BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Kalkulus variasi adalah bidang dari matematika analisis yang berhubungan dengan memaksimalkan atau meminimalkan suatu fungsi. Contoh sederhana dari masalah tersebut adalah pada untuk menemukan jalur terpendek pada sebuah kurva yang menghubungkan dua titik, solusinya adalah jelas yaitu garis lurus menjadi tween point. Namun, jika kurva dibatasi untuk dipermukaan dalam ruang, maka solusinya adalah kurang jelas atau banyak kemungkinan solusi. Solusi tersebut dikenal sebagai geodesic. Masalah terkait yang ditimbulkan adalah prinsip fermat.
Untuk mendefinisikan jarak tempuh terpendek dan tercepat yang dilalui oleh cahaya dapat digunakan sebuah prinsip, yaitu prinsip fermat. Prinsip ini kadang-kadang digunakan sebagai definisi sinar sebagai cahaya yang merambat sesuai prinsip fermat. Pinsip fermat dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan Euler-Lagrange.
Euler dan Lagrange menemukan cara yang sistematis dalam menangani masalah-masalah dalam kalkulus variasi dengan memperkenalkan apa yang sekarang dikenal sebagai persamaan Euler-Lagrange, (Dacorogna, 2004). Teori ini kemudian diperluas dalam berbagai cara dan banyak diaplikasikan sehingga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kalkulus variasi.
Pada bahasan ini, akan digunakan teori Euler-Lagrange untuk menentukan jarak terpendek dari suatu titik A ke titik B pada bidang cermin datar. Oleh karena itu, pada makalah ini diambil judul Prinsip Fermat.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
a. Apa yang dimaksud dengan prinsip fermat? b. Bagaimana cara menyelesaikan prinsip fermat? 3. Tujuan masalah
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah a. Untuk mengetahui pengertian dari prinsip fermat
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Lagrange
Jika u´ adalah fungsi yang meminimumkan integral fungsional f . Maka ´
u memenuhi teorema dibawah ini.
Teorema 2.1 kondisi yang dibutuhkan sebuah integraldari fungsi f =fx , u , ξ dengan ξ=u ¿
I (u)=
∫
a b
f
(
x ,u , u')
dx … …… … …… … ……(i)Untuk mencari ekstremum ´u terhadap kondisi batas y
(
x1)
=y1 dany
(
x2)
=y2 adalah ketika fungsi u(x ) memenuhi persamaan ddx
(
fξ(
x , ´u , ´u ')
)
=fu(
x , ´u , ´u')
dengan xϵ (a , b) … … … …(ii)dengan ξ=´u '
persamaan di atas adalah pesamaan Euler-lagrange dan dapat ditulis d dx
(
∂ f ∂ u')
= ∂ f ∂ uProof. Karena ü adalah minimizer, maka berlaku I ( ´u) ≤ I ( ´u+ξ ) ,ξϵ R dan v adalah fungsi dalam kelas C∞
[
a , b]
, dengan v (a)=v (b)=0 .Karena u´ adalah minimizer, maka fungsi I(´u+ξv) hanya bergantung
pada vξ . Tetapi v sendiri adalah fungsi dalam kelas C∞
[
a , b]
, dimana ϕ(0)≤ ϕ(h) , sehingga dapat digeneralisasi I bergantung pada h. anggap¿ϕ , maka
Φ(ξ)=I (´u+ξv), dimanaΦϵ C∞(R).
Φ'(0)=d I(u+ξv´ )
dξ
|
h=0=d I (´u)
dξ =0, karena ´u adalah minimizer dan I
tidak mengandung variabel untuk ξ untuk ξ = 0.
