BAB I PENGANTAR ... 1
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 1
1.2. Penjelasan Modul ... 1
1.2.1. Desain Modul... 1
1.2.2. Isi Modul ... 2
1.2.3. Pelaksanaan Modul ... 3
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (CRCC) ... 3
1.4. Pengertian-Pengertian Istilah ... 3
BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 5
2.1. Peta Paket Pelatihan ... 5
2.2. Pengertian Unit Standar ... 5
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 6
2.3.1. Judul Unit ... 6
2.3.2. Kode Unit ... 6
2.3.3. Deskripsi Unit ... 6
2.3.4. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ... 7
2.3.5. Batasan Variabel ... 8
2.3.6. Panduan Penilaian ... 8
2.3.7. Kompetensi Kunci ... 10
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 11
3.1. Strategi Pelatihan ... 11
3.2. Metode Pelatihan ... 12
BAB IV BAHAN MATERI UNIT KOMPETENSI ... 13
4.1. Tujuan Instruksional Umum ... 13
4.3.1. Definisi ... 13
4.3.2. Sarana dan Prasarana Pelatihan... 13
4.3.3. Peralatan Utama Pelatihan ... 13
4.3.4. Peralatan Bantu Pelatihan ... 14
4.3.5. Perangkat Lunak Pelatihan ... 14
4.4. Memeriksa material yang diterima ... 14
4.4.1. Daftar material yang akan masuk ke lokasi proyek diperoleh sesuai dengan dokumen pembelian ... 14
4.4.2. Material yang diterima diperiksa sesuai dengan jumlah, spesifikasi berdasar pada dokumen pembelian yang sah dan spesifikasi standar material yang ditetapkan ... 14
4.4.3. Catatan hasil pemeriksaan material yang masuk dilakukan dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku ... 15
4.5. Mengatur penyimpanan material ... 16
4.5.1. Daftar material yang akan disimpan disiapkan dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku ... 16
4.5.2. Lokasi penyimpanan material ditetapkan berdasar pada rencana kerja proyek ... 16
4.5.3. Jadwal pengambilan material dari tempat penyimpanan dibuat berdasar pada jadual rencana harian dan mingguan dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku ... 16
4.5.4. Administrasi pemasukan dan pengeluaran material dibuat dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku ... 17
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI ... 18
5.1. Sumber Daya manusia ... 18
5.2. Sumber-Sumber Perpustakaan... 19
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ... 19
BAB I
PENGANTAR
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?
Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.
Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?
Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.
1.2. Penjelasan Modul
Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud dengan Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru seperti proses belajar mengajar sebagaimana biasanya dimana materi hampir sepenuhnya dijelaskan dan disampaikan pelatih/pembimbing yang bersangkutan.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual adalah pelatihan yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri berdasarkan materi dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang bersangkutan. Pelatihan mandiri cenderung lebih menekankan pada kemauan belajar peserta itu sendiri. Singkatnya pelatihan ini dilaksanakan peserta dengan menambahkan unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan baik dengan usahanya sendiri maupun melalui bantuan dari pelatih.
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri:
Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.
1.2.2. Isi Modul
Modul ini terdiri dari 3 bagian, antara lain sebagai berikut: a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor
pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan
dalam melaksanakan praktik kerja.
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi:
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku
Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3. Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan
sebagai sumber pelatihan.
Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan.
Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan
dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)
Apakah pengakuan Kompetensi Terkini ( Recognition of Current
Competency). Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu,
anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti
anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena
anda telah :
pengetahuan dan keterampilan yang sama atau.
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama .
1.4. Pengertian-Pengertian Istilah Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap. Pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan. pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan /jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.
Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap. Pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
Sertifikat Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1. Peta Paket Pelatihan
Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unit-unit kompetensi berikut:
NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
I. Kelompok Kompetensi Umum
1 F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 01 Menerapkan Ketentuan UUJK dan K3L.
2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 02 Melakukan Komunikasi dan Kerja Sama di Tempat Kerja
II. Kelompok Kompetensi Inti
1. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 03
Mengidentifikasi Kebutuhan Pekerjaan Awal Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 04
Membuat Rencana Kerja Harian dan Mingguan Pelaksanaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
3. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 05 Membantu Dalam Pengaturan Material
4. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 06 Melakukan Persiapan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
5. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 07 Mengkoordinasi dan Mengawasi Pelaksanaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
6. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 08 Membuat Laporan Pelaksanaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
2.2. Pengertian Unit Standar Apakah Standar Kompetensi ?
Setiap Standar Kompetensi Menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini ?
Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk “Menerapkan prosedur-prosedur mutu”
Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan ?
Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian Kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.
Berapa banyak kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi ? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.3 Unit Kompetensi yang dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
Mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
Mengidentifikasi apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
Meyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian
2.3.1 Judul Unit
Membantu Dalam Pengaturan Material 2.3.2 Kode Unit
F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 05 2.3.3 Deskripsi Unit
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dalam pengaturan material pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan
2.3.4 Elemen Kompetensi
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Memeriksa material yang diterima
1.1 Daftar material yang akan masuk ke lokasi proyek diperoleh sesuai dengan dokumen pembelian
1.2 Material yang diterima diperiksa
sesuai dengan jumlah, spesifikasi berdasar pada dokumen pembelian yang sah dan spesifikasi standar material yang ditetapkan
1.3 Catatan hasil pemeriksaan material
yang masuk dilakukan dengan
menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku.
2. Mengatur penyimpanan
material
2.1. Daftar material yang akan disimpan
disiapkan dengan menggunakan
format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku
2.2. Lokasi penyimpanan material
ditetapkan berdasar pada rencana kerja proyek
2.3. Jadwal pengambilan material dari tempat penyimpanan dibuat berdasar pada jadual rencana harian dan
mingguan dengan menggunakan
format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku.
2.4. Administrasi pemasukan dan
pengeluaran material dibuat dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku.
2.3.5 Batasan Variabel
1. Kontek Variabel
1.1. Unit ini diterapkan sebagai kompetensi kelompok dan menjadi
dasar pengetahuan bagi seorang mandor installer rangka atap
baja ringan dalam melakukan pekerjaan pemasangan 1.2. Peralatan dan perlengkapan :
1.2.1. Check list penerimaan material 1.2.2. Formulir pengecekan material 1.2.3. Formulir material yang disimpan 1.2.4. Time schedul penerimaan material 1.2.5. Dokumen verifikasi material
2. Tugas- tugas yang harus dilakukan
2.1. Memeriksa spesifikasi teknis yang berkaitan dengan pemasangan rangka atap baja ringan :
2.2. Meneliti gambar dan mengidentifikasi macam-macam rangka atap baja ringan:
2.3. Melakukan pemeriksaan material yang sesuai untuk digunakan pada pemasangan rangka atap baja ringan
2.4. Mengatur lokasi tempat penyimpanan material
3. Peraturan-peraturan yang diperlukan
3.1 Spesifikasi dan petunjuk penggunaan alat dari pabrik/vendor
2.3.6 Panduan Penilaian
1. Kondisi Penilaian
Kondisi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain : 1.1 Wawancara 1.2 Tes tertulis
1.3 Menggunakan alat peraga 1.4 Praktek di tempat kerja
1.5 Portofolio atau metode lain yang relevan
2. Keterkaitan dengan unit lain:
2.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya: -
2.2 Kaitan Dengan Unit Lain
2.2.1. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 01 Menerapkan ketentuan UUJK
dan SMK3
2.2.2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 04 Membuat rencana kerja harian
dan mingguan pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan
2.2.3. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 06 Melakukan persiapan
pemasangan rangka atap baja ringan
2.2.4. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 07 Mengkoordinasi dan mengawasi
pelaksanaan pemasangan
rangka atap baja ringan
2.2.5. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 08 Membuat laporan pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan
3. Pengetahuan Yang Dibutuhkan 3.1 Teknik melakukan verifikasi material 3.2 Cara menerima dan menyimpan material
4. Keterampilan Yang Dibutuhkan
4.1 Keterampilan dalam mengidentifikasi material baja ringan
4.2 Keterampilan dalam menggunakan formulir penerimaan dan pengiriman
4.3 Keterampilan dalam menerapkan sistem kerja berkelompok 4.4 Keterampilan dalam mengisi formulir yang berkaitan dengan
pelaksanaan pemasangan
5. Aspek Kritis
Aspek kritis yang harus diperhatikan
5.1 Kemampuan mengidentifikasi material baja ringan yang digunakan
5.2 Kemampuan untuk melakukan tindakan pengamanan material dan alat di tempat penyimpanan
5.3 Kemampuan dalam kedisiplinan menggunanakan formulir isian sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
5.4 Kemampuan membuat laporan penyediaan material
2.3.7 Kompetensi Kunci
NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi
2
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2
6. Memecahkan masalah 2
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri. Artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/ Perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan Anda.
