• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kerja Praktek"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

I.1

I.1 Latar Belakang

Latar Belakang

Keberadaan mata kuliah kerja praktek dilatarbelakangi oleh kesadaran akan Keberadaan mata kuliah kerja praktek dilatarbelakangi oleh kesadaran akan pentingnya mahasiswa untuk dibekali oleh pengetahuan yang tidak hanya berupa teori, pentingnya mahasiswa untuk dibekali oleh pengetahuan yang tidak hanya berupa teori, namun juga praktek di lapangan. Kemampuan dan pengetahuan mahasiswa untuk  namun juga praktek di lapangan. Kemampuan dan pengetahuan mahasiswa untuk  memahami dan mempelajari kenyataan keteknikan praktis di lapangan juga dibutuhkan memahami dan mempelajari kenyataan keteknikan praktis di lapangan juga dibutuhkan mahasiswa, agar memiliki kemampuan yang adaptif dan kreativitas yang tinggi dalam mahasiswa, agar memiliki kemampuan yang adaptif dan kreativitas yang tinggi dalam memecahka

memecahkan n masalah keteknikan/arsitektur dilapangan.masalah keteknikan/arsitektur dilapangan.

Pada masa perkuliahan, mahasiswa mempelajari teori-teori yang menjadi Pada masa perkuliahan, mahasiswa mempelajari teori-teori yang menjadi landasan dasar pemikiran suatu disiplin ilmu. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat landasan dasar pemikiran suatu disiplin ilmu. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengaplikasikan teori-teori dari ilmu pengetahuan yang didapat di perkuliahan untuk  mengaplikasikan teori-teori dari ilmu pengetahuan yang didapat di perkuliahan untuk  diterapkan dalam pelaksanaan di lapangan, seperti adanya proyek yang sesuai dengan diterapkan dalam pelaksanaan di lapangan, seperti adanya proyek yang sesuai dengan disiplin ilmu yang telah dipelajari. Salah satu cara

disiplin ilmu yang telah dipelajari. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengayang dapat digunakan adalah dengann adanya kerja praktek.

adanya kerja praktek.

Pada Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya, kerja praktek merupakan salah Pada Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya, kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa sebagai salah satu persyaratan satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Strata 1 (S1). Mahasiswa Arsitektur yang mengikuti kerja dalam menyelesaikan studi Strata 1 (S1). Mahasiswa Arsitektur yang mengikuti kerja praktek ini diharapkan dapat mengetahui dan mendapatkan gambaran tentang hubungan praktek ini diharapkan dapat mengetahui dan mendapatkan gambaran tentang hubungan antara teori-teori arsitektur dengan penerapannya di lapangan secara khusus ataupun antara teori-teori arsitektur dengan penerapannya di lapangan secara khusus ataupun penerapan ilmu Arsitektur pada umumnya. Selain itu. Mahasiswa Arsitektur juga penerapan ilmu Arsitektur pada umumnya. Selain itu. Mahasiswa Arsitektur juga diharapkan dapat benar-benar terlibat dalam kerja praktek ini, sehingga mahasiswa diharapkan dapat benar-benar terlibat dalam kerja praktek ini, sehingga mahasiswa tersebut dapat mengetahui lebih dalam mengenai objek yang ditinjau pada saat tersebut dapat mengetahui lebih dalam mengenai objek yang ditinjau pada saat pelaksanaan kerja praktek dan akhirnya akan menjadi nilai tambah serta pengalaman pelaksanaan kerja praktek dan akhirnya akan menjadi nilai tambah serta pengalaman berpikir bagi mahasiswa setelah menyelesaikan kerja praktek t

berpikir bagi mahasiswa setelah menyelesaikan kerja praktek t ersebut.ersebut. Proyek pembangunan

Proyek pembangunan  RUSUNAWA  RUSUNAWA T-24 T-24 PalembangPalembang merupakan proyek merupakan proyek  Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun 2011/2012. Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun 2011/2012. Proyek RUSUNAWA T-24 Palembang ini memiliki luas total 1,7 hektar yang terdiri Proyek RUSUNAWA T-24 Palembang ini memiliki luas total 1,7 hektar yang terdiri dari 3

dari 3 bangunan bangunan RUSUNAWA yRUSUNAWA yang tiap-tiap baang tiap-tiap bangunannya ngunannya terdiri dari terdiri dari 5 lantai.5 lantai. RUSUNAWA ini diperuntukkan untuk warga Pemulutan pada khususnya dan warga RUSUNAWA ini diperuntukkan untuk warga Pemulutan pada khususnya dan warga Palembang pada umumnya.

(2)

Adanya organisasi proyek dalam sebuah pembangunan menjadi hal yang penting Adanya organisasi proyek dalam sebuah pembangunan menjadi hal yang penting demi menciptakan sebuah kinerja yang baik antar sesama pekerja. Melalui organisasi demi menciptakan sebuah kinerja yang baik antar sesama pekerja. Melalui organisasi yang jelas, pekerja akan tahu batasan-batasan pekerjaan yang harus dia kerjakan. yang jelas, pekerja akan tahu batasan-batasan pekerjaan yang harus dia kerjakan. Melalui organisasi, pekerja tau kemana ia harus berkeluh kesah tentang pekerjaannya. Melalui organisasi, pekerja tau kemana ia harus berkeluh kesah tentang pekerjaannya. Hal ini pula yang diterapkan dalam proyek RUSUNAWA T-24. Hal ini lah yang akan Hal ini pula yang diterapkan dalam proyek RUSUNAWA T-24. Hal ini lah yang akan penulis bahas dalam pengerjaan laporan kerja praktek ini yaitu

penulis bahas dalam pengerjaan laporan kerja praktek ini yaitu “Tinjauan Pelaksanaan“Tinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA

T-Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang”24 Palembang”.. Tujuan pengambilan tema ini adalah untuk membandingkannya dengan teori yang Tujuan pengambilan tema ini adalah untuk membandingkannya dengan teori yang diperoleh semasa kuliah dengan penerapannya di lapangan kerja.

diperoleh semasa kuliah dengan penerapannya di lapangan kerja.

I.2

I.2 Tujuan

Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek (KP) ini adalah : Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek (KP) ini adalah :

1.

1. Memenuhi persyaratan kurikulum Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Memenuhi persyaratan kurikulum Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik  Universitas Sriwijaya.

Universitas Sriwijaya. 2.

2. Mencari hubungan antara teori-teori arsitektur yang dipelajari di kampus denganMencari hubungan antara teori-teori arsitektur yang dipelajari di kampus dengan proses pekerjaan yang terjadi di

proses pekerjaan yang terjadi di lapangan.lapangan. 3.

3. Mempelajari organisasi proyek yang berada di proyek RUSUNAWA T-24Mempelajari organisasi proyek yang berada di proyek RUSUNAWA T-24 Palembang.

Palembang.

I.3

I.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam laporan kerja praktek ini pembahasan lebih difokuskan kepada Dalam laporan kerja praktek ini pembahasan lebih difokuskan kepada pengamatan pekerjaan selama penulis kerja praktek di lapangan, yaitu di mulai dari pengamatan pekerjaan selama penulis kerja praktek di lapangan, yaitu di mulai dari tanggal 30 Januari 2012 sampai dengan 16 Maret 2012,

tanggal 30 Januari 2012 sampai dengan 16 Maret 2012, yaitu :yaitu : “Organisasi Proyek Yang Ada di Proyek RUSUNAWA T 

“Organisasi Proyek Yang Ada di Proyek RUSUNAWA T --24 Palembang” 24 Palembang” 

I.4

I.4 Metode Penulisan

Metode Penulisan

Ada pun metode penulisan yang digunakan pada pembuatan laporan Kerja Ada pun metode penulisan yang digunakan pada pembuatan laporan Kerja Praktek ini, antara lain :

Praktek ini, antara lain : 1.

1. Studi PustakaStudi Pustaka

Sebagai bahan literatur dan referensi serta perbandingan teori perkuliahan Sebagai bahan literatur dan referensi serta perbandingan teori perkuliahan dengan praktek di lapangan. Sumber studi pustaka penulis ambil dari dengan praktek di lapangan. Sumber studi pustaka penulis ambil dari

(3)

Adanya organisasi proyek dalam sebuah pembangunan menjadi hal yang penting Adanya organisasi proyek dalam sebuah pembangunan menjadi hal yang penting demi menciptakan sebuah kinerja yang baik antar sesama pekerja. Melalui organisasi demi menciptakan sebuah kinerja yang baik antar sesama pekerja. Melalui organisasi yang jelas, pekerja akan tahu batasan-batasan pekerjaan yang harus dia kerjakan. yang jelas, pekerja akan tahu batasan-batasan pekerjaan yang harus dia kerjakan. Melalui organisasi, pekerja tau kemana ia harus berkeluh kesah tentang pekerjaannya. Melalui organisasi, pekerja tau kemana ia harus berkeluh kesah tentang pekerjaannya. Hal ini pula yang diterapkan dalam proyek RUSUNAWA T-24. Hal ini lah yang akan Hal ini pula yang diterapkan dalam proyek RUSUNAWA T-24. Hal ini lah yang akan penulis bahas dalam pengerjaan laporan kerja praktek ini yaitu

penulis bahas dalam pengerjaan laporan kerja praktek ini yaitu “Tinjauan Pelaksanaan“Tinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA

T-Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang”24 Palembang”.. Tujuan pengambilan tema ini adalah untuk membandingkannya dengan teori yang Tujuan pengambilan tema ini adalah untuk membandingkannya dengan teori yang diperoleh semasa kuliah dengan penerapannya di lapangan kerja.

diperoleh semasa kuliah dengan penerapannya di lapangan kerja.

