• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal Ukdi Tht

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Soal Ukdi Tht"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Nama: Nia Rahmawinata NIM: 0707101010087 Status : Orientasi

Topik Soal UKDI : Tuli Akibat Bising (Noiced Induced Hearing Loss)

1. Pasien usia 40 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan pendengaran berkurang pada kedua telinga. Pasien bekerja pada pabrik baja selama 5 tahun. Pemeriksaan apa yang Anda lakukan untuk mengetahui gangguan pendengaran yang dialami pasien tersebut? (UKDI 2012)

a. Tes Penala

b. Audiometrik nada murni c. Nistagmografi

d. BERA

e. Audiometrik tutur Jawaban: A

Analisa:

Secara klinis pajanan bising pada organ pendengaran dapat menimbulkan reaksi adaptasi, peningkatan ambang dengar sementara (temporary threeshhold shift) dan peningkatan ambang dengar menetap (permanent threeshold shift). Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan adanya riwayat pekerjaan. Pada kasus terdapat adanya riwayat pekerjaan yang cukup lama yaitu 5 tahun, dan hal ini merupakan faktor predisposisi yang mengarah dalam penegakan diagnosis Noiced Induced Hearing Loss. Sebagai skrining awal dapat dilakukan tes penala. Pemeriksaan ini bersifat kualitatif yang teriri atas Tes Rinne, Tes Weber, Tes Schwabach. Pada umumnya dipakai 3 jenis penala : 512 Hz, 1024 Hz, 2048 Hz. Jika hanya menggunakan 1 penala, digunakan 512 Hz.

(2)

2. Pasien laki-laki, usia 37 tahun datang dengan keluhan pendengaran berkurang sejak 2 bulan yang lalu pada kedua telinga namun lebih berat di telinga kiri. Pasien bekerja pada pabrik semen selama lebih dari 8 tahun. Pada hasil pemeriksaan didapatkan: (UKDI , 2011)

Tes Penala Auris Dextra Auris Sinistra

Rinne - +

Schwabach Memanjang Memendek

Weber Lateralisasi ke telinga kanan

Apa diagnosis pada kasus diatas ? a. SNHL Auris Dextra b. SNHL Auris Sinistra c. Trauma Akustik d. Sudden Deafness e. Presbikusis Jawaban: B Analisa:

Pasien dengan keluhan gangguan pendengaran dengan adanya riwayat bising sebelumnya dapat dicurigai dengan diagnosis tuli sensorineural. Untuk pemeriksaan sederhana dapat dilakukan dengan garpu tala yang terdiri dari 3 jenis pemeriksaan dengan hasil :

Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Diagnosis

Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan Pemeriksa Normal

Negatif Lateralisasi ke telinga sakit Memanjang Tuli Konduktif Positif Lateralisasi ke telinga sehat Memendek Tuli Sensorineural Pada tuli konduktif < 30 dB, Rinne masih bisa positif

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada kasus diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pasien didiagnosis dengan Sensoryneural Hearing Loss (SNHL) Auris Sinistra.

(3)

Nama: KARLINA NIM: 0707101010077 Status : Remedial

Topik Soal UKDI : Tuli Mendadak

1. Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan penurunan pendengaran yang dirasakan secara tiba-tiba yang dirasakan pada satu sisi telinga. Keluhan ini disertai dengan telinga berdenging. Pada pemeriksaan otoskopi tidak dijumpai kelainan pada telinga yang sakit. Pada pemeriksaan garpu tala ditemukan Rinne positif Weber lateralisasi ke telinga yang sehat, schwabach memendek. Diagnosis untuk kasus di atas adalah: (Soal UKDI 2011)

a. Tuli Mendadak b. Tuli sensorineural c. Tuli konduktif d. Tuli campuran e. Presbikusis Jawaban: A Analisa:

Pada kasus diatas pasien mengeluhkan penurunan pendengaran yang dirasakan secara tiba-tiba pada salah satu sisi telinga. Keluhan tersebut merupakan tuli mendadak. Tuli mendadak merupakan jenis keluhan sensorineural dan penyebabnya tidak dikteahui. Pada tuli mendadak tidka dipengaruhi oleh rentang usia. Dari hasil pemeriksaan otoskopi pada tuli mendadak tidak dijumpai kelainan pada telinga yang sakit. Pada tuli mendadak saat pemeriksaan tes penala dapat ditemukan tuli sensorineural, karena tuli mendadak mengalami kerusakan terutama di kooklea, koklea mengalami iskemia yang disebabkan spasme, thrombosis, atau perdarahan arteri auditive interna. Iskemia mengalami degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria vaskularis dan ligament spiralis.

(4)

2. Pada kasus di atas, maka pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah: a. BERA b. Audiometri c. ENG d. MRI Mastoid e. CT-Scan

Jawaban: B (Soal UKDI 2011) Analisa:

Pada kasus dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa audiometric dengan jenis audiometric impedans dan audiometric tutur. Kedua hasil dari pemeriksaan audiometric tersebut adalah memberikan kesan tuli sensorineural. Dengan pemeriksaan audiometric maka sudah dapat ditegakkan bahwa pasien tersebut mengalami tuli mendadak. Setelah dilakukan pemeriksaan audiomtri, untuk memperkuat kecurigaan terhadap tuli mendadak maka dapat dilakukan pemeriksaan BERA, ENG dan CT-Scan.

(5)

Nama: Erli Marlina NIM: 0807101010135 Status : Orientasi

Topik Soal UKDI : OMSK dengan Komplikasi Intrakranial

1. Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan keluar cairan dari kedua telinga sejak 3 bulan yang lalu, cairan berwarna kekuningan dan berbau. Riwayat bisul di belakang telinga disangkal. Sebelumnya saat os masih kecil, os juga pernah mengalami keluhan keluar cairan dari telinga. Selain itu, os juga mengeluhkan sakit kepala yang hebat sejak 1 minggu yang lalu. Demam (-), mual (-), muntah (-), muka mencong (-), keluhan pendengaran berkurang disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum: tampak sakit sedang, compos mentis, suhu afebris, dispneu (-), stridor (-(-), retraksi (-). Pada pemeriksaan THT, AD: liang telinga lapang, jaringan graulasi (+), secret purulen, membran timpani perforasi (+) total. AS: liang telinga lapang, jaringan granulasi (+), secret (+) purulen, membrane timpani belum dapat dinilai seluruhnya.

Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan penunjang apa yang paling tepat? A. Rontgen kepala B. CT scan kepala C. Pungsi lumbal D. EEG E. Audiometri Jawaban: B Analisa:

Dari gejala, keluar cairan dari telinga lebih 2 bulan serta ada riwayat keluar cairan dari telinga dan otoskopi adanya membrane timpani perforasi menunjukkan OMSK.

Keluhan lain: sakit kepala hebat menunjukkan adanya kecurigaan komplikasi intrakranial. Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan penunjang yag paling tepat adalah CT scan kepala. CT scan

(6)

kepala merupakan pemeriksaan penunjang yang memiliki sensitivitas sangat tinggi dalam menegakkan komplikasi intrakranial.

- Rontgen kepala: hanya sebatas menegakkan komplikasi mastoid - Pungsi lumbal: jika dicurigai: jika dicurigai meningitis

- EEG: pemeriksaan untuk melihat aktivitas listrik, tidak ada kaitan dalam soal ini

- Audiometri: untuk menilai jenis dan derajat tuli. Dalam soal ini keluhan pendengaran berkurang disangkal.

2. Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri telinga kiri yang menjalar ke leher sejak 2 minggu, disertai dengan keluhan demam, pusing berputar, nyeri kepala, mual , muntah, koma, setiap membuka mata.keluhan lain yang dirasakan pasien yaitu keluar cairan telinga, berkurangnya pendengaran telinga kiri, disertai telinga berdenging. Tiga bulan yang lalu pasien juga mengeluh nyeri pada telinga kiri serta ada riwayat keluar cairan telinga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum saat masuk IGD dengan penurunan kesadaran, GCS 14, dan suhu 380C. pada pemeriksaan otoskopi , telinga AD dalam batas normal, retroaurikular dextra dalam batas normal, AS: liang tlinga lapang, secret (+), mukopurulen, membrane timpani perforasi total. Retroaurikular sinistra dalam batas normal. Pada hidung dan tenggorok tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan neurologi ditemukan tanda rangsang menngeal berupa kaku kuduk (+) kemungkinan diagnosis yang paling tepat untuk kasus ini adalah:

a. Otitis Media Akut dengan komplikasi mastoiditis

b. Otitis Media Akut dengan komplikasi abses subperiosteal c. OMSK dengan komplikasi mastoiditis

d. OMSK dengan komplikasi abses subperiosteal e. OMSK dengan komplikasi meningitis

Jawaban : E Analisa :

A dan B bukan jawaban dari kasus tersebut karena adanya riwayat keluar cairan lebih dari 3 bulan yang lalu. Pilihan jawaban C tidak tepat karena tidak terdapat pembengkakan

(7)

retroaurikular, otorea, dan nyeri di belakang telinga. Pilihan D juga tidak tepat karena ada tanda kaku kuduk. E merupakan jawaban yang tepat karena adanya keluhan nyeri kepala, mual, muntah, dan kaku kuduk

(8)

Nama : Fadhilah Rahmi Nim : 0807101010093

Topik soal UKDI : Trauma Akustik

1. Seorang pasien mengeluhkan penurunan pendengaran setelah mendengar suara petasan. Dilakukan pemeriksaan otoskop didapatkan gambaran normal. Hasil pemeriksaan audiometri pada pasien ini akan diperoleh ?

a. Hantaran udara dan tulng < 25 dB

b. Hantaran udara dan tulang > 25 dB tanpa gap c. Hantaran udara < 25 db tulang > 25 db d. Hantaran udara > 25 db tulang < 25 db

e. Hantaran tulang dan udara > 25 db dengan gap Jawaban : B (UKDI 2012)

Analisa kasus:

Os datang setelah mendengar bunyi petasan. Petasan merupakan salah satu sumber trauma akustik. Trauma akustik merupakan pemaparan tunggal dan intensitas bunyi yang sangat tinggi dan terjadi secara tiba-tiba. Petassan disini dapat menyebabkan kerusan sel rambut di dalam koklea. Ini merupakan criteria dari tuli sensorineural. Pada hasil audiometric tuli sensorineural didapatkan AC dan BC > 25 db dan tidak ada air-bone gap. Pada tuli konduksi AC > 25db, BC < 25 db dan terdapat bone gap. Tuli campuran AC dan BC > 25 db dan ada air-bone gap.

