• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknobiomedik Pascasarjana Redesain Kurikulum Perkuat Wawasan Global

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teknobiomedik Pascasarjana Redesain Kurikulum Perkuat Wawasan Global"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Teknobiomedik Pascasarjana

Redesain Kurikulum Perkuat

Wawasan Global

UNAIR NEWS – Pertemuan untuk redesain (merancang ulang)

Kurikulum Program Studi (Prodi) Magister Teknobiomedik Sekolah Pascasarjana UNAIR dilaksanakan Rabu, (10/8), di Aula Gedung Pascasarjana. Selain dihadiri oleh akademisi dan dosen pengajar di internal Pascasarjana, sejumlah pakar dari luar sivitas akademika UNAIR juga diundang. Diantaranya Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng dan dr. I Putu Alit Pawana. Meski demikian, bila nantinya dibutuhkan masukan atau referensi tambahan, Prodi ini akan berkomunikasi dengan pihak lain sesegera mungkin.

Kaprodi S2 Teknobiomedik, Dr. Suryani Dyah Astuti, SSi., MSi, mengutarakan, selama ini Teknobiomedik memiliki dua konsentrasi atau peminatan. Kedua peminatan itu adalah instrumentasi medis dan biomaterial. Perkuliahan para mahasiswa di masing-masing peminatan umumnya terpisah sejak awal. Nah, sesudah redesain nanti, dipastikan akan ada perbedaan yang mendasar.

“Akan ada lebih banyak mata kuliah bersama. Mereka hanya terpisah di mata kuliah pilihan. Pola ini akan dimulai sejak tahun akademik 2016/2017,” ujar Suryani.

Dengan demikian, tiap mahasiswa akan mendapat pengetahuan yang lebih luas. Tidak hanya terkungkung pada satu peminatan tertentu. Sebab, di luar sana, tantangan bagi para lulusan semakin kompleks. Maka dari itu, dibutuhkan kemampuan yang multi dimensi. Terlebih, Prodi ini berkembang dengan dasar disiplin ilmu yang beragam. Mulai dari teknologi hingga kesehatan.

(2)

MSi dalam pertemuan Rabu (10/8). (Foto: UNAIR NEWS)

Direktur Pascasarjana UNAIR Prof. Dr. Hj. Sri Iswati, SE., M.Si., Ak., mengungkapkan, Prodi ini unik karena tidak mengenal istilah hierarki. Penerimaan mahasiswa baru terbuka tiap semester. Dengan kata lain, keberadaannya benar-benar memudahkan para sarjana yang ingin studi lanjut. “Perkuliahan di sini sangat aplikatif bagi kehidupan sehari-hari serta sangat membantu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ungkap dia.

D i r e k t u r P e n d i d i k a n U N A I R P r o f . D r . N i N y o m a n T r i Puspaningsih, Dra., M.Si., yang ikut memberi sambutan dalam pertemuan itu mengungkapkan, redesain diperlukan untuk membuat sebuah Prodi makin maju. “Jangan takut untuk mengubah kurikulum,” ungkap dia. “Pembenahan diperlukan untuk makin menguatkan wawasan kita di dunia global,” sambungnya.

Yang juga mesti diperhatikan, kata Prof. Nyoman, adalah inisiatif untuk bersinergi dengan banyak pihak. Khususnya,

(3)

bersama elemen-elemen di Surabaya. Termasuk, dengan kampus ITS yang memiliki basis teknologi baik. Dengan kata lain, UNAIR yang punya kapabilitas excellent di ranah kesehatan, akan menghasilkan produk di bidang teknobiomedik yang istimewa, bila berkolaborasi dengan ITS. (*)

Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila

Akademisi

UNAIR

Berikan

Masukan RAPBN-P 2016

UNAIR NEWS – Dalam rangka mendengarkan aspirasi dan masukan

tentang asumsi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional Perubahan (RAPBNP), anggota Pusat Kajian dan Informasi Anggaran Pusat dan Daerah (Budget Office) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI melakukan focus group discussion

(FGD). Kegiatan FGD ini dilakukan di Ruang Sidang Pleno,

Kantor Manajemen Universitas Airlangga, Kamis (18/2).

FGD bertema “Proyeksi dan Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBN-P dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal tahun 2016” diikuti oleh enam anggota DPD RI, empat staf ahli DPD RI, perwakilan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur, dan akademisi yang diantaranya berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR, Universitas Negeri Surabaya, dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Wakil Ketua Komite IV DPD RI Drs. H.A. Budiono, M.Ed, dalam sambutannya mengatakan, pemerintah berencana menyusun APBN-P tahun 2016. Dari hasil FGD dengan para akademisi dan pemerintah daerah itu, DPD RI berencana untuk menyetorkan usulan itu kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI.