I.2

I.2 Tujuan

Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek (KP) ini adalah : Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek (KP) ini adalah :

1.

1. Memenuhi persyaratan kurikulum Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Memenuhi persyaratan kurikulum Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik  Universitas Sriwijaya.

Universitas Sriwijaya. 2.

2. Mencari hubungan antara teori-teori arsitektur yang dipelajari di kampus denganMencari hubungan antara teori-teori arsitektur yang dipelajari di kampus dengan proses pekerjaan yang terjadi di

proses pekerjaan yang terjadi di lapangan.lapangan. 3.

3. Mempelajari organisasi proyek yang berada di proyek RUSUNAWA T-24Mempelajari organisasi proyek yang berada di proyek RUSUNAWA T-24 Palembang.

Palembang.

I.3

I.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam laporan kerja praktek ini pembahasan lebih difokuskan kepada Dalam laporan kerja praktek ini pembahasan lebih difokuskan kepada pengamatan pekerjaan selama penulis kerja praktek di lapangan, yaitu di mulai dari pengamatan pekerjaan selama penulis kerja praktek di lapangan, yaitu di mulai dari tanggal 30 Januari 2012 sampai dengan 16 Maret 2012,

tanggal 30 Januari 2012 sampai dengan 16 Maret 2012, yaitu :yaitu : “Organisasi Proyek Yang Ada di Proyek RUSUNAWA T 

“Organisasi Proyek Yang Ada di Proyek RUSUNAWA T --24 Palembang” 24 Palembang” 

I.4

I.4 Metode Penulisan

Metode Penulisan

Ada pun metode penulisan yang digunakan pada pembuatan laporan Kerja Ada pun metode penulisan yang digunakan pada pembuatan laporan Kerja Praktek ini, antara lain :

Praktek ini, antara lain : 1.

1. Studi PustakaStudi Pustaka

Sebagai bahan literatur dan referensi serta perbandingan teori perkuliahan Sebagai bahan literatur dan referensi serta perbandingan teori perkuliahan dengan praktek di lapangan. Sumber studi pustaka penulis ambil dari dengan praktek di lapangan. Sumber studi pustaka penulis ambil dari

(4)

buku-buku dan internet yang sekiranya dapat membantu dalam buku-buku dan internet yang sekiranya dapat membantu dalam pembahasan topik yang akan diangkat.

pembahasan topik yang akan diangkat. 2.

2. Studi Observasi LapanganStudi Observasi Lapangan

Studi observasi lapangan adalah pengamatan langsung terhadap Studi observasi lapangan adalah pengamatan langsung terhadap pelaksanaan atau pekerjaan yang di lakukan di lapangan pada proyek  pelaksanaan atau pekerjaan yang di lakukan di lapangan pada proyek  pembangunan RUSUNAWA T-24. Untuk studi observasi ini dilakukan pembangunan RUSUNAWA T-24. Untuk studi observasi ini dilakukan dari 30 Januari 2012 sampai dengan 16 Maret

dari 30 Januari 2012 sampai dengan 16 Maret 2012.2012. 3.

3. KonsultasiKonsultasi

Konsultasi yang dilakukan berupa diskusi bersama

Konsultasi yang dilakukan berupa diskusi bersama dosen pembimbing dandosen pembimbing dan pihak kontraktor utama, dalam hal ini adalah pihak PT. Riyah Permata pihak kontraktor utama, dalam hal ini adalah pihak PT. Riyah Permata Anugrah.

Anugrah.

I.5

I.5 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan

Sistematika pada penulisan laporan ini diurai menjadi 5

Sistematika pada penulisan laporan ini diurai menjadi 5 BAB. Uraian bab tersebutBAB. Uraian bab tersebut antara lain :

antara lain : BAB

BAB I I PENDAHULUANPENDAHULUAN

Mengurai secara umum latar belakang kerja praktek, permasalahan yang Mengurai secara umum latar belakang kerja praktek, permasalahan yang akan dibahas, tujuan, ruang lingkup pembahasan, metodologi penulisan, akan dibahas, tujuan, ruang lingkup pembahasan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

dan sistematika penulisan. BAB

BAB II II GAMBARAN GAMBARAN UMUMUMUM

Berisikan uraian atau gambaran umum mengenai proyek RUSUNAWA T Berisikan uraian atau gambaran umum mengenai proyek RUSUNAWA T --24 Palembang meliputi lokasi, kondisi fisik, serta

24 Palembang meliputi lokasi, kondisi fisik, serta profil proyek profil proyek  BAB

BAB III III TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKAPUSTAKA

Berisikan uraian tentang definisi dan fungsi organisasi proyek, dan Berisikan uraian tentang definisi dan fungsi organisasi proyek, dan bentuk-bentuk organisasi proyek yang diperoleh dari studi literatur dan bentuk-bentuk organisasi proyek yang diperoleh dari studi literatur dan observasi lapangan.

observasi lapangan. BAB

BAB IV IV ANALISA ANALISA DAN DAN PEMBAHASANPEMBAHASAN

Berisikan tentang uraian analisa bentuk organisasi proyek serta Berisikan tentang uraian analisa bentuk organisasi proyek serta pembahasan perbedaan-perbedaan antara teori dan yang terjadi di pembahasan perbedaan-perbedaan antara teori dan yang terjadi di lapangan.

lapangan. BAB

(5)

Berisikan tentang kesimpulan pembahasan pekerjaan dan perbandingan Berisikan tentang kesimpulan pembahasan pekerjaan dan perbandingan antara teori yang di peroleh selama perkuliahan dengan praktek yang antara teori yang di peroleh selama perkuliahan dengan praktek yang berada di lapangan disertai beberapa saran dari penulis.

berada di lapangan disertai beberapa saran dari penulis.

I.6

I.6 Kerangka Berfikir

Kerangka Berfikir

Latar

Latar

Belakang

Belakang

Kesimpulan dan

Kesimpulan dan

Saran

Saran

Tujuan

Tujuan

Praktek

Praktek

Lapangan

Lapangan

Ruang Lingkup

Ruang Lingkup

O

Orr a

an

niissa

assi P

i Prro

o eek

k

Laporan KP

Laporan KP

Teori

Teori

Perkuliahan

Perkuliahan

Analisa dan

Analisa dan

Pembahasan

Pembahasan

Data

Data

KP

KP

Diagram 1.1 Kerangka Berfikir Diagram 1.1 Kerangka Berfikir

Sumber : Data Pribadi Sumber : Data Pribadi

(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM

II.1 Data Umum Proyek

Secara Umum poyek RUSUNAWA T-24 Palembang yang sedang berjalan saat ini berlokasi di Jln. Sriwijaya Raya KM. 14 Kertapati dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nama Proyek : RUSUNAWA T-24

2. Lokasi Proyek : Jln. Sriwijaya Raya KM. 14 Kertapati 3. Kontraktor Pelaksana : PT. Riyah Permata Anugerah

4. No. Kontrak : KU.08.08/PKPS-II/543/X/2011 5. MK Wilayah : PT. Shiddiq Sarana Mulya 6. Tahun Anggaran : 2011 / 2012

II.2 Lokasi Proyek

RUSUNAWA T-24 yang sedang dalam pelaksanaan saat ini berlokasi di Jln. Sriwijaya Raya KM. 14 Kertapati dengan luas site 17.012 m2. Batasan georgrafis dari proyek ini adalah :

 Utara : Rawa-rawa

 Selatan : Kantor Camat Pemulutan dan Kantor Polisi  Barat : Rawa-rawa

 Timur : Desa Pemulutan

II.3 Data Fisik Proyek

Luas lahan pada proyek pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang adalah 17.012 m2. RUSUNAWA ini terdiri atas 3 blok bangunan yang masing-masing blok  terdiri dari 5 lantai. Kondisi fisik proyek dapat dilihat dari beberapa bagian bangunan, seperti berikut :

(7)

Pondasi yang digunakan adalah jenis pondasi tiang pancang. Pondasi ini digunakan karena pertimbangan keadaan struktur tanah pada lokasi.

