• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN P"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

POLIO

NAMA KELOMPOK

:

1. USMAN

2. RESKY TUMONGLO

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat beliaulah penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul ” ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POLIO” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing penulis yaitu Fazryani M.Torano, S.kep,Ns,MKM yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Dan penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini. Baik berupa materi-materi, pemikiran dan lain sebagainya. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat nantinya bagi para pembaca.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna, seperti kata peribahasa yaitu tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan saran dan keritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

JAYAPURA, 28 OKTOBER 2017

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar ...

Daftar Isi ...

BAB I Pendahuluan ...

1.1 Latar

Belakang ...

1.2 Rumusan

Masalah ...

1.3

Tujuan ... ...

1.4

Manfaat ... ...

BAB II Laporan Pendahuluan ...

2.1 Teori

Medis ...

2.2 Teori Asuhan Keperawatan ...

BAB III Laporan Kasus ...

BAB IV WOC (Kasus) ...

BAB V Pentup ...

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus.Polio

menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalamhitungan jam. Virus ini memasuki tubuh melalui mulut dan berkembang biak dalam usus. Gejala awal adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah,kekakuan pada leher dan nyeri pada anggota badan. Satu dari 200 infeksimenyebabkan kelumpuhan ireversibel (biasanya di kaki). Di antara mereka yanglumpuh, 5% sampai 10% meninggal ketika otot pernapasan mereka lumpuh.(http:// www. Litbang. Depkes.go.id).

Di Indonesia banyak dijumpai penyakit polio terlebih pada anak-anak halini

disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Disamping asupan gizi juga dapatdipengaruhi oleh faktor keturunan dari orang tua, apalagi dengan kondisi di negeriini yang masih banyak dijumpai keluarga kurang mampu sehingga kebutuhan gizianaknya kurang mendapat perhatian.

Peran serta pemerintah disini sangat diharapkan untuk membantu dalam menangani masalah gizi buruk yang masih banyak ditemui khususnya di daerah terpencil atau yang jauh dari fasilitas pemerintah, sehingga sulit terjangkau oleh masyarakat pinggiran.Kalau hal ini tidak mendapat perhatian, maka akan lebih banyak lagi anak-anak Indonesia yang menderita penyakit polio.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kelompok angkat dalam makalah ini,antara lain :

1.Bagaimana konsep Poliomyelitis?

(5)

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

1.Menjelaskan konsep Poliomyelitis.

2.Menjelaskan asuhan keperawatan pada anak dengan Poliomyelitis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.Menjelaskan definisi Poliomyelitis.

2. Menjelaskan etiologi Poliomyelitis

3. Menjelaskan manifestasi klinis Poliomyelitis.

4.Menjelaskan patofisiologi Poliomyelitis.

5.Menjelaskan penatalaksanaan Poliomyelitis.

6.Menjelaskan asuhan keperawatan pada anak dengan Poliomyelitis.

1.4 Manfaat

(6)

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 TEORI MEDIS

A. Pengertian

Polio, kependekan dari poliomyelitis, adalah penyakit yang dapat merusak sistem saraf dan menyebabkan paralysis. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 2 tahun. Infeksi virus ini mulai timbul seperti demam yang disertai panas, muntah dan sakit otot. Kadang-kadang hanya satu atau beberapa tanda tersebut, namun sering kali sebagian tubuh menjadi lemah danlumpuh (paralisis). Kelumpuhan ini paling sering terjadi pada salah satu atau kedua kaki. Lambat laun, anggota gerak yang lumpuh ini menjadi kecil dan tidak tumbuh secepat anggota gerak yang lain. Poliomielitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan intimotorik batang otak, dan akibat kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akanterjadi kelumpuhan serta autropi otot. Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh yangdisebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ketubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir kesistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralysis).

B. Klasifikasi

Ada 2 klasifikasi yaitu :

1. Polio non-paralisis Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dansensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung. Otot terasa lembek jika disentuh.

