BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
1.1
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Menurut
Menurut Prof. Subowo Prof. Subowo (1995) mengung(1995) mengungkapkan bahwa kokapkan bahwa komunikasi sel adalahmunikasi sel adalah proses penyampaian informasi
proses penyampaian informasi sel dari ssel dari sel pesinyal menuju el pesinyal menuju ke sel target ke sel target untuk mengaturuntuk mengatur pengembangan
pengembangan dan dan pengorganisasiannya pengorganisasiannya menjadi menjadi jaringan, jaringan, mengawasi mengawasi pertumbuhanpertumbuhan dan pem
dan pembelahannya serta belahannya serta mengkoordinasikan mengkoordinasikan aktivitasnya.aktivitasnya.
Sistem komunikasi suatu sel berperan teramat penting dalam memnentukan Sistem komunikasi suatu sel berperan teramat penting dalam memnentukan respon seluler yang akan dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa yang terangkum dalam respon seluler yang akan dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa yang terangkum dalam dogma biologi molekuler diawali oleh adanya aktivitas komunikasi. Untuk dapat dogma biologi molekuler diawali oleh adanya aktivitas komunikasi. Untuk dapat menjalankan aktivitas komunikasi tersebut sebuah sel (eukariotik) dilengkapi berbagai menjalankan aktivitas komunikasi tersebut sebuah sel (eukariotik) dilengkapi berbagai jenis
jenis reseptor reseptor yang tyang terdapat erdapat di di membrane membrane plasmanya. plasmanya. Reseptor Reseptor ini ini biasanya biasanya meupakanmeupakan bagian
bagian structural structural dari dari protein protein integral integral yang terdapat yang terdapat di di sela-sela sela-sela lemak lemak lapis lapis ganda. Selganda. Sel berinteraksi dengan sel lain dengan cara komunikasi langsung atau dengan mengirimkan berinteraksi dengan sel lain dengan cara komunikasi langsung atau dengan mengirimkan
sinyal kepada sel target. sinyal kepada sel target.
Tahapan komunikasi dalam sel
Tahapan komunikasi dalam sel : : tahap penerimaan (reception), tahap pengikatantahap penerimaan (reception), tahap pengikatan molekul (transduction), tahap responsif (response).
molekul (transduction), tahap responsif (response). Interaksi sel dibagi menjadi 3Interaksi sel dibagi menjadi 3 macam, yaitu komunikasi tingkat langsung, pensinyalan parakrin, pensinyalan sinaptik, macam, yaitu komunikasi tingkat langsung, pensinyalan parakrin, pensinyalan sinaptik, dan pensinyalan endokrin/hormonal. Metode komunikasi dibagi menjadi 3 macam, dan pensinyalan endokrin/hormonal. Metode komunikasi dibagi menjadi 3 macam, yaituyaitu komunikasi langsung, komunikasi lokal, dan komunikasi jarak jauh. Mesenjer kedua komunikasi langsung, komunikasi lokal, dan komunikasi jarak jauh. Mesenjer kedua merupakan jalur persinyalan yang melibatkan molekul atau ion kecil nonprotein yang merupakan jalur persinyalan yang melibatkan molekul atau ion kecil nonprotein yang terlarut-air. Dua mesenjer kedua yang paling banyak digunakan ialah AMP siklik dan terlarut-air. Dua mesenjer kedua yang paling banyak digunakan ialah AMP siklik dan Ion kalsium.
Ion kalsium.
1.2
1.2
RUMUSAN MASALAH
RUMUSAN MASALAH
1.
1. Apa yang dimaksud dengan interaksi sel ?Apa yang dimaksud dengan interaksi sel ? 2.
1.3
1.3
TUJUAN PENULISAN
TUJUAN PENULISAN
1.
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu interaksi sel.Mahasiswa dapat mengetahui apa itu interaksi sel. 2.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu komunikasi sel.Mahasiswa dapat mengetahui apa itu komunikasi sel. 3.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana tahapan dari komunikasi sel.Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana tahapan dari komunikasi sel. 4.
1.3
1.3
TUJUAN PENULISAN
TUJUAN PENULISAN
1.
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu interaksi sel.Mahasiswa dapat mengetahui apa itu interaksi sel. 2.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu komunikasi sel.Mahasiswa dapat mengetahui apa itu komunikasi sel. 3.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana tahapan dari komunikasi sel.Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana tahapan dari komunikasi sel. 4.
BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
2.1
INTERAKSI
INTERAKSI
SEL
SEL
Salah satu keuntungan besar dalam organisme multiseluler yaitu terdapatnya Salah satu keuntungan besar dalam organisme multiseluler yaitu terdapatnya kebebasan bagi sel-sel
kebebasan bagi sel-sel untuk mengadakan untuk mengadakan pengkhususan fungsinya dpengkhususan fungsinya demi kebaikanemi kebaikan organisme sebagai satu kesatuan. Pengkhususan itu bisa berakibat pada dua kondisi organisme sebagai satu kesatuan. Pengkhususan itu bisa berakibat pada dua kondisi yaitu:
yaitu: 1.
1. Kematian Kematian sel: sel: penimbunan penimbunan sel-sel sel-sel keratin keratin dalam dalam permukaan permukaan epidermis epidermis dandan membentuk lapisan yang keras untuk melindungi tubuh terhadap li
membentuk lapisan yang keras untuk melindungi tubuh terhadap lingkungan.ngkungan. 2.
2. Pembentukan Pembentukan jaringan jaringan yang yang pada pada gilirannya gilirannya berubah berubah menjadi menjadi suatu suatu organ. organ. SemuaSemua sel dalam jaringan berhubun
sel dalam jaringan berhubungan dengan gan dengan makromolekul diluar sel makromolekul diluar sel dinamakandinamakan matriks ekstraseluler.
matriks ekstraseluler. Sedangkan hubuSedangkan hubungan antar sel dapat ngan antar sel dapat melalui penghubungmelalui penghubung sel / cell junction. Selain untuk berkomunikasi, penghubung sel pun berfungsi sel / cell junction. Selain untuk berkomunikasi, penghubung sel pun berfungsi mengisi celah
mengisi celah ekstraseluler ekstraseluler untuk untuk meneruskan impmeneruskan impuls.uls. Ada 3 jenis penghubung sel (cell junction) yaitu:
Ada 3 jenis penghubung sel (cell junction) yaitu: 1.