II.3.2 Pelat Lantai

Tebal pelat lantai pada bangunan ini adalah 12 cm. Menggunakan wiremes M7-150 dua lapis. Mutu beton K-350.

II.3.3 Sloof 

Ukuran sloof pada proyek ini adalah 30cm x 45cm dengan mutu beton K-350. Gambar 2.1 Detail Pondasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012

Gambar 2.2 Detail Plat Lantai Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012

Gambar 2.3 Detail Sloof  Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012

(8)

II.3.4 Kolom

Ukuran kolom struktur yang digunakan adalah 30cm x 50cm, 25cm x 50cm. Mutu beton K-350.

II.3.5 Kolom Join

Merupakan pengganti balok dengan dimensi 25cm x 45 cm. Menggunakan mutu beton K-350.

Gambar 2.4 Detail Kolom Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012

(9)

II.5 Manajemen Proyek

A. Pengadaan

Pada pelaksanaannya, proyek ini menggunakan sistem pengadaan tender. Yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dikerjakan dan diawasi oleh pemenang tender. Untuk pemenang tender RUSUNAWA T-24 Palembang ini adalah PT. Riyah Permata Anugerah sebagai kontraktor pelaksana dan PT. Shiddiq Sarana Mulya sebagai Manajemen Konstruksi Wilayahnya.

B. Struktur Organisasi Proyek 

Dalam berbagai bidang pekerjaan, struktur organisasi merupakan suatu kelengkapan yang teramat penting, demikian pula halnya dengan pekerjaan yang berhubungan dengan pembangunan suatu konstruksi. Struktur organisasi ini mutlak  diperlukan guna menjamin kelancaran dan kesuksesan dari pembangunan suatu proyek.

Struktur suatu organisasi juga merupakan bagian dari manajemen atau pengelolaan suatu proyek, dimana manajemen itu sendiri adalah suatu cara pengelolaan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu.

Dalam pencapaian sasaran yang terarah serta untuk mempermudah dalam pelaksanaan pengurusan dan pengelolaan jalannya proyek pembangunan gedung RUSUNAWA T-24 Palembang, struktur organisasi merupakan hal yang mutlak untuk  dipenuhi.

Dengan pengorganisasian ini, masing-masing pihak dapat mengetahui hak dan kewajibannya dengan jelas sesuai dengan kemampuannya masing-masing dan sesuai dengan bidang yang diembannya. Selain itu untuk mempermudah dalam pengontrolan sejauh mana pekerjaan telah memenuhi target ataupun menemukan kendala-kendala yang mempengaruhi jalannya pelaksanaan proyek di lapangan.

Berikut merupakan kerangka organisasi proyek RUSUNAWA T-24 Palembang.

(10)

Diagram 2.1 Struktur Organisasi PT. Riyah Permata Anugerah Sumber : Data Perusahaan

(11)

II.6 Dokumentasi Proyek

Gambar 2.8 Lokasi Proyek Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012

Gambar 2.7 Lokasi Proyek Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012

Gambar 2.13 Pelaksanaan Pekerjaan Tie Beam Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012 Gambar 2.6 Plang Nama Proyek

Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012

Gambar 2.9 Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Join Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012

Gambar 2.12 Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012

Gambar 2.11 Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012 Gambar 2.10 Pelaksanaan Pekerjaan Plat Lantai

(12)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Manajemen Konstruksi

III.1.1 Definisi Manajemen

Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek  dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan dalam 5M (manpower, material, mechines, money and method).

Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk merealisasikan pekerjaan melalui orang lain”. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen mencapai tujuan

organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan – pekerjaan itu sendiri.

Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi tersebut memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama mengelola sumber daya manusia, bukan material atau finansial. Selain manajemen mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja), penyusun personalia (penarikan, seleksi, pengembangan pemberian kompensasi dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasai, kepemimpinan, integritas, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan. Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang dikemukakan oleh Stoner sebagai berikut :

 Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan  pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses bukan seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk  melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer, tanpa memperdulikan keahlian atau keterampilan khusus mereka. Harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang mereka

(13)

inginkan. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.

III.1.2 Manajemen Proyek Konstruksi

Manajemen proyek konstruksi

Manajemen Proyek Konstruksi

III.1.2.1 Pengertian

Manajemen adalah suatu metode / teknik / proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui tindakan-tindakan, diantaranya adalah :

 Perencanaan (planning)

 Pengorganisasian (organizing)

 Pelaksanaan (actuating)

 Pengawasan (controlling)

Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas.

Pengertian Proyek Konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan / infrastruktur.

Jadi, defenisi “Manajemen Proyek Konstruksi” adalah suatu cara / metode untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan / infrastruktur yang dibatasi oleh waktu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).

III.1.3 Fungsi Manajemen

Secara umum, fungsi-fungsi manajemen adalah : 1) Fungsi Perencanaan

Berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data / informasi, asumsi maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang. Bentuk tindakan tersebut antara lain :

(14)

 Menetapkan tujuan dan sasaran usaha.

 Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.  Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi.

 Menyiapkan pendanaan serta standard kualitas yang diharapkan.

Manfaat dari fungsi perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendali kegiatan, atau pedoman pelaksana kegiatan, serta sarana untuk  memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.

2) Fungsi Organisasi

Berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia, yang mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mendukung tercapainya tujuan. Tindakan berupa antara lain :

 Menetapkan daftar penugasan.  Menyusun lingkup kegiatan.  Menyusun struktur kegiatan.

 Menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya.

Manfaat dari fungsi organisasi adalah merupakan pedoman pelakasanaan fungsi, dimana pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan terlihat jelas.

3) Fungsi Pelaksanaan

Berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam kegiatan pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam pencapaian tujuan bersama. Tindakan tersebut antara lain :

 Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan.

 Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab.  Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi.

Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptakannya keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi, dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerjasama untuk tujuan bersama.

4) Fungsi Pengendalian

Berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan, dan penganalisaan serta pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus

(15)

diambil terhadap penyimpangan yang terjadi (diluar batas toleransi). Tindakan-tindakan tersebut meliputi antara lain :

 Mengukur kualitas hasil.

 Membandingkan hasil terhadap standard kualitas.  Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi.

 Memberikan saran-saran perbaikan.  Menyusun laporan kegiatan.

Manfaat dari fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu.

III.1.4 Unsur-unsur Manajemen

Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem fungsi dan efektifitas sistem dalam usaha mencapai tujuannya tergantung dari ketepatan susunan rangkaian atau struktur terhadap tujuan yang telah ditentukan.

1. Bersifat Dinamis

Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Prilaku sistem umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan masukkan (input) menjadi hasil (output ).

2. Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya

Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar, maka akan terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah bagiannya. 3. Mempunyai Arti yang Berbeda

Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung siapa yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa.

4. Mempunyai Sasaran yang Jelas

Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang  jelas. Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk 

mengetahui perilaku suatu sistem dan bagiannya. 5. Mempunyai Keterbatasan

Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari lingkungan, sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.

(16)

III.1.5 Manfaat Manajemen Konstruksi

Manfaat manajemen konstruksi jika dibandingkan dengan sistem tradisional dapat dilihat dari beberapa segi.

1. Segi Biaya Proyek 

a. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sedah berpartisipasi pada tahap perencanaan.

b. Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat dibandingkan dengan sistem tradisionil karena tidak ada pembebeanan ganda dari keuntungan Kontraktor, dan Sub kontraktornya.

2. Segi Waktu

a. Dengan sistem Fast Track.

b. Waktu yang dipergunakan untuk perencanaan dan rancangan bangunan dapat lebih panjang sebingga kualitas desain semakin sempurna.

c. Pengadaan material/peralatan import dapat diukur secara dini sebingga kemungkinan terlambat karena proses import dapat dihindarkan.

3. Segi Kualitas

a. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontraktor dalam hal metode pelaksanaan , implementsi, dan Quality Control.

b. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik  proyek dibantu dengan tim MK.

c. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak karena paket yang dilelang dilakukan secara bertahap dan paket per paket.

4. Segi Program Pemerintah

a. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada pengusaha kontraktor yang baru berkembang dapat direalisir.

b. Pemilik proyek tidak perlu menyediakan banyak staf karena praktis semua keinginannya dapat ditangani dengan baik melalui pendekatan metode MK.

III.1.6 Tahapan Operasional Di Dalam Sistem Manajemen Konstruksi

1. Pengembangan Konsep

Tahap pengembangan konsep ini berupa :

(17)

c. Membuat TOR dan organizing.

d. Saran-saran prinsip konsep desain kepada konsultan perencana. e. Tahapan pekerjaan.

f. Master, coordinating schedule.

g. Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal konsultan perencana.

h. Cash flow (Proyeksi Arus Dana).

