• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN EKOWISATA DI SUBAK JATILUWIH, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN EKOWISATA DI SUBAK JATILUWIH, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN

EKOWISATA DI SUBAK JATILUWIH, KECAMATAN

PENEBEL, KABUPATEN TABANAN

GUSTI NGURAH KAMA WIJAYA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

(2)

TESIS

STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN

EKOWISATA DI SUBAK JATILUWIH, KECAMATAN

PENEBEL, KABUPATEN TABANAN

GUSTI NGURAH KAMA WIJAYA NIM 1391261005

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN

EKOWISATA DI SUBAK JATILUWIH, KECAMATAN

PENEBEL, KABUPATEN TABANAN

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana

GUSTI NGURAH KAMA WIJAYA NIM 1391261005

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(4)

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 6 JULI 2015

Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS NIP. 195412251981021001

Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Wayan Windia, SU NIP. 194912151975031001

Mengetahui

Ketua

Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana

Universitas Udayana

Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS NIP. 196703031994031002

Direktur

Program Pascasarjana Universitas Udayana

Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 195902151985102001

(5)

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis Ini Telah Diuji Tanggal Juni 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No.: /UN.14.4/HK/2015, Tanggal Juni 2015

Ketua : Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS Anggota:

1. Prof. Dr. Ir. Wayan Windia, SU 2. Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP 3. Dr. Ir. Made Adhika, MSP

(6)

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Gusti Ngurah Kama Wijaya NIM : 1391261005

Program Studi : Magister Ilmu Lingkungan

Judul Tesis : Strategi Pengelolaan Lingkungan Ekowisata di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan peraturan perundangan yang berlaku.

Denpasar, 25 Juni 2015 Hormat Saya

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS selaku pembimbing I yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Wayan Windia, SU selaku pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbinngan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Gubernur Bali Bapak Made Mangku Pastika atas kesempatan untuk melanjutkan studi dan bantuan anggaran yang diberikan selama mengikuti perkuliahan. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Lingkungan atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Magister

(8)

vii

pada Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Udayana. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada penguji dan pembahas tesis Dr. Ir. I Made Adhika, MSP dan Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bapak Nyoman Sutama selaku Klian Subak Jatiluwih beserta jajaranya yang telah memberikan waktu, data dan masukanya selama melakukan penelitian.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru, dosen yang telah membimbing penulis mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Penulis ucapkan terima kasih kepada Aji dan mendiang Ibu yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta suasana yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Penulis sampaikan terima kasih kepada istri tercinta Made Santhy Pratiwi yang dengan penuh pengorbanan telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada rekan mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Lingkungan yang juga turut memberikan motivasi dan ikut membantu dalam dalam penyelesaian usulan penelitian tesis ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah mebantu penyelesaian tesis ini, serta kepada penulis dan keluarga.

Denpasar, 25 Juni 2015 Penulis

(9)

ABSTRAK

Strategi Pengelolaan Lingkungan Ekowisata Di Subak Jatiluwih Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan

Subak Jatiluwih pada tahun 2012 dinobatkan sebagai salah satu Warisan

Budaya Dunia dari UNESCO. Tingkat kunjungan wisatawan ke Subak Jatiluwih terus meningkat tiap tahun. Laju kerusakan lingkungan karena pengembangan pariwisata diperkirakan juga akan meningkat, oleh karena perlu dilakukan upaya-upaya untuk meminimalisir kerusakan lingkungan dari pengembangan pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekowisata di Subak Jatiluwih, mengetahui bagaimana pengelolaan lingkungannya pada saat ini serta mengkaji strategi pengelolaan lingkungan ekowisata, sehingga pengembangan pariwisata yang dilakukan dapat memberikan manfaat bukan hanya pada bidang sosial dan ekonomi masyarakat sekitar namun juga kepada pelestarian lingkungan di Subak Jatiluwih.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metoda pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik Observasi, wawancara dan penyebaran angket. Data yang didapat kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif yang dilengkapi dengan analisis IFAS (Internal Factor Analysis Summary), EFAS (Exsternal Factor Analysis