1. Penghubung lekat (Adhering junction)Penghubung lekat (Adhering junction)
Struktur ini biasanya dinamakan demosom.Struktur ini biasanya dinamakan demosom.
Ditemukan pada jaringan yang banyak mendapat tekanan mekanik seperti ototDitemukan pada jaringan yang banyak mendapat tekanan mekanik seperti otot
jantung,
jantung, epidermis epidermis kulit, kulit, dan dan epitel epitel rahim. rahim. Dalam Dalam sitoplasma sitoplasma sel sel ini ini biasanyabiasanya terdapat kumpulan filamen (sitoskleton).
terdapat kumpulan filamen (sitoskleton). 2.
2. Penghubung tak tembus (Impermeable junction)Penghubung tak tembus (Impermeable junction)
Biasa disebut tight junctionBiasa disebut tight junction
Berperan membentuk Berperan membentuk sawar sawar dalam lapisan sel seperti pdalam lapisan sel seperti pada epitel selaputada epitel selaput
lendir
Gap junction merupakan penghubung paling umum dari semua jenis hewan
dan manusia.
Disusun oleh saluran-saluran kecil yang menghubungkan langsung ruang
dalam dari kedua sel yang berdekatan. Permukaan kedua membran sel dipisahkan oleh celah selebar 2-4nm yang dinamakan konekson. Melalui konekson inilah terjadi perindahan molekul kecil yang larut dalam air seperti ion anorganik, asam amino, nukleotid dan vitamin.
Sementara sinapsis merupakan penghubung komunikasi dengan cara salah
satu pihak menghasilkan bahan kimia dan pihak lain menerima sinyal tersebut dan dipisahkan dengan celah sebesar 20 nm.
2.2 KOMUNIKASI SEL
1. Pengertian
Menurut Prof. Subowo (1995) mengungkapkan bahwa komunikasi sel adalah proses penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke sel target untuk
mengatur pengembangan dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi pertumbuhan dan pembelahannya serta mengkoordinasikan aktivitasnya.
2. Tipe penyampaian molekul sel dalam komunikasi sel
a. Endokrin adalah sel target jauh dengan media hormon yang dibawa oleh pembuluh darah.
b. Parakrin adalah sel penyekresi bekerja pada sel-sel target yang berdekatan dengan melepas molekul regulator lokal (misalnya faktor pertumbuhan ) kedalam cairan luar sel.
c. Autokrin, adalah sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri atau dengan kata lain sel penghasil mediator berperan juga sebagai sel sasaran.
3. Tahapan komunikasi dalam sel
Dilihat dari perspektif sel yang menerima pesan, pensinyalan sel dibagi menjadi 3 tahapan yaitu:
a. Tahap penerimaan (reception)
Pada tahapan ini sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luar sel. Sinyal kimiawi terdeteksi ketika molekul sinyal berikatan dengan protein reseptor yang terletak dipermukaan atau didalam sel.
b. Tahap pengikatan molekul (transduction)
Pada tahap ini molekul sinyal memiliki bentuk yang komplamenter dengan situs reseptor yang melekat disitu seperti anak kunci dalam gembok atau substrat dalam situs katalitik suatu enzim. Molekul sinyal berprilaku seperti ligan, istilah molekul yang berikatan secara spesifik dengan molekul lain, seringkali yang berukurakan besar. Pengikatan ligan menyebabkan protein
2.3
METODA PENYAMPAIAN SINYAL
a. Komunikasi langsung yaitu komunikasi antar sel yang sangat berdekatan karena mentransfer sinyal listrik (ion-ion).
b. Komunikasi lokal adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan kecairan ekstrasel yang berdekatan ataupun kepada sel-sel yang berada jauh letaknya.
c. Komunikasi jarak jauh adalah komunikasi yang berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel syaraf dan atau sinyal kimia (hormon dan neurohormon).
d. Dengan membentuk gap junction sehingga terjadi hubungan sitoplasma dari kedua sel yang berkomunikasi tersebut.
1. Second Messenger
a. AMP siklik
Second messenger ini yang membawa sinyal yang diinisiasi epinefrin dari membrane plasma sel hati atau otot ke bagian dalam sel, dimana sinyal itu menyebabkan pemecahan glikogen. Pengikatan epinefrin pada membrane plasma sel hati akan meningkatkan senyawa adenosine monofosfatsiklik, yang disingkat AMP siklik atau cAMP. Camp ini diaktifkan oleh adenilat siklase yang mengkatalisa perombakan ATP. cAMP atau aliran ion tadi dapat membuat perubahan pada perilaku sel, dan mereka disebut messenger sekunder atau mediator intraseluler yang mana akan merangsang metabolisme sel lewat aktivitas protein kinase.
b. Ion kalsium
Banyak molekul sinyal pada hewan, termasuk neurotransmitter, faktor pertumbuhan dan sejumlah hormon menginduksi respon pada sel targetnya melalui jalur transduksi sinyal yang meningkatkan konsentrasi ion kalsium sitosolik. Peningkatan konsentrasi ion kalsium sitosolik menyebabkan banyak respon pada sel hewan. Sel menggunakan ion kalsium sebagai second messenger dalam jalur protein-G dan jalur reseptor tirosin kinase. Dalam merespon sinyal yang direlai oleh jalur transduksi sinyal, kadar kalsium sitosolik mungkin meningkat, biasanya oleh suatu mekanisme yang melepas ion kalsium dari RE biasanya jauh lebih tinggi daripada konsentrasi dalam sitisol. Karena kadar kalsium sitosol terendah, perubahan kecil pada jumlah absolute ion akan menggambarkan persentase perubahan yang relative tinggi pada konsentrasi kalsium.
2.4 JENIS-JENIS RESEPTOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP
AKTIVITAS SITOPLASMA
A. Reseptor dalam membran sel
Sebagian besar molekul sinyal larut-air berikatan pada protein reseptor dalam membran sel. Reseptor ini mentransmisikan informasi dari lingkungan ekstraseluler ke bagian dalam sel dengan cara mengubah bentuk saat berikatan dengan ligan. Tiga tipe utama reseptor membran adalah:
1. Reseptor saluran/gerbang ion; misalnya pada molekul neurotransmitter yang dilepaskan sinapsis antara dua sel saraf berikatan dengan saluran ion sehingga menyebabkan saluran membuka dan memicu timbulnya sinyal listrik yang merambat ke sel penerima.