2. Tahap Perencanaan

a. Koordinasi dan pengawasan dalam hal pemetaan dan penyelidikan tanah. b. Menyusun jadwal review dan lelang (Master Coordinating Schedule). c. Melakukan Review (peninjauan kembali)

d. Membuat RKS.

e. Membuat RAB tiap paket pekerjaan.

f. Membuat rekomendasi : aspek mutu, aspek biaya, waktu dan material. g. Mengurus ijin-ijin yang diperlukan.

Sebelum memasuki tahapan pelelangan beberapa tahapan yang dilalui antara lain :

a) Sketsa Rencana :

Inti dari sketsa rencana ialah menuangkan konsep-konsep arsitektur, evaluasi terhadap beberapa alternative proses teknologi, penetapan dimensi serta kapasitas ruangan-ruangan, dan mengetengahkan studi banding ekonomi bangunan.

Didalam proyek terdapat etimasi biaya proyek, etimasi biaya proyek  terdiri

dari :

o Etimasi biaya kasar untuk pemilik sebagai dasar untuk studi kelayakan proyek.

o Estimasi pendahuluan oleh konsultan perencana (dasar untuk  RAB Konsultan Perencanaan).

o Estimasi detail oleh kontraktor (dasar untuk RAB Penawaran Kontraktor).

o Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai (Real Cost). b) Rencana Detail

(18)

Tahap rencana detail atau rancangan final mencakup kegiatan menjabarkan seluruh perncanaan termasuk rancanan elemen bangunan terkecil secara sistematis dan berurutan. Perancangan dan analisis yang disajikan meliputi seluruh segi struktur bangunan.

3. Tahap Pelelangan

a. Mengadakan pra kwalifikasi kontraktor. b. Free tender meeting.

c. Menyusun daftar calon rekanan.

d. Bill of quality (jenis pekerjaan + volume). e. Aanqijzing (penjelasan)

f. Menyiapkan dokumen lelang.

g. Menyusun RAB pasti untuk evaluasi penawaran.

h. Mengevaluasi setiap paket penawaran untuk direkomendasikan kepada Pimro.

i. Menyiapkan dokumen kontrak antara Pimpro dengan Kontraktor.

4. Tahap Pelaksanaan

a. Membuat rencana induk pelaksanaan. b. Menyusun prosedur di lapangan. c. Free construction meeting.

d. Mengkoordinasi membuat prasarana kerja.

e. Mengarahkan rencana kerja masing-masing kontraktor.

f. Mengkoordinir, mengarahkan, mengendalikan pekerjaan kontraktor dilihat dari aspek waktu, mutu dan kesempatan kerja.

g. Memproses ijin yang diperlukan.

h. Mengkoordinir asuransi masing-masing pekerjaan. i. Memeriksa gambar detail dan contoh material.  j. Memimpin rapat koordinasi proyek.

k. Laporan kemajuan pekerjaan dan laporan keuangan . l. Change order : biaya, mutu, waktu.

m. Menghitung pekerjaan tambah kurang. n. Mengevaluasi RAB secara periodic.

(19)

p. Evaluasi terhadap klaim kontrak.

q. Dokumen pembangunan proyek berupa gambar dan foto-foto. r. Pemeriksaan akhir sebelum serah terima pertama.

s. Memeriksa berita acara serah terima pertama.

5. Tahap Pemeliharaan dan Pengoperasian

a. Mengkoordinir, mengarahkan, mengontrol. b. Mengkoordinir pelaksanaan operasional.

c. Mengarahkan dan memeriksa as build drawing. d. Mengarahkan dan memeriksa secara manual.

e. Memproses : garansi, jaminan, sertifikat, peralatan, dan training operator.

III.2 Organisasi Proyek Konstruksi

III.2.1 Organisasi

Bentuk organisasi akan terlihat dalam struktur organisasi. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran grafik (bagan) yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis wewenang yang ada, bagan ini merupakan suatu hasil keputusan tentang struktur organisasi yang bersangkutan yang sesuai dengan hubungan fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan kontraktual, dll yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran.

Bagan biasanya disusun secara piramida, di bagian atas menyempit sedangkan bagian bawah melebar. Bagan tersebut memperlihatkan tingkatan-tingkatan yang ada dalam organisasi dan pendelegasian wewenang digambarkan dengan garis lurus dan koordinasi pekerjaan digambarkan dengan garis putus-putus.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan bagan organisasi, adalah:

1. Bagan organisasi dapat memperlihatkan karakteristik utama dari organisasi yang bersangkutan.

2. Bagan organisasi dapat memperlihatkan gambaran pekerjaan dan hubungan-hubungan yang ada dalam organisasi.

(20)

3. Bagan organisasi dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang ideal sebagai pedoman untuk dapat mengetahui siapa bawahan dan siapa atasan.

III.2.2 Pembentukan Organisasi Proyek 

Organisasi proyek perlu dibentuk misalnya oleh pemilik (owner), konsultan atau kontraktor. Pada umumnya owner menentukan dalam menyusun serangkaian kebijaksanaan dan memilih bentuk organisasi provek yang tepat untuk mengelola proyek. Hal yang perlu diidentifikasikan saat pembentukan organisasi proyek .

 Tahapan proyek yang diberlakukan pada organisasi atau proyek 

 Penetapan pihak- pihak yang terlibat secara fungsional dalam organisasi

proyek, yaitu bagaimana hubungan antar pihak-pihak yang terlibat dan kapan (bilamana) keterlibatan pihak-pihak tersebut

 Disamping penetapan organisasi proyek, manajemen puncak juga akan

mempengaruhi bentuk organisasi manajemen proyek yang digunakan.

Hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain dalam satu bagan organisasi dapat terdiri dari 2 hubungan kerja yaitu :

1. Hubungan Fungsional

Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing-masing pihak yang terlibat dalam proyek, seperti hubungan antara konsultan perencana dan kontraktor. Misalnya ada tahap disain dimana konsultan perencana berfungsi sebagai perencana, kontraktor belum berfungsi. Demikian pula sebaliknya pada saat kontraktor berfungsi sebagai pelaksana konstruksi konsultan perencana sudah tidak berfungsi. Bila pada saat pelaksanaan konstruksi terdapat masalah yang berkaitan dengan perencanaan, penyelesaian masalah tergantung hubungan kerjasama (kontrak) antara pemilik dengan konsultan perencana dan kontraktor.

2. Hubungan Kontrak 

Hubungan kerjasama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan kontrak  antara 2 pihak atau lebih yang terlibat kerjasama. Kontrak merupakan kesepakatan (perjanjian) secara sukarela antara 2 pihak yang mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan ini dicapai setelah satu pihak penerima

(21)

penawaran yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang tercantum dalam penawaran.

III.2.3 Macam Struktur Organisasi Proyek 

Secara garis besar terdapat 2 macam bentuk organisasi pada proyek konstruksi, yaitu :

1. Berdasarkan hubungan kontrak / perjanjian kerja samanya

Struktur organisasi berdasarkan hubungan kontrak/ perjanjian kerjasamanya mengatur hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek misalnya hubungan antara owner, konsultan, dan kontraktor. Karena organisasi semacam ini mengatur hubungan antar pihak atau eksternal pihak-pihak maka sering disebut pula sebagai organisasi eksternal.

1.1 Organisasi Tradisional

Organisasi tradisional banyak/ biasa digunakan pada proyek konstruksi dengan kondisi biasa/umum. Ide pembentukannya didasarkan pada pendekatan pembentukan organisasi terpisah (separation organisation). Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak, yaitu : pemilik proyek yang bertindak sebagai manajemen proyek konstruksi, konsultan disain sebagai perancang konstruksi dan di beberapa proyek juga terdapat konsultan pengawas sebagai pengawas pelaksanaan konstruksi dan kontraktor sebagai pelaksana konstruksi. Tahap proyek dipisah antara tahap disain dan tahap pelaksanaan kontruksi dan tahapan tersebut berlangsung secara berurutan (sequential). Hubungan kerjasama yang ada terdiri dan hubungan antara pemilik dengan konsultan dan pemilik dengan kontraktor. Bila konsultan bertindak sebagai pengawas, tanggung  jawabnya hanya sebatas mengawasi agar sesuai dengan yang telah didisain tanpa

memiliki wewenang merubah disain (harus ada persetujuan pemilik proyek).

Pada organisasi tradisional, dikenal adanya kontraktor utama. Pekerjaan konstruksi yang tidak dikerjakan kontraktor utama disubkonkan kepada sub kontraktor atau kontraktor spesialis, dengan alasan bahwa sub kontraktor dapat melakukan pekerjaan spesialis tersebut dengan lebih cepat, biaya yang lebih murah dan mutu yang lebih baik jika dibandingkan dengan kontraktor utama. Hal ini disebabkan karena jenis kegiatan tersebut tidak biasa dilakukan oleh kontraktor utama

(22)

(kontraktor utama tidak berpengalaman), kontraktor utama tidak memiliki sumber daya, baik tenaga kerja maupun peralatan.