Permulaan dari proses pembelajaran
a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau meteri belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan anda.
Pengamatan terhadap tugas praktek
a. Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktek. c. Mempraktekkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
3.2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus. Kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas. Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta. Pelatih dan Pakar / Ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
4.1. Tujuan Instruksional Umum
Peserta pelatihan mampu melakukan pemeriksaan dan pengaturan
material
4.2. Tujuan Instruksional Khusus
Peserta pelatihan mampu memeriksa material yang diterima
Peserta pelatihan mampu mengatur penyimpanan material
4.3. Pengetahuan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan Mandor Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
4.3.1. Definisi
Pekerjaan Mandor pemasangan rangka atap baja ringan adalah salah satu bagian dari pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan penyetelan rangka baja, mulai dari pemasangan kuda-kuda, reng, bubungan dan pekerjaan lain yang terkait dengan atap bangunan yang terbuat dari baja ringan.
Pada umumnya pekerjaan ini dilaksanakan oleh kontraktor spesialis, yang memberikan layanan perencanaan atap, perhitungan volume bahan, biaya hingga pemasangannya.
Seorang mandor pemasangan rangka atap baja ringan bertugas untuk melakukan koordinasi pemasangan atap, sesuai dengan SOP yang terdapat pada masing-masing pabrikan. Bersama-sama dengan para tukang yang menjadi bawahannya, seorang mandor akan melakukan koordinasi pekerjaan di lapangan. Mulai dari koordinasi kebutuhan bahan, skedul pengiriman/penerimaan, proses ereksi hingga penyelesaian akhir penutup atap.
Seorang mandor harus mampu menguasai gambar kerja, serta melakukan setiap langkah kerja berdasarkan skedul yang diterimanya. Selain itu juga dapat melakukan koordinasi dengan pekerjaan struktur
lainnya, seperti pekerjaan pengecoran adukan beton, terutama yang terkait dengan posisi dan dudukan rangka baja yang akan dipasang.
Sebelum melakukan pemasangan, seorang mandor harus dapat memastikan bahwa posisi dudukan telah sesuai dengan koordinat pemasangannya, sehingga pada saat melakukan errection, tidak melakukan
pekerjaan yang berulang-ulang yang dapat mengakibatkan in-effiesiensi
pekerjaan.
4.3.2. Sarana dan Prasarana Pelatihan
Pelatihan pekerjaan Mandor pemasangan rangka atap baja ringan memerlukan sarana dan prasarana, diantaranya :
Ruang teori
Ruang praktek
4.3.3. Peralatan Utama Pelatihan
Peralatan utama pelatihan yang digunakan terkait dengan modul ini, adalah :
Whiteboard
Komputer / LCD proyektor
Layar
Alat tulis pengajaran (spidol, penghapus)
4.3.4. Peralatan Bantu Pelatihan
Peralatan bantu pelatihan yang digunakan, diantaranya :
Contoh material baja ringan
Video pengaturan dan penyimpanan material
4.3.5. Perangkat Lunak Pelatihan
Perangkat lunak pelatihan yang digunakan, diantaranya :
Form penerimaan dan pengiriman material
Form check list material
4.4. Memeriksa material yang diterima
4.4.1. Daftar material yang akan masuk ke lokasi proyek diperoleh sesuai dengan dokumen pembelian
Manajemen material merupakan suatu pendekatan organisasional untuk menyelesaikan permasalahan material yang memerlukan kombinasi kemampuan manajerial dan teknis (Ervianto,W.I, 2004). Adapun proses pengadaan material adalah sebagai berikut:
Pemilihan bahan
Pemilihan suplier (pemasok ) bahan
Pembelian bahan
Pengiriman bahan
Penerimaan bahan
Penyimpanan bahan
Pengeluaran bahan
Menjaga tingkat persediaan
Proses pemilihan bahan pada suatu proyek sangat ditentukan oleh rincian yang tercantum pada spesifikasi/ standar yang ditentukan. Beberapa bahan proyek ada yang tidak mimiliki spesifikasi yang tepat tetapi ditentukan dengan kinerja yang harus diberikan.
