• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN NEAR ABROAD RUSIA DI KAWASAN ASIA TENGAH TAHUN NINA RACHMAWATI 1 NIM : Abstract:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN NEAR ABROAD RUSIA DI KAWASAN ASIA TENGAH TAHUN NINA RACHMAWATI 1 NIM : Abstract:"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright 2013

KEBIJAKAN NEAR ABROAD RUSIA DI KAWASAN ASIA TENGAH TAHUN 2000-2011

NINA RACHMAWATI1 NIM : 0802045174

Abstract:

Under the leadership of Vladimir Putin and Dmitry Medvedev, Near abroad policy in Central Asia is conducted by the economic cooperation in the energy sector, trade and security cooperation. In its implementation, this policy is intended to achieve the interests of Russia that influence by historical and cultural factors, economic factors and political factors. For historical and cultural factors Russian policy in Central Asia is influenced by the glory of the past (past empire and the Soviet Union). Economic factors are influenced by developments in the economy domestic and the economic interests of particular importance in the energy sector. And political factors influenced by the interests of maintaining and expanding influence in the region.

Keywords: Russia, Near Abroad Policy, Central Asia Pendahuluan

Berakhirnya kekuasaan Boris Yelstin sebagai presiden dan dilanjutkan oleh Vladimir Putin tidak hanya membawa perubahan dalam kondisi ekonomi dan politik domestik Rusia, namun juga membawa perubahan terhadap politik luar negeri termasuk hubungannya dengan negara-negara eks- Soviet (Near Abroad). Vladimir Putin melakukan reformasi internal di bidang ekonomi dan sistem birokrasi. Untuk kebijakan luar negeri, ia memperjelas arah kebijakan luar negeri Rusia dengan mengeluarkan konsep kebijakan yang orientasinya berdasarkan pragmatisme, efektifitas ekonomi, dan kepentingan nasional sebagai prioritas. Sesuai dengan konsep kebijakan luar negeri dinyatakan bahwa negara anggota CIS (Commonwealth Independent States) merupakan prioritas utama dari kebijakan luar negeri Rusia. Kerjasama bilateral maupun multilateral dengan negara-negara CIS akan dilakukan atas dasar saling keterbukaan dan kesepahaman dalam berbagai bidang. Dalam kamus kebijakan luar negeri Rusia wilayah yang dihuni negara CIS disebut dengan Near Abroad (blizhnee zarubezh’e). (R. de Archeille, 2008: 52-54).

1

Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman (ninarachmah@yahoo.com)

(2)

Adapun prioritas kebijakan Near Abroad dapat dilihat dari kebijakannya di kawasan Asia Tengah yang di realisasikan melalui kerjasama di bidang keamanan dan kerjasama ekonomi di sektor energi serta perdagangan. Pada tahun 2000 Rusia dan Kazakhstan menyetujui adanya pengangkutan minyak yang dilakukan melalui Rusia. Untuk meminimalisir kondisi dalam negeri Kyrgistan yang tidak stabil, kedua negara melakukan kerjasama keamanan dan menandatangani kerjasama militer yang memberikan Rusia hak untuk menggunakan fasilitas militer Kyrgyzstan. Selanjutnya di Uzbekistan kedua negara menandatangani kerjasama militer dan sepakat atas suplai Rusia terhadap gas Uzbekistan

Keterlibatan Rusia dalam menjaga keamanan di Asia Tengah juga terlihat di Tajikistan, dengan adanya pasukan penjaga perbatasan Rusia dikerahkan disepanjang perbatasan Afganistan dan Tajikistan. Ketika pasukan perdamaian CIS ditarik dari Afganistan, Rusia kemudian mendirikan pangkalan militer di Tajikistan. Di Turkmenistan, pada tahun 2000 dalam kunjungan Putin ke Turkmenistan, disetujui untuk membeli gas serta kedua negara sepakat untuk mengkoordinasikan prinsip pedagangan dan kerjasama ekonomi dalam periode 2000-2005. ( M. A Smith, 2000: 14-16).