2. Seorang pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran yang dialami setelah mendengar letupan senjata. Sejak saat itu telinga kanan pasien tidak bisa mendengar. Tes penala didapatkan Rinne test positif pada kedua telinga , schwabach memendek di telinga kanan, telinga kiri sama dengan pemeriksa, tes webber dengan hasil lateralisasi ke telinga kiri. Hasil pemeriksaan audiometric nada murni didapatkan tuli berat pada telinga kanan, dan telinga kiri normal. Jenis tuli pada kasus ini adalah:

a. Tuli konduktif b. Tuli campuran

(9)

c. Tuli sensorineural d. Tuli congenital e. Tuli hantaran Jaawaban : C Analisa Kasus:

Trauma akustik : bunyi intensitas sangat tinggi terjadi secara mendadak. Sumber bunyi pada kasus ini adalah letupan senjata. Tuli sensorineural terjadi karena adanya gangguan pada koklea atau retrokoklea. Hal ini terjadi trauma akustik yang merusak sel-sel rambut (gangguan pada koklea). Tuli konduksi terjadi gangguan/kelainan pada telinga luar dan tengah misalnya karena sumbatan serumen, otitis media, osteoma dsb. Tuli campuran adanya gangguan pada telinga luar atau tengah dan dalam. Tuli congenital yaitu gangguan pendengaran yang timbul sejak saat lahir.

Tes Penala

Tuli konduksi : rinne test (-) webber test lateralisasi ke telinga yang sakit, swabach test memanjang. Tuli sensorineural : rinne test (+) webber test lateralisasi ke telinga yang sehat, swabach test memendek. Normal: Rinne test (+) webber test tidak ada lateralisasi, swabach sama dengan pemeriksa.

(10)

NAMA : NASRIZARNI SOAL CBT : VERTIGO

1. Seorang wanita, 45 tahun, datang berobat ke poli THT dengan keluhan rasa pusing berputar sejak 2 minggu yang lalu. Menurut pasien, rasa pusing berputar muncul saat pasien mengubah posisi kepala ke arah kanan atau ke kiri. Keluhan pusing berputar tidak muncul secara tiba-tiba. Pasien juga mengeluh rasa mual dan badan terasa lemas.

Apakah diagnosa penyakit pasien tsb? a. Vertigo spontan

b. Vertigo posisi c. Vertigo kalori d. Vertigo unilateral e. Vertigo bilateral

Sumber: Soal UKDI FK Universitas Sriwijaya 2008

Jawaban : B

Vertigo adalah perasaan berputar. Sesuai kejadiannya, vertigo ada beberapa macam yaitu, vertigo spontan, vertigo posisi, dan vertigo kalori.

Vertigo spontan timbul tanpa pemberian rangsangan. Rangsangan timbul dari penyakitnya sendiri, misalnya pada penyakit Meniere oleh sebab tekanan endolimfa yang meninggi.

Vertigo posisi disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Vertigo timbul disebabkan oleh perangsangan pada kupula kanalis semi sirkularis oleh debris atau pada kelainan servikal. (FK UI, 2010)

2. Seorang pasien, laki-laki usia 65 tahun, datang ke poli THT dengan keluhan pusing berputar, pasien juga mengeluh mual dan tidak bisa berdiri tegak. Saat pemeriksaan fisik, dokter melakukan suatu pemeriksaan untuk menilai fungsi keseimbangan terhadap pasien. Awalnya pasien diminta berdiri, kemudian pasien diminta berjalan di tempat sebanyak 50 langkah. Setelah beberapa saat, pasien berubah posisi melebihi jarak 1 meter dari tempat semula dan badan berputar lebih dari 30°.

Jenis pemeriksaan apakah yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien tsb? a. Uji Romberg (+)

b. Stepping test (+) c. Past Pointing test (+) d. Posturografi (+)

(11)

Sumber: Soal UKDI FK Universitas Sriwijaya 2008

Jawaban : B

Stepping test merupakan salah satu uji fungsi keseimbangan dengan cara pasien disuruh berdiri, lalu berjalan di tempat sebanyak 50 langkah dan akan dikatakan positif ada kelainan bila beberapa saat kemudian akan terjadi perubahan tempat lebih dari 1 meter dan badan berputar lebih dari 30°.

Romberg test  pasien berdiri dan lengan dilipat serta mata ditutup. Orang normal dapat berdiri lebih dari 30 detik

Past Pointing test  dengan merentangkan tangan diangkat tinggi, kemudian telunjuk menyentuh telunjuk yang lain dengan mata tertutup. Ini untuk menilai fungsi serebelum.

Posturografi  pemeriksaannya menggunakan alat (Force platform, komputer graficoder, busa dgn ketebalan 10 cm, dan disket data). Ini adalah pemeriksaan keseimbangan secara objektif Elektronistagmografi ini adalah pemeriksaan pada nistagmus, memonitor gerakan bola mata, sehingga dapat mudah dikenal gerakan nistagmus fase lambat dan fase cepat. ( FK UI 2010)

SUMBER: BUKU THT FKUI

Soal UKDI Ready 2011 tentang Stridor

1. Seoranganakmengeluhnapasnyaberbunyi. Iamengorokdannapasnyaberbau. Pemeriksaan yang diperlukanuntukmenegakkan diagnosis adalah

a. Rhinoskopi anterior b. Rhinoskopi posterior c. Laringoskopidirek d. Laringoskopiindirek e. Endoskopi

2. Seorangbayiperempuanberusia 8 bulanmasuk IGD karenasesaknapassejak 3 hari yang lalu, stridor saatinspirasi, danretraksiringan di suprasternal.

Sesakberkurangbilapenderitatidur miring ataumemakaibantal. Tidakadafebris, tidakdisertaigangguanmakanatauminum.

Pemeriksaanradiologispadajaringanlunaklehermemperlihatkanpenyempitan di daerahlaring. Keluhansepertiinisudahdirasakansejak 2 bulan yang lalu,

tetapisembuhsendiri.

Pemeriksaanpenunjanguntukkasusiniadalah a. Nasoendoskopi

(12)

c. Rontgen torakApdanLat d. Laringoskopi e. Esofagoskopi Pembahasan : 1. Jawabaan : D Keluhannapasberbunyidanmengorokmenunjukkanadanyasumbatanpadalaring.Napasberb aumungkinditimbulkanoleh proses inflamasipadalaring. Dengandemikian, pemeriksaan yang perludilakukanuntukmelihatlaring yang

dapatdilakukanolehdokterumumadalahlaringoskopiindirek. 2. Jawaban : D

Gejalanapasberbunyi (stridor), tandasumbatanjalannapas (retraksi suprasternal,

epigastrium, interkostal,atausupraklavikular), tanpaadanyademamdangangguanmakan, merupakantandadangejaladarilaringomalasia.

Laringomalasiamerupakankelainankongenital yang

seringterjadipadaanak.Dengandemikian,untukmemeriksalaring, kitaharusmelakukanlaringoskopi.

Seorang anak laki-laki umur 7 tahun, datang dengan keluhan telinga terasa penuh selama 1 minggu selama 1 tahun ini, sering bersin-bersin, meler. Pada pemeriksaan otoskopi di dapatkan secret yang kental, apa diagnosis pada pasien tersebut ? Soal UKDI 2012

A. Otitis media akut B. Mastoiditis Kronis C. Otitis Media Efusi D. Otitis Media Kronis E. Mastoiditis Akut

Kunci jawaban : C

Pembahasan : Pada Pasien ini menderita sering bersin-bersin, meler yang merupakan tanda dari rhinitis alergi. Dimana faktor penyebab dari otitis media efusi adalah adenoid hipertrofi, sumbing palatum, sinusitis dan rhinitis. Gejala dari otitis media efusi terdapat cairan di telinga tengah dengan sekret yang kental hal ini sendiri akan menyebabkan si anak mengatakan telinga terasa penuh

(13)

Seorang anak laki-laki usia 6 tahun datang ke klinik di temani ibunya dengan keluhan nyeri telinga kanan, telinga terasa tersumbat, demam, lemah tidak ada nafsu makan. Dari pemeriksaan otoskopi di dapatkan mebran timpani merah dan menonjol dan tidak ada perforasi. Diagnosis yang tepat untuk peyakit diatas adalah ? Soal UKDI 2013

A. Otitis Media Kronik B. Otitis Eksterna Difus C. Otitis Media Serosa Akut D. Furunkel

E. Miringitis

Kunci Jawaban : C

Pembahasan : gejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengaran berkurang, telinga terasa tersumbat atau suara terdengar lebih nyaring, kadang-kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak di dalam telinga pada saat posisi kepala berubah.

