengorganisasian kelas lebih sederhana, dan tidak

diperlukan pengelompokan siswa.

Sedangkan menurut Ramayulis (2010: 301) keunggulan metode ceramah adalah:

(a) Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik

melakukan aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi peserta didik.

(43)

(b) Tidak membutuhkan tenaga banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat peserta didik dapat menerima pelajaran sekaligus.

(c) Pelajaran harus bisa dilaksnakan dengan cepat, karena yang

dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.

(d) Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika banyak

bahan yang disampaikan sedangkan waktu terbatas dapat disampaikan pokok-pokoknya saja, sedangkan bila waktu masih banyak dan bahan sedikit dapat dijelaskan lebih detail.

Sedangkan kelemahan dari metode ceramah adalah:

(a) Pembelajaran cenderung (teacher centered) berpusat pada guru.

(b) Guru kurang mengetahui dengan pasti sejauh mana peserta

didik telah menguasai materi.

(c) Pada peserta didik dapat terbentuk konsep-konsep yang lain

dari apa yang dimaksudkan guru.

(d) Sering kesulitan menangkap apa maksudnya bila ceramah

berisi istilah-istilah yang kurang dimengerti.

(e) Tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah dan berpikir.

(44)

25

(f) Kurang memberikan peserta didik untuk mengembangkan

kecakapanya untuk mengutarakan pendapatnya sendiri.

(g) Jika guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam

waktu yang singkat, menimbulkan kesan pemaksaan terhadap kemampuan penerimaan peserta didik.

(h) Cenderung membosankan dan perhatian peserta didik

berkurang, karena guru kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis peserta didik.

Langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah antara lain: (a) Persiapan

Tujuannya menjelaskan kepada peserta didik tentang tujuan pembelajaran dan masalah atau pokok-pokok masalah, apa yang akan dibahas dalam pembelajaran. Membangkitkan bahan apersepsi pada peserta didik untuk membantu peserta didik memahami pelajaran yang akan disajikan.

(b) Penyajian

Pada tahap ini disajikan bahan yang berkenaan dengan pokok-pokok masalah. Atau menyajikan materi-materi yang akan disampaikan/diajarkan kepada peserta didik.

(c) Generalisasi

Pada tahap ini yang dilakukan adalah menghimpun dan menyimpulkan mengenai pokok-pokok masalah ceramah atau materi yang disampaikan.

(45)

(2) Metode Diskusi

Menurut Ramayulis (2010:321) :

Kata diskusi berasal dari bahasa latin yaitu: “discussus” yang berarti “to examine”, “investigate” (memeriksa, menyelidik). “Discuture” berasal dari akar kata dis +

cuture. Dis artinya terpisah “cuture” artinya

menggoncang atau memukul” (to shake atau strike), kalau diartikan maka discuture ialah suatu pukulan yang dapat memisahkan sesuatu. Dengan kata lain mebuat sesuatu itu jelas dengan cara memecahkan atau menguraikan sesuatu tersebut (to clear away by breaking up or cuturing).

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran, dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik atau kelompok-kelompok peserta didik untuk mengadakan pembicaraan ilmiah untuk mengumpulkan pendapat, kemudian menyimpulkan dan memberikan solusi dari suatu masalah. Kelebihan metode diskusi menurut Usman (2002: 37) antara lain:

(a) Suasana kelas menjadi lebih hidup.

(b) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu.

(c) Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa karena

mereka mengikuti proses berfikir sebelum menyimpulkan. (d) Peserta didik dilatih belajar untuk mematuhi peraturan dan

tata tertib suatu diskusi.

(e) Membantu peserta didik untuk mengambil keputusan yang

(46)

27

(f) Tidak terjebak pada pikiran individu yang kadang-kadang salah.

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:

(a) Kemungkinan ada beberapa peserta didik yang tidak aktif.

(b) Sulit menduga hasil yang dicapai karena waktu yang

digunakan cukup lama.

Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi:

(a) Pendahuluan, guru dan murid peserta menentukan masalah. Menentukan bentuk diskusi yang akan digunakan sesuai dengan masalah yang akan didiskusikan dan kemampuan peserta didik dalam melakukan diskusi.

(b) Pelajaran inti, saat pelaksanaan diskusi guru dapat langsung memimpin atau dipimpin peserta didik yang dianggap cakap namun guru tetap bertanggug jawab berlangsungnya diskusi.

(c) Penutup, guru atau memimpin diskusi memberikan tugas

kepada audience membuat kesimpulan. Kemudian guru memperjelas dari kesimpulan diskusi.

(3)Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara menyajikan materi pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan-pertayaan kepada siswa untuk dijawab, atau sebaliknya pertanyaan-pertanyaan diajukan siswa lalu dijawab oleh siswa lainnya.

(47)

Menurut Yusuf (1995:62) kelebihan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

(a) Situasi kelas menjadi hidup/dinamis, karena siswa aktif berpikir dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajarkan.

(b) Melatih siswa agar berani mengemukakan pendapat secara argumentif dan bertanggung jawab.

(c) Mengetahui perbedaan pendapat antar siswa dan guru yang

dapat membawa kearah diskusi yang positif.

(d) Membangkitkan semangat belajar dan daya saing yang

sehat antar siswa.

(e) Dapat mengukur batas kemampuan dan penguasaan siswa

terhadap pelajaran yang telah diberikan.

Kelemahan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

(a) Bila terjadi perbedaan pendapat akan banyak menyita waktu

untuk menyelesaikannya. Bahkan perbedaan pendapat antar siswa dan guru dapat menjurus kepada hal negatif, dimana siswa menyalahkan guru.

(b) Tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok

pembahasan atau materi pelajaran, hal ini terjadi apabila guru tidak dapat mengendalikan jawaban atas segala pertanyaan siswa.

(48)

29

(d) Tanya jawab akan dapat membosankan jika dinyatakan

tidak ada variasi.

Langkah-langkah metode tanya jawab antara lain:

(a) Tujuan pembelajaran harus dirumuskan terlebih dahulu

dengan sejelas-jelasnya.

(b) Guru harus menyelidiki apakah metode tanya jawab satu-satunya metode yang paling tepat dipakaikan.

(c) Guru harus meneliti untuk apa metode ini diciptakan,

apakah; dipakaikan untuk menghubungkan pelajaran lama dengan pelajaran baru, untuk mendorong atau memotivasi siswa agar mempergunakan pengetahuan untuk pemecahan suatu masalah, untuk menyimpulkan suatu uraian, untuk mengingatkan kembali terhadap apa yang dihafalkan peserta didik, untuk menuntun pemikirannya, untuk memusatkan perhatiannya.

(d) Kemudian guru harus meneliti, apakah jenis pertanyaan itu

mengandung banyak permaslahan atau tidak, terbatasnya jawaban atau tidak, hanya dijawab dengan ya atau tidak atau ada untuk mendorong peserta didik berfikir untuk menjawabnya.

(e) Guru memilih mana diantara jawaban-jawaban yang banyak

(49)

(f) Guru harus mengajarkan cara-cara pembuktian jawaban, dengan mengemukakan suatu fakta yang dikutip dari buku, majalah harian, dan lainnya. Meneliti setiap jawaban dengan menggunakan sumbernya, menjelaskan dipapan

tulis dengan berbagai argumentasi. Kemudian

membandingkan dengan apa yang pernah dilihat peserta didik, menguji kebenarannya terhadap orang-orang yang ahli dan melakukan exsperimen untuk membuktikan kebenaran.

(4) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan

sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk

memperlihatkan kepada temannya di depan kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu (Usman, 2005: 45).

Sedangkan menurut Armai (2002:190) metode

demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan

peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau

memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses

pembentukan tertentu kepada siswa.

Kelebihan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

(a) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti

(50)

31

(b) Dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang

materi pelajaran yang disampaikan, karena siswa tidak hanya mendengar tetapi melihat bahkan mempraktikkannya.

