• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING PESAT 2015 (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Volume 6 Oktober 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING PESAT 2015 (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Volume 6 Oktober 2015"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROSIDING PESAT 2015

(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil)

Volume 6 Oktober 2015

PENINGKATAN DAYA SAING BANGSA MELALUI REVITALISASI PERADABAN

ISSN : 1858 2559

PENERBIT

Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma

Alamat Redaksi

Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Pondok Cina

Depok, Jawa Barat 16424 Telp: +62-21-78881112 ext. 455

Fax: +62-21-7872829 Email: pesat@gunadarma.ac.id

Laman: http://penelitian.gunadarma.ac.id/pesat http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat

(3)

ii

PESAT

Seminar Ilmiah Nasional Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil Volume 6 Oktober 2015

956 hal + xv Editor:

Tri Wahyu Retno Ningsih, Vega Valentine, Indah Mulyani, Risnawati Desain sampul: Tim Prosiding

Penerbit: Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma

©2015. Hak cipta Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi prosiding ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotocopy, memindai atau dengan sistem penyimpanan lainnya tanpa izin dari penerbit.

(4)

iii

DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab: Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc. Prof. Dr. Didin Mukodim MM. Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc.

Ketua Dewan Redaksi: Dr. Bertalya, SKom., DEA

Komite Ilmiah:

Prof. Dr. Didin Mukodim (Universitas Gunadarma)

Prof. Dr. Dharma Tintri Ediraras SE. Ak. MBA. (Universitas Gunadarma) Prof. Sahat Sahala Pandjaitan (Universitas Lampung)

Prof. Dr. Waridin, MS. (Universitas Diponegoro) Prof. Dr. Indah Susilowati, MSc. (Universitas Diponegoro)

Prof. Jamaluddin Ancok (Universitas Gunadarma)

Dr. M.M. Nilam Widyarini, MPsi., Psikolog (Universitas Gunadarma) Dr. Raziq Hasan, Ir. MTArs. (Universitas Gunadarma)

Dr. Heri Suprapto (Universitas Gunadarma) Dr. Totok Suhardiyanto, MHum. (Universitas Indonesia)

Dr. Ir. Budi Hermana, M.M. (Universitas Gunadarma) Prof. Antariksa Sudikno, MEng., PhD. (Universitas Brawijaya)

Editor Pelaksana:

Tri Wahyu Retno Ningsih, SS, MM Dr. Jacobus Belida Blikololong

Indah Mulyani, SPsi., MSi Vega Valentine, ST, MMSI, MSc.

Nurlalila, SS, MHum. Risnawati, SP, MSi. Sandhi Prajaka, SKom., MMSI

Sampul: Tim Prosiding

Penerbit:

(5)

iv

PANITIA PELAKSANA SEMINAR

Penasehat:

Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM. Prof. Suryadi Harmanto, SSi., MMSI.

Agus Sumin, SSi., MM Penanggung Jawab: Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc. Prof. Dr. Didin Mukodim MM. Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc.

Ketua Panitia:

Dr. Sri Hermawati, SE., MM. Sekretaris:

Dr. Bertalya, SKom., DEA Bendahara:

M.S. Harlina, S.Kom., MMSI Sekretariat:

Ida Ayu Ari Angreni, ST, MMT Lilis Setyowati, ST Riyanto Wibowo, ST Sarana dan Prasarana: Dr. Harjanto Sutedjo, MM Remi Senjaya, SKom. MMSI

(6)

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham E-365

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL PADA

SAHAM KOMPAS-100 DENGAN METODE INDEKS TUNGGAL

Jaya Saputra Tuankotta Sugiharti Binastuti

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma jaya.s.tuankotta.1992@gmail.com

