• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK TUTUR ANAK KOS DI KAYUTANGI BANJARMASIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINDAK TUTUR ANAK KOS DI KAYUTANGI BANJARMASIN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

63

TINDAK TUTUR ANAK KOS DI KAYUTANGI

BANJARMASIN

Lili Agustin

ABSTRACT

The Language is a communication tool used by someone to express the ideas that will be formulated in his mind. Each communication conveys information in the form of thoughts, ideas, intention and feeling directly. Every process of communication is what called the event said.

The result of the reserach showed that speech act that is widely used by the boarding house is expressive speech acts. This is because they have same age so that the different backgrounds and the cultures did not affect. Banjarese is more dominant they used for communication. Judging from the origin and mother tongue speakers of each boarding house, there are three dimensions of the mother tongue such as Banjarese, Javanese and Dayak.

Keywords: speech act, boarding house

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi yang dapakai oleh seseorang untuk mengekspresikan gagasan maupun ide yang akan dituangkan dalam pikirannya. Ekspresi bahasa itu adalah menggambarkan keadaan seseorang tersebut atau penuturnya. Bahasa adalah salah satu ciri yang paling khas manusiawi yang membedakannya dari makhluk-makhluk lain. Bahasa menurut Kridalaksana (2001:21) adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh para

anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

mengidentifikasikan diri.Bahasa dapat dikaji dari beberpa sudut dan memberikan perhatian khusus pada unsur-unsur bahasa yang berbeda-beda dan pada hubungan-hubungan (struktur) yang membeda-bedakan pula (Rafiek, 2007:49).

Anak kos adalah kumpulan orang yang mendiami suatu tempat tinggal yang sama, yang memiliki latar belakang yang berbeda, bahasa yang berbeda, dan

(2)

64 budaya yang berbeda. Studi pragmatik sebagai studi penggunaan bahasa dalam komunikasi melihat konteks sebagai semua latar belakang pengetahuan (back knowledge) yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur. Dengan adanya pemahaman bersama terhadap sebuah ujaran, maksud yang ingin disampaikan seorang penutur dengan jelas dapat ditangkap mitra tutur.

Tindak tutur adalah produk atau hasil dari suatukalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi bahasa. Hal ini sangat mendasari bahwa anak kos memiliki variasi bahasa dalam mengomunikasikan apa yang ingin diucapkan. Penelitian ini dapat menggambarkan bagaimana tindak tutur yang terjadi di kos, yaitu bagaimana mereka mengekpresikan perasaan mereka melalui bahasa yang dikomunikasikan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti tindak tutur yang terjadi di kos khususnya yang beralamatkan jalan Cendana 2D Kayutangi, Banjarmasin.

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah masalah tindak tutur yang terjadi di kos, yaitu beragamnya bahasa yang mereka gunakan dan bagaimana mereka mengekspresikan bahasa mereka dengan berinteraksi dan berkomunikasi. Tindak tutur yang mereka gunakan adalah fokus dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah(a) mendeskripsikan tindak tutur ekspresif, (b)mendeskripsikan tindak tutur direktif, dan (c)mendeskripsikan tindak tutur deklaratif anak kos.

B. Kajian Teori

Komponen Tutur

Hymes (dalam Rafiek, 2007: 43), telah menunjukan ada delapan pemilikan kode dalam bertutur. Komponen tersebut sebagai berikut.

a. Tempat dan suasana tutur

b. Peserta tutur c. Tujuan tutur d. Pokok tuturan e. Nada tutur f. Sarana tutur g. Norma tutur h. Jenis tutur

Berkaitan dengan komponen tutur di atas, setiap peristiwa tutur dapat dipahami maksudnya dengan benar apabila dinyatakan dengan akronim SPEAKING, yaitu S(setting and scene), P (participants), E (end), A (act

(3)

65

sequences), K (key), I (instrumentalities), N (norm of interactions and interpretation), dan G (genres). Kedelapan unsur tersebut merupakan faktor seseorang dalam bertutur, seperti yang diungkapkan Chaer dan Agustina (1995:62) menyatakan delapan komponen tutur dalam itu memiliki implikasi terhadap pemilihan kode dalam bertutur.