Dengan alasan di atas, maka I'(ξ )=0 (analog dengan kalkulus dimana F ’(x)=0 . Karena uϵ C1
, ketika ξ disubstitusi ke dalam integra fungsional f, akan diperoleh minimizer ü ). Jika kita menerapkan hal ini pada persamaan (i), maka
I' (ξ )=0= d dξ
∫
a b f ( x , ´u , ´u' ) dx ¿∫
a b d dξf ( x , ´u , ´u' ) dx ¿∫
a b(
∂ f ∂ x ∂ x ∂ ξ+ ∂ f ∂ ´u ∂ ´u ∂ ξ+ ∂ f ∂ ´u ∂ ´u ∂ ξ)
dx … … … … …(iii)Pada persamaan (iii) di atas jelas ∂ x∂ ξ=0 . Anggap ∂ ´u∂ ξ=v maka ∂ ´u∂ ξ . Jika kita mensubstitusikan pemisalan ini ke dalam (iii), maka
I'(ξ )=0=
∫
a b(
∂ f ∂ ´uv+ ∂ f ∂ ´uv ')
dx … … … … …(iv)Dengan menggunakan integral parsial pada bentuk ∂ f∂ ´uv ' , maka
∫
a b(
∂ f ∂ ´uv ')
dx= ∂ f ∂ ´uv−∫
a b v d dx(
∂ f ∂ ´u ')
dx .dari asumsi awal kita, v (a)=v (b)=0, maka hasilnya adalah
∫
a b(
∂ f ∂ ´uv ')
dx=−∫
a b v d dx(
∂ f ∂ ´u)
d ' x .I'(ξ)=0=
∫
a b(
∂ f ∂ ´uv−v d dx(
∂ f ∂ ´u ')
)
dx ¿∫
a b(
∂ f ∂ ´u− d dx(
∂ f ∂ ´u ')
)
v dx … … … …(v )Teorema dasar kalkulus variasi mengatakan, jika
∫
Ω u(x)ψ(x)dx=0, maka u(x)=0.Kita terapkan teorema dasar kalkulus di atas pada persamaan (v), maka ∂ f ∂ ´u− d dx
(
∂ f ∂ ´u)
=0, atau fu(x , ´u , ´u ')= ddx
(
fu(x , ´u , ´u '))
…………. (vi)Bandingkan persamaan (vi) dengan persamaan (ii). Terbukti
2.2 Prinsip Fermat
Prinsip fermat atau principle of least time adalah sebuah prinsip yang mendefinisikan jarak tempuh yang terpendek dan tercepat yang dilalui oleh cahaya. Pernyataan asli prinsip fermat adalah:
“Sebenarnya jalan anatara dua titik yang diambil oleh seberkas cahaya adalah salah satu yang dilalui dalam waktu minimal”
Prinsip ini merupakan penyederhanaan yang dilakukan oleh Pierre de Fermat pada tahun 1967 dari konsep-konsep serupa sebelumnya dari berbagai macam percobaan refleksi cahaya. Pada pengembangan teori-teori cahaya prinsip Fermat selalu ditilik ulang dan disempurnakan.
Pada hukum Snellius, dijelaskan rasio yang terjadi akibat prinsip ini sebagai:
sinθ1 sinθ2 =v1 v2 =n2 n1
walaupun terdapat keraguan metode yang digunakan Willebrord Snellius pada tahun 1621 untuk menentukan nisbah kecepatan cahaya mengingat bahwa cahaya baru dipastikan mempunyai kecepatan yang konstan pada tahun 1676 oleh Ole Christensen Rømer. Dan Isaac Newton baru pada tahun 1675 menyatakan bahwa partikel cahaya mempunyai kecepatan yang lebih tinggi pada medium yang lebih padat, akibat gaya gravitasi, walaupun teori ini kemudian dibuktikan adalah keliru.
Isaac Newton dengan persamaan gaya yang sangat terkenal:
F=m a
yang mendefinisikan massa sebagai kelembaman benda terhadap perubahan kecepatan, dapat menjabarkan hukum Snellius sebagai teori partikel cahaya:
ma=n sin θ
Karena analogi indeks bias dengan masa dan percepatan dengn perubahan sudut sinar baisterhadap perubahan sudut sinar insiden. Dan mendefinisikan prinsip fermat sebagai prinsip kekekalan gaya dengan sinar cahaya sebagai gaya yang memcu kecepatan massa pada jarak tempuhnya.
F1=F2
Sehingga,
n1sinθ1=n2sin θ2
Dan dengan penurunan persamaan ini, banyak yang menyangsikan bahwa Isaac Newton mengatakan kecepatan cahaya pada medium yang lebih padat menjadi lebih cepat.
Prinsip Fermat disebut sebagai konsekuensi extremum principle of wave mechanics dari teori gelombang yang dipresentasikan Christian Huygens pada tahun 1690 yang kemudian disebut prinsip Huygens, dengan menambahkan parameter panjang gelombang.
1. cahaya merambat pada garis lurus pada suatu materi dengan kepadatan konstan,
2. cahaya akan membias ketika melewati dua materi yang memiliki kepadatan berbeda.