(14)

NAMA : LISATIN ZIKRA NIM: 0907101050070 SOAL CBT : MIMISAN

1 Seorang laki-laki usia 17 tahun datang ke RS dengan keluhan hidung tersumbat dan perdarahan hidung berulang sejak berusia 13 tahun. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior terlihat massa tumor dengan konsistensi kenyal, berwarna putih keabu-abuan dan pada pemeriksaan radil

(15)
(16)

3 Pemeriksaan Seorang wanita, 45 tahun, datang berobat ke poli THT dengan keluhan rasa pusing berputar sejak 2 minggu yang lalu. Menurut pasien, rasa pusing berputar muncul saat pasien mengubah posisi kepala ke arah kanan atau ke kiri. Keluhan pusing berputar tidak muncul secara tiba-tiba. Pasien juga mengeluh rasa mual dan badan terasa lemas.

Apakah diagnosa penyakit pasien tsb? f. Vertigo spontan

g. Vertigo posisi h. Vertigo kalori i. Vertigo unilateral j. Vertigo bilateral

Sumber: Soal UKDI FK Universitas Sriwijaya 2008

Jawaban : B

Vertigo adalah perasaan berputar. Sesuai kejadiannya, vertigo ada beberapa macam yaitu, vertigo spontan, vertigo posisi, dan vertigo kalori.

Vertigo spontan timbul tanpa pemberian rangsangan. Rangsangan timbul dari penyakitnya sendiri, misalnya pada penyakit Meniere oleh sebab tekanan endolimfa yang meninggi.

Vertigo posisi disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Vertigo timbul disebabkan oleh perangsangan pada kupula kanalis semi sirkularis oleh debris atau pada kelainan servikal. (FK UI, 2010)

3. Seorang pasien, laki-laki usia 65 tahun, datang ke poli THT dengan keluhan pusing berputar, pasien juga mengeluh mual dan tidak bisa berdiri tegak. Saat pemeriksaan fisik, dokter melakukan suatu pemeriksaan untuk menilai fungsi keseimbangan terhadap pasien. Awalnya pasien diminta berdiri, kemudian pasien diminta berjalan di tempat sebanyak 50 langkah. Setelah beberapa saat, pasien berubah posisi melebihi jarak 1 meter dari tempat semula dan badan berputar lebih dari 30°.

Jenis pemeriksaan apakah yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien tsb? f. Uji Romberg (+)

g. Stepping test (+) h. Past Pointing test (+) i. Posturografi (+)

j. Elektronistagmografi (+)

Sumber: Soal UKDI FK Universitas Sriwijaya 2008

(17)

Stepping test merupakan salah satu uji fungsi keseimbangan dengan cara pasien disuruh berdiri, lalu berjalan di tempat sebanyak 50 langkah dan akan dikatakan positif ada kelainan bila beberapa saat kemudian akan terjadi perubahan tempat lebih dari 1 meter dan badan berputar lebih dari 30°.

Romberg test  pasien berdiri dan lengan dilipat serta mata ditutup. Orang normal dapat berdiri lebih dari 30 detik

Past Pointing test  dengan merentangkan tangan diangkat tinggi, kemudian telunjuk menyentuh telunjuk yang lain dengan mata tertutup. Ini untuk menilai fungsi serebelum.

Posturografi  pemeriksaannya menggunakan alat (Force platform, komputer graficoder, busa dgn ketebalan 10 cm, dan disket data). Ini adalah pemeriksaan keseimbangan secara objektif Elektronistagmografi ini adalah pemeriksaan pada nistagmus, memonitor gerakan bola mata, sehingga dapat mudah dikenal gerakan nistagmus fase lambat dan fase cepat. ( FK UI 2010)

(18)

Alfina Ayyu Rachmah 0807101050012 Soal CBT-UKDI

1. Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke tempat praktik dokter dengan keluhan utama serak. Keluhan disertai dengan sakit menelan (odinofagia). Dari tanda vital didapatkan TD:120/80 mmhg, nadi 80 kali/menit, frekuensi napas 18 kali/menit, dan suhu 36 derajat celcius. Pada pemeriksaan fisik tampak tonsil tertutup selaput putih kemerahan unilateral. Diagnosis yang paling mungkin adalahB

a. Difteri tonsil b. Pharingitis luetica c. Plaut vincent d. Tonsilitis tb e. Karsinoma tonsil

Pembahasan: treponema palidum dapat menimbulkan infeksi di daerah faring. Gambaran klinis faringitis luetica tergantung stadium penyakit primer, skunder, atau tertier.

Std. Primer: kelainan ini pada lidah, palatum mole, tonsil,dan dinding posterior

faringberbentuk bercak keputihan. Bila infeksi terus berlangsungmaka timbululkus pada daerah faring yang tidak nyeri. Selain itu didapatkan pembesaran kelenjar mandibula yang tidak nyeri tekan

Std. Sekunder: terdapat eritem pada dinding faring yang menjalar ke arah laring

Std. Tertier: terdapat guma. Predileksinya pada tonsil dan palatum, jarang pada dinding posterior faring.

2. Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke dokter mengeluh suara serak sejak 5 bulan yang lalu. Semakin lama ia merasa agak sesak. Kadang-kadang batuk tidak berdarah serta tidak ada batuk kronis. Foto thoraks 1 bulan yg lalu normal. Trauma leher (-) riwayat operasi leher (-) pembesaran kelenjar gondok (-) perdarahan hidung (-) dan sakit kepala (-). Terdapat benjolan level III di leher, berdiameter 4 cm, semi mobile dan tidak sakit. Riwayat merokok sebungkus/hari selama 30 tahun. Laringoskopi direk tampak massa merah rapuh pada pita suara asli kiri berdiameter 1,2 cm, dan pita suara tidak bergerak. Diagnosis yang paling tepat adalah D

a. Polip pita suara b. Keganasan pita suara c. Vocal cord nodule d. Papiloma laring e. Granuloma

Pembahasan: gejala papiloma laring yang utama adalah suara parau. Kadang terdapat batuk. Apabila papiloma telah menutup rima glotis maka timbul sesak napas dengan stridor. Tumor

(19)

dapat timbul pada pita suara bagian anterior atau daerah subglotis dan pada plika

ventrikularis atau aritenoid. Secara makroskopis seperti buah murbei, berwarna putih kelabu atau kadang-kadang kemerahan. Jaringan tumor ini sangat rapuh. Sering tumbuh lagi setelah diangkat karenanya operasi pengangkatan harus dilakukan berulang-ulang.

(20)

Nama : Annisa Sarindah Nim : 0807101010195 Soal CBT : tersedak

1. Wanita usia 17 tahun, kesulitan bernapas karena tersedak makan bakso. Pasien sadar dan sulit bicara. Sudah dicoba untuk mengeluarkan bakso namun gagal. Penanganan selanjutnya :

a. Menelpon rumah sakit terdekat b. Membawa ke IGD

c. Memberi napas mouth to mouth d. Melakukan trakeostomi

e. Melakukan torakotomi

Jawaban : D Pembahasan :

Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding depan trakea untuk mempertahankan jalan napas agar udara dapat masuk ke paru paru dan memintas jalan napas bagian atas.

Indikasi trakeostomi :

- Mengatasi obstruksi jalan napas atas seperti laring

- Untuk mengambil benda asing dari subglotik apabila tidak mempunyai fasilitas untuk bronkoskopi

- Cedera pada leher dan wajah

- Hilangnya reflex laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi.

2. Seorang anak usia 2,5 tahun diantar ibunya datang ke poliklinik THT-KL dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari lalu. Menurut ibunya sesak terjadi setelah penderita tersedak saat makan kacang tanah rebus, disertai batuk-batuk, bibir kebiruan, muntah makanan + satu kali. Pemeriksaan fisik: pernafasan cepat, sianosis -, stridor bifasik, retaksi suprasternal, interkostal dan epigastrium +, suhu 38 C Auskultasi : BBS kanan menurun dibanding

(21)

kiri, ronki +, wheezing - Toraks foto: tampak atelektasi di lobus kanan bawah. Gambaran klasik aspirasi benda asing pada anak adalah?

a. Tersedak yang diikuti batuk b. Sesak nafas c. Sianosis d. Bersin e. A B dan C benar Jawaban : E Pembahasan :

Gambaran klasik aspirasi benda asing pada anak adalah tersedak tiba-tiba diikuti batuk, sesak nafas, penurunan bunyi nafas dan sering diikuti oleh sianosis perioral sementara. Diagnosis aspirasi benda asing yang tepat waktu akan menghindari anak dari risiko komplikasi awal dan lambat, seperti asfiksia, pneumonia, atelektasis atau bronkiektasis. Gejala klinis aspirasi benda asing pada anak tergantung pada jenis benda asing, tempat tersangkutnya, derajat obstruksi lumen jalan nafas dan rentang waktu antara aspirasi dan evaluasi. Gejala dan tanda aspirasi benda asing dapat dilihat dalam tiga tahap, yaitu episode tersedak yang akut, diikuti batuk-batuk keras dan sesak nafas sampai obstruksi jalan nafas komplit, kedua; episode asimptomatik, ketika benda asing tersangkut dan reflek pernafasan melemah, sehingga diagnosis terlambat ditegakkan, fase ini sangat bervariasi, tergantung dari lokasi, derajat obstruksi dan reaksi lokal yang terjadi dan terakhir, komplikasi benda asing di jalan nafas.