Tindak Tutur

Tindak tutur adalah suatu perbuatan tutur yang lebih mengacu terhadap makna dan arti dari ucapan yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak tutur juga merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu.Di kalangan para filosof yang tertarik dengan masalah pengunaan bahasa, kenyataan itu telah lama disadari. Pada tahun 1930 mulai berkembang doktrin logika positivisme. Doktrin tersebut menyatakan bahwa suatu kalimat dianggap benar bila kalimat terebut dapat diuji nilai benar dan salahnya. Levinson (dalam Jumadi, 2010:59)

mengisyaratkan bahwa semua tuturan seolah-olah hanya untuk

menyampaikan makna proposisi. Tindak Tutur Menurut Austin

Tindak tutur yang dikemukakan Austin membagi tindak tutur menjadi tiga yaitu:

a. Tindak lokusi

Tindak lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti berkata atau tindak tutur dalam kalimat yang bermaknadan dapat dipahami. Lokusi semata-mata hanya merupakan tindak tutur yaitu dengan mengucapkan suatu dengan kata atau maknakalimat sesuai dengan maknaitu (di dalamkamus) dan makna kalimat itu dalam kaidah sintaksisnya.

b. Tindak ilokusi

Tindak ilokusiadalah tindak melakukan sesuatu, yang berkaitan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh, menawarkan, dan menjanjikan.

c. Tindak perlokusi

Tindak perlokusi adalah tindak ujaran yang diucapkan seorang penutur yang mempunyai efek atau daya pengaruh. Efek atau daya pengaruh

(4)

66 ini dapat ditimbulkan olehpenutur secara sengajadapat pula secara tidak sengaja.Ada beberapa verba yang menandai tindak perlokusi. Beberapa verba inti antara lain; menyakinkan, membohongi, menipu mendorng, menaku-nakuti, menyenangkan, mempermalukan, membosankan, menjemukan, dan menarik perhatian (Tarigan 2009:109).

Tindak Tutur Menurut Searle

Tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin yang dirasakan masih abstrak,kemudian dengan pendapat tersebut,Searli mengklasifikasikan tindak tutur tersebut agar lebih konkret. Searle (dalam Jumadi 2010:61) semua komunikasi bahasa melibatkan tindak tutur. Unit komunkasi bahasa bukan hanya didukung oleh simbol, kata atau kalimat, tetapi produksi simbol,kata atau kalimatdalam mewujudkan tindak tutur. Produksi kalimat yang berada pada kondisi-kondisi tertentu merupakantindak tutur dan tuturanmerupakan unit-unit minimal komunikasi bahasa. Searle membagi membagi tindak tutur yang terpusat pada tindak ilokusi menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut. a. Representatif

Tindak tutur representatif disebut juga tindak tutur asertif, yakni tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran yang diujarkannya. Jenis tindak tutur representatif ini seperti tuturan menyarankan, melaporkan,

menunjukan, menbanggakan, mengeluh, menuntut, menjelaskan,

menyatakan, mengemukakan, dan menyebabkan (Tarigan 2009:47). b. Ekspresif

Tindak ekspresif adalah tindak tutur yang menyatakan apa yang dirasakan penutur. Mempunyai fungsi untuk mengekspresikan, mengungkapkan, atau memberitahukan sikap psikologis sang pembicara menuju suatu pernyataan keadaan yang diperkirakanoleh ilokusi. Misalnya mengeluh, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memuji, dan sebagainnya (Tarigan 2009:43). Tindak tutur ekspresif ini berfungsi untuk mengekpresikan perasaan dan sikap seseorang terhadap keadaan atau sesuatu.

c. Direktif

Tindak tutur direktif kadang-kadang disebut juga tindak tutur impiositif, yaitu tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar sipendengar melakukan tindakan yang disebutnya di dalam ujaran itu

(Gunarwan 1992:11). Tindaktutur direktif dimaksudkan untuk

menimbulkan beberapa efek melalui tindakan sang penyimak (Tarigan 2009:47). Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dirancang untuk mendorong T melakukan sesuatu. Tindak tutur ini bertujuan menghasilkan

(5)

67 suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh T, (Leech dalam Jumadi, 2010:63).