ABSTRAK

Portofolio optimal adalah sekumpulan kesempatan investasi yang bertujuan untuk memilih kombinasi yang optimal dari saham-saham yang dimilikinya, yaitu berupa keuntungan yang optimal yang berarti bahwa mendapat keuntungan yang tertinggi pada risiko tertentu atau mendapat keuntungan tertentu pada risiko terendah. Penelitian ini bertujuan menganalisis pembentukan dan pergerakan portofolio optimal investasi saham pada indeks kompas 100 dalam tiga periode tahunan selama Januari 2013 - Mei 2015 dengan menggunakan model indeks tunggal. Dari hasil penelitian diketahui tingkat keuntungan portofolio dalam periode 3 tahunan secara berturut-turut adalah 10,6%, 5.91%, dan 13.5% dengan risiko portofolio adalah masing-masing periode sebagai berikut 12.5%, 10.1%, dan 17.1%. Dari perhitungan ke tiga periode tersebut diketahui pada periode I terdapat 4 saham, periode II terdapat 4 saham, periode III terdapat 8 saham yang merupakan saham pembentuk portofolio dan dari hasil tersebut telah menunjukkan adanya pergerakan saham pembentuk portofolio optimal.

Kata kunci: single indeks model, kompas 100, portofolio optimal

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia investasi

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini bisa dilihat banyaknya

instrument-instrumen investasi yang

tersedia dipasaran baik yang disediakan

oleh lembaga keuangan maupun

nonkeuangan. Salah satu sarana investasi

jangka panjang dalam instrument

keuangan yang sering digunakan oleh institusi-institusi pemerintah, swasta,

maupun BUMN dalam mencari

pendanaan jangka panjang atau

menginvestasikan uang yang dimiliki untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang yang kita kenal adalah saham. Jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 mencapai 507 perusahaan. Hal ini tentu akan memberikan banyak pilihan kepada para investor individual atau institusi, bahwa saham apa yang seharusnya layak untuk di investasikan agar memperoleh manfaat keuntungan di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi ada 2 hal yang

harus benar-benar diperhatikan ketika hendak berinvestasi, diantaranya berapa tingkat keuntungan yang akan diperoleh dan berapa besar tingkat risiko yang akan dihadapi. Tingkat keuntungan setiap saham berbeda-beda antara saham satu dengan lainnya, begitupun dengan risiko yang ditawarkan oleh setiap investasi berbeda-beda.

Umumnya investor bersikap

menghindari risiko (risk avoiding), maka investor hanya akan memilih investasi yang lebih kecil risikonya bila dihadapkan pada pilihan return yang sama, meskipun untuk memperoleh profit yang tinggi seringkali terbatas oleh adanya risiko tertentu. Untuk dapat meminimalisir tingkat risiko yang akan dihadapi, maka seorang investor harus dapat melakukan diversifikasi dalam bentuk portofolio.

Analisis yang digunakan yang

berhubungan dengan risiko dan tingkat

return portofolio adalah model indeks tunggal. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu

(7)

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

E-366 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham saham akan berfluktuasi searah dengan

pergerakan indeks harga pasar.

Portofolio optimal pada metode indeks tunggal didasarkan pada proksi yang biasa disebut Excess Return to Beta Ratio (ERB), yaitu rasio antar excess-return dengan beta. Portofolio optimal akan berisi aktiva-aktiva dengan nilai rasio ERB yang tinggi, sedangkan nilai rasio ERB lebih kecil tidak dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Oleh karena itu, diperlukan proksi pembatas yaitu Cut off point yang merupakan titik pembatas yang memisahkan saham-saham mana saja yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal.

Penelitian ini dilakukan untuk implementasi dan analisis portofolio saham yang memaksimalkan return dan meminimalkan risiko dengan membentuk portofolio optimal.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di jelaskan diatas, studi ini bertujuan

untuk menganalisis pembentukan

portofolio saham optimal pada Saham Kompas 100 menggunakan metode indeks tunggal periode 2010-2015.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif

kuantitatif, yaitu penelitian yang

dilakukan untuk memberi gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena (Prasetyo, 2007:42). Adapun hal-hal yang akan dideskripsikan, dicatat, dianalisis dan diinterpretasikan dalam peneliltian ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pembentukan portofolio saham-saham Kompas 100 di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2013-2015

dengan menggunakan Model Indeks Tunggal.

