• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ORIENTASI PASAR, KEUNGGULAN BERSAING DAN LOKASI USAHA TERHADAP KINERJA USAHA STUDI UMKM SIOMAY CIKARANG SELATAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ORIENTASI PASAR, KEUNGGULAN BERSAING DAN LOKASI USAHA TERHADAP KINERJA USAHA STUDI UMKM SIOMAY CIKARANG SELATAN SKRIPSI"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

ARI SUHENDRA

NIM : 111610661

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

BEKASI

(2)

Diajukan Kepada Universitas Pelita Bangsa Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Menyelesaikan Program Sarjana S1

SKRIPSI

OLEH:

ARI SUHENDRA

NIM : 111610661

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

BEKASI

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk

dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan. – Tom Bodett

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.

– Andrew Jackson

The more you give, the more you will get.

(Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak ilmu yang akan anda dapatkan)

(7)

vii KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul “Pengaruh Orientasi Pasar, Keunggulan Bersaing dan Lokasi Usaha terhadap Kinerja Usaha UMKM Siomay

Cikarang Selatan”. Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperolehgelar Strata Satu Sarjana Manajemen (S.M) Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa (UPB).

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini dapat diselesaikan berkatdukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Hamzah M. Mardi Putra, S.K.M., M.M selaku Rektor Universitas Pelita Bangsa

2. Ibu Preatmi Nasuti, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.

3. Ibu Yunita Ramadhani RDS, S.E.,M.Sc. selaku Ketua Prodi manajemen Fakultas Universitas Pelita Bangsa

4. Bapak Indra Permana S.Sos.,M.M selaku Pembimbing Utama yang telah membimbing,meluangkan waktu, memberikan banyak kemudahan, memberikan masukan,keteladanan serta motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.

5. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah berjuang mendidik dan membesarkanku, memberikan dukungan yang luar bisa berupa moril maupun materil.

6. Saudara, teman-teman dan juga kerabat dekat yang telah meberikan semangat dan motivasi.

7. Teman-temanku satu bimbingan yang telah berjuang bersama-sama penulis dalam menyelesaikan tugas akhir penelitian ini.

(8)

viii Meskipun penulis telah berusaha menyelesaikan Skripsi ini sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Bekasi, 10 Oktober 2020 Penulis,

(9)

ix DAFTAR ISI

Hal

COVER/JUDUL………...………i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………..iii

LEMBAR PENGESAHAN………..………iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI . ………v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

Abstract….………...……….xiii ABSTRAK ... xv BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 4 1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Landasan Teori ... 6

2.1.1 Pengertian Kinerja Usaha ... 6

2.1.2 Pengertian Orientasi Pasar ... 9

2.1.3 Pengertian Keunggulan Bersaing ... 11

2.1.4 Pengertian Lokasi Usaha ... 15

2.2 Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Populasi dan Sampel ... 24

3.3 Kerangka Pemikiran Operasional ... 25

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 26

(10)

x

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.1.1 Deskripsi Data dan/atau Gambaran Umum Penelitian ... 36

4.2 Analisa Data Penelitian ... 37

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ... 37

4.2.2 Data Responden ... 38

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 40

4.3.1 Pembahasan Atas Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

4.3.2 Pembahasan Atas Uji Asumsi Klasik ... 42

4.3.3 Pembahasan Uji Hipotesis ... 46

4.4 Interprestasi Data /Pembahasan ... 52

4.4.1 Pengaruh Orientasi Pasar terhadap Kinerja Usaha ... 52

4.4.2 Pengaruh Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Usaha ... 53

4.4.3 Pengaruh Lokasi Usaha terhadap Kinerja Usaha ... 53

4.4.4 Pengaruh Orientasi Pasar, Keunggulan Bersaing, dan Lokasi Usaha terhadap Kinerja Usaha ... 54

BAB V ... 56 5.1 Kesimpulan... 56 5.2 Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN………...58 RIWAYAT HIDUP………87

(11)

xi DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13

Nilai Tambah Bruto Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2012 -2013……….

Definisi Operasional Variabel………..

Responden Berdasarkan JenisKelamin………

Responden Berdasarkan Usia………... Responden Berdasarkan Pendidikan……… Responden Berdasarkan Omset/Bulan……….

Hasil Uji Validasi Orientasi Pasar, Keunggulan Bersaing, Lokasi Usaha dan

Kinerja Usaha………...

Hasil Uji Reliabilitas Orientasi Pasar, Keunggulan Bersaing, Lokasi Usaha

dan Kinerja Usaha……… Hasil Uji Normalitas……… Hasil Uji Heteroskedastisitas………...

Hasil Uji Multikolinearitas………...

Hasil Uji Regresi Linear Berganda……….. Hasil Uji F……… Hasil Uji T……… Hasil Perbandingan T hitung dan T tabel……….

Hasil Uji Koefisien Determinasi……….. 1 25 26 38 38 39 39 40 41 42 43 45 46 47 48 49 50

(12)

xii DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Gambar 4.1 Desain Penelitian……….. Scatterplot Heteroskedastisitas……… 25 43

(13)

xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Mapping Penelitian……….. Kuesioner Penelitian………

Data Diri Responden….………...

Rekapitulasi Jawaban Kuesioner……….

Data Responden………...

Hasil Uji Validitas……… Hasil Uji Reliabilitas……… Uji Asumsi Klasik……… Uji Analisis Regresi Linear Berganda……….

58 63 67 70 74 75 79 80 81

(14)

xiv THE EFFECT OF MARKET ORIENTATION, COMPETITIVE

ADVANTAGES AND BUSINESS LOCATIONS ON BUSINESS PERFORMANCE OF THE SIOMAY MSME STUDY IN SOUTH CIKARANG

Ari Suhendra¹) Indra Permana²)

ABSTRACT

The culinary business is one of the many service businesses that are growing rapidly even in times of crisis. This is because basically food is one of the basic human needs that must be fulfilled, so that if eating and drinking are still the priority needs, the culinary business will continue to grow and develop.The majority of Indonesian people are certainly familiar with dumplings because almost all places sell dumplings for example such as Bandung or Batagor dumplings which are usually sold near schools and community settlements. There is also a Chinese food restaurant that serves a variety of dim sum including dumplings in it, as well as several MSMEs that produce dumplings and entrusted to stalls or restaurants. This study aims to determine and analyze the effect of market orientation, competitive advantage, and business location on the business performance of Siomay MSMEs in South Cikarang. Respondents in this study were 70 Siomay business actors in Cikarang Selatan.Data collection was done by distributing questionnaires to respondents. The method of data analysis used Multiple Linear Regression Analysis with the SPSS 22 program (Statistical Package for Social Sciences). This type of research uses quantitative methods where Y1 business performance variables, X1 market orientation variables, X2 competitive advantage variables, X3 business location variables.The results of the multiple linear regression equation test, it is known that the magnitude of the market orientation process, competitive advantage and business location on business performance is Y = 01.819 + 0.254X1 + 0.389X2 + 0.243X3, with an F value of 5.230> F table 2.77 and a significance of 0.003 <0 , 05 means that there is a significant effect of market orientation, competitive advantage, and business location on the business performance of Siomay MSMEs in Cikarang Selatan. Keywords: market orientation; competitive advantage; business location;

(15)

xv

PENGARUH ORIENTASI PASAR, KEUNGGULAN

BERSAING DAN LOKASI USAHA TERHADAP KINERJA

USAHA STUDI UMKM SIOMAY CIKARANG SELATAN

Ari Suhendra¹) Indra Permana²)