Pembagian tindak tutur direktif lebih rinci dilakukan oleh Bach dan Harnish (dalam Jumadi, 2010:64). Kedua pakar ini membagi tindak direktif menjadi lima kelompok jenis, yakni sebagai berikut.

1. Permintaan (requestives), yang mencakup meminta, memohon,

mengajak, mendorong, mengundang, dan menekan.

2. Pertanyaan (questions), yang mencakup bertanya berinkuiri, dan menginterogasi.

3. Persyaratan (requirements), yang mencakup mensyaratkan,

memerintah, mengomando, menuntut, mendikte, mengarahkan, menginstruksikan, dan mengatur.

4. Larangan (prohibitions), yang mencakup melarang dan membatasi.

5. Persilaan (permisives), yang mencakup memberi izin,

memperbolehkan, mengabulkan, melepaskan, memperkenankan, memberi wewenang dan menganugerahi.

6. Nasihat (advisories), yang mencakup menasihati, memperingatkan, mengusulkan, membimbing, menyarankan, dan mendorong.

d. Deklaratif

Tindak deklaratif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan, dsb.) yang baru.

Tuturan-tuturan dengan maksud mengesahkan, memutuskan,

membatalkan, melarang, mengizinkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni dan memaafkan termasuk ke dalam tindak tutur deklaratif (Gunarwan 1992:12).

e. Komisif

Tindak komisif merupakan tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk membuat dirinya melakukan tindakan tertentu di masa yang akan datang. Jenis tindak komisif ini dapat berupa janji, ancaman, penolakan, dan ikrar.

C. Metode Penelitian

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hal ini karena pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik (Bogdan dan Taylor, dalam Moleong, 2010)

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hal ini disebabkan karena data yang terkumpul dianalisis dan

(6)

68 dipaparkan secara deskriptif. Dalam hal ini, peneliti berusaha untuk meneliti orang-orang dalam latar alamiah tentang bagaimana mereka berpikir, berbahasa dan bertindak menurut cara mereka. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Penelitian tentang tindak tutur anak kos ini berkaitan dengan suatu gejala kebahasaan yang sifatnya alamiah. Artinya, data yang dikumpulkan berasal dari lingkungan yang nyata dan situasi apa adanya, yaitu dialog antaranak kos.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif memiliki beberapa ciri, antara lain (1) tidak mempersalahkan benar atau salah objek yang dikaji, (2) penekanan pada gejala aktual atau pada yang terjadi pada saat penelitian dilakukan dan (3) biasanya tidak diarahkan untuk menguji hipotesis.

Berkaitan dengan hal di atas, yang dikaji dalam penelitian ini adalah tindak tutur pada anak kos yang beralamatkan di jalan Cendana 2D Kayutangi, Banjarmasin. Anak kos berjumlah ±20 orang. Dari data tersebut diambil subjek penelitian sebanyak 100%, dari jumlah keseluruhan anak kos. Dilihat dari dimensi ibu, bahasa yang digunakan dalam kos yaitu terdapat adanya tiga kelompok bahasa ibu, yakni kelompok yang berbahasa Banjar, Dayak dan Jawa.

Instrument Penelitian

Peneliti disebut sebagai human interest manakala peneliti berperan sebagai instrument utama. Peneliti bertindak secara aktif mendeskripsikan, menganalisis dan menyimpulkan data. Untuk meningkatkan akrasi kegiatan reduksi data, penyajian data dan penyimpulan (verifikasi).