Proses pengadaan material bisa diperoleh melalui tiga sumber yaitu:
Pemberi tugas/owner yang mungkin memasuok material tersebut untuk
digunakan oleh kontraktor.
Subkontraktor/suplier yang diminta oleh kontraktor untuk memasok
material yang telah ditentukan.
Kontraktor sendiri yang mengadakan langsung material tersebut.
Pengadaan material melaui suplier umumnya berdasarkan harga terendah. Namun demikian faktor lain yang perlu juga dipertimbangkan adalah :
Keandalan suplier
Kualitas material
Kemampuan suplier untuk menyediakan bahan dalam keadaan tidak
terjadwal.
Selajutnya setelah penetuan suplier, dilanjutkan dengan pemesanan/ pembelian material. Proses pembelian dilakukan dengan surat permintaan material (Purchase Order) yang diperlukan dan disampaikan kepada suplier/pemasok. Dokumen pembelian/pemesanan adalah berupa surat
atau print out yang berisi data pesanan pembelian suatu material yang
dikirim kepada suplier. Data pesanan yang tercantum pada surat pemesanan atau PO umumnya berisi; Nama dan alamat suplier, Jenis dan spesifikasi material, jumlah material, harga satuan material, waktu dan lokasi pengiriman. Misalkan pesanan untuk material rangka atap baja ringan harus disertai spesifikasi mengenai ; jenis material rangka seperti galvanis atau Aluminium zink, tebal, panjang dan jumlah. Maka untuk mengetahui material yang akan datang/masuk ke proyek yaitu berdasarkan surat permintaan material tersebut.
Tabel 4.1 Contoh Dokumen Pembelian/Purchase Order
PURCHASE ORDER
Jakarta, ... 2009 No. PO/.../.../... Kepada Yth: PT... ... Up. Bp/Ibu: ... Telp/fax : ... Dengan hormat,Bersama ini kami sampaikan pesanan barang sebagai berikut: No Nama Barang Jumlah
Barang Satuan Harga Satuan Jumlah harga Hormat kami, PT. ... ... Bagian Pembelian
4.4.2. Material yang diterima diperiksa sesuai dengan jumlah, spesifikasi berdasar pada dokumen pembelian yang sah dan spesifikasi standar material yang ditetapkan.
Material yang dikirim oleh suplier sebagai suatu hasil dari surat permintaan pembelian harus diperiksa pada saat diserahkan. Sebelum material dibongkar petugas harus memeriksa bahwa material yang diserahkan tersebut benar-benar dipesan dan sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan. Pemeriksaan material merupakan proses kontrol terhadap kualitas dan kuantitas material/barang. Kontrol material merupakan suatu aktivitas pengendalian material yang bertujuan untuk mengetahui secara aktual material/barang pesanan apakah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pada saat perencanaan (Supriyanto, 2000).
Pemeriksaan material menyangkut kelengkapan administrasi dan spesifikasi/standar yang telah ditetapkan. Pemeriksaan material/bahan rangka atap dan aksesoris lainnya harus diperiksa sesuai spesifikasi/standar yang telah ditetapkan. Hal-hal yang perlu diperiksa adalah :
Material yang dterima telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan
spesifikasi.
Kuantitas material harus sama dengan surat permintaan dan penerimaan.
Kualitas bahan harus sama dalam catatan penyerahan
Bahan-bahan yang diserahkan dalam urutan yang baik.
Pada saat pengiriman suplier akan menyertakan Surat Jalan yang dibawa oleh supir. Selanjutnya mandor dapat mengecek material tersebut berdasarkan surat jalan dan mencocoklan dengan surat permintaan atau PO. Surat jalan ini terdiri dari 2 copy yaitu:
1 lembar (nota putih) dibawa kembali oleh supir dan disimpan oleh suplier
untuk tagihan.
1 lembar (nota merah) di simpan oleh bagian penerimaan (mandor).