Organisasi Tradisional

Skema Hubungan Bentuk Organisasi

Hubungan Kontraktual Hubungan Fungsional

1.2 Swakelola (Owner-Builder )

Bentuk organisasi swakelola mirip dengan organisasi tradisional, hanya saja unit organisasi pemberi tugas (pemilik) konsultan dan kontraktor merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan organisasi pemilik proyek meskipun proyek telah selesai. Hal tersebut sekaligus menjelaskan bahwa ide pembentukan organisasi semacam ini didasarkan pada organisasi terpadu (integration of organisation). Dalam bentuk organisasi swakelola, tenaga kerja dan pengadaan bahan serta peralatan dapat dikontrakkan kepada pemasok (supplier). Untuk proyek-proyek pemerintah bentuk  organisasi swakelola hanya dilakukan untuk proyek kecil atau proyek darurat (misalnya proyek penanggulangan bencana alam).

Pemilik  Konsultan Kontraktor Pemilik  Konsultan Kontraktor Utama Sub Kontraktor Kerja Dengan Kemampuan Sendiri

Diagram 3.1 Skema Struktur Organisasi Tradisional Sumber :

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/

(23)

Tidak seperti organisasi tradisional, pelaksanaan tahapan kegiatan proyek pada organisasi semacam ini dapat dilakukan secara overlapping karena pemilik proyek  berfungsi sekaligus sebagai konsultan dan kontraktor.

 Ciri-ciri organisasi semacam ini :

 Pemilik proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan

proyek (bertindak juga sebagai konsultan perencana dan kontraktor)

(owner reiponsible for design and construction ). Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri secara fakultatif atau dilaksanakan kontraktor/ subkontraktor ( optional own forces work  contractor and subcontractors )

 Jenis kontrak yang diterapkan biasanya : harga tetap, harga satuan,atau

kontrak konstruksi yang dinegosiasikan. Uxedprice, unit price, or  negotiated construction contracts).

Organisasi Swakelola

Skema Hubungan Bentuk Organisasi

1.3 Organisasi Manajemen Konstruksi (Professional Construction Management)

Perkembangan proyek konstruksi dengan dana yang semakin besar menyebabkan kegiatan didalam proyek menjadi semakin banyak. Hal ini mengakibatkan

pihak-Pemilik  Divisi Perencana Divisi Pelaksana Kontraktor dan Sub Kontraktor Kerja Dengan Kemampuan Sendiri

Diagram 3.2 Skema Struktur Organisasi Swakelola Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/ 195610121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf  Pemilik  Kontraktor Hubungan Fungsional Konsultan

(24)

pihak yang terlibat di dalam proyek menjadi semakin banyak pula . Misalnya dengan semakin banyaknya kegiatan proyek maka dibutuhkan semakin banyak kontraktor spesialis. Oleh sebab itu owner tidak cukup mampu untuk mengelola proyeknya sendirian sehingga membutuhkan pihak lain yang membantu dalam menggelola proyek yang disebut dengan pihak manajemen konstruksi.

Organisasi manajeman konstruksi berkaitan dengan tim manajemen proyek terdiri dan manajer proyek ( professional construction manajemen) dan pihak-pihak lain (kontraktor, konsultan disain, dan sebagainya ) yang mempunyai tugas mengelola proyek secara terpadu dari perencanaan proyek ( project planning), disain, dan pelaksanaan konstruksi. Hubungan kontrak antara pihak yang terlibat dalam tim manajemen proyek bertujuan meminimalkan hubungan timbal balik di dalam tim manajemen proyek.

Pelaksanaan tahapan pada organisasi semacam ini memungkinkan dilaksanakan secara overlapping karena pelaksanaan proyek seperti desain dan pelaksanaan konstruksinya sudah terpadu di bawah koordinasi manajemen konstruksi. Dengan keterlibatan beberapa kontraktor spesialis, pihak manajemen konstruksi mengkoordinasikan agar desain pekerjaan yang satu dapat langsung dikerjakan oleh kontraktor spesialis yang satu tanpa menunggu keseluruhan desain selesai. Pelaksanaan semacam ini melakukan satu kali pengadaan konsultan dan beberapa kali pengadaan kontraktor spesialis. Cara pengadaan konsultan dan kontraktor semacam ini disebut dengan pendekatan paket pekerjaan.

Manajemen konstruksi merupakan suatu perusahaan atau organisasi khusus yang melaksanakan praktek manajemen konstruksi, yaitu :

1. Bekerja bersama-sama pemilik proyek dan konsultan disain mulai awal proyek  dan membuat rekomendasi penyempurnaan disain (agar benar-benar memenenuhi kebutuhan/ mutu pemilik), pemilikan teknologi dan metoda konstruksi, membuat jadwal konstruksi dan studi ekonomi pelaksanaan dan seterusnya).

2. Mengusulkan alternatif disain dan metoda pelaksanaan konstruksi yang tepat dan membuat analisa dampak altenatif tersebut terhadap biaya dan jadwal konstruksi.

3. Memantau perkembangan proyek sedemikian rupa sehingga tidak melampui target yang telah ditetapkan pemilik proyek.

(25)

4. Koordinasi pengadaan peralatan dan bahan dan seluruh kegiatan kontraktor. Koordinasi hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran angsuran, perubahan, tuntutan (demands) dan pemeriksaan agar sesuai dengan persyaratan disain. 5. Melaksanakan dukungan/ pelayanan yang berkaitan dengan proyek dan

dibutuhkan pemilik proyek. Misalnya koordinasi permohonan izin-i zin seperti IMB.

 Ciri-ciri organisasi semacam ini :

 Manager konstruksi umumnya bertindak sebagai wakil dari pemilik. (construction manager usually acting as agent for owner ).

 Tim meliputi kelompok yang terdiri dari pemilik dan manajer konstruksi, perencana dan kontraktor.

Organisasi Manajemen Konstruksi

Skema Hubungan Bentuk Organisasi

Hubungan Kontraktual Hubungan Fungsional Pemilik Pemilik  Konsultan Kontraktor Konsultasi Manajemen Konstruksi Konsultan Kontraktor

Diagram 3.3 Skema Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610 121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf  Manajemen Pelaksana

(26)

1.4 Organisasi Turnkey

Pada proyek-proyek tertentu pemilik proyek memiliki keterbatasan kemampuan teknis dan biaya untuk merealisasikan suatu proyek, dan untuk mengatasi masalah tersebut pemilik proyek menyerahkan tanggung jawab disain dan pelaksanaan konstruksi (termasuk pembiayaan) pada suatu organisasi (investor, kontraktor) pengaturan seperti hal tersebut dinamakan proyek atau organisasi turnkey. Ide dasar pembentukan organisasi turnkey didasarkan pada organisasi terpadu (integration of  organization) yang menyerahkan semua kegiatan (disain dan pelaksanaan konstruksi) pada satu pihak. Di Indonesia telah lama dilakukan proyek secara turnkey seperti proyek-proyek industri dan jalan tol.

Pada organisasi semacam ini perencanaan menjadi tanggung jawab kontraktor sesuai kontrak antara kontraktor dengan pemilik, dalam hal ini kontraktor menjadi konsultan perencana.

Tidak seperti proyek konstruksi tradisional, pelaksanaan tahapan proyek pada organisasi semacam ini memungkinkan dilaksanakan secara overlapping karena tanggung jawab desain dan pelaksanaan konstruksi sudah pada satu pihak. Ketika tahap pengadaan konsultan dan kontraktor, pengadaannya cukup dilakukaan satu kali yaitu sebelum tahap perencanaan/desain dimulai. Pendekatan desain dan pelaksanaan konstruksi sekaligus atau biasa dikenal dengan pendekatan merancang dan melaksanakan.

 Ciri-ciri organisasi semacam ini :

 Satu perusahaan yang bertanggung jawab baik untuk perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi (single firm responsible for both design and  construction).

 Ada keterlibatan subkontraktor-subkontraktor spesialis (specialty subcontractors)

 Jenis kontrak yang diterapkan pada bentuk organisasi seperti ini adalah harga tetap, harga maximum bergaransi, atau kontrak konstruksi disain dengan biaya tambah upah tetap ( fixed price, guaranteed maximum price, or cost plus a fee design-construction contract ) .

(27)

Organisasi Manajemen Turnkey

Skema Hubungan Bentuk Organisasi

Hubungan Kontraktual Hubungan Fungsional

2. Berdasarkan Strukturnya

Struktur organisasi berdasarkan strukturnya mengatur hubungan antar pihak-pihak  yang terlibat dalam kegiatan proyek konstruksi di dalam (internal) suatu perusahaan, sering disebut pula sebagai organisasi internal. Bentuk organisasi internal ini sangat bervariasi, didasarkan pada lingkup pekerjaan, skala pekerjaan, spesialisasi pekerjaan,  juga kemudahan koordinasi, cara pengendalian, pendelegasian wewenang, dan

lain-lain.

