PROSIDING PESAT 2015
(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil)
Volume 6 – Oktober 2015
PENINGKATAN DAYA SAING BANGSA MELALUI REVITALISASI PERADABAN
ISSN : 1858 – 2559
PENERBIT
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Pondok Cina
Depok, Jawa Barat 16424 Telp: +62-21-78881112 ext. 455
Fax: +62-21-7872829 Email: pesat@gunadarma.ac.id
Laman: http://penelitian.gunadarma.ac.id/pesat http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat
ii
PESAT
Seminar Ilmiah Nasional Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil Volume 6 – Oktober 2015
956 hal + xv Editor:
Tri Wahyu Retno Ningsih, Vega Valentine, Indah Mulyani, Risnawati Desain sampul: Tim Prosiding
Penerbit: Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
©2015. Hak cipta Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi prosiding ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotocopy, memindai atau dengan sistem penyimpanan lainnya tanpa izin dari penerbit.
iii
DEWAN REDAKSI
Penanggung Jawab: Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc. Prof. Dr. Didin Mukodim MM. Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc.
Ketua Dewan Redaksi: Dr. Bertalya, SKom., DEA
Komite Ilmiah:
Prof. Dr. Didin Mukodim (Universitas Gunadarma)
Prof. Dr. Dharma Tintri Ediraras SE. Ak. MBA. (Universitas Gunadarma) Prof. Sahat Sahala Pandjaitan (Universitas Lampung)
Prof. Dr. Waridin, MS. (Universitas Diponegoro) Prof. Dr. Indah Susilowati, MSc. (Universitas Diponegoro)
Prof. Jamaluddin Ancok (Universitas Gunadarma)
Dr. M.M. Nilam Widyarini, MPsi., Psikolog (Universitas Gunadarma) Dr. Raziq Hasan, Ir. MTArs. (Universitas Gunadarma)
Dr. Heri Suprapto (Universitas Gunadarma) Dr. Totok Suhardiyanto, MHum. (Universitas Indonesia)
Dr. Ir. Budi Hermana, M.M. (Universitas Gunadarma) Prof. Antariksa Sudikno, MEng., PhD. (Universitas Brawijaya)
Editor Pelaksana:
Tri Wahyu Retno Ningsih, SS, MM Dr. Jacobus Belida Blikololong
Indah Mulyani, SPsi., MSi Vega Valentine, ST, MMSI, MSc.
Nurlalila, SS, MHum. Risnawati, SP, MSi. Sandhi Prajaka, SKom., MMSI
Sampul: Tim Prosiding
Penerbit:
iv
PANITIA PELAKSANA SEMINAR
Penasehat:
Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM. Prof. Suryadi Harmanto, SSi., MMSI.
Agus Sumin, SSi., MM Penanggung Jawab: Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc. Prof. Dr. Didin Mukodim MM. Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc.
Ketua Panitia:
Dr. Sri Hermawati, SE., MM. Sekretaris:
Dr. Bertalya, SKom., DEA Bendahara:
M.S. Harlina, S.Kom., MMSI Sekretariat:
Ida Ayu Ari Angreni, ST, MMT Lilis Setyowati, ST Riyanto Wibowo, ST Sarana dan Prasarana: Dr. Harjanto Sutedjo, MM Remi Senjaya, SKom. MMSI
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… E-365
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL PADA
SAHAM KOMPAS-100 DENGAN METODE INDEKS TUNGGAL
Jaya Saputra Tuankotta Sugiharti Binastuti
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma jaya.s.tuankotta.1992@gmail.com
ABSTRAK
Portofolio optimal adalah sekumpulan kesempatan investasi yang bertujuan untuk memilih kombinasi yang optimal dari saham-saham yang dimilikinya, yaitu berupa keuntungan yang optimal yang berarti bahwa mendapat keuntungan yang tertinggi pada risiko tertentu atau mendapat keuntungan tertentu pada risiko terendah. Penelitian ini bertujuan menganalisis pembentukan dan pergerakan portofolio optimal investasi saham pada indeks kompas 100 dalam tiga periode tahunan selama Januari 2013 - Mei 2015 dengan menggunakan model indeks tunggal. Dari hasil penelitian diketahui tingkat keuntungan portofolio dalam periode 3 tahunan secara berturut-turut adalah 10,6%, 5.91%, dan 13.5% dengan risiko portofolio adalah masing-masing periode sebagai berikut 12.5%, 10.1%, dan 17.1%. Dari perhitungan ke tiga periode tersebut diketahui pada periode I terdapat 4 saham, periode II terdapat 4 saham, periode III terdapat 8 saham yang merupakan saham pembentuk portofolio dan dari hasil tersebut telah menunjukkan adanya pergerakan saham pembentuk portofolio optimal.