Dalam perkembangannya, pada masa pemerintahan Vladimir Putin hingga Dmitry Medvedev kawasan ini masih menjadi kawasan penting bagi implementasi kebijakan luar negeri Rusia di wilayah eks-Soviet. Jika pemerintah Rusia menjadikan kawasan ini sebagai bagian dari prioritas kebijakan Near Abroad seharusnya terdapat alasan yang mendasari dibuatnya kebijakan tersebut di mana setiap negara melakukan kebijakan luar negeri untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis faktor-faktor atau alasan dari kebijakan Rusia di Asia Tengah.

Landasan Teori dan Konseptual 1. Konsep Kepentingan Nasional

Menurut Jack, C. Plano dan Roy Olton kepentingan nasional diartikan sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negeri. Kepentingan nasional suatu negara secara khas merupakan unsur-unsur yang membentuk kebutuhan negara yang paling penting, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi. (Anak Agung B.P &Yanyan M.Y, 2005 : 35). Dalam buku T. May Rudi kepentingan nasional diartikan sebagai tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan cita-citakan. Dalam hal ini kepentingan nasional relatif tetap dan sama diantara semua negara/bangsa yaitu keamanan (mencakup kelangsungan hidup dan keutuhan wilayah) dan kesejahteraan (T.May Rudi, 2002: 116). Menurut Thomas W Robinson, kepentingan nasional kemudian dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: (James N. Rossenau, 1969: 183-185)

a. Primary Interest meliputi perlindungan terhadap identitas, kebudayaan, politk dan kondisi bangsa untuk kelangsungan hidup melawas berbagai ancaman dari luar.

(3)

b. Secondary Interest meliputi perlindungan warga diluar negeri.

c. Permanent Interset kepentingan yang relative konstan dalam waktu yang lama, hal ini berubah tetapi lambat,

d. Variabel Interest merupakan fungsi dari berbagai kelompok seperti opini publik, partisipan politik serta kebiasaan moral dan politik.

e. General Interest kepentingan yang dapat diterapkan secara luas melampaui batas negara dimana dapat ditetapkan dengan cara yang positif untuk wilayah geografi yang luas, untuk anggota bangsa atau dalam bidang tertentu ( meliputi ekonomi, perdagangan, hubungan diplomatik, hukum internasional, dll).

f. Specific Interest merupakan kepentingan yang sangat khusus dalam waktu tertentu dan sebagai pertumbuhan dari general interest

2. Konsep Kebijakan Luar Negeri

Menurut Rosenau kebijakan luar negeri adalah upaya suatu negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya, di mana kebijakan tersebut ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan kepentingan nasional. (Anak Agung B.P & Yanyan M.Y, 2005: 49). Selanjutnya menurut Rosenau dalam menjalankan kebijakan luar negeri setiap negara memiliki tujuan tertentu. Tujuan dari kebijakan luar negeri sebenarnya adalah fungsi dari proses dimana tujuan tersebut disusun. Tujuan itu sendiri di pengaruhi oleh sasaran yang dilihat pada masa lalu dan aspirasi masyarakat di masa yang akan datang. Tujuan kebijakan luar negeri dibedakan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Pada dasarnya tujuan jangka panjang kebijakan luar negeri adalah untuk mencapai perdamaian, keamanan, kesejahteraan dan kekuasaan. (T.May Rudi, 2005 :28).

Menurut Holsti, perilaku kebijakan luar negeri tidaklah deterministik dipengaruhi oleh single factor. Dalam kenyataannya, suatu fenomena atau event adalah hasil interaksi atau jalinan dari beragam faktor dan dalam jumlah yang besar, yang tidak hanya kepentingan nasional, tetapi dipengaruhi oleh ideologi, letak geografis, latar belakang historis, struktur sistem internasional, kondisi politik domestik dan lainnya. Dapat dikatakan bahwa kebijakan luar negeri dipengaruhi oleh multiple factor. (T.May Rudi, 2005 :30).

3. Teori geopolitik

Menurut Rudolf Kiellen disamping faktor ekonomi dan antropologi, geografi juga mempengaruhi karakter dan kehidupan nasional dari rakyat dan bagian tersebut harus diperhitungkan dalam menyusun politik luar negeri. (Miriam Budiarjo, 1996: 25). Menurut Nicholas J. Spykman ahli geografi politik dan strategi, geografi adalah salah satu faktor kunci dalam membentuk prioritas kebijakan luar negeri. Adapun atribut utama dari wilayah geografis adalah lokasi, topografi, iklim dan sumber daya alam (energi) dimana hal ini berdampak pada sosial budaya dan lingkungan politik. (Ambrish Dhaka : 31).