(4)

diperbaiki dari APBN 2016 adalah mekanisme transfer daerah. Ia mengatakan, sejak dipisahnya pengelolaan pendidikan tinggi dari Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) ke Kemenristek-Dikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) maka alokasi anggaran diprioritaskan untuk perbaikan sekolah di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan). Hal ini menyebabkan anggaran untuk Kemenristek-Dikti terbatas. Padahal, menurut Prof Nasih, perbaikan-perbaikan itu bisa menggunakan anggaran transfer pusat ke daerah.

Realistis

Prof. Dr. Djoko Mursinto, SE., M.Ec, Guru Besar FEB UNAIR mengusulkan mengoptimalkan implementasi alokasi dana desa. Ia mengatakan, apabila alokasi dana desa ditingkatkan berpeluang untuk mengentaskan kemiskinan di desa, asalkan anggaran tersebut dipergunakan untuk memberdayakan masyarakat.

“Implementasinya masih kurang. Alokasi dana desa digunakan untuk memberdayakan mereka yang belum bekerja. Mereka seharusnya diberdayakan agar daya beli mereka meningkat,” tutur Prof. Djoko Mursinto.

Selain masalah kemiskinan, Prof. Djoko menyayangkan bahwa ukuran keberhasilan kinerja dilihat dari tingginya penyerapan anggaran. Seharusnya, menurut dia, ukuran keberhasilan program itu dilihat dari output program.

“Kalau anggaran itu banyak terserap seharusnya output-nya memang nyata,” tutur staf pengajar Departemen Ilmu Ekonomi FEB UNAIR.

Dr. Nurul Istifadah, SE., M.Si, yang juga akademisi FEB UNAIR, mengatakan bahwa APBN-P 2016 nantinya harus lebih bersifat realistis. Target lifting minyak pada APBN-P tahun 2015 sebanyak 825 ribu barel per hari tidak tercapai. Namun, pada

(5)

tahun 2016, pemerintah malah menaikkan target menjadi 830 ribu barel per hari.

“Kalau memang pemerintah maunya rigid, apabila lifting minyak tidak tercapai, maka pemerintah harus menaikkan sumber penerimaan yang lain, misalnya dari sektor pajak. Tapi, kalau pajak dinaikkan ini berakibat pada pertumbuhan ekonomi,” terang Nurul.

Selain masalah yang telah disebutkan di atas, beberapa pakar dari perguruan tinggi lainnya mengatakan bahwa dalam APBN-P 2016 nanti harus dialokasikan untuk pengembangan energi terbarukan. (*)

Penulis: Defrina Sukma S.

9 Alumnus UNAIR Duduki Posisi

Strategis di Pemerintahan

UNAIR NEWS – Lulusan Universitas Airlangga memang tak

diragukan lagi kemampuannya. Buktinya, tak sedikit dari alumni UNAIR yang memegang posisi strategis di kursi pemerintahan. Ilmu pengetahuan yang mereka dapat saat masih di bangku kuliah, mereka terapkan dalam proses kebijakan publik.

Yuk simak selengkapnya siapa saja alumni UNAIR yang memegang posisi strategis di pemerintahan!

Hatta Ali 1.

(6)

Prof. Dr. H. Muhammad Hatta Ali, S.H., M.H., atau yang biasa dikenal dengan Hatta Ali adalah alumnus Fakultas Hukum UNAIR tahun angkatan 1977. Hatta diangkat menjadi Ketua Mahkamah Agung RI periode 2012-2017. Pada tanggal 31 Januari 2015, Hatta yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni (IKA) UNAIR ini meraih gelar guru besar bidang hukum dari UNAIR.

(7)

Foto : Istimewa

Prof. Dr. H. Mohammad Saleh, S.H., M.H., yang menjadi Wakil Ketua MA RI ini juga alumnus FH UNAIR tahun 1970. Pada akhir tahun lalu (12/12), Saleh diangkat menjadi Guru Besar FH UNAIR yang ke-14. Dalam pengukuhannya, pria kelahiran Pamekasan 23 A p r i l 1 9 4 6 i n i m e n y a m p a i k a n o r a s i i l m i a h b e r j u d u l “Problematika Titik Singgung Perkara Perdata di Peradilan Umum dengan Perkara di Lingkungan Peradilan Lainnya.”

3. Ignasius Jonan

Foto : Istimewa

Sebelum menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan pernah menjadi Direktur PT. Kereta Api Indonesia tahun 25 Februari 2009-27 Oktober 2014. Mulai akhir tahun 2014, alumnus program studi S-1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR, tahun 1986 ini diangkat menjadi orang nomor satu di Kementerian Perhubungan.