Kata kunci: single indeks model, kompas 100, portofolio optimal
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia investasi
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini bisa dilihat banyaknya
instrument-instrumen investasi yang
tersedia dipasaran baik yang disediakan
oleh lembaga keuangan maupun
nonkeuangan. Salah satu sarana investasi
jangka panjang dalam instrument
keuangan yang sering digunakan oleh institusi-institusi pemerintah, swasta,
maupun BUMN dalam mencari
pendanaan jangka panjang atau
menginvestasikan uang yang dimiliki untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang yang kita kenal adalah saham. Jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 mencapai 507 perusahaan. Hal ini tentu akan memberikan banyak pilihan kepada para investor individual atau institusi, bahwa saham apa yang seharusnya layak untuk di investasikan agar memperoleh manfaat keuntungan di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi ada 2 hal yang
harus benar-benar diperhatikan ketika hendak berinvestasi, diantaranya berapa tingkat keuntungan yang akan diperoleh dan berapa besar tingkat risiko yang akan dihadapi. Tingkat keuntungan setiap saham berbeda-beda antara saham satu dengan lainnya, begitupun dengan risiko yang ditawarkan oleh setiap investasi berbeda-beda.
Umumnya investor bersikap
menghindari risiko (risk avoiding), maka investor hanya akan memilih investasi yang lebih kecil risikonya bila dihadapkan pada pilihan return yang sama, meskipun untuk memperoleh profit yang tinggi seringkali terbatas oleh adanya risiko tertentu. Untuk dapat meminimalisir tingkat risiko yang akan dihadapi, maka seorang investor harus dapat melakukan diversifikasi dalam bentuk portofolio.
Analisis yang digunakan yang
berhubungan dengan risiko dan tingkat
return portofolio adalah model indeks tunggal. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
E-366 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… saham akan berfluktuasi searah dengan
pergerakan indeks harga pasar.
Portofolio optimal pada metode indeks tunggal didasarkan pada proksi yang biasa disebut Excess Return to Beta Ratio (ERB), yaitu rasio antar excess-return dengan beta. Portofolio optimal akan berisi aktiva-aktiva dengan nilai rasio ERB yang tinggi, sedangkan nilai rasio ERB lebih kecil tidak dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Oleh karena itu, diperlukan proksi pembatas yaitu Cut off point yang merupakan titik pembatas yang memisahkan saham-saham mana saja yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal.
Penelitian ini dilakukan untuk implementasi dan analisis portofolio saham yang memaksimalkan return dan meminimalkan risiko dengan membentuk portofolio optimal.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di jelaskan diatas, studi ini bertujuan
untuk menganalisis pembentukan
portofolio saham optimal pada Saham Kompas 100 menggunakan metode indeks tunggal periode 2010-2015.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif, yaitu penelitian yang
dilakukan untuk memberi gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena (Prasetyo, 2007:42). Adapun hal-hal yang akan dideskripsikan, dicatat, dianalisis dan diinterpretasikan dalam peneliltian ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pembentukan portofolio saham-saham Kompas 100 di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013-2015
dengan menggunakan Model Indeks Tunggal.