(4)

Di dalam geopolitik terdapat geostrategi yang merupakan perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagi faktor utamanya. Disamping itu dalam merumuskan geostrategi perlu memperhatikan kondisi sosial, budaya, penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional. (www.id.shovoong.com). Menurut Zbigniew Brzezinski geostrategi adalah arah geografis dari kebijakan luar negeri suatu negara. Lebih tepatnya, geostrategi menggambarkan di mana sebuah negara memusatkan usahanya mencapai tujuan dengan memproyeksikan kekuatan militer dan mengarahkan aktivitas diplomatik. Geostrategi negara tidak selalu termotivasi oleh faktor geografis atau geopolitik. Sebuah negara dapat memproyeksikan kekuatannya ke sebuah wilayah karena alasan ideologis, kelompok kepentingan, atau kehendak dari pemimpinnya (http://geostrategic.askdefine.com).

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian eksplanatif, yaitu bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor dan alasan kebijakan Near Abroad Rusia di Asia Tengah tahun 2000-2011. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah melalui library research yaitu berdasarkan dari buku dan media internet. Sedangkan Tehnik analisis data yang digunakan adalah kualitatif dengan metode content analysis dan kajian sejarah yaitu menjelaskan dan menggambarkan data bedasarkan sumber-sumber tertulis yang ada.

Pembahasan

Kebijakan Rusia terhadap near abroad semakin terlihat sejak masa pemerintahan Vladimir Putin menjadikan eks-Soviet yang tergabung dalam CIS sebagai wilayah prioritas dalam kebijakan luar negeri. Di bawah kepemimpinan Vladimir Putin pemerintah Rusia berupaya memperbaiki dan meningkatkan hubungannya dengan negara-negara eks Soviet. Peningkatan hubungan dengan near abroad di Asia Tengah salah satunya di impelemtasikan melalui kebijakan ekonomi dan keamanan. Untuk kebijakan ekonomi dilakukan melalui kerjasama di sektor energi dan perdagangan, sementara itu untuk kebijakan keamanan melalui peran Rusia dalam kerjasama di sektor perbatasan, maupun melalui militer.

Setelah Vladimir Putin, kepemimpinan kemudian di lanjutkan oleh Dmitry Medvedev. Meskipun terjadi perubahan kepemimpinan di Rusia, orientasi kebijakan luar negeri Rusia di Asia Tengah tidak berubah, dimana kawasan ini masih menjadi bagian dari prioritas kebijakan luar negeri Rusia di negara-negara eks-Soviet. Untuk menganalisis alasan kebijakan luar negeri Rusia akan terkait dengan kepentingan nasionalnya, dimana kepentingan nasional menjadi dasar dan tujuan terjadinya pola hubungan antar negara. Berdasarkan implementasi kebijakan Rusia di Asia Tengah terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan kebijakan tersebut yaitu faktor sejarah dan budaya, faktor ekonomi dan faktor politik.

(5)

A. Faktor Sejarah dan Budaya.

Dari sisi sejarah dan budaya, kebijakan luar negeri Rusia dipengaruhi oleh kejayaan yang pernah dimiliki pada masa lalu. Pada periode Kekaisaran dan Uni Soviet, politik luar negeri ditunjukkan oleh elit politik pemerintah yang ingin menjadikan Rusia sebagai pemimpin. Pemerintahan yang otoriter kemudian berhasil menguasai wilayah Eurasia (Kaukus, Asia Tengah, Timur Jauh) dan dilanjutkan oleh Uni Soviet yang mampu menguasai Eurasia selama kurang lebih tujuh puluh tahun. (R. D Archellie, Hal 50).

Ketika masih berada di bawah konstituen Uni Soviet, Rusia merupakan negara sosialis-komunis yang terlibat dalam upaya pencapaian kepentingan-kepentingan Uni Soviet dan berhasil mencapai kejayaannya dengan menjadi salah satu negara yang disegani. Namun kondisi tersebut mengalami perubahan setelah Uni Soviet bubar dimana Rusia kehilangan status adikuasa yang dimiliki sebelumnya.

