FAKULTAS
FAKULTAS : : KEDOKTERAN KEDOKTERAN UNIVERSITASUNIVERSITAS SAM RATULANGI
SAM RATULANGI MODUL
MODUL : : BAHASA BAHASA INDOESIAINDOESIA KEGIATAN
KEGIATAN BELAJAR BELAJAR : : PARAGRAF PARAGRAF (ALINEA)(ALINEA) DOSEN
DOSEN PENGAMPU PENGAMPU : : Dra. Dra. Femmy Femmy Lumempouw, Lumempouw, M.Hum.M.Hum.
1. PENGERTIAN PARAGRAF / ALINEA 1. PENGERTIAN PARAGRAF / ALINEA
(1)Paragraf
(1)Paragraf adalah karangan adalah karangan mini. mini. Artinya Artinya semua semua unsur unsur karangan yangkarangan yang formal dan panjang menggunakan pola yang sama dengan paragraf. Skripsi, formal dan panjang menggunakan pola yang sama dengan paragraf. Skripsi, misalnya: berstruktur pendahuluan, deskripsi teori, metode penelitian, hasil misalnya: berstruktur pendahuluan, deskripsi teori, metode penelitian, hasil penelitian,
penelitian, dan dan kesimpulan. kesimpulan. Struktur Struktur tersebut tersebut serupa serupa dengan dengan struktur struktur paragraf:paragraf: kalimat topik, kalimat pendukung1, kalimat pendukung 2, kalimat pendukung 3, kalimat topik, kalimat pendukung1, kalimat pendukung 2, kalimat pendukung 3, dan kalimat konklusi. (2) Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dan kalimat konklusi. (2) Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa
beberapa kalimat kalimat yang yang tersusun tersusun secra secra terpadu, terpadu, runtut, runtut, logis, logis, dan dan merupakanmerupakan kesatuan ide yang tersusun secara lengkap dan utuh.(3) Paragraf adalah dari suatu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap dan utuh.(3) Paragraf adalah dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai topik dan pikiran penjelas sebagai informasi dengan pikiran utama sebagai topik dan pikiran penjelas sebagai pndukung
pndukung dan dan pengendali pengendali pengembangan pengembangan topik, topik, dan dan diakhiri diakhiri dengan dengan kalimatkalimat konklusi. (4) Paragraf yang terdiri dari satu kalimat berarti tidak menunjukkan konklusi. (4) Paragraf yang terdiri dari satu kalimat berarti tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan. Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri ketuntasan atau kesempurnaan. Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat digunakan sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus satu kalimat dapat digunakan sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus memperbesar efek dinamika paragraf. Akan tetapi, sebagai kesatuan gagasan memperbesar efek dinamika paragraf. Akan tetapi, sebagai kesatuan gagasan menjadi suatu bentuk
menjadi suatu bentuk ide yang ide yang utuh dan lengkap, paragraph utuh dan lengkap, paragraph hendaklah dibangunhendaklah dibangun dengan sekelompok kalimat yang saling mengait.
dengan sekelompok kalimat yang saling mengait.
2. CIRI-CIRI PARAGRAF 2. CIRI-CIRI PARAGRAF 1)
1) Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karketukan spasi untuk jenis karanganangan biasa,
biasa, misalnya misalnya surat surat dan dan delapan delapan ketukan ketukan untuk untuk jenis jenis karangan karangan ilmiah ilmiah formal formal ,, misalnya makalah, skripsi, tesis dan disertasi. Karangan, misalnya surat, misalnya makalah, skripsi, tesis dan disertasi. Karangan, misalnya surat, berbentuk
berbentuk lurus lurus yang yang tidak tidak bertakuk bertakuk (block (block style) style) ditandai ditandai dengan dengan jarak jarak spasispasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya.
2)
2) Paragraf menggunakan pikiran Paragraf menggunakan pikiran utama, gagasan utama utama, gagasan utama yang dinyatakan denganyang dinyatakan dengan kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, akhir kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, akhir atau awal dan akhir paragraf.
atau awal dan akhir paragraf. 3)
3) Paragraf meggunakan ide penjelas Paragraf meggunakan ide penjelas (ide pendukung atau ide (ide pendukung atau ide pengendali) yangpengendali) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
dinyatakan dalam kalimat penjelas. 4)
4) Paragraf hanya berisi Paragraf hanya berisi satu kalimat satu kalimat topik. Penempatan kalimat topik ada topik. Penempatan kalimat topik ada empatempat cara:(i) kalimat topik pada posisi awal membentuk pareagraf deduktif. (ii) cara:(i) kalimat topik pada posisi awal membentuk pareagraf deduktif. (ii) kalimat topikm pada posisi akhir membentuk mparagraf induktif.(iii) kalimat kalimat topikm pada posisi akhir membentuk mparagraf induktif.(iii) kalimat topik pada posisi tengah membentuk paragraph induktif
topik pada posisi tengah membentuk paragraph induktif – – deduktif. (iv) kalimat deduktif. (iv) kalimat topik pada posisi awal dan akhir membentuk paragraph deduktif
topik pada posisi awal dan akhir membentuk paragraph deduktif – – induktif induktif 5) Pragraf
5) Pragraf akademik terdiri akademik terdiri atas atas kalimat topik, kalimat topik, kalimat penjelas kalimat penjelas atau kalimatatau kalimat pendukung,
pendukung, dan dan kalimat kalimat konklusi. konklusi. Kalimat Kalimat topik topik ditempatkan ditempatkan pada pada posisi posisi awal.awal. Paragraf akademik untuk berkomunikasi akademik dengan pembacanya, Paragraf akademik untuk berkomunikasi akademik dengan pembacanya, misalnya untuk menjawab atau menjelaskan tugas-tugas perkuliahan. misalnya untuk menjawab atau menjelaskan tugas-tugas perkuliahan. Komunikasi berhasil jika seluruh informasi terpahami oleh pembacanya. Paragraf Komunikasi berhasil jika seluruh informasi terpahami oleh pembacanya. Paragraf akademik disusun berdasarkan bahasa formal, baku, dan menyajikan pesan yang akademik disusun berdasarkan bahasa formal, baku, dan menyajikan pesan yang dengan kalimat yang efektif.
dengan kalimat yang efektif.
6) Paragraf dalam esai akademik: esai terdiri atas babarapa paragraf yang 6) Paragraf dalam esai akademik: esai terdiri atas babarapa paragraf yang diklasifikasi menjadi paragraf pendahuluan, paragraf penjelas dan paragraf diklasifikasi menjadi paragraf pendahuluan, paragraf penjelas dan paragraf konklusi. Paragraf penjelas diklasifikasi menjadi paragraf penjelas 1, 2, dan 3. konklusi. Paragraf penjelas diklasifikasi menjadi paragraf penjelas 1, 2, dan 3. Seluruh paragraph menyajikan gagasan secara lengkap dan menyatu. Seluruh Seluruh paragraph menyajikan gagasan secara lengkap dan menyatu. Seluruh kalimat mendukung kalimat topik.
kalimat mendukung kalimat topik. 7)
7) Seluruh kalimat saling Seluruh kalimat saling mengait. Pengaitan dapat dilakukan dengan konjungsi,mengait. Pengaitan dapat dilakukan dengan konjungsi, subtitusi (penggantian), ellipsis (pelesapan) dan lain-lain.
subtitusi (penggantian), ellipsis (pelesapan) dan lain-lain.
3. FUNGSI PARAGRAF 3. FUNGSI PARAGRAF 1)
1) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk sMengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran danuatu pikiran dan persaan
persaan ke ke dalam dalam serangkaian serangkaian kalimat kalimat yang yang tersusun tersusun secara secara logis logis dalam dalam satusatu kesatuan,
kesatuan, 2)
2) Menandai peralihan(pergantian gMenandai peralihan(pergantian gagasan baru agasan baru bagi karangan yang bagi karangan yang terdiri terdiri beberapabeberapa paragraf,
2)
2) Paragraf menggunakan pikiran Paragraf menggunakan pikiran utama, gagasan utama utama, gagasan utama yang dinyatakan denganyang dinyatakan dengan kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, akhir kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, akhir atau awal dan akhir paragraf.
atau awal dan akhir paragraf. 3)
3) Paragraf meggunakan ide penjelas Paragraf meggunakan ide penjelas (ide pendukung atau ide (ide pendukung atau ide pengendali) yangpengendali) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
dinyatakan dalam kalimat penjelas. 4)
4) Paragraf hanya berisi Paragraf hanya berisi satu kalimat satu kalimat topik. Penempatan kalimat topik ada topik. Penempatan kalimat topik ada empatempat cara:(i) kalimat topik pada posisi awal membentuk pareagraf deduktif. (ii) cara:(i) kalimat topik pada posisi awal membentuk pareagraf deduktif. (ii) kalimat topikm pada posisi akhir membentuk mparagraf induktif.(iii) kalimat kalimat topikm pada posisi akhir membentuk mparagraf induktif.(iii) kalimat topik pada posisi tengah membentuk paragraph induktif
topik pada posisi tengah membentuk paragraph induktif – – deduktif. (iv) kalimat deduktif. (iv) kalimat topik pada posisi awal dan akhir membentuk paragraph deduktif
topik pada posisi awal dan akhir membentuk paragraph deduktif – – induktif induktif 5) Pragraf
5) Pragraf akademik terdiri akademik terdiri atas atas kalimat topik, kalimat topik, kalimat penjelas kalimat penjelas atau kalimatatau kalimat pendukung,
pendukung, dan dan kalimat kalimat konklusi. konklusi. Kalimat Kalimat topik topik ditempatkan ditempatkan pada pada posisi posisi awal.awal. Paragraf akademik untuk berkomunikasi akademik dengan pembacanya, Paragraf akademik untuk berkomunikasi akademik dengan pembacanya, misalnya untuk menjawab atau menjelaskan tugas-tugas perkuliahan. misalnya untuk menjawab atau menjelaskan tugas-tugas perkuliahan. Komunikasi berhasil jika seluruh informasi terpahami oleh pembacanya. Paragraf Komunikasi berhasil jika seluruh informasi terpahami oleh pembacanya. Paragraf akademik disusun berdasarkan bahasa formal, baku, dan menyajikan pesan yang akademik disusun berdasarkan bahasa formal, baku, dan menyajikan pesan yang dengan kalimat yang efektif.
dengan kalimat yang efektif.