Operasionalisasi Variabel Penelitian 1. Tingkat keuntungan (return) dan
risiko saham
Tingkat keuntungan (return) saham
adalah selisih antara harga
pembukaan dengan harga penutupan saham.(Ross et.al, 2002:238):
ܴ݅ ൌ ܲݐ െܲܲ ௧ିଵ
௧ିଵ
(1) Dimana :
Ri = Tingkat Keuntungan Realisasi Pt = Harga Saham Periode t
ܲ௧ିଵ
ൌ ݄ܽݎ݃ܽݏ݄ܽܽ݉݁ݎ݅݀݁ݏܾ݈݁݁ݑ݉݊ݕܽ Sedangkan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) (Zubir, 2011:5):
ܧሺܴ݅ሻ ൌ σே௧ୀଵܴ݊݅ݐ
(2) Dimana :
E(Ri) =tingkat keuntungan yang
diharapkan saham i
Rit = tingkat keuntungan saham i pada hari ke t
N = periode waktu atau periode jumlah hari observasi
2. Risiko saham: perbedaan antara tingkat keuntungan yang diinginkan
(expected return) dan realisasi tingkat keuntungan yang terjadi (realized return). Standar deviasi adalah pengukuran yang digunakan untuk menghitung risiko (Zubir, 2011:23):
ߪଶ ൌ ሾܴ݅ݐ െ ܧሺܴ݅ሻሿ ଶ ݊ ௧ୀଵ (3) Dimana : ߪଶ ൌ ݒܽݎ݅ܽ݊ݏݐ݅݊݃݇ܽݐ݇݁ݑ݊ݐݑ݊݃ܽ݊ݏ݄ܽܽ݉݅ Rit = tingkat keuntungan saham i pada hari ke t
E(Ri) = jumlah keuntungan yang diharapkan saham i
n = jumlah hari observasi
3. Tingkat keuntungan dan risiko pasar
a. Tingkat keuntungan pasar
(Jogiyanto, 2003:232):
ܴ݉ݐ ൌ ܫܪܵܩݐ െ ܫܪܵܩܫܪܵܩ ௧ିଵ
௧ିଵ
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… E-367
Rmt = tingkat keuntungan pasar
periode t
IHSGt = IHSG periode t
ܫܪܵܩ௧ିଵ = IHSG periode
sebelumnya
a. Risiko Pasar adalah selisih antara
tingkat keuntungan yang
diharapkan dengan tingkat
keuntungan pasar yang
terealisasi. ߪଶ ൌ ሾܴ݉ݐ െ ܧሺܴ݉ሻሿ ଶ ݊ ௧ିଵ (5) Dimana :
ߪଶ = varian tingkat keuntungan pasar
Rmt = tingkat keuntungan pasar pada hari ke t
E(Rm) = tingkat keuntungan pasar yang diharapkan
n = jumlah hari observasi 4. Kovarians, Beta dan Alpha
a. Kovarians antara return pasar dan
return pasar dapat dihitung
dengan rumus (Jones, 2010:176): ߪ ൌ ሾܴ݅ െ ܧሺܴ݅ሻሿሾܴ݉ ୀଵ െ ܧሺܴ݉ሻሿ (6) Dimana:
ߪ= covarians antara saham dan pasar
Ri = tingkat keuntungan pada saham i
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham
m = kemungkinan hasil sejumlah dari periode pengamatan suatu saham
b. Beta dapat dihitung dengan rumus (Bodie et.al, 2002:302):
ߚ݅ ൌߪ݅݉ߪ ଶ
(7) Dimana :
βi= beta saham
ߪim = kovarian tingkat keuntungan antara saham i dengan tingkat keuntungan pasar
ߪଶ= varian tingkat keuntungan pasar
c. Alpha merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar. (Bodie et.al, 2002:295):
ߙൌ ܧሺܴ݅ሻ െ ߚ݅Ǥ ܧሺܴ݉ሻ Dimana :
ߙ= Alpha saham
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
5. Varians dari Kesalahan Residu
Varians dari kesalahan residu
merupakan variabel yang
menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis.(Bodie et.al, 2002:295):
ߪଶ ൌ ߪଶ െߚଶǤ ߪଶ (8) Dimana :
ߪଶ= varians dari kesalahan residu ߪଶ= varians residu
ߚଶ= beta saham
ߪଶ= varians tingkat keuntungan pasar
a. Tingkat Excess Return to Beta (ERB)
(Jogiyanto, 2003:253):
ܧܴܤ݅ ൌ ܧሺܴ݅ሻ െ ܴܾݎߚ݅ (9) Dimana :
ERBi = Excesss Return to Beta saham ke-i
E(Ri) = tingkat keuntungan saham yang diharapkan
Rbr = tingkat keuntungan aktiva bebas risiko
βi= beta saham ke-i
b. Cut off Rate (Ci ) merupakan titik pembatas yang digunakan untuk menentukan apakah suatu saham
dapat dimasukkan ke dalam
portofolio atau tidak.(Fakhruddin dan Hadianto, 2001:194):
ܣൌ ሾܧሺܴ݅ሻ െ ܴܾݎሿǤ ߚ݅ߪ ଶ
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
E-368 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… Dimana :
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan untuk saham ke-i
Rbr = tingkat keuntungan aktiva bebas risiko
βi= beta saham ke-i