2.1 Organisasi garis (line) / Satuan Tugas

Dengan adanya item kegiatan proyek yang semakin bertambah dan beraneka ragam menyebabkan pimpinan proyek mengalami kesulitan dalam mengelola proyek. Untuk itu kemudian timbul ide untuk medelegasikan kewenangan kepada level dibawahnya yang bersifat mandiri (independent organization) sehingga pimpinan proyek lebih mudah dalam melakukan pengaturan.

Dalam organisasi ini terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dan bawahan sejak dari pimpinan tertinggi sampai pada

Pemilik 

Konsultan - Kontraktor

Konsultan Kontraktor Utama

Diagram 3.4 Skema Struktur Organisasi Manajemen Turnkey Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610 121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf  Pemilik  Konsultan Kontraktor Investor/Konsultan -Kontraktor Kerja Dengan Kemampuan Sendiri Sub Kontraktor

(28)

 jabatan terendah. Setiap kepala unit bertanggung jawab melaporkan kepada unit yang lebih tinggi satu tingkat diatasnya kegiatan-kegiatan dilakukan oleh seluruh bagian berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan organisasi. Struktur ini biasanya diterapkan pada organisasi yang kecil dan aktivitasnya sederhana.

Organisasi line sering disebut juga organisasi .komando/militer/bentuk lurus. Tipe line ini merupakan tipe yang paling tua dan paling sederhana. Berbagai tipe yang lain merupakan pengembangan lebih lanjut dari tipe line. Organisasi ini hanya dapat berjalan dengan baik apabila pimpinan mempunyai manajerial yang baik, karena semua kemajuan dan kemunduran tergantung di t anngan pimpinan.

 Ciri-ciri Organisasi Line

 Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis wewenang

 Jumlah karyawan sedikit, sehingga dinamakan organisasi sederhana

 Pimpinan dan karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja

 Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan

 Pucuk pimpinan dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal  Tingkat spesialisasi tidak begitu tinggi

 Tujuan organisasi sederhana

 Kelebihan Organisasi Line

 Kesatuan pimpinan terjamin sepenuhnya, karena pimpinan berada dalam satu tangan

 Disiplin dan militarisi pekerja umumnya tinggi  Koordinasi relatif mudah dilaksanakan

 Proses pengambilan keputusan dan intruksi berjalan cepat dan tidak  bertele-tale

 Garis pimpinan tegas, tidak mungkin terjadi kesimpangan karena pemimpin berhubungan langsung dengan karyawan

 Rasa solidaritas karyawan umumnya tinggi

(29)

 Kelemahan Organisasi Line

 Tujuan pribadi pimpinan seringkali tidak dapat dibedakan dengan kepentingan organisasi.

 Ada kecenderungan pimpinan untuk bertindak otoriter dan diktator  Organisasi secara keseluruhan bergantung pada satu orang

 Adanya rangkap jabatan dalam pekerjaan sehingga tidak efesien  Kurang tersedianya staf ahli

 Kemungkinan pekerjaan dilaksanakan kurang sempurna.

 Bakat para bawahan sulit untuk berkembang karena sukar untuk  mengambil inisiatif sendiri.

 Timbulnya birokrasi, yaitu lambatnya jalan pekerjaan dan tanggung jawab karena banyaknya tangga-tangga organisasi yang harus dilewati.

 Tidak adanya kerja sama antara bagian-bagian yang sederajat dalam organisasi tersebut.

Organisasi Garis / Satuan Tugas

2.2 Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional yaitu organisasi yang memiliki susunan dari satuan-satuan yang menangani tugas-tugas spesifik sesuai dengan kebutuhan organisasi dan dilengkapi sub ordinal.

Diagram 3.5 Skema Struktur Organisasi Garis / Satuan Tugas Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610 121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf  Owner Project Manager Desain Manager Support Service Construction Manager

(30)

 Ciri-ciri organisasi fungsional :

 Pembagian tugas dapat dibedakan secara jelas dan tegas.

 Dalam pelaksanaan kegiatan tidak banyak memerlukan koordinasi, karena koordinasi dilaksanakan oleh pimpinan tingkat atas.

 Pembagian unit-unit organisasi berdasarkan spesialisasi kegiatan.

 Para pembantu pimpinan atau pimpinan unit mempunyai wewenang memberikan perintah langsung pada unit-unit bawahan masing-masing. Pada struktur fungsional setiap bagian bertanggungjawab atas satu macam fungsi tertentu dan pada fungsinya itu kewenangannya menjangkau bagian-bagian yang ada dibawahnya menunjukkan bagian yang dimiliki sebuah bagian yang menjangkau bagian-bagian lain pada sebuah organisasi.

2.3 Organisasi Matriks

Akibat perkembangan proyek yang membutuhkan dana besar menyebabkan kegiatan proyek tersebut semakin banyak pula. Hal ini menyebabkan kebutuhan  jumlah personil bertambah sehingga kemudian terjadi pemakaian bersama personil di beberapa tempat. Oleh sebab itu kemudian timbul organisasi matriks yang memungkinkan personil untuk bekerja dengan dua arah tanggung jawab secara vertikal dan horizontal sehingga menyebabkan pemakaian personil itu lebih efisien.

Matriks adalah suatu desain struktural yang menugaskan para spesialis dari departemen-departemen fungsional tertentu untuk bekerja pada satu tim yang dipimpin oleh seorang pimpinan proyek organisasi matriks disebut juga "project organization" (organisasi proyek). Karena proyek mempunyai jangka waktu tertentu, maka diperlukan suatu metode manajemen dan pengorganisasian yang tidak  mengganggu struktur organisasi dan mempertahankan tingkat efisiensi. Dalam organisasi matriks, personalia fungsional yang ditugaskan dalam suatu proyek bekerja pada fungsionalnya. Sebagai contoh : seorang manager diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk memenuhi tujuan-proyek, seperti kualitas, masalah pembiayaan, masa penyelesaian, dan lain-lain. Maka manager mempunyai kewenangan untuk menugaskan dan menilai karyawan fungsional yang bekerja pada proyek, setelah proyek selesai karyawan fungsional akan kembali ke bagian-bagian fungsionalnya masing-masing.

(31)

 Ciri Organisasi Matriks

 Para pegawai dalam struktur organisasi matriks mempunyai 2 orang atasan yaitu departemen fungsional dan manager proyek 

 Digunakan dalam skala proyek yang besar.

 Adanya saling ketergantungan di antara departemen

Organisasi matriks merupakan gabungan organisasi fungsional dan organisasi satuan tugas. Kelemahan organisasi matriks adalah tidak jelas pertangungjawaban bawahan atas pekerjaannya karena tidak dapat dibedakan hal-hal yang bersifat manajerial dan fungsional. Pada gambar dapat dilihat contoh organisasi matriks.

Organisasi Matriks

2.4 Organisasi Garis dan Staf 

Seperti penjelasan pada organisasi matriks, dengan peningkatan dana proyek  mengakibatkan kegiatan proyek semakin banyak pula. Hal ini akan menambah beban pekerjaan bagi para personilnya. Untuk meningkatkan mutu pekerjaan, personil tidak  dapat bekerja sendiri seperti pada organisasi fungsional tetapi membutuhkan saran/  bantuan dari seorang staf sehingga timbul lah organisasi garis dan staf.

Pada organisasi garis dan staf terdapat dua kelompok orang-orang yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi. Orang yang melaksanakan tugas pokok  organisasi dalam rangka pencapaian tugas, yang digambarkan dengan garis. Orang

Diagram 3.6 Skema Struktur Organisasi Matriks Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610 121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf  Project Accountability Cooporate Accountability Owner Project Manager Constrution Division Desain Division Construction Manager Desain Manager Project Cooporate Accountability

(32)

yang melakukan tugasnya berdasarkan keahlian yang dimilikinya, orang ini hanya berfungsi untuk memberikan saran-saran kepada unit operasional.orang-orang tersebut disebut staf.

 Ciri Organisasi Garis dan Staff 

 Terdapat spesialisasi yang beraneka ragam yang diperlukan secara maksimal.Dalam melaksanakan tugasnya, anggota garis dapat meminta pengarahan serta informasi dari staf.