Sebagai “negara yang baru merdeka”, Rusia mulai mencari identitas baru menjadi sebuah negara demokratis yang menggunakan sistem ekonomi pasar. (A. Fahrurodji: 2005: 191). Meskipun Rusia mengalami krisis ekonomi dan politik, pasca runtuhnya Uni Soviet upaya mengembalikan Rusia sebagai salah satu negara yang memiliki posisi dalam politik internasional menjadi bagian dari tujuan politik luar negeri pada masa Boris Yelstin.

Pada masa Vladimir Putin kebijakan politik luar negeri semakin dipertegas dengan orientasi yang berdasarkan pragmatisme, efektifitas ekonomi dan kepentingan nasional sebagai prioritas. Hal tersebut dinyatakan oleh Vladimir Putin dihadapan dewan parlemen, Kebijakan luar negeri Rusia menurutnya yaitu : “ The Foundation of this policy is pragmatism, economic effectiveness, and priority of national task “. Dalam pidatonya yang lain ia juga menyampaikan pada masyarakat Rusia agar tidak melupakan eksistensi negara sebagai kekuatan besar pada masa lalu (masa kekaisaran dan Uni Soviet). (R. D Archellie, Hal 53). Dipengaruhi kejayaan yang pernah dimiliki pada masa kekaisaran dan Uni Soviet, Rusia ingin mendapatkan kembali status “great power” yang pernah dimiliki pada masa lalu, salah satunya dilakukan dengan memulihkan posisinya dengan negara-negara eks- Soviet. Dalam hal ini faktor sejarah dan budaya memiliki keterkaitan dalam pembentukan identitas Rusia dan termasuk bagian dari kepentingan nasional yang kemudian membentuk kebijakan Rusia di kawasan Asia Tengah. B. Faktor Ekonomi.

1. Keadaan Ekonomi Domestik

Pasca Uni Soviet bubar, Rusia mewarisi permasalahan ekonomi dan politik peninggalan Uni Soviet. Di bawah kepemimpinan Boris Yelstin upaya perbaikan kondisi dalam negeri dilakukan melalui kebijakan ekonomi dengan program kebijakan berupa: stabilisasi ekonomi (berdasarkan kebijakan moneter, kredit ketat dan pengutan nilai mata uang rubel), liberalisasi harga, privatisasi perusahaan milik negara, reformasi sistem pajak dan perbankan. (Richard Sakwa,

(6)

2008, Hal 290). Dalam perkembangannya, kebijakan tersebut belum berhasil memperbaiki kondisi perekonomian Rusia hingga Boris Yelstin mengundurkan diri pada tahun 1999.

Pada tahun 2001-2008, perekonomian Rusia secara signifikan mengalami perkembangan. Hal ini dipengaruhi oleh keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga minyak dunia untuk ekspor utama Rusia (minyak bumi dan gas) serta pelaksanaan reformasi sosial dan ekonomi yang meliputi (pajak, perbankan, lahan/pertanahan, ketenagakerjaan). Akibat kondisi perekonomian yang terus membaik, pada pertengahan tahun 2008 cadangan defisa Rusia hampir mencapai 600 milliar dollar US (terbesar ketiga di dunia), (globaledge.msu.edu).

Selain berhasil memperbaiki kondisi domestik Rusia, kebangkitan ekonomi pada masa pemerintahan Vladimir Putin merupakan salah satu faktor yang kemudian ikut memberi pengaruh pada kembalinya peran dan posisi Rusia dalam masyarakat internasional. Pada tahun 2007 Rusia telah menjadi ekonomi terbesar terbesar kesepuluh dunia (Richard Sakwa, 2008, Hal 382). Keadaan ekonomi yang membaik juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri Rusia di negara-negara eks-Soviet, dalam hal ini termasuk hubungannya dengan negara di Asia Tengah. Dengan ekonomi yang baik Rusia dapat menunjukkan posisinya dan menjadi salah satu pasar potensial bagi negara di kawasan.

2. Energi di Asia Tengah

Perkembangan ekonomi yang dialami Rusia tidak hanya berhasil membawa perubahan terhadap kondisi ekonomi, politik, domestik, namun juga mempengaruhi posisinya yang kembali diperhitungkan dalam masyarakat internasional. Seiring dengan meningkatnya ekonomi Rusia, hubungan ekonominya dengan negara-negara eks Soviet juga mengalami perkembangan yang signifikan. Di Asia Tengah, kebijakan near abroad Rusia pada masa pemerintahan Putin dan Medvedev didasarkan pada tujuan ekonomi yang diarahkan untuk memperoleh cadangan devisa. Bagi Rusia, secara geopolitik Asia Tengah memiliki posisi yang strategis dimana berbatasan dengan Cina dan memiliki cadangan energi yang tersebar di berbagai wilayah.