2. Reseptor terikat enzim seperti tirosin kinase : Kinase adalah enzim yang mengkatalis transfer gugus fospat dari ATP ke asam amino ti rosin
3. Reseptor terkopel protein G : reseptor membran plasma yang bekerja dengan bantuan protein G, protein yang mengikat molekul GDP/ GTP yang kaya energi. Banyak molekul sinyal yang berbeda menggunakan reseptor terkopel protein G. Struktur molekulnya terdiri dari 7 heliks α, β danγ transmembran. Dalam keadaan tidak aktif protein G mengikat GDP (guanosin diposfat) melalui subunit α dipermukaan dalam dinding sel. Saat molekul sinyal berikatan dengan sisi ekstraseluler maka protein G akan bergeser melepaskan GDP dan diganti oleh molekul GTP. GTP kemudian mengaktivasi sub unit α untuk melepaskan diri. dan berikatan dengan efektor lain yaitu adenilil siklase. Saat itulah memicu langkahnya pada respon seluler. Perubahan pada enzim dan protein G juga bersufat sementara karena protein G juga berfungsi sebagai enzim GTP-ase maka sub unit α akan menghidrolisis GTP menjadi GDP. Karena kini tidak aktif lagi protein G meninggalkan enzim dan kembali ke kondisi awal.
Gambar 1
B. Reseptor dalam intraseluler
Reseptor ini terletak pada sitoplasma atau pada nukleus target. Untuk mencapai reseptor ini pembawa pesan kimiawi menembus membran plasma sel target. Molekul sinyal yang dapat melakukan hal ini adalah hormon steroid dan tiroid karena termasuk pembawa pesan yang sifatnya hidrofobik.
Reseptor intraseluler adalah reseptor protein yang tidak berada pada membran sel melainkan pada sitoplasma atau nukleus. Sinyal harus melewati membran plasma terlebih dahulu sebelum bertemu dengan reseptor jenis ini (karena ukuran molekul kecil dapat melewati membran atau merupakan lipid sehingga terlarut dalam membran). Sinyal kimiawi dengan reseptor intraseluler misalnya hormon steroid (testosteron) dan tiroid hewan yang berupa lipid serta molekul gas kecil oksida nitrat. Mekanisme jalur transduksi sinyal (jalur-jalur merelai sinyal dari reseptor ke respon seluler) seperti berikut:
Molekul yang merelay sinyal dari reseptor ke respon disebut molekul relay
(sebagian besar merupakan protein).
Molekul sinyal awal secara fisik tidak dilewatkan jalur pensinyalan (molekul
sinyal bahkan tidak pernah masuk sel).
Sinyal direlai sepanjang suatu jalur, artinya informasi tertentu dilewatkan.
Pada tiap tahap sinyal ditransduksi menjadi bentuk berbeda yaitu berupa perubahan konformasi suatu protein yang disebabkan oleh fosforilasi. Fosforilasi protein merupakan suatu cara pengaturan yang umum dalam sel dan merupakan mekanisme utama transduksi sinyal.
Jalur pensinyalan bermula ketika molekul sinyal terikat pada reseptor eseptor ini kemudian mengaktifkan satu molekul relai, yang mengaktifkan protein kinase 1. Protein kinase 1 aktif ini mentransfer satu fosfat dari ATP ke molekul protein kinase
Respon akhir sel terhadap sinyal ekstraseluler disebut respon keluaran. Respon sel terhadap sinyal berfungsi untuk mengatur aktivitas dalam sitoplasma atau transkripsi dalam nukleus. Kekhususan pensinyalan sel menentukan molekul sinyal apa yang akan diresponnya dan sifat responnya. Keempat sel dalam diagram merespon molekul sinyal dengan cara yang berbeda karena masing-masing memiliki kumpulan protein yang berbeda. Diagram sel A merupakan diagram jalur pensinyalan dengan satu respon
tunggal. Diagram sel B merupakan diagram jalur pensinyalan dengan jalur bercabang sehingga memunculkan dua respon yang berbeda. Diagram sel C merupakan diagram jalur pensinyalan dengan reaksi saling-sapa di antara kedua jalur yang membuat sel dapat memadukan informasi dari kedua sinyal yang berbeda. Diagram sel D merupakan diagram jalur pensinyalan dengan reseptor yang berbeda dengan reseptor pada sel A, B
2.5 NEUROTRANSMITER 2.5.1 Neurotransmitter
Neurotransmitter adalah penghantar bahan kimia dari system saraf. Neurotransmitter adalah molekul yang dimana harus memenuhi sejumlah
Jika diberikan secara eksogen sebagai suatu obat, molekul eksogen menyerupai efek neurotransmitter endogen.
Terdapat suatu mekanisme di dalam neuron atau celah sinaptik untuk menghilangkan atau deaktifasi neurotransmitter.
Molekul ditemukan dalam neuron prasinaptik dan dilepaskan pada depolarisasi dalam jumlah yang bermakna secara fisiologis molekul disentesis dalam neuron.
Klasifikasi
Tiga jenis utama neurotransmiter di otak adalah biogenik amina, asam amino, dan peptida. Amina biogenik adalah neurotransmitter yang paling dikenal, karena mereka adalah yang pertama temukan. Tetapi, mereka merupakan zat neurotransmiter yang hanya sebagian kecil dari neuron. Neurotransmitter asam amino terlambat untuk ditemukan, terutama karena kesulitan dalam membedakan asam amino yang ada sebagian besar protein dari asam amino sama bertindak terpisah sebagai neurotransmitter. Neurotransmitter asam amino ditemukan lebih dari 70% dari neuron. Neurotransmiter peptida adalah Intermediate sedang dalam hal persentase neuron yang berisi neurotransmitter tipe itu, tapi mereka jauh melampaui dua kategori lainnya dalam jumlah tipis (sekitar 200 hingga 300 dari neurotransmiter dari jenis telah putatively diidentifikasi). Kriteria neurotransmiter penuh telah terpenuhi hanya beberapa peptida tersebut saat ini. Namun demikian, bukti yang menunjukkan bahwa
neurotransmiter peptida putatif, pada kenyataannya, neurotransmiter umumnya kuat.
