AMINASI
MKA PROSES KIMIA Oleh
SRI WAHYU MURNI PRODI TEKNIK KIMIA FTI UPN ‘VETERAN” YOGYAKARTA
Jenis-jenis Amina
• Amina adalah turunan amoniak, dimana 1 atom H atau lebih diganti dengan gugus alkil (R), aril, hidroatil atau heterosiklik. Ada tiga macam amina yaitu :
• Amina primer anilin 1- aminoantraquinon • amina sekunder N H H R NH2 O O NH2 amina sekunder
difenil amina dimetilamina • amina tersier
trifenil amina dimetil anilin
R H N R N R R R NH HN CH3 N CH N 3 H C3
•
Proses pembentukan amina dapat dilakukan
dengan dua macam cara, yaitu:
1.
aminasi secara reduksi : yaitu proses
pembuatan amina berdasarkan reaksi
reduksi
2.
amonolisis : yaitu proses pembuatan
2.
amonolisis : yaitu proses pembuatan
Aminasi Secara Reduksi
Zat yang dapat direduksi adalah senyawa-senyawa
yang telah mengandung atom N, yaitu :
1. Senyawa nitro (R-NO
2)
2. Senyawa nitroso (R-NO)
2. Senyawa nitroso (R-NO)
3. Senyawa hidroksilamin (R-NH-OH)
4. Senyawa hidraso (R-NH-NH-R)
5. Senyawa azoxybenzena (R-NH-NO-R)
Zat-zat yang digunakan sebagai pereduksi adalah :
1. Logam dan asam
Logam yang digunakan adalah : Fe, Zn, Sn, Al sebagai sumber elektron
Asam yang digunakan adalah : HCl, H2SO4 sebagai sumber
ion H+. HNO
3 jarang digunakan karena mempunyai sifat
sebagai oksidator kuat.
2. Logam dan basa
Logamnya adalah : Fe, Zn, Sn, Al Logamnya adalah : Fe, Zn, Sn, Al Basa : NaOH, KOH
3. Sulfida
Untuk mereduksi sebagian senyawa polinitro aromatik menjadi nitro amina dan mereduksi aminoantraquinon menjadi antraquinon.
Zat-zat yang digunakan sebagai pereduksi adalah :
(lanjutan)5. Hidrogen (H
2) dengan katalis
Penggunaan hidrogen sebagai reduktor,
biasanya dengan katalisator. Reduksi dengan
hidrogen disebut hidrogenasi.
6. Elektrolisa
6. Elektrolisa
Ion hidrogen dihasilkan dari elektrolisa. Hidrogen
inilah yang kemudian melakukan reduksi.
7. Na-hidrosulfit
8. Metal hidrida
• Pereduksi tersebut di atas memiliki kekuatan mereduksi yang berbeda. Yang paling banyak digunakan adalah logam dan asam. Dengan memilih reduktor yang sesuai dan mengatur kondisi operasi, maka reduksi dapat dihentikan tidak sampai hasil akhir.
• Pengaruh kekuatan zat pereduksi tersebut dapat dilihat pada hasil reduksi nitrobenzena sebagai berikut :
NO2 Zn + asam Zn + air Zn + basa NH2 NHOH N H N H fenilhidroksilamina anilin hidrazobenzena nitrobenzena
Fe + asam asetat Fe + HCl 2 NO NHCOCH3 2 NH 2 NH NH2 NHCOCH3 p-amino asetanilida p-fenildiamina p-nitroasetanilida 2 NO NO2 Fe + asam Alkali sulfida 2 NH NH2 2 NO NH2 m-fenildiamina dinitrobenzena m-nitroanilina
Berbagai hasil reduksi nitrobenzena ditunjukkan skema
berikut ini :
Reduksi menggunakan Besi dan Asam.
•
Disebut juga reduksi Bechamp.