ߪଶ= varian dari kesalahan residu
ߚ݅ ൌߪߚ݅ଶ
ଶ
(11) Dimana :
ߚ݅= beta saham i
ߪଶ= varians dari kesalahan residu
Setelah mendapat nilai Ai dan Bi, selanjutnya nilai Ci dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2003:255):
ܥ݅ ൌ ߪଶσୀଵܣ݅ ͳ ߪଶσୀଵߚ݅
(12) Menentukan Besarnya Proporsi Dana (Xi )
ܹ݅ ൌ σೖ
ೕసభ (13)
Dengan Xi adalah sebesar : ܺ݅ ൌ ఙఉ
మሺܧܴܤ݅ െ ܥ
כሻ (14)
Dimana :
Wi = proporsi saham ke-i
k = jumlah saham di portofolio optimal βi= beta saham ke-i
ߪଶ= varians dari kesalahan residu saham
ke-i
ERBi = Excess Return to Beta saham ke-i C* = nilai cut-off point yang merupakan nilai terbesar
a. Tingkat keuntungan portofolio
(Jogiyanto, 2003:247):
E(Rp) = αp + βp . E(Rm)(15)
Dimana :
E(Rp) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
αp= rata-rata tertimbang dari alpha tiap saham
βp= rata-rata tertimbang dari beta tiap sekuritas
E(Rm) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari pasar
b. Risiko portofolio (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:248): ߪଶ ൌ ߚଶǤ ߪଶ ݓଶǤ ߪଶ ୀଵ (16) Dimana : ߪଶ = varian portofolio ߚଶǤ ߪଶ = risiko yang
berhubungan dengan pasar
ݓଶǤ ߪଶ= rata-rata tertimbang
dari resiko masing-masing
perusahaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 merupakan perbandingan tingkat keuntungan yang dihasilkan atas saham dengan sertifikat bank Indonesia,
apabila kita memutuskan ingin
berinvestasi pada salah satu instrument saham atau sertifikat bank Indonesia. Selama periode penelitian terlihat bahwa tingkat keuntungan yang diberikan oleh SBI jauh lebih tinggi jika dibandingkan tingkat keuntungan pasar saham, namun bukan berarti bahwa SBI tidak memiliki tingkat risiko sama sekali. SBI memiliki risiko, namun risiko yang diberikan itu sangat kecil, karena SBI mendapat jaminan dari pemerintah langsung. Oleh karenanya SBI disebut sebagai investasi bebas risiko.
Tabel 1. Perkembangan Return dan Risiko Pasar serta Risk-free
INDIKATOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Market Return 3.18% 0.65% 0.83% -0.30% 1.56% 0.08% Market Risk 4.20% 3.76% 2.82% 4.23% 2.14% 2.57% Δ Risk-Free 2010-2015 6.70% 6.54% 4.41% 5.79% 7.04% 6.71% Sumber: Hasil Olah Data
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… E-369
Saham Agresif dan Pasif
Saham terhadap kondisi pasar secara umum ditunjukkan oleh koefisien beta (β). Koefisien beta dapat bernilai positif ataupun negative. Jika beta positif, maka kenaikan tingkat keuntungan pasar akan menyebabkan kenaikan tingkat keuntungan saham. Sedangkan jika beta
negative, maka kenaikan tingkat
keuntungan pasar akan menyebabkan penurunan tingkat keuntungan saham. Besarnya koefisien beta (β) yang normal adalah β=1. Bila β<1 disebut sebagai saham yang lemah (defensive stock), yang
berarti jika ada kenaikan tingkat
keuntungan pasar sebesar X% maka tingkat keuntungan saham akan naik kurang dari X% dan begitu pula sebaliknya. β>1 disebut saham agresif (aggressive stock), yang berarti jika tingkat keuntungan pasar naik sebesar X% maka tingkat keuntungan saham akan mengalami kenaikan lebih dari X% dan begitu pula sebaliknya.
Pada tabel diatas saham yang memiliki nilai β<1 dimiliki oleh MPPA,
BUMI, JSMR, INTP, ADMG, BHIT, AISA, BBRI, INCO, PTBA, MEDC, ANTM, BNII, ASII, GGRM, ITMG, ISAT, TINS, UNTR, AALI, SGRO, ISIP. Sedangkan yang memiliki nilai β>1 ialah PLNF, SMRA, ASRI, BBKP, CTRA, ADHI, BBNI, CPIN, PNBN, KIJA, ENRG, RALS, BSDE, SMCB, PGAS, TLKM, BKSL, BMRI, AKRA, KLBF, BDMN, ADRO, GJTL, INDY, SMGR, LPKR, BBCA, MNCN.