Data Penelitian dan Sumber Data

Ada dua jenis data dalam penelitian ini, yakni (1) tuturan yang berisi realisasi dari apa saja yang digunakanoleh anak kos dan (2) berupa catatan deskriptif. Catatan deskriptif memberi gambaran tentang tindak tutur yang digunakan oleh anak kos seperti ekspresif, direktif, dan deklaratif. Sumber data dari penelitian ini adalah percakapan/dialog dengan anak kos seperti

(7)

69 pada saat nonton televisi bersama, memasak di dapur, menggosip dan lain-lain.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni pengamatan langsung, wawancara, berdialog dan perekaman hasil dari tindak tutur yang diamati.Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terlibat, yakni peneliti terlibat secara langsung dalam mengamati objek penelitian, tetapi keterlibatan tersebut tidak menimbulkan perubahan apa pun.Setelah melakukan pengamatan, peneliti juga melakukan pencatatan-pencatatan terhadaphal yang diamati. Pada saat penelitian berlangsung dengan adanya pencatatan maka peneliti mendapatkan data yang diteliti.

Selain itu, dalam pengumpulan data juga dilakukan dengan teknik penyimakan, yakni teknik simak bebas libat cakap. Dalam penelitian ini, penyimakan dilakukan untuk mendapatkan data dari rekaman yang sudah didapat. Selain itu, juga digunakan teknik catat yang merupakan kelanjutan dari teknik simak. Teknik catat maksudnya, peneliti mencatat tuturan-tuturan mana yang dapat dijadikan data dalam penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dari berbagai sumber, selanjutnya dilakukan analisis data yang dalam penelitian ini berupa tindak tutur yang terjadi di kos. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pengklasifikasian data dan pendeskripsian hasil data.

1. Merekam tindak tutur yang terjadidi kos yang beralamatkan Cendana 2D.

2. Proses penyimakan dan pencatatan selama di kos pada saat berdialog dan berinteraksi.

3. Kegiatan selanjutnya adalah mentranskripsikan data yang sudak

diperoleh agar lebih memudahkan dalam penelitian ini.

4. Pengklasifikasian data dilakukan setelah memeriksa semua data yang telah dikumpulkan baik dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, penyimakan tuturan anak kos. Data-data yang telah terkumpul kemudian diklasifikasikan agar memudahkan penelitian ini untuk menganalisis data, agar data yang dikumpulkan dapat terarah. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan wujud tindak tutur yang dipakai anak kos di Cendana 2D.

(8)

70

D. Pembahasan

Tindak tutur adalah suatu perbuatan tutur yang lebih mengacu terhadap makna dan arti dari ucapan yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak tutur juga merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu.

Tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin yang dirasakan masih abstrak, kemudian dengan pendapat tersebut, Searli mengklasifiasikan tindak tutur tersebut agar lebih konkret. Searle membagi membagi tindak tutur yang terpusat pada tindak ilokusi, menjadi lima jenis, yaitu tindak tutur representatif, tindak tutur ekspresif, tindak tutur direktif, tindak tutur deklaratif,dan tindak tutur komisif.

Wujud Penggunaan Tindak Tutur Ekspesif Anak Kos

Tindak ekspresif adalah tindak tututr yang menyatakan apa yang

dirasakan penutur. Mempunyai fungsi untuk mengekspresikan,

mengungkapkan, atau memberitahukan sikap psikologis sang pembicara menuju suatu pernyataan keadaan yang diperkirakan oleh ilokusi. Misalnya mengeluh, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memuji, dan sebagainya (Tarigan 1990:43). Berikut tindak tutur ekspresif anak kos di Kayutangi Banjarmasin dengan penanda kalimat seperti pada tuturan di bawah ini.

Tindak tutur ekspresif kecewa dan memuji

Ipit : Tau kada, aku tadi ketemu ka Gilang lo. Anak yang langkar tu pang. (Tahu tidak, aku tadi bertemu ka Gilang lo. Anak yang tampan itu). Eka : Hah, iyakah.di mana kam liat inya,Pit? (Hah, benar.di mana kamu

melihatnya, Pit?)