Pemeriksaan material rangka atap baja ringan dilakukan satu-persatu tiap lonjor/batang. Berikut adalah contoh format daftar simak pemeriksaan material:
Tabel 4.2 Contoh daftar simak pemeriksaan material
No Jenis Material Kriteria Penerimaan Keterangan Spesifikasi Visual Dimensi Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 1 Sesuai daftar material yang masuk/PO Sesuai standar/spesifik asi yang ditetapkan / sampel Tidak cacat/ cacat Sesuai ukuran yang ditentukan / sampel Sesuai jumlah pembelian Diterima/accepte d atau ditolak/rejected 2 3 4
Diserahkan oleh, Diperiksa oleh,
(...) (...)
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan material masuk yaitu:
Jika material yang diterima tidak memuaskan karena sesuatu sebab,
maka material tersebut harus segera dikembalikan dengan disertai nota penolakan material masuk, sehingga bagian akuntansi tidak akan mengizinkan pembayaran atas faktur material tersebut.
Bila terdapat kehilangan material atau kerusakan harus dicatat dan
laporan penerimaan disusun kembali supaya informasi mengenai material tersebut dapat diolah kembali pada jadwal proyek dengan tepat.
Bila material yang benar sudah diterima, maka material diteruskan ke
gudang untuk menunggu sampai diambil atau dipakai. Bersamaan dengan itu data catatan persediaan diperbaharui untuk menunjukkan adanya tambahan material karena penerimaan ini.
4.4.3. Catatan hasil pemeriksaan material yang masuk dilakukan dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku.
Apabila proses pemeriksaan material telah dilakukan dan material tersebut diterima (memenuhi syarat/standar) maka dibuat formulir tanda terima sedangkan jika material yang dikirim tidak sesuai persyaratan maka harus ditolak atau dikembalikan dengan disertai surat penolakan (rejected).
Setelah proses penerimaan dan pengecekan material berdasarkan format yang ada, selanjutnya dibuatkan salinan laporan penerimaan material. Salinan laporan ini biasanya dikirim ke:
1 lembar ditahan oleh penerima untuk dokumen (mandor)
1 lembar ke bagian akuntan untuk dicek dengan faktur supplier-supplier
dan pesanan pembelian (kantor).
1 lembar ke bagian pembelian untuk melengkapi pesanan logistik
(gudang).
Material yang di tolak dipisahkan atau dikembalikan sehingga tidak tercampur dengan material yang baik. Begitu juga material yang sesuai standar harus ditata sesuai jenis komponen/materialnya. Berikut adalah contoh surat retur material/barang:
Tabel 4.3 Contoh Penolakan/Retur Material
SURAT JALAN RETUR PEMBELIAN
Jakarta, ... 2009 No. PO/.../.../... Kepada Yth: PT... ... Up. Bp/Ibu: ... Telp/fax : ... Dengan hormat,
Dengan ini kami mengirimkan kembali material-material yang kami pesan sebagai berikut:
No Nama Barang Jumlah
Barang Satuan Keterangan
No urut
Nama material yang di retur/ ditolak Jumlah yang ditolak Satuan barang Comment (alasan penolakan)
Petugas Gudang Diterima Diserahkan
(...) (...) (...)
4.5. Mengatur penyimpanan material
4.5.1. Daftar material yang akan disimpan disiapkan dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku
Pada dasarnya penanganan material merupakan kegiatan menerima, menyimpan dan mengirim kembali ke tempat akhir yang ditentukan. Setelah material tersebut diterima selanjutnya hendaknya ditindaklanjuti dengan menyediakan gudang/tempat yang sesuai untuk masing-masing material dan mengatur penempatan material dalam gudang sebelum material tersebut digunakan.
Hal penting dalam penyimpanan material adalah: a. Pemberian label (labelling)
Material yang disimpan seharusnya diberi label (tanda pengenal) untuk memudahkan mencari berdasarkan penomeran-penomeran yang telah direncanakan secara standar. Hal ini juga untuk memudahkan mengatur persediaan material dan pemesanan material yang sudah hampir habis. b. Lokasi gudang
Penempatan gudang diusahakan sedekat mungkin dengan yang membutuhkan. Masalah keamanan material baik kerusakan atau kehilangan perlu diperhatikan. Misalnya material yang mudah rusak kerena gesekan, pengaruh cuaca (panas atau lembab) memerlukan perlindungan yang memadai. Oleh karena itu jenis material akan menentukan tempat/ gudang tersebut apakah gudang tertutup atau cukup dengan gudang terbuka.