(22)

Nama :Veliqa Nadhila Nim : 0807101010054

SOAL CBT OMSK DENGAN KOMPLIKASI LABIRINITIS

1. Seorang pria usia 40 tahun dirujuk ke IGD oleh dokter spesialis THT dengan OMSK Maligna dextra + labirinitis. Pada pemeriksaan didapatkan membran timpani perforasi total,

kolesteatoma dan fistula sign positif . Gejala yang dialami, pusing berputar dan pendengaran berkurang. Komplikasi yang terjadi pada pasiem ini adalah:

A. Labirinitis Difus serosa B. Labirinits difus purulenta C. Labirinitis laten

D. Labirinitis sirkumskripta Jawaban : d. Labirinitis sirkumskripta

Labirinitis terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfe. Labirinitis lokalisata terbagi atas labirinitis sirkumskripta dan labirinitis serosa yang merupakan komplikasi otitis media dan muncul ketika mediator toksik dari otitis media mencapai labirin bagian membran tanpa adanya bakteri pada telinga dalam. Dengan gejala vertigo dan kurang pendengaran derajat ringan hingga menengah secara tiba-tiba.

Sementara pada labirinitis difus (labirinitis purulenta dan supuratif) merupakan infeksi pada labirin yang lebih berat dan melibatkan akses langsung ke labirin tulang dan membran. Dengan gejala gangguan vestibular, nistagmus, vertigo yang hebat, mual, muntah dan gangguan pendengaran berkurang, sehingga komplikasi yang sesuai adalah labirinitis lokalisata yaitu, labirinitis sirkumskripta.

(Soal UKDI 2013)

2. Pasien wanita usia 40 tahun datang ke puskesmasdengan keluhan sering pusing berputar, telinga berdenging, dan gangguan pendengaran. Sebelumnya pasien prnah mengalami infeksi telinga namun tidak berobat dengan tuntas . Dari hasil pemeriksaan hallpike ditemukan nistagmus rotatoar. Diagnosa yang tepat adalah :

a. Labirinitis

b. Menierre disease c. TIA

d. Tumor serebelopontin Jawaban : a . labirinitis

Labirinitis merupakan salah 1 komplikasi dari omsk yaitu dengan gejala vertigo, telinga berdenging serta gangguan pndengaran, nistagmus. Infeksi telinga yang berulang yang tidak tuntas menyebabkan OMSK. OMSK akan menjadi labirinitis jika tidak diatasi.

(23)

NAMA : GUNAWAN NIM : 0807101010028

TOPIK : OMA stadium Perforasi

Anak anak usia 4 tahun datingdibawa ibunya ke poliklinik dengan keluhan keluar cairan dari telinbga kiri, cairan berwarna bening kekuningan. Sebelumnya 3 hari yang lalu anak mengeluhkan nyeri di telinga kirinya disertai dengan demam hingga 39OC dan anak sangat kesakitan. Awalnya anak mengalami batuk dan nyeri tenggorokan sebelum telinganya sakit Namun saat ini anak sudah tenang dan tidak lagi mengeluhkan telinga nyeri, namun saat ini telinga mengeluarkan cairan bening kekuningan.

1. Apa diagnose anak tersebut saat ini? a. OMSK tipe tenang

b. OMSK tipe aktif

c. OMA stadium supuratif d. OMA stadium perforasi e. OMSK tipe Malignan Jawaban D

Analisa:

Pada kasus di atas anak mengeluhkan mengeluarkan cairan dari telinga yang sudah terjadi 3 hari, berarti kasus tersebut adalah kasus akut sehingga menyingkirkan diagnose OMSK, dimana OMSK onsetnya lebih dari 2 bulan. Jadi jawaban yang paling memungkinkan adalah OMA. Pada kasus diatas disebutkan pasien demam tinggi, nyeri telinga dan sangat kesakitan sudah 3 hari yang lalu. Sekarang pasien dating dengan keluhan nyeri yg sudah berkurang, demam sudah tidak ada dan sudah keluar cairan dari telinga, hal ini mengambarkan bahwa telah terjadi perporasi, dan anak sudah tenang dan tidak nyeri lagi karena cairan di telinga tengah sudah mengalir ke luar, JADI diagnose paling mungkin adalah OMA stadium Perforasi.

2. Pada kasus di atas tindakan apa yang seharusnya dilakukan saat pasien mengalami nyeri hebat di telinga dan demam tinggi dan cairan belum keluar dari telinga?

a. Mastoidektomi b. Ekstraksi serumen c. Miringiotomi

(24)

d. Timpanoplasti e. Irigasi serumen Analisa kasus:

Pada kasus diatas pada saat pasien sedang mengalami nyeri telinga hebat, demam tinggi dan sangat kesakitan adalah saat pasien sedang dalam stadium supuratif, yaitu udem hebat pada mukosa telinga tengah serta terbentuk eksudat yg purulent yang menekan kapiler kapiler sehingga menyebabkan iskemik dan nekrotik membran timpani sehingga memudahkan terjadinya perforasi. Seharusnya pada stadium ini dilakukan miringiotomi untuk mengeluarkan eksudat dari telinga tengah. Dengan melakukan miringiotomi luka insisi yang minimal akan memudahkan penyembuhan dan penutupan membrane timpani, bebrbeda halnya bila terjadi perforasi maka bekas ronbekan tidak mudah menutup kembali. Jawahir syaputra

1. Seorang pria usia 65 tahun, datang dengan keluhan penurunan pendengaran pada telinga kiri, pernah bekerja di pabrik baja sebelumnya, dari pemeriksaan tes penala didapatkan hasil : rinne (+), tes weber lateralisasi ke kanan, dan scwabach memendek, kemungkinan diagnosis untuk pasien ini adalah :

a. Presbiskusis b. Tuli Kongenital

c. Sadden sensory hearing lost d. Noise Induced Hearing Lost e. Idiopatik

Pembahasan :

 Prebiskusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 tahun.

 Berdasarkan penyebab umumnya perbiskusis merupakan akibat dari proses degenerasi. Diduga kejadian presbiskusis mempunyai hubungan dengan faktor-faktor heresiter, pola makanan, metabolisme, arterisklerosis, infeksi, Bising, gaya hidup atau bersifat multifaktor

2. Laki-laki, 70 tahun datang dengan keluhan kurang pendengaran, tidak diketahui sejak kapan, sulit mendengar jika suara pelan dan berbicara suara keras, rinne test udara lebih panjang dari tulang, weber test tidak bisa dibedakan kanan dan kiri, swabach test kedua telinga lebih pendek dari pemeriksa, kemungkinan diagnosis adalah :

a. Presbiskusis b. Meniare disease c. Otosklerosis d. Tuli kongenital

(25)

e. Idiopatik Pembahasan :

 Keluhan utama presbiskusis berupa berkurangnya pendengaran secara perlahan-lahan dan progresif. Kapan berkurangnya pendengaran tidak diketahui secara pasti

 Pada pemeriksaan penala didaptkan tuli sensorineural

 Presbiskusis tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 tahun, dan pada pasien di atas usia pasien 70 tahun

Sumber :

1. Kumpulan Soal UKDI , Ask The Master, dr. Tengku Budiansyah MHA, 2013 2. Kumpulan Soal Try Out UKDI, FK Unsyiah, 2013, Banda Aceh

Sumber Pembahasan :

Buka Ajar Ilmu Kesehatan, THT-KL, edisi VI, FK UI, 2008. SOAL CBT

Dr. Fadhlia M.Ked, Sp.THT-KL

POCUT SLANGA/1307101030221

NYERI TELINGA

1. Seorang laki-laki umur 20 tahun datang dengan keluhan utama telinga kiri keluar cairan sejak 4 bulan yang lalu. Semula cairan berwarna putih kental dan tidak berbau. Sejak kurang lebih 2 bulan terakhir cairan berwarna kuning kental dan berbau busuk. Telinga kiri terasa nyeri. 1 bulan yang lalu wajah mencong ke kanan dan canalis aurikularis eksterna tampak granulasi. Diagnosis yang tepat adalah :

a. Otitis media akut

b. Otitis media supuratif kronis maligna c. Kolesteatoma

d. Otitis eksterna akut e. Keganasan

JAWABAN : B Pembahasan :

Otitis media supurasi kronik adalah lanjutan dari otitis media akut yang pengobatannya tidak adekuat, dimana dikatakan OMSK apabila sudah terjadi infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani yang prosesnya lebih dari 2 bulan. OMSK terbagi 2 yaitu OMSK maligna (perforasi atik dan marginal) dan OMSK benigna

(26)

(perforasi sentral). Berdasarkan aktivitas secret yang keluar terbagi menjadi tipe aktif, tipe tenang dan tipe kering. Nervus fasialis dalam perjalanan di dalam tulang temporal dibagi menjadi 3 segmen (labirin, timpani, mastoid). Apabila terdapat kolesteatom pada penderita OMSK dapat terjadi komplikasi parase nervus VII karena kompresi oleh kolesteatom dimana kolesteatom menghasilkan enzim kolesteatin yang dapat mendestruksi tulang.

2. Pasien dating dengan keluhan keluar cairan dari telinga, daun telinga terasa sakit bila digerakkan, dari pemeriksaan otoskopi didapatkan liang telinga sempit dan tampak kemerahan. Diagnosis yang tepat adalah

a. Mastoiditis

b. Otitis eksterna sirkumskripta c. Otitis media akut

d. Otitis eksterna difusa e. Otomikosis

Pembahasan :

Otitis eksterna difusa adalah peradangan pada liang telinga yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur ataupun virus. Factor yang mempermudah proses peradangan ialah perubahan pH di liang telinga, dapat juga terjadi sekunder pada OMSK. Keluarnya cairan dari telinga, daun telinga terasa sakit bila digerakkan (auricular sign/ tragus sign) positif, pemeriksaan otoskopi liang telinga tampak sempit dan kemerahan merupakan tanda dari otitis eksterna difusa.