Ipit : Tadi, inya keren banar. Aku haja kada manyangka sidin tu langkar banar. (Tadi. Dia keren sekali. Aku saja tidak mengira bahwa dia tampan sekali)

Eka : Ah, kenalanlah kam tadi. (wah, kenalan kamu tadi)

Ipit : Itu masalahnya, sayang aku tadi talambat. Sidin sudah mahidupi kandaraannya.Kada jadi deh aku marawa sidin. (Itu masalahnya, sayang aku tadi terlambat. Dia sudah menghidupi motornya. Tidak jadi aku menyapa dia).

(konteks: Ipit curhat dengan Eka pada saat melihat Gilang di kampus (Mengeluh)

(9)

71 Tindak tutur ekspresif menyatakan kekesalan

Linda :Aduh, uyuh banar kuliah hari ini tadi. Dosennya ceramah haja, kada tahu mahasiswanya kepanasan di dalam ruangan. Mending ada Ace, kipas anging haja kada ada di ruang belakang atas tu. (Aduh, cape sekali kuliah hari ini. dosennya ceramah saja, tidak tahu mahasiswanya kepanasan di ruang kelas.

Anti :He-eh, hari ini panas banar. Kadada hujan lagi beberapa hari ini. (Iya, hari ini panas sekali. Tidak hujan beberapa hari ini).

(konteks: Linda pulang dari kampus dan berbicara dengan Anti)

Tindak tutur ekspresif yang menyatakan kegembiraan

Ani :Aku datang. Senang banar aku hari ini di kampus. Tahu kada aku ditembak oleh kaka yang aku katujui samalam.

Anti :Iyakah, terus pang kaya mana inya nembak, kam tadi?

Ani :Ujar inya. Ani, maulah jadi pacarku. Takajut aku mandangarnya, Ti ai.

Anti :Wah, selamatlah. Kawa ni kita makan-makan di kedai Bunda. Iya kalo.

Ani : Gampang, handak apa ja, aku traktir kam hari ini. (konteks: Ani curhat dengan Anti)

Tindak tutur ekpresif yang menyatakan kekecewaan Ipit :Aduh, kecewa aku hari ini Li ai. Kecewa..kecewa.

Lili :Kenapa, kam kalah main voli tadi kah? (Mengapa, kamu kalah main

voli ya?)

Ipit :He-eh, kecewa aku, kami main tadi kada bagus lalu. Aku diganti dengan kaka yang kada tapi bisa. Waduh, jarku. Aku julung ai baju terus inya main. (Iya, aku kecewa, kami main tadi sudah bagus. Saya diganti dengan kaka yang tidak terlalu bisa. Waduh, kataku. Aku berikan baju setelah itu dia main).

(Konteks: Ipit merasa kecewa setelah kalah pertandingan voli). Wujud dari Penggunaan Tindak Tutur Direktif Anak Kos

Struktur bentuk direktif biasanya ditandai oleh penanda-penanda formal tertentu. Seperti yang dikemukakan Jumadi, (2010:64-65) direktif dalam kelompok permintaan biasanya diwujudkan dalam struktur, yaitu (a) tuturan yang terdiri atas predikat verba dasar atau adjektiva, atau pun frasa proposional yang sifatnya tak transituran dimarkahi oleh berbagai kata tugas modalitas,misalnya mohon, tolong, harap. Direktif kelompok pertanyaan diwujudkan dalam struktur (a) tuturan yang menghendaki jawaban ya atau

(10)

72

tidak, (b) tuturan yang menghendaki suatu informasi, (c) tuturan yang menghendaki jawaban berupa perbuatan, (d) tuturan yang dimarkahi kata-katanya, misalnya siapa, berapa, kapan, dan bagaimana dengan partikel –kan atau tidak. Berikut tindak tutur direktif anak kos di Kayutangi Banjarmasin dengan penanda kalimat sebagai berikut.

Tindak Tutur Direktif Memohon

Linda : Ipit, kawani aku pang. (Ipit, temani aku dong?)

Ipit : Kemana?