(7)

Polio paralisis dikelompokkan sesuai dengan lokasi terinfeksinya,yaitu:

1) Polio SpinalStrain

Polio SpinalStrain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang,

menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan padabatang tubuh dan otot tungkai.

Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadipada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap olehkapiler darah pada dinding usus dan diangkut ke seluruh tubuh. Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan motorneuron yang mengontrol gerak fisik.

Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batangotak. Infeksi ini akan

mempengaruhi sistem saraf pusat dan menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembangbiaknya virus dalamsistem saraf pusat, virus akan menghancurkan motorneuron. Motorneuron tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas. Kondisi inidisebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusatdapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada dada dan perut, disebut quadriplegia. Anak-anak dibawah umur 5 tahun biasanya akan menderita kelumpuhan 1 tungkai, sedangkan jika terkenaorang dewasa, lebih sering kelumpuhan terjadi pada kedua lengan dantungkai.

2) Bulbar Polio

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung motorneuron yang mengatur pernapasan dan saraf otak, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di

(8)

Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf otak yang bertugas mengirim ‘perintah bernapas’ ke paru-paru.

Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan; korban dapat ‘tenggelam’ dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru.

Namun trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan ‘paru-paru besi’ (iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.

C. Epidemologi

Selama 3 dekade pertama di abad ke 20-,80-90% penderita polio adalah anak balita,kebanyakan dibawah umur 2 tahun. Tahun 1955,di Massachusett Amerika Serikat pernah terjadi wabah polio sebanyak 2.771 kasus dan tahun 1959 menurun menjadi 139 kasus.Hasil penelitian WHO tahun 1972-1982,di Afrika dan Asia Tenggara terdapat 4.214 dan 17.785 kasus. Dinegara musim dingin,sering terjadi epidemic dibulan Mei-Oktober,tetapi kasus sporadic tetap terjadi setiap saat .

Di Indonesia ,sebelum perang dunia II, penyakit polio merupakan penyakit yang sporadic-endemis,epidemi pernah terjadi di berbagai daerah seperti Bliton sampai ke banda, Balikpapan, bandung Surabaya,Semarang dan Medan Epidemi terakhir terjadi pada tahun 1976/1977 di Bali Selatan. Kebanyakan infeksi virus polio tanpa gejala atau timbul panas yang tidak spesifik. Perbandingan asimtomatik dan ringan sampaiterjadi paralisis adalah 100:1 dan 1000:1.

Terjadinya wabah polio biasanya akibat:

a.Sanitasi yang jelek

b.Padatnya jumlah penduduk

c.Tingginya pencemaran lingkungan oleh tinja

d.Pengadaan air ber`sih yang kurang

Penularan dapat melalui:

a. Inhalasi

(9)

c. Bermacam serangga seperti lipas dan lalat.

Penyebaran dipercepat bila ada wabah atau pada saat yang bersamaan dilakukan pula tindakan bedah seperti tonsilektomi ,ekstraksi gigi dan penyuntikan.

Walaupun penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang harus segera dilaporkan. Namun data epidemiologi yang sukar didapat.Dalam salah satu symposium imunisasi dijakarta(1979) dilaporkan bahwa:

1. Jumlah anak berumur 0-4 tahun yang tripel negative makin bertambah (10%)

2. Insiden polio berkisar 3,5-8/100.000 penduduk.

3. Paralytic rate pada golongan 0-14tahun dan setiap tahun bertambah dengan 9.000 kasus.Namun,10 tahun terakhir terjadi penurunan drastic penyakit ini akibat

gencarnya program imunisasi diseluruh dunia maupun Indonesia.

Mortalitas tinggi terutama pada poliomyelitis tipe paralitik ,disebabkan oleh komplikasi berupa kegagalan nafas ,sedangkan untuk tipe ringan tidak dilaporkan adanya kematian.Walaupun kebanyakan poliomyelitis tidak jelas /inapparent (90-95%);hanya 5-10% yang memberikan gejala poliomyelitis.