A. Jenis Neurotransmiter
Ada banyak cara yang berbeda untuk mengklasifikasi neurotransmitter. Membagi mereka menjadi asam amino, peptida, dan monoamina cukup untuk beberapa tujuan klasifikasi.
B. Mayor Neurotransmiter
relatif terkenal neurotransmitter peptida; ini aktif terlibat dalam interaksi yang sangat spesifik dengan reseptor opioid pada sistem saraf pusat. Ion tunggal, seperti seng synaptically dirilis, juga dianggap oleh beberapa neurotransmitter , seperti juga beberapa molekul gas seperti oksida nitrat (NO) dan karbon monoksida (CO). Ini bukan neurotransmitter klasik oleh definisi ketat, bagaimanapun, karena meskipun mereka semua telah menunjukkan eksperimental yang akan dirilis oleh terminal presynaptic dengan cara kegiatan-tergantung, mereka tidak dikemas ke dalam vesikel.
Sejauh pemancar yang paling umum adalah glutamat, yang rangsang pada lebih dari 90% dari sinapsis dalam otak manusia . Yang berikutnya yang paling umum adalah GABA, yang penghambatan di lebih dari 90% dari sinapsis yang tidak menggunakan glutamat. Meskipun pemancar lain yang digunakan dalam sinapsis jauh lebih sedikit, mereka mungkin sangat penting fungsional-sebagian besar obat-obatan psikoaktif mengerahkan efek mereka dengan mengubah tindakan beberapa sistem neurotransmitter, sering bertindak melalui pemancar selain glutamat atau GABA. Obat adiktif seperti kokain dan amfetamin mengerahkan efek mereka terutama pada sistem dopamin. Obat-obatan opiat adiktif mengerahkan efek mereka terutama sebagai analog peptida opioid fungsional, yang, pada gilirannya, mengatur tingkat dopamin.
C. Rangsang dan penghambatan
Beberapa neurotransmiter biasanya digambarkan sebagai “rangsang” atau “penghambatan”. Satu-satunya efek langsung dari neurotransmitter adalah untuk mengaktifkan satu atau lebih jenis reseptor. Efek pada sel postsynaptic tergantung, karena itu, sepenuhnya pada sifat-sifat reseptor-reseptor. Hal ini terjadi bahwa untuk beberapa neurotransmitter (misalnya, glutamat), reseptor yang paling penting semua memiliki efek rangsang: yaitu, mereka meningkatkan kemungkinan bahwa sel target akan api potensial aksi. Untuk neurotransmiter lain, seperti GABA, reseptor yang
sangat nyaman untuk menelepon hambat rangsang dan GABA glutamat bahwa penggunaan ini terlihat sangat sering.
D. Tindakan
Efek dari sistem neurotransmitter tergantung pada koneksi dari neuron yang menggunakan pemancar, dan sifat kimia dari reseptor yang mengikat pemancar. Berikut adalah beberapa contoh tindakan neurotransmitter penting: Glutamat digunakan di sebagian besar sinapsis rangsang yang cepat di otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini juga digunakan pada kebanyakan sinapsis yang “dimodifikasi”, yaitu mampu meningkatkan atau menurunkan kekuatan. Sinapsis dimodifikasi dianggap memori penyimpanan utama elemen dalam otak. Rilis glutamat berlebihan dapat mengakibatkan kematian sel menyebabkan excitotoxicity. GABA digunakan pada sebagian besar sinapsis hambat cepat di hampir setiap bagian otak. Banyak obat penenang / obat penenang bertindak dengan meningkatkan efek GABA. Sejalan dengan glisin adalah pemancar hambat di sumsum tulang belakang. Asetilkolin dibedakan sebagai pemancar pada sambungan neuromuskuler menghubungkan saraf motor ke otot. Para curare panah-racun lumpuh bertindak dengan memblokir transmisi pada sinapsis ini. Asetilkolin juga beroperasi di banyak daerah di otak, tetapi menggunakan berbagai jenis reseptor. Dopamin memiliki sejumlah fungsi penting di otak. Hal ini memainkan peran penting dalam sistem penghargaan, tetapi disfungsi sistem dopamin juga terlibat dalam penyakit Parkinson dan schizophrenia. Serotonin adalah neurotransmitter monoamina. Kebanyakan diproduksi oleh dan ditemukan di usus (sekitar 90%), dan sisanya di pusat neuron sistem saraf. Ini berfungsi untuk mengatur nafsu makan, tidur, memori dan pembelaja ran, suhu, mood, perilaku, kontraksi otot, dan fungsi sistem kardiovaskular dan sistem endokrin. Hal ini berspekulasi untuk memiliki peran dalam depresi, karena beberapa pasien depresi dianggap memiliki konsentrasi yang lebih rendah metabolit serotonin dalam cairan serebrospinal dan jaringan otak. Substansi P adalah undecapeptide bertanggung jawab untuk transmisi rasa sakit dari neuron sensorik tertentu untuk sistem saraf pusat.
obat. Kokain, misalnya, blok reuptake dopamin punggung ke neuron presynaptic, meninggalkan molekul neurotransmitter di celah sinaptik lagi.Sejak dopamin tetap dalam sinaps lagi, neurotransmitter terus mengikat ke reseptor pada neuron postsynaptic, memunculkan respon emosional yang menyenangkan. Kecanduan fisik untuk kokain mungkin akibat dari paparan kelebihan dopamin dalam sinaps, yang mengarah ke downregulation beberapa reseptor postsynaptic. Setelah efek obat hilang, satu mungkin merasa tertekan karena kemungkinan penurunan neurotransmitter mengikat reseptor. Prozac adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), yang menghambat pengambilan kembali serotonin oleh sel presynaptic. Ini meningkatkan jumlah serotonin hadir pada sinaps dan memungkinkan untuk tinggal di sana lagi, maka potentiating efek serotonin alami dilepaskan AMPT mencegah konversi tirosin dengan L-dopa, para pendahulu untuk dopamin;. Reserpin mencegah penyimpanan dopamin dalam vesikel, dan menghambat deprenyl monoamine oxidase (MAO)-B dan dengan demikian meningkatkan tingkat dopamin. Penyakit dapat mempengaruhi sistem neurotransmiter tertentu. Misalnya, penyakit Parkinson adalah setidaknya sebagian terkait dengan kegagalan sel dopaminergik di otak mendalam inti, misalnya substansia nigra. Perawatan potentiating efek prekursor dopamin telah diusulkan dan dilakukan, dengan keberhasilan moderat.
