ANALISIS PENGARUH KEMARAHAN TERHADAP KESEHATAN, ANALISIS PENGARUH KEMARAHAN TERHADAP KESEHATAN,
SEBUAH TINJAUAN MEDIS QS ALI IMRAN [3] : 134 SEBUAH TINJAUAN MEDIS QS ALI IMRAN [3] : 134
MUSABAQAH KARYA TULIS
AL-MUSABAQAH KARYA TULIS AL-QUR’ANQUR’AN
Disusun Oleh: Disusun Oleh:
Sischa
Sischa Ramadhani Ramadhani 0411100402904111004029 Eli
Eli Marlina Marlina 0411100302504111003025
FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA UNIVERSITAS SRIWIJAYA OKTOBER 2014 OKTOBER 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis Al-Qur’an yang berjudul “Analisis Pengaruh Kemarahan terhadap Kesehatan, Sebuah Tinjauan Medis
QS Ali Imran [3] : 134”. Penulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba musabaqah karya tulis Al-Qur’an pada tahun 2014.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurn. Atas dasar kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan agar karya tulis ini menjadi lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
dan pengetahuan.
Palembang, Oktober 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Marah merupakan suatu bentuk emosi yang tercipta karena penolakan atas suatu kondisi yang tidak sesuai dengan keinginanannya (ketidakcocokan). Marah bisa juga disebabkan karena rasa takut, tersinggung, atau merasa terancam. Dalam
kehidupannya sebagai makhluk sosial, manusia tentu rentan terhadap perasaan ini. Bahkan kemarahan bisa berkembang dari sekadar tersirat di hati, terucap di lidah, hingga pelampiasan berupa perbuatan.
Seyogyanya dalam Islam, banyak perintah untuk menahan amarah, seperti ketika ada seorang sahabat bernama Jariyah bin Qudamah rahimahullah yang meminta nasihat kepada Rasulullah. Hal tersebut disebutkan dalam hadits sebagai berikut, “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri, no 6160, shahih].
Firman Allah, “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS Ali Imran [3] : 134). Jelaslah dari ayat di atas dijelaskan bahwa ciri seorang mukmin adalah dapat menahan amarah.
Dalam hubungan sosial, marah dapat merusak hubungan baik yang telah terjalin selama bertahun-tahun dan dapat menimbulkan perpecahan. Marah pun ternyata memberi dampak yang buruk bagi kesehatan seseorang. Marah
mempengaruhi fungsi otak dan organ-organ penting lainnya seperti kesehatan jantung. Bahkan telah banyak ditemui adanya program-program yang diciptakan
untuk memanajemen kemarahan. Oleh karena hal tersebut, kami tertarik untuk menganalisis pengaruh marah terhadap kesehatan.
1.2 Perumusan Masalah
a. Bagaimana perintah menahan marah menurut Q.S. Ali Imran [3] : 134? b. Bagaimana pengaruh marah terhadap manusia di tinjau dari sisi kesehatan?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui perintah menahan marah menurut Q.S. Ali Imran [3] : 134 b. Menganalisis pengaruh marah terhadap manusia di tinjau dari sisi kesehatan
1.4 Manfaat Penulisan
a. Dapat dijadikan sebagai salah satu bukti kebenaran Al-Qur’an dilihat dari bidang kesehatan yaitu pengaruh marah terhadap kesehatan
b. Dapat dijadikan sebagai dasar teori untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dari bidang kesehatan tentang pengaruh marah terhadap
kesehatan
BAB 2
2.3 Neurobiologi Kemarahan
Hipotesis penanda somatik yang diusulkan oleh Damasio dkk adalah pendekatan konseptual yang berguna untuk memahami neurobiologi emosi secara umum, dan kemarahan secara khusus. Ide utama adalah ‘penanda’ sinyal representasi otak dari ‘kondisi tubuh’, memiliki pengaruh penting pada bagaimana individu menanggapi rangsangan eksternal. Pengaruh ini terjadi pada berbagai tingkat operasi, beberapa di antaranya terjadi terang-terangan atau secara sadar dan beberapa di
antaranya terjadi diam-diam atau non-sadar. Sinyal penanda timbul sebagai akibat dari proses bioregulasi, yaitu menyelesaikan perbedaan antara informasi tentang ‘kondisi tubuh’ dari sistem saraf perifer dan otak mengatur harapan dari kondisi saat itu. Penanda tersebut disebut somatik karena berhubungan dengan struktur dan regulasi kondisi-tubuh bahkan ketika mereka tidak muncul dalam tubuh melainkan dalam representasi otak dari tubuh. Pandangan proses bioregulasi multitingkatan mendasari modulasi kemarahan dan emosi lainnya, konsisten dengan beberapa fitur atensional khusus dari pengolahan emosional, yaitu dengan automatisasi ketakutan dan reaksi kemarahan, hiperreaktivitas untuk mminimalkan ancaman-isyarat, dan bukti bahwa respon fisiologis dalam kemarahan mungkin independen dari proses penilaian berbasis bahasa yang lambat. Beberapa peneliti telah mengemukakan bahwa kemarahan impulsif dan agresif timbul sebagai konsekuensi dari regulasi emosi yang rusak. Penekanan khusus telah ditempatkan pada korteks prefrontal, anterior cingulate, korteks parietal, dan amigdala sebagai komponen penting dari sirkuit yang mungkin disfungsional pada orang dengan masalah yang berhubungan dengan kemarahan.