Operasionalisasi Variabel Penelitian 1. Tingkat keuntungan (return) dan

risiko saham

Tingkat keuntungan (return) saham

adalah selisih antara harga

pembukaan dengan harga penutupan saham.(Ross et.al, 2002:238):

ܴ݅ ൌ ܲݐ െܲܲ ௧ିଵ

௧ିଵ

(1) Dimana :

Ri = Tingkat Keuntungan Realisasi Pt = Harga Saham Periode t

ܲ௧ିଵ

ൌ ݄ܽݎ݃ܽݏ݄ܽܽ݉݌݁ݎ݅݋݀݁ݏܾ݈݁݁ݑ݉݊ݕܽ Sedangkan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) (Zubir, 2011:5):

ܧሺܴ݅ሻ ൌ σே௧ୀଵܴ݊݅ݐ

(2) Dimana :

E(Ri) =tingkat keuntungan yang

diharapkan saham i

Rit = tingkat keuntungan saham i pada hari ke t

N = periode waktu atau periode jumlah hari observasi

2. Risiko saham: perbedaan antara tingkat keuntungan yang diinginkan

(expected return) dan realisasi tingkat keuntungan yang terjadi (realized return). Standar deviasi adalah pengukuran yang digunakan untuk menghitung risiko (Zubir, 2011:23):

ߪ௜ଶ ൌ ෍ሾܴ݅ݐ െ ܧሺܴ݅ሻሿ ଶ ݊ ௡ ௧ୀଵ (3) Dimana : ߪ௜ଶ ൌ ݒܽݎ݅ܽ݊ݏݐ݅݊݃݇ܽݐ݇݁ݑ݊ݐݑ݊݃ܽ݊ݏ݄ܽܽ݉݅ Rit = tingkat keuntungan saham i pada hari ke t

E(Ri) = jumlah keuntungan yang diharapkan saham i

n = jumlah hari observasi

3. Tingkat keuntungan dan risiko pasar

a. Tingkat keuntungan pasar

(Jogiyanto, 2003:232):

ܴ݉ݐ ൌ ܫܪܵܩݐ െ ܫܪܵܩܫܪܵܩ ௧ିଵ

௧ିଵ

(8)

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham E-367

Rmt = tingkat keuntungan pasar

periode t

IHSGt = IHSG periode t

ܫܪܵܩ௧ିଵ = IHSG periode

sebelumnya

a. Risiko Pasar adalah selisih antara

tingkat keuntungan yang

diharapkan dengan tingkat

keuntungan pasar yang

terealisasi. ߪ௠ଶ ൌ ෍ሾܴ݉ݐ െ ܧሺܴ݉ሻሿ ଶ ݊ ௡ ௧ିଵ (5) Dimana :

ߪ௠ଶ = varian tingkat keuntungan pasar

Rmt = tingkat keuntungan pasar pada hari ke t

E(Rm) = tingkat keuntungan pasar yang diharapkan

n = jumlah hari observasi 4. Kovarians, Beta dan Alpha

a. Kovarians antara return pasar dan

return pasar dapat dihitung

dengan rumus (Jones, 2010:176): ߪ௜௠ ൌ ෍ሾܴ݅ െ ܧሺܴ݅ሻሿሾܴ݉ ௠ ௜ୀଵ െ ܧሺܴ݉ሻሿ (6) Dimana:

ߪ௜௠= covarians antara saham dan pasar

Ri = tingkat keuntungan pada saham i

E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham

m = kemungkinan hasil sejumlah dari periode pengamatan suatu saham

b. Beta dapat dihitung dengan rumus (Bodie et.al, 2002:302):

ߚ݅ ൌߪ݅݉ߪ ௠ଶ

(7) Dimana :

βi= beta saham

ߪim = kovarian tingkat keuntungan antara saham i dengan tingkat keuntungan pasar

ߪ௠ଶ= varian tingkat keuntungan pasar

c. Alpha merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar. (Bodie et.al, 2002:295):

ߙ௜ൌ ܧሺܴ݅ሻ െ ߚ݅Ǥ ܧሺܴ݉ሻ Dimana :

ߙ௜= Alpha saham

E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i

5. Varians dari Kesalahan Residu

Varians dari kesalahan residu

merupakan variabel yang

menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis.(Bodie et.al, 2002:295):

ߪ௘௜ଶ ൌ ߪ௜ଶ െߚ௜ଶǤ ߪ௠ଶ (8) Dimana :