D. Etiologi

Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus, dibagi 3 yaitu :

1. Brunhilde

2. Lansing

3. Leon ; Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan pengeringan /oksidan. Masa inkubasi : 7-10-35 hari

Klasifikasi virus :

Golongan: Golongan IV ((+)ssRNA)

Familia: Picornaviridae

Genus: Enterovirus

Spesies: Poliovirus

Secara serologi virus polio dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:

(10)

· Tipe II Lansing dan

· Tipe III Leoninya

Tipe I yang paling sering menimbulkan epidemi yang luas dan ganas, tipe II kadang-kadang menyebabkan wajah yang sporadic sedang tipe III menyebabkan epidemic ringan.

Di Negara tropis dan sub tropis kebanyakkan disebabkan oleh tipe II dan III dan virus ini tidak menimbulkan imunitas silang.

Penularan virus terjadi melalui :

1. Secara langsung dari orang ke orang

2. Melalui tinja penderita

3. Melalui percikan ludah penderita

Virus masuk melalui mulut dan hidung,berkembang biak didalam tenggorokan dan saluran pencernaan,lalu diserap dan disebarkan melalui system pembuluh darah dan getah bening

Resiko terjadinya Polio:

a) Belum mendapatkan imunisasi

b) Berpergian kedaerah yang masih sering ditemukan polio

c) Usia sangat muda dan usia lanjut

d) Stres atay kelehahan fisik yang luar biasa(karena stress emosi dan fisik dapat melemahkan system kekebalan tubuh). C. Manifestasi Klinis

1. Poliomielitis Asimtomatis: Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.

2. Poliomielitis Abortif: Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dan nyeri abdomen.

3. Poliomielitis Non Paralitik: Gejala klinik hampir sama dengan poliomyelitis abortif, hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk ke dalam fase ke-2 dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini dengan

(11)

4. Poliomielitis Paralitik: Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan paralysis fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :

a. Bentuk spinal: Gejala kelemahan/paralysis atau paresis otot leher, abdomen, tubuh, diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas.

b. Bentuk bulbar: Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.

c. Bentuk bulbospinal: Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk bulbar.

d. Kadang ensepalitik: Dapat disertai gejala delirium, kesadaran menurun, tremor dan kadang kejang.

E.Patofisiologi

Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu. Tidak semua neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala. Daerah yang biasanya terkena poliomyelitis ialah :

1. Medula spinalis terutama kornu anterior.

2. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio retikularis yang mengandung pusat vital

3. Sereblum terutama inti-inti virmis.

4. Otak tengah “midbrain” terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang-kadang nucleus rubra.

5. Talamus dan hipotalamus.

6. Palidum.

7. Korteks serebri, hanya daerah motorik.

(12)

1. Hiperkalsuria 2. Melena

3. Pelebaran lambung akut 4. Hipertensi ringan 5. Pneumonia

6. Ulkus dekubitus dan emboli paru 7. Psikosis

G.Pencegahan

Cara pencegahan dapat dilalui melalui :

1. Imunisasi

2. Jangan masuk daerah endemis 3. Jangan melakukan tindakan endemis

H. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan

Riwayat pengobatan penyakit-penyakit dan riwayat imunitas

2. Pemeriksaan Fisik

a. Nyeri kepala b. Paralisis

c. Refleks tendon berkurang d. Kaku kuduk

e. Brudzinky

I. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah.