c. Cara penyimpanan
Prinsip penyimpanan material sebaiknya mengikuti konsep FIFO (First In First Out) yaitu material yang masuk di awal akan dikeluarkan (dipakai) diawal, terutama material yang tidak dapat disimpan terlalu lama. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyimpanan material adalah harus dikelompokkan berdasarkan kelompok atau jenis dan ukuran dari material tersebut. Hal ini untuk memudahkan pengambilan kembali material tersebut. Material sisa harus ditempatkan/ dikumpulkan tersendiri.
d. Metode penanganan
Metode penanganan akan mempengaruhi tata letak penyimpanan. Penggunaan peralatan angkut seperti fork-lift, truck dan sejenisnya tentu akan membutuhkan ruang gerak alat yang cukup pada proses penyimpanan dan pengambilan material tesebut. Akan tetapi jika penangan material tersebut cukup hanya dengan tenaga manusia tentu ruang gerak yang dibutuhkan akan lebih kecil sehingga ukuran gudang dapat lebih kecil.
e. Administrasi
penyimpanan material. Pencatatan bertujuan untuk pengendalian persediaan material. Pengeluaran material dapat dilakukan berdasarkan setiap permintaan atau melaui jadwal pengeluaran yang telah ditentukan. Jadi dari keterangan diatas, aspek utama dalam pengelolaan material adalah aspek keamanan (kehilangan dan kerusakan) fisik dan selalu siap (availibility). Pemeriksaan secara periodik terhadap material yang disimpan harus diadakan untuk memperkuat catatan petugas dan tindakan yang tepat dilakukan bila jumlah material yang disimpan tidak sesuai dengan catatan.
4.5.2. Lokasi penyimpanan material ditetapkan berdasar pada rencana kerja proyek
Penentuan lokasi penyimpanan material harus sesuai dengan perencanaan tata letak/ site proyek. Penentuan lokasi penyimpanan material harus mempertimbangkan beberapa hal (Nugraha, 1985) :
a. Karakteristik material
Karakteristik material seperti berat, ukuran, bentuk penampilan, keadaan cair dan padat serta kerapihan akan menentukan macam peralatan yang digunakan.
b. Areal pekerjaan
Yang dimaksud dengan areal pekerjaan adalah tempat dimana material tersebut ditangani, diolah, diangkut ke tempat lain, disimpan atau langsung dipasang
c. Ekologi
Ekologi yang dimaksud adalah kondisi lingkungan sekitarnya yang dapat mempengaruhi material bangunan baik dari sisi keamanan dan kerusakan.
d. Teknik Pemindahan
Dalam proyek konstruksi dikenal empat dasar operasi yaitu:
Pengangkutan (transporting): pemindahan material dengan truk,
gerobak dorong, traktor dan lain-lain
memakai alat-alat menara angkat (tower crane), lift barang, fork-lift dan lain-lain.
Pemindahan (transporting) : pemindahan material di atas permukaan
tanah misalnya dengan peralatan angkat yang dapat berjalan (mobile crane).
Penghantaran (conveying) : pemindahan material dengan ban berjalan.
e. Peralatan dan Metode kerja
Pemilihan peralatan yang memadai untuk menangani material yang berkaitan erat dengan metode kerja yang akan dilaksanakan.
4.5.3. Jadwal pengambilan material dari tempat penyimpanan dibuat berdasar pada jadual rencana harian dan mingguan dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku.
Kebutuhan material untuk keperluan pembangunan proyek pertama-tama harus dari gudang penyimpanan. Untuk melakukan itu diperlukan suatu prosedur pengeluaran material dari gudang. Prosedur tersebut dapat berupa berita acara yang berisi informasi terkait dengan jumlah dan jenis material yang diambil, maksud penggunaan material dan lain sebagainya.
Petugas harus menjamin bahwa material yang dikeluarkan dari gudang tersebut digunakan untuk kepentingan pelaksanaan proyek dan sesuai dengan daftar rincian dalam berita acara. Untuk memonitor penggunaan material dan mencegah terjadinya kekurangan material pada saat aktivitas proyek maka pengambilan material dari tempat penyimpanan harus sesuai dengan kebutuhan harian atau mingguan dari material tersebut. Jadi berita acara pengeluaran material dari gudang harus diperiksa oleh yang bertanggung jawab untuk menjamin:
Material yang diambil dari gudang dibutuhkan dan digunakan untuk
kepentingan proyek.