Summary), analisis SWOT (Strength Weakness Opportunities Threats) dan

analisis QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrixs) untuk mengetahui prioritas strategi yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil observasi potensi lingkungan ekowisata yang ada di

Subak Jatiluwih yaitu potensi abiotik yang terdiri dari panorama Persawahan,

panorama Pura Besi Kalung, mata air, air terjun, sumber air panas, sungai. Potensi biotik meliputi beras merah, Burung Kokokan. Potensi sosial budaya meliputi keberadaan organisasi subak, teknologi sistem pembagian air yang digunakan, mitos, dan 13 upacara adat yang dilakukan di Subak Jatiluwih. Hasil analisis SWOT terdapat empat strategi induk yaitu Strategi Strength Opportunities (SO), Strategi Strength Threats (ST), Strategi Weaknesses Opportunities (WO) dan Strategi Weaknesses Threats (WT). Tiap strategi tersebut dijabarkan ke dalam program-program dalam pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih. Hasil analisis QSPM menghasilkan strategi fungsional dengan skala prioritas tertinggi untuk diimplementasikan adalah pengembangan paket wisata berbasis pertanian, budaya dan alam.

Pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih membutuhkan kelengkapan sarana dan prasana penunjang seperti perbaikan kondisi jalan, saluran irigasi, parkir dan toliet. Guna menunjang pemberdayaan masyarakat lokal hendaknya mengurangi penggunaan tenaga kerja pendatang dan melibatkan masyakat lokal terutama anggota subak sebagai pemandu wisata, membentuk koperasi subak dan melakukan pemaketan wisata berbasis pertanian, budaya dan alam, dengan membatasi jumlah kunjungan wisatawan apabila dirasa melampaui daya dukung.

(10)

ix ABSTRACT

Enviromental Management Strategy in Subak Jatiluwih District Penebel Tabanan Regency

Subak Jatiluwih in 2012 has been named as one of the World Heritage nomination from UNESCO. The level of tourist visits to Subak Jatiluwih continues to increase each year. The rate of environmental damage due the development of tourism is also expected to increase, and therefore need to be efforts to minimize environmental damage from tourism development. This study aims to identify the potential of ecotourism in Subak Jatiluwih, knowing how to manage the environment at the moment and assess environmental management strategies ecotourism, so that tourism development is carried out to provide benefits not only to the social and economic fields surrounding communities but also to the preservation of the environment in Subak Jatiluwih.

The approach used in this study is a qualitative approach. The method of collecting data in this study using the observation, interviews and questionnaires. The data obtained were analyzed by descriptive qualitative analysis equipped with IFAS (Internal Factor Analysis Summary), EFAS (Exsternal Factor Analysis Summary), SWOT (Strength Weakness Opportunities Threats) analysis and QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrixs) analysis to determine strategic priorities has been produced.

Based on the observation the environmental potential of ecotourism in Subak Jatiluwih is abiotic potential consisting of rice field panorama, Besi Kalung Temple panorama, wellsprings, waterfall, hot springs, river. Biotic potential include brown rice, Kokokan bird. Social and cultural potentials include the existence of subak organization, technology used in water distribution system, myth, potential of 13 traditional ceremonies conducted in Subak Jatiluwih. The results of SWOT analysis, there are four strategies that is Strength Opportunities Strategy (SO), Strength Threats Strategy (ST), Weaknesses Opportunities Strategy (WO) and Weaknesses Threats Strategy (WT). Each of these strategies are translated into programs in environmental management of ecotourism in Subak Jatiluwih. QSPM analysis results a functional strategy with highest scale priority to be implemented is the development of tour packages based on agriculture, culture and nature.

Ecotourism environmental management in Subak Jatiluwih requires completeness of supporting facilities and infrastructures such as improved roads, irrigation channels, parking and toliet. In addition to support of the empowerment local communities should reduce the use of migrants labor and involve local communities especially members of Subak as a tour guide, forming subak cooperatives and perform packaging of agriculture-based tourism, culture and nature, by limiting the number of tourists visit if its felt beyond the carrying capacity.