6) Paragraf dalam esai akademik: esai terdiri atas babarapa paragraf yang 6) Paragraf dalam esai akademik: esai terdiri atas babarapa paragraf yang diklasifikasi menjadi paragraf pendahuluan, paragraf penjelas dan paragraf diklasifikasi menjadi paragraf pendahuluan, paragraf penjelas dan paragraf konklusi. Paragraf penjelas diklasifikasi menjadi paragraf penjelas 1, 2, dan 3. konklusi. Paragraf penjelas diklasifikasi menjadi paragraf penjelas 1, 2, dan 3. Seluruh paragraph menyajikan gagasan secara lengkap dan menyatu. Seluruh Seluruh paragraph menyajikan gagasan secara lengkap dan menyatu. Seluruh kalimat mendukung kalimat topik.
kalimat mendukung kalimat topik. 7)
7) Seluruh kalimat saling Seluruh kalimat saling mengait. Pengaitan dapat dilakukan dengan konjungsi,mengait. Pengaitan dapat dilakukan dengan konjungsi, subtitusi (penggantian), ellipsis (pelesapan) dan lain-lain.
subtitusi (penggantian), ellipsis (pelesapan) dan lain-lain.
3. FUNGSI PARAGRAF 3. FUNGSI PARAGRAF 1)
1) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk sMengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran danuatu pikiran dan persaan
persaan ke ke dalam dalam serangkaian serangkaian kalimat kalimat yang yang tersusun tersusun secara secara logis logis dalam dalam satusatu kesatuan,
kesatuan, 2)
2) Menandai peralihan(pergantian gMenandai peralihan(pergantian gagasan baru agasan baru bagi karangan yang bagi karangan yang terdiri terdiri beberapabeberapa paragraf,
3)
3) Mengorganisasi Mengorganisasi gagasan gagasan dengan dengan mengurutkan mengurutkan pemenpatan gagasan.pemenpatan gagasan. a.
a. Pragraf Pragraf terdiri atas terdiri atas :kalimat topik, :kalimat topik, kalimat penjelas, kalimat penjelas, dan kalimat dan kalimat konklusi;konklusi; b.
b. esai esai terdiri terdiri atas atas paragraf paragraf pendahuluan, pendahuluan, paragraf paragraf penjelas, penjelas, dan dan paragrafparagraf konklusi
konklusi 4)
4) Mengembangkan topik karangan Mengembangkan topik karangan ke dalam ke dalam kesatuan-kesatuan unit pikiran kesatuan-kesatuan unit pikiran yangyang lebih kecil, misalnya paragraf pendahuluan, paragraf pengembang 1, 2, 3, dan lebih kecil, misalnya paragraf pendahuluan, paragraf pengembang 1, 2, 3, dan paragraf konklusi.
paragraf konklusi. 5)
5) Mengendalikan variabel terutama Mengendalikan variabel terutama karangan yang teridiri karangan yang teridiri atas beberapa variabel.atas beberapa variabel. Untuk dua variabel misalnya paragraf 1 pendahuluan pentingnya membahas Untuk dua variabel misalnya paragraf 1 pendahuluan pentingnya membahas kedua variabel x dan y, paragraf 2 membahas variabel x, paragraf 3 membahas kedua variabel x dan y, paragraf 2 membahas variabel x, paragraf 3 membahas variabel y , paragraph 4 membahasa hubungan variabel x dan y , paragraph 5 variabel y , paragraph 4 membahasa hubungan variabel x dan y , paragraph 5 membahasa hasil analisis, paragraph 6 menyajikan konklusi.
membahasa hasil analisis, paragraph 6 menyajikan konklusi.
4. KALIMAT TOPIK DALAM PARAGRAF 4. KALIMAT TOPIK DALAM PARAGRAF
Penempatan kalimat topik dalam karangan terdiri dari beberapa paragraph dapat Penempatan kalimat topik dalam karangan terdiri dari beberapa paragraph dapat dilakukan secara bervariasi, yaitu: pada awal, akhir, awal dan akhir, tengah paragraf, dilakukan secara bervariasi, yaitu: pada awal, akhir, awal dan akhir, tengah paragraf, dan keseluruhan paragraf. Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat mengikuti alur dan keseluruhan paragraf. Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat mengikuti alur penalaran sambil menikmati kesegaran karangan,
penalaran sambil menikmati kesegaran karangan, tidak monoton dan bersifat alami.tidak monoton dan bersifat alami. 1. Kalimat Topik pada Awal Paragraf
1. Kalimat Topik pada Awal Paragraf Paragraf ini bersif
Paragraf ini bersifat ekspositori berisat ekspositori berisi bahasan yang bertujuan i bahasan yang bertujuan menjelaskan suatumenjelaskan suatu topik, masalahatau pendapat. Paragraf itu lebih efektif jika diawali dengan kalimat topik, masalahatau pendapat. Paragraf itu lebih efektif jika diawali dengan kalimat topik, diikuti dengan kalimat penjelas 1,2,3, dan diakhiri dengan kalimat konklusi. topik, diikuti dengan kalimat penjelas 1,2,3, dan diakhiri dengan kalimat konklusi. Kalimaat topic itu berisi pikiran yang bersifat umum.: subjek sebagai topik dan Kalimaat topic itu berisi pikiran yang bersifat umum.: subjek sebagai topik dan predikat sebagai ide pengendali (Oshima dan Ho
predikat sebagai ide pengendali (Oshima dan Hoque, 2006:57)que, 2006:57) Contoh:
Contoh: Jalan Kas Jalan Kasablanka selalu padat. ablanka selalu padat. Pada pukul 5.30, jalan Pada pukul 5.30, jalan itu mulai itu mulai dipadatidipadati dengan kendaraan sepeda motor, mobil pribadi, dan kendaraan umum. Kendaraan dengan kendaraan sepeda motor, mobil pribadi, dan kendaraan umum. Kendaraan tersebut sebagian besar dari arah Pondok Kopi melintas kea rah Jalam Jenderal tersebut sebagian besar dari arah Pondok Kopi melintas kea rah Jalam Jenderal Sudirman. Para pengendara di antaranya pedagang yang akan berjualan di Pasar Sudirman. Para pengendara di antaranya pedagang yang akan berjualan di Pasar Tanah Abang, pemakai jalan yang mebghindari three in one, karyawan yang bekerja Tanah Abang, pemakai jalan yang mebghindari three in one, karyawan yang bekerja di Tangerang, Grogol atau ke ptempat lain yang searah dan siswa sekolah yang di Tangerang, Grogol atau ke ptempat lain yang searah dan siswa sekolah yang
berupaya menghindar kemacetan. Pada pukul 07.00 s.d. 10.00 jalan itu dipadati oleh mahasiwa dan karyawan yang akan bekerja orang yang akan berbelanja atau berjualan dan sebagian orang yang bepergian dengan kepentingan lain-lain. Pada pukul 11 s.d. pukul 15.00 jalan itu tidak begitu padat. Namun, pukul 15.00 s.d. 21.00
kendaraan kearah Pondok Kopi kembali memadati jalan tersebut.
Paragraf di atas diawali kalimat topik 1, Jalan Kasablanka selalu padat, berisi pikiran utama. Selebihnya kalimat 2 s.d. 6 merupakan kalimat penjelas berisi pikiran-pikiran penjelas. Dengan demikian paragraf ini menggunakan penalaran deduktif.
Pikiran Utama : Jalan Kasablanka padat.
Pikiran Penjelas : 1) pagi dipadati kendaraan ke arah Jenderal Sudirman 2) menghindari kemacetan
3) menghindari three in one
4) tengah hari kendaraan berkurang
5) sore jalan dipadati kendaraan kea rah Pondok Kopi
Penalaran : deduktif
2. Kalimat Topik pada Akhir Paragraf
Paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya, paragraf ini menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan , keterangan atau analisis lebih dahulu, barulah ditutup dengan kalimat topik. Dengan demikian, paragraf ini menggunakan penalaran induktif.