Linda : Ke kos, Andi satumat. (Ke kos Andi sebentar) Ipit : Koler aku, kam haja. (Malas aku, kamu saja)

Linda :Inya sarik dengan aku.ayo, Pit, kawani aku. (Dia marah sama aku, ayo Pit, temani aku)

Ipit : Aku handak gawi tugas, Linda ai. (Aku mau mengerjakan tugas Linda)

Linda :Please sekali ini aja aku minta bantuan kam. (Please sekali ini saja aku meminta bantuan kamu)

(konteks: Linda memohon dan meminta Ipit untuk menemaninya) Tindak tutur direktif mendorong

Husnul :Tadi aku ada malihat inya lagi di kampus. (Tadi, aku melihat dia lagi di kampus)

Desi :Terus kaya mana. Kerenlah? (Selanjutnya seperti apa. Keren tidak?) Husnul :Keren. Inya senyum dengan aku Desi!!!(Keren. Dia senyum dengan

aku, Desi)

Desi :Aku yakin, kam pasti bisa jadi pacarnya. (Aku yakin, kamu pasti bisa jadi pacarnya)

Husnul :Tapi, aku malu, Des.

Desi :Gampang. Kam harus tunjukan bahwa kam patut. Kam

bungas, pintar, aku yakin inya tu pasti suka jua. (mudah. Kamu harus menunjukan bahwa kamupatut. Kamu cantik, pintar, aku yakin dia pasti suka juga)

Husnul :Beneran, Des? (Serius, Des?)

Desi :Iya, aku yakin dan percaya. Jadi kam harus jaga penampilan dan percaya diri aja bila waktu ada inya di parak ikam. (Iya, aku yakin dan percaya. Jadi, kamu harus menjaga penampilan dan percaya diri saja waktu dia di dekat kamu)

Tindak tutur direktif melarang

Lili :Siapa lakian tu? (Siapa laki-laki itu?) Desi :Gak tau, ka ai. (Tidak tahu, Ka)

Eka :Pacar kawan lun, Ka ai. Kada tahu inya timbul masuk kos, handak

masuk kamar lun. (Pacar kawan aku, Ka. Tidak tahu dia masuk kos, mau masuk kamar aku)

(11)

73 Lili :Wah, gawat. Sampai ibu kos tahu, bisa sarik sidin. Suruh keluar. Cowok kada boleh masuk kos, apalagi masuk kamar. (Wah, gawat. Sampai ibu kos tahu,bisa marah. Suruh dia keluar. Laki-laki tidak boleh masuk kos, apalagi sampai masuk kamar)

Desi :He-eh. Kenapa inya bisa sampai masuk. (Iya, mengapa dia bisa masuk)

Eka :Padahal lun tadi sudah kada mambolehakan inya masuk.

(Sebenarnya, aku sudah tidak memperbolehkan dia masuk)

Lili :Kada boleh lakian masuk kos. Padahi gasan inya. Kos ada

aturannya. Jangan sembarangan masuk kos cewek haja. (Tidak

boleh laki-laki masuk kos.katakan sama dia. Kos ada aturannya). Tindak tutur direktif mengajak

Husnul :Lapar nah, udah jam berapa ni? (Lapar, sudah jam berapa sekarang?)

Ichip :Makanankah? (Makankah?) Aku gin lapar. Dari pagi tadi sampai jam satu belum makan. (Aku juga lapar, dari pagi tadi sampai jam satu sekarang belum makan)

Husnul :Kita makan di wong solo, yu? (Kita makan di Wong Solo, bagaimana?)

Ichip :Nyamanlah makanannya? (Enak tidak makannya?)

Husnul :Nyaman kam, makan di situ. Ada ayam penyet. Rasanya nyaman banar. Handak kada? (enak makan di situ. Ada ayam penyet. Rasanya lezat sekali, mau tidak?)

Ichip :Ayuja. Aku siap-siap dululah. (Iya, aku siap-siap dulu ya.) Tindak tutur direktif menasihati

Ani :Wah, panasnya hari ini.

Linda :He-eh, hanyar bulikkah kam? (Iya, baru pulang kamu?)

Ani :Kada, hanyar tulak. Sudah tahu aku hanyar bulik masih ditakun. Kenapa kam, kada kuliah kah, Lin? (Tidak, mau berangkat. Sudah tahu aku baru saja pulang masih Tanya. Mengapa kamu, tidak kuliah Lin?)