Dalam sebuah tinjauan literatur neuroimaging fungsional, korteks medial
rasa takut secara khusus berhubungan dengan amigdala, dan kesedihan dikaitkan dengan aktivitas di subcallosal cingulate. Induksi emosional dengan rangsangan visual mengaktifkan korteks oksipital dan amigdala. Sebagai perbandingan, induksi oleh recall emosional/ gambaran yang direkrut anterior cingulate dan insula. Akhirnya, tugas emosional dengan permintaan kognitif juga melibatkan anterior cingulate dan insula. Dengan demikian, sebuah sirkuit yang terdiri dari amigdala, anterior cingulate, insula adalah struktur kunci untuk penilaian dan ekspresi kemarahan.
Amigdala sendiri merupakan bagian dari sistem limbik. Penting untuk dicatat bahwa ada interaksi antara daerah korteks dan sistem limbik seperti yang telah dijelaskan dalam keterkaitan bagian-bagian tersebut dalam penjelasan di atas. Ada koneksi besar antara daerah korteks, terutama dari lobus frontal dan temporal terhadap struktur limbik subkortikal. Implikasi dari koneksi ini adalah bahwa pengolahan informasi sensorik yang kompleks terjadi di korteks dapat langsung
mempengaruhi sistem limbik. Sebaliknya, pengolahan limbik dapat dengan kuat mempengaruhi integrasi kognitif pada tingkat lebih tinggi yang terjadi di korteks. Pemutusan dalam transmisi informasi antara struktur limbik kortikal dan subkortikal dapat memiliki konsekuensi yang mengerikan. Sebagai contoh, pasien dengan lesi lobus frontal menunjukkan perilaku emosional dan sosial yang tidak tepat dalam absennya defisit intelektual.
Gambar 1. Bagian otak yang mengatur kemarahan
Gambar 2. Diagram skematik menekankan interaksi antara struktur dalam sistem limbik dan daerah kortikal otak. Koneksi timbal balik ada antara prefrontal dan daerah kortikal temporal, dan kedua regio memproyeksikan secara ekstensif untuk struktur limbik yang berbeda. Oleh karena itu, k orteks memiliki pengaruh yang kuat
pada mekanisme yang mengatur emosi dan tanggapan otonom. Limbik dan daerah batang otak juga dapat mempengaruhi korteks melalui jalur thalamus (tidak
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Sifat Penulisan
Karya tulis ilmiah ini bersifat kajian pustaka yang menjelaskan analisis pengaruh kemarahan bila ditinjau dari segi Islam dan kedokteran.
3.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah ditentukan berdasarkan analisis dan relevansi pengaruh kemarahan terhadap kesehatan ditinjau dari QS Ali Imran [3] : 134 dan bidang kedokteran
3.3 Sumber dan Jenis Data
Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan karya tulis ini berasal dari berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Beberapa jenis referensi utama yang digunakan adalah: (1) Al-Qur’an dan tafsir, (2) buku pelajaran kedokteran, (3) jurnal ilmiah kedokteran, (4) artikel ilmiah bersumber
dari internet. Jenis data yang diperoleh variatif, bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penulisan ini dilakukan dengan metode studi pustaka (literature review) berdasarkan permasalahan, baik melalui informasi digital
maupun non digital dari sumber pustaka sebagai berikut: 1. Al-Qur’an dan Hadist
2. Jurnal-jurnal kesehatan
3. Buku ajar atau referensi pustaka 4. Informasi internet
3.5 Metode Analisis dan Pemecahan Masalah
Metode analisis data pustaka dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:
1. Metode eksposisi, yaitu dengan memaparkan data dan fakta yang ada sehingga pada akhirnya dapat dicari korelasi antara data-data tersebut.
2. Metode analitik, yaitu melalui proses analisis data atau informasi dengan memberikan argumentasi melalui berpikir logis dan yang selanjutnya diambil suatu kesimpulan.
3.6 Penarikan Simpulan
Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah, tujuan penulisan, serta pembahasan. Simpulan yang ditarik merepresentasikan pokok bahasan karya tulis, serta didukung dengan saran praktis sebagai rekomendasi lebih
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Menganalisa Pengaruh Marah pada Manusia menurut Q.S. Ali Imran [3] : 134
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS Ali Imran [3] : 134).
Tafsir Ibnu Katsir pada potongan ayat mengenai marah di atas, “Dengan kata lain, apabila mereka mengalami emosi, maka mereka menahannya (yakni memendamnya dan tidak mengeluarkannya); selain itu mereka memaafkan orang-orang yang berbuat jahat kepada mereka. Disebutkan dalam sebagian asar yang mengatakan: Allah swt berfirman, "Hai anak Adam, ingatlah kepada-Ku jika kamu marah, niscaya Aku mengingatmu bila aku sedang murka kepadamu. Karena itu, Aku tidak akan membinasakanmu bersama orang-orang yang Aku binasakan.”