Contoh: PT Genting Pasola pada awal 2004 ini semakin sukit mendapatkan konsumen. Produknya mulai berkurang, karyawan semakin banyak yang pindah kerja. Dan beberapa karyawan yang mengeluh gaji yang tidak pernah naik, padahal barang konsumsi terus melambung. Hal ini bias dimaklumi oleh pimpinan perusahaan dan sebagian besar karyawan. Bahkan, dokumen yang menyatakan bahwa pajak belum dibayarpun sudah sampai kepada kaaryawan. Pemilik perusahaaan menyadari bahwa desain produk sudah mulai usang, peralatan teknis sudah ketinggalan teknologi, dan kreativitas baru karyawan yang mendukung kinerja
bisnis sudah mongering. Direksi dan seluruh karyawan berkesimpulan, PT Genting Pasola telah bangkrut.
Paragraf di atas diawali kalimat penjelas dan diakhiri kalimat utama. Susunan pikiran paragraf tersebut:
Pikiran Penjelas : 1) kesulitan mendapatkan konsumen 2) kesejahteraan karyawan menurun 3) pajak tidak terbayar
4) kualitas produk menurun
Pikiran Utama : PT Genting Pasola Bangkrut
Penalaran : Induktif
3)Kalimat Topik pada Awal dan Akhir Paragraf
Kalimat topik dalam sebuah paragraf pada hakikatnya hanya satu. Penempatan kalimat topik yang kedua berfungsi untuk menegaskan kembali pikiran utama poaragraf tersebut. Namun, penempatan kalimat topik pada awal dan akhir paragraf berpengaruh pada penalaran. Kalimat topik pada awal paragraf bersifat deduktif, pada akhir bersifat induktif, dan pada awal dan akhir menjadikan paragraf bersifat
induktif- deduktif.
Contoh: Selain merinci keragaman paradigma sosiologi Ritser mengemukakan alasan perlunya paradigm yang lebih bersifat terintegrasi dalam sosiologi. Meskipun ada alasan untuk mempertahankan paradigm yang ada, dirasakan adanya kebutuhan paradigm yang makin terintegrasi. Ritser berharapadanya keanekaragaman yang lebih besar melalui sebuah pengembangan paradigm baru yang terintegrasi untuk melengkapi paradigm yang ada dan tidak dimaksudkan untuk menciptakan posisi hegemoni baru. Paradigma yang lebih bersifat terintegrasi diperlukan kehadiran sosiologi modern.
Paragraf di atas diawali kalimat topik dan diakhiri dengan kalimat topik. Kedua kalimat topik tersebut berisi pikiran utama yang sama.
Pikiran Utama : perlunya paradigma terintegrasi
Pikiran Penjelas : 1) fungsi paradigma tertintegrasi
2) paradigma terintegrasi tidak menciptakan hegemodi
Pikiran Utama : paradigma terintegrasi diperlukan
Penalaran : deduktif – induktif
4. Kalimat Topik pada Tengah Paragraf
Paragraf dengan kalimat topik pada tengah paragraf berarti diawali dengan kalimat penjelas .dan diakhiri pula dengan kalimat penjelas. Paragraf ini menggunakan pola penalaran induktif – induktif.
Contoh:
Pasar Tanah Abang mulai dibanjiri pedagang yang hendak mempersiapkan dagangannya sejak pukul 05.00. Aktivitas jual beli di pasar ini dimulai sekitar pukul 08.00. Barang dagangan sebagian besar berupa produk tekstil dari yang paling murah dengan saatuan harga berdasarkan timbangan sampai dengan tekstil yang berkualitas impor dan ekspor. Pasar ini memperdagangkan berbagai jenis tekstil yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi tinggi, menengah, maupun lapis bawah. Pasar Tanah Abang merupakan pusat pedagangan yang tidak pernah sepi oleh penjual maupun pembeli. Para pembeli mulai berdatangan pukul 08.00. Jumlah pembeli ini meningkat sampai pukul 11.30. Pada tengah hari, jumlah pembeli menurun. Namun, jumlsh tersebut mwmuncak kembali pada pukul 14.00 sampai dengan 16.30.
Paragraf di atas disusun dengan urutan kalimat 1 sampai dengan 5 menuju penalaran induktif (dari khusus ke umum dan dari 5 sampai dengan 9 menuju penalaran deduktif. Gagasan yang disajikan dalam paragraph di atas adalah :
Paragraf penjelas : 1) Pasar Tanah Abang dibanjiri pedagang 2) aktivitas jual beli
3) barang yang diperdagangkan 4) tekstil kebutuhan masyarakat
Pikiran Utama : Pasar Tanah Abang tidak pernah sepi Pikiran penjelas : 5) kedatangan pembeli
6) puncak kedatangan pembeli Penalaran : induktif – deduktif
5. SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
Paragraf yang baikharus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi penggunaan sudut pandang.
5.1 Kesatuan Paragraf
Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf setiap paragraph hanya berisi satu pokok pikiran. Paragraf dapat berupa beberapa kalimat. Tetapi seluruhnya harus
merupakan kesatuan, tidak satu kalimatpun yang sumbang, paragraph akan rusak kesatuannya. Contoh paragraph tanpa kesatuan pikiran: Kebebasan berskspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru Beberapa siswa tingkat SD sampai SMA /SMK berhasil meraih olimpiade fisika dan matematika. Walaupun keburuhan masyarakat relative rendah, beberapa siswaberhasil memenangkan kejuaraan dunia pada lomba tersebut. Kreativitas baru tersebut membanggak an kita semua.
Paragraf di atas tanpa kesatuan pikiran. Kalimat 1 sampai 3 mengungkapkan kalimat yang berbeda-beda. Masing-masing tidak membahas satu pikiran yang sama dan kalimat 4 saja yang menunjukkan adanya hubungan. Akibatnya, paragraph menjaditidak jelas struktur dan maknanya. Bandingkanlah dengan paragraf di bawah ini:
Contoh: Paragraf dengan kesatuan pikiran
Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan krativitas baru. Dengan kebebasan itu, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai dengan basis kompetensi siswa dan lingkungannya. Kondisi kebebasan tersebut mejadikan pembelajaran berlangsung secara alami, penuh gairah, dan siswa termotivasi untuk berkembang. Siswa belajar dalam suasana gembira, aktif, kreatif, dan produktif. Dampak kebebasan ini setiap saat siswa dapat melakukan berbagai eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya.Kretivitasnya menjadi tidak terbendung.
5.2 Keterpaduan
Paragraf dinyatakan terpadu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang saling mengait. Keterkaitan kalimat dalam paragraf menghasilkan kejelasan gagasan. Keterkaitan kalimat itu menhasilkan keterpaduan paragraf menjadi satu kesatuan konsep, pikiran atau pendapat yang utuh dan kompak. Keterkaitan dapat dibangun melalui repetisi atau pengulangan kata kunci atau sinonim,kata ganti, kata transisi, dan bentuk paralel.
5.3 Ketuntasan
Ketuntasan adalah kesempurnaan. Hal itu dapat diwujudkan dengan (1) klasifikasi, yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh. Ketuntasan klasifikasi tidak memungkinkan adanya bagian yang tidak masuk kelompok klasifikasi. Klasifikasi ada dua jenis: sederhana dan kompleks. Klasifikasi sederhana membagi sesuatu ke dalam dua kelompok , misalnya pria dan wanita, besar dan kecil, baik dan buruk. Sedangkan klasifikasi kompleks membagi sesuatu menjadi lebih dari dua kelompok , misalnya besar – sedang – kecil , pengusaha besar – menengah – kecil, negara maju- negara berkembang – negara terkebelakang.
5.4 Konsistensi dan Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dalam cerita, pengarang sering menggunakan susut pandang aku, seolah-olah menceritakan dirinya sendiri. Selain itu, pengarang dapat menggunakan sudut pandang dia atau ia seolah-olah menceritakan dia.
Dalam karangan ilmiah, pengarang menggunakan penulis. Sekali menggunakan sudut pandang tersebut harus menggunakannya secara konsisten dan tidak boleh berganti sejak awal sampai akhir.
Contoh :
Penulis membatasi kajian kebahasaan ini, bagaimana penulisan mahasiswa di perguruan Tinggi. Untuk memudahkan pemahaman konsep dan aplikasinya, penulis menidentifikasi konsep-konsep tersebut dengan definisi, pengertian, dan deskripsi teoritik. Untuk memudahkan aplikasinya, penulis memberikan contoh-contohnyang relevan dengan teorinya.
5.5 Keruntutan
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan lain-lain dalam karangan Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut bagaikan air mengalir tidak pernah putus. Karangan yang rintut enak dibaca, dapat dipahami dengan mudah, dan menyenangkan pembacanya. Keruntutan dapat dilakukan dengan beberapa cara : (1) urutan proses dengan bilangan,misalnya: Pembangunan karakter dilakukan secra bertahap. Pertama, menginverintarisasi…, kedua, …, dan ketiga,…;(2) urutan proses tanpa bilangan,misalnya: Pembangunan kampus dilakukan secara bertahap. Mula-mula,…,Selanjutnya…, Akhirnya…;(3)Tahapan, misalnya; bagian pertama…, Bagian kedua…, bagian ketiga…; (4) Skala prioritas misalnya: unsure terpenting,… agak penting,… kurang penting…;(5) Pengembangan, misalnya: pemikiran yang mendasari…, pengembangan pemikiran itu…, konsep yang dihasilkan…;(6) strata tingkatan komunikasi yang efektif…, sedang…, kurang efektif…;(7) Hubungan antarproposisi (pernyataan yang dapat diuji kebenarannya , misalnya: kebjakan utama,yaitu membangun kultur akademik merupakan prioritas kampus. Sejalan dengan hal itu, kinerja penelitian dosen dan mahasiswa perlu ditingkatkan(ilmiah, objektivitas, menyenangkan).