Dilihat dari posisi strategisnya, masing-masing negara di kawasan memiliki potensi energi yang beragam. Kazakhstan termasuk negara pemimpin dunia dalam produksi Batu Bara dan bersama Uzbekistan merupakan 10 besar negara dengan cadangan Uranium. Di kawasan, Tajikistan dan Kyrgistan merupakan negara yang memiliki sumber daya tenaga air dimana sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan untuk listik di Rusia, Afganistan, Cina, Pakistan, Iran, India maupun untuk listrik negara-negara lain di kawasan. (Asian Development bank, 2010, Hal 51).

Selain itu gas alam juga memiliki potensi yang besar karena keberadaannya lebih merata. Pada tahun 2005 Kazakhstan, Turkmenistan, dan Uzbekistan termasuk 25

(7)

besar negara dengan produski gas alam dan 20 besar untuk gas yang di ekspor (Asian Development bank, 2010, Hal 55). Potensi energi yang dimiliki negara di kawasan Asia Tengah dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel .4.1

Potensi Energi negara-negara di Asia Tengah

Sumber : Asian Development Bank, Hal 51

Secara geografis negara di Asia Tengah juga berbatasan dengan laut Kaspia yang menjadi perhatian internasional karena cadangan Hidrokarbonnya. The International Energy Agency (IEA) memperkirakan daerah Kaspia (termasuk Azerbaijan) mengandung 3,5 persen cadangan minyak dunia yang sebagian besar cadangan minyak berada di Kazakhstan dan untuk volume yang lebih kecil berada di Azerbaijan serta Turkmenistan. Sementara itu keberadaan cadangan Gas Alam sebagian besar terkonsentrasi di Turkmenistan. (Alexsandros Petersen & Katinka Barysch, 2011: 22).

Dari pemaparan diatas dapat dilihat bahwa kawasan Asia Tengah merupakan salah satu kawasan dengan potensi sumber daya alam yang signifikan. Munculnya kawasan ini sebagai kawasan strategis menarik perhatian Rusia untuk mengembangkan dan meningkatkan kerjasama di sektor energi melalui investasi yang dilakukan perusahaan Rusia seperti Gazprom, Lukoil, dan Rosneff. Pada masa kepemimpinan Vladimir Putin intensitas keterlibatan Rusia dalam bidang energi di Asia Tengah terlihat dengan berbagai kerjasama yang dilakukan seperti kerjasama pengembangan (eksplorasi) dan produksi minyak dan gas alam, kerjasama transfer pasokan energi baik gas alam maupun minyak.

Dalam perkembangannya, pada masa pemerintahan Dmitry Medvedev upaya peningkatan kerjasama di sektor energi dan perdagangan menjadi agenda yang dibahas dalam berbagai pertemuan yang dilakukan dengan negara-negara di kawasan. Masih pentingnya kawasan Asia tengah bagi Rusia di tunjukkan oleh Dmitry Medvedev dengan melakukan perjalanan pertamanya sebagai presiden untuk mengunjungi Kazkahstan, dalam kunjungan tersebut kedua negara bernegosiasi untuk mengembangkan kerjasama yang sebelumnya telah terajalin

Kazakstan Kyrgyz Republic Tajiki stan Turkme nistan Uzbekista n Total Minyak * Miliar barel 30.000 0.040 0.012 0.600 0.594 31.246 Gas Alam * trilliun kubik 100 --- --- 100 65 265 Batu Bara *juta tons 35,502 895 --- --- 3,307 38,704 Uranium, * ribu tons 817 --- --- --- 111 928 Hidropower, * miliard tons kilowatt 317 99 27 15 2 460

(8)

baik ekonomi, investasi industri minyak dan gas serta membahas isu-isu kebijakan luar negeri. (www.kommersant.com).