Reaksi :
2RNO2 + FeCl2 + 6Fe + 10H2O 2RNH3Cl + 7Fe(OH)2
RNO2 + 6Fe(OH)2 + 4H2O RNH2 + 6Fe(OH)2
•
Apabila reaksi dijalankan pada bejana gelas, maka
mula-mula terbentuk endapan kehijauan dari Fe(OH)
2, kemudian
mula terbentuk endapan kehijauan dari Fe(OH)
2, kemudian
endapan coklat dari Fe(OH)
3; kemudian endapan coklat
dari Fe
3O
4. Reaksi:
Fe(OH)
2+ 2Fe(OH)
3Fe
3O
4+ H
2O
•
Aminahidroklorida bereaksi dengan besi dan nitrobenzena:
6RNH
3Cl + 3Fe + RNO
2RNH2 + FeCl
2+ H
2O
•
Mekanisme Elektronik :
o Penataan ulang : O RN=O .. R : N : : O : .. .. : O : atau .. R : N : : O : .. .. : O : .. .. : O :.... R : N : O : .. R : N : O :.. H .. R : N : O : R : N : O :.. R : N : : O :.. + F e 2 + + H O .. : O : .. .. .. : O :.... R : N : O : + F e : + 2 H + R : N : : O :.. .. + F e 2 + + H 2 O (1) .. : O : R : N.. .. R : N : O : .. .. .. .. H H + F e :::: + 2 H + (2) + F e 2 + R : N : O :.... .... H H R : N.... H H : O : H H .. .. (3) + + 2 H + R : N : H.. H .. R : N : H.. H + F e 2 + + F e ::::• Jadi ada 3 tahap reaksi, yang setiap tahapannya
membutuhkan 2 mol H2 dan 3 atom Fe yang menjadi ion Fe2+.
Hidrogen juga dihasilkan dari reaksi samping berikut ini :
R(NH3)+ + 2Cl- + Fe RNH
2 +FeCl2 + H2
Termodinamika
•
Usaha Memperbesar hasil :
1. Logam berlebih (2,5-5 mol/mol senyawa nitro) 2. HCl berlebih
3. H2O berlebih
4. H2O hasil samping tidak diusir karena berfungsi sebagai pensuspensi
5. Suhu dicari yang optimum
Kinetika
• Untuk mempercepat Reaksi :
1. Memperbesar A
2. Logam dan asam diperbesar
3. Suhu dinaikkan sampai optimum
4. Ditambahkan zat pelarut untuk memudahkan pencampuran. Mis : alkohol, piridin dll.
Reduksi menggunakan Logam dan
Alkali
• NaOH
• Reaksi adalah sebagai berikut :
• NaOH
• RNO2 + Zn RNO + ZnO nitroso
• NaOH
• RNO + Zn + H2O RNHOH + ZnO hidroksilamin
• RNO + Zn + H2O RNHOH + ZnO hidroksilamin
• NaOH
• RNO + RNHOH + H2O azooksibenzena +
Zn RN=NR + ZnO azobenzena
• NaOH
• RN=NR + Zn + H2O R-NH-NH-R + ZnO hidrazobenzena Bila alkalinya
pekat maka :
• Zn + H2O H2ZnO2
• H2ZnO2 + 2NaOH Na2ZnO2 + 2 H2O
Reduksi dengan gas Hidrogen
(Hidrogenasi)
• Pada reduksi senyawa dengan gas hidrogen digunakan katalisator. Fungsi katalisator adalah mengganggu kestabilan hidrogen, sehingga mudah menjadi ion H+. Katalisator berfungsi mengikat elektron, sehingga H
2 dapat menjadi 2H+. • katalisator • Reaksi-reaksi : • katalisator • katalisator • RNO2 + 3H2 RNH2 + 2H2O • katalisator • RCN + 3H2 RCH2N2 • katalisator • RCONH2 + 2H2 RCH2NH2 + 2H2O • katalisator • 2RR’C=NOH + 5H2 2(RR’CH2NH2) + H2O RCSNH2 + 2H2 RCH2NH2 + H2S
– Katalisator yang digunakan adalah : Ni, Co, Cu, Fe, Pd, Wo, Pt, Sn, Ag, dan lain-lain. Logam dalam keadaan murni atau merupakan logam oksida. Katalisator Ni paling banyak digunakan karena reaktivitasnya tinggi serta bekerja dengan baik pada suhu operasi yang lebih rendah dari pada katalisator Sn ataupun Cu.