Menulis yang runtut menuntut pengendalian pikiran dalam mengurutkan pernyataan demi pernyataan. Untuk itu, penulis memerlukan: (1) pemahaman konsep-konsep yang akan dibahas (2) berkecermatan tinggi dalam menghimpun gagasan pemikiran, dan fakta, yang tersebar menjadi satu sajian tulisan berurutan, lengkap, dan runtut;(3) ketekunan dalam menjaring dan mengurutkan pikiran mana
yang perlu ditempatkan pada posisi awal, tengah, dan bagian akhir;(4) Gigih alam menemukn konsep-konsep yang berkelanjutan sampai tuntas.
LATIHAN DAN TUGAS MANDIRI
1. Buatlah paragraf narasi yang runtut, tuntas, dan menggunakan sudut pandang aku.
2. Buatlah paragraf analisis yang runtut , tuntas, dan menggunakan sudut pandang penulis.
3. Buatlah pragraf deskripsi yang runtut, tuntas, dan menggunakan sudut pandang ia.
6. JENIS PRAGRAF
Kita dapat berbicara tentang paragraph dari berbagai sudut pandang : (1) sudut pandang isi dari pikiran yang dikemukakan [ paragraph narasi, paragraph deskripsi, paragraf ekspositoris, paragraf argumentasi] atau (2) sudut pandang penalaran [paragraf induksi, paragraf deduksi, paragraf induksi – deduksi] atau sudut pandang tempat dan fungsinya di dalam karangan[paragraf pengantar, paragraf pegembang, paragraf penutup].
Seluruh jenis paragraf tersebut harus Anda kuasai dengan baik . Pada bagian ini kita akan membicarakan tentang jenis paragraph menurut fungsinya dalam karangan.
6.1 Paragraf Pengantar
Tamu harus mengetuk pintu supaya tuan rumah membukakan pintu baginya.Pengarang ingin bertanu ke rumah pembaca. Pengarang harus mengetuk pintu hati pembaca agar dapat dibukakan pintu hatinya. Mengetuk pintu dan mengucapkan salam bila akan bertamu kepada pembaca berfungsi sebagai pengantar. Anda mengadakan pameran. Anda ingin agar para tamu dapat menikmati sepenuhnya pameran itu. Anda akan mengantar para tamu entah dengan menggunakan panduan, entah dengan menggunakan pengantar. Pengantar itu berfungsi untuk memberitahukn latar belakang , masalah, tujuan, anggapaan dasar. Pengantar yang baik akan berhasil mengetuk hati dan memperoleh simpati, menggugah minat dan gairah orang lain untuk mengetahui lebih banyak: (1) fungsi paragraph pengantar;(2) menunjukka pokok persoalan yang mendasari masalah;(3) menarik minat pembaca dengan
(4) menyatakan tesis yaitu ide sentral karangan yang akan dibahas. Menyatakan pendirian selengkapnya sampai dengan akhir karangan.
Untuk menarik minat pembaca, penulis dapat melakukan berbagai upaya yang dapt dipilih dan dirasa tepat : (1) menyampaikan berita hangat;(2) menyampaikan anekdot; (2) memberikan latar belakang, suasana dan karakter;(3) memberikan contoh konkrit berkenaan dengan pembicaraan;(4) mengawali karangan dengan suatu pernyataan yang tegas;(5) memberikan latar belakang suasana atau karakter; (6) menyentak pembaca dengan suatu pernyataan yang tajam;(7) menyentak dengan mperbansingan, analogi, kesenjangan kontras;(8) mengungkap isu misteri yang belum terungkap;(9) mengungkapkan peristiwa yang luar biasa;(10) mendebarkan
hati pembaca dengan suatu suspensi.
Paragraf pengantar juga disebut paragraf topik, berfungsi sebagai pengikat makna bagi semua paragraf lain. Paragraf menentukan arah karangan selanjutnya. Oleh
karena itu, paragraf pertama harus dibuat sebaik dan semenarik mungkin.
6.2 Paragraf pengembang
Paragraf pengembang yaitu paragraf yang berfungsi menerangkan atau menguraikan gagasan pokok karangan.Fungsi paragraph pengembang:
1) Menguraikan, mendeskripsikan, membansingkan, menghubungkan, menjelaskan. Kata-kata yang lazim digunakan ialah: mengidentifikasi, menganalisis detail, menguraikan arti, fungsi, mengklasifikasi, membandingkan, dengan demikian, membahas dan lain-lain.
2) Menolak konsep: alasan, argumentasi (pembuktian), contoh, fakta, rincian, menyajikan dukungan.
(3) Mendukung konsep : argumentasi, contoh, alasan, fakta, rincian. Kata-kata yang lazim digunakan ialah: tambahan pula, lebih jauh, sejalan dengan hal itu, sesungguhnya, sesuai dengan, seimbang dengan pertimbangan lain.
7. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pengembangan paragraf dapat dilihat berdasarkannjenis, berdasarkan nalar(secara alami, klimaks, antiklimaks, deduktif, induktif, deduktif – induktif, sebab akibat, kronologis berdasarkan fungsi(contoh, analogi, ilustrasi, analisis, pembuktian, perbandingan, dan definisi luas).
7.1 Secara Alamiah
Pengembangan paragraf secara alamiah ini didasarkan pada urutan ruang dan waktu (kronologis). Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke satu berikutnya. Adapun urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
Contoh:
Legenda kerajaan Mycenae membuat bulu kduk kita tegak karena penuh peristiwa berdarah. Isteri Atreus digoda oleh Ssaudara laki-lakinya. Sebagai pembalasan, Atreus membunuh kedua anak laki-laki Thyestes, merebusnya, dan menghidangkannya dalam makan malam bagi Thyetes. Atreus kemudian sengaja memperlihatkan kepada Thyestes sisa-sisa kedua tubuh anaknya agar Thyestes tahu apa yang telah dimakannya. Sejak saat itu Atreus dan keturunannya termasuk Agamemnon, Minelaus, Oestes, dikutuk para dewa. Mereka mati di tangan orang-orang terdekatnya (Mirna Ratna, Kutukan Tujuh Turunan di Maycenae,” Kompas 14 Agustus 2004 dalam Widjono,Hs., 2012)
7.2 Klimaks dan Antiklimaks
Paragraf jenis ini lazim digunakan untuk menyajikan sebuah cerita atau konflik. Penulisan diawali dengan pengenalan tokoh, dilanjutkan dengan konflik, mencapai punck konflik, dan menurun menuju solusi (antiklimaks). Jenis paragraf ini dapat digunakan untuk menulis sejarah, cerita fiksi (roman, novel, cerita pendek) kisah permusuhan atau peperangan.
Contoh: Pertempuran Surabaya.
Pertempuran ini diawali dengan perebutan kekuasaan dan senjata dari antara Jepang oleh pemuda dan tentara serikat yang dimulai 2 September 1945. Perebutan ini menimbulkan pergolakan , resolusi dan konfrontatif. Jenderal D.C. Hawthorn
(Panglima AFNEI) 25 Oktober 1945 memerintahkan tentara serikat Inggris – Belanda Brigade 49(bagian dari devisi India ke-23) yang dipimpin Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby agar mendarat di Surabaya. Pertempuran Mallaby dan Gubernur RMTA Suryo menghasilkan berbagai kesepakatan damai. Di antaranya, RI memperkenankan Inggris (tanpa pasukan Belanda) untuk memasuki Surabaya mengurus kamp-kamp tawanan.
Namun, Inggris mengingkari kesepakatan tersebut. Mereka 26 Oktober 1945 di bawah pimpinan Kapten Shaw membebaskan Kolonel Huiyer di penjara Kalisosok, keesokan harinya menduduki pangkalan udara Tanjung perak, Kantor Pos besar, Gedung international, dan objek vital lainnya. Pada 27 Oktober 1945 tentara serikat dengan pesawat terbang menyerahkan pamphlet agar rakyat menyerahkan senjata. Kontak senjata terjadi. Tanggal 28 Oktober 1945 kedudukan Inggris kritis, tank-tank dilumpuhkan, saran vital direbut kembali. Atas permintaan Komando serikat, Presiden Soekarno disertai wakil pemerintah dan pemuda bersama mallaby dan hawthorn melaakukan perundingan damai bertujuan menyelamatkan pasukan Mallaby dari kehancuran. Perundingan damai berakhir 30 Otober 1945. Pukul 13.00 hari itu Bung Karno dan Hawthorn meninggalkan Surabaya.
Gedung Bank Internatio masih diduduki pasukan Inggris, Mallaby berada di dalammnya. Para pemuda mengepungnya dan menuntut pasukan Mallaby menyerah. Mallaby menolak dan melakukan serangan gencar dari dalam gedung, pemuda membalasnya dengan sasaran utama Mallaby.Diaa ditusuk dengan bayonet dan bembu runcing. Mallaby terbubuh. Para pengawalnya melarikan diri.