Kerjasama di sektor energi menjadi bagian penting yang mewarnai hubungan ekonomi Rusia dan Asia Tengah. Melalui kerjasama di sektor energi menunjukkan adanya kepentingan ekonomi di kawasan. Meskipun Rusia termasuk negara yang kaya akan cadangan sumber daya alam, tak dapat dipungkiri bahwa energi di Asia Tengah merupakan salah satu alternatif yang dapat memberikan keuntungan bagi Rusia dalam menjaga pasokan keamanan energi yang dapat ditujukan untuk memenuhi konsumsi energi dalam negeri maupun untuk di ekspor ke negara-negara lain.

Pada dasarnya, akses terhadap energi di kawasan Asia Tengah tidak hanya menjadi kepentingan Rusia. Munculnya Asia Tengah sebagai kawasan dengan potensi energi juga menarik perhatian aktor lain seperti Cina yang juga memiliki kepentingan strategis. Kehadiran Cina di kawasan juga didasarkan pada faktor energi yang ditujukan untuk untuk kebutuhan industri domestik. Seiring dengan terjadinya peningkatan ekonomi Cina, kebutuhan energi domestik juga semakin meningkat, karena itu energi pencarian sumber energi alternatif diperlukan untuk menjaga kepentingan. Dengan tersedianya energi, Cina dapat mengamankan konsumsi energi dalam negeri sehingga dapat mendorong perkembangan industri domestik dan berdampak pada meningkatnya perekonomian.

Dalam beberapa tahun terakhir, Cina berhasil meningkatkan hubungannya dengan lima negara di kawasan yang sebagian besar dipengaruhi oleh tujan ekonomi, untuk mengamankan minyak di kawasan dan kekayaan gas alam. Pada tahun 2009 Pipa Turkmenistan-Cina mulai beroperasi dan kemudian akan mengangkut 40 miliar meter kubik gas pertahun. Selain itu Cina juga membangun jalan dan terowongan di Tajikistan, pengembangan minyak di Kazakhstan dan membangun pipa gas alam 1.800 km dari Turkmenistan. Untuk perdagangan, Cina merupakan salah satu partner utama negara di kawasan dalam hal perdagangan. Menurut data resmi Cina, perdagangan dengan Asia Tengah telah meningkat dari 500 juta dolar pada tahun 1992 menjadi 26 miliar dollar tahun 2009.(http://thediplomat.com). Selain itu pentingnnya kawasan ini juga ditunjukkan oleh Cina melalui keterlibatannya dalam Shanghai Coopration Organisation yang didalamnya terdapat kerjasama dalam bidang ekonomi dan keamanan yang juga melibatkan Rusia.

Adanya kepentingan terhadap negara di kawasan, mengakibatkan Rusia dan Cina berusaha melakukan kebijakan luar negeri yang ditujukan untuk meningkatkan kerjasama. Hal ini juga merupakan instrument yang digunakan untuk menunjukkan pengaruhnya di kawasan. Meskipun Rusia dan Cina memiliki kedekatan hubungan bilateral yang dekat, serta memiliki kepentingan yang serupa terhadap negara di kawasan, keberadaan Cina di kawasan dapat menciptakan persaingan dengan Rusia dalam hal penguasaan energi. Peningkatan ekonomi Cina memberikan alternatif bagi negara di kawasan dalam melakukan kerjasama

(9)

dengan negara di luar eks Soviet dan keberadaannya dapat mempengaruhi posisi Rusia dalam menjadi basis ekonomi bagi negara di kawasan.

C. Faktor Politik

Dari segi politik, Kebijakan luar negeri Rusia di Asia Tengah dipengaruhi oleh tujuan untuk memperluas pengaruh di negara-negara eks-Soviet. Di kawasan Asia Tengah, Rusia menginginkan adanya hubungan khusus dengan posisinya adalah sebagai negara pemimpin. Dalam rangka mencapai hal tersebut, salah satunya dilakukan dengan berperan dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan. Untuk Asia Tengah, ketidakstabilan dan ancaman terhadap keamanan domestik berasal dari konflik berkepanjangan yang masih terjadi di Afganistan, selain itu juga berasal dari meningkatnya gerakan ekstrimisme Islam, terorisme dan meningkatnya perdagangan obat terlarang melalui perbatasan Afganistan.