(8)

Kini, Khofifah Indar Parawansa dipercaya untuk mengawal kebijakan publik di bidang sosial oleh Presiden RI Joko Widodo. Perempuan kelahiran 19 Mei 1965 ini merupakan alumnus S-1 Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, tahun lulus 1990.

5. Asman Abnur

(9)

Siapa sangka, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB) juga merupakan alumnus UNAIR. Asman Abnur lulus dari S-2 Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana (pada saat itu) tahun 2004. Saat ini, di tengah kesibukannya sebagai menteri, Asman tengah menjalani studi doktoral pada prodi Ilmu Ekonomi Islam, Sekolah Pascasarjana, UNAIR.

6. Muhadjir Effendy

Foto : Istimewa

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI saat ini, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, adalah alumnus UNAIR program studi S-3 Ilmu Sosial, Sekolah Pascasarjana (saat itu). Sejak 17 Juli 2016, Muhadjir didapuk menjadi Mendikbud oleh Presiden RI.

(10)

Soekarwo atau yang akrab disapa Pakdhe Karwo adalah orang nomor satu di provinsi Jawa Timur. Pakdhe Karwo dipercaya oleh masyarakat Jatim untuk memimpin provinsi dengan luas wilayah 47.922 km2

ini. Soekarwo merupakan alumnus S-1 Ilmu Hukum, FH UNAIR pada tahun 1979, dan diberi gelar doktor kehormatan di bidang ekonomi oleh UNAIR berkat inovasi “Jatimnomics” miliknya.

(11)

Foto : Istimewa

Awang Faroek Ishak saat ini menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur. Awang merupakan doktor lulusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Pascasarjana (pada saat itu) tahun angkatan 2009.

9. Irianto Lambrie

Foto : Istimewa

Irianto Lambrie saat ini menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Utara. Pria kelahiran 18 Desember 1958 ini merupakan lulusan doktor Pascasarjana dengan minat Ekonomi Pembangunan.

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

(12)

Politik Republik

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) yang bekerjasama

dengan Metro TV, siap memanggungkan acara “Mata Najwa On Stage”. Gebyar acara talkshow ini akan digelar di Gedung Airlangga Convention Center (ACC) di Kampus C Jl. Mulyorejo Surabaya, pada Jumat (15/4) mulai pukul 13.00 hingga 17.00 WIB. Pada acara Mata Najwa untuk kesekian kalinya di UNAIR ini, nanti akan menampilkan tema “Lakon Politik Republik”.

Untuk itu, tim penyelenggara sudah menyiapkan segala persiapan sejak dua hari sebelum pelaksanaan, guna memanggungkan bintang-bintang publik yang sudah tidak asing di masyarakat. Selain Najwa Sihab yang akan memandu acara tersebut, juga akan menampilkan tokoh politik Fadli Zon (Gerindra), Gubernur Jawa Timur “Pakde” Soekarwo, kemudian tokoh “Sentilan Sentilun” dan aktor kawakan Slamet Rahardjo Djarot, Butet Kartaredjasa, serta dua komedian asal Surabaya Cak Lontong dan Akbar.

“Bukan itu saja, kami juga akan menampilkan kelompok musik etnik Kua Etnika pimpinan Jadug Ferianto. Pokoknya meriah dan get-getan,” kata Suko Widodo, Drs., M.Si., Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR.

(13)

PARA calion penonton sudah melakukan registrasi sejak Jumat pagi. (Foto: Istimewa)

Ketika hujan telah reda pada Jumat pagi tadi, ratusan calon penonton yang sudah mendaftar via on-line sejak beberapa hari yang lalu, sudah berbondong-bondong antre untuk melakukan registrasi. Mereka membawa hasil print pendaftaran via online untuk ditukarkan dengan tanda masuk gedung. Seperti diketahui gedung ACC akan mulai menampung penonton (gedung dibuka) pukul 12.00 WIB.

Sementara itu para bintang “on stage” beserta para kru Metro TV setelah melaksanakan salat Jumat di masjid “Asmaul Husna” kamnpus C Universitas Airlangga, lalu ramah tamah seperlunya di Gedung Rektorat, baru kemudian menuju gedung ACC tempat digelarnya “Mata Najwa On Stage”. Selamat menyaksikan. (*)

(14)

Tahun

UNAIR NEWS – Memasuki awal tahun 2017, Rektor Universitas

Airlangga Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, memberikan arahan kepada seluruh tenaga kependidikan dan pimpinan di lingkungan rektorat. Arahan disampaikan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR, Selasa (3/1).