ߪ௘௜ଶ= varians dari kesalahan residu ߪ௜ଶ= varians residu

ߚ௜ଶ= beta saham

ߪ௠ଶ= varians tingkat keuntungan pasar

a. Tingkat Excess Return to Beta (ERB)

(Jogiyanto, 2003:253):

ܧܴܤ݅ ൌ ܧሺܴ݅ሻ െ ܴܾݎߚ݅ (9) Dimana :

ERBi = Excesss Return to Beta saham ke-i

E(Ri) = tingkat keuntungan saham yang diharapkan

Rbr = tingkat keuntungan aktiva bebas risiko

βi= beta saham ke-i

b. Cut off Rate (Ci ) merupakan titik pembatas yang digunakan untuk menentukan apakah suatu saham

dapat dimasukkan ke dalam

portofolio atau tidak.(Fakhruddin dan Hadianto, 2001:194):

ܣ௜ൌ ሾܧሺܴ݅ሻ െ ܴܾݎሿǤ ߚ݅ߪ ௘௜ଶ

(9)

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

E-368 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham Dimana :

E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan untuk saham ke-i

Rbr = tingkat keuntungan aktiva bebas risiko

βi= beta saham ke-i

ߪ௘௜ଶ= varian dari kesalahan residu

ߚ݅ ൌߪߚ݅ଶ

௘௜ଶ

(11) Dimana :

ߚ݅= beta saham i

ߪ௘௜ଶ= varians dari kesalahan residu

Setelah mendapat nilai Ai dan Bi, selanjutnya nilai Ci dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2003:255):

ܥ݅ ൌ ߪ௠ଶσ௜௝ୀଵܣ݅ ͳ ൅ ߪ௠ଶσ௜௝ୀଵߚ݅

(12) Menentukan Besarnya Proporsi Dana (Xi )

ܹ݅ ൌ σೖ௑௜௑௝

ೕసభ (13)

Dengan Xi adalah sebesar : ܺ݅ ൌ ఉ௜

೐೔మሺܧܴܤ݅ െ ܥ

כ (14)

Dimana :

Wi = proporsi saham ke-i

k = jumlah saham di portofolio optimal βi= beta saham ke-i

ߪ௘௜ଶ= varians dari kesalahan residu saham

ke-i

ERBi = Excess Return to Beta saham ke-i C* = nilai cut-off point yang merupakan nilai terbesar

a. Tingkat keuntungan portofolio

(Jogiyanto, 2003:247):

E(Rp) = αp + βp . E(Rm)(15)

Dimana :

E(Rp) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio

αp= rata-rata tertimbang dari alpha tiap saham

βp= rata-rata tertimbang dari beta tiap sekuritas

E(Rm) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari pasar

b. Risiko portofolio (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:248): ߪ௣ଶ ൌ ߚ௣ଶǤ ߪ௠ଶ ൅ ෍ ݓ௜ଶǤ ߪ௘௜ଶ ௡ ௜ୀଵ (16) Dimana : ߪ௣ଶ = varian portofolio ߚ௣ଶǤ ߪ௠ଶ = risiko yang

berhubungan dengan pasar

ݓ௜ଶǤ ߪ௘௜ଶ= rata-rata tertimbang

dari resiko masing-masing

perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 merupakan perbandingan tingkat keuntungan yang dihasilkan atas saham dengan sertifikat bank Indonesia,

apabila kita memutuskan ingin

berinvestasi pada salah satu instrument saham atau sertifikat bank Indonesia. Selama periode penelitian terlihat bahwa tingkat keuntungan yang diberikan oleh SBI jauh lebih tinggi jika dibandingkan tingkat keuntungan pasar saham, namun bukan berarti bahwa SBI tidak memiliki tingkat risiko sama sekali. SBI memiliki risiko, namun risiko yang diberikan itu sangat kecil, karena SBI mendapat jaminan dari pemerintah langsung. Oleh karenanya SBI disebut sebagai investasi bebas risiko.