(11)

RINGKASAN

Subak Jatiluwih adalah salah satu subak yang terletak di Desa Jatiluwih

Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan yang terkenal dengan keindahan panorama alam pegunungan dan pemandangan persawahan yang indah. Pada tahun 2012 Subak Jatiluwih yang merupakan bagian dari Catur Angga Batukaru menerima nominasi Warisan Budaya Dunia UNESCO. Jumlah kunjungan wisatawan ke Jatiluwih dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Meningkatnya tingkat kunjungan wisatawan ke Jatiluwih membawa pengaruh terhadap pengembangan dan pembangunan di Subak Jatiluwih. Laju kerusakan lingkungan disebabkan pengembangan pariwisata diperkirakan akan meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya meminimalisasi dengan strategi kelestarian lingkungan, salah satunya melalui pengelolaan kegiatan ekowisata (Ecotourism). Ekowisata merupakan suatu konsep pariwisata yang berwawasan lingkungan, mengikuti kaedah keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekowisata di Subak Jatiluwih, mengetahui bagaimana pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih saat ini dan mengetehui bagaimana strategi pengelolaan lingkungan ekowisata di

Subak Jatiluwih di masa mendatang.

Penelitian ini termasuk penelitian eksploratif dimana penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi potensi dan merumuskan strategi pengelolaan ekowisata di Subak Jatiluwih sehingga dapat menjawab tantangan bagaimana pariwisata dapat berkontribusi secara nyata terhadap kelestarian lingkungan dan masyarakat sekitar. Metoda pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Narasumber yang dilibatkan dalam penelitian ini dianggap mempunyai komptensi di dalam penelitian ini terutama pada potensi ekowisata dan pengelolaan yang sudah dilakukan. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Analisis strategi pengelolaan lingkungan ekowisata dilakukan dengan IFAS (Internal Factor Analysis

Summary), EFAS (Exsternal Factor Analysis Summary), Matrik IFAS dan EFAS,

analisis SWOT (Strength Weakness Opportunities Threats), serta Analisis QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrik).

Subak Jatiluwih berada pada ketinggian antara 750–1500mdpl.

Morfologi lahan di Kawasan Jatiluwih merupakan daerah perbukitan dan pegunungan di mana terdapat empat gunung berdekatan yaitu Gunung Batukaru, Gunung Sangiyang, Gunung Pohen dan Gunung Adeng. Permukaan tanah Kawasan Jatiluwih tersusun oleh formasi geologi yang beragam. Batuan yang lebih muda adalah tufa dan endapan lahar Buyan-Bratan dan Batur yang terbentuk pada era kuarter. Kondisi klimatologi Kawasan Jatiluwih mempunyai iklim tropis dengan curah hujan rata-rata cukup tinggi. Suhu rata-rata di Kawasan Jatiluwih mencapai 27ºC dengan suhu terendah 24ºC dan suhu tertinggi 30ºC. Kelembaban

udara berkisar antara 74–77% dan curah hujan tahunan rata-rata berkisar 2.155– 3.292mm. Tipe hujan dicirikan dengan turunnya hujan bermusim dilanjutkan dengan musim kemarau. Berdasarkan kondisi iklim dan curah hujan tersebut

(12)

xi

masyarakat di Kawasan Jatiluwih banyak yang mengembangkan kegiatan pada bidang pertanian dan perkebunan.

Luas Subak Jatiluwih ±348ha dan terbagi atas tujuh sub subak atau

tempek yaitu Umakayu, Gunung Sari, Telabah Gede, Kedamaian, Kesambi, Besi

Kalung dan Umadui. Sumber air irigasi di Subak Jatiluwih didapat dari mata air, air terjun dan beberapa sungai yang melintasi Subak Jatiluwih seperti Sungai Yeh Ho, Sungai Yeh Baat, Sungai Munduk Abangan dan Sungai Yeh Pusut. Subak Jatiluwih dipimpin oleh seorang pekaseh dan masing-masing tempek dipimpim oleh klian tempek. Anggota Subak Jatiluwih bukan hanya berasal dari Desa Jatilwuih saja namun juga berasal dari berbagai desa di sekitar Desa Jatiluwih hingga ke Kecamatan Penebel.