Dalam sambutannya, Rektor memberikan apresiasinya kepada seluruh tenaga kependidikan dan pimpinan atas kerja kerasnya pada tahun 2016. Salah satunya, indeks kepuasan pelayanan di sebagian besar unit sudah melampaui rata-rata yakni 3,25. Sedangkan, pada tahun 2017, target itu ditingkatkan pada angka 3,60.

Di bidang akademik, tahun 2016, program studi terakreditasi A mencapai 54 persen. Pada tahun 2017, targetnya ditingkatkan menjadi 70 persen. Di bidang publikasi, target publikasi yang terindeks Scopus berkisar pada angka 200. Sedangkan, tahun 2017, meningkat ke angka 400.

Kinerja para karyawan di rektorat diharapkan bisa mendukung roda akademik baik di tingkat universitas maupun fakultas, seperti misalnya pengurusan surat-surat. Mereka diminta untuk mempermudah proses-proses birokrasi yang melibatkan sivitas akademika. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan operasional sehari-hari, para karyawan dan pimpinan untuk mendasarkan kegiatan pada kebijakan mutu yang berpegang pada BEST. BEST adalah based on morality, excellent (academic, research, and

community development), strong academic culture, dan target oriented.

“Kita semua hendaknya bekerja yang didasari pada aspek moralitas. Apabila jam kerja sudah menunjukkan pukul empat sore, itu memang waktunya pulang. Tapi, jika ada kerjaan yang

(15)

harus diselesaikan hari itu juga terus anda pulang tepat pukul jam 4, itu menyalahi aspek moral,” tutur Prof. Nasih.

Selain itu, Rektor mengingatkan agar dalam setiap pekerjaan, berorientasi pada target. Ia mencontohkan, bila pada tahun 2017 tim UNAIR memiliki target untuk menjuarai kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional, maka diharapkan seluruh unit kerja bisa mensukseskan target itu.

“Misal, ketika ingin juara PIMNAS, itu bukan hanya tanggung jawab Direktorat Kemahasiswaan, tapi juga melibatkan Direktorat Keuangan, Direktorat Pendidikan,” tutur Rektor.

Di akhir acara, Rektor menetapkan zona integritas di wilayah UNAIR. Zona integritas itu berarti para karyawan dan pimpinan diharapkan untuk bekerja mengabdi, dan melayani sepenuh hati. Kedua, ora ngapusi, ora mbujuki, ora korupsi dan pungli. Ketiga, bekerja, mengabdi, melayani dengan lebih inovatif, efisien, dan efektif. Keempat, bekerja, mengabdi, melayani dengan lebih produktif dan berkah.

“Diperlukan inovasi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan. Tinggalkan yang jadul-jadul (jaman dulu, red),” ujar Rektor. Selain Rektor, acara penyampaian kinerja dihadiri oleh jajaran pimpinan dan para tenaga kependidikan. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Faridah Hari

(16)

Korban Merapi dan Obyek

Pendidikan

UNAIR NEWS – Keberlanjutan (sustainbility) pengabdian

masyarakat sivitas Universitas Airlangga untuk masyarakat korban erupsi Gunung Merapi, yang dilakukan sejak tahun 2011 di Dusun Tanjung, Kelurahan Wukirsari, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, DIY, berhasil menumbuhkan sumber ekonomi baru masyarakat dan obyek pembelajaran di dunia pendidikan. Demikian pengakuan Siti Asiyah (50), perempuan satu-satunya di Dusun Tanjung yang pasca-erupsi 2011 itu memberanikan diri menerima bantuan kandang (shelter) dan bimbingan ternak sapi perah yang ditawarkan sivitas UNAIR, yaitu LPPM UNAIR bersama IKA-UNAIR.

Hal itu diterangkan ketika menerima Tim Pengmas UNAIR yang melakukan kunjungan “tahunan” setiap menjelang Dies Natalis UNAIR di obyek pengmas di Cangkringan. Selain disini juga meninjau Ponpes Al-Qodir. Tim Pengmas ini dipimpin Dr. Ir. Sri Hidanah, MS., Sekretaris Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) UNAIR, diikuti Prof. Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt., M.Si (mantan Ketua LPPM, kini Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan UNAIR), Prof. Romziah Sidik, drh., Ph.D (mantan Dekan FKH/perintis pengmas Yogya), Drs. Ec. Mashariono, MBA (IKA-UA/perintis), Dra. Widarmami (IKA-UA), Drh. Trilas Sardjito, MS (dosen FKH/pakar ternak domba) dan staf LP4M.