E. Prekursor neurotransmitter
Sementara asupan precursor neurotransmitter tidak meningkatkan sintesis neurotransmitter, bukti dicampur sebagai apakah rilis neurotransmitter (tembak) meningkat. Bahkan dengan rilis neurotransmitter meningkat, tidak jelas apakah ini akan menghasilkan peningkatan jangka panjang dalam kekuatan sinyal neurotransmitter, karena system saraf dapat beradaptasi dengan perubahan seperti sintesis neurotransmiter meningkat dan karena itu dapat menjaga konstan menembak. Beberapa neurotransmiter mungkin memiliki peran dalam depresi, dan ada beberapa
G. Macam
–
Macam Neurotransmiter1. Asetilkolin (CH3COOCH2CH2N+(CH3)3)
Asetilkolin merupakan substansi transmitter yang disintesis diujung presinap dari koenzim asetil A dan kolin dengan menggunakan enzim kolin asetiltransferase. Kemudian substansi ini dibawa ke dalam gelembung spesifiknya. Ketika kemudian gelembung melepaskan asetilkolin ke dalam celah sinap, asetilkolin dengan cepat memecah kembali asetat dan kolin dengan bantuan enzim kolinesterase, yang berikatan dengan retikulum proteoglikan dan mengisi ruang celah sinap. Kemudian gelembung mengalami daur ulang dan kolin juga secara aktif dibawa kembali ke dalam ujung sinap untuk digunakan kembali bagi keperluan sintesis asetilkolin baru.
2. Noepinefrin, epinephrine, dan dopamine
Noepinephrine, epinephrine, dan dopamine dikelompokkan dalam cathecolamines. Hidroksilasi tirosin merupakan tahap penentu (rate-limiting step) dalam biosintesis cathecolamin. Disamping itu, enzim tirosin hidroksilase ini dihambat oleh oleh katekol (umpan balik negatif oleh hasil akhirnya).
a. Dopamin (NO2C8H11)
Merupakan neurotransmiter yang mirip dengan adrenalin dimana mempengaruhi proses otak yang mengontrol gerakan, respon emosional dan kemampuan untuk merasakan kesenangan dan rasa sakit. Dopamin sangat penting untuk mengontrol gerakan keseimbangan. Jika kekurangan dopamin akan menyebabkan berkurangnya kontrol gerakan seperti kasus pada penyakit Parkinson. Jika kekurangan atau masalah dengan aliran dopamine dapat menyebabkan orang kehilangan kemampuan untuk berpikir rasionil, ditunjukkan dalam skizofrenia. dari perut tegmental area yang banyak bagian limbic sistem akan menyebabkan seseorang selalu curiga dan memungkinkan untuk mempunyai kepribadian paranoia. Jika kekurangan Dopamin di bidang
serabut-serabut saraf yang luas di dalam otak dan akan membantu pengaturan seluruh aktivitas dan perasaan, seperti peningkatan kewaspadaan. Pada sebagian daerah ini, norephineprin mungkin mengaktivasi reseptor aksitasi, namun pada yang lebih sempit malahan mengatur reseptor inhibisi. Norephineprin juga sebagian disekresikan oleh sebagian besar neuron post ganglion sistem saraf simpatisdimana ephineprin merangsang beberapa organ tetapi menghambat organ yang lain.
c. Epinefrin (C9H23NO3)
Epinefrin merupakan salah satu hormon yang berperan pada reaksi stres jangka pendek. Epinefrin disekresi oleh kelenjar adrenal saat ada keadaan gawat ataupun berbahaya. Di dalam aliran darah epinefrin dengan cepat menjaga kebutuhan tubuh saat terjadu ketegangan, atau kondisi gawat dengan memberi suplai oksigen dan glukosa lebih pada otak dan otot. Selain itu epinefrin juga meningkatkan denyut jantung,stroke volume, dilatasi dan kontraksi arteriol pada gastrointestinal dan otot skeleton. Epinefrin akan meningkatkan gula darah dengan jalan meningkatkan katabolisme dari glikogen menjadi glukosa di hati dan saat bersamaan menurunkan pembentukan lipid dari sel-sel lemak.
Epinefrin memiliki banyak sekali fungsi di hampir seluruh tubuh, diantaranya dalam mengatur konsentrasi asam lemak, konsentrasi glukosa darah, kontrol aliran darah ginjal, mengatur laju metabolisme, kontraksi otot polos, termogenesis kimia, vasodilatasi, vasokonstriksi, dll
3. Glutamate (C5H9NO4)
Glutamate merupakan neurotransmitter yang paling umum di sistem saraf pusat, jumlahnya kira-kira separuh dari semua neurons di otak. Sangat penting dalam hal memori. Kelebihan Glutamate akan membunuh neuron di otak.
Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) adalah suatu neurotransmitte r monoamino yang disintesiskan dalam neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat (CNS) dan sel-sel enterochromaffin dalam saluran pencernaan. Pada system saraf pusat serotonin memiliki peranan penting sebagai neurotransmitter yang berperan pada proses marah, agresif, temperature tubuh, mood, tidur, human sexuality, selera makan, dan metabolisme, serta rangsang muntah. Serotonin memiliki aktivitas yang luas pada otak dan variasi genetic pada reseptor serotonin dan transporter serotonin, yang juga memiliki kemampuan untuk reuptake yang jika terganggu akan memiliki dampak pada kelainan neurologist. Obat-obatan yang mempengaruhi jalur dari pembentukan serotonin biasan ya digunakan sebagai terapi pada banyak gangguan psikiatri, selain itu serotonin juga merupakan salah satu dari pusat penelitian pengaruh genetic pada perubahan genetic psikiatri.