Potensi lingkungan ekowisata yang ada di Subak Jatiluwih terbagi atas tiga bagian utama yaitu potensi abiotik yang terdiri dari potensi panorama persawahan, potensi panorama Pura Luhur Besi Kalung, potensi sumber mata air, potensi air terjun, potensi sumber air panas, potensi sungai, jalur cycling dan jalur

tracking yang memadai. Potensi Biotik yang terdapat di Subak Jatiluwih meliputi

potensi beras merah dan potensi Burung Kokokan. Potensi sosial budaya yang terdapat di Subak Jatiluwih meliputi keberadaan organisasi subak, teknologi sistem pembagian air yang digunakan, adanya mitos dan adanya 13 upacara adat yang dilakukan di Subak Jatiluwih. Dalam pengelolaan potensi lingkungan ekowisata terdapat beberapa kendala yang dapat menghambat yaitu kendala sarana, prasarana jalan dan selokan, kendala air dan saluran irigasi, kendala parkir, kendala pencemaran dari peternakan ayam, kedala longsor, kendala SDM dan Motivasi, dan kendala kebijakan.

Pemerintah Kabupaten Tabanan pada bulan Pebruari 2013 membentuk badan pengelola, susunan dan kesepakatan serta perjanjian kerjasama antar semua

stake holder. Badan pengelola ini selanjutnya membentuk manajemen operasional

DTW Jatiluwih. Pada kondisi sekarang sudah ada mekanisme pengelolaan potensi yang dilakukan, namun pengelolaan tersebut baru bersifat pembentukan badan pengelola beserta manajemenya, tarif retribusi, persentase pembagian hasil retribusi, visi, misi organisasi, dan implementasi personil. Terdapat beberapa tahap pengelolaan yang belum dilakukan seperti pengamatan lingkungan, pelatihan, penentuan strategi dan kebijakan, prosedur maupun evaluasi kinerja, hal tersebut dikarenakan Badan Pengelola DTW Jatiluwih beserta struktur organisasi manajemen operasional DTW Jatiluwih tersebut baru terbentuk sekitar dua tahun.

Penentuan strategi pengelolaan lingkungan di Subak Jatiluwih dimulai dengan melakukan pengamatan lingkungan internal maupun eksternal. Analisis faktor internal menggambarkan kekuatan dengan bobot tertinggi adalah aktifitas anggota subak yang sarat akan budaya dan berwawasan lingkungan. Sedangkan untuk faktor kelemahan kerusakan saluran irigasi dan berkurangnya debit sumber air yang menyebabkan lahan persawahan rentan mengalami kekeringan memiliki bobot tertinggi. Analisis faktor eksternal menggambarkan peluang dengan bobot tertinggi adalah status Subak Jatiluwih sebagai warisan budaya dunia dari UNESCO, sedangkan untuk ancaman serangan hama seperti wereng dan tikus yang dapat merusak tanaman padi memiliki bobot tertinggi.

(13)

Tahap selanjutnya dalam analisis IFAS dan EFAS adalah menentukan peringkat (rating) dari masing faktor baik internal (kekuatan dan kelemahan) maupun eksternal (peluang dan ancaman). Faktor kekuatan dengan rating tertinggi adalah memiliki lahan persawahan bertingkat yang indah. Faktor kelemahan dengan rating tertinggi adalah kurangnya fasilitas penunjang pariwisata seperti parkir dan toilet umum. Faktor peluang dengan rating tertinggi ditempati oleh dua faktor yaitu status Subak Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia dari UNESCO dan merupakan pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan dan budaya. Faktor ancaman dengan rating tertinggi adalah adanya persaingan antar daerah tujuan wisata yang memiliki kesamaan potensi.