Sikap menolak bantuan warga dusun itu bisa dimaklumi, sebab disana belum pernah ada warga beternak sapi perah, alasannya lebih ribet/sulit. Tetapi lima tahun kemudian, saat ini, belasan warga Dusun Tanjung, mengikuti jejak Siti Asiyah, menjadi produsen susu sapi. Otomatis juga menjadi anggota

(17)

Koperasi Sarana Makmur yang menampung susu sapi hasil ternaknya.

Dari sisi pendidikan, sukses bangunan sumber ekonomi baru bagi warga dengan ternak sapi perah sebagai budaya baru ini, menjadi obyek penelitian dan pendidikan klinik (Co-Ass) bagi mahasiswa. Disebutkan Siti misalnya mahasiswa FKH UGM, termasuk dua kali mahasiswa asal Malaysia (beda orang) yang melakukan Co-Ass. Mahasiswa UGM yang lain meneliti air kencing dan kotoran sapi untuk pupuk cair organik. Kemudian mahasiswa Universitas Islam Indonesia, KKN mahasiswa Universitas Sanata Darma, dan PKL mahasiswa Kebidanan Jakarta yang meneliti kolostrom susu sapi sebagai bahan perawatan kecantikan.

DIANTARA 14 ekor sapi perah yang dikelola Siti Asiyah dan keluarganya. Bermula dari dua ekor saja. (Foto: Bambang Bes) ”Ada lagi mahasiswa Sospol UGM untuk karya ilmiah tentang ternak sapi perah dan lingkungan, malah kami juga disyuting video, diminta bergerak,” tambah Siti Asiyah. Termasuk disini tempat terbentuknya Posyanduwan (Pos Pelayanan Terpadu Hewan) yang melakukan pertemuan tiap empat bulan diikuti para

(18)

Dikisahkan Siti, seminggu sebelum shelter diresmikan (2011), dua ekor sapi jenis FH (Friesian Holstein) dari UNAIR datang. Sementara diurus tetangganya, Ngudiono. Tetapi setelah berhari-hari menawarkan kepada penduduk, tak satu pun mau menerima bantuan itu. akhirnya dengan agak terpaksa Siti dan adiknya, Moh Soleh, menerima bantuan itu.

“Kami sampai berpikir ’Mungkinkah ini rejeki dan petunjuk Allah yang harus kami terima?’ Jadi atas pertimbangan adik saya itu, akhirnya suatu hari menjelang Magrib kami baru berani memutuskan menerima bantuan itu,” kisah isteri Nur Rochmat ini.

Dari bermula dua ekor tadi, sekarang berkembang menjadi 14 ekor. Sekarang setiap hari, dari dua ekor sapi perah bisa setor (menjual) 15 liter susu sapi segar ke koperasi. Hasil penjualan susu sebagai biaya operasional beternak dan ekonomi keluarga. Bahkan atas pembinaan dari FKH UNAIR, penduduk sudah diajarkan pula bagaimana membuat yogurt, penganekaragaman produk susu sapi. Manfaat lain, warga dusun bebas mengambil k o t o r a n s a p i t e r s e b u t s e b a g a i p u p u k o r g a n i k u n t u k pertaniannya. (*)

Penulis: Bambang bes

Peserta AISC ISS Belajar

Lebih Tentang Indonesia

UNAIR NEWS – Airlangga International Student Center (AISC) dan

International Student Summit (ISS) di hari kedua (9/11), berlangsung meriah. Menurut ketua panitia acara, Jani

(19)

Purnawanty, S.H., S.S., LL.M., program AISC ini merupakan program yang diinisiasi UNAIR dan didukung oleh DIKTI untuk program kerja tahunan yang bertajuk ISS.

“Tahun ini UNAIR mendapat tugas untuk menggelar ISS oleh Dikti. Jadi sebenarnya konsep kedua acara tersebut sama. Makanya, kita buat AISC ini digabung dengan ISS,” ujar Jani. Setidaknya, ada seratus peserta mahasiswa asing yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia mengikuti AISC dan ISS ini. Purwanto Subroto, selaku Kepala Subdirektorat Kerjasama Perguruan Tinggi DIKTI, menuturkan bahwa UNAIR mengemas bagus acara AISC dan ISS. Pihaknya sangat mengapresiasi program AISC dan ISS tersebut. Purwanto juga mengatakan sebenarnya tujuan utama kegiatan tersebut merupakan pengenalan mengenai kebudayaan Indonesia. Selain itu, kegiatan ini merupakan forum diskusi antar mahasiswa asing yang kuliah di Indonesia.

“Semoga dari acara ini mahasiswa asing semakin banyak yang lancar berbahasa Indonesia dan kita banyak memperkenalkan budaya Indonesia. Dengan begitu ketika mereka kembali ke negaranya bisa menjadi duta kita, dan bercerita bagaimana Indonesia itu,” ujar Purwanto.