Besarnya koefisien beta (β) yang normal adalah β=1. Bila β<1 disebut sebagai saham yang lemah (defensive stock), yang berarti jika ada kenaikan tingkat keuntungan pasar sebesar X% maka tingkat keuntungan saham akan naik kurang dari X% dan begitu pula sebaliknya. β>1 disebut saham agresif (aggressive stock), yang berarti jika tingkat keuntungan pasar naik sebesar X% maka tingkat keuntungan saham akan mengalami kenaikan lebih dari X% dan begitu pula sebaliknya.
Tabel 2 Saham Agresif dan Pasif Tahun 2014
Aggressive Stocks Defensive Stocks SAHAM βi>1 SHM βi>1 SAHAM βi<1
ADHI 4.9 TINS 1.8 PGAS 0.86
BKSL 4.1 SMGR 1.73 CPIN 0.84
SMRA 3.29 INDY 1.51 RALS 0.71
SGRO 2.85 BBRI 1.49 BNII 0.69
CTRA 2.59 ADMG 1.47 BBKP 0.63
ASRI 2.43 PNLF 1.42 LPKR 0.6
INCO 2.41 BMRI 1.4 GGRM 0.6
AALI 2.37 BSDE 1.29 MEDC 0.37
ANTM 2.33 KIJA 1.29 SMCB 0.24
AISA 2.28 AKRA 1.29 MNCN 0.24
UNTR 2.27 BBNI 1.25 BBCA 0.21
JSMR 2.2 KLBF 1.24 BDMN -0.15
PNBN 2.04 BHIT 1.16 ITMG -0.29
BUMI 1.99 ENRG 1.15 ISAT -0.33
GJTL 1.98 ISIP 1.14 ADRO -1.97
ASII 1.96 TLKM 1.11
MPPA 1.82 PTBA 1.03
INTP 1.81
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
E-370 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… Tabel 3
Saham Agresif dan Pasif Tahun 2015
Aggressive Stocks Defensive Stocks SAHAM βi>1 SAHAM βi<1 SAHAM βi<1
MPPA 3.29 PGAS 0.89 INTP
-0.14 BKSL 3.27 PNLF 0.78 BNII -0.18 MNCN 2.93 SGRO 0.58 CTRA -0.25
BHIT 2.46 ENRG 0.57 INDY
-0.27
ITMG 2.4 ANTM 0.5 AALI
-0.38
KIJA 2.26 AKRA 0.49 TINS
-0.53 GJTL 1.94 ADHI 0.48 MEDC -0.69 PNBN 1.9 BBKP 0.45 INCO -0.98 BDMN 1.82 ISAT 0.43 SMCB -1.55
BMRI 1.63 SMRA 0.33 BUMI
-1.69 BBNI 1.59 TLKM 0.3 BBRI 1.55 GGRM 0.27 BSDE 1.47 ADRO 0.13 ASII 1.43 ASRI 0.04 BBCA 1.4 KLBF -0.02 UNTR 1.4 ISIP -0.09 AISA 1.21 SMGR -0.09 CPIN 1.13 RALS -0.1 JSMR 1.12 PTBA -0.12 LPKR 1.06 ADMG -0.14
Sumber: Hasil Olah Data
Pada tabel 2, saham yang memiliki nilai β<1 dimiliki oleh PGAS, PNLF, SGRO, ENRG, ANTM, AKRA, ADHI, BBKP, ISAT, SMRA, TLKM, GGRM, ADRO, ASRI, KLBF, ISIP, SMGR, RALS, PTBA, ADMG, INTP, BNII, CTRA, INDY, AALI, TINS, MEDC, INCO, SMCB, BUMI.
Sedangkan yang memiliki nilai β>1 ialah MPPA, BKSL, MNCN, BHIT, ITMG, KIJA, GJTL, PNBN, BDMN, BMRI, BBNI, BBRI, BSDE, ASII,
BBCA, UNTR, AISA, CPIN, JSMR, LPKR.