Hasil penumlahan perkalian antara bobot dan rating untuk faktor internal (IFAS) menghasilkan nilai 2,957, sedangkan hasil penjumlahan perkalian antara bobot dan rating untuk faktor eksternal (EFAS) menghasilkan nilai 2,673. Hal tersebut memposisikan strategi umum yang digunakan adalah strategi pada sel V dengan strategi pertumbuhan melalui integrasi horisontal yaitu dengan berkonsentrasi pada kegiatan usaha yang sekarang dilakukan dan memperluas kegiatan-kegiatan, menambah dan mengembangkan rentang produk dan jasa yang ditawarkan.

Terdapat empat strategi yang dapat digunakan dalam pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih yaitu strategi SO, ST, WO dan WT. Strategi SO meliputi 1) Pengelolaan lingkungan berbasis pertanian, budaya dan alam, 2) Menciptakan beras merah sebagai brand Subak Jatiluwih, 3) Memaksimalkan kinerja lembaga pengelola dan menjalin kerjasama dengan instansi atau stakeholder terkait, 4) Meningkatkan partisipasi anggota subak dalam pengawasan pelaksanaan awig-awig dan peraturan perundang undangan. Strategi ST meliputi 1) Memperkenalkan keunikan potensi alam subak jatiluwih dan beras merah, 2) Memperkuat awig-awig tentang pengelolaan lingkungan atau perda RTRW, 3) Pemberdayaan anggota subak dalam pengelolaan potensi, dan 4) Pengendalian dan penanggulangan hama secara terpadu. Strategi WO meliputi 1) Peningkatan kualitas lingkungan, sarana prasana pertanian, saluran irigasi dan fasilitas penunjang pariwisata, 2) Peningkatan ketrampilan dan kualitas SDM, 3) Peningkatan produksi beras merah organik. Strategi WT meliputi 1) Pendataan potensi bencana longsor dan kerusakan saluran irigasi serta pemantauan debit sumber air, 2) Menjalin kerjasama antara pengusaha peternakan ayam dan anggota

subak, 3) Pemanfaatan anggota subak dalam pembangunan sarana dan prasarana

penunjang, 4) Sosialisasi peraturan mengenai jalur hijau dan pemberian insentif bagi jalur hijau serta pengenaan jasa lingkungan.

Tahap terakhir dalam penentuan strategi pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih adalah menentukan skala prioritas strategi yang akan diimplementasikan, hal tersebut dilakukan dengan analisis QSPM. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi dengan nilai TAS tertinggi adalah pengelolaan lingkungan berbasis pertanian, budaya dan alam dengan nilai 7,143. Tingginya nilai TAS pada suatu strategi pengelolaan lingkungan berbasis pertanian, budaya dan alam memang dianggap sesuai dengan karakteristik ekowisata yang lebih bertanggung jawab secara lingkungan dan alam, memberikan kontribusi yang positip terhadap konservasi lingkungan dan budaya,

(14)

xiii

sehingga pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih diharapkan mampu melestarikan sumber daya alam, lingkungan dan budaya setempat. Setelah menentukan strategi dalam pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih. Strategi tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk beberapa program kerja yang mencermikan strategi tersebut. Proses penjabaran program-program kerja lebih mengacu kepada interpretasi dari strategi utama.

Pengelolaan lingkungan ekowisata di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan membutuhkan kelengkapan sarana dan prasana penunjang seperti perbaikan kondisi jalan, saluran irigasi, selokan, parkir dan toliet. Selain hal tersebut untuk menjunjang pemberdayaan masyarakat lokal hendaknya mengurangi penggunaan tenaga kerja pendatang dan melibatkan masyakat lokal terutama anggota subak, melakukan pengelolaan berbasis pertanian, budaya dan alam, dengan membatasi jumlah kunjungan wisatawan apabila dirasa melampaui daya dukung dan membentuk koperasi subak untuk memenuhi kebutuhan petani dan menjual hasil Subak Jatiluwih.