Kondisi ini tidak hanya menjadi ancaman bagi negara-negara di kawasan. Terganggunya stabilitas keamanan dapat memberikan dampak bagi negara di luar kawasan seperti adanya penyebaran perdagangan obat terlarang yang melewati perbatasan Asia Tengah dan dapat menyebar ke luar kawasan termasuk Rusia yang memiliki kedekatan geografi dengan negara di Asia Tengah. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah Rusia dan negara di Asia Tengah aktif melalukan kerjasama menjaga keamanan yang salah satunya dilakukan dengan menjaga perbatasan negara-negara di kawasan. Kehadiran pasukan militer Rusia juga di tempatkan di kawasan ini untuk menjaga kondisi domestik menghadapi ancaman terorisme.

Selain Rusia, stabilitas keamanan kawasan ini juga menjadi kepentingan Amerika Serikat yang keberadaannya semakin terlihat pasca terjadinya peristiwa 11 September 2001. Dalam rangka melawan gerakan terorisme negara-negara di kawasan ini mendukung kebijakan war on terorism AS dan mengizinkan sebagian wilayahnya digunakan dalam rangka perang melawan terorisme di Afganistan. Hingga masa pemerintahan Barack Obama, AS masih menunjukkan kehadirannya di kawasan yang ditujukan untuk : Memaksimalkan kerjasama negara-negara di kawasan dengan koalisi yang memiliki kesamaan yaitu kontra terhadap terorisme termasuk upaya di Afghanistan (khususnya kerjasama AS dan Pangkalan udara NATO sebagai wilayah transit pasukan AS, pasokan ke Afganistan maupun dari Afganistan, meningkatkan pengembangan dan diversifikasi energi, sumber daya lainnya dan rute dari pasokan energi, mempromosikan munculnya pemerintahan yang baik dan menghormati hak asasi manusia, mendorong ekonomi pasar yang kompetitif, memerangi perdagangan narkotika dan perdagangan orang serta, mempertahankan nonproliferasi (Jim Nichol, 2013: 3). Karena kondisi keamanan di Afganistan yang belum stabil menyebabkan pemerintah AS masih akan menggunakan wilayah di Asia Tengah sebagai basis agar dapat menghubungkan pasokan AS dan NATO ke dalam dan keluar Afganistan.

(10)

Kehadiran Amerika Serikat dalam operasi militer di Afghanistan dan mencari Al - Qaeda , Taliban , dan kelompok teroris lainnya di Asia Tengah telah mendorong wilayah tersebut menjadi bagian dari prioritas keamanan nasional AS. Selain itu, kepentingan ekonomi terus diciptakan oleh permintaan energi Kaspia membuat hubungan politik dan ekonomi jangka panjang dengan Asia Tengah penting bagi Amerika Serikat. (http://www.asianresearch.org).

Keterlibatan aktor lain di kawasan ini memberikan reaksi dan perubahan terhadap kondisi domestik kawasan. Bagi negara-negara di kawasan kerjasama ini menjadi penting karena dapat membantu mengurangi ketergantungan pada Rusia, Sementara itu dari perspektif Rusia adanya aktor-aktor tersebut dapat mempengaruhinya dalam memperluas “pengaruh” di kawasan”. Untuk menjaga Asia Tengah berada dalam lingkup pengaruhnya, Rusia berusaha mempertahankan posisinya dengan aktif dan memaksimalkan perannya melalui kerjasama ekonomi dan keamanan yang dilakukan secara bilateral. Selain itu Rusia juga melakukan kerjasama secara multilateral seperti melalui CSTO (The Collective Security Treaty Organisation) maupun melalui EuRAsEC (The Eurasian Economic Community) dimana dalam organisasi tersebut melibatkan Rusia dan negara di kawasan.

KESIMPULAN

Kebijakan Near Abroad Rusia adalah kebijakan luar negeri yang ditujukan terhadap negara-negara eks-Soviet. Di Asia Tengah pembuatan dan implementasi kebijakan ini di pengaruhi oleh faktor sejarah dan budaya, faktor ekonomi dan faktor politik. Untuk faktor sejarah dan budaya, di pengaruhi oleh identitas Rusia di masa lalu dimana Rusia ingin mendapatkan kembali statusnya sebagai “kekuatan besar”. Dari faktor ekonomi di pengaruhi oleh membaiknya perekonomian domestik dan di dasarkan pada kepentingan ekonomi untuk memperoleh cadangan devisa negara di kawasan melalui kerjasama di sektor energi. Selanjutnya, faktor politik dipengaruhi oleh keinginan Rusia untuk memperluas pengaruh sehingga dapat mempertahankan posisinya dalam menghadapi aktor-aktor lain di kawasan seperti Amerika Serikat dan Cina.