Penentuan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal
Perhitungan untuk menentukan
portofolio optimal akan sangat di
mudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan kedalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antar excess return dengan beta (excess return to beta). Excess return didefinisikan sebagai selisih tingkat keuntungan yang diharapkan dengan tingkat keuntungan aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan tingkat keuntungan relative terhadap satu unit resiko yang tidak dapat di deversifikasikan yang di ukur dengan beta. Rasio ini juga menunjukkan hubungan antara dua factor
penentu investasi, yaitu tingkat
keuntungan dan risiko suatu saham.
Metode yang digunakan dalam
pembentukan portofolio optimal dari 50 saham ini adalah model indeks tunggal (single index model). Dalam penelitian ini saham-saham yang akan di masukkan dalam suatu portofolio, perlu adanya suatu kriteria tertentu.
Pada model indeks tunggal,
langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun ke-50 saham tersebut kedalam peringkat berdasarkan rasio kelebihan
tingkat pengembalian terhadap beta
(excess return to beta). Selama periode 2013-2015 dengan jumlah sampel saham sebanyak 50 emiten, berdasarkan hasil saringan yang dilakukan, diantaranya : 1. Saham yang selalu masuk listing
selama 3 periode tahun berturut-turut 2. Mimiliki nilai ERB>C*
Dari 2 kriteria diatas maka saham yang masuk dalam portofolio optimal hanya 4 saham pada tahun 2013, 4 saham pada tahun 2014, dan 16 saham pada tahun 2015.
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… E-371
Tabel 4
Saham Pembentuk Portofolio Optimal Periode 2013 dan 2014
JAN 2013-DES 2013 JAN 2014-DES2014
Saham ERB c* Saham ERB c*
AALI 0.169775 0.000968 ADRO 0.035534 0.0002055
ISIP 0.107248 0.000968 BDMN 0.411232 0.0002055
SGRO 0.219434 0.000968 MEDC 0.085835 0.0002055
UNTR 0.485042 0.000968 PNBN 0.053304 0.0002055
Sumber: Hasil Olah Data
Pada periode januari
2013-desember 2013 hanya terdapat 4 saham dari 50 sampel saham yang memiliki nilai ERB positif dan nilai ERB>C*, sehingga ke-4 saham tersebut masuk dalam dalam portofolio. Saham tersebut diantaranya AALI, ISIP, SGRO, UNTR. Pada periode
januari 2014-desember 2014 hanya
terdapat 4 saham dari 50 sampel saham yang memiliki nilai ERB positif dan nilai ERB>C*, sehingga ke-4 saham tersebut masuk dalam portofolio. Saham tersebut
diantaranya ADRO,BDMN, MEDC,
PNBN.
Pada Januari 2015-Mei 2015 terdapat 16 saham dari 50 sampel saham yang memiliki nilai ERB positif dan nilai ERB>C*, sehingga ke-16 saham tersebut masuk dalam portofolio. Saham tersebut diantaranya : AALI, ADMG, BNII, BUMI, CTRA, INCO, INDY, INTP, KLBF, ISIP, MEDC, PTBA, RALS, SMCB, SMGR, TINS.
Berdasarkan tabel 6, portofolio yang terbentuk pada tahun 2013 terdiri dari 4 saham yaitu: AALI, ISIP, SGRO, UNTR, dimana dari portofolio tersebut menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 10,6% dengan tingkat risiko sebesar 12,4% pertahun. Sementara untuk tahun 2014, Saham yang menjadi pembentuk portofolio adalah ADRO, BDMN, MEDC, PNBN, dimana dari portofolio tersebut menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 5,91% dengan tingkat risiko sebesar 10,16% pertahun.
Pada lima bulan pertama tahun 2015, jumlah saham pembentuk portofolio terdiri dari 8 saham yaitu ADMG, BNII, INTP, KLBF, PTBA, RALS, SMGR, TINS, dimana dari portofolio tersebut menghasilkan tingkat keuntungan yang
diharapkan sebesar 13,58% dengan
tingkat risiko sebesar 17,1% pertahun.