3. Cahaya juga memantul dari cermin dengan sudut pantul sama dengan sudut insidensi.
Prinsip fermat merupakan rangkuman dari sifat-sifat cahaya diatas yang dinyatakan dalam masalah kalkulus variasi sebagai berikut : Cahaya merambat mengikuti lintasan dengan waktu tersingkat.
BAB III PEMBAHASAN
Pada persoalan kurva yang menandai jarak terpendek yang menghubungkan dua titik dalam bidang yang dikenal sebagai “Geodesic” tercakup dalam persoalan nilai “maksimum” atau “minimum” suatu fungsi, atau lebih umum disebut sebagai persoalan nilai “Stasioner”. Menurut kalkulus dasar, syarat perlu suatu fungsi f(x) bernilai stasioner adalah
df dx=0
Dalam Fisika, persoalan nilai stasioner (maksimum/minimum) suatu fungsi banyak dijumpai, dan analisis sifat stasioner suatu kuantitas fisika banyak Menghasilkan hukum dan prinsip. sebagai contoh pada cermin datar:
Sinar datang dari titik A menuju cermin A menuju cermin datar dan dipantulkan ke titik B. Dari sekian banyak lintasan yang dapat dilalui sinar, hanya satu lintasan yang sesungguhnya akan dilalui sinar. Prinsip Fermat: Sinar datang dari titik A menuju cermin dan dipantulkan ke titik B akan menempuh satu lintasan tertentu yang jaraknya terpendek atau waktu tempuhnya tersingkat.
Dari prinsip ini lahirlah hukum Snelius tentang pemantulan cahaya, sudut datang = sudut pantul.
Bukti:
l ¿ l1+l2 l ¿
√
a2+x2+
√
b2+(d−x )2Menurut kalkulus syarat perlu sutu kuantitas minimum adalah turunan pertama berniali nol (0), dalam hal ini:
dl dx=0
dl dx= d dx
(
√
a 2 +x2+√
b2+(d−x )2)
=0 1 2(
a 2 +x2)
−1 2 (2 x )+1 2(
b 2 +(d−x )2)
−1 2 2 (d −x) (−1)=0 x√
a2+x2− (d −x)√
b2+(d−x )2=0 x√
a2 +x2= (d −x)√
b2 +(d−x )2sin θ=sinθ ' (hukum snellius)
Dalam kalkulus variasi, kuantitas atau fungsi dibuat stasioner dinyatakan dalam notasi integral (I) sebagai berikut:
I=
∫
x1
x2
F
(
x , y , y')
dx ; y'=dy dxpada persoalan awal yaitu kurva yang menandai jarak terpendek yang menghubungkan dua titik dalam bidang
I ¿ S ¿
∫
dS I ¿ S ¿∫
√
d x2 +d y2 I ¿ S ¿∫
√
1+(
dy dx)
2 dx I ¿ S ¿∫
√
1+ y'2dx ; y'=dy dx F(
x , y , y')
=√
1+ y' 2; y' =dy dxPenanganan persoalan ini dilakukan dengan prinsip variasi, sehingga teknik ini disebut Kalkulus Variasi. Dalam persoalan ini ingin diketahui kurva y=f (x) yang menandai jarak terpendek atau kuantitas berikut bernilai paling kecil:
I=S=
∫
√
1+ y' 2dx ; y'=dy dx
Dengan prinsip Variasi, kurva y(x) divariasikan nilainya di atas maupun di bawah nilai sesungguhnya. Variasi ini diwakili oleh suatu fungsi sembarang η(x ) seperti gambar berikut:
Dimana, ε adalah suatu parameter
η(x ) adalah suatu fungsi sembarang yang berkelakuan baik diantara x1 dan x2 nilainya
nol di x=x1 dan di x=x2
Dengan variasi ini, diinginkan kuantitas berikut bernilai minimum I=
∫
x1
x2
√
1+Y'2dxDan I sekarang menjadi fungsi parameter ε ; jika ε=0 maka Y = y (x ) .