Pada tanggal 9 November 1945 Inggris mengultimatum agar seluruh bangsa aindonesia di Surabaya menyerahkan diri dengan tangan di atas kepala. Ultimatum itu sebagai penghinaan. Gubernur Suryo melalui radio menyatakan menolak ultimatum . Semua kekuatan TKR, pemuda, tentara, pelajar mengatur strategi mempertahankan Surabaya. Surabaya digempur oleh angkatan laut, udara, dan darat Inggris selama tiga minggu. Sektor demi sector berhasil dipertahankan. Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasioanal Indonesia IV. Jakarta: Balai Pustaka, 1984, 110-116).
Karangan dengan bahasan materi sejarah perang Surabaya di atas terdiri dari 3 paragraf. Paragraf pertama, sebagai pengantar, paragraf kedua, sebagai bahasan
utama yang menyajikan serangkaian peristiwa konflik dan awal sampai klimaks dan paragraf ketiga, merupakan sajian antiklimaks. Ketiga paragraf di atas dapat dijadikan satu paragraf tetapi terlalu panjang. Lebih baik dipenggal menjadi paragraf pengantar berisi pengenalan konflik; paragraf pertama berisi perkembangan konflik
menuju klimaks, dan paragraf ketiga berisi bahasa antiklimaks.
Paragraf 1 1) perebutan kekuasaan dan senjata dari tentara Jepang
Paragraf 2 2) disepakati Inggris memasuki Surabaya untuk mengurus tawanan 3) Inggris mengingkari kesepakatan damai
4) konflik senjata serikat dan pemuda 5) tentara Inggris kritis
6) perundingan damai
7) Malaby menolak perdamaian 8) Mallaby terbunuh (klimaks) Paragraf 3 9) Inggris menyerang Surabaya
10) Surabaya berhasil dipertahankan
7.3 Deduksi dan Induksi
Deduksi adalah proses penalaran dengan menyebutkan gagasan utama yang bersifat umum dan dilanjutkan dengan gagasan-gagasan yang bersifat khusus. Sedangkan Induksi adalah proses penalaran dengan menyebutkan gagasan penjelas yang bersifat khusus dan dilanjutkan dengan gagasan utama yang bersifat umum.
8. PARAGRAF BERDASARKAN FUNGSI
Bentuk paragraf selain ditentukan oleh teknik pengembangannya, juga ditentukan oleh fungsi paragraf tersebut dalam suatu karangan. Misalnya membandingkan, mempertentangkan, menggambarkan, memperdebatkan, contoh, dan definisi luas. Perhatikan contoh-contoh paragraph berdasarkan fungsinya berikut ini.
8.1 Perbandingan dan pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertentangan adalah paragraf yang berusaha memperjelas paparannya dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam perbandingan tersebut dikemukakan perbedaan dan persamaan antara dua hal yang tingkatakannya sama dan keduahal itu memiliki persamaan dan perbedaan. Contoh:
Suasana lebaran biasanya begitu semarak di negeri kita ini. Dibandingkan dengan Thanks Giving Day di Amerika Serikat saat negara itu bersukaria dan berssyukur kepada Tuhan bersama seluruh keluarganya. Gerak mudik Indonesia juga mirip sekali dengan yang terjadi dpada orang-orang Amerika menjelang Thanks Giving Day itu.Semuanya merasakan dengan amat kuat untuk bertemu ayah ibu, sanak saudaranya karena justru dalam suasana keakraban keluarga itulah hikmah Thanks Giving Day dapat dirasakan sepenuhnya (Nurcholis Majid, Cendekiawan danReligiusitas Masyarakat, Jakarta: Paramadina,1999:38).
Mempertentangkan merupakan proses argumentasi dengan melakukan penolakan. Oleh karena itu, mempertentangkan ditargetkan menolak eksistensinya dan disertai pembuktian. Contoh: Perusahaan A menimbulkan pencemaran air minum masyarakat di sekitarnya. Warga setempat yang menjadi korban menderita penyakit kulit yang kronis. Perusahaan itu diserang dan dinilai sebagai antisocial dan tidak peduli lingkungan. Perusahaan jenis ini bertentangan dengan keinginan masyarakat peduli lingkungan dan sosial. Atas penilaian itu, beberapa perusahaan mendapat citra buruk sebagai laporan media masa, serta unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat yang terus-menerus mengenai masalah lingkungan yang ditimbulkannya. Kelompok yang mempunyai kepentingan tertentu dn para jurnalis sering bergabung untuk menyerang perusahaan itu, yang berakibat para konsumen beralih kepada para pesaing. Selain itu, perusahaan tersebut kesulitan modal karena bank tidak mau berisiko.
8.2 Analogi
Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan oleh penulis untuk membandingkan sesuatu yang dikenal oleh umum dengan yang kurang dikenal itu. Perhatikan contoh paragraf berikut.
Ia berdiri di depanku dengan wajah merah padam. Matanya melotot bagaikan Batara Kala yang sedang marah. Lalu, sambil meletakkan pistol dari tangan kirinya seperti militer tembak musuh, ia memukul meja di hadapannya sambil berteriak tak terkendali. Suaranya menggelegar, mengejutkan seperti Guntur di musim panas. Semua orng hadir terdiam dan mengerut seperti bekicot disiram garam.
8.3 Contoh-Contoh
Paragraf berisi contoh-contoh digunakan untuk memberikan bukti atau penjelasan terhadap generalisasi yang sifatnya umum agar pembaca dapat dengan mudah menerimanya. Dlam hal ini, wawasan pemikiran, wawasan budaya, pengalaman dapat berfungsi secara efektif.
Contoh: Budaya sebagai sumber kreativitas. Orang yang cerdas akan mampu mengolah kekayaan budaya Indonesia yang luar iasa besar. Produk makanan, misalnya dari Sabang samoai Merauke terdapat ratusan ribu jenis. Pilih satu produk makanan yang potendial untuk dibisniskan. Jika diolah secra kreatif, modern, dikemas dengan sempurna, dijelaskan kandungan gizinya dlam berbagai bahasa di dunia, sesuaikan selera rasa menurut negara tujuan, produk makanan tersebut dapat dipstikan akan membanjiri pasar dunia. Selain itu, kita memiliki budaya yang berupa cerita tradisional. Setiap daerah memiliki cerita yang unik. Cerita ini dapat dijadikan sumber kreativitas film, cerita petualangan, cerita yang bersifat edukatif., dan sebagainya. Cerita ini dapat dikemas menjadi cerita kartun modern. Jika dekemas sesuai dengan selera masyarakat dunia, dalam CD produk ini pasti dapat mendatangkan manfaat yang besar. Selain bernilai komersial, produk ini dapat berfungsi sebagai pengenalan buda ya bangsa.
8.4 Sebab Akibat
Dalam paragraf sebab akibat, sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas. Atau sebaliknya, yaituakibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai rincian penjelasnya.Contoh:
Proses pemilihan calon presidan dan wakil presiden 2004 berdampak positif bagi masyarakat. Mreka semakin sadar akan hak-haknya. Mereka bukanhanya menyadari hak politiknya melainkan juga hak untuk kesejahteraan. Mereka merasakan bahwa penderitaan dan kesulitan hidupnya merupakan akibat semakin meluasnya pejabat
yang korupsi. Untuk menjamin tidak korupsi, para calon legislative, eksekutif, dan ydikatif itu diminta kesediaannya untuk menandatangani kontrak politik.
8.5. Definisi Luas
Definisi adalah uraian pengertian. Deinisi dapat berupa sinonim kata, definisi formal berupa kalimat, dan definisi luas yaitu uraian pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu paragraf. Artinya ada definisi yang lebih luas yang terdiri beberapa paragraf, bahkan lebih panjang lagi, misalnya satu bab. Contoh:
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Makhluk artinya ciptaan. Tuhanlah yang menciptakan manusia. Mereka diciptakan oleh Tuhan sebagai khalifah di bumi yaitu sebagai penuasa dan pengelolah segala sesuatu di bumi. Tugasnya yaitu memelihara bumi agar tidak terjadi kerusakan. Manusia boleh saja menikmati apa saja yang ada di bumi sejauh tidak melanggar ketentuan-Nya.Sebagai mkhluk yang berakal budi, manusia dapat memahami dan melaksanakan batas-batas yang
dibolehkan dan dilarang oleh Tuhan. 8.6. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan sesuatu berdasarkan kesamaan dan perbedaan sifat, ciri dan karakter. Beberapa objek dengan sifat, ciri dan karakter harus berada di kelompok lain. Contoh:
Buku bacaan dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok berdasarkan kesaaan sifatnya. Klasifikasi itu menghasilkan buku fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi dihasilkan oleh daya imajinasi pengarangnya. Buku ini mempunyai sifat menghibur pembacanya karena keindahan bahasa dan daya tarik pesan-pesan atau ggasan yang
dapat mengaktifkan imajinasi pembacanya.
Sedangkan buku nonfiksi ditulis untuk menyampaikan kebenaran empirik yang dapat diukur dengan mudah. Selain itu, buku bacaan juga dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: buku teori dan buku pendidikan. Buku teori berisi konsep-konsep, temuan-temuan atau hasil pemikiran para ahli. Buku pendidikan ditulis oleh para ahli bagi keperluan pendidikan atau pembelajaran para siswa, pelajar, atau mahasiswa. Buku ini mennyajikan konsep yang dikemas bukan dalam bentuk teori melainkan dalam bentuk materi pembelajaran.