ABSTRAK

Bisnis kuliner merupakan salah satu dari sekian banyak bisnis jasa yang berkembang dengan pesat walaupun pada masa krisis. Hal ini karena pada dasarnya makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, sehingga apabila makan dan minum masih menjadi kebutuhan yang diutamakan maka bisnis kuliner akan terus tumbuh dan berkembang. Mayoritas masyarakat Indonesia pastinya sudah tidak asing lagi dengan siomay karena hampir di semua tempat menjual siomay contohnya seperti siomay Bandung atau batagor yang biasa dijual di dekat sekolah maupun permukiman masyarakat. Ada pula yang tersedia di restoran Chinese food yang menyajikan berbagai dim sum termasuk siomay di dalamnya, serta beberapa UMKM yang memproduksi siomay dan dititipkan di warung atau rumah makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh orientasi pasar, keunggulan bersaing, dan lokasi usaha terhadap kinerja usaha UMKM Siomay di Cikarang Selatan. Responden dalam penelitian ini adalah 60 pelaku usaha Siomay di cikarang selatan.Pengumpulan data di lakukan dengan mendistribusikan kuesioner kepada responden. Metode analisis data menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda dengan program SPSS 22 (Statistical Package for Social Sciences). Jenis Penelitian menggunakan metode kuantitatif dimana Y1 variabel kinerja usaha, X1 variabel orientasi pasar,X2 variabel keunggulan bersaing, X3 variabel lokasi usaha. Hasil uji persamaan regresi linear berganda diketahui besarnya proses orientasi pasar, keunggulan bersaing dan lokasi usaha terhadap kinerja usaha sebesar Y = 01.819 + 0,254X1 + 0,389X2 + 0,243X3 , dengan nilai F hitung 5.230

> F tabel 2,77 dan signifikansi 0,003 < 0,05 artinya terdapat pengaruh signifikan orientasi pasar, keunggulan bersang, dan lokasi usaha terhadap kinerja usaha UMKM Siomay di Cikarang Selatan.

Kata Kunci: orientasi pasar; keunggulan bersaing; lokasi usaha ; kinerja usaha.

(16)

1 BAB 1

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu usaha untuk memulai suatu bisnis sendiri secara mandiri. Usaha ini memiliki sistem manajemen yang mandiri di mana modal disediakan sendiri oleh pemilik usaha dan jumlah karyawan yang cenderung terbatas. Apapun jenis usahanya, pasti mereka memiliki visi dan misi untuk dapat menciptakan produk baru atau sistem terbaru agar dapat mempertahankan usaha dari para pesaing lain. Begitu juga dengan wirausaha sebagai pemilik usaha, dituntut pula untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif agar dapat lebih mengembangkan dan memajukan usahanya guna memenuhi kebutuhan maupun keinginan konsumen. Dengan kekreativitasan yang dimiliki oleh wirausaha, membuat bisnis mereka lebih berkembang dan inovatif dibanding pesaing lain. Dengan begitu usaha mikro kecil dan menengah ini dapat lebih mudah dikenali oleh masyarakat luas dengan ciri khas yang ada pada produk UMKM tersebut. Selain itu, dengan adanya UMKM, akan ada banyak tenaga kerja yang terserap sehingga angka pengangguran yang ada di Indonesia khususnya dapat berkurang.

Sektor

Niai Tambah Bruto (Milyar Rupiah)

2012 2013 Periklanan 3,168,3 3,754,2 Arsitektur 11,510,3 12,890,9 Seni Rupa 1,737,4 2,001,3 Kerajinan 84,222,9 92,650,9 Tabel 1.1

(17)

Tabel diatas, dapat diketahui perkembangan sector kuliner mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini terbukti karena makanan merupakan salah satu kebutuhan wajib yang harus dipenuhi manusia setiap hari disamping kebutuhan pokok lainnya. Oleh karena itu sebagian besar UMKM dalam industri makanan hadir dengan memperkenalkan produk inovatif baru di pasaran agar masyarakat tidak bosan dengan makanan yang biasa disajikan, salah satunya adalah siomay. Siomay adalah salah satu jenis dimsum yang banyak dijual baik direstoran Tionghoa maupun pedagang kaki lima di Indonesia. Pola konsumsi masyarakat sekarang ini menyukai produk makanan yang penyajiannya praktis, sehingga hal ini menjadi dasar pemilihan pengolahan siomay.

Perkembangan usaha siomay ini didorong oleh berbagai hal salah satunya adalah orientasi pasar. Orientasi pasar merupakan hal urgen bagi perusahaan seiring semakin ketatnya persaingan bisnis dan kebutuhan pelanggan yang

Desain 22,234,5 25,042,7

Mode 164,538,3 181,570,3

Film, Video dan Fotograf 7,399,8 8,401,4

Permainan Interaktif 4,247,5 4,817,3

Musik 4,798,9 5,237,1

Seni Pertunjukan 2,294,1 2,595,3

Penerbitan & Percetakan 47,896,7 52,037,6

Teknologi Informasi 9,384,2 10,064,8

Radio dan Televisi 17,518,6 20,430,5

Penelitian dan Pengembangan 11,040,9 11,778,5

Kuliner 186,768,3 208,632,8

JUMLAH 578,760,7 641,815,8

(18)

dinamis sehingga perusahaan harus secara sadar selalu dekat dengan pasar. Orientasi pasar merupakan budaya bisnis dimana perusahaan mempunyai komitmen untuk terus berkreasi dalam menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Grinstein (2008) memandang orientasi pasar sebagai salah satu elemen perusahaan – budaya dan perilaku – yang mengimplementasikan orientasi konsumen. Lebih lanjut Grinstein (2008) menjelaskan bahwa perilaku orientasi pasar perusahaan memiliki tiga komponen yaitu orientasi konsumen, orientasi pesaing, dan orientasi koordinasi interfungsional dimana komponen-komponen ini harus didukung oleh budaya yang relevan.

Hal lain yang ikut berperan dalam mewujudkan kinerja usaha yaitu keunggulan bersaing. Styagraha (1994) keunggulan bersaing adalah kemampuan suatu badan usaha untuk memberikan nilai lebih terhadap produknya dibandingkan para pesaingnya dan nilai tersebut memang mendatangkan manfaat bagi pelanggan. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing adalah ciri khas, kualitas produk jarang dijumpai, tidak mudah ditiru, tidak mudah diganti, dan harga bersaing.

Faktor yang juga ikut menunjang kinerja usaha adalah lokasi atau tempat usaha itu berdiri. Setiap konsumen akan lebih mudah menjangkau jika tempatnya berada di pusat kota dan juga di lalui transportasi umum,sehingga konsumen yang tidak memiliki kendaraan pribadi dapat menggunakan transportasi umum. Lokasi adalah letak toko atau pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Swastha, 2000). Lokasi adalah tempat toko yang paling menggantungkan yang dapat dilihat dari jumlah rata-rata halayak yang melewati toko itu setiap harinya, persentasi khalayak yang mampir ke toko.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Orientasi Pasar, Keunggulan Bersaing dan Lokasi Usaha Terhadap Kinerja Usaha Studi pada Pelaku UMKM Siomay Cikarang Selatan.

(19)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka rumusan masalahnya ialah :

1. Apakah ada pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja usaha? 2. Apakah ada pengaruh keunggulan bersaing terhadap kinerja usaha? 3. Apakah ada pengaruh lokasi usaha terhadap kinerja usaha?