 Pengarahan yang diberikan staf dapat dijadikan pedoman bagi pelaksana.  Staf mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pekerjaan

Organisasi Garis dan Staff 

III.2.4 Konsep-Konsep Manajemen Konstruksi

Dalam perkembangannya proyek konstruksi memerlukan pendanaan yang makin besar dan demikian pula dalam pengelolaan proyek akan semakin kompleks. Kendala terhadap penyediaan dana, saat ini dapat diatasi oleh pemilik dengan beberapa konsep pendekatan dan dengan bentuk organisasi ekternal yang didasarkan pada penyedia dana (investor) yang sekaligus sebagai pelaksana jasa konstruksi yaitu :

1. Konsep build, own, operate, transfer (BOOT) atau BOO Owner Project Manager Constrution Division Desain Division Construction Manager Desain Manager Support Service

Diagram 3.7 Skema Struktur Organisasi Garis dan Staff  Sumber :

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610

(33)

Konsep semacam ini seringkali disebut sebagai konsep proyek konsesi. Pada konsep semacam ini terdapat investor sebagai pemilik sementara yang melakukan pembangunan (build), pemilikan (own), pengoperasian (operate), dan serah terima (transfer) proyek kepada pemilik tetap. Awal mula timbulnya konsep semacam ini karena pemilik tetap mengalami kesulitan mendanai proyek sehingga memberikan kewenangan kepada investor/pemilik sementara untuk melakukan pembangunan dan kemudian mengoperasikan proyek sampai masa konsesi berakhir. Dengan demikian pemilik sementara/investor bertanggung jawab mulai dari desain, pelaksanaan konstruksi sampai dengan pengoperasiannya sehingga dapat memperoleh keuntungan untuk pengembalian biaya investasi. Berakhirnya masa konsesi ditandai dengan serah terima proyek kepada pemilik tetap. Pada konsep BOOT studi kelayakan proyek biasa dilakukan oleh pemilik  sementara/ investor sedangkan pada turnkeybisa dilakukan oleh owner. 2. Konsep engineering, procurement, construction (EPC)

Pada konsep semacam ini, pemilik proyek tidak menyerahkan tanggung  jawab kegiatan desain (engineering) kepada konsultan dan tidak 

menyerahkan kegiatan pengadaan material/peralatan ( procurement) dan kegiatan pelaksanaan konstruksi kepada kontraktor. Pada proyek semacam ini pemilik proyek menyerahkan tanggung jawabnya kepada satu pihak  yang disebut kontraktor EPC.

(34)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Analisa

IV.1.1 Hubungan Kerja Proyek 

Hubungan kerja proyek RUSUNAWA T-24 Palembang menggunakan bentuk 

Hubungan Kerja Kontrak. Ini dapat di lihat dari adanya nomor kontrak antara Kementrian Pekerjaan Umum sebagai owner, PT. Riyah Permata Anugerah sebagai kontraktor pelaksana, dan PT. Shiddiq Sarana Mulya sebagai MK wilayahnya, dengan nomor kontrak KU.08.08/PKPS-II/543/X/2011.

IV.1.2 Bentuk Organisasi Proyek 

IV.1.2.1 Berdasarkan Hubungan Kontrak / Perjanjian Kerja Samanya

Bentuk organisasi yang digunakan dalam proyek ini berdasarkan hubungan kontraknya adalah bentuk Organisasi Tradisional. Organisasi ini terdiri atas 3 pihak, yaitu : pemilik proyek (Kementrian Pekerjaan Umum), konsultan pengawas (PT. Shiddiq Sarana Mulya), dan pelaksana konstruksi (PT. Riyah Permata Anugerah). Untuk desain RUSUNAWA sendiri sudah dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum yang kemudian dilelangkan untuk tahap pengerjaannya, dan

Gambar 4.1 Plang Nama Proyek Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012

(35)

Organisasi Tradisional

Hubungan Kontraktual Hubungan Fungsional Pemilik 

Konsultan Kontraktor

Diagram 4.1 Skema Hubungan Organisasi Tradisional Sumber :

Skema Hubungan Skema Hubungan Proyek

RUSUNAWA T-24 Kementrian Pekerjaan Umum PT. Riyah Permata Anugerah PT. Shiddiq Sarana Mulya

Diagram 4.2 Skema Struktur Organisasi Tradisional Sumber :

Bentuk Organisasi Proyek RUSUNAWA T-24 Bentuk Organisasi Pemilik  Konsultan Kontraktor Utama Sub Kontraktor Procurement Head Engineering Manager Site Manager FA,HRD,&GA HEAD Kerja Dengan Kemampuan Sendiri Kementrian Pekerjaan Umum PT. Shiddiq Sarana Mulya PT. Riyah Permata Anugerah

(36)

IV.1.2.2 Berdasarkan strukturnya

Berdasarkan bentuk strukturnya, proyek pembangunan RUSUNAWA T-24 ini menggunakan bentuk struktur Organisasi Garis (line) / Satuan Tugas. Hal ini bisa dilihat dari bentuk organisasi yang berbentuk secara vertikal dari atas ( project  manager ) hingga bawah (pekerja lapangan). Organisasi ini hanya dapat berjalan dengan baik apabila pimpinan mempunyai manajerial yang baik, karena semua kemajuan dan kemunduran tergantung di tangan pimpinan.

A. Project Manager (Manajer Proyek)

Seseorang yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek.

Project manager haruslah memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat agar dapat mengayomi bawahan untuk melaksanakan tugasnya sesuai target yang dicapai.

TugasProject Manager dalam pelaksanaan proyek pembangunan :

 Manager proyek bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan

dan mem berbagai aktifitas, fungsi lini. Aktifitas interegasi yang dilakukan manager proyek termasuk:

Diagram 4.3 Struktur Organisasi PT. Riyah Permata Anugerah Sumber : Data Perusahaan

(37)

 Menginteregasikan aktifitas-aktifitas penting untuk membangun perencanaan proyek

 Menginteregasikan aktifitas-aktifitas penting untuk mengeksekusi perencanaan

 Menginteregasikan aktifitas-aktifitas penting untuk membuat perubahaan dari perencanaan

B. Procurement Head (Kepala Pengadaan)

Procurement Head (Kepala Pengadaan) adalah seseorang yang mengatur kegiatan bagian gudang. Procurement Head meninjau barang yang masuk dan barang yang keluar untuk kegiatan opoerasional pembangunan.

Tugas Procurement Head (Kepala Pengadaan) dalam melaksanakan proyek  pembangunan adalah :

 Mengatur barang masuk dan keluar dari gudang

 Megkoordinir setiap alat yang digunakan untuk kelangsungan kegiatan

proyek 

 Mencatat dan melaporkan segala kegiatan kepada project manager   Mecatat barang dan alat-alat yang rusak dan tidak mencukupi untuk 

kegiatan pembangunan

C.  Engineering Manager (Manajer Teknik)

Engineering manager adalah seseorang yang bekerja pada bagian pengerjaan gambar shop drawing. Shop drawing adalah gambar teknis lapangan yang dipakai untuk acuan pelaksanaan suatu pekerjaan.

Tugas Engineering Manager (Manajer Teknik) dalam melaksanakan proyek  pembangunan adalah :

 Menambahkan gambar shop drawing apa saja yang kurang yang

sekiranya dibutuhkan untuk proyek.

 Merevisi gambar shop drawing yang terjadi perubahan  Mengecek gambar shop drawing yang salah

(38)

D.  Drafter (Juru Gambar)

Seseorang yang bertugas untuk membantu engineering manager  dalam pembuatan gambar kerja, yaitu gambar detail dari gambar/sketsa perencanaan yang telah dibuat arsitek. Gambar detail itu meliputi setiap detail rencana arsitektur, detail rencana konstruksi/struktur, detail rencana mekanikal dan elektrikal.

Tugas drafter dalam pelaksanaan proyek pembangunan :

 Membantu tugas engineering manager dalam membuat gambar shop

drawing

 Membantu tugas engineering manager dalam mengecek dan

menevaluasi gambar

E. Quantity Surveyor (Pengamat Kuantitas)

Quantity surveyor bertugas menghitung volume dan kebutuhan material bangunan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan baik itu gedung maupun infrastruktur.

Tugas quantity surveyor dalam pelaksanaan proyek pembangunan :

 Menghitung luas pekerjaan bangunan.  Menghitung volume pekerjaan.

 bekerja sama dengan logistik untuk memberikan informasi kebutuhan

material yang harus didatangkan ke lokasi proyek pembangunan.

 Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan

sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/  pemborong dan untuk keperluan engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan pembangunan.

 menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item

pekerjaan bangunan.

 mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang

dihitung oleh estimator.

 mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan

dari apa yang sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas quantity surveyor adalah menghitung ulang volume pekerjaan atau menghitung pada item pekerjaan tambah kurang saja.

(39)

F. Surveyor (Pengamat)

Surveyor adalah orang yang meninjau dan mengecek pekerjaan yang terjadi di lapangan. Dengan adanya surveyor maka engineering manajer tidak perlu langsung terjun kelapangan untuk melakukan mengecek gambar yang

diaplikasikan ke lapangan.

Tugas surveyor dalam pelaksanaan proyek pembangunan :

 Mensurvei pekerjaan dilapangan

 Melaporkan kepada engineering manajer  apabila terdapat

kesalahan-kesalahan dalam pengaplikasian gambar di lapangan

G. Site Manager (Manajer Lapangan)

Site manager adalah orang yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi dilapangan. Apabila ada kesalahan-kesalah yang terjadi di lapangan maka site manager melaporkannyakepada project manager .