Tabel 1. Perkembangan Return dan Risiko Pasar serta Risk-free

INDIKATOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Market Return 3.18% 0.65% 0.83% -0.30% 1.56% 0.08% Market Risk 4.20% 3.76% 2.82% 4.23% 2.14% 2.57% Δ Risk-Free 2010-2015 6.70% 6.54% 4.41% 5.79% 7.04% 6.71% Sumber: Hasil Olah Data

(10)

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham E-369

Saham Agresif dan Pasif

Saham terhadap kondisi pasar secara umum ditunjukkan oleh koefisien beta (β). Koefisien beta dapat bernilai positif ataupun negative. Jika beta positif, maka kenaikan tingkat keuntungan pasar akan menyebabkan kenaikan tingkat keuntungan saham. Sedangkan jika beta

negative, maka kenaikan tingkat

keuntungan pasar akan menyebabkan penurunan tingkat keuntungan saham. Besarnya koefisien beta (β) yang normal adalah β=1. Bila β<1 disebut sebagai saham yang lemah (defensive stock), yang

berarti jika ada kenaikan tingkat

keuntungan pasar sebesar X% maka tingkat keuntungan saham akan naik kurang dari X% dan begitu pula sebaliknya. β>1 disebut saham agresif (aggressive stock), yang berarti jika tingkat keuntungan pasar naik sebesar X% maka tingkat keuntungan saham akan mengalami kenaikan lebih dari X% dan begitu pula sebaliknya.

Pada tabel diatas saham yang memiliki nilai β<1 dimiliki oleh MPPA,

BUMI, JSMR, INTP, ADMG, BHIT, AISA, BBRI, INCO, PTBA, MEDC, ANTM, BNII, ASII, GGRM, ITMG, ISAT, TINS, UNTR, AALI, SGRO, ISIP. Sedangkan yang memiliki nilai β>1 ialah PLNF, SMRA, ASRI, BBKP, CTRA, ADHI, BBNI, CPIN, PNBN, KIJA, ENRG, RALS, BSDE, SMCB, PGAS, TLKM, BKSL, BMRI, AKRA, KLBF, BDMN, ADRO, GJTL, INDY, SMGR, LPKR, BBCA, MNCN.

Besarnya koefisien beta (β) yang normal adalah β=1. Bila β<1 disebut sebagai saham yang lemah (defensive stock), yang berarti jika ada kenaikan tingkat keuntungan pasar sebesar X% maka tingkat keuntungan saham akan naik kurang dari X% dan begitu pula sebaliknya. β>1 disebut saham agresif (aggressive stock), yang berarti jika tingkat keuntungan pasar naik sebesar X% maka tingkat keuntungan saham akan mengalami kenaikan lebih dari X% dan begitu pula sebaliknya.

Tabel 2 Saham Agresif dan Pasif Tahun 2014

Aggressive Stocks Defensive Stocks SAHAM βi>1 SHM βi>1 SAHAM βi<1

ADHI 4.9 TINS 1.8 PGAS 0.86

BKSL 4.1 SMGR 1.73 CPIN 0.84

SMRA 3.29 INDY 1.51 RALS 0.71

SGRO 2.85 BBRI 1.49 BNII 0.69

CTRA 2.59 ADMG 1.47 BBKP 0.63

ASRI 2.43 PNLF 1.42 LPKR 0.6

INCO 2.41 BMRI 1.4 GGRM 0.6

AALI 2.37 BSDE 1.29 MEDC 0.37

ANTM 2.33 KIJA 1.29 SMCB 0.24

AISA 2.28 AKRA 1.29 MNCN 0.24

UNTR 2.27 BBNI 1.25 BBCA 0.21

JSMR 2.2 KLBF 1.24 BDMN -0.15

PNBN 2.04 BHIT 1.16 ITMG -0.29

BUMI 1.99 ENRG 1.15 ISAT -0.33

GJTL 1.98 ISIP 1.14 ADRO -1.97

ASII 1.96 TLKM 1.11

MPPA 1.82 PTBA 1.03

INTP 1.81

(11)