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM……… i

PRASYARAT GELAR……… ii

LEMBAR PERSETUJUAN……… iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI………... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……… v

UCAPAN TERIMA KASIH……… vi

ABSTRAK………. viii

ABSTRACT……….. ix

RINGKASAN……… x

DAFTAR ISI………... xiv

DAFTAR TABEL……….. xviii

DAFTAR GAMBAR………. xix

DAFTAR LAMPIRAN……….. xxi

BAB I PENDAHULUAN………. 1 1.1 Latar Belakang………. 1 1.2 Rumusan Masalah……… 5 1.3 Tujuan Penelitian………. 5 1.3.1. Tujuan Umum……….. 6 1.3.2. Tujuan Khusus………. 6 1.4 Maanfaat Penelitian………. 6 1.4.1. Manfaat Akademik……..……… 6 1.4.2. Manfaat Praktis………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN………. 8

2.1 Tinjauan Pustaka………. 8

2.2 Konsep………..………... 12

(16)

xv

2.2.2.Pengelolaan Lingkungan Ekowisata……….. 13

2.2.3.Strategi Pengelolaan……… 15 2.3 Landasan Teori………... 17 2.3.1.Teori Perencanaan………... 17 2.3.2.Teori Pengelolaan……… 24 2.3.3.Lingkungan………. 28 2.3.4.Ekowisata……… 30 2.3.5.Potensi Ekowisata………... 34 2.3.6.Subak………... 36 2.4 Model Penelitian…………..………. 39

BAB III METODE PENELITIAN……….. 41

3.1. Rancangan Penelitian.….……….. 41

3.2. Lokasi Penelitian………... 42

3.3. Jenis dan Sumber Data……….. 44

3.3.1.Jenis Data………. 44

3.3.2.Sumber Data……… 44

3.4. Instrumen Penelitian………. 45

3.5. Teknik Pengumpulan Data……… 46

3.6. Analisis Data………. 47

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBAK JATILUWIH…... 58

4.1. Kondisi Lingkungan Subak Jatiluwih………... 58

4.2. Subak Jatiluwih..………... 59

4.2.1.Sub Subak Umakayu………... 62

4.2.2.Sub Subak Gunung Sari……….. 64

4.2.3.Sub Subak Telabah Gede……… 66

4.2.4.Sub Subak Kedamaian……… 68

4.2.5.Sub Subak Kesambi……… 70

4.2.6.Sub Subak Besi Kalung………... 72

(17)

BAB V POTENSI DAN KENDALA PENGELOLAAN

LINGKUNGAN EKOWISATA……….. 76

5.1. Identifikasi Potensi Lingkungan Ekowisata di Subak Jatiluwih…………... 76

5.1.1.Potensi Abiotik……… 77

5.1.2.Potensi Biotik……….. 87

5.1.3.Potensi Sosial Budaya………. 89

5.2. Kendala Pengelolaan Potensi Lingkungan……… 93

5.2.1.Kendala Sarana, Prasarana Jalan dan Selokan…………. 94

5.2.2.Kendala Air dan Saluran Irigasi……….. 96

5.2.3.Kendala Parkir………. 97

5.2.4.Kendala Pencemaran dari Peternakan Ayam………….. 99

5.2.5.Kendala Longsor………. 100

5.2.6.Kendala SDM dan Motivasi……… 101

5.2.7.Kendala Kebijakan……….. 103

BAB VI PENGELOLAAN LINGKUNGAN EKOWISATA PADA SAAT INI ………... 104

6.1. Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Ekowisata………….... 104

6.2. Pengorganisasian Pengelolaan Lingkungan Ekowisata……… 105

6.3. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Ekowisata……… 108

6.4. Pengendalian Pengelolaan Lingkungan Ekowisata………….. 110

BAB VII STRATEGI DAN PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN EKOWISATA DI SUBAK JATILUWIH…... 111

7.1. Strategi Pengelolaan Lingkungan Ekowisata di Subak Jatiluwih……… 111

7.1.1.Analisis Faktor Internal……….. 111

7.1.2.Analisis Faktor Eksternal……… 117

7.1.3.Analisis EFAS dan IFAS……… 123

(18)