– Cara membuat H2 (lihat proses hidrogenasi)
• • •• •
– Keuntungan cara ini :
• Kapasitas besar, H2murah (apabila merupakan hasil samping)
• Range kondisi operasi luas
– Tekanan : 14,7 psi – beberapa ribu psi
– Suhu : 20-300oC
– Katalisator banyak macamnya
Reduksi dengan Elektrolisa
• Secara umum reduksi dengan cara ini terkontrol dengan baik, yield tinggi dan produk samping sedikit. Proses ini digunakan untuk
mereduksi senyawa alifatik, senyawa mono, di, dan trinitro
aromatik menjadi nitroso, hidroksilamina, azoksi, azo, hidrazo dan amino.
• Elektroda :
• Anoda : C, Cu, Zn, Cd, Hg, Ni, Pt, Pb, Sn, amalgam Pb dan Zn. • Anoda : C, Cu, Zn, Cd, Hg, Ni, Pt, Pb, Sn, amalgam Pb dan Zn. • Katoda : Fe, Ni, Pt, C dan Pb.
• Elektrolit : H2SO4, HCl, NaOH, garam anorganik dan garam-garam organik.
• Sel : yang tahan korosi, misalnya : misal : kaca
• Faktor penting yang berpengaruh pada yield adalah : densitas arus, konsentrasi arus, suhu, komposisi elektroda, elektrolit dan
•
Contoh reaksi untuk senyawa nitro:
•
RNO
2+ 6H
++ 6e
RNH
2
+ H
2O
•
Sebagai contoh, reduksi nitrobenzena menggunakan
elektrolit asam sulfat pekat :
•
C
6H
5NO
2+ 4H
++ 4e
p-HOC
6
H
4NH
2+ H
2O
•
C
6H
5NO
2+ 4H + 4e
p-HOC
6H
4NH
2+ H
2O
•
Apabila densitas arus diturunkan ¼ nya, maka
dihasilkan hidrazo sebagai berikut :
•
RNO
2+ 6H
++ 6e
+ H
2O
•
+ 2H
++ 2e
R-N=N-R + H
2
O
•
Reduksi dengan Garam Sulfida
• Garam-garam sulfida yang dipakai adalah : natrium sulfida (Na2S), Natrium hidrosulfit, natrium polisulfida,amonium sulfida dll.
• Proses ini digunakan untuk produksi :
• nitroamina dari senyawa dinitro, contoh : m-dinitrobenzena m-nitroanilin
• reduksi nitrofenol
• reduksi nitroantraquinon
• pembuatan senyawa aminoazo
• pembuatan senyawa aminoazo
• Reduksi senyawa nitro oleh alkali sulfida, berlangsung sesuai reaksi sebagai berikut :
• 4RNO2 + 6Na2S + 7H2O RNH2 + Na2S2O3 + NaOH • RNO2 + Na2S2 + H2O RNH2 + Na2S2O3
Amonolisis
Amonolisis didefinisikan sebagai proses pembentukan amina dari reaksi dengan amonia.
RX + NH3 RNH2 + HX
Dimana X dapat berupa : halogen, NO2, SO3H dan lain-lain
Bahan yang digunakan untuk pengaminasi adalah :
1. NH gas atau cair 1. NH3 gas atau cair
2. NH3 dalam air (NH4OH) atau dalam pelarut organik 3. senyawa yang mengandung amonia ((NH4)2SO4 dll
Pemilihan zat pengaminasi didasarkan pada :
o suhu dan tekanan
o jenis katalisator yang dipakai
o kelarutan dan stabilitas zat yang diaminasi o kemungkinan adanya hasil samping
Cara masuknya NH3 dalam senyawa : (lanjutan)
1. Substitusi
d. Konversi senyawa Karbonil : Hidroamonolisis Memasukkan NH3 serta H2 ke dalam senyawa.
RCOOH + NH3 + H2 RCH2NH2 + H2O RCHO + NH3 + H2 RCH2NH2 + H2O RCOOR NH3 + H2 RCONH2 + H2O e. Alkohol RCH OH + NH RCH NH + H O RCH2OH + NH3 RCH2NH2 + H2O 2. Adisi
a. pada pembuatan urea
CO2 + 2 NH3 + H2O b. etilen oksida + NH3 H2N-CH2-CH2-OH 2 C=O NH NH2 CH2 CH2 O
Ada dua macam reaksi amonolisa yaitu :
1. amonolisa : memasukkan NH3 ke dalam senyawa 2. hidroamonolisa : memasukkan NH3 dan H2 dalam
senyawa
Cara masuknya NH3 dalam senyawa :
1. Substitusi a. alkana
RCH3 + NH3 RCN RCH2NH2
RCH3 + NH3 RCN RCH2NH2
Untuk memperoleh RNH2 suhu harus tinggi dan katalisator kuat.
b. substitusi halogen
RCH2X + NH3 RCH2NH2 + HX
c. substitusi sulfat atau sulfat
Amonolisis Alkana
•
Untuk mengamonolisis alkana, zat pengolah yang
digunakan adalah
gas amoniak
, karena amonolisis
berlangsung pada fase gas dan suhu tinggi.