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

E-370 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham Tabel 3

Saham Agresif dan Pasif Tahun 2015

Aggressive Stocks Defensive Stocks SAHAM βi>1 SAHAM βi<1 SAHAM βi<1

MPPA 3.29 PGAS 0.89 INTP

-0.14 BKSL 3.27 PNLF 0.78 BNII -0.18 MNCN 2.93 SGRO 0.58 CTRA -0.25

BHIT 2.46 ENRG 0.57 INDY

-0.27

ITMG 2.4 ANTM 0.5 AALI

-0.38

KIJA 2.26 AKRA 0.49 TINS

-0.53 GJTL 1.94 ADHI 0.48 MEDC -0.69 PNBN 1.9 BBKP 0.45 INCO -0.98 BDMN 1.82 ISAT 0.43 SMCB -1.55

BMRI 1.63 SMRA 0.33 BUMI

-1.69 BBNI 1.59 TLKM 0.3 BBRI 1.55 GGRM 0.27 BSDE 1.47 ADRO 0.13 ASII 1.43 ASRI 0.04 BBCA 1.4 KLBF -0.02 UNTR 1.4 ISIP -0.09 AISA 1.21 SMGR -0.09 CPIN 1.13 RALS -0.1 JSMR 1.12 PTBA -0.12 LPKR 1.06 ADMG -0.14

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 2, saham yang memiliki nilai β<1 dimiliki oleh PGAS, PNLF, SGRO, ENRG, ANTM, AKRA, ADHI, BBKP, ISAT, SMRA, TLKM, GGRM, ADRO, ASRI, KLBF, ISIP, SMGR, RALS, PTBA, ADMG, INTP, BNII, CTRA, INDY, AALI, TINS, MEDC, INCO, SMCB, BUMI.

Sedangkan yang memiliki nilai β>1 ialah MPPA, BKSL, MNCN, BHIT, ITMG, KIJA, GJTL, PNBN, BDMN, BMRI, BBNI, BBRI, BSDE, ASII,

BBCA, UNTR, AISA, CPIN, JSMR, LPKR.

Penentuan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal

Perhitungan untuk menentukan

portofolio optimal akan sangat di

mudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan kedalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antar excess return dengan beta (excess return to beta). Excess return didefinisikan sebagai selisih tingkat keuntungan yang diharapkan dengan tingkat keuntungan aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan tingkat keuntungan relative terhadap satu unit resiko yang tidak dapat di deversifikasikan yang di ukur dengan beta. Rasio ini juga menunjukkan hubungan antara dua factor

penentu investasi, yaitu tingkat

keuntungan dan risiko suatu saham.

Metode yang digunakan dalam

pembentukan portofolio optimal dari 50 saham ini adalah model indeks tunggal (single index model). Dalam penelitian ini saham-saham yang akan di masukkan dalam suatu portofolio, perlu adanya suatu kriteria tertentu.

Pada model indeks tunggal,

langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun ke-50 saham tersebut kedalam peringkat berdasarkan rasio kelebihan

tingkat pengembalian terhadap beta

(excess return to beta). Selama periode 2013-2015 dengan jumlah sampel saham sebanyak 50 emiten, berdasarkan hasil saringan yang dilakukan, diantaranya : 1. Saham yang selalu masuk listing

selama 3 periode tahun berturut-turut 2. Mimiliki nilai ERB>C*

Dari 2 kriteria diatas maka saham yang masuk dalam portofolio optimal hanya 4 saham pada tahun 2013, 4 saham pada tahun 2014, dan 16 saham pada tahun 2015.

(12)

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham E-371

Tabel 4

Saham Pembentuk Portofolio Optimal Periode 2013 dan 2014

JAN 2013-DES 2013 JAN 2014-DES2014

Saham ERB c* Saham ERB c*

AALI 0.169775 0.000968 ADRO 0.035534 0.0002055

ISIP 0.107248 0.000968 BDMN 0.411232 0.0002055

SGRO 0.219434 0.000968 MEDC 0.085835 0.0002055

UNTR 0.485042 0.000968 PNBN 0.053304 0.0002055

Sumber: Hasil Olah Data

Pada periode januari

2013-desember 2013 hanya terdapat 4 saham dari 50 sampel saham yang memiliki nilai ERB positif dan nilai ERB>C*, sehingga ke-4 saham tersebut masuk dalam dalam portofolio. Saham tersebut diantaranya AALI, ISIP, SGRO, UNTR. Pada periode

januari 2014-desember 2014 hanya

terdapat 4 saham dari 50 sampel saham yang memiliki nilai ERB positif dan nilai ERB>C*, sehingga ke-4 saham tersebut masuk dalam portofolio. Saham tersebut

diantaranya ADRO,BDMN, MEDC,

PNBN.