4. Apakah ada pengaruh orientasi pasar, keunggulan bersaing dan lokasi usaha terhadap kinerja usaha?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja usaha. 2. Untuk mengetahui pengaruh keunggulan bersaing terhadap kinerja

usaha.

3. Untuk mengetahui pengaruh lokasi usaha terhadap kinerja usaha. 4. Untuk mengetahui pengaruh variabel orientasi pasar, keunggulan

bersaing dan lokasi usaha terhadap kinerja usaha.

1.4Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja usaha bagi pelaku usaha Siomay di Cikarang.

2. Bagi UKM

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai masalah yang dihadapi berkaitan dengan kinerja usaha. b. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang dapat digunakan

oleh UKM sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan pencapaian tujuan UKM.

(20)

1.5Sistematika Penulisan BAB I :PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah penelitian,rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian tserta sistematikapenelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang tinjauan pustaka yang berisi landasanteori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, serta hipotesa yang menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan pokokpembahasan dan penelitian terdahulu dan menjadi dasar acuan teoriyang digunakan dalam analisa penelitian ini.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang akandigunakan dalam penelitian. Selain itu dijelaskan profil singkatperusahaan, laporan keuangan perusahaan, variabel penelitian,metode pengambilan sampel, jenis data yang digunakan besertasumbernya, teknik pengumpulan data, dan metode analisa yangdigunakan untuk menganalisa hasil pengujian sampel.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang deskriptif obyek penelitian, analisadata dan pembahasannya.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang simpulan atas hasil pembahasan analisadata penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yangbermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

(21)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Kinerja Usaha

Bititci (2015), kinerja adalah efisiensi dan/atau efektivitas suatu tindakan. Efisiensi adalah jumlah sumber daya yang digunakan tindakan untuk memberikan hasil/output. Efektivitas adalah sejauh mana hasil dari suatu tindakan memenuhi harapan / persyaratan / spesifikasi kita Wirausahawan yang sukses umumnya memiliki kompetensi yang ditunjukkan oleh sikap dan perilakunya dalam menjalankan usaha. Sikap dan perilaku yang terarah dapat membantu seseorang mencapai prestasi atau kinerja yang diharapkan. Pengertian kinerja usaha adalah hasil kerja yang dicapai perusahaan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas dalam kurun waktu tertentu, Romansyah (2015: 14). Kinerja UKM dapat diukur melalui: kinerja keuangan,loyalitas pelanggan, kepuasan pelanggan,kebertahanan pelanggan, dan perceived per-formance (Mahmood dan Hanafi, 2013).

Kinerja dapat dikarakteristik-an sebagai kemampuan perusahaan untukmenghasilkan outcome yang dapat diterima (Chittithhaworm et al., 2011). Kinerja sebuah perusahaan adalah hal yang sangat menentukan dalam perkembangan perusahaan, Rohmat Dwi (2014). Kinerja usaha pada UKM dapat diukurberdasarkan capaian kinerja pemasaran dankeuangan (Merrilees et al., 2010). Kinerja pemasaran mencakup: tingkat pertumbuh-an penjualan, kemampuan untuk memper-oleh pelanggan baru, penguasaan pangsapasar, dan kemampuan untuk meningkat-kan penjualan. Kinerja keuangan dapatdiukur melalui: tingkat kemampuan mem-peroleh laba, tingkat pengembalian inves-tasi, dan kemampuan mencapai tujuanperusahaan secara keseluruhan.

(22)

Kinerja usaha merupakan ukuran prestasi yang didapatkan dari aktifitas proses pemasaran secara menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi. Selain itu, kinerja pemasaran juga dapat dipandang sebagai sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana prestasi pasar yang telah dicapai oleh suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Ferdinand (2000) menyatakan bahwa kinerja usaha merupakan faktor yang seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik. Selanjutnya Ferdinand juga menyatakan bahwa kinerja usaha yang baik dinyatakan dalam tiga besaran utama nilai, yaitu nilai penjualan, pertumbuhan penjualan, dan porsi pasar. Wahyono (2002) menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan akan bergantung pada berapa jumlah pelanggan yang diketahui tingkat konsumsi rata-ratanya yang bersifat tetap.

2.1.1.1 Indikator Kinerja Usaha

Pada hakikatnya, indikator merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk menjelaskan dan memahamkan mengenai hasil suatu aktivitas kegiatan penentuan Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan bagian yang sangat penting dalam merancang system pengukuran kinerja pada IKU disajikan serangkaian ukuran yang lebih fokus pada aspek-aspek kinerja organisasi serta lebih mementingkan tentang keberhasilan organisasi pada saat ini dan waktu yang akan datang, pada organisasi yang beorientasi pada Profit (organisasi bisnis) dan non profit (nirlaba/organisasi sosial), Moeheriono (2012:41-42).

1) Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang,

(23)

pertumbuhan atas penjualan merupakan dimensi penting penerimaan dasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan mencakup empat persepktif yaitu: sarana promosi, target penjualan, target pasar, dan kualitas produk.

2) Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan keuntungan usaha merupakan hal penting penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut, pertumbuhan keuntungan usaha yang konsisten dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor. Pertumbuhan keuntungan usaha dapat di ukur melalui aset perusahaan, profitabilitas dan produktivitas tenaga kerja.

3) Pertumbuhan Modal

Pertumbuhan modal adalah hasil presentase dari peningkatan modal sendiri dibandingkan dengan jumlah modal sendiri tahun sebelumnya.

Kinerja usaha didefinisikan sebagai hasil akhir atau outcome yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu seperti pertumbuhan penjualan yang diukur berdasarkan empat persepktif yaitu: sarana promosi, target penjualan, target pasar, dan kualitas produk. Dan pertumbuhan keuntungan usaha yang diukur melalui aset perusahaan, profitabilitas dan produktivitas tenaga kerja.

Kinerja perusahaan merupakan hasil atau prestasi yang

dicapai perusahaan pada periode tertentu. Peningkatan

kinerja peru- sahaan akan dianggap positif oleh seluruh

(24)

stakeholder. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari berbagai

dimensi. Banyak pendapat mengenai dimensi yang

digunakan dalam pengukuran kinerja perusahaan (Hartini,

2012) Secara keseluruhan dapat disimpul- kan bahwa

pengukuran kinerja perusahaan dilihat dari dimensi

keuangan dan non keuangan. Kinerja perusahaan menjadi

kun- ci pokok untuk tetap eksis dalam pasar global. Salah

satu faktor yang menentukan kinerja perusahaan adalah

market oriented (orientasi pasar). Orientasi pasar merupa-

kan budaya organisasi yang efektif dan efisien mengarahkan

organisasi pada akti- vitas penciptaan nilai yang tinggi bagi

konsumen.

2.1.2 Pengertian Orientasi Pasar

Pramesti (2016) orientasi pasar adalah kecenderungan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen agar memperoleh keunggulan kompetitif. Orientasi pasar memiliki tiga dimensi yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi antarfungsi yang menggambarkan suatu strategi pemasaran dengan memfokuskan perhatiannya pada orientasi pelanggan dan pesaing (Aji, 2014). Organisasi yang berorientasi pada pasar dituntut lebih unggul, merasakan keinginan pasar, dan mampu menghubungkan pelangggan serta mampu merespon perubahan kebutuhan pasar di depan pesaing mereka (Rong et al., 2014). Organisasi yang menerapkan budaya orientasi pasar berakhir dengan berfokus sepenuhnya pada kebutuhan pelanggan, dibandingkan dengan mencari pelanggan baru atau upaya yang aktif dalam memahami kebutuhan pelanggan mereka saat ini (Theodosiou et al. 2012). Orientasi pasar

(25)

merupakan budaya organisasi yang mengarah pada pasar. Ter- dapat empat komponen dalam orientasi pa- sar yaitu, orientasi pada konsumen, orientasi pada pesaing, koordinasi interfungsi- onal dan fokus pada jangka panjang. orientasi (Hooley et al. 2012:8).