Linda :Kada ai, aku bakalahi pulang lawan Andi. (Tidak saja, aku berkelahi dengan Andi

Ani :Kenapa pulang, maka kam hanyar ja balikan lo. (Ada apa lagi, kamu baru saja Balikan sama Andi)

Linda :Ya am tu aku ketahuan bajalan wan Fuad tadi. Sarik inya dengan aku. (Iya,aku ketahuan jalan dengan Fuad tadi, marah dia dengan aku)

Ani :Makanya tu, kam jangan selingkuh. sudah tahu punya pacar,

masih haja bajalan wan lakian lain. (Oleh sebab itu, kamu jangan

selingku. Sudah punya, masih saja jalan dengan laki-laki lain)

Linda :Aku handak mancari yang lebih baik aja. (Aku mau mencari yang lebih baik saja)

(12)

74 Ani :Tahu ai. Tapi, km tu harus jaga jua perasaan Andi kaya mana. Kasian inya kam selingkuhi. (Iya, tahu. Tapi, kamu juga harus jaga perasaan Andi seperti apa. Kasihan dia)

Linda :Ni, aku udah minta maaf, tapi Andi kada hakun balas sms aku. (Ya, aku sudah minta maaf, tapi, Andi tidak membalas sms dari aku) Ani : Sabar ai, baiki Andi, jangan lagi kam berbuat kaya itu.coba kam

jelaskan supaya inya mengerti. (Sabar, perbaiki hubungan dengan Andi, jangan lagi Kamu berbuat kaya tadi. Cobalah kamu jelaskan supaya dia mengerti)

(Konteks: Linda menceritakan hubungannya yang tidak baik dengan pacarnya)

Penutur mempengaruhi lawan tuturnya agar berbuat sesuai dengan apa yang dituturkannya. Jadi, tindak tutur direktif ini adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur kepada lawan tutur agar melakukan apa yang dituturkan.

Wujud penggunaan Tindak Tutur Deklaratif Anak Kos

Tindak deklaratif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan, dsb.) yang baru. Tuturan-tuturan dengan maksud mengesahkan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni dan memaafkan termasuk ke dalam tindak tutur deklaratif (Gunarwan 1992:12). Hal ini juga yang terjadi pada tuturan anak kos di Kayutangi Banjarmasin. Berikut tindak tutur deklaratif anak kos dengan penanda kalimat tuturan sebagai berikut.

Tindak tutur deklaratif membatalkan

Ipit :Ani, aku tadi ada malihat baju yang jar kam samalam, berapa kam

nukarnya? (Ani, aku tadi ada melihat baju yang kemarin, berapa belinya?)

Ani :(Diam) sambil melihat HP.

Ipit :Uuu, An, danger kada jar aku bapandir. (Uuu, An, dengar tidak aku

berbicara)

Ani :Hem, napa? (Hem, apa?)

Ipit :Kada didangari aku bapandir, aku dari tadi bapandir kada didangari. Kada jadi gin (Tidak didengarkan aku berbicara dari tadi)

(konteks: Ipit berbicara dengan Ani, tapi Ani tidak mendengarkan) Tindak tutur deklaratif mengizinkan

Lili : Kam sudah makanlah? (Kamu sudah makan?)

(13)

75

Lili : Bila kam lapar kena, masuk haja ke kamarku.Bila kam handak

makan haja lah, aku handak kekampus dulu. (Bila nanti kamu lapar, masuk saja ke kamarku. Bila kamu mau makan, makan saja. Aku mau ke kampus dulu.

Husnul :He-eh, kena aku masuk kamarlah. (Iya, nanti aku masuk kamar ya). Lili :Iya, masuk haja. Aku ke kampus dulu. (Iya, masuk saja. Aku ke

kampus dulu) Husnul :Hati-hati ya.

(Konteks: Lili mengizinkan Husnul untuk makan dan masuk kamarnya) Tindak tutur deklaratif melarang

Atun :Linda aku guring di kamar kam lah? (Linda, aku tidur di kamar kamu ya?)