Sebagai contoh adalah amonolisis metana dengan gas
amonia.
Reaksi : CH
4+ NH
3 O2HCN + 3 H
2Reaksi : CH
4+ NH
3HCN + 3 H
2o
Reaksi berlangsung pada T= 1000
oC, P = 1 atm,
katalisator : Ni, Pt, Pd. Reaksi bersifat
endotermis.
o
Adanya oksigen dalam campuran pereaksi akan
mengoksidasi hidrogen menjadi H
2O.
H
2+ ½ O2
H
2O.
o
Reaksi ini bersifat
eksotermis.
Kebutuhan panas
pada reaksi endotermis dapat dipenuhi dari reaksi
oksidasi hidrogen ini.
Amonolisis Alkana (lanjutan)
•
Untuk amonolisis alkana yang lebih panjang
reaksi sulit, sebab untuk memecah hidrokarbon
menjadi sianida memerlukan panas yang banyak.
•
Keperluan panas pada amonolosis metana
dicukupi dengan mengoksidasi sebagian metana :
dicukupi dengan mengoksidasi sebagian metana :
CH
4+ 2O
2CO
2+ 2H
2O
•
Kalau sudah ada panas yang cukup baru gas
amoniak direaksikan dengan metana. Reaksi
amonolisis ini digunakan akatalis Ni, Pt dan Pd.
Amonolisis Senyawa Halogenida
RCH
2X + NH
3RCH
2NH
2+ HX
o X dapat berupa Cl, Br atau F. Yang paling banyak adalah Cl
karena paling murah.
o R dapat berupa alifatik maupun aromatik.
•
Contoh:
C
6H
5Cl + NH
3C
6H
5NH
2+ HCl
o Untuk menghindari reaksi bergeser kekiri maka HCl harus
diikat dengan amoniak.
o Jadi diperlukan amoniak berlebihan untuk mengikat asam
klorida yang terbentuk.
o HCl + NH3 NH4Cl
o Apabila ada gugus lain dalam inti benzena maka akan
Amonolisis senyawa Sulfonat atau Sulfat
• Reaksi penggantian gugus SO3H ini sebetulnya lebih mudah dari pada reaksi substitusi halogen, sebab SO3H lebih besar molekulnya.
• Tetapi harga RCH2SO3H lebih mahal dari pada RCH2NH2 sehingga jarang dibuat RCH2NH2 dari alkil sulfonat.
H2N-CH2-CH2- OSO3H + NH3 H2N-CH2-CH2-NH2 + H2SO4 H2N-CH2-CH2- OSO3H + NH3 H2N-CH2-CH2-NH2 + H2SO4
amino etilenasulfat etilen diamin
• Reaksi ini mahal sehingga jarang dipakai apabila tidak terpaksa, meskipun reaksinya tidak sulit.
Amonolisis Alkohol
• RCH2OH + NH3 RCH2NH2 + H2O
amina primer
• Reaksi berjalan mudah, tetapi hasil yang diperoleh juga reaktif, bahkan lebih reaktif dari amoniaknya sendiri.
• Akibatnya kalau amina bertemu alkohol yang diolah, akan terjadi reaksi berikut ini :
RCH2NH2 + RCH2OH RCH2NHCH2R + H2O
RCH2NH2 + RCH2OH RCH2NHCH2R + H2O
amina sekunder
• Amina sekunder ini lebih reaktif lagi, sehingga kalau masih ada alkohol akan terjadi reaksi lebih lanjut.
RCH2NHCH2R + RCH2OH + H2O
amina tertier
RCH -N-CH R2 2
R
Amonolisis Alkohol (lanjutan)
•
Reaksi tersebut terjadi jika amoniak yang tersedia
sedikit, namun alkoholnya banyak.