Perusahaan yang berorientasi pasar mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan, menarik pelanggan baru, mencapai tingkat pertumbuhan yang diinginkan dan pangsa pasar, serta dampaknya mampu mencapai tingkat yang diinginkan dari kinerja bisnis (Tsiotsou dan Vlanchopoulou, 2011). Orientasi pasar memuat tiga dimensi yakni orientasi pelanggan (customer orientation) yang terdiri dari analisis pelanggan dan respon terhadap pelanggan, orientasi pesaing (competitor orientation) yang terdiri dari analisis pesaing dan reaksi menantang pesaing, dan koordinasi interfungsional (inter-functional coordination) yang terdiri dari penyebaran informasi, pengumpulan data dan pemanfaatan informasi (Taleghani, et al., 2013)

2.1.2.1 Indikator pengukuran orientasi pasar antara lain :

1) Fokus pada kepuasan pelanggan

2) Fokus pada pemenuhan kebutuhan pelanggan

3) Tindakan yang sistematis untuk menciptakan kepuasan

4) Memperhatikan layanan purna jual

5) Berorientasi pada peningkatan nilai bagi pelanggan dan pengurangan biaya

6) Menekankan pada kualitas produk

Orientasi pesaing diukur melalui kemampuan merespon dengan cepat terhadap aktivitas pesaing, menyebarkan informasi pesaing ke elemen perusahaan, pemberian informasi kekuatan dan strategi pesaing, dan kepemilikan keunggulan bersaing. Koordinasi inter fungsional diukur melalui kepemilikan data klien pada

(26)

layanan operasional, menjawab kebutuhan klien pada inter fungsional, semua fungsi layanan berkontribusi dalam memberikan nilai yang unggul bagi pelanggan, seluruh staf menyadari pentingnya data pasar, dan staf pada bagian pemasaran dan penjualan berperan dalam pengembangan produk baru (Liu et al., 2011).

Perusahaan yang berorientasi pada pasar adalah perusahaan yang menjadikan pelanggan sebagai kiblat bagi perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Definisi orientasi pasar yang dipopulerkan oleh Kohli & Jaworski (1990) dalam Nasution (2004:3), yang diartikan sebagai pengumpulan Intelijen pasar untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang, penyebaran intelejensi pasar ke berbagai divisi dan fungsi dalam perusahaan dan bagaimana perusahaan menanggapinya. Penyebaran informasi pasar pada seluruh komponen organisasi pasar diharapkan akan menghasilkan orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi antar fungsi yang mengarah pada dua kriteria keputusan yaitu fokus jangka panjang dan profitabilitas, (Wahyono, 2002: 25).

2.1.3 Pengertian Keunggulan Bersaing

Day dan Wensley dalam penelitian Yuni Istanto (2010:125)

menjelaskan bahwa “keunggulan bersaing diartikan sebagai kompetisi yang berbeda dalam keunggulan keahlian dan sumber daya”. Secara

luas menunjukan apa yang diteliti dipasar yitu keunggulan posisional berdasarkan adanya customer value yang unggul atau pencapaian biaya relatif yang lebih rendah dan menghasilkan pangsa dan kinerja yang menguntungkan. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing adalah kemampuan suatu organisasi untuk menghasilkan produk yang lebih efektif dibandingkan dengan pesaing – pesaingnya, maka keunggulan

(27)

bersaing dapat di lakukan pada setiap elemen yang dapat ditawarkan oleh perusahaan seperti produk, harga, promosi, maupun distribusi yang lebih baik dari pesaingnya sehingga mampu lebih memuaskan konsumennya.

Keunggulan bersaing adalah suatu penawaran yang memuaskan kebutuhan konsumen sasaran yang lebih baik dari apa yang ditawarkan oleh pesaing (Ginting,2012:241). Pengertian lain keunggulan bersaing adalah suatu unsur strategi bisnis yang memberikan keunggulan keunggulan berarti bagi kompetitor saat ini dan masa mendatang (Aaker,2013:157). Keunggulan bersaing diartikan sebagai strategi dari perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing yang lebih efektif dalam pasar nya (Titahena, 2012:5). Salah satu indikasi keunggulan bersaing adalah menyerahkan nilai lebih kepada konsumen dengan memberi harga lebih rendah atau memberi manfaat lebih yang membenarkan harga lebihtinggi. Untuk dapat merumuskan rencana strategi pemasaran yang kompetitif yang efektif,perusahaan perlu mendapatkan sejauh mungkin segala sesuatu mengenai pesaingnya. Perusahaanharus terus-menerus membandingkan produk, harga, saluran dan promosi miliknya dengan milikpesaingnya. Dengan cara ini perusahaan akan menemukan kekurangan dan keunggulan kompetitifyang ada, dan dapat melakukan kampanye yang kuat terhadap pesaing dan bila perlu menyiapkan pertahanan yang kuat terhadap aksi pesaing (Ginting,2012:241)

2.1.3.1 Indikator Keunggulan Bersaing

Porter (1990) dalam Heri Setiawan (2012:14) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah jantung kinerja pemasaran untuk menghadapi persaingan. Indikator keunggulan bersaing yaitu :

(28)

1) Keunikan Produk, Adalah keunikan produk perusahaan yang memadukan nilai seni dengan selera pelanggan. 2) Kualitas Produk, Adalah kualitas desain dari produk

perusahaan.

3) Harga Bersaing , Adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya dengan harga umum di pasaran

Dalam mempertahankan keunggulan bersaing banyak tantangan yang terbuka demikian juga banyak cara untuk mempertahankan keunggulan bersaing. Beberapa cara mempertahankan keunggulan bersaing yang bisa di identifikasikan daintaranya adalah:

1) Keunggulan Operasioanal. Keunggulan ini mengacu kepada strategik generik yaitu kepada strategi harga dan biaya terendah dengan penekanan kepada efesiensi. Bila perusahaan bekerja secara efisien dan kemudian berhasil menerapkan atau menekan biaya total untuk produk sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi yang terendah dalam industrinya, maka kemungkinan besar bisa menetapkan harga produk yang terendah pula dalam industri. Efisiensi berarti pula bahwa pelanggan akan mendapatkan produk dengan biaya kepemilikan terendah serta waktu yang diperlukan sampai ketangan pelanggan adalah waktu yang tersingkat. Terdapat tiga hal utama yang menyebabkan perusahaan-perusahaan dengan keunggulan operasional memilki kualifikasi untuk berhasil memberikan pelayanan yang unggul kepada pelanggan. Pertama, perusahaan-perusahaan harus berfokus kepada usaha untuk memberikan pelayanan yang sederhana dan bebas dari hal-hal yang justru akan menimbulkan keruwetan. Kedua, perusahaan- perusahaan menerapkan

(29)

model operasi yang menekankan kepada efesiensi serta berusaha yang menekankan kepada efesiensi serta berusaha untuk memperoleh zero defect baik dalm produk maupun pelayanan. Ketiga, keberhasilan perusahaan- perusahaan tersebut dalam memanfaatkan teknologi informasi.