Di hari kedua tersebut, peserta diajak untuk berkompetisi dalam ajang lomba pidato berbahasa Indonesia dan Inggris. Setelah mengikuti kompetisi pidato, peserta lalu diarahkan ke Rumah Sakit Khusus Infeksi UNAIR (RSKI UNAIR) untuk mengikuti kegiatan “The Champion”.

Program The Champion ini merupakan rangkaian program dalam gelaran AISC dan ISS kali ini. Dalam program ini dibagi menjadi enam kelas kecil dengan beberapa peminatan. Peserta bisa memilih kelas yang mereka inginkan. Di dalam kelas peserta bisa melakukan diskusi dan tanya jawab dengan para pembicara. Suasana di tiap-tiap kelas sangat aktif dan responsif, peserta sangat antusias dengan materi yang

(20)

“Saya senang dengan kelas-kelas di sini, sangat inspiratif dan menambah wawasan saya,” ujar salah satu peserta bernama Abdul Rozaq, mahasiswa asal Libya yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro.

Ditemui di tempat yang sama, Wiwit Manfaati salah satu pemateri kelas mengatakan sangat senang menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan The Champion. Di sana, ia berbagi tentang kiprahnya sebagai pengusaha kerajinan tangan yang terbuat dari eceng gondok. Mulai dari pengembangbiakan Eceng Gondok hingga proses pengolahan menjadi beberapa kerajinan seperti tas, topi, tudung saji dan lain-lain.

“Sangat baik sekali acara ini. Banyak yang bertanya pada saya mengenai kerajinan dari eceng gondok ini. Tadi ada salah satu mahasiswa juga bilang kalau eceng gondok di negaranya malah kadang dibuat makan sapi dan kadang juga tidak terpakai,” ujar Wiwit. (*)

Penulis : Faridah Hari Editor : Nuri Hermawan

Cerita Nurmalasari, Alumni

Yang Abdikan Diri di Mentawai

UNAIR NEWS – Bermula dari banyaknya ide segar yang hanya

tertuang dalam karya tulis ilmiah namun tanpa implementasi, Nurmalasari S. KM., tergugah untuk terjun mengabdikan diri, deretan teori dan ilmu yang dipelajarinya pun ia abdikan pada program Pencerah Nusantara. Mala, sapaan akrabnya, rela menunda mengikuti prosesi wisuda dan mengabdikan diri di

(21)

Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, selama satu tahun lamanya.

Dalam pengabdiannya alumni program bantuan pendidikan Bidikmisi angkatan 2010 tersebut mengabdikan diri bersama lima orang yang berbeda bidang kesehatan. Mereka terdiri dari dokter, perawat, bidan, ahli gizi. Dalam timnya, Mala memberanikan diri mengajukan menjadi ketua tim, person yang akan memetakan alur kerja selama satu tahun pengabdian.

Pengabdian yang ia lakukan tidak bermula dengan mudah, di awal pengabdian, Mala belum juga menemukan kontribusi apa yang bisa ia lakukan. Mala memiliki kesulitan untuk mengaplikasikan keilmuannya. Namun sebulan berjalan, melalui berbagai pendekatan Mala kemudian mendapatkan celah dimana ia harus memulai pengabdiannya.

“Ada titik balik yang mana ada hal-hal yang tidak dikuasai mereka (non SKM, -red) namun dikuasai bidang kami. Epidemologi, statistika kesehatan, manajemen data dan info kesehatan, kesehatan lingkungan, pengambilan assesment. SKM lebih jeli akan hal itu,” ujar perempuan kelahiran Lumajang, 1 Mei 1992 ini.

Mala memiliki celah dimana ia bisa mengaplikasikan keilmuannya. Namun, sekitar dua bulan masa assesment dan interfensi yang ia jalani, Mala kembali mendapatkan kendala ketika harus berhadapan dengan para pemegang program kesehatan di puskesmas.

“Saya dianggap anak baru yang belum menguasai apa-apa. Kemudian sambil belajar, saya mengikuti seluruh program yang dijalankan mereka,” kata Mala.

Suatu ketika, ada permasalahan puskesmas yang tidak bisa mereka hadapi. Dengan tidak menunjukkan sikap menggurui, Mala datang dengan memberikan berbagai masukan kepada para petugas kesehatan di puskesmas. Ide-ide yang diusulkan Mala membawa dampak positif bagi kepercayaan tenaga kesehatan terhadap

(22)

“Pada mulanya pemerintah setempat tidak percaya dengan saya. Saya dianggap anak baru yang belum bisa apa-apa. Namun setelah saya menunjukkan bukti-bukti kegiatan yang telah saya lakukan, mereka kemudian percaya. Akhirnya mereka percaya dengan apa yang saya presentasikan, dan mereka mau memberi dana lebih untuk bidang kesehatan di wilayah Mentawai,” imbuhnya.