Tabel 5
Saham Pembentuk Portofolio Optimal Periode 2015
JAN 2015-MAY 2015
Saham ERB c* Saham ERB c*
AALI 0.169316 0.002229 KLBF 3.1862 0.002229 ADMG 0.866982 0.002229 ISIP 1.217793 0.002229 BNII 0.443075 0.002229 MEDC 0.107501 0.002229 BUMI 0.051189 0.002229 PTBA 0.846567 0.002229 CTRA 0.220071 0.002229 RALS 0.783435 0.002229 INCO 0.084014 0.002229 SMCB 0.082551 0.002229 INDY 0.475844 0.002229 SMGR 1.124088 0.002229 INTP 0.564525 0.002229 TINS 0.277163 0.002229
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
E-372 Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham…
Tabel 6
Alpha, Beta, Return, dan Risk Portofolio
Januari 2013-Desember 2013 Januari 2014-Desember 2014
Saham αp βp Saham αp βp AALI 0.16 0.95 ADRO 1.8 50.7 ISIP 0.18 1.66 BDMN 2.65 6.46 SGRO 3.05 13.9 MEDC 0.21 2.41 UNTR 7.39 15.23 PNBN 0.25 4.72 ∑αp dan ∑βp 10.78 31.74 ∑αp dan ∑βp 4.91 64.29 E(Rp) 0.1068 E(Rp) 0.0591 σp2 0.0156 σp2 0.0103 P 0.1248 Σp 0.1016
Sumber: Hasil Olah Data Tabel 7
Alpha, Beta, Return, dan Risk Portofolio Periode Jan 2015-May2015
Saham αp βp ADMG 1.19 1.37 BNII 37.97 85.70 INTP 0.47 0.84 KLBF 39.25 12.32 PTBA 1.12 1.33 RALS 0.05 0.07 SMGR 5.29 4.71 TINS 50.27 181.39 ∑αp dan ∑βp 135.63 287.71 E(Rp) 0.1358 σp2 0.0293 σp 0.171
Sumber: Hasil Olah Data
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a) Setelah
dilakukan perhitungan dengan
menggunakan metode indeks model, selama 6 periode, dimana pada periode Januari 2010-Desember 2011 diperoleh 9 saham yang memenuhi kriteria dalam
pembentukan portofolio optimal
diantaranya ADHI, ASRI, BBNI, BHIT, CPIN, GJTL, KLBF, ISIP, MNCN. Pada periode Januari 2011-Desember 2011 diperoleh 9 saham yang memenuhi kriteria dalam pembentukan portofolio optimal diantaranya ADRO, BDMN,
CPIN, MEDC, MNCN, PTBA, RALS, SGRO, TINS. Pada periode Januari 2012-Desember 2012 diperoleh 6 saham yang memenuhi kriteria dalam pembentukan portofolio optimal diantaranya adalah ADHI, AISA, BHIT, KLBF, MNCN, RALS. Pada periode 2013 diperoleh 4 saham yang memenuhi kriteria dalam
pembentukan portofolio optima
diantaranya adalah AALI, ISIP, SGRO, UNTR. Pada paeriode 2014 diperoleh 4 saham yang memenuhi Kriteria dalam
pembentukan portofolio optimal
diantaranya adalah ADRO, BDMN,
MEDC, PNBN. Pada periode Januari 2015-May 2015 diperoleh 8 saham yang memenuhi kriteria dalam pembentukan portofolio optimal diantaranya adalah ADMG, BNII, INTP, KLBF, PTBA, RALS, SMGR, TINS; b) Secara rata-rata
selama periode penelitian return
Portofolio optimal yang terbentuk adalah 10% dengan tingkat risiko sebesar 13,2%. Bagi pada investor hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan
keputusan investasi dalam bentuk saham dimasa yang akan datang yaitu dengan membentuk portofolio optimal, sehingga dapat menghasilkan return yang optimal dan dapat meminimalisir risiko yang ditanggung. Sementara untuk perusahaan yang sahamnya belum memenuhi syarat untuk masuk dalam portofolio optimal, sebaiknya melakukan perbaikan kinerja perusahaannya, agap performa sahamnya meningkat. Bagi para peneli dan praktisi
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Tuankotta dan Binastuti, Pembentukan Portofolio Saham… E-373
dunia investasi,disarankan untuk
mengembangkan memperkaya analisis optimasi portofolio saham dengan metode
lain, seperti menggunakan metode
Markowitz atau metode-metode lainnya yang lebih akurat dalam mengevaluasi kandidat saham-saham khususnya yang berkaitan dengan analisis portofolio optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, kamarudin. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Cetakan Kedua. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Fakhrudin, M Hendy dan Tjiptono Darmadji. 2011. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Edisi
Kedua. Jakarta: Salemba Empat Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP YKPN
Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Kasiram. 2008. Metodologi Penelitian
Kualitatif-Kuantitatif. Yogyakarta: UIN-Maliki Press
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Ekonisia