Pada beberapa studi yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa pada beberapa orang dengan gangguan cemas memiliki serotonin transporter yang tidak normal dan efek dari perubahan ini adalah adanya peluang terjadinya depresi jauh lebih besar dibanding orang normal.Dari peneltian terbaru juga didapatkan bahwa serotonin bersama-sama dengan asetilkolin dan norepinefrin akan bertindak sebagai neurotransmitter yang dilepaskan pada ujung-ujung saraf enteric. Kebanyakan nuclei rafe akan mensekresi serotonin yang membantu dalam pengaturan tidur normal. Serotonin juga merupakan salah satu dari beberapa bahan aktif yang akan mengaktifkan proses peradangan, yang akan dimulai dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal sampai pada tahap pembengkakan sel jaringan, selain itu serotonin juga memiliki kendali pada aliran darah, kontraksi
otot polos, rangsang nyeri, system analgesic, dan peristaltic usus halus. 5. GABA
Aminobutyric acid (GABA) adalah neurotransmiter inhibisi utama pada sistem saraf pusat. GABA berperan penting dalam mengatur exitability neuron melalui sistem saraf. Pada manusia, GABA juga bertanggung jawab langsung
menyebabkan kejang, seperti pada pasien preeklamsi.Reseptor GABA dibagi dalam dua jenis: GABAA dan GABAB. Reseptor GABAA membuka saluran florida dan diantagonis oleh pikrotoksin dan bikukulin, yang keduanya dapat mnimbulkan konvulsi umum.
Reseptor GABAB yang secara selektif dapat diaktifkan oleh obat anti spastik baklofen, tergabung dalam saluran kalium dalam membran pascasinaps. Pada sebagian besar daerah otak IPSP terdiri atas komponen lambat dan cepat. Bukti-bukti menunjukkan bahwa GABA adalah transmiter penghambat yang memperantarai kedua componen tersebut. IPSP cepat dihambat oleh antagonis GABAA, sedangkan IPSP lambat oleh antagonis GABAB. Penelitian imunohistokimia menunjukkan bahwa sebagian besar dari saraf sirkuit local mensintesis GABA. Satu kelompok khusus saraf dari sirkuit local terdapat di tanduk dorsal sumsum tulang belakang juga menghasilkan GABA. Saraf-saraf ini membentuk sinaps aksoaksonik dengan terminal saraf sensoris primer dan bekerja untuk inhibisi presinaps.
Pada vertebrata, GABA berperan dalam inhibisi sinaps pada otak melalui pengikatan terhadap reseptor spesifik transmembran dalammembran plasma pada proses pre dan post sinaps. Pengikatan ini menyebabkan terbukanya saluran ion sehingga ion klorida yang bermuatan negatif masuk kedalam sel dan ion kalium yang bermuatan positif keluar dari sel. Akibatnya terjadi perubahan potensial transmembran, yang biasanya menyebabkan hiperpolarisasi. Reseptor GABAA merupakan reseptor inotropik yang merupakan saluran ion itu sendiri, sedangkan Reseptor GABAB merupakan reseptor metabotropik yang membuka saluran ion melalui perantara G protein (G protein-coupled reseptor)
Neuron-neuron yang menghasilkanyang menghasilkan GABA disebut neuron GABAergic. Sel medium spiny merupakan salahsatu contoh sel
Glisin merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi karena strukturnya sederhana. Sebagai contoh, glisin adalah
satu-satunya asam amino internal pada heliks kolagen, suatu protein struktural. Pada sejumlah protein penting tertentu, misalnya sitokrom c, mioglobin, dan hemoglobin, glisin selalu berada pada posisi yang sama sepanjang evolusi (terkonservasi). Penggantian glisin dengan asam amino lain akan merusak struktur dan membuat protein tidak berfungsi dengan normal. Secara umum protein tidak banyak pengandung glisina. Perkecualian ialah pada kolagen yang dua per tiga
dari keseluruhan asam aminonya adalah glisin.
Glisin bekerja sebagai transmiter inhibisi pada sistem saraf pusat, terutama pada medula spinalis, brainstem, dan retina. Jika reseptor glisin teraktivasi, korida memasuki neuron melalui reseptor inotropik, menyebabkan terjadinya potensial inhibisi post sinaps (Inhibitory postsynaptic potential /IPSP). Strychnine merupakan antagonis reseptor glisin yang kuat, sedangkan bicuculline merupakan antagonis reseptor glisin yang lemah. Glisin merupakan reseptor agonis bagi glutamate reseptor NMDA.
7. Aspartat
Asam aspartat (Asp) adalah α-asam amino dengan rumus kimia HO2CCH(NH2)CH2CO2H. Asam aspartat (atau sering disebutaspartat saja, karena terionisasi di dalam sel), merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein.
Asam aspartat bersama dengan asam glutamat bersifat asam dengan pKa dari 4.0. Bagi mamalia aspartat tidaklah esensial. Fungsinya diketahui sebagai pembangkit neurotransmisi di otak dan saraf otot. Diduga, aspartat berperan dalam daya tahan terhadap kelelahan. Senyawa ini juga merupakan produk dari daur urea dan terlibat dalam glukoneogenesis.
Aspartat (basa konjugasi dari asam aspartat) merupakan neurotransmiter yang bersifat eksitasi terhadap sistem saraf pusat. Aspartat merangsang reseptor
NO adalah substansi molekul kecil yang baru ditemukan. Zat ini terutama timbul di daerah otak yang bertanggung jawab terhadap tingkah laku jangka panjang dan untuk ingatan. Karena itu, transmitter yang baru ditemukan ini dapat menolong kita untuk menjelaskan mengenai tingkah laku dan fungsi ingatan. Oksida nitrat berbeda dengan transmitter molekul lainnya dalam hal mekanisme pembentukan di ujung presinap dan kerjanya di neuron post sinap. Zat ini tidak dibentuk sebelumnya dan disimpan dalam gelembung ujung presinap seperti transmitter lain. Zat ini disintesis hampir segera saat diperlukan dan kemudian berdifusi keluar dari ujung presinap dalam waktu beberapa detik dan tidak dilepaskan dalam paket gelembung-gelembung. Selanjutnya zat ini berdifusi ke dalam neuron post sinap yang paling dekat, selanjutnya di neuron postsinap, zat ini tidak mempengaruhi membran potensial menjadi lebih besar, tetapi sebaliknya mengubah fungsi metabolik intraseluler yang kemudian mempengaruhi eksitabilitas neuron dalam beberapa detik, menit, atau barangkali lebih lama.
9. Neuropeptida
Neuropeptida merupakan kelompok transmitter yang sangat berbeda dan biasanya bekerja lambat dan dalam hal lain sedikit berbeda dengan yang terdapat pada transmitter molekul kecil.