(Sumber : soal UKDI 2008)

Puti Lenggogeni/ 0307101010120

TELINGA BERDENGING

1. Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan telinga berdenging disertai dengan penurunan pendengaran. Keluhan ini tidak disertai nyeri kepala berdenyut dan nyeri kepala berputar. Dari hasil anamnesis diketahui bahwa ayah pasien juga mempunyai riwayat keluhan yang sama dengan pasien. Dari hasil

pemeriksaan fisik didapatkan membran timpani utuh, secret (-). Dari hasil audiogram didapatakan bahwa pasien mengalami tuli konduktif.

Diagnosis pasien ini adalah: ( A ) A. Otosklerosis

(27)

C. Timpanosklerosis D. Serumen prop E. Mastoiditid

( Soal UKDI tahun 2008 ) Pembahasaan:

Manifestasi klinis dari Otosklerosis antara lain penurunan pendengaran yang disertai dengan telinga berdenging atau tinitus dan pasien mengeluhkan sering pusing. Penyakit ini sering ditemukan pada usia tua dengan riwayat keluarga menderita penyakit yang sama. Pada Timpanosklerosis, kolesteatom, serumen prop dan mastoiditis tidak ditemukan gejala tinutus.

2. Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan telinga berdenging, penurunan pendengaran dan pusing seperti berputar. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan membran timpani utuh, secret (-).

Diagnosis pasien ini adalah: ( A ) A. Meniere disease

B. Vertigo

C. Rhinitis vasomotor

D. Benign Paroksismal Vertigo E. Migrain

Pembahasaan:

Manifestasi klinis dari meniere disease antara lain penurunan pendengaran yang disertai dengan telinga berdenging atau tinitus dan pasien mengeluhkan sering pusing berputar. Penyakit ini sering ditemukan pada usia muda produktif. Penyebabnya adalah gangguan pada telinga bagian dalam. Pada vertigo dan Benign Paroksismal Vertigo hanya

ditemukan pusing berputar tanpa adanya tinnitus. Rhinitis vasomotor ditandai dengqanh sumbatan pada hidung. Migrain ditandai dengan nyeri kepala berdenyut.

Dessy Mariana/ 07071010034

HIDUNG TERSUMBAT UNILATERAL

1. Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke dengan keluhan hidung sebelah tersumbat. Pasien mempunyai riwayat rhinitis alergi selama 2 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya massa licin berwarna putih keabu-abuan dihidung sebelah kanan.

Diagnosis yang tepat adalah: ((UKDI 2008) a. Polip nasi unilateral

b. Polip nasi bilateral c. Rhinitis vasomotor d. Sinusitis

(28)

Kunci Jawaban: A Pembahasan:

Polip nasi unilateral adalah Massa lunak bertangkai yang terjadi pada salah satu hidung

(Unilateral). Dari anamnesis didapatkan massa licin berwarna putih keabu-abuan pada sebelah kanan yang menandakan telah terjadi polip nasi pada hidung sebelah kanan, dan pasien juga mempunyai riwayat rhinitis alergi yang menandakan adanya faktor resiko untuk menderita polip nasi yang unilateral.

2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke dengan keluhan hidung tersumbat. Keluhan ini dirasakan sejak 5 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya massa licin berwarna putih keabu-abuan pada hidung sebelah kiri. Secret (+). Pasien didiagnosis menderita polip. Jika polip masih terbatas di meatus medius, stadium polip adalah? (UKDI 2008) a. Stadium 0 b. Stadium 1 c. Stadium 2 d. Stadium 3 e. Stadium 4 Kunci Jawaban: B Pembahasan:

Pada anamnesis pasien, ditemukan adanya keluhan sumbatan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya massa licin berwarna putih keabu-abuan pada rongga hidung sebelah kanan yang masih terbatas dalam meatus medius. Pasien juga telah didiagnosis menderita polip. Dimana stadium polip dapat dibagi menjadi: (Mackay dan Lund,1997)

Stadium 0 : tidak ada polip

Stadium 1 : polip masih terbatas di meatus medius

Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di rongga hidung tetapi belum memenuhi rongga hidung

Stadium 3: polip yang massif

Fadil Ahmad / 0807101050066

KELUAR CAIRAN DARI TELINGA TO UKDI FK Trisakti 2010

1. Anak laki-laki berusia 5 tahun, datang ke poliklinik THT. Ibu pasien mngeluhkan keluar cairan dari teling kiri sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya pasien sering menderita infeksi saluran nafas atas. Kesadaran CM, demam (-), membrane timpani perforasi. Diagnosisnya adalah:

(29)

a. Miringitis bulosa

b. Otitis media supuratif kronik c. Mastoiditis akut

d. Otitis media akut e. Mastoiditis kronik Analisa Kasus

- Anak usia 5 tahun dengan riwayat ISPA berulang - Keluar cairan dari telinga kiri onset 3 hari

- Tidak ada riwayat demam - Membrane timpani perforasi Pilihan jawaban:

 Miringitis bulosa  tidak terjadi perforasi

 Otitis media supuratif kronik  onset > 2 bln

 Mastoiditis akut  adanya nyeri retroaurikular

 Otitis media akut  riw.ISPA berulang (f.predisposisi), onset 3 hari, adanya perforasi MT

2. Seorang wanita berusia 40 tahun datang ke dokter dengan keluhan mulut mencong ke sebelah kiri dan telinga terasa sakit terutama bila daun telinga digerakkan. Keluar cairan berwarna kuning dari telinga. Os menderita Diabetes Melitus.

Diagnosis Kasus diatas adalah: a. Otitis media kronik

b. Otitis media kronik maligna c. Otitis eksterna maligna d. Bells palsy

e. kolestatoma Analisa Kasus

- wanita, 40 thn dengan DM

- mulut mencong ke sebelah kiri  gangguan nervus facialis - auricular sign (+)  gejala otitis eksterna

(30)

- secret kuning dari telinga Pilihan jawaban

 Otitis media kronik : seharusnya tidak didapatkan auricular sign dan mulut merot kecuali jika terjadi komplikasi

 Otitis media kronik maligna : seharusnya tidak didapatkan auricular sign dan mulut merot kecuali jika terjadi komplikasi, dan dijumpai sekretnya berbau

 Otitis eksterna maligna : biasa terjadio pada orang tua dengan DM, dan diikuti dengan infeksi struktur lainnya di sekitar telinga (dalam kasus ini n.VII), Adanya pengeluaran secret dari telinga, Aurikular sign (+) khas pada otitis eksterna

 Belss palsy : tanpa adanya secret dari telinga

 Kolesteatoma: merupakan jaringan epitel yang tidak pada tempatnya dan dapat mendestruksi tulang. Merupakan salah satu tanda adanya keganasan pada otitis media

MAYA RISKA/ 0907101010044 / 1307101030172

NYERI MENELAN

3. Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri tenggorok sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam, batuk, lendir tenggorok dan sulit menelan karena sakit. Keluhan tidak disertai dengan perubahan suara maupun sesak nafas. Dari pemeriksaan fisik diperoleh tonsil T1/T1, tidak hiperemis, arkus posterior tonsil hiperemis dan dinding posterior faring ditemukan hiperemis, sekret dan granul. Apakah diagnosis yang paling mungkin? a.Trakeitis akut b.Laryngitis akut c.Tonsillitis akut d.Faringitis akut e.Abses peritonsiler Kunci Jawaban D

Pada kasus tersebut penderita mengalami gejala demam, batuk, lender tenggorok dan sulit menelan. Sehingga kemungkinan diagnosanya merupakan infeksi didaerah tenggorok. Keluhan 3 hari yang berarti akut. Keluhan perubahan suara tidak ada berarti bukan infeksi laring. Penderita juga tidak mengalami sesak, sehingga tidak ada kaitannya dengan system saluran nafas. Pada pemeriksaan fisik, tonsil dalam keadaan normal sedangkan pada dinding faring hiperemis, secret dan granul yang menunjukkan infeksi pada faring. Sehingga diagnosis kasus diatas adalah faringitis akut.

(31)

4. Seorang ibu membawa anak perempuannya yang berusia 8 tahun ke dokter dengan keluhan rasa nyeri menelan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan hilang timbul. Pemeriksaan fisik didapatkan tonsil T3/T3, hiperemis (-), permukaan berbenjol-benjol dengan kripta melebar. Diagnosis pada pasien ini adalah..

a.Tonsilitis folikularis b.Tonsilitis parenkimatosa c.Tonsilitis lakunaris d.Tonsilitis akut e.Tonsilitis kronik Kunci Jawaban E

Kasus diatas, pasien mengeluhkan nyeri menelan dan pada pemeriksaan didapatkan tonsil membesar T3/T3, dengan permukaan berbenjol dan kripta melebar. Sehingga kemungkinan diagnosisnya tonsillitis, dengan waktu lebih dari 1 minggu dan ridak ditemukan hiperemis tonsil maka dinamakan kronik, karena penampakan hiperemis tampak pada arkus faring

(Soal UKDI tahun 2008)

Muhammad Saidil Charisma/ 0907101010079/ 1307101030181 “Hidung berbau”

Seorang Pria berumur 32 tahun berobat ke poli THT dengan keluhan hidung berbau pada sisi kanan yang dialami sejak 3 minggu yang lalu. Disertai dengan hidung tersumbat dan nyeri kepala terkadang demam. Pipi kanan terasa sangat sakit bila disentuh. Pasien memiliki karies gigi di second molar atas kanan. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior terlihat konka nasal kongesti dan hiperemis. Pada periksaan faring ditemukan ingus purulen yang turun ke tenggorok.