REFERENSI Buku :

Budiarjo Miriam, 1996, Dasar-dasar ilmu politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Dhaka Ambrish, South Asia and Central Asia : geopolitical Dynamics, Mangal Deep Publication, Jaipur.

Fahrurodji, A. 2005. Rusia Baru menuju Demokrasi Pengantar Sejarah dan Latar Belakang Sejarahnya. Jakarta : Yayasan Obor.

(11)

Perwita, Anak Agung B & Yanyan M.Y, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rosenau James (ed),1969, International Politics & Foreugn Policy : A Reader In Research and Theor. The Free Press A Division of Macmillan Publising Co.Inc. New York.

Rudi, T May, 2002, Study Strategis dalam Transformasi Pasca Perang Dingin, PT Refika Aditama, Bandung.

Sakwa Richard, 2008, Russian Politics and Society fourth edition, Routledge Taylor & Francais Group, 2008, London and New York.

Jurnal :

Jurnal R.de Archellie, Pragmatisme Politik Luar Negeri Vladimir Putin, Glasnot Vol.4 No.2 Oktober 2008 – Maret 2009.

Media Internet :

Asian Development Bank, Central Asia Atlas of Natural Resource, terdapat di http://libgen.org/get?nametype=orig&md5=9E37A437FF415517A4C5D7 CF4A21C7AD

Central Asia, China, What’s Next?, terdapat di http://thediplomat.com/whats-next-china/central-asia/, diunduh pada tanggal 8 September 2013

Central Asia as the new arena in U.S.-Sino relations, terdapat di http://www.asianresearch.org/articles/2068.html, di

Defining Geostrategy, terdapat di http://geostrategic.askdefine.com

Jim Nichol, Central Asia : Regional Developments and implications for U.S

Interest, CRS report for congress, 2013 terdapat di

http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL33458.pdf

Medvedev Arrived in Kazakhstan on First official Visit, terdapat di http://www.kommersant.com/p-12570/r_500/Medvedev_Kazakhstan/. Petersen Alexsandros & Barysch Katinka, 2011, Russia, China, and The

Geopolitical of Energy in Central Asia, Published by the Centre for

European (CER), London, terdapat di

http://www.cer.org.uk/sites/default/files/publications/attachments/pdf/201 1/rp_010-4118.pdf

(12)

Pengertian Geosrategi, terdapat di, http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2117279-pengertian-geostrategi/

Russia Economy terdapat di http://globaledge.msu.edu/countries/russia/economy, Smith M A, Russian Foreign Policy 2000 : The Near Arboard, Conflict Studies

Research Centre terdapat di

http://mercury.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/96793/ipublicationdocume nt_singledocument/86d9f2e3-30f7-44b7-81f0

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu yang digunakan dan semakin lama waktu pemanasan maka nilai *b yang didapat semakin

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa nilai posttest peserta didik yang tuntas di kelompok eksperimen dengan KKM 75 berjumlah 22 peserta didik dan yang tidak tuntas

Dokumen Maklumat Program Pengajian (berserta lampiran) disediakan secara bona fide sebagai panduan umum kepada pihak yang berkepentingan dengan peluang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroba yang terdapat  pada kompos yang berasal dari limbah popok sekali pakai (diapers)  berisi mikroba yang selama ini

Di saat monarki-monarki lain tidak mengacuhkan perkembangan paham demokrasi dari kaum republikan dan gerakan-gerakan revolusi, dinasti Windsor di Inggris mampu membaca

Dosis iradiasi optimum dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman umumnya berkisar antara LD 20 dan LD 50 (Indriyati et al ., 2011). Penelitian ini bertujuan untuk: 1)

Adapun besar kemungkinan permasalah di dalam hukum perkawinan anak kedepan juga turut menjadi permasalahan yang mana tanpa pensyaratan yang lengkap maka akan timbul lah lagi

Pertemuan inimenunjukkan terus adanya peningkatan dari pertemuan sebelumnya.Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran word flow ini sangat membantu siswa untuk