MODUL : V / BAHASA INDONESIA KEGIATAN BELAJAR : KE- 11 HAKIKAT MENULIS
1. PENGANTAR
Pada bagian ini kita akan membicarakan hakikat menulis dalam tulisan ilmiah. Hakikat menulis menjelaskan tentang bentuk dan isi tulisan yang dikaitkan dengan proses menulis. Konsep menukis sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa) dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalaah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan merupakan suatu sistem komunikasi antar manusia yang merupakan simbol atau lambing bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Dalam komunikasi tertulis, paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu: (1)penulis sebagai penyampai pesan; (2) pesan atau isi tulisan; (3) saluran atau medium tulisan; dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis penting dan besar kegunaannya bagi seseorang. Graves 1978 dalam Pandean(2012) salah seorang peneliti belajar mengajar menulis, menyampaikan menulis sebagai berikut: (1) menulis menyumbang kecerdasan;
(2) mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas ; (3) menumbuhkan keberanian; dan (4) menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Ketrampilan bebbahasa mencakup empat komponen. Keempat komponen itu ialah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam belajar bahasa dan kegiatan berbahasa, keempatnya memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Suatu tulisan atau karangan secara umum, terdiri atas dua hal. Pertama,
isi
. Suatu tulisan berisi tentang sesuatu yang ingin disampaikan penukisnhya. Apa yang penulis ingin sampaikan akan menentukan cara pengungkapannya, apakah lebih besifat formal atau informal, dan jenis tulisan yang akan digunakan, apakah lebih bersifat narasi, deskripsi, argumentasi, dan eksposisi serta persuasi. Begitu pula jenis tulisan yang dipilih akan mempengaruhi isi, jenis informasi dan pengorganisasian, pengungkapan, dan tata saji tulisan. Di antara keduanya saling mempengaruhi. Kedua,bentuk
yang merupakan unsure mekanik karangan, seperti ejaan, ejan, pungtuasi, kata, kalimat, dan paragraf.Kalimat mengorganisasikan dan menghubungkan gagasan demi gagasan sehingga membentuk satu keutuhan yang padu. perbedaan alinea menandai ide-ide penting dan perpindahan ide tulisan. Jenis tulisan tertentu seperti yang dikatakan di
atas akan mempengaruhi bagaimana isi karangan itu ditata dan disajikan .
2. BENTUK-BENTUK TULISAN 2.1 DESKRIPSI
Deskripsi berasal dari bahasa Latinyaitudescribereyang berarti menulis tentang, membeberkan tentang sesuatu hal, melukiskan sesuatu hal. Description dalam bahasa Inggris yangtentu saja berhubungan dengan kata kerjanya to describe (melukiskan dengan bahasa.
Deskripsinadalahnbentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Dalam tulisan deskripsi penulis tidak boleh mencampuradukkan keadaan yang sebenarnya dengan interpretasinya sendiri.
Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidupdan segar tentang ciri-ciri atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu. Tulisan deskripsi dimaksudkan untuk menciptakan pengalaman pada diri pembaca dan member identitas dan informasi mengenai objek tertentu sehingga pembaca dapat mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi.
2.2. NARASI (PENCERITAAN ATAU PENGISAHAN)
Narasi berasal dari kata narration yang berarti bercerita. Narasi adalah bentuk tulisan yang menceritakan proses kejadian atau peristiwa. Sassarannya ialah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Benruk krangan ini dapat kita temukan, misalnya dalam karya prosa atau drama, biografi atau autobiografi, laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat dan melakukan sesuatu hal.
2.3 EKSPOSISI (PEMAPARAN ATAU PAPARAN)
Eksposisi(exposition) berasal dari bahasa Latin yang berarti membuka atau memulai. Eksposisi adalah bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas dan menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.
Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya (pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, tetapi setiap pembaca sekadar diberitahu bahwa ada orang yang berpendapat demikian. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekadar memperjelas tentang apa yang akan disampaikannya. Contoh bentuk tulisan ini antara lain, buku pelajaran dan informasi tentang kesehatan yang dapat dibaca dalam media massa.
2.4 ARGUMENTASI (PEMBAHASAN ATAU PEMBUKTIAN)
Argumentasi dalam bahasa Inggris argumentation ‘ uraian, pembuktian’. Argumentasi adalaah bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk menyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya.
Oleh karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca maka penulis akaan menyajikan secra logis, kritis, dan sistematis tentang bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan an kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat menghapus konflik dari keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. Contoh tulisan seperti ini adalah hasil penilaian, pembelaan, dan timbangan buku.
2.5 PERSUASI
Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti membujuk atau meyakinkan. Bentuk nominannya persuation yang kemudian menjadi kata dalam bahasa Indonesia persuasi. Persuasi adalah bentuk tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat regional dan disrahkan untuk mencapai suatu kebenaran sedangkan persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional. Seperti argumentasi, persuasi juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja, dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan sperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan kepada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan si penulis itu benar. Contoh tulisa ini ilah propaganda, iklan, selebaran atau kampanye.
Pertanyaan diskusi :
1. Menurut Anda, ragam apa yang paling cocok dengan disiplin ilmu Anda? Berikan alasan.
2. Carilah tulisan / topik khusus yang membahas tentang ilmu (suatu kajian ilmu masing-masing) dalam surat kabar/ koran kemudian amatilah bentuk tulisan itu dan berikan komentar tentang bentuk tulisan tersebut.
KEGIATAN BELAJAR : KE- 12 PENALARAN DALAM KARANGAN
1. PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran mempunyai beberapa pengertian, yaitu: (1) Proses berpikir logis , sistematis, terorganisasi dalam urutan yang berhubungan sampai dengan kesimpulan; (2) Menghubung-hubungkan data atau fakta sampai dengan suatu kesimpulan; (3) proses menganalisiss suatu topik sehingga menghasilkan suatu kesimpulan atau pengertian baru; (4) Dalam karangan terdiri dari dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahasa atau menganalisisdengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan kesimpulan.; (5) Suatu masalah sampai menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
2. UNSUR PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH
1) Ide sentral dalam kajian tertentu yang spesifik sekurang-kurangnya dua variabel. 2) Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu
kalimat pernyataan
yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya. 3) Proposisi mempunyai beberapa jenis antara lain :
a. Proposisi empiric, yaitu proposisi berdasarkan fakta, misalnya: Anak cerdas dapat memanfaatkan potensinya.
b. Proposisi mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau salahnya. Misalnya: Gadis adalah wanita muda yang belum pernah menikah.
c. Proposisi hipotetik yaitu persyaratan hubungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi. Misalnya: Jika dijemput, X akan ke rumah Y.
d. Proposisi kategoris yaitu tidak adanya hubungan subjek dan predikat. Misalnya: X akann menikahi Y.
e. Proposisi positif universal yaitu pernyataan positif yang mempunyai kebenaran mutlak, misalnya: Semua hewan akan mati.
f. Proposisi psitif parsial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsure pernyaan tersebut bersifat positif, misalnya : Sebagian orang ingin hidup kaya.
g. Proposisi negative universal kebalikan dari proposisi positif universal, misalnya:
Tidak ada gajah tidak berbelalai.
h. Proposisi negative parsial kebalikan dari proposisi positif parsial, misalnya: Sebagian orang hidup menderita.
4) Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5) Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian),fenomena, dsn justifikasi.
6) Sistematika yaitu seperangkat proses atas bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke suatu kesatuan.
7) Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan. 8) Variabel yauitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topic yang akan dianalisis. 9) Analisis yaitu pembahasan ataau penguraian dilakukan dengan mengidentifikasi,
mengklasifikasi, dan mencari hubungan atau korelasi, membandingksn, dan lain-lain.
10) Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti Kebenarannya atau kesalahannya. Pembuktian ini harus disertai dukungan, berupa: metode analisis baik yang bersifat manual maupun berupa softwer . Selain itu, pembuktian harus didukung pula dengan data yang mencukupi, fakta, contoh, dengan analisis yang akurat.
11) Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif. 12) Kesimpulan (simpulan) yaitu penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa
implikasi atau inferensi. 3. PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum., disertai pembuktian khusus dan diakhiri kesimpulan khusus yang berupa prinsip, sikap, atau fakta, yang berlaku khusus. Karangan deduktif mempunyai bermacam-macam jenis berdasarkan teknik pengembangannya maupun uraian isinya. Dalam paragraf sederhana jenis-jenis tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini.
Contoh:
Perkembangan ekonomi Indonesia belum berpihak kepada rakyat kecil. Pertumbuhan pendapatan nasional belum menggembirakan, produk ekspor belum secepat yang diharapkan, dan nilai tukar dolar cenderung menurun. Kondisi ini diperburuk dengan ketidakcerdasan mayarakat menyikapi potenssi nasional yang belum termanfaatkan dengan baik. Misalnya: kekayaan ikan laut setiap tahun hilang sia-sia sebesar 4 s.d. 5 miliar USD . Padahal. Nelayaan kita menangis kelaparan. Tanaah yang subur untuk berbagai komoditas (kapas, coklaat, sayur-mayur, dll) belum diberdayakan. Padahal, petani dan buruh tani kita menyekolahkan anaknyapun tidak mampu. Situasi menyedihkan jika pabrik tekstil leebih suka mengimpor kapas dsri negara industri ysng sudah sangat maju. Kekayaan hutan mengalir ke negara tetangga secara illegal .Padahal kekakyaan neara tersebut dapat menciptakan lapangan kerja bagi para penganggur. Selain itu, paradigm para petani dsn pengusaha sering tidak sejalan, misalnya: pabrik gula memerlukan tebu,tetapi tidak banyak petani menanam tebu; pabrik tekstil memerlukan petani kapas, tetapi pengusaha
tekstil lebih suka mengimpor kapas dari Amerika .