Tugassite manager dalam pelaksanaan proyek pembangunan :

 Mengecek semua pengerjaan yang dilakukan di lapangan  Mencatat semua pekerjaan-pekerjaan yang terjadi dilapangan

 Melaporkan semua yang terjadi di lapangan kepada project manager  Membuat laporan pekerjaan dan dilaporkan kepada project manager

dan kepada dinas Kementrian Pekerjaan Umum Pusat

 Mencatat keadaan cuaca pada saat pengerjaan proyek 

H. Production (Produksi)

Suatu kelompok yang bekerja memproduksi semua komponen-komponen bangunan yang diperlukan untuk melaksanakam pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang.

Tugas produksi dalam pelaksanaan proyek pembangunan :

 Membuat komponen-komponen yang diperlukan untuk 

(40)

I.  Erection(Pemasangan)

Suatu kelompok yang bekerja memasang semua komponen-komponen bangunan yang diperlukan untuk melaksanakam pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang.

Tugas erection dalam pelaksanaan proyek pembangunan :

 Memasang komponen-komponen yang diperlukan untuk  melaksanakan pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang

J. FA, HRD, & GA Head (Administrasi)

Administrasi adalah mengatur semua yang berhubungan dengan administrasi proyek.

Tugas administrasi dalam pelaksanaan proyek pembangunan :

 Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, dokumentasi dan pengarsipan, untuk memastikan dukungan administrasi bagi kelancaran kegiatan seluruh proyek 

 Mengawasi pelaksanaan kebersihan dan kenyamanan ruang kantor dan keamanan kantor

 Membantu kapala-kepala bagian untuk membuat surat keluar  Mencatat dan membuat laporan dari hasil-hasil rapat

 menyimpan catatan-catatan rinci mengenai infromasi yang berhubungan dengan proyek yaitu alamat, nomor kontak, alamat

emaildan catatan layanan.

IV.1.3 Konsep Manajemen Konstruksi

Konsep manajemen konstruksi yang digunakan dalam proyek  RUSUNAWA T-24 ini adalah Konsep Engineering, Procurement, Construction (EPC). Pada konsep semacam ini, pemilik proyek tidak menyerahkan tanggung  jawab kegiatan desain (engineering) kepada konsultan dan tidak menyerahkan

kegiatan pengadaan material/peralatan ( procurement) dan kegiatan pelaksanaan konstruksi kepada kontraktor. Pada proyek semacam ini pemilik proyek  menyerahkan tanggung jawabnya kepada satu pihak yang disebut kontraktor EPC.

(41)

IV.2 Pembahasan

IV.2.1 Hubungan Kerja Proyek 

Kantor Kementrian Pekerjaan Umum yang terletak di kota Jakarta dan

hanya terdapat kantor sementara PT. Riyah Permata Anugerah yang terletak di

lokasi proyek yaitu kota Palembang, mengakibatkan hubungan kerja antara

Kementrian Pekerjaan Umum (Owner ) dengan PT. Riyah Permata Anugerah dan PT. Shiddiq Sarana Mulya (Proyek Konstruksi) tidak dilakukan dengan langsung atau bertatap muka. Hanya dilakukan melalui email yang berupa foto lapangan dan laporan progres yang dilakukan secara berkala yang dikirim ke kantor PT. Riyah Permata Anugerah pusat yang terletak di kota jakarta. Selanjutnya data tersebut dilaporkan kembali ke Kementrian Pekerjaan Umum. Selama penulis kerja praktek di RUSUNAWA T-24, wakil dari Kementrian Pekerjaan Umum dan wakil PT. Riyah Permata Anugerah pusat hanya dua kali meninjau langsung proyek RUSUNAWA T-24, yaitu pada saat adanya pengetesan PDA (Pile Driving Analyzer ) pada titik pondasi dan pada saat pemasangan kolom join pertama di salah satu blok RUSUNAWA.

Hal ini mengakibatkan kurang selarasnya hubungan komunikasi antara Kementrian Pekerjaan Pusat, PT. Riyah Permata Anugerah pusat, dengan PT. Riyah Permata Anugerah yang terjun langsung di lokasi proyek dalam melaksanakan pekerjaan proyek RUSUNAWA T-24 Palembang. PT. Riyah Permata Anugerah pusat tidak tau secara langsung apa saja kendala yang terjadi di lapangan, sehingga mengakibatkan mundurnya waktu pengerjaan RUSUNAWA tersebut. Kurang baiknya komukasi antara dinas Kementrian Pekerjaan Umum pusat dengan dinas Kementrian Pekerjaan Umum daerah juga mengakibatkan terganggunya pengerjaan proyek RUSUNAWA T-24 Palembang.

 Contoh Kurang baiknya komunikasi antar dinas terkait :

 Antara PT. Riyah Permata Anugerah pusat dengan PT. Riyah Permata Anugerah yang terjun langsung di lokasi proyek 

PT. Riyah Permata Anugerah pusat tidak tahu secara langsung dan pasti kendala apa saja yang terjadi di lapangan. Pemberitahuan apa adanya yang dilaporkan oleh orang proyek ke orang pusat hanya sebatas progres kerja dan foto-foto perkembangan pembangunan. Jadi apabila ada kejadian yang terjadi di lapangan seperti perbedaan pendapat antara pekerja lapangan

(42)

dan pekerja yang berada di kantor, itu hanya sebatas kejadian di proyek saja, tidak sampai dilaporkan ke kantor pusat.

 Antara dinas Kementrian Pekerjaan Umum pusat dengan dinas Kementrian Pekerjaan Umum daerah

Ketika PT. Riyah Permata Anugerah sebagai pelaksana konstruksi meminta sesuatu kepada Kementrian Pekerjaan Umum pusat sebagai owner , dan Kementrian Pekerja Umum tidak dapat menyanggupinya karena terkendala jarak, maka Kementrian Pekerjaan Umum pusat meminta bantuan kepada Kementrian Pekerjaan Umum daerah. Namun itu menjadi kendala ketika Kementrian Pekerjaan Umum daerah tidak cepat tanggap dan Kementrian Pekerjaan Umum pusat tidak melanjutkan komunikasi dengan Kementrian Pekerjaan Umum daerah.

Ini dapat di lihat ketika PT. Riyah Permata Anugerah meminta tanah urug untuk menimbun lokasi proyek yang terletak di daerah rawa. Untuk  penimbunan pertama di blok satu RUSUNAWA disanggupi oleh Kementrian Pekerjaan Umum, tapi untuk penimbunan kedua Kementrian Pekerjaan Umum pusat meminta bantuan kepada Kementrian Pekerjaan Umum daerah untuk mengirim tanah urug ke lokasi proyek RUSUNAWA T-24. Namun yang terjadi adalah mulai dari penulis masuk kerja praktek hingga penulis selesai kerja praktek di sana, Kementrian Pekerjaan Umum daerah tidak  mengirim juga tanah urug untuk dilakukan penimbunan sehingga untuk  pembangunan di blok dua RUSUNAWA menjadi terhambat pengerjaannya.

Akhirnya PT. Riyah Permata Anugerah mengambil inisiatif untuk  menimbun sendiri tanah urug pada blok dua RUSUNAWA. Namun itu dilakukan hanya sebatas bagian pondasi saja, tidak dilakukan penimbunan menyeluruh pada lokasi blok dua RUSUNAWA.

Gambar

Diagram 1.1 Kerangka BerfikirDiagram 1.1 Kerangka Berfikir
Gambar 2.1 Detail Pondasi Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 2.4 Detail Kolom Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Diagram 2.1 Struktur Organisasi PT. Riyah Permata Anugerah Sumber : Data Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pasal ini dipandang menimbulkan ketidakadilan bagi si anak dan bertentangan dengan Konstitusi, yakni Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) Pasal

menyediakan sumber daya insani yang memahami visi dan misi pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan terus menerus melakukan pembinaan dan. penyegaran visi

Dengan terbentuknya Kabupaten Mimika, maka untuk mencapai dayaguna dan hasilguna dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan serta pelayanan

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Keuntungan (kerugian) dari

Seperti Jepang, India juga digolongkan sebagai negara yang kolektif tetapi juga memiliki sisi individualistis dengan skor 48.. Sisi kolektivis dapat dilihat dari pengambilan

STRATEGI PENUGASAN DAN ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SERTA MENGETAHUI SIKAP SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Uji Signifikansi Keseluruhan dari Regresi Sample ( Uji Statistik F) Uji signifikansi nilai F bertujuan untuk menguji apakah ketidakpuasan konsumen, karakteristik kategori

Boneka Dragon Ball terbuat dari plastik ± 22 ctns. Guci terbuat dari keramik 1