2) Keunggulan Produk dan teknologi. Satu hal yang mungkin menjadi pegangan bagi perusahaan untuk terus melakukan inovasi adalah kesuksesan kesuksesan dari perusahaan- perusahaan yang menjadi pemimpin produk. Agar dapat menjadi pemimpin produk, perusahaan harus menunjukan arus yang konsisten dari produk-produk yang menonjol yang akan mampu membuat para pelanggan akan terus menanti dengan penuh harap produk-produk baru yang akan di luncurkan. Hal lain yang ahrus diperhatikan adalah perusahaan perusahaan tidak boleh terlena dengan terus-menerus melakukan inovasi produk tanpa memperdulikan pasar.

3) Kedekatan dengan pelanggan. Perusahaan yang ingin membangun keunggulan melalui kedekatan dengan pelanggan yang harus dilakukan adalah upaya untukmembangun citra atau image tentang perusahaan kedalam benak pelanggan. Ketika pelanggan berpikir tentang suatu produk yang ingin dimiliki dalam rangka memenuhui keinginannya maka yang ada di benaknya pertama kali adalah produk - produk serta nama perusahaan tersebut. Untuk membangun keekatan dan keakraban dengan pelanggan, amak perusahaan harus mau menjadi bagian dari solusi untuk si pelanggan dan bukanlah menjadi bagian bagian dari problem mereka. Perusahaan-perusahaan yang dekat dengan pelanggan dan sukses adalah mereka yang dalam pengalamannya berhasil menjadi ahli dalam

(30)

bisnis pelangganya serta berhasil menciptapkan berbagai solusi.

2.1.4 Pengertian Lokasi Usaha

Kotler dan Amstrong (2014:76) “Place include company activities that make the product available to target consumers”.Yang artinya tempat adalah aktivitas perusahaan agar produk lebih mudah didapatkan konsumen sasarannya. Definisi lokasi menurut Ratih Hurriyati (2015:56) dikatakan bahwa tempat (place) merupakan sebagai tempat pelayanan jasa, berhubungan dengan di manaperusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Sedangkan menurut Tjiptono (2015:345) Lokasi mengacu pada berbagai aktivitas pemasaranyang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian atau penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa lokasi (place) adalah suatu tempat terjadinya transaksi antara penyedia produk atau jasadengan konsumen yang saling berinteraksi dan sebagai tempat atau markas suatu perusahaan untuk merencanakan strategi perusahaan, serta memasarkan produkatau jasanya. Lokasi yang strategis bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Lokasi menurut Lupiyoadi (2009), berhubungan dengan di mana usaha harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (usaha): apabila keadaannya eperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Usaha sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

(31)

2) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.

Bagi usaha jasa lokasi yang strategis seringkali lebih mempengaruhi pendapatan daripada mempengaruhi biaya. Hal ini berarti bahwa fokus lokasi bagi usaha jasa seharusnya adalah pada volume bisnis dan pendapatan. Ratih Hurriyati, M.Si (2015 : 56) mengemukakan pemilihan lokasimemerlukan beberapa pertimbangan yang cermat diantaranya adalah :Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transfortasi umum

1) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

2) Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama yaitu banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usahausaha khusus. Dan juga kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan.

3) Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

4) Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan di kemudian hari.

5) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan. Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan

(32)

dengan daerah pondokan, asrama, mahasiswa kampus, sekolah, perkantoran, dan sebagainya.

6) Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi restoran, perlu dipertimbangkan apakah dijalan/daerah yang sama terdapat restoran lainnnya.

7) Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang rumah makan berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk/tempat ibadah.

2.2Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu, merupakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang memberikan informasi terkait dengan metode penelitian, hasil, dan pembahasan yang di gunakan sebagai dasar perbandingan dengn penelitian yang di lakukan. Penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Yunita Dwi Pertiwi dan Bambang Banu Siswoyo dalam jurnal yang

berjudul “Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran Pada Umkm Kripik Buah Di Kota Batu” Mei 2016. Menghasilkan kesimpulan bahwa Orientasi pasar berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pemasaran artinya semakin meningkat orientasi pasar maka kinerja pemasaran semakin meningkat. Arrtinya, perusahaan yang sensitif terhadap upaya-upaya berupa strategi yang berorientasi pada kondisi pasar, tuntutan konsumen, keinginan pelanggan akan dengan sendirinya sensitif juga terhadap perilaku atau strategi yang dilakukan oleh kompetitornya. 2. Slamet Ryanto dalam jurnal yang berjudul “Analisis Pengaruh Lingkungan

Internal Dan Eksternal Terhadap Keunggulan Bersaing Dan Kinerja Usaha kecil Menengah (UKM) Di Madiun” November 2018. Menghasilkan kesimpulan bahwa keunggulan bersaing mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM. Hal ini sesuai dengan hasil CFA, bahwa UKM di Madiun telah mempunyai keunggulan bersaing

(33)

dengan UKM di daerah lainnya,hal ini diperlihatkan dari order yang diterima UKM, dimana kebanyakan UKM mampu memproduksi secara kontinu dan meningkatkan produksinya tiap tahun. Kondisi ini memperlihatkan bahwa UKM di Madiun mempunyai kinerja yang cukup baik karena adanya dukungan tenaga kerja yang telah berpengalaman di bidangnya.

3. Sri Lestari dan Lilis Siti Badriah dalam jurnal yang berjudul “Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Industri Kecil Kerajinan Di Kabupaten Purbalingga” April 2018. Menghasilkan kesimpulan bahwa variabel lokasi usaha menunjukkan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja usaha berarti bahwa semakin strategis lokasi usaha maka semakin tinggi tingkat kinerja usaha yang dicapai. 4. Nungky Viana Feranita dan Hendra Aris Setiawan dalam jurnal yang

berjudul “Peran Keunggulan Bersaing Dalam Memediasi Dampak Orientasi Pasar Dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja UMKM” Oktober 2018. Menghasilkan kesimpulan bahwa Orientasi pasar memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja usaha dan Keunggulan Bersaing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha.

5. Astri Wulaningtyasdan Widiartanto dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Pasar Dan Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja Industri Kecil Dan Menengah (Studi Pada Ikm Furniture Di Kota Semarang)” April 2018. Menghasilkan kesimpulan bahwa orientasi pasar mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja usaha, dapat diketahui bahwa semakin baik orientasi pasar di IKM Furniture Kota Semarang maka dapat pula meningkatkan kinerja usaha di IKM Furniture Kota Semarang. Keunggulan bersaing mempunyai pengaruh yang positiff dan signifikan terhadap kinerja usaha, semakin baik keunggulan bersaing di IKM Furniture Kota Semarang maka dapat pula meningkatkan kinerja usaha di IKM Furniture Kota Semarang.

(34)

6. Lila Fitria Sari dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Orientasi Pasar Dan Kreativitas Terhadap Kinerja Pemasaran Pedagang Pakaian Jadi Di Pasar Kliwon Kabupaten Kudus”. Management Analysis Journal MAJ 2 (1) (2013) ISSN 2252-6552. Menghasilkan kesimpulan bahwa Orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran pada pedagang pakaian jadi di Pasar Kliwon Kabupaten Kudus. Artinya semakin tinggi orientasi pasar ditingkatkan akan diikuti denan kinerja pemasaran pada Pasar Kliwon Kabupaten Kudus yang semakin meningkat. 7. Tesa Asashi dan I Putu Gde Sukaatmadja dalam jurnal yang berjudul

“Peran Inovasi Produk Dalam Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap

Kinerja Pemasaran”. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 4, 2017: 1816-1845 ISSN : 2302-8912. Menghasilkan kesimpulan bahwa Orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran. Inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran. Inovasi produk secara signifikan memediasi pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran.

