I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. (Poedjiadi, 1994)
Adapun sifat fisika yang dimaksud di atas adalah tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik, misalnya eter, aseton, kloroform, benzena, yang sering disebut “pelarut lemak”. Yang kedua adalah ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya, mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. (Poedjiadi, 1994)
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan Uji kelarutan adalah untuk mengetahui kelarutan lemak dan pelarut organik yang berbeda.
1.3. Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan Uji kelarutan adalah berdasarkan pada perbedaan kelarutan yang polaritas dari masing-masing pelarut yang berpengaruh terhadap lemak dan minyak.
1.4. Reaksi Percobaan
3R-COOH + H2COOH ↔ H2COOR │ │
H2COOH HCOOR + H2O │ │
H2COOH H2COOR
Minyak Pelarut Minyak dalam pelarut
II METODE PERCOBAAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.
2.1. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam Uji Kelarutan adalah minyak goreng filma dan margarin palmboom.
2.2. Pereaksi yang Digunakan
Pereaksi yang digunakan dalam Uji kelarutan adalah Alkohol, Eter, Kloroform, N-Hexan, dan Aquadest.
2.3. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam Uji ketidakjenuhan lemak adalah pipet tetes dan tabung reaksi.
2.4. Metode Percobaan
Gambar 2. Metode Percobaan Uji KelarutanLemak
1 mL bahan + 2 mL pelarut
Kocok
III HASIL PENGAMATAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan, (2) Pembahasan.
3.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan
Sampel Pelarut Waktu Hasil Keterangan
Aquadest ∞ - Tidak larut
Alkohol ∞ + Lama
melarutkan
Minyak Kloroform 00:30:95 ++ Cepat
melarutkan
Eter 00:15:95 +++ Lebih cepat
melarutkan
N-Hexan 00:15:85 ++++ Paling cepat
melarutkan
Aquadest ∞ - Tidak larut
Alkohol ∞ + Lama
melarutkan
Margarin Kloroform 08:56:66 ++ Cepat
melarutkan
Eter 01:55:00 +++ Lebih cepat
melarutkan
N-Hexan 01:53:87 ++++ Paling cepat
melarutkan Sumber : Dicki Arianto dan Dwi Ayu Cahyanti, Kelompok G,
Meja 8, 2014 Keterangan :
(-) = Tidak larut
(+) = Lama melarutkan
(++) = Cepat melarutkan
(+++) = Lebih cepat melarutkan (++++) = Paling cepat melarutkan
Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan 3.2. Pembahasan
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K. Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan. Lemak nabati yang berbentuk cair dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu
drying oil yang akan membentuk lapisan keras bila mengering di udara, semi drying oil seperti minyak jagung, minyak biji kapas, dan non drying oil, misalnya minyak kelapa dan minyak kacang tanah. Lemak nabati yang berbentuk padat adalah minyak cokelat dan bagian stearin dari minyak kelapa sawit. (Winarno, 1997)
Lemak dan minyak merupakan senyawa hidrokarbon pada umumnya tidak dapat melarut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut organik. Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi lipida adalah dengan menentukan derajat polaritasnya, pada dasarnya suatu bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. Karena polaritas lipida berbeda-beda maka tidak ada bahan pelarut umum untuk semua macam lipida. (Sudarmadji, 1989)
Seperti halnya lipid pada umumnya, lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut. Semua gliserida larut dalam eter, kloroform, atau benzena. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik. (Poedjiadi, 1994)
Lemak larut dalam pelarut non polar. Pelarut non polar memiliki konstanta dielektrik yang rendah, sebaliknya pelarut polar memiliki konstanta dielektrik yang tinggi. Heksana termasuk pelarut non polar memiliki konstanta dielektrik 1.890, benzena 2.274, toluena 2.379, karbon tetraklorida 2.228, dan etil eter 4.335. Etanol dan metanol termasuk pelarut polar dengan konstanta dielektrik 24.30 dan 32.63. Sedangkan aseton dan isopropanol termasuk pelarut semi polar dengan konstanta dielektrik 20.7 dan 18.3. Jadi lemak larut dalam alcohol meskipun waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan sangat lama.
Kadar air yang tinggi dalam bahan menyebabkan lipida sulit diekstraksi dengan pelarut nonpolar (eter) karena bahan pelarut sukar masuk ke dalam jaringan yang basah dan menyebabkan bahan pelarut menjadi jenuh dengan air sehingga kurang efisien untuk ekstraksi. Pemanasan bahan yang terlalu tinggi juga tidak bisa untuk proses ekstraksi lipida. Beberapa pelarut yang sering digunakan dalam ekstraksi lemak adalah ether yaitu etil-eter dan protelium eter .Petroleum atau heksan adalah bahan pelarut lipida nonpolar
yang paling banyak digunakan, dan kurang berbahaya terhadap resiko kebakaran dan ledakan, juga lebih selektif dalam pelarut lipida. Sedangkan etil-eter cenderung melarutkan lipida-lipida yang telah mengalami oksidasi, dan kelemahan lainnya adalah kecenderungannya membentuk peroksida. (Sudarmadji, 1989)
N-heksana adalah senyawa alkana lurus dengan 6 atom karbon. Dengan rumusnya C6H14, memiliki sifat tidak
larut dalam air, namun terdapat gaya Van deer Waals antar molekulnya. (Anonim, 2013)
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai
bahan pembius, meskipun kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap, berbentuk cair dan mudah melarutkan senyawa nonpolar dan organik. (Anonim, 2013)
Alkohol adalah senyawa organik yang mengandung gugus fungsi hidroksi (-OH). Alkohol bisa berasal dari alkana, alkena, maupun alkuna dengan adanya pergantian gugus alkil dengan gugus hidroksi pada atom karbon jenuh.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan Uji Kelarutan lemak didapat dalam melarutkan minyak dan margarin susunan pelarut yang cepat melarutkan adalah N-Hexan, eter, kloroform, alkohol, aquadest.
4.2. Saran
Praktikan diharapkan dapat menguasai materi percobaan, serta harus teliti dalam melakukan percobaan serta pengamatan terhadap hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Pengertian N-heksana. http://id.wikipedia.org. diakses : 18 April 2014
Anonim. 2013. Pengertian Kloroform. http://id.wikipedia.org. diakses : 18 April 2014
Anonim. 2013. Pengertian Alkohol. http://www.ilmukimia.org. Diakses : 18 April 2014
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press: Jakarta
Sudarmadji, slamet, dkk. 1989. Analisa bahan makanan dan pertanian. Liberty: Yogyakarta
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
LAMPIRAN
Sampel Pelarut Hasil Keterangan
Aquadest - Tidak larut
Minyak Alkohol + Lama melarutkan
dan Eter ++ Cepat melarutkan
Margarin Kloroform +++ Lebih cepat melarutkan
N-Hexan ++++ Paling cepat melarutkan