Informasi yang terdapat dalam berita acara adalah benar, yaitu diperlukan
untuk proyek.
Tabel 4.4 Contoh format pengambilan material No Jenis Material Kode/ Ukuran
material Jumlah Keterangan
No urut
Nama/jenis material yang di ambil/
Kode materal yang diambil Jumlah yang diambil Comment (penggunaan) ..., ...20.... Penerima Menyetujui Penjaga gudang
__________ ___________ __________ Mandor Site Engineer Logistik
4.5.4. Administrasi pemasukan dan pengeluaran material dibuat dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku.
Administrasi gudang yang diperlukan adalah data penerimaan, pengambilan dan data sisa material. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa administrasi atau pencatatan terhadap sirkulasi material (masuk-keluar). Pencatatan ini penting agar monitoring material baik material masuk dan keluar serta stok material mudah di kontrol. Prosedur pengambilan matetrial adalah sebagai berikut : bagian fabrikasi, sebelum memulai fabrikasi akan membuat bon pengambilan material, kemudian bon pengambilan material yang sudah ditandatangani oleh pengawas fabrikasi diberikan ke petugas gudang. Petugas gudang akan mencatat pengambilan material dari gudang sebagai data pengeluaran pada kartu/buku stok. Selanjutnya Petugas gudang mengeluarkan material tersebut sesuai data permintaan ke bagian fabrikasi. Bon pengambilan material ini dibuat rangkap 3 yang diberikan ke:
1 lembar di simpan petugas gudang
1 lembar ke bagian finance/akunting (cost control)
Berikut adalah contoh format pencatatan material masuk dan keluar:
Tabel 4.5 Contoh format pencatatan material masuk dan keluar No Jenis Material Hari / tanggal Jumlah Jumlah Stok
Masuk Keluar Masuk Keluar
No urut Nama/jenis material yang di ambil/ Tgl/hari material masuk Tgl/hari material keluar Jumlah material masuk Jumlah material masuk
Total Stok material yang ada
Penjaga gudang
______________ Logistik
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1. Sumber Daya Manusia
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda .
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk deperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Teman kerja/sesama peserta pelatihan
Teman kerja Anda/sesama beserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.
5.2. Sumber-sumber Perpustakaan
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman belajar ini. Sumber-sumber tersebut meliputi :
1. Buku referensi (text book) / buku manual servis 2. Lembar kerja
3. Contoh form-form check list
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu. Dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan
1. Judul/Nama Pelatihan : Membantu Dalam Pengaturan Material
2. Kode Program Pelatihan : F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 05
NO UNIT
KOMPETENSI KODE UNIT
DAFTAR PERALATAN
DAFTAR
BAHAN KETERANGAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, Analisa BOW; (1980), Jakarta
2. Anonim, Mendesain Atap Rumah (http//www.id.88db.com)
3. Anonim, Modul Baja Ringan: Melaksanakan Pekerjaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan Tahan Gempa.
4. Anonim, (2006), Brochures of Light Weight Steel Products, Bluescope Lysaght. 5. Carlsen, R. D. & McHugh, J.F,(1978); Handbook of Construction Operations
Forms and Formats, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliff.
6. Ervianto, W.I, 2004, Teori-Aplikasi: Manajemen Proyek Konstruksi, ANDI, Cetakan Pertama.
7. Istimawan Dipohusodo, 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid I, Kanisius, Cetakan pertama.
8. Nugraha. P, Natan. I, Sutjipto.R, 1985, Manajemen Proyek Konstruksi, volume I, Surabaya, Kartika Yudha.
9. Organizational behaviour and Human Decision Processes (http://ees.elsevier.com/obhdp/)
10. Proses Pemasangan Struktur Baja Ringan (http//www.bnptruss.com-images-install_2A_jpg.htm)
11. Smith, R.C. & Andreas, C.K; (1988), Materials of Construction – 4th Edition, McGraw-Hill, New York.
12. Stuckhart, G.; (1995), Construction Material Management (Cost Engineering), CRC.
13. Susanta, G.; (2007); Panduan Lengkap Membangun Rumah; Griya Kreasi, Jakarta.
14. Supriyanto, agus dan Masruchah, 2000, Manajemen Purchasing:Strategi Pengadaan dan Pengelolaan Material untuk Manufacturing, Jakarta: PT.Alex Media Komputindo.