8. Heri Setiawan dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Orientasi Pasar, Budaya Organisasi dan Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja UsAha (Studi pada USAha Kecil Pengolahan di Kota Palembang). Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya 2013. Menghasilkan kesimpulan bahwa orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha dengan koefisien variabel sebesar 0.482. Hal ini menjelaskan bahwa orientasi pasar dapat dikaitkan dengan berbagai strategi yang diterapkan oleh usaha kecil seperti orientasi pelanggan yang berkaitan dengan kemauan perusahaan untuk memahami kebutuhan dan keinginan para pelanggan.

9. Nurul Akramiah dan Vita Fibriyani dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Orientasi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Produktivitas Melalui Kinerja Usaha Mikro Kota Pasuruan”. Universitas Widyagama Malang, 12 September 2018. Menghasilkan kesimpulan bahwa Pengaruh langsung antara orientasi pasar terhadap kinerja UMKM bidang makanan di Kota

(35)

Pasuruan signifikan dan positif dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 dan besarnya pengaruh sebesar 0.736.

10.

Muhammad Reza Fadholi

dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Pribadi Wirausahawan Pada Kinerja Usaha Dengan Orientasi Pasar Sebagai Variabel Pemediasi: Studi Pada Ukm Fotokopi, Rental Komputer Dan Warnet Di Kota Surakarta”. Vol. 12, No. 1, 2013: 1 – 11 Maret 2013. Menghasilkan kesimpulan bahwa Orientasi pasar memediasi pengaruh motivasi berprestasi pada kinerja usaha, dengan sifat mediasi fully mediation.

11. Muhammad Zidni Syukron. Dalam jurnal yang berjudul “ Pengaruh Orientasi Pasar dan Oreintasi Kewirausahaan Terhadap Inovasi Produk

dan Keunggulan Bersaing UMKM Jenang di Kabupaten Kudus”. Jurnal

Administrasi Bisnis Volume 5 Nomor 1 Maret 2016. Menghasilkan kesimpulan bahwa Berdasarkan hasil uji regresi dari variabel orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing, variabel orientasi pasar mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel keunggulan bersaing. Hal tersebut menyatakan bahwa semakin tinggi orientasi pasar, maka semakin tinggi keunggulan bersaing.

12. Inda Lestari , Miguna Astuti, dan Hariyanto Ridwan. Dalam jurnal yang

berjudul “Pengaruh Inovasi Dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap

Keunggulan Bersaing Umkm Kuliner”. Jurnal Riset Manajemen dan

Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIATVol.4, No.1 Februari 2019: 111

– 118 P-ISSN 2527–7502 E-ISSN 2581-2165. Menghasilkan kesimpulan bahwa inovasi berpengaruh terhadap keunggulan bersaing UMKM Kuliner di wilayah Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Hal ini menunjukan semakin UMKM kuliner berinovasi terhadap produknya maka keunggulan bersaing terhadap usaha tersebut akan meningkat

13. Sri Hartini. Dalam jurnal yang berjudul “Hubungan Orientasi Pasar, Strategi Bersaing, Kewirausahaan Korporasi Dan Kinerja Perusahaan”. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 39 – 53. Menghasilkan kesimpulan bahwa Orientasi pasar

(36)

mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan IKM di Jawa Timur. Semakin tinggi orientasi perusahaan maka akan semakin tinggi pula kinerja perusahaan

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh positif dari orientasi pasar terhadap kinerja usaha UMKM Siomay di Cikarang selatan.

Jurnal Pendukung oleh Yunita Dwi Pertiwi dan Bambang Banu Siswoyo dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran Pada Umkm Kripik Buah Di Kota Batu” Mei 2016. Orientasi pasar berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pemasaran artinya semakin meningkat orientasi pasar maka kinerja pemasaran semakin meningkat. Arrtinya, perusahaan yang sensitif terhadap upaya-upaya berupa strategi yang berorientasi pada kondisi pasar, tuntutan konsumen, keinginan pelanggan akan dengan sendirinya sensitif juga terhadap perilaku atau strategi yang dilakukan oleh kompetitornya.

H2 : Ada pengaruh positif dari keunggulan bersaing terhadap kinerja usaha UMKM Siomay di Cikarang selatan.

Jurnal pendukung oleh Slamet Ryanto dalam jurnal yang

berjudul “Analisis Pengaruh Lingkungan Internal Dan Eksternal Terhadap Keunggulan Bersaing Dan Kinerja Usaha kecil Menengah (UKM) Di Madiun” November 2018. keunggulan bersaing mempunyai pengaruh positif dan signifikan

(37)

terhadap kinerja UKM. Hal ini sesuai dengan hasil CFA, bahwa UKM di Madiun telah mempunyai keunggulan bersaing dengan UKM di daerah lainnya,hal ini diperlihatkan dari order yang diterima UKM, dimana kebanyakan UKM mampu memproduksi secara kontinu dan meningkatkan produksinya tiap tahun. Kondisi ini memperlihatkan bahwa UKM di Madiun mempunyai kinerja yang cukup baik karena adanya dukungan tenaga kerja yang telah berpengalaman di bidangnya.

H3 : Ada pengaruh positif dari lokasi usaha terhadap kinerja usaha UMKM Siomay di Cikarang selatan.

Jurnal pendukung oleh Sri Lestari dan Lilis Siti Badriah dalam

jurnal yang berjudul “Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Industri Kecil Kerajinan Di Kabupaten Purbalingga” April 2018. Lokasi usaha menunjukkan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja usaha berarti bahwa semakin strategis lokasi usaha maka semakin tinggi tingkat kinerja usaha yang dicapai.

H4 : Ada pengaruh positif dari orientasi pasar, keunggulan bersaing dan lokasi usaha terhadap kinerja usaha UMKM Siomay di Cikarang selatan.

Jurnal pendukung oleh Astri Wulaningtyas dan Widiartanto

dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Pasar Dan Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja Industri Kecil Dan Menengah (Studi Pada Ikm Furniture Di Kota Semarang)” April 2018. orientasi pasar mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja usaha, dapat diketahui bahwa semakin baik orientasi pasar di IKM Furniture Kota Semarang maka dapat pula meningkatkan kinerja usaha di IKM Furniture Kota Semarang. Keunggulan bersaing mempunyai pengaruh yang positiff dan signifikan terhadap

(38)

kinerja usaha, semakin baik keunggulan bersaing di IKM Furniture Kota Semarang maka dapat pula meningkatkan kinerja usaha di IKM Furniture Kota Semarang.

(39)

24 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram (2008: 149). Metode pengambilan data dengan membagikan kuesioner kepada pelaku usaha dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan teknik Analisis Regresi dengan program SPSS 22 (statistical package for social sciences). Regresi adalah suatu metode analisis statistik yang digunakan untuk melihat pengaruh antara dua atau lebih banyak variabel. Hubungan variabel tersebut bersifat fungsional yang diwujudkan dalam suatu model matematis. Pada analisis regresi, variabel dibedakan menjadi dua bagian, yaitu variabel respons (response variable) atau biasa juga disebut variabel bergantung (dependent variable), dan variabel explanatory atau biasa disebut penduga (predictor variable) atau disebut juga variabel bebas (independent variable).