1. Apa diagnosis yang paling mungkin pada pasien diatas? a. Faringitis

b. Sinusitis maksilaris denkogen c. Rhinitis hipertrofi

d. Rhinitis kronik alergi e. Deviasi septum nasi

(32)

2. Komplikasi apa yang paling sering timbul dari kasus diatas apabila tidak mendapat terapi? a. Polip Nasi b. Osteomielitis c. Sepsis d. Epitaksis e. Syok hipovolemik

(Try Out UKDI FK Trisakti 2010)

Seorang wanita berumur 25 tahun berobat ke poli THT dengan keluhan hidung berbau pada sisi kiri yang dialami sejak 2 bulan yang lalu. Hidung tersumbat kiri kanan dan nyeri kepala terkadang hingga ke kepala kadang disertai demam. Kedua Pipi terasa sangat sakit bila disentuh. Pasien merasakan adanya benjolan pada rongga hidung kiri. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior terlihat konka livide dan adanya benjolan bewarna putih keabuan. Pada pemeriksaan tenggorok ditemukan ingus purulen yang turun ke tenggorok. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk menegakan diagnosa dan melihat komplikasi adalah :

a. CT-Scan b. Foto Thorax

c. Kultur dan sensitivitas d. Biopsi konka nasal e. Tes Serologi

(Try Out UKDI FK Trisakti 2010)

3. Penatalaksanaan yang diberikan pada penyakit tersebut berupa. a. FESS

b. Antrostomi sublabial c. Infraksi konka media

d. Terapi kausal dan simptomatik e. Mukolitik

(Try Out UKDI FK Trisakti 2010) Pembahasan:

 Dasar sinus maksila adalaha prosesusn alveolaris tempat akar gigi rahang atas, sehingga rongga maksila hanya terpisahkan oleh tulang tipis dengan akar gigi, bahkan kadang kadang tanpa tulang pembatas. Infeksi apical akar gigi atau inflamasi jaringan periodontal mudah menyebar secara langsung sinus atau melalu pembuluh darahdan limfe. Harus dicurigai adanya sinusitis denkogen pada sinusitis maksila kronik yang mengenai satu sisi dengan ingus purulen dan nafas berbau busuk.

(33)

 Komplikasi : osteomilitis dan abses subperiostal paling sering timbul akibat sinusitis. Dan dapat timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi

 Pemeriksaan penunjang yang penting adalah ct-scan. Ct scan merupakan gold standar diagnosis sinusitis karena mampu menilai anatomi hidung dan sinus serta ada nya penyakit dalam hidung dan sinussecara keseluruhan dan perluasan.

 Bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF / FESS) merupakan operasi untuk sinusitis kronik yang memerlukan operasi dengan indikasi sinusitis kronik yang tidak membaik setelah terapi adekuat sinusitis kronik disertai kista atau kelainan yang ireversibel, polip ekstensif.

Endang Mangunkusumo , Damajanti Soetjipto. 2001. Sinusitis. Buku Ajar Ilmu kesehatan THT-KL , edisi 6. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Halaman 150-3

Fazlia/ 0807101010069

RHINITIS ALERGIKA

Seorang perempuan berusia 34 tahun datang kepuskesmas dengan keluhan bersin-bersin sejak 1 tahun terakhir terutama jika terpapar dengan debu kadang disertai hidung tersumbat dan pilek. Keluhan tidak disertai demam. Riwayat keluarga asma dijumpai. Pada pemeriksaan hidung dijumpai konka sedikit edema, berwarna pucatdan terdapat secret encer. Diagnosa pasien tersebut adalah? a. Rhinitis vasomotor b. Rhinitis alergika c. Rhinitis kronis d. Sinusitis maksilaris e. Sinusitis fasialis

Jawabannya: B. Rhinitis alergika

Pembahasan: Rhinitis alergika adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut. Gejala rhinitis alergika menurut WHO ARIA tahun 2001 adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah, berwarna pucat atau livid disertai dengan adanya secret encer yang banyak.

(34)

Seorang anak mengaku sering bersin dipagi hari terutama setelah membersihkan kamarnya, kemudian diikuti dengan keluarnya ingus encer dan putih. Apa pemeriksaan yang harus dilakukan pada pasien ini?

f. Pemeriksaan eosinofil urin g. Pemeriksaan eosinofil serum h. Skin prick test

i. Pemeriksaan darah rutin j. CRP

Jawabannya: C. Skin prick test

Pembahasan: Pemeriksaan yang penunjang dilakukan untuk menegakkan diagnosa rhinitis alergika adalah pemeriksaan in vivo dan in vitro. Pada pemeriksaan in vivo dapat dilakukan pemeriksaan skin prick test dimana pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menyuntikkan alergen inhalan pada volar lengan pasien. Sedangkan pemeriksaan in vitro dapat dilakukan hitung eosinofil dalam darah dapat normal atau meningkat. Dapat juga dilakukan pemeriksaan ig E spesifik dengan RAST ( Radio Immuno Sorbent Test) atau ELISA ( Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay Test )

NAMA : PUTRI IRMAYANI NIM : 0807101010024

SOAL CBT HIDUNG TERSUMBAT

1. Anak perempuan, 9 tahun, datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan terutama dirasakan pada pagi hari disertai bersin dan sekret hidung yang tertelan. Rinoskopi anterior tampak mukosa dan konka yang livide dan sekret yang serous. Apa pengobatan rasional? (UKDI 2005)

(35)

a) Membiasakan pasien kontak dengan allergen dari konsentrasi rendah b) Meningkatkan kebugaran jasmani dengan olahraga 1 kali/minggu c) Obat H1-receptor antagonist

d) Dekongestan topikal selama 2 minggu

e) Mengupayakan pengobatan yang mampu menekan gejala pada fase cepat maupun lambat

Pembahasan:

Rhinitis alergi merupakan reaksi radang yang diperantarai oleh Ig E setelah paparan allergen. Umumnya terjadi pada usia muda. Mediator radang utama pada rhinitis alergi adalah histamine. Efek histamine yaitu menstimulasi sel sel endotel untuk mensintesis relaksan yang bekerja pada pembuluh darah sehingga menyebabkan vasodilatasi dan gejala sumbatan hidung. Histamine akan merangsang reseptor H 1 pada ujung saraf vidianus sehingga menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin. Histmin juga menyebabkan terjadinya rinore karena merangsang kelenjar mukosa dan sel goblet. Oleh karena itu, pengobatan yang digunakan adalah antihistamin gol H-1.

2. Wanita, 14 tahun, datang dengan keluhan hidung tersumbat. Temannya ternyata merasa bau, tetapi pasien tidak merasa bau. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior cavum nasal dextra terdapat krusta kehijauan. Diagnosis pasien di atas adalah (UKDI 2003):

a) Rhinitis Atrofi

b) Rhinitis kronik tuberkulosa c) Rhinitis kronis sifilis d) Rhinitis akut

e) Karsinoma Sinonasal

Pembahasan:

Rhinitis atrofi atau ozaena adalah infeksi hidung kronik, yang ditandai oleh adanya atrofi progressif pada mukosa dan tulang konka. Salah satu gejala yang timbul adalah mukosa hidung yang menghasilkan secret yang kental dan cepat mengering sehingga terbentuk krusta dan berbau busuk. Orang di sekitar penderita yang biasanya tidak tahan dengan bau tersebut,

(36)

tetapi pasien sendiri tidak merasakan karena hiposmia atau anosmia. Rhinitis atrofi lebih sering mengenai wanita usia pubertas.

Rhinitis kronis tuberkulosa merupakan kejadian infeksi tuberkulosa ekstra pulmoner. Tuberculosis hidung berbentuk noduler atau ulkus. Pada pemeriksaan klinik terdapat secret mukopurulen dan krusta sehingga ada keluhan hidung tersumbat. Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan BTA pada secret hidung.

Rhinitis kronis sifilis, terdapat bercak/bintik pada mukosa. Dapat juga ditemukan ulkus. Pada pemeriksaan klinis didapatkan secret mukopurulen berbau dan krusta. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemerikssan mikrobiologik dan biopsy.

NAMA : SUSAN ARLYA

SUARA SERAK

1. Pasien datang dengan keluhan suara serak sejak 1 tahun yang lalu, dan memberat sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, keluhan ini dialami oleh pasien terus menerus, keluhan ini memberat apabila pasien pasien banyak berbicara, pasien juga mengeluhkan sesak nafas, sesak nafas dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, sesak nafas dirasakan pasien bersamaan dengan memberatnya keluhan suara serak. Pasien juga mengeluhkan susah menelan makanan sejak 2 bulan yang lalu, bila pasien makan makanan harus banyak minum. Riwayat merokok 30 tahun dengan satu hari 2 bungkus. Pemeriksaan laringoskopi indirect didapatkan massa (+), massa merah dan berbenjol-benjol. Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan karsinoma sel skuamous non keratinizing. Pertanyaan : berdasarkan kasus diatas apa diagnosa yang tepat?

Pilihan jawaban : a. Cancer laring b. Cancer sinonasal c. Cancer nasofaring d. Polip nasal e. Tumor tonsil jawaban : A. Cancer laring Pembahasan :

Pada pasien ini, keluhan yang pertama kali muncul adalah suara serak sejak 2 tahun yang lalu, sehingga tumor primer diduga berasal dari daerah glotis. Karena secara klinis tidak dijumpai pembesaran kelenjar, maka pasien ini diduga berada pada stadium II (T2, N0, M0).