Linda :He-eh, bawa bantal kam kena. (Iya, bawa bantal nanti)

Atun :Sip, aku bawai ipit lawan Bia lah guring di kamar kam (Sip, aku ajak Ipit dan Bia ya tidur di kamar kamu)

Linda :Asal jangan ribut haja di kamarku kena sampai tangah malam. Awas kam ribut kena di kamarku. Kada nyaman aku dengan anak kos lain.(Asal jangan ribut saja di kamarku. Tidak enak aku dengan anak kos lain)

Atun : Beres. Tenang haja kam. (Beres. Tenang saja kamu).

(Konteks: Atun ingin tidur di kamar Linda).

E. Simpulan

Tindak ekspresifadalah tindak tutur yang menyatakan apa yang

dirasakan penutur. Mempunyai fungsi untuk mengekspresikan,

mengungkapkan, atau memberitahukan sikap psikologis sang pembicara menuju suatu pernyataan keadaan yang diperkirakanoleh ilokusi. Misalnya mengeluh, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memuji, dan sebagainnya.

Tindak tutur direktif kadang-kadang disebut juga tindak tutur impiositif, yaitu tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar sipendengar melakukan tindakan yang disebutnya di dalam ujaran itu.

Tindak deklaratif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan, dsb.) yang baru. Tuturan-tuturan dengan maksud mengesahkan, memutuskan, membatalkan,

melarang,mengijinkan, mengangkat, menggolongkan,mengampuni dan

(14)

76 Hasil penelitian dengan objek penelitiannya adalah anak kos, yaitu sejumlah orang yang mendiami suatu tempat tertentu, telah membuktikan bahwa tindak tutur yang sering digunakan dalam kos adalah tindak tutur ekspresif dan tindak tutur direktif. Hal ini disebakan karena anak kos adalah orang yang mempunyai umur yang rata atau seimbang, sehingga kesamaan dan tingkat sosial bagi anak-kos itu tidak terlalu diperhatikan. Tindak tutur yang dilakukan anak kosbersifat apa adanya dan tidak dibuat-buat. Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa perbedaan latar belakang yang berbeda, bahasa yang berbeda, dan budaya yang berbeda tidak mempengaruhi tuturan anak kos. Hal ini terlihat dari tuturan anak kos dalam tindak tindak tutur ekspresif, direktif, dan deklaratif.

Daftar Rujukan

Adul, Asfandi. 1984. Sikap Bahasa: Perilaku Manusia dalam Berbahasa. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik, Perkenalan Awal. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Jumadi. 2010. Wacana: Kajian Kekuasaan Berdasarkan Ancangan Etnografi

Komunikasi dan Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Prima.

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Corasvatibooks.

Kridalaksana, Harimurti. 1985. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rafiek, Muhammad. 2007. Sosiologi Bahasa: Pengantar Dasar

Sosiolinguistik. Banjarmasin: FKIP Unlam.

Rani, Abdul. Arifin, Bustanul. dan Martutik. 2000. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pamakaian. Malang: Bayumedia.

(15)

77 Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Yule, George. 1998. Pragmatik. Terjemahan oleh Jumadi. 2006. Banjarmasin:

PBS FKIP Unversitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, telah dilakukan perubahan terhadap beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di

Berdasarkan Tabel 6, pada ranah belajar afektif dapat dilihat bahwa kelas eksperimen > kelas kontrol, sehingga rata-rata nilai hasil belajar afektif siswa lebih

Sehingga begitu banyak upaya yang dapat dilakukan yaitu mengiventariasi Ruang terbuka hijau privat dan publik untuk dapat diketahui seberapa besar daya serap karbon dalam

akhirnya membuat BASIC versi Windows yang dikenal dengan Microsoft

Studi eksploratif merupakan langkah yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap, menyeluruh dan jelas berkenaan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu

Puji syukur Alhamdulilah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih serta penyayang yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya kepada

Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis capung dan kategori struktur komunitas di Situ Pamulang serta