3.2Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha Siomay di Cikarang Selatan. Teknik pengambilan sampel dengan Probability sampling

menggunakan sample random sampling. Probability Sampling adalah suatu teknik pengambilan sample dimana semua elemen mempunyai peluang untuk terpilih menjadi sample. Simple Random Sampling adalah metode sample yang dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama pada semua elemen untuk dapat dipilih sebagai sample. Sampel yang digunakan sebanyak 60 Pelaku Usaha Siomay di Cikarang Selatan.

(40)

3.3Kerangka Pemikiran Operasional Keterangan: = Indikator = Variabel = Simultan = Parsial = Relasi / Hubungan

H1 = Orientasi Pasar Kinerja Usaha = Terdapat pengaruh positif secara parsial dari orientasi pasar terhadap kinerja usaha.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

(41)

H2 = Keunggulan Bersaing Kinerja Usaha = Terdapat pengaruh positif secara parsial dari keunggulan bersaing terhadap kinerja usaha.

H3 = Lokasi Usaha Kinerja Usaha = Terdapat pengaruh positif secara parsial dari lokasi usaha terhadap kinerja usaha.

H4 = Orientasi pasar, keunggulan bersaing, lokasi usaha

Kinerja usaha = Terdapat pengaruh positif secara simultan dari orientasi pasar, keunggulan bersaing dan lokasi usaha terhadap kinerja usaha

3.4Definisi Operasional Variabel

Definisi dari masing-masing variable sebagai upaya pemahaman dalam penelitian ini yaitu:

NO URAIAN

VARIABEL

INDIKATOR VARIABEL

PENJELASAN ATAS INDIKATOR VARIABEL

1 Kinerja Usaha

Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang, pertumbuhan atas penjualan merupakan dimensi penting penerimaan dasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan. Sifa Nurpadilah.

2018. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Unpas Bandung)

Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan laba adalah perubahan presentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Pertumbuhan laba yang baik, mengisyaratkan Tabel 3.2

(42)

bahwa perusahaan mempunyai keuangan yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.

Moeheriono (2012:41-42)

Pertumbuhan Modal

Pertumbuhan modal adalah hasil presentase dari peningkatan modal sendiri dibandingkan dengan jumlah modal sendiri tahun sebelumnya .

2 Orientasi Pasar

Orientasi Pelanggan

Orientasi pelanggan adalah pemahaman yang memadai tentang target beli pelanggan dengan meletakkan kepentingan pelanggan pada urutan yang pertama sementara tidak meniadakan stakeholder yang lain seperti pemilik, manajer dan karyawan dengan tujuan agar dapat menciptakan nilai unggul bagi pembeli secara terus menerus. Audita Nuvriasari, Gumirlang Wicaksono dan Sumiyarsih. Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 2, Juni 2015 : 241 – 259 Orientasi Pesaing

orientasi pesaing merupakan upaya perusahaan untuk memahami kekuatan dan kelemahan jangka pendek pesaing dan kapabilitas jangka panjang serta strategi yang dimiliki oleh pesaingnya. (Taleghani, et al., 2013). Koordinasi Interfungsional

Koordinasi interfungsional merupakan kegunaan dari sumber daya perusahaan yang terkoordinasi dalam menciptakan nilai unggul bagi pelanggan yang ditargetkan 3 Keunggulan Bersaing Keunikan Produk

Keunikan produk adalah sesuatu yang mengidentikkan barang atau jasa tertentu yang dapat menimbulkan suatu persepsi seseorang terhadap barang atau jasa tersebut.

(Cynthia Vanessa Djodjobo dan Hendra N. Tawas. Jurnal EMBA Vol.2

No.3 September 2014, Hal. 1214-1224) (Kotler dan

Keller, 2014:37)

Kualitas Produk

Kualitas produk adalah tingkat mutu yang diharapkan dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi

(43)

kebutuhan konsumen.

Harga Bersaing

Kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya dengan harga umum di pasaran

4 Lokasi Usaha

Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamananatau kemudahan lokasi tata guna lahan dalam berinteraksi satu sama lain, danmudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi Lalu lintas

lalu lintas adalah berjalan bolak balik, hilir mudik dan perihal perjalanan di jalan dan sebagainya serta berhubungan antara sebuah tempat dengan tempat lainnya.

Lingkungan Usaha

Daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan. Sebagaicontoh, restoran atau rumah makan berdekatan dengan daerah pondokan,asrama, kampus, sekolah, perkantoran, dan sebagainya.

3.5Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

Khilda Fauziyah Aghniya. 2019. Pengaruh Lokasi Dan Word Of Mouth (Wom) Terhadap Keputusan Pembelian (Survey pada Kopi Euy! (Coffe Shop)

Ratih Hurriyati (2015 : 56)

(44)

b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.Selain data primer, sumber data yang dipakai peneliti adalah sumber data sekunder, data sekunder didapat melalui berbagai sumber yaitu literatur artikel, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

3.6Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:

1. Observasi

Mengobservasi atau pengamatan yang di lakukan secara langsung pada Pelaku usaha siomay sebagai objek penelitian mengenai orientasi pasar, keunggulan bersaing, dan lokasi usaha terhadap kinerja usaha.

2. Data Kuesioner

Pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket kuesioner yang berisi tentang pernyataan mengenai orientasi pasar, keunggulan bersaing dan lokasi usaha yang diberikan kepada 60 pelaku usaha siomay dengan menggunakan skala penilaian responden 1-5, dimana skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala (sangat setuju).

3. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan artikel- artikel, teori yang relevan, dan literatur lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Dengan cara mempelajari yang ada hubungannya dengan penelitian ini

(45)

4. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung kepada pelaku usaha siomay guna mendapatkan bahan dari judul yang akan dibahas dalam penelitian ini.

3.7METODE ANALISIS

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Regresi Linear Berganda, maka beberapa metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya kuesioner yang di lakukan. Kuesioner akan di katakana valid jika pertanyaan pada koesioner mempu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh koesioner tersebut. Untuk mengukur validitas dapat di lakukan dengan cara membandingkan korelasi nilai masing-masing pertanyaan dengan nilai total skor konstruk atau variabel. Uji signifikan dapat di lakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (dff)= n-2 dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Untuk mengetahui jumlah sekor masing-masing item pertanyaan valid atau tidak, maka di tetapkan kriteria statistik sebagai berikut: a. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut

valid.

b. Jika r hitung < r tabel dan bernilai negatif, maka variabel tersebut tidak valid.

(46)

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat yang di gunakan untuk mengukur suatu koesioner yang merupakan indikator dari variabel penelitian. Koesioner akan di katakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghodzali dalam anonym, 2010). Uji reliabilitas ini dapat di lakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Pengukuran Ulang

Pengukuran ulang yaitu dimana seseorang akan di berikan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan akan di lihat apakah jawaban yang di dapat akan tetap konsisten dengan jawabannya.

b. Pengukuran Sekali saja

Pengukuran sekali saja merupakan pengukuran yang di lakukan hanya sekali saja dan kemudian hasilnya akan di bandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara jawaban. Mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cornback Alpha (α).

Rumus Cornback Alpha adalah sebagai berikut:

r11=[ 𝑘 𝑘−1] [1 − ∑ 𝜎𝑏2 𝑣𝑡2 ] Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya pertanyaan ∑ 𝜎𝑏2= Jumlah variabel 𝑣𝑡2 = Varian total 3.7.2 Uji Asumsi Klasik

1) Normalitas

Tujuan uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak distribusi normal akan

(47)

membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan di bandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan memenuhi normalitas atau tidak, sebagai berikut:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau ada grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pada distribusi normal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan satu keadaan yang variabel bebasnya berkorelasi dengan variabel bebas lainnya, dalam model regresi dapat dikatakan multikolinearitas apabila sebagai berikut:

a. Model regresi yang bebas dari Multikolinearitas dapat diketahui melalui besaran variabel Inflation Factor /VIF

nilainya ≤ 10.

b. Model regresi yang bebas dari Multikolinearitas dapat diketahui melalui besaran Tolerance nilainya ≥ 0,1.

3) Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian dilakukan dengan uji Glejser yaitu meregresi

(48)

masing-masing variabel independen dengan absolute residual terhadap variabel dependen.Koefisien signifikansi harus dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5%. Apabila koefisien signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas). Jika koefisien signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas.

3.7.3 Uji Hipotesis ( Analisis Regresi Linear Berganda)

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan formulasi:

1) Persamaan Regresi Linier Berganda

Dalam teknik mencari regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 22 (statistical package for social sciences) pada tabel coefficients.Sehingga rumus persamaan regresi linier berganda adalah :

Y= a + β1X1+ β2X2+β3X3 + e

Dimana :

Y : Keunggulan Bersaing

a : Konstanta dari persamaan regresi X1 : Variabel Orientasi Pasar

X2 : Variabel Inovasi Produk X3 : Variabel Lokasi Penjualan

β1,β2β3 : Koefisien Regresi Variabel Bebas

(49)

2) Uji F

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen, Imam Ghozali (2005).Dasar pengambilan keputusannya Imam Ghozali (2005) adalah dengan menggunakan angka probabilitas ditolak dan signifikansi, yaitu:

a.Jika besarnya probabilitas signifikan ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga ada pengaruh signifikan secara bersamasama antara variabel bebas terhadap variabel terikat

b.Jika besarnya probabilitas signifikan ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga tidak ada pengaruh signifikan secara bersamasama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

3) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Jadi kriteria yang digunakan untuk analisis koefisien determinasi total R2 sebagai berikut

(50)

a. R2 dapat dikatakan semakin kuat jika mendekati 1 (satu)

maka model analisis menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. R2 dapat dikatakan semakin lemah apabila semakin

mendekati 0 (nol) maka model analisis menerangkan lemahnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

4) Uji T

Uji T adalah uji regresi secara parsial untuk menguji pengaruh antara variabel bebas (variabel X1, X2, dan X3) terhadap variabel terikat (variabel Y).Dasar pengambilan keputusan Imam Ghozali (2005) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:

a. Jika besarnya probabilitas signifikan ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga ada pengaruh signifikan secara individual antara variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Jika besarnya probabilitas signifikan ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga tidak ada pengaruh signifikan secara individual antara variabel independen terhadap variabel dependen

(51)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Data dan/atau Gambaran Umum Penelitia

Siomay adalah makanan yang mulanya berasal dari Tiongkok (china). Makanan ini dibawa oleh pedagang-pedagang dari tiongkok menuju indonesia, hingga saat ini makan ini selalu menjadi penghias menu tempat kuliner di Indonesia. Siomay awalnya disajikan sebagai makanan rumahan. Awalnya siomay ini dibuat dari daging babi yang dicincang dan kemudian dibungkus dengan kulit pangsit, disajikan bersama-sama penganan lain untuk makan pagi (dimsum) atau sambil minum teh (Yam Cha).

Siomai atau siomay Dalam bahasa Mandarin, makanan ini disebut shaomai, sementara dalam bahasa Kanton disebut siu maai. Dalam dialek Beijing, makanan ini di sebut shaomai. Siomay sendiri aslinya menggunakan daging babi cingcang yang dibungkus kulit tipis dari tepung terigu. Bisa juga menggunakan daging udang, kepiting, atau daging sapi. Siomay dimasak dengan cara dikukus. Aslinya berbentuk bulat pihih dan diberi garnish bersupa telur kepiting, parutan wortel, dan kacang polong. Mereka menikmati siomay dengan cuka atau kecap asin. Siomay bisa masuk ke Indonesia karena adanya percampuran budaya Indonesia dengan Tiongkok. Karena di Indonesia mayoritas beragama Muslim, siomay pun kebanyakan dibuat dengan bahan halal, seperti ayam, ikan tenggiri, atau udang. Bentuknya juga agak berubah, tadinya pipih lalu dibentuk bulat. Kulit siomay di Indonesia nggak lagi dibungkus dengan terigu tipis, melainkan dengan kulit pangsit.

(52)

Siomay juga disajikan dengan tambahan makanan, seperti kentang, kol, pare, tahu, telur, dan lain-lain.Di indonsia sendiri makanan ini cukup melekat pada nama daerah di jawa barat yaitu Bandung asal muasal siomay bandung ialah ketika seorang ibu keturunan Cina warga Bandung. memenangi kejuaraan membuat siomay pada acara Cap Go Meh. Sejak itulah nama bandung melekat pada makanan ini.

4.2 Analisa Data Penelitian

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Untuk memperoleh data yang di perlukan dalam penulisan skripsi ini, penulis mengajukan kuesioner kepada para responden yang berjumlah 60 pelaku usaha. Kuesioner tersebut kemudian di teliti lebih lanjut dengan menggunakan metode IBM SPSS Versi 22.

Kuesioner yang di ajukan terdiri dari sejumlah pernyataan pernyataan yang mewakili 4 variabel sesuai dengan jumlah variabel yang ada. Empat instrumen penelitian yang berbentuk kuesioner ini adalah tentang kinerja usaha, orientasi pasar, keunggulan bersaing dan lokasi usaha. Penulisan empat instrument tersebut menggunakan skala likert untuk setiap item pertanyaan yang diajukan mempunyai skala jawaban 1, 2, 3, 4 dan 5. Untuk setiap item, skor tertinggi adalah 5 yaitu sangat setuju sedangkan skor terendah adalah 1 yaitu jawaban sangat tidak setuju. Untuk lebih lengkapnya hasil penyebaran kuesioner seperti pada table berikut:

Gambar

Tabel  diatas,  dapat  diketahui  perkembangan  sector  kuliner  mengalami  kenaikan yang cukup signifikan
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.11  Hasil Uji F
+2

Referensi

Dokumen terkait

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKQNOMI PERTANlAN FWKULTAS PERTANlAN IfUSVlTUT PERTANlAN BOGOR... DAFTAR TABEL

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 181 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun

alam bahan belajar mandiri (modul) tiga Anda telah mempelajari Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Mikro. Salah satu pokok bahasan atau kegiatan belajar yang dibahas dalam bahan

Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam adalah pelaksanaan suatu kegiatan atau penanganan suatu masalah dalam rangka membantu meningkatkan

Dalam rangka mengatasi penurunan fungsi sistem perkemihan dan menguatkan kemampuan otot dasar panggul dari ketidakmampuan menahan kencing lansia panti sosial Tresna

Mendidik anak kita harus dapat mengembangkan kecerdasan majemuk. Kecerdasan akan disisipkan dalam mata pelajaran agar semua berkembang secara beriringan berdasarkan kemampuan

Menurut Mauled Moelyono dalam Sutomo, dkk (1999), menyatakan bahwa meningkatnya pengangguran tenaga kerja terdidik disebabkan oleh makin tingginya tingkat pendidikan

Besarnya magnituda dari gaya tersebut dapat dihitung dari persamaan berikut: F = IBLsinθ (5.1) Dengan F = gaya pada konduktor (Newton) I = arus pada konduktor (Ampere) B