2. Hipertermi b/d proses infeksi.

3. Resiko ketidakefektifan pola nafas dan ketidakefektifan jalan nafas b/d paralysis otot.

4. Nyeri b/d proses infeksi yang menyerang syaraf.

(13)

6. Kecemasan pada anak dan keluarga b/d kondisi penyakit.

J. Intervensi

1. Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah.

intervensi:

1. Kaji pola makan anak.

2. Berikan makanan secara adekuat.

3. Berikan nutrisi kalori, protein, vitamin dan mineral. 4. Timbang berat badan.

5. Berikan makanan kesukaan anak.

6. Berikan makanan tapi sering.

rasional:

1. Mengetahui intake dan output anak.

2. Untuk mencakupi masukan sehingga output dan intake seimbang. 3. Mencukupi kebutuhan nutrisi dengan seimbang.

4. Mengetahui perkembangan anak.

5. Menambah masukan dan merangsang anak untuk makan lebih banyak.

6. Mempermudah proses pencernaan.

2. Hipertermi b/d proses infeksi.

intervensi:

1. Pantau suhu tubuh.

2. Jangan pernah menggunakan usapan alcohol saat mandi/kompres.

3. Hindari mengigil.

4. Kompres mandi hangat durasi 20-30 menit.

rasional:

(14)

2. Dapat menyebabkan efek neurotoksi.

3. Mengurangi penguapan tubuh.

4. Dapat membantu mengurangi demam.

3. Resiko ketidakefektifan pola nafas dan ketidakefektifan jalan nafas b/d paralysis otot.

intervensi:

1. Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman. 2. Auskultasi bunyi nafas.

3. Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler.

4. Berikan tambahan oksigen.

rasional:

1. Pengenalan dini dan pengobatan ventilasi dapat mencegah komplikasi.

2. Mengetahui adanya bunyi tambahan.

3. Merangsang fungsi pernafasan atau ekspansi paru.

4. Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru.

4. Nyeri b/d proses infeksi yang menyerang syaraf.

intervensi:

1. Lakukan strategi non farmakologis untuk membantu anak mengatasi nyeri.

2. Libatkan orang tua dalam memilih strategi.

3. Ajarkan anak untuk menggunakan strategi non farmakologis khusus sebelum nyer

4. Minta orang tua membantu anak dengan menggunakan srtategi selama nyeri.

(15)

rasional:

1. Teknik-teknik seperti relaksasi, pernafasan berirama, dan distraksi dapat membuat nyeri dan dapat lebih di toleransi

2. Karena orang tua adalah yang lebih mengetahui anak.

3. Pendekatan ini tampak paling efektif pada nyeri ringan.

4. Latihan ini mungkin diperlukan untuk membantu anak berfokus pada tindakan yang diperlukan

5. Mengurangi nyeri.

5. Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis.

intervensi:

1. Tentukan aktivitas atau keadaan fisik anak.

2. Catat dan terima keadaan kelemahan (kelelahan yang ada).

3. Indetifikasi factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk aktif seperti pemasukan makanan yang tidak adekuat

4. Evaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara aman.

rasional:

1. Memberikan informasi untuk mengembangkan rencana perawatan bagi program rehabilitasi.

2. Kelelahan yang dialami dapat mengindikasikan keadaan anak.

3. Memberikan kesempatan untuk memecahkan masalah untuk mempertahankan atau meningkatkan mobilitas.

4. Latihan berjalan dapat meningkatkan keamanan dan efektifan anak untuk berjalan.

(16)

intervensi:

1. Kaji tingkat realita bahaya bagi anak dan keluarga tingkat ansietas (mis.renda, sedang, parah).

2. Nyatakan retalita dan situasi seperti apa yang dilihat keluarga tanpa menayakan apa yang dipercaya.

3. Sediakan informasi yang akurat sesuai kebutuhan jika diminta oleh keluarga.

4. Hindari harapan –harapan kosong mis ; pertanyaan seperti “ semua akan berjalan lancar”.

rasional:

1. Respon keluarga bervariasi tergantung pada pola kultural yang dipelajari.

2. Pasien mungkin perlu menolak realita sampai siap menghadapinya.

3. Informasi yang menimbulkan ansietas dapat diberikan dalam jumlah yang dapat dibatasi setelah periode yang diperpanjang.