Pabrik sepatu memerlukan peternak , tetapi tidak banyak peternak melakukannnya. Pengusaha mengimpor bahan baku tersebut. Padahal, produksi bahan baku ini dapat memberikan lapangan kerja yang cukup besar jika diproduksi secara nasional. Kondisi ini masih diperburuk dengan barang penyeludupan yang membanjiri masyarakat kita. Padahal, produk yang dihasilkan belum laku terjual – buruh kecil terancaam PHK. Perekonomian buruh, petani, dan buruh krcil belum layak.
Paragraf di atas berupa karangan kualitatif deduktif. Proses penalaran diawali dengan (1) pernyataan yang bersifat umum: perekonomian Indonesia belum berpihak kepada rakyat kecil. (2) pembahasan kualifikasi perekonomian yang kurang berkembang (3) spesifikasi perekonomian rakyat kecil dalam bidang-bidang tertentu bagi nelayan, petani, dan buruh, dan (4) perekonomian nelayan, petani, buruh keccil belum layak(deduktif).
Karangan kualitatif sering digunakan dalam pembahasan masalah-masalah humaniora (sastra, kemanusiaan, cintaa kasih, penderitaan, dan lain-lain.). Namun, kualifikasi produk yang bernilai ekonomi, seperti: keindahan pakaian, kecantikan, keserasian, dan lain-lain dapat pula menggunakan jenis karangan ini. Selain itu, karangan jenis ini dapat pula berisi pembahasaan produk teknologi yang dipadukan denganseni, misalnya: keindahan rumah, kemewahan mobil, kenyamanan menumpang pesawat terbang, dan lain-lain. Karangan jenis ini ditandai tanpa adanya angka kuantitatif.
Dalam karangan (laporan penelitian) deduktif kuantitatif ditandai dengan penggunaan angka kuantitatif yang bersifat rasional. Proses penalaran dapat dilihat
dalam uraian berikut ini.
1. bidang observasi: berdasarkan bidang studi kajian, 2. rumusan masalah : perntanyaan yang akan dibahas, 3. kerangka teori berisi pola pembahasan variabel, 4. tahapan kegiatan yang hendak dicapai,
5. rumusan hipotesis dan penjelasannya
6. deskripsi data: diperlukan untuk pengujian hipotesis,
7. desain penelitian(metode penelitian) :proses pengumpulan data, pengolahan, hasil analisis data, sampai dengan kesimpulan,
8. analisis data, 9. hasil analisis, dan
10. Kesimpulan deduktif: interpretasi atas hasil. Perhatikan contoh berikut.
Pembangunan lingkungan hidup menuntut konsep pembangunan berkelanjutan, studi kasus penambangan emas di Batang Gadis Mandailing Natal. Konsep pembangunan berkelanjutan ini penting agar pembangunan lingkungan yang dilandasi pemikiran holistic dapat diwujudkan. Terkait dengan masalah ini, Prof. Dr. Emil Salim , mantan menteri lingkungan hidup, berpendapat :
Koordinasi antara kehutanan, prasarana wilayah, lingkungan hidup, pertanian, pertambangan, dan kelautan sangat memperihatinkan. Kebanyak berpikir sektoral , sementara lingkungan hidup memerlukan pendekatan holistick lintas sektor.
Akibatnya, kondisi lingkungan hidup menurun. Penyeludupan kayu dan illegal logging tidak teratasi, pencurian ikan dan pasir berlangsung terus. Tak masuk akal apaabila aparat pemerintah tidak bias mendobraknya.
Kenyataan ini bertentangan dengan keputusan Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Berkelanjutan di Johanesburg., Afrika Selatan yang menyatakan bahwa pembangunan bukan hanya ekonomi, melainkan harus mengintegrasikan ekonomi social dan lingkungan hidup. Masalahnya, bagaimana pengaruh konsep pembangunan berkelanjutan terhadap kesejahteraan rakyat dalam kasus penambangan di Batang Gadis Mandailing Natal.
Secara ekonomis, penambangan di lingkungan hutan akan menghasilkan retribusi, devisa, penyerapan tenaga kerja, teknologi dan sebagaainya. Akan tetapi, itu saja tidak cukup. Sebab, pelaksanaannya tidak memasukkan dampak terhadap hutan. Terlebih-lebih, penambangan itu akan mengoperasikan system openpit mining (penambangan terbuka) . Damapaknya, hujan turun tidak terserap oleh tanah, habitat tempat tinggal hewan rusak, hewan dan berbagai jenis tanaman punah, fungsi hutan sebagai penyerap CO2 ikut lenyap, pencemaran dan lain-lain sudah pasti akan memperpaanjang daftar penderitaan rakyatyang bertempat tinggal di lingkungan sekitar. Ini, artinya pembangunan tanpa konsep berkelanjutan akan menyengsarakan masyarakat. Dampaknya, pemulihan lingkungan akan memerlukan biaya social yang amat tinggi.
Jika konsep pembangunan di Bagatang Gadis Mandailing Natal diterapkan secara berkelanjutan, masyarakat di daerah tersebut akan sejahtera.
Contoh di atas, menguraikan secara ringkas arah penulisan langkah awal, yang mendasari pemikiran penambangan . Kelanjutan bahasan dapat menghasilkan konklusi deduktif maupun induktif (uji sampel) menolak atau menerima penambangan di Bagatang Gadis. Selain itu, kajian ini dapat pula merekomendasikan menolak atau menerima rencana penambangan di tempat lain jika koordinasinya serupa.
Bahasan topik karangan berdasarkan penelitian tersebut relatif rumit dan sulit. Namun, sebuah karangan dapat ditulis dalam bentuk yang sederhana dan mudah.
Pengembangan topic dapat dilakukan berdasarkan urutan peristiwa, waktu, ruang, penalaran sederhana, sebab akibat, deduksi sederhana, induksi sederhana, perbandingan sederhan dan sebagainya.
3.1 Urutan Logis
Karangan disusun berdasarkan satu kesatuan konsep, dikemnbangkan dalam urutan logis, sistematik, jleas, dan akurat. Urutan dapat disusun berdasarkan urutan peristiwa, waktu, ruang, penalaran (induksi deduksi, sebab akibat) proses,
kepentingan dan sebagainya. 3.2.1 Kronologis
Karangan dengan urutan peristiwa secara kronologis berarti menyajikan bahasan berdasarkan urutan kejadian. Peristiwa yang nterjadi lebih dahulu diuraikan, dan peristiwa yang terjadi kemudian diuraikan kemudian. Urutan dapat disajikan dengan pola sebagai berikut.
Urutan logis secara alami: Peristiwa 1,
Peristiwa 2.
Peristiwa 3, dan seterusnya Perhatikan contoh berikut:
Pertempuran Ambarawa. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 20 November dan berakhir 15 Desmber 1945., antara pasukan TKR dan pemuda Indonesia melawan pasukan Inggris. Ambarawa ini adalah kota yang terletak di antara Semarang –
Magelang dan Semarang – Solo. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh insiden yang terjadi di Magelang. Setelah Brigade Artileri dari devisi India ke-23 mendarat di semarang tanggal 20 Oktober 1945 oleh pihak RI mereka diperkenankan mengurus tawanan perang yang ada di penjara Ambarawa dan Magelang.
Ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA yang kemudian mempersenjatai para bekas tawanan itu. Pada tanggal 26 oktober 1945 pecah insiden di Magelang yang berkembang menjadi pertempuran antara TKR dan tentara Serikat.
Insiden ini berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigjen Bethel di Magelang pada tanggal 2 November 1945. Mereka mengadakan perundingan genctanan senjata dan mencapai kesepakatan yang dituangkan ke dalam 12 pasal. Naskah persetujuan ini antara lain, berisi :
1. Pihak serikat akan tetap menempatkan pasukannya di magelang untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi APWI. Jumlah pasukan ditentukan terbatas bagi keperluan melaksanakan tugasnya.
2. Jalan raya Magelang – Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia dan serikat.
3. Serikat tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawah kekuasaannya.
3.2.2 Urutan Ruang
Untuk menyatakan urutan ruang itu kita dapat mengunkan ungkapan-ungkapan: di sana, di sini, di situ, di, pada, di bwah, di atas, di tengah, di utara, di selatan, di depan, dimuka, di belakang, di kiri, diluar, di dalam, berhadapan, bertolak belakang dengan, berseberangan, melalui, belok kanan,belok kiri, ke depan, ke atas, ke samping, di sini, di seberang, di hadapan, dipersimpangan.
3.2.3 Urutan Alur penalaran
Berdasarkan alur penalrannya, suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan umum khusus dan khusus ke umum. Rutan ini telah dibicarakan pada bagian terdahulu. Urutan ini menghasilkan paragraf induktif dan deduktif. Dalam karangan yang panjang terdiri dari beberapa bab akan menghasilkan bab kesimpulan.
