• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pertanian merupakan kegiatan manusia memproduksi tumbuhan serta mengembangbiakan hewan untuk memenuhi kebutuhannya, pengertian ini sesuai

dengan apa yang di kemukakan Cohen dalam Banoewidjojo (1983 : 20) “pertanian

dirumuskan sebagai ilmu dan seni mengusahakan tanah dan definisi ini terutama menekankan produksi tanaman dalam pertanian”. Demikian juga Mosher dalam Banoewidjojo (1983 : 20) merumuskan dalam ruang lingkup yang sempit, sebagai berikut :

Pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan atas proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Para petani mengatur dan menggiatkan pertumbuahan tanaman dan hewan itu dalam usaha tani (farm). Kegiatan-kegiatan produksi