4. Harapan–harapan palsu akan diintervesikan sebagai kurangnya pemahaman atau kejujuran.

M. Tumbuh Kembang Anak Usia 0 -5 Tahun

Penyimpangan tumbuh kembang anak harus dideteksi sejak dini, terutama sebelum anak berumur 3 tahun, agar dapat segera di intervensi. Apabila deteksi terlambat, yang

menyebabkan penanganan terlambat sehingga penyimpangan akan sulit untuk diperbaiki. Terdapat beberapa tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan antara lain:

1. Masa dalam kandungan (prenatal), masa Neonatal (0 – 28 hari), masa Bayi (>6 bulan) terjadi stanger anxiety (cemas).

• Menangis keras

• Pergerakan tubuh yang banyak

• Ekspresi wajah yang tidak menyenangkan 2. Masa todler (2-3 tahun)

(17)

• Putus asa menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis.

• Pengingkaran / denial. • Mulai menerima perpisahan.

• Membina hubungan secara dangkal. • Anak mulai menyukai lingkungannya. 3. Masa prasekolah (3-6 tahun)

Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman, sehingga menimbulkan reaksi agresif.

• Menolak makan • Sering bertanya • Menangis perlahan

• Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan 4. Masa sekolah (6-12 tahun)

Perawatan di rumah sakit memaksakan; • Meninggalkan lingkungan yang dicintai. • Meninggalkan keluarga.

• Kehilangan kelompok sosial, sehingga menimbulkan kecemasan. 5. Masa remaja (12-18 tahun)

Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Reaksi yang muncul: • Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan

• Tidak kooperatif dengan petugas • Bertanya-tanya

• Menarik diri

• Menolak kehadiran orang lain

Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi. Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi: • Takut

• Cemas

• Perasaan sedih • Frustasi

Reaksi keluarga terhadap hospitalisasi • Marah

• Cemburu • Benci

• Rasa bersalah

Reaksi lingkungan sosial terhadap hospitalisasi • Acuh tak acuh

• Terkesan menghindar

Intevensi perawatan dalam mengatasi dampak hospitalisasi. Fokus intervensi keperawatan adalah:

• Menimalkan stressor

• Memaksimalkan manfaat hospitalisasi

(18)

• Mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit

Upaya meminimalkan stressor atau penyebab stress. Dapat dilakukan dengan cara: • Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan

• Mencegah perasaan kehilangan control

• Mengurangi / menimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan:

• Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak • Modifikasi ruang perawatan

• Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah, surat menyurat, bertemu teman sekolah Mencegah perasaan kehilangan control:

• Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif • Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan • Buat jadwal untuk prosedur terapi, latihan, bermain

Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri

• Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri

• Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak • Menghadirkan orang tua bila mungkin

• Tunjukkan sikap empati

• Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita dan gambar

• Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi ini dengan terbuka

Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak:

• Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar • Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak- Meningkatkan kemampuan kontrol diri

• Memberi kesempatan untuk sosialisasi • Memberi support kepada anggota

Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit: • Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya

• Kenalkan pada pasien yang lain • Berikan identitas pada anak • Jelaskan aturan rumah sakit • Laksanakan pengkajian • Lakukan pemeriksaan fisik Dampak hospitalisasi:

Referensi

Dokumen terkait

Stroke adalah deficit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena

tumor ganas yang tumbuh didaerah nasofaring dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring..

Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak

b) Mesensepalon atau otak tengah (disebut juga mid brain) adalah bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan otak besar dan otak kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal

Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering, setelah kontaminasi

17 x/menit A: nyeri akut teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi 24 juni 2022 Risiko cedera pada ibu D.0137 berhubungan dengan b.d Disfungsi uterus S : Pasien mengatakan

LATAR BELAKANG Dengue haemoragic fever DHF adalah penyakit yang menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot

Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang: perluasan sumsum tulang sehingga trabekula tampak jelas.apriliani salamatuss’diyah, 2020 2.5 Konsep Hemofilia 2.5.1 Definisi Hemofilia