Urutan umum – khusus banyak digunakan dalam karya ilmiah. Tulisan yang paragraf-paragrafnya dikembangkan dalam urutan ini secara menyeluruh lebih
mudah dipahami isinya. Dengan membaca kalimat-kalimat pertama pada paragraf- paragraf itu, pembaca dapat mengetahui garis besar isi seluruh karangan .
3.2.4 Urutan Kepentingan
Suatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan gagasan yang dikemukakan. Dalam hal ini arah pembicaraan ialah dari yang paling penting sampai kepada yang paling tidak penting atau sebaliknya.
4. Penalaran Induktif
Proses bernalar pada dasarnya, ada dua macam yaitu induktif dan deduktif. Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data , pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan umum. Keimpulan ini
dapat berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus. Penalaran induktif pada dasarnya terdiri dari tiga macam, yaitu: generalisasi, analogi, dan sebab- akibat. Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan atas sejumlah (data) yang bersifat khusus, serupa atau sejenis yang disusun secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum. Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membaningkan atau
mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadapobjek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum. Sebab akibat adalah proses penalaran berdasarkan hungan ketergabungan antargejala yang mengikuti pola sebab akibat atau sebab- akibat-akibat.
Contoh:
Seorang polisi lalu lintas mengamati proses peristiwa di tempat kejadian perkara atau kecelakaan lalu lintas di perempatan Rawamangun muka .dan Cililitan Tanjung periuk yang terjadi pada tanggal 10 juli 2000 pukul 12.30. Sebuah sepeda motor dari arah Tanjung priuk menabrak mobil sehingga pintu mobil di bagian kiri rusak, penyok sedalam 10cm, dan sepeda motor tergeletak di dekat mobil yang ditabraknya. Seorang saksi mata menuturkan bahwa pengendara sepeda motor tersebut terkapar jatuh 1,5 m di sebelah kiri motornya. Dalam pengamatannya, melalui proses perhitungan waktu, polisi menyatakan bahwa pada saat mobil melintas dari arah Cililitan kea rah rawamangun Muka lampu hijau menyala dan dibenarkan oleh para saksi. Polisi menyatakan bahwa dalam keadaan lampu merah, sepeda motor berkecepatan tinggi darimarah Tanjung Priuk menabrak mobil yang sedang berbelok dari arah selatan kea rah Rawamangun Muka. Hasil pengamatan : pengendara sepeda motor terbukti bersalah.
Kesimpulan pertama pada paragraf di atas: Pengendara sepeda motor harus membiayai perbaikan mobil yang ditabraknya, Kedua, membayar denda atas pelanggarannya.
Karangan ilmiah kualitatif – induktif dilandasi penalaran (1) observasi data; (2) menyusun estimasi (perkiran desain); (3) verifikasi analisis pembuktian ; (4) pembenaran/ komparasi konstan;(5) konfirmasi: penegasan dan pengesahan melalui pengujian hipotesis; (6) hasil generalisasi (induksi); dan (7) konklusi: kesimpulan penafsiran atas hasil berupa komplikasi atau inferensi.
5. HAKIKAT PERENCANAAN KARANGAN 5.1 Proses Kreatif
Menulis merupakan proses kreatif.
Pertama
, tahap persiapan yaitu mengumpulkan informasi., merumuskan masalah, menentukan arah dan focus penulisan, mengamati objek yang akan ditulis, dan memperkaya pengalaman kognitif untuk proses selanjutnya. Misalnya, penetuan topic yang kreatif, unik, menarik, memikat, menimbulkan dorongan pembaca untuk mengembangkan potensinya sehingga menghadilkan daya cipta bagi pembaca maupun penulisnya.Kedua
, Tahap inkubasi, yaiu proses logis dengan memanfaatkan seluruh informasi yang dikumpulkan dari sebab ke akibat atau dari tesis ke antitesissamapi dengan sintesis yang merupakan pemikiran sinergis – kreatif yang juga bersifat khas sampai dengan pembahasan yang lebih luas, yang merupakan solusi, pemecahan masalah atau jalankeluar atas pemikiran yang dihadapi.
Ketiga, tahap iluminasi ataau tahap kejelasan
yang ditandai dengan adanya inspirasi pemecahan masalah.Keempat
, tahap mengverifikasi yaitu mengevaluasi, memeriksa kembali, menyeleksi seluruh tahapan dan menyusunnya kembali sesuai dengan fokus tujuan penulisan.Ini berarti setiap bahasan penulisan menghendaki adanya pemikiran dengan kesungguhan, semangat penuh, dan serius sehingga menghasilkan kreativitas yang terus mengalir(Syihabuddin, 2006:3-4).
Karangan ilmiah mempunyai karakteristik umum yaitu; objektif artinya setisp pernyataan (kata,frase, kaalimat, paragraf) dapat diukur. Untuk itu, penulis harus menggunakan kata-kata denotatif bukan konotatif. Logis, yaitu menggunakan penalaran yang sistematis, dari topic, permasalahan, dan tujuan analisis atau pembahasan sampai dengan kesimpulan dan saran. Dan empiric, yaitu menggunakan
data yang diperoleh melalui pengalaman , pengamatan, atau penelitian. 5.2 Menentukan Jenis Karangan
Perencanaan karangan ilmiah pada tahap awal yaitu mementukan jenis karangan yang akan ditulis: makalah, skripsi, proposal, laporan, atau jurnal.
5.2.1 Makalah
Makalah membahas sebuah topik yang terkait dengan perkuliahan atauntema dalam seminar, simposium, kongres, dan lokakarya. Makalah dapat diklasifikasi dalam dua jenis, yaitu makalah biasa dan makalah posisi. Penulis makalah biasa cenderung lebih bebas, tidak terikat posisinya sebagai mahasiswa, profesi, keahlian atau posisi lain. Makalah posisi yaitu makalah yang ditulis berdasarkan posisi penulisnya, misalnya: panitia kongres bahasa Indonesia meminta kepada menteri informasi dan komunikasi untuk menulis makalah dan mempresentasikan perkembangan kosakata baru dalam bidang informasi dan komunikasi pada departemen yang dipimpinnya. Ada kalanya jenis makalah posisi ini makalah karya yang diwajibkan oleh lembaga penyelenggara pendidikan kedinasan kepada para peserta didiknya.
Sistematika makalah : judul, abstrak, pendahuluan, pembahasan isi, kesimpulan dan daftar pustaka. Langkah-langkah penulisan : menentukan dan membatasi topic, membuat kerangka dan mengumpulkan bahan, membaca buku sumber pustaka, dan menentukan bagian yang akan dirujuk, menulis draft atau rencana konsep makalah, menyunting sendiri drfat yang ditulisnya, dan menempurnakan makalah sehingga siap cetak.
5.2.2 Artikel Jurnal
Artikel jurnal adalah karangan ilmiah dalam ilmu tertentu yang diterbitkan dalam sebuah jurnal yang khusus menerbitkan bidang kajian ilmu tersebut. Artikel jurnal diklasifikasi dalam dua kategori: pertama, artikel jurnal yang bertujuan untuk membuka forum diskusi, argumentasi, analisis, dan sintesis sejumlah pendapat dan temuan para ahli dan pemerhati dalam kajian ilmu tertenu yang sama ditekuninya. Jenis ini menyajikan kajian hasil analisis suatu topik, tanpa mengaiotkan penelitian. Kesimpulan atau penutup terkait dengan ketajaman dan kedalaman analisis kritis penulisnya. Kedua, artikel yang berisi kajian hasil penelitian. Kesimpulan jenis kedua ini terkait dengan variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti. Judul artikel (1) mencerminkan materi bahasan pada kata atau istilah yang digunakan dalam judul;(2) berdaya tarik kuat untuk merangsang pembaca, boleh mnggunakan kata yang provokatif agar merangsang orang untuk membacanya ; (3) dapat dirumuskan dalam kalimat berita atau kalimat tanya.
Nama penulis: (1) ditulis lengkap tanpa gelar akademis atau gelar profesi untuk mencegah timbulnya kesan senioritas (2) boleh mencantumkan gelar kebangsawanan atau keagamaan (3) jika ditulis dua orang atau lebih hanya mencantumkan penulis utama disertai kata dkk,nama seluruh penulis lengkap boleh dituliskan pada catatan kaki dan (4) nama lembaga penulis dapat dituliskn tepat di bawah namanya atau pada catatac kaki
Abstrak: (1) penyajian ringkas dari seluruh artikel, bukan komentar atau pengantar; (2) ditulis dalam bahasa Inggris panjang 150 – 200 kata dalam satu paragraf.(3) diketik dengan spasi tunggal ditempatkan mencorok lima ketukan dari
margin kiri maupun kanan; dan (40 kata kunci merujuk bidang ilmu yang dikaji, ditulis di bawah abstrak.
Pendahuluan (1) menarik perhatian pembaca, mengacu pada permasalahan yang dibahas, menekankan masalah yang controversial;(2) menyajikan sari artikel terlebih dahulu, menyajikan pembahasan masalah yang belum tuntas;(3) diakhiri dengan rumusan masalah atau tujuan singkat yang akan dibahas.