Setelah beberapa bulan pengabdian dilakukan, Mala perlahan-lahan melihat ada perubahan yang tampak pada masyarakat, utamanya mengenai kesadaran mereka tentang pentingnya menjaga kesehatan secara bersama-sama.

“Mereka kemudian menyadari bahwa kesehatan bukan hanya tanggungjawab pemerintah. Mereka bahu membahu mengusulkan permasalahan kesehatan yang ada di sana.

Toloh ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program yang telah Mala dan tim lakukan di sana ialah tingkat partisipasi masyarakat dalam program perumusan program kesehatan menjadi meningkat.

Perlahan, Mala mulai mendapati perubahan di daerah tempatnya melakukan pengabdian. Ada seorang anak Mentawai yang kemudian dinobatkan menjadi Duta Anak Nasional. Ialah yang kemudian didapuk Pencerah Nusantara untuk memicu anak-anak yang lain untuk semakin melakukan perubahan di segala bidang. Di Kepulauan Mentawai juga mulai rutin diadakan kegiatan oleh anak-anak dan remaja. Seperti prakarsa kampung bebas rokok, penanaman terumbu karang, serta pembentukan organisasi Sahabat Remaja Mentawai.

Usaha Mala dalam memupuk kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan yang mulai berhasil, membawa kepuasan tersendiri baginya. Dari program Pencerah Nusantara, ia mendapatkan pelajaran penting tentang eksistensi diri seorang SKM.

(23)

“Seorang SKM, harus sangat dekat dengan masyarakat. Jika ia ingin mengubah pola perilaku masyarakat, terlebih dahulu ia harus mampu mendekati dan “mengambil hati” masyarakat. Yang lebih penting, jangan menganggap kita paling pintar ketika berhadapan dengan masyarakat,” kata Mala.

Saat ini, Mala bekerja di Kantor Pencerah Nusantara Pusat yang ada di Jakarta, dan menjadi tim programming di sana. Sehari-hari, ia melakukan riset dan pengembangan, serta menganalisis hasil penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tim lapangan Pencerah Nusantara.

Motto hidupnya ialah, ”Kesehatan itu bukan berbicara tentang aku atau kamu, tapi kita semua yang bertanggungjawab”. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Nuri Hermawan

Prodi S2 Media dan Komunikasi

Perluas

Jaringan

Internasional

UNAIR NEWS – Program Studi (prodi) S2 Media dan Komunikasi

FISIP UNAIR berencana memperluas jaringan internasional. Hal itu dilakukan untuk mencapai mimpi kampus untuk menjadi World

Class University.

“Kami sudah rutin menjalankan konferensi tiap tahun. Ke depan, kami akan meningkatan kualitas konferensi tersebut dengan mengundang lebih banyak pemakalah dan pembicara kunci dari luar negeri,” kata Ketua Prodi S2 Media dan Komunikasi Dr. Santi Isnaini S.Sos., MM., saat diwawancara di ruang kerjanya

(24)

Di sisi lain, terdapat rencana menggeser momentum pelaksanaan konferensi tersebut. Biasanya, kegiatan diadakan saban akhir tahun. Nah, tercetus rencana untuk menggesernya di seputar bulan Mei. “Kami ingin menggandengnya dengan rangkaian peringatan HUT departemen komunikasi,” ujar dia.

Selain itu, Prodi tersebut juga kerap menyelenggarakan seminar internasional. Para dosen pun secara bergiliran berangkat ke luar negeri untuk mengikuti konferensi maupun seminar internasional. Baik sebagai pembicara, pemakalah, atau peserta.

Santi menambahkan, pihaknya juga akan meningkatkan kualitas jurnal. Baik dari sisi akreditasi, maupun dari sisi variasi penulis. Termasuk, latar belakang institusi dan tempat asal mereka. Dengan demikian, khazanah keilmuan yang terlahir melalui jurnal tersebut bakal lebih berwarna. (*)

Penulis: Rio F. Rachman

Sosialisasikan

Rencana

Strategis

UNAIR

Menuju

Perguruan Tinggi Kelas Dunia

Kepada Ormawa

UNAIR NEWS – Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) bersama

Direktur Kemahasiswaan Universitas Airlangga mengadakan rapat sosialisasi rencana strategis (renstra) dan sinergitas program kerja ormawa dalam mencapai Top 500 World University Rankings

(25)

(WUR). Sosialisasi tersebut bertujuan mensinergiskan program kerja ormawa dalam mendukung cita-cita universitas menuju perguruan tinggi kelas dunia.