xvii

7.1.4.1. Strategi Strength Opportunities (SO)………… 135

7.1.4.2. Strategi Strength Threats (ST)……….. 135

7.1.4.3. Strategi Weakness Opportunities (WO)……… 136

7.1.4.4. Strategi Weakness Threats (WT)……….. 136

7.1.5.Analisis QSPM……… 137

7.2. Program Pengelolaan Lingkungan Ekowisata di Subak Jatiluwih……… 141

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN 165 8.1. Simpulan………... 165

8.2. Saran……….. 167

DAFTAR PUSTAKA……… 169

(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)……… 50

Tabel 3.2 Matriks Exsternal Factor Analysis Summary (EFAS)………… 52

Tabel 3.3 Matrik Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Exsternal Factor Analysis Summary (EFAS)……….. 53

Tabel 3.4 Matriks Strength Weakness Opportunities Threats (SWOT)….. 55

Tabel 3.5 Analisis QSPM (Quantitative Strategiws Planning Matrix)…... 57

Tabel 6.1 Tarif Retribusi Rekreasi dan Parkir di Wilayah Daya Tarik Wisata Jatiluwih……….. 109

Tabel 7.1 Hasil Rata-Rata Pembobotan Faktor Internal………. 123

Tabel 7.2 Hasil Rata-Rata Pembobotan Faktor Eksternal……….. 125

Tabel 7.3 Tabel Internal Factor Analysis Summary (IFAS)……….. 128

Tabel 7.4 Tabel Exsternal Factor Analysis Summary (EFAS)………….. 129

Tabel 7.5 Matrik IFAS EFAS Strategi Umum Pengelolaan Lingkungan Ekowisata di Subak Jatiluwih………. 132

Tabel 7.6 Analisis Strength Weakness Opportunities Threats (SWOT)… 134 Tabel 7.7 Hasil Rata-Rata Nilai Ketertarikan (Attractive Score)………… 138

Tabel 7.8 Jumlah nilai total ketertarikan (Total Attractive Score/TAS) untuk tiap strategi……… 139

(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tingkatan Strategi………... 21

Gambar 2.2 Proses Manajemen Strategis………... 23

Gambar 2.3 Etika Lingkungan sebagai Dasar Pengelolaan Lingkungan Berkearifan Lokal………... 30

Gambar 2.4 Ekowisata Sebagai Suatu Konsep Pembangunan Berkelanjutan 33 Gambar 2.5 Sketsa Sistem Subak di Bali……… 38

Gambar 2.6 Model Penelitian...……….………... 40

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian di Subak Jatiluwih……….. 43

Gambar 4.1 Wilayah Subak Jatiluwih………. 60

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Subak Jatiluwih………... 62

Gambar 4.3 Wilayah Sub Subak Umakayu……… 63

Gambar 4.4 Wilayah Sub Subak Gunung Sari……… 65

Gambar 4.5 Wilayah Sub Subak Telabah Gede………. 67

Gambar 4.6 Wilayah Sub Subak Kedamaian……….. 69

Gambar 4.7 Wilayah Sub Subak Kesambi……….. 71

Gambar 4.8 Wilayah Sub Subak Besi Kalung……… 73

Gambar 4.9 Wilayah Sub Subak Umadui………... 75

Gambar 5.1 Pemandangan Sub Subak Uma Kayu pada Musim Metekap….. 78

Gambar 5.2 Panorama Pura Luhur Besi Kalung dari Sub Subak Kedamaian 79 Gambar 5.3 Mata Air di Pura Cantik Kuning………. 80

Gambar 5.4 Mata Air Sumber Air Irigasi di Subak Uma Kayu yang terletak di tengah Hutan……… 81