Pada Januari 2015-Mei 2015 terdapat 16 saham dari 50 sampel saham yang memiliki nilai ERB positif dan nilai ERB>C*, sehingga ke-16 saham tersebut masuk dalam portofolio. Saham tersebut diantaranya : AALI, ADMG, BNII, BUMI, CTRA, INCO, INDY, INTP, KLBF, ISIP, MEDC, PTBA, RALS, SMCB, SMGR, TINS.

Berdasarkan tabel 6, portofolio yang terbentuk pada tahun 2013 terdiri dari 4 saham yaitu: AALI, ISIP, SGRO, UNTR, dimana dari portofolio tersebut menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 10,6% dengan tingkat risiko sebesar 12,4% pertahun. Sementara untuk tahun 2014, Saham yang menjadi pembentuk portofolio adalah ADRO, BDMN, MEDC, PNBN, dimana dari portofolio tersebut menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 5,91% dengan tingkat risiko sebesar 10,16% pertahun.

Pada lima bulan pertama tahun 2015, jumlah saham pembentuk portofolio terdiri dari 8 saham yaitu ADMG, BNII, INTP, KLBF, PTBA, RALS, SMGR, TINS, dimana dari portofolio tersebut menghasilkan tingkat keuntungan yang

diharapkan sebesar 13,58% dengan

tingkat risiko sebesar 17,1% pertahun.

Tabel 5

Saham Pembentuk Portofolio Optimal Periode 2015

JAN 2015-MAY 2015

Saham ERB c* Saham ERB c*

AALI 0.169316 0.002229 KLBF 3.1862 0.002229 ADMG 0.866982 0.002229 ISIP 1.217793 0.002229 BNII 0.443075 0.002229 MEDC 0.107501 0.002229 BUMI 0.051189 0.002229 PTBA 0.846567 0.002229 CTRA 0.220071 0.002229 RALS 0.783435 0.002229 INCO 0.084014 0.002229 SMCB 0.082551 0.002229 INDY 0.475844 0.002229 SMGR 1.124088 0.002229 INTP 0.564525 0.002229 TINS 0.277163 0.002229

(13)

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

E-372 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham

Tabel 6

Alpha, Beta, Return, dan Risk Portofolio

Januari 2013-Desember 2013 Januari 2014-Desember 2014

Saham αp βp Saham αp βp AALI 0.16 0.95 ADRO 1.8 50.7 ISIP 0.18 1.66 BDMN 2.65 6.46 SGRO 3.05 13.9 MEDC 0.21 2.41 UNTR 7.39 15.23 PNBN 0.25 4.72 ∑αp dan ∑βp 10.78 31.74 ∑αp dan ∑βp 4.91 64.29 E(Rp) 0.1068 E(Rp) 0.0591 σp2 0.0156 σp2 0.0103 P 0.1248 Σp 0.1016

Sumber: Hasil Olah Data Tabel 7

Alpha, Beta, Return, dan Risk Portofolio Periode Jan 2015-May2015

Saham αp βp ADMG 1.19 1.37 BNII 37.97 85.70 INTP 0.47 0.84 KLBF 39.25 12.32 PTBA 1.12 1.33 RALS 0.05 0.07 SMGR 5.29 4.71 TINS 50.27 181.39 ∑αp dan ∑βp 135.63 287.71 E(Rp) 0.1358 σp2 0.0293 σp 0.171

Sumber: Hasil Olah Data

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a) Setelah

dilakukan perhitungan dengan

menggunakan metode indeks model, selama 6 periode, dimana pada periode Januari 2010-Desember 2011 diperoleh 9 saham yang memenuhi kriteria dalam

pembentukan portofolio optimal

diantaranya ADHI, ASRI, BBNI, BHIT, CPIN, GJTL, KLBF, ISIP, MNCN. Pada periode Januari 2011-Desember 2011 diperoleh 9 saham yang memenuhi kriteria dalam pembentukan portofolio optimal diantaranya ADRO, BDMN,