(c) Dapat memfokuskan pengertian siswa terhadap materi

pelajaran dalam waktu yang relatif singkat.

(d) Memusatkan perhatian siswa.

(e) Menambah pengalaman anak didik.

(f) Mengurangi kesalahpahaman karena pembelajaran menjadi

lebih jelas dan kongkrit.

(g) Menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran

setiap siswa karena mereka ikut serta berperan secara langsung.

Kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

(a) Memerlukan waktu yang cukup banyak.

(b) Apabila kekurangan media, maka metode demonstrasi

menjadi kurang efektif.

(c) Memerlukan biaya yang cukup mahal terutama untuk

pembelian alat-alat.

(d) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

(e) Apabila siswa tidak aktif metode demonstrasi menjadi tidak

(51)

Langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi yaitu:

(a) Perencanaan, yang dilakukan yaitu memusatkan tujuan yang

jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir. Dengan mempertimbangkan pemilihan metode yang tepat, apakah alat-alat yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah, dan apakah jumlah siswa memungkinkan untuk melakukan demonstrasi.

(b) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum melakukan metode ini dicoba terelebih dahulu.

(c) Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan, apakah

tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk menyatakan beberapa hal atau pendapat selama dan sesudah pelaksanaan metode demonstrasi.

(d) Selama demonstraasi berlangsung seorang guru hendaknya

instropeksi diri, apakah keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas, semua media telah ditempatkan diposisi yang baik sehingga siswa dapat melihatnya, siswa disarankan untuk membuat catatan yang dianggap perlu.

(e) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak

(52)

33

(5)Metode Resitasi

Metode resitasi yaitu metode berupa penugasan atau pekerjaan rumah. Kelebihan metode rsitasi antara lain:

(a) Siswa lebih banyak mengalami sendiri apa yang

dipelajarinya.

(b) Sangat berguna untuk mengisi kekosongan waktu agar

siswa dapat melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif.

(c) Siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab.

Sedangkan kelemahan yang dimiliki metode resitasi sendiri antara lain:

(a) Dapat menimbulkan keraguan, karena adanya kemungkinan

pekerjaan diberikan kepada siswa justru dikerjakan oleh orang lain.

(b) Guru sering mengalami kesusahan dalam pemberian tugas

yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.

(c) Apabila tugas terlalu dipaksakan dapat menimbulkan

terganggunya kestabilan mental dan pikiran.

(6) Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok merupakan metode yang dilakukan dua orang atau lebih yang anggota kelompoknya diabagi berdasarkan kesepakatan, bertujuan untuk mempermudah pembelajaran.

(53)

(a) Dilihat dari segi paedagogis kegiatan kelompok akan meningkatkan kualitas kepribadian siswa, sepertinya adanya kerja sama, toleransi, berpikir kritis.

(b) Dari segi psikologi timbul persaingan yang positif antar kelompok karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok.

(c) Dari segi sosial, anak yang pandai dalam kelompok tersebut

dapat membantu anak yang kurang pandai dalam hal menyelesaikan tugas.

Sedangkan kelemahan pada metode kerja kelompok adalah:

(a) Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang

kompleks dibanding dengan metode lainnya.

(b) Apabila guru kurang kontrol maka akan terjadi persaingan yang negatif antar kelompok.

(c) Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya

dikerjakan oleh beberapa siswa yang cukup rajin, sedangkan siswa yang malas akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada temannya dalam kelompok tersebut.

(7)Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama adalah suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti yang terjadi dalam kehidupan masyarakat (Arief, 2002:180).

(54)

35

Kelebihan metode sosiodrama adalah :

(a) Melatih anak didik untuk memerankan sesuatu serta melatih

keberanian.

(b) Akan lebih menarik perhatian anak didik, sehingga suasana

kelas lebih hidup.

(c) Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa, mudah

mengambil kesimpulan berdasarkan perannya sendiri.