Sekitar 40 jenis peptida diperkirakan memiliki fungsi sebagai neurotransmitter. Daftar peptida ini semakin panjang dengan ditemukannya putative neurotransmitter (diperkirakan memiliki fungsi sebagai neurotransmitter berdasarkan bukti-bukti yang ada tetapi belum dapat dibuktikan secara langsung). Neuropeptida sudah dipelajari sejak lama, namun bukan dalam fungsinya sebagai neurotransmitter, namun fungsinya sebagai substansi hormonal. Peptida ini mula-mula dilepaskan ke dalam aliran darah oleh kelenjar endokrin, kemudian hormon-hormon peptida itu akan menuju ke jaringan-jaringan otak. Dahulu para ahli
memasuki retikulum endoplasma badan sel dan kemudian ke aparatus golgi, yaitu tempat terjadinya perubahan berikut:
a. Protein secara enzimatik memecah menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil dan dengan demikian melepaskan neuropeptidanya sendiri atau prekursornya. b. Aparatus golgi mengemas neuropeptida menjadi gelembung-gelembung
transmitter berukuran kecil yang dilepaskan ke dalam sitoplasma.
c. Gelembung transmitter ini dibawa ke ujung serabut saraf lewat aliran aksonal dari sitoplasma akson, berkeliling dengan kecepatan lambat hanya beberapa sentimeter per hari.
d. Akhirnya gelembung ini melepaskan trasnmitternya sebagai respon terhadap potensial aksi dengan cara yang sama seperti untuk transmitter molekul kecil. Namun gelembung diautolisis dan tidak digunakan kembali.
H. Cara Kerja Neurotransmiter
Neurotransmiter merupakan senyawa kimia pembawa pesan yang meneruskan informasi elektrik dari sebuah neuron ke neuron lain atau sel efektor. Sifat neurotransmitter adalah sebagai berikut:
Disintesis di neuron presinaps
Disimpan di vesikel dalam neuron presinaps
Dilepaskan dari neuron di bawah kondisi fisiologis
Segera dipindahkan dari sinaps melalui uptake atau degradasi Berikatan dengan reseptor menghasilkan respon biologis.
I. Hubungan Neuotransmiter dengan Perilaku
Gangguan perilaku sebenarnya bisa diatasi asalkan mengetahui cara memilih makanan yang tepat. Menurut Andang Gunawan, ND, ahli terapi nutrisi, hubungan antara konsumsi makanan dengan gangguan perilaku berkaitan dengan neurotransmitter. Neurotransmitter adalah kimia otak yang berfungsi sebagai pembawa pesan atau sinyal antar sel-sel saraf tubuh. Neurotransmitter juga ada di otak mau pun di pencernaan. Pesan yang diterima neurotransmitter pencernaan akan ditransfer melalui neurotransmitter-neurotransmitter sampai mencapai neurotransmitter otak. Neurotransmitter terbentuk dari asam amino triphopan, vitamin B6, vitamin C dan beberapa jenis mineral. Pembentukannya sangat tergantung pada pasokan makanan. Jika salah satu atau beberapa bahan dasar tersebut asupannya rendah, maka pembentukan fungsi neurotransmitter akan terganggu. Jenis makanan yang umumnya menimbulkan gangguan perilaku adalah makanan olahan yang mengandung zat-zat aditif atau sintetis. Dan efeknya bergantung kepada daya tahan masing-masing individu (bagi orang yang sensitive sekali, reaksinya akan langsung muncul dalam bentuk gangguan perilaku). Zat-zat aditif dan zat-zat kimia sintetis ini sifatnya mem-blok atau mengganggu neurotransmitter otak dengan cara meniru cara kerja neurotransmitter otak. Sehingga mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat aditif dan zat-zat sintetis akan menyebabkan timbulnya perilaku yang tak terkendali seperti mudah marah, beringas atau loyo. Bahan makanan tertentu seperti terigu (biskuit dan roti), susu dan makanan yang mengandung MSG juga dapat menimbulkan gangguan perilaku pada orang-orang tertentu.
Dr. Natasha Campbel McBride, ahli gizi sekaligus ahli saraf Amerika dalam bukunya "Gut And Psychology Syndrome menyatakan bahwa makanan yang mengandung kasein dan gluten dicurigai dapat mempengaruhi kesehatan usus pada
terkait dengan gangguan pencernaan seperti autis disarankan untuk menjalani diet bebas gluten dan kasein atau diet GFCF (gluten free/ casein free) selama 3-6 bulan.Perubahan pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi merupakan cara
yang efektif untuk mengatasi gangguan perilaku.
Empat jenis neurotransmitter yang berhubungan dengan perilaku, yaitu: 1. Serotonin,
Serotonin mempengaruhi nafsu makan dan mood. Jika kurang akan membuat sedih, lemah, malas. Jika berlebihan akan membuat beringas dan hiperaktif.
2. Asetilkolin
Asetilkolin mempengaruhi kemampuan konsentrasi dan belajar. 3. Dopamin dan Neropinefrin
Dopamin dan Neropinefrin menjaga agar tetap bersemangat, waspada, termotivasi, dan kuat menjalani aktivitas.
Bagi bayi pola bakteri dalam usus sangat mampengaruhi kondisi tubuhnya. Kesehatan pencernaan juga dipengaruhi oleh pola makan dan pelayanan kesehatan modern. Pola makan modern yang gemar mengkonsumsi makanan instan dan mengandung gula yang diproses (refined sugar) akan memberi makan kepada bakteri jahat. Bahan aditif seperti MSG, zat pengawet dan zat pewarna juga berpengaruh pada perkembangbiakan bakteri jahat. Konsumsi obat dan antibiotik yang berlebihan juga akan menghancurkan. Konsumsi obat dan antibiotik yang berlebih juga akan menghancurkan bakteri baik dan menghancurkan bakteri jahat
untuk semakin banyak berkembang. Polusi lingkungan, bahan kimia, logam berat dan toksin dalam makanan juga menyebabkan gangguan pada pola koloni bakteri yang hidup dalam usus.