Persoalan sekarang adalah membat I(ε) memiliki nilai minimum ketika ε=0 . Dengan kata lain:
dl
dε=0 ;ε=0
Jika dilakukan diferensiasi I terhadap ε , didapat: dl dε=
∫
x 1 x2 1 2 1√
1+Y' 22Y(
d Y' dε)
dxDan jika dilakukan diferensiasi persamaan Y (x ) terhadap x, didapat: Y'(x )= y'(x)+ εη'(x )
d Y'
dε =η '(x )
Jika hasil terakhir disubstitusikan ke persamaan dε dan mengambil dl dεdl=0
ketika ε=0 maka didapat:
(
dl dε)
ε =0=∫
x 1 x2 y'(x )η ' (x)√
1+ y' 2 dx=0Dapat diintegrasi secara parsial terhadap integral ini, sebagai berikut:
(
dl dε)
ε =0=∫
x 1 x2 y' (x )η ' (x)√
1+ y' 2 dx=0 u= y '√
1+ y'2, dv=η '( x ) dx du= d dx(
y'√
1+ y' 2)
dx , v=η(x )Didapat Sehingga, d dx
(
y'√
1+ y'2)
=0 Atau y'√
1+ y' 2=C y'=C√
1+ y'2 y'2 =C2(
1+ y'2)
=C2 +C2y' 2 y'2(
1−C2)
=C2 y'2 = C 2(
1−C2)
=K 2 y'=K dy dx=K dx Kembali ke kuantitas, I=∫
x1 x2 F(
x , y , y')
dx y=∫
Kdx=Kx+BTapi, Y(x)=y(x)+εη (x) Sehingga, I (ε )=
∫
x1 x2 F(
x , y , y')
dxJika I diturunkan terhadap ε , didapat dl dε=
∫
x 1 x2(
∂ F ∂ Y dY dε + ∂ F ∂ Y ' d Y' dε)
dx Atau dl dε=∫
x 1 x2(
∂ F ∂ Y η(x)+ ∂ F ∂ Y'η '(x ))
dx Untuk ε=0 maka dεdl=0(
dl dε)
ε =0=∫
x 1 x2(
∂ F ∂Y η(x )+ ∂ F ∂ Y'η '(x ))
dx=0Jika dlakukan proses integrasi untuk seuku kedua didapat:
∫
x1 x2 ∂ F ∂ y ' η '( x ) dx=∂ F ∂ y'η( x )|
x1 x2 −∫
x1 x2 d dx(
∂ F ∂ y')
η ( x ) dx Maka(
dl dε)
ε =0=∫
x 1 x2[
∂ F ∂ Y− d dx ∂ F ∂ y']
η (x ) dx=0 Atau d dx ∂ F ∂ y'− ∂ F ∂ y=0Dalam persolan kurva yang menandai jarak minimum yang menghubungkan dua buah titik dalam bidang, yakni:
I=
∫
x1 x2√
1+ y' 2dx Maka F(
x , y , y')
=√
1+ y' 2 Dan ∂ F ∂ y'= y'√
1+ y' 2, ∂ F ∂ y'=0Sehingga persamaan euler lagrangnya: d dx ∂ F ∂ y'− ∂ F ∂ y=0 d dx
(
y'√
1+ y'2)
=0 BAB IV KESIMPULAN Kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah:1. Prinsip fermat adalah Prinsip fermat atau principle of least time adalah sebuah prinsip yang mendefinisikan jarak tempuh yang terpendek dan tercepat yang dilalui oleh cahaya.
2. Prinsip ini dapat diterapkan pada cahaya karena cahaya merambat lurus. Kecepatan rambat cahaya didefinisikan sebagai berikut
ds c v
dt n
Dimana s=jarak , t=waktu, v=kecepata, c=kecepatan cahaya (3 x 108) dan n=
indeks bias medium. Sehingga
n
dt ds
c
Dalam fisika, cahaya memilih lintasan dengan waktu tempuh tersingkat, sehingga analog dengan persamaan diatas, jarak yang dipilih cahaya adalah
3. 2 2 2 1 1 1 2 1 (y') x x x x x x n n I dt ds c c dx
DAFTAR PUSTAKA1. Arfken, George B. Weber, Hans J. 2005, Mathematical Methods for Physicist 6th Edition, Elseiver Academic Press, California, USA.
2. Dacorogna, Bernard. 2004. Introduction to the Calculus of Variotions. London: Imperial College Press.
3. Rousseau, Christiane dan Yvan Saint. Aubin. 2008, Springer Undergraduate Texts In Mathematics and Technoligy. Newyork: Springer Science Business Media.