Gambar 5.5 Air Terjun Suranadi di Sub Subak Uma Kayu……… 82

Gambar 5.6 Sumber Air Panas di Sub Subak Besi Kalung………. 83

Gambar 5.7 Kondisi Sungai di Sub Subak Uma Kayu……… 84

Gambar 5.8 Jalur Cycling yang melintasi tiga sub subak………... 85

Gambar 5.9 Jalur Tracking pada Sub Subak Uma Kayu……… 86

(21)

Gambar 5.11 Potensi Burung Kokokan di Subak Jatiluwih……….. 89

Gambar 5.12 Kondisi Jalan yang Rusak menuju Subak Jatiluwih……… 95

Gambar 5.13 Perbaikan Jalan di Subak Jatiluwih………. 96

Gambar 5.14 Kekeringan yang terjadi di Sub Subak Telabah Gede………… 97

Gambar 5.15 Kondisi parkir di Jalan Utama Desa Jatiluwih……… 99

Gambar 5.16 Usaha peternakan ayam di Sub Subak Besi Kalung……… 100

Gambar 5.17 Longsor pada saluran irigrasi subak……… 101

Gambar 6.1 Susunan Badan Pengelola DTW Jatiluwih……….. 106 Gambar 6.2 Struktur Organisasi Manajemen Operasional DTW Jatiluwih… 107

(22)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekap Kebutuhan data, instrumen dan metoda penelitian…….. 172

Lampiran 2 Rekomendari Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali……… 174

Lampiran 3 Rekomendari Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Tabanan………. 175

Lampiran 4 Blangko Observasi Potensi Ekowisata di Subak Jatiluwih……. 176

Lampiran 5 Pedoman Wawancara……….. 180

Lampiran 6 Surat Pengantar Angket Pembobotan, Angket rating Faktor dan Angket Attractive Score……….. 182

Lampiran 7 Daftar Nama Narasumber……… 183

Lampiran 8 Angket Pembobotan Faktor Internal………... 184

Lampiran 9 Angket Pembobotan Faktor Eksternal………. 185

Lampiran 10 Angket Rating Faktor Internal……… 186

Lampiran 11 Angket Rating Faktor Eksternal……….. 187

Lampiran 12 Tabel Analisis SWOT………. 188

Lampiran 13 Angket Attractive Score……….. 190

Lampiran 14 Rekapitulasi Penentuan bobot dalam Analisa IFAS dengan Metoda Perbandingan Berpasangan……… 191

Lampiran 15 Rekapitulasi Penentuan bobot dalam Analisa EFAS dengan Metoda Perbandingan Berpasangan……… 192

Lampiran 16 Rekapitulasi Rating Faktor Internal……… 193

Lampiran 17 Rekapitulasi Rating Faktor Eksternal………. 194

Lampiran 18 Rekapitulasi Attractive Score……….. 195

Referensi

Dokumen terkait

Pemecahan masalah yang dilakukan kepada masyarakat khususnya siswa SMK Citra Husada Cibinong adalah dengan melakukan penyuluhan kesehatan terkait Bahaya Narkoba.. Diharapkan

Dari data penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa investor lebih. baik tidak melakukan investasi ke perusahaan jika DER >

Namun sampai saat ini belum diketahui perihal optimalisasi sintesis fosfolipid tinggi EPA dari minyak hasil samping penepungan ikan lemuru pada fosfolipid kedelai

Secara harafiah, forecast memiliki arti peramalan, di mana Merriam-Webster mendefinisikannya sebagai kegiatan memperhitungkan atau memprediksi sebuah kejadian di masa

Pertumbuhan tanaman jagung yang lebih baik pada varietas,,{hibrid4 disebabkan oleh faktor genotip (genetik) dari varietas yang diuji' Kedua varietas hibrida tersebut

E. Kondisi Geologi Indonesia  Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Bentuk Muka Bumi  Simbol

Saya rasa dengan "exercise" ini akan menunjukkan bahwa semua ajaran yang terdapat dalam Al Quran dan Hadist yang "bermoral tinggi" adalah subset atau bagian dari PL

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pendekatan sosiologis yang kemudian akan dibandingkan dengan tingkat kekeringan