2. Seorang wanita dengan usia 21 tahun, datang ke poliklinik THT engan keluhan suara serak satu tahun yang lalu. Pada awalnya suara serak hilang timbul dan makin lama dirasakan semakin bertambah berat. Pasien tidak mengeluhkan batuk lama dan sesak nafas. Tidak ada keluhan pada makan dan minum serta tidak ada penurunan berat badan. Pasien tidak memiliki riwayat sakit jantung, tuberkulosis paru, alergi, trauma atau operasi pada leher dan dada. Pasien mengatakan

(37)

tidak suka mengonsumsi kopi, teh atau alkohol serta tidak pernah merokok. Pasien juga menyangkal penggunaan suara berlebihan. Sebelumnya pasien mengatakan sejak kecil suaranya agak serak dan pasien tidak merasakan kelainan pada kualitas suaranya saat itu. Sebelumnya pasien telah berobat ke spesialis THT diberi terapi 3 obat tablet (nama obat tidak diketahui) serta pasien diminta untuk istirahat bicara. Namun pasien mengeluhkan tidak ada perbaikan pada suaranya, dan suaranya semakin hilang dan pasien dikatakan menderita nodul pita suara. Tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening pada leher. Dari hasil pemeriksaan laringoskopi tidak langsung tampak massa padat dan putih pada epiglotis, aritenoid sinistra dan 1/3 medial plika vokalis dekstra dengan pergerakan kedua plika vokalis normal. Pada pemeriksaan laringoskopi serat optik didapatkan gambaran massa putih, padat, tidak mengkilat, berbatas tegas dengan permukaan berbenjol-benjol pada epiglotis, aritenoid sinistra dari 2/3 anterior plika vokalis dekstra.

Pilihan jawaban : a. Nodul pita suara b. Ca laring

c. Laringitis tuberkulosis d. Polip nasal

e. Papilomatosis laring jawaban : E. Papilomatosis laring Pembahasan :

Dilaporkan satu kasus papilomatosis laring pada perempuan usia 21 tahun yang ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan laringoskopi tidak langsung, laringoskopi serat optik dan diagnosis pasti ditegakkan dari operasi hasil biopsi. Papilomatosis laring pada pasien ini termasuk ke dalam kasus yang jarang terjadi karena terdapat pada usia dewasa dengan lesi multiple dan pada jenis kelamin perempuan. Dari kepustakaan disebutkan bahwa papilomatosis laring tipe senilis yaitu muncul pada usia 20-40 tahun biasanya berupa lesi tunggal dan tidak bersifat agresif.

Pada pasien ini keluhan suara serak telah dirasakan dalam intensitas yang ringan sejak kecil meskipun pasien tidak mengeluhkan kelainan pada suaranya saat itu. Kemungkinan papilomatosis laing telah muncul pada pasien sejak kecil, tetapi tidak bersifat agresif. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa papilomatosis laring pada dewasa dasepat terjadi sejak kecil yang bersifat laten dan teraktivasi bila imunitas tubuh menurun. Gambaran papilomatosis laring pada pasien ini ditemukan pada 2/3 anterior plika vokalis, bagian tengah epiglotis dan aritenoid. Hal ini tidak sesuai dengan karakteristik lesi pada papilomatosis laring tipe senilis berupa lesi tunggal. Gambaran makroskopis papiloma pada pasien ini lebih cenderung menyrupai gambaran papilomatosis laring tipe juvenilis, yaitu berupa lesi multiple dan sering ditemukan pada plika vokalis, komisura anterior dan epigotis.

Nama: Nia Rahmawinata NIM: 0707101010087 Status : Orientasi

(38)

Topik Soal UKDI : Tuli Akibat Bising (Noiced Induced Hearing Loss)

3. Pasien usia 40 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan pendengaran berkurang pada kedua telinga. Pasien bekerja pada pabrik baja selama 5 tahun. Pemeriksaan apa yang Anda lakukan untuk mengetahui gangguan pendengaran yang dialami pasien tersebut? (UKDI 2012)

f. Tes Penala

g. Audiometrik nada murni h. Nistagmografi

i. BERA

j. Audiometrik tutur Jawaban: A

Analisa:

Secara klinis pajanan bising pada organ pendengaran dapat menimbulkan reaksi adaptasi, peningkatan ambang dengar sementara (temporary threeshhold shift) dan peningkatan ambang dengar menetap (permanent threeshold shift). Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan adanya riwayat pekerjaan. Pada kasus terdapat adanya riwayat pekerjaan yang cukup lama yaitu 5 tahun, dan hal ini merupakan faktor predisposisi yang mengarah dalam penegakan diagnosis Noiced Induced Hearing Loss. Sebagai skrining awal dapat dilakukan tes penala. Pemeriksaan ini bersifat kualitatif yang teriri atas Tes Rinne, Tes Weber, Tes Schwabach. Pada umumnya dipakai 3 jenis penala : 512 Hz, 1024 Hz, 2048 Hz. Jika hanya menggunakan 1 penala, digunakan 512 Hz.

4. Pasien laki-laki, usia 37 tahun datang dengan keluhan pendengaran berkurang sejak 2 bulan yang lalu pada kedua telinga namun lebih berat di telinga kiri. Pasien bekerja pada pabrik semen selama lebih dari 8 tahun. Pada hasil pemeriksaan didapatkan: (UKDI , 2011)

(39)

Rinne - +

Schwabach Memanjang Memendek

Weber Lateralisasi ke telinga kanan

Apa diagnosis pada kasus diatas ? f. SNHL Auris Dextra g. SNHL Auris Sinistra h. Trauma Akustik i. Sudden Deafness j. Presbikusis Jawaban: B Analisa:

Pasien dengan keluhan gangguan pendengaran dengan adanya riwayat bising sebelumnya dapat dicurigai dengan diagnosis tuli sensorineural. Untuk pemeriksaan sederhana dapat dilakukan dengan garpu tala yang terdiri dari 3 jenis pemeriksaan dengan hasil :

Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Diagnosis

Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan Pemeriksa Normal

Negatif Lateralisasi ke telinga sakit Memanjang Tuli Konduktif Positif Lateralisasi ke telinga sehat Memendek Tuli Sensorineural Pada tuli konduktif < 30 dB, Rinne masih bisa positif

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada kasus diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pasien didiagnosis dengan Sensoryneural Hearing Loss (SNHL) Auris Sinistra.

(40)

Nama: KARLINA NIM: 0707101010077 Status : Remedial

Topik Soal UKDI : Tuli Mendadak

3. Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan penurunan pendengaran yang dirasakan secara tiba-tiba yang dirasakan pada satu sisi telinga. Keluhan ini disertai dengan telinga berdenging. Pada pemeriksaan otoskopi tidak dijumpai kelainan pada telinga yang sakit. Pada pemeriksaan garpu tala ditemukan Rinne positif Weber lateralisasi ke telinga yang sehat, schwabach memendek. Diagnosis untuk kasus di atas adalah: (Soal UKDI 2011)

f. Tuli Mendadak g. Tuli sensorineural h. Tuli konduktif i. Tuli campuran j. Presbikusis Jawaban: A Analisa:

Pada kasus diatas pasien mengeluhkan penurunan pendengaran yang dirasakan secara tiba-tiba pada salah satu sisi telinga. Keluhan tersebut merupakan tuli mendadak. Tuli mendadak merupakan jenis keluhan sensorineural dan penyebabnya tidak dikteahui. Pada tuli mendadak tidka dipengaruhi oleh rentang usia. Dari hasil pemeriksaan otoskopi pada tuli mendadak tidak dijumpai kelainan pada telinga yang sakit. Pada tuli mendadak saat pemeriksaan tes penala dapat ditemukan tuli sensorineural, karena tuli mendadak mengalami kerusakan terutama di kooklea, koklea mengalami iskemia yang disebabkan spasme, thrombosis, atau perdarahan arteri auditive interna. Iskemia mengalami degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria vaskularis dan ligament spiralis.

(41)

4. Pada kasus di atas, maka pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah: f. BERA g. Audiometri h. ENG i. MRI Mastoid j. CT-Scan

Jawaban: B (Soal UKDI 2011) Analisa:

Pada kasus dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa audiometric dengan jenis audiometric impedans dan audiometric tutur. Kedua hasil dari pemeriksaan audiometric tersebut adalah memberikan kesan tuli sensorineural. Dengan pemeriksaan audiometric maka sudah dapat ditegakkan bahwa pasien tersebut mengalami tuli mendadak. Setelah dilakukan pemeriksaan audiomtri, untuk memperkuat kecurigaan terhadap tuli mendadak maka dapat dilakukan pemeriksaan BERA, ENG dan CT-Scan.

(42)

Nama: Erli Marlina NIM: 0807101010135 Status : Orientasi

Topik Soal UKDI : OMSK dengan Komplikasi Intrakranial

3. Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan keluar cairan dari kedua telinga sejak 3 bulan yang lalu, cairan berwarna kekuningan dan berbau. Riwayat bisul di belakang telinga disangkal. Sebelumnya saat os masih kecil, os juga pernah mengalami keluhan keluar cairan dari telinga. Selain itu, os juga mengeluhkan sakit kepala yang hebat sejak 1 minggu yang lalu. Demam (-), mual (-), muntah (-), muka mencong (-), keluhan pendengaran berkurang disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum: tampak sakit sedang, compos mentis, suhu afebris, dispneu (-), stridor (-(-), retraksi (-). Pada pemeriksaan THT, AD: liang telinga lapang, jaringan graulasi (+), secret purulen, membran timpani perforasi (+) total. AS: liang telinga lapang, jaringan granulasi (+), secret (+) purulen, membrane timpani belum dapat dinilai seluruhnya.

Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan penunjang apa yang paling tepat? F. Rontgen kepala G. CT scan kepala H. Pungsi lumbal I. EEG J. Audiometri Jawaban: B Analisa:

Dari gejala, keluar cairan dari telinga lebih 2 bulan serta ada riwayat keluar cairan dari telinga dan otoskopi adanya membrane timpani perforasi menunjukkan OMSK.

Keluhan lain: sakit kepala hebat menunjukkan adanya kecurigaan komplikasi intrakranial. Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan penunjang yag paling tepat adalah CT scan kepala. CT scan

(43)

kepala merupakan pemeriksaan penunjang yang memiliki sensitivitas sangat tinggi dalam menegakkan komplikasi intrakranial.

- Rontgen kepala: hanya sebatas menegakkan komplikasi mastoid - Pungsi lumbal: jika dicurigai: jika dicurigai meningitis

- EEG: pemeriksaan untuk melihat aktivitas listrik, tidak ada kaitan dalam soal ini

- Audiometri: untuk menilai jenis dan derajat tuli. Dalam soal ini keluhan pendengaran berkurang disangkal.

4. Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri telinga kiri yang menjalar ke leher sejak 2 minggu, disertai dengan keluhan demam, pusing berputar, nyeri kepala, mual , muntah, koma, setiap membuka mata.keluhan lain yang dirasakan pasien yaitu keluar cairan telinga, berkurangnya pendengaran telinga kiri, disertai telinga berdenging. Tiga bulan yang lalu pasien juga mengeluh nyeri pada telinga kiri serta ada riwayat keluar cairan telinga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum saat masuk IGD dengan penurunan kesadaran, GCS 14, dan suhu 380C. pada pemeriksaan otoskopi , telinga AD dalam batas normal, retroaurikular dextra dalam batas normal, AS: liang tlinga lapang, secret (+), mukopurulen, membrane timpani perforasi total. Retroaurikular sinistra dalam batas normal. Pada hidung dan tenggorok tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan neurologi ditemukan tanda rangsang menngeal berupa kaku kuduk (+) kemungkinan diagnosis yang paling tepat untuk kasus ini adalah:

f. Otitis Media Akut dengan komplikasi mastoiditis

g. Otitis Media Akut dengan komplikasi abses subperiosteal h. OMSK dengan komplikasi mastoiditis

i. OMSK dengan komplikasi abses subperiosteal j. OMSK dengan komplikasi meningitis

Jawaban : E Analisa :

A dan B bukan jawaban dari kasus tersebut karena adanya riwayat keluar cairan lebih dari 3 bulan yang lalu. Pilihan jawaban C tidak tepat karena tidak terdapat pembengkakan

(44)

retroaurikular, otorea, dan nyeri di belakang telinga. Pilihan D juga tidak tepat karena ada tanda kaku kuduk. E merupakan jawaban yang tepat karena adanya keluhan nyeri kepala, mual, muntah, dan kaku kuduk

(45)

Nama : Fadhilah Rahmi Nim : 0807101010093

Topik soal UKDI : Trauma Akustik

3. Seorang pasien mengeluhkan penurunan pendengaran setelah mendengar suara petasan. Dilakukan pemeriksaan otoskop didapatkan gambaran normal. Hasil pemeriksaan audiometri pada pasien ini akan diperoleh ?

f. Hantaran udara dan tulng < 25 dB

g. Hantaran udara dan tulang > 25 dB tanpa gap h. Hantaran udara < 25 db tulang > 25 db i. Hantaran udara > 25 db tulang < 25 db

j. Hantaran tulang dan udara > 25 db dengan gap Jawaban : B (UKDI 2012)

Analisa kasus:

Os datang setelah mendengar bunyi petasan. Petasan merupakan salah satu sumber trauma akustik. Trauma akustik merupakan pemaparan tunggal dan intensitas bunyi yang sangat tinggi dan terjadi secara tiba-tiba. Petassan disini dapat menyebabkan kerusan sel rambut di dalam koklea. Ini merupakan criteria dari tuli sensorineural. Pada hasil audiometric tuli sensorineural didapatkan AC dan BC > 25 db dan tidak ada air-bone gap. Pada tuli konduksi AC > 25db, BC < 25 db dan terdapat bone gap. Tuli campuran AC dan BC > 25 db dan ada air-bone gap.

4. Seorang pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran yang dialami setelah mendengar letupan senjata. Sejak saat itu telinga kanan pasien tidak bisa mendengar. Tes penala didapatkan Rinne test positif pada kedua telinga , schwabach memendek di telinga kanan, telinga kiri sama dengan pemeriksa, tes webber dengan hasil lateralisasi ke telinga kiri. Hasil pemeriksaan audiometric nada murni didapatkan tuli berat pada telinga kanan, dan telinga kiri normal. Jenis tuli pada kasus ini adalah:

f. Tuli konduktif g. Tuli campuran

(46)

h. Tuli sensorineural i. Tuli congenital j. Tuli hantaran Jaawaban : C Analisa Kasus:

Trauma akustik : bunyi intensitas sangat tinggi terjadi secara mendadak. Sumber bunyi pada kasus ini adalah letupan senjata. Tuli sensorineural terjadi karena adanya gangguan pada koklea atau retrokoklea. Hal ini terjadi trauma akustik yang merusak sel-sel rambut (gangguan pada koklea). Tuli konduksi terjadi gangguan/kelainan pada telinga luar dan tengah misalnya karena sumbatan serumen, otitis media, osteoma dsb. Tuli campuran adanya gangguan pada telinga luar atau tengah dan dalam. Tuli congenital yaitu gangguan pendengaran yang timbul sejak saat lahir.

Tes Penala

Tuli konduksi : rinne test (-) webber test lateralisasi ke telinga yang sakit, swabach test memanjang. Tuli sensorineural : rinne test (+) webber test lateralisasi ke telinga yang sehat, swabach test memendek. Normal: Rinne test (+) webber test tidak ada lateralisasi, swabach sama dengan pemeriksa.

(47)

NAMA : NASRIZARNI SOAL CBT : VERTIGO

4. Seorang wanita, 45 tahun, datang berobat ke poli THT dengan keluhan rasa pusing berputar sejak 2 minggu yang lalu. Menurut pasien, rasa pusing berputar muncul saat pasien mengubah posisi kepala ke arah kanan atau ke kiri. Keluhan pusing berputar tidak muncul secara tiba-tiba. Pasien juga mengeluh rasa mual dan badan terasa lemas.

Apakah diagnosa penyakit pasien tsb? k. Vertigo spontan

l. Vertigo posisi m. Vertigo kalori n. Vertigo unilateral o. Vertigo bilateral

Sumber: Soal UKDI FK Universitas Sriwijaya 2008

Jawaban : B

Vertigo adalah perasaan berputar. Sesuai kejadiannya, vertigo ada beberapa macam yaitu, vertigo spontan, vertigo posisi, dan vertigo kalori.

Vertigo spontan timbul tanpa pemberian rangsangan. Rangsangan timbul dari penyakitnya sendiri, misalnya pada penyakit Meniere oleh sebab tekanan endolimfa yang meninggi.

Vertigo posisi disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Vertigo timbul disebabkan oleh perangsangan pada kupula kanalis semi sirkularis oleh debris atau pada kelainan servikal. (FK UI, 2010)

5. Seorang pasien, laki-laki usia 65 tahun, datang ke poli THT dengan keluhan pusing berputar, pasien juga mengeluh mual dan tidak bisa berdiri tegak. Saat pemeriksaan fisik, dokter melakukan suatu pemeriksaan untuk menilai fungsi keseimbangan terhadap pasien. Awalnya pasien diminta berdiri, kemudian pasien diminta berjalan di tempat sebanyak 50 langkah. Setelah beberapa saat, pasien berubah posisi melebihi jarak 1 meter dari tempat semula dan badan berputar lebih dari 30°.

Jenis pemeriksaan apakah yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien tsb? k. Uji Romberg (+)

l. Stepping test (+) m. Past Pointing test (+) n. Posturografi (+)

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan ini pada penyakit kusta merupakan hal yang mutlak dilakukan, karena berguna untuk menegakkan diagnosis penyakit kusta, penunjang penentuan klasifikasi atau tipe

Pemeriksaan kadar IgE spesifik untuk suatu alergen tertentu dapat dilakukan secara in vivo dengan uji kulit atau secara in vitro dengan metode RAST ( Radio

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, penyakit batu ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium, dan

Kemampuan untuk melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan menegakkan diagnosis pada pasien dengan nyeri akut, kronik non-cancer dan nyeri kanker secara

Pemeriksaan ini pada penyakit kusta merupakan hal yang mutlak dilakukan, karena berguna untuk menegakkan diagnosis penyakit kusta, penunjang penentuan klasifikasi atau tipe

Pemeriksaan kadar IgE spesifik untuk suatu alergen tertentu dapat dilakukan secara in vivo dengan uji kulit atau secara in vitro dengan metode RAST (Radio

4.. Diagnosis Laboratorium dalam menegakkan diagnosa demam tifoid sangat penting dilakukan karena dapat membantu dalam menentukan hasil pemeriksaan. Sampai saat ini masih

hipoalbuminemia &lt;3.5 g/dl, edema, hiperlipidemia, lipiduria, dan hiperkoagulabilitas. Pemeriksaan tambahan seperti venerologi diperlukan untuk menegakkan diagnosa