Menurut Dr Cosford, pola koloni bakteri di dalam usus seseorang ditentukan saat kelahiran. "Ketika bayi dilahirkan secara normal lewat vagina ibunya, bayi itu akan mendapatkan pola bakteri yang sama dengan ibunya. Jika ibunya mempunyai pola bakteri yang baik, maka bayi itu juga akan mempunyai pola bakteri yang baik.
lahir lewat operasi caesar bahkan sama sekali tidak mendapat bakteri usus dari ibunya. Bayi ini akan memiliki pola bakteri yang sama sekali berbeda dari ibunya dan biasanya akan menyebabkan kondisi kesehatan bayi kurang baik dibandingkan bayi yang lahir normal.Memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan awal kelahiran
merupakan solusi dan kesempatan terbaik untuk meningkatkan populasi bakteri baik dalam usus bayi demi kesehatannya di masa depan. Menurut penelitian, bayi yang diberi susu formula memiliki resiko lebih besar terkena infeksi telinga, alergi, asma dan masalah kesehatan dibandingkan bayi yang diberi ASI ekslusif.
Gambar.1.1 Ilustrasi yang melibatkan neurotransmitter
Gambar diatas memperlihatkan ilustrasi dari elemen utama pada tranmisi sinapsis sebuah gelombang elektrokimiawi yang disebut potensi aksi bergerak sepanjang akson sebuah neuron. Ketika gelombang tersebut mencapai sinapsis, sejumlah molekul neurotransmitter dilepaskan dan bergerak menuju penyerap yang terletak pada membrane neuron lain yang berada di dekat sinapsis. Seluruh aktivitas
Puluhan jenis neurotransmiter yang telah teridentifikasi di bentuk melalui asupan yang berbeda. Bahan dasar pembentuk neurotransmiter adalah asam amino. Asam amino merupakan salah satu nutrisi otak terpenting, yang berfungsi meningkatkan kewaspadaan, mengurangi kesalahan, dan memacu kegesitan pikiran. Fungsi asam amino antara lain :
1. Penyusun protrein, termasuk enzim
Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin ,hormon, dan asam nukleat)
2. Pengikat logam penting yang di perlukan dalam reaksi enzimatik (kofaktor). Asam amino di dapatkan dari sumber-sumber protein. Kadar protein tinggi dapat ditemukan pada makanan/minuman seperti susu, daging, telur dan keju. Sedangkan protein yang terdapat dalam sayur-sayuran memiliki kadar terbatas. 2.5.2 Neurotransmisi Kimiawi
Neurotransmisi kimiawi adalah suatu proses yang melibatkan pelepasan neurotransmitter oleh satu neuron dan mengikat molekul neurotransmiter dengan reseptor pada neuron lain. Proses neurotransmisi kimia dipengaruhi oleh obat yang paling banyak digunakan dalam psikiatri. Semua obat antipsikotik dengan pengecualian clozapine (clozaril), dianggap menunjukkan efeknya dengan menghambat reseptor dopamine tipe 2 (D2); hampir semua antidepresan menunjukkan efeknya dengan meningkatkan jumlah serotonin atau norepinefrin atau keduanya dalam celah sinaptik dan hamper semua ansiolitik dianggap menunjukkan efeknya pada reseptor GABAa yang berikatan dengan saluran ion klorida.
2.5.3 Neuromodulator dan Neurohormon
Kata yang paling sering digunakan untuk menunjukkan sinyal kimia yang mengalir antara neuron adalah neurotransmitter, meskipun kata-kata dan neurohormonnya neuromodulators juga digunakan dalam beberapa kasus untuk menekankan karakteristik khusus. Berbeda dengan efek bersifat langsung dan
menghambat generasi dari sebuah potensial aksi. neurohormon A dibedakan oleh kenyataan bahwa ia dilepaskan ke dalam aliran darah bukan ke dalam ruang extraneuronal di otak. Setelah dalam aliran darah, neurohormon kemudian dapat berdifusi ke ruang extraneuronal dan memiliki efek pada neuron.
Gambar Neurotransmiter dengan lokalisasi diskrit dalam otak.
2.6 SINAPSIS
Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Sinapsis dibentuk oleh terminal akson yang membengkak. Di dalam sitoplasma sinapsis, terdapat vesikula sinapsis. Ketika impuls mencapai ujung neuron, vesikula akan bergerak, lalu melebur dengan membran pra-sinapsis dan melepaskan asetilkolin.
1. Presinapsis, berisi zat neurotransmiter, mitokondria, sitoplasma. Bertanggung jawab untuk meningkatkan peghantaran impuls saraf melintasi celah sinapsis.
2. Pascasinapsis, merupakan reseptor untuk neuro transmiter 3. Celah sinapsis, memisahkan perisinapsis dengan pasca sinapsis
Macam-macam sinapsis berdasarkan impuls saraf yang melewatinya, antara lain:
Sinapsis listrik, sinapsis yang dilalui oleh impuls arus listrik. Biasanya terdapat di
antara sesama neuron.
Sinapsis kimia, sinapsis yang dilalalui oleh impuls kimia, berupa neurotransmiter
yaitu: hormon yang dihasilkan oleh neuron dan disalurkan ke celah sinaps. Biasanya terdapat di antara neuron dan efektor.
Macam-macam sinapsis berdasarkan fungsinya:
Sinapsis aksodendrit, menghubungkan dendrit dari neuron lain dengan akson dari
neuron lainya
Sinapsis aksosomatik, menghubungkan akson dari satu neuron dengan badan sel saraf
dari neuron lainnya
Sinapsis aksoaksonik, menghubungkan akson dari neuron lain dengan akson dari
neuron lainya. Hubungan Sinaps:
Sinaps interneuronal, hubungan kontak fungsional antara dua neuron.
Sinaps neuromuscular, hubungan kontak fungsional antara satu neuron dengan s atu
sel otot atau satu serat otot.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari serangkaian penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Interaksi sel dibagi menjadi 3 macam, yaitu komunikasi tingkat langsung,
pensinyalan parakrin, pensinyalan sinaptik, dan pensinyalan endokrin/hormonal.
Metode komunikasi sel dibagi menjadi 3 macam yaitu komunikasi langsung,
komunikasi lokal dan komunikasi jarak jauh.
Proses komunikasi sel dibagi menjadi tiga tahap yaitu penerimaan (reception),
transduksi dan respon.
Neurotransmiter merupakan senyawa kimia pembawa pesan yang meneruskan
informasi elektrik dari sebuah neuron ke neuron lain atau sel efektor. Tiga jenis utama neurotransmiter di otak adalah biogenik amina, asam amino, dan peptida.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat lah penulis harapkan terutama dari bapak dosen pembimbing demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan menambah wawasan kita.