(d) Menyalurkan perasaan dan keinginan yang terpendam

karena memperoleh kesempatan mengekspresikan

penghayatan mengenai suatu masalah di depan orang banyak.

(e) Untuk mengajar anak didik agar menempatkan dirinya

diantara orang lain.

Kelemahan metode sosiodrama antara lain:

(a) Situasi sosial yang diciptakan dalam suatu lakon/peran, kualitas emosional kurang dengan situasi sebenarnya.

(b) Sulit dalam memilih dan menentukan peran yang sesuai

untuk anak didik.

(c) Perbedaan adat, kebiasaan dan kehidupan dalam masyarakat

akan mempersulit penerapan metode.

(d) Terkadang anak didik tidak mau memerankan suatu adegan

karena malu.

(55)

(f) Anak didik yang tidak mendapat giliran akan menjadi pasif. Langkah-langkah pelaksanaan metode sosiodrama sebagai berikut:

(a) Menentukan secara pasti situasi masalah.

(b) Menentukan pelaku atau pemeran.

(c) Permainan sosiodrama atau peragaan situasi.

(d) Menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks.

(e) Menganalisis dan membahas permainan peran.

(f) Mengadakan evaluasi.

(8)Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah metode pembelajaran yang

berhubungan dengan kegiatan membawa kelompok

mengunjungi beberapa tempat yang khusus, menarik untu mengamati situasi, mengamati kegiatan, menemui objek yang tidak bisa dibawa ke kelas (Nasih, 2013: 87).

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut:

(a) Siswa mendapatkan pengalaman-pengalaman pribadi yang

nyata dan langsung.

(b) Anak didik dapat mengamati kejadian-kejadian dalam

situasi yang sebenarnya, seperti mengamati yang dilakukan orang lain di tempat tersebut.

(c) Anak didik dapat belajar berbagai macam hal dalam waktu

(56)

37

(d) Anak didik mengkaji pengetahuan yang didapat dari buku dan pengalaman langsung.

Kelemahan metode karyawisata antara lain:

(a) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.

(b) Memerlukan perencanaan dangan persiapan yang matang.

(c) Karyawisata sering unsur rekreasi yang menjadi prioritas dari pada tujuan utama, dan biasanya unsur studianya terabaikan.

(d) Perlu pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak

didik di lapangan.

(e) Biayanya yang diperlukan cukup banyak dan mahal ke

tempat-tempat rekreatif.

(f) Tanggung jawab besar guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata terutama keselamatan anak didik.

Langkah-langkah pelaksanaan metode karyawisata sebagai berikut:

(a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber

belajar mengajar.

(b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan

program sekolah.

(c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai

Gambar

Tabel 4.12 Perhitungan Fo (x), Sn (x), dan Dmaks .............................................
Grafik 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B (Metode
Tabel 1.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VII Tahun  Ajaran 2018- 2018-2019 di MTs Islamiyah Palangka Raya
Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa bulan setelah mengambil alih kewenangan untuk mengelola Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) tersebut, Dispenda Kabupaten Barito Kuala

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penentuan tarif pengiriman barang di PT Supra Raga Transport tepat karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Metode: Dibuat desain sistem untuk mengobjektifikasi dan menguantifikasi pemeriksaan fisik, yang terdiri dari empat komponen: pemindaian tubuh pasien secara 3

Sebagai tanaman sela dalam pola agroforestri, kacang tanah memberikan interaksi bagi tanah dan tanaman di sekitarnya.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil perhitungan uji wilcoxon test dijelaskan bahwa terdapat pengaruh penerapan media audio visual terhadap hasil shooting

Usaha yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan perhatian siswa pada siklus II, dengan memberi penekanan lebih ketika menjelaskan, memberi instruksi dan

Kebijakan pola ruang kawasan budidaya diarahkan berdasarkan sifat-sifat kegiatan yang akan ditampung, potensi pengembangan, dan kesesuaian lahan. Rencana Pola Ruang

Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah ( low pressure /LP), dan tekanan-temperatur tinggi ( high