Pertemuan dilaksanakan pada Jumat (7/10) bertempat di Ruang Kahuripan 300, Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR. Acara dihadiri oleh seluruh ketua ormawa, yang terdiri dari Ketua BEM UNAIR, Ketua BEM Fakultas, Ketua BLM Fakultas, Ketua BO, Ketua BSO, serta Ketua UKM.

Rapat sosialisasi dibuka oleh Direktur Kemahasiswaan UNAIR M. Hadi Subhan Dr., SH., MH., C.N. Selanjutnya, pemaparan renstra diberikan oleh Ketua BPP Badri Munir Sukoco, S.E., MBA., Ph.D. Dalam penjelasannya, Badri menekankan pada strategy maps, yakni renstra UNAIR 2016-2020 dalam 4 perspektif. Keempat perspektif tersebut yaitu perspektif keuangan, pemangku kepentingan, proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Dari keempat perspektif itu yang lebih banyak dibahas mengenai perspektif proses bisnis internal, sebab menyangkut peranan mahasiswa secara langsung. Perspektif ini menitikberatkan pada pentingnya peranan mahasiswa sebagai agent of change dalam usaha meningkatkan kualitas agenda pengabdian masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan civitas akademika di lingkungan UNAIR sudah banyak. Namun, mesti lebih ditingkatkan lagi karena cakupannya masih tingkat lokal, belum tingkat nasional. Disinilah pentingnya sosialisasi renstra sebagai upaya mensosialisasikan semangat pengmas kepada ormawa.

Selain itu, yang juga menjadi sorotan adalah manajemen alumni. UNAIR memiliki kurang lebih 160.000 alumni, namun data alumni yang sudah dikelola dengan baik belum mencapai jumlah maksimal. Perlu kerjasama semua alumni untuk melengkapi data-data alumni yang dibutuhkan.

Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak mengatakan, dibutuhkan sinergisitas seluruh civitas akademika

(26)

“Reputasi sebuah perguruan tinggi, tentu tidak hanya dibangun oleh para pengelola, dosen, maupun alumni. Tetapi juga semua civitas akademika, termasuk mahasiswa, harus terlibat aktif dalam proses membangun reputasi universitas kita,” ujar Prof Nasih.

“Jadi kalau ada satu saja bagian yang tidak ikut bergerak, maka tentu perjalanan universitas ini tidak akan sempurna,” tegasnya.

Sosialisasi ini ditutup dengan penandatanganan janji ormawa untuk sinergisitas program kerja dalam mencapai Top 500 WUR, yang dilakukan oleh seluruh pimpinan dan ormawa yang datang. (*)

Penulis : Lisda Bunga Asih (UKM Penalaran UNAIR) Editor : Binti Q. Masruroh

Gambar

Foto : Istimewa
Foto : Istimewa
Foto : Istimewa
Foto : Istimewa

Referensi

Dokumen terkait

orang tua dan masyarakat sebagai upaya pertanggung jawaban dan membangun sinergi pendidikan anak Lingkungan masyarakat harus memberikan dukungan kondisi pendidikan positif bagi anak

Respon non-linear pada suatu media seperti suseptibilitas, dielektrik, indeks bias, polarisabilitas dan lain-lain akan muncul bila suatu bahan dikenai cahaya dengan

NAMA ALAT MERK/TYPE JUMLAH TAHUN PEMBUATAN KONDISI ALAT STATUS

Perlindungan hukum terhadap keselamatan, kesehatan dan hak-hak pekerja anak di sentra industri pembuatan sepatu Cibaduyut Bandung tidak sesuai dengan

Ketidaksesuaian pengalokasian penggunaan lahan denagn RTRW Kabupaten Sleman yang terjadi pada sawah irigasi yang belum beralih fungsi menjadi lahan perkotaan

Ruang-ruang untuk kegiatan pertunjukan seni terdapat pada teater tertutup, yaitu Concert Hall (kapasitas 1800 orang), Theatre (kapasitas 2000 orang) dan teater terbuka. Selain

Pada pengontrolan optimal dari model dinamik glukosa, insulin, massa sel-ß, dan reseptor insulin pada penyakit diabetes melitus tipe 2 didapatkan bahwa pengaturan

Hal ini dapat dilihat dari tinggi tanaman dan jumlah daun yang diberi perlakuan mulsa alang-alang 6 ton/ha dan 8 ton/ha menunjukkan hasil yang tidak berbeda