•
Untuk menghindarkan reaksi lanjutan jika
diinginkan hasinya adalah amina primer maka:
o
amoniak harus sangat berlebih (ratio amoniak:
alkohol besar.
alkohol besar.
o
Selain itu dalam reaksi terbentuk air, air harus diikat
supaya tidak membentuk NH
4OH yang apabila terjadi
maka berarti amoniak pengolah berkurang.
•
Bila dibandingkan reaktivitas RCH
2X, RCH
2OH dan
RCH
2SO
3H maka pada reaksi amonolisis yang
Amonolisis Senyawa Karbonil
•
Meliputi : aldehid, keton, ester dan asam
karboksilat.
•
Yang paling sering diamonolisis adalah
kelompok ester.
•
Hasil yang diperoleh adalah amida.
•
Hasil yang diperoleh adalah amida.
RCH
2COOR
1+ NH
3RCH
2CONH
2+ R
1OH
Amida
•
Sebagai contoh adalah amonolisis etil asetat
CH
3COOC
2H
5+ NH
3CH
3CO NH
2+ C
2H
5OH
Amonolisis dengan Cara Adisi
•
Reaksi ini dijumpai pada pembuatan mono etanol amina
(MEA) dari etilen oksida.
+ NH
3H
2N-CH
2-CH
2-OH
monoetanolamina (MEA)
•
Hasil monoetanolamina bersifat lebih reaktif daripada
CH2 CH2 O
•
Hasil monoetanolamina bersifat lebih reaktif daripada
amoniak. Sehingga apabila NH
3kurang tetapi
etilenoksida masih banyak maka akan terjadi reaksi
lanjutan :
MEA + HO-CH2-CH2-HN-CH2-CH2-OH
dietanolamina (DEA)
CH2 CH2
• Jika etilena oksida masih ada, maka DEA akan melanjutkan reaksi membentuk trietanolamina (TEA)
DEA + CH2 CH2 O HO-CH -CH -N-CH -CH -OH2 2 2 2 CH2 CH2 Trietanolamina (TEA)
• Oleh karenanya jika hanya diinginkan MEA sebagai hasil atau DEA atau TEA, maka perbandingan pereaksi harus diatur.
Ratio amoniak/etilena oksida menentukan hasil yang diperoleh.
CH2 OH
•
Contoh lain adalah reaksi pembetukan urea
CO2 + NH3 amonium karbamat P>, T< NH NH C=O 2 O + H2O urea 4 NH O 2 C=O NH NH2 4 NH NH C=O 2 O P>, T<Faktor-faktor yang Mempenaruhi Amonolisa
1. Kelarutan 2. Pengadukan
3. Efek derivat halogen 4. Efek gugus nitro
5. Suhu
6. Konsentrasi NH3 6. Konsentrasi NH3
Penggunaan Katalis dalam Reaksi Aminasi
• Amonolisis senyawa halogen dengan katalis logam : Cu, As, Ag, CuO dan garam-garam Cu
• Katalisator dehidrasi : alumina, silika gel, aluminium fosfat dalam gel alumina, Ni, Co dll.
• Katalisator hidrogenasi berupa logam campuran (alloy)
• katalisator hidroamonolisis : logam Ni, Co, Cu, Ni-A, dll.
•
Katalisator campuran logam (Alloy)
Alloy Komposisi Alloy Komposisi
Cu-Al 55:45 Cu:Ni:Al 40:10:30
Ni-Al 42:58 Cu:Al:Ni 25:50:25
Co-al 30:70 Cu:Ni:Al 15:35:50
•
Keuntungan menggunakan katalis logam campuran :
o
Konversi dan hasil lebih tinggi
o
Harga katalisator lebih murah
o
Perbandingan hasll amina pada kisaran yang besar.
Co-al 30:70 Cu:Ni:Al 15:35:50
Termodibamika dan kinetika
Termodinamika
1. Usaha Untuk Memperbesar Hasil : 2. NH3 berlebihan
3. Tekanan 4. Suhu
Kinetika
Usaha Untuk Mempercepat Reaksi : Usaha Untuk Mempercepat Reaksi :
r = k [NH3] [RX]
1. Konsentrasi NH3 dibuat tinggi, caranya adalah dengan NH3 cair. 2. Pengadukan
Pengadukan diperlukan karena reaktan tidak saling larut.
3. Suhu