CPIN, MEDC, MNCN, PTBA, RALS, SGRO, TINS. Pada periode Januari 2012-Desember 2012 diperoleh 6 saham yang memenuhi kriteria dalam pembentukan portofolio optimal diantaranya adalah ADHI, AISA, BHIT, KLBF, MNCN, RALS. Pada periode 2013 diperoleh 4 saham yang memenuhi kriteria dalam

pembentukan portofolio optima

diantaranya adalah AALI, ISIP, SGRO, UNTR. Pada paeriode 2014 diperoleh 4 saham yang memenuhi Kriteria dalam

pembentukan portofolio optimal

diantaranya adalah ADRO, BDMN,

MEDC, PNBN. Pada periode Januari 2015-May 2015 diperoleh 8 saham yang memenuhi kriteria dalam pembentukan portofolio optimal diantaranya adalah ADMG, BNII, INTP, KLBF, PTBA, RALS, SMGR, TINS; b) Secara rata-rata

selama periode penelitian return

Portofolio optimal yang terbentuk adalah 10% dengan tingkat risiko sebesar 13,2%. Bagi pada investor hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan

keputusan investasi dalam bentuk saham dimasa yang akan datang yaitu dengan membentuk portofolio optimal, sehingga dapat menghasilkan return yang optimal dan dapat meminimalisir risiko yang ditanggung. Sementara untuk perusahaan yang sahamnya belum memenuhi syarat untuk masuk dalam portofolio optimal, sebaiknya melakukan perbaikan kinerja perusahaannya, agap performa sahamnya meningkat. Bagi para peneli dan praktisi

(14)

Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham E-373

dunia investasi,disarankan untuk

mengembangkan memperkaya analisis optimasi portofolio saham dengan metode

lain, seperti menggunakan metode

Markowitz atau metode-metode lainnya yang lebih akurat dalam mengevaluasi kandidat saham-saham khususnya yang berkaitan dengan analisis portofolio optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, kamarudin. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Cetakan Kedua. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Fakhrudin, M Hendy dan Tjiptono Darmadji. 2011. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Edisi

Kedua. Jakarta: Salemba Empat Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori

Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP YKPN

Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Kasiram. 2008. Metodologi Penelitian

Kualitatif-Kuantitatif. Yogyakarta: UIN-Maliki Press

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Ekonisia

Gambar

Tabel  1  merupakan  perbandingan  tingkat  keuntungan  yang  dihasilkan  atas  saham  dengan  sertifikat  bank  Indonesia,  apabila  kita  memutuskan  ingin  berinvestasi  pada  salah  satu  instrument  saham  atau  sertifikat  bank  Indonesia
Tabel 2 Saham Agresif dan Pasif Tahun 2014  Aggressive Stocks  Defensive Stocks  SAHAM  βi&gt;1  SHM  βi&gt;1  SAHAM  βi&lt;1

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini yang saya lakukan untuk mengakomodir karakteristik minat dengan cara Dalam hal ini yang saya lakukan untuk mengakomodir karakteristik minat dengan

Oleh sebab itu sebagai habitat alami dari plankton, maka laut pada umumnya dan perairan pantai pada khususnya harus dijaga dari semua bentuk gangguan agar populasi plankton

Dalam rangka pencairan dana yang berasal dari setoran terpusat Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di lingkungan Kementerian Agama

tersebut, maka salah satu pihak atau lebih akan menyampaikan terlebih dahulu suatu bentuk pernyataan tentang apa yang dikehendaki oleh pihak tersebut dengan

Kegiatan terakhir adalah penutup, dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, selanjutnya

Ricardo Simanjuntak dalam artikelnya yang berjudul Surety Bond dan Kepastian Hukum Penjaminan di Indonesia, memberikan definisi tentang surety bond, menurutnya surety

Analisis dengan Chi-kuadrat menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara gangguan ansietas dan faktor usia pada wanita usia 15-55 tahun di kelurahan Tanjung Duren Utara dan

Menurut fiqh siya&gt;sah dustu&gt;riyah peraturan perundnag-undangan dan kebijakan Gubernur mengenai pembatalan perda Kabupaten/Kota jika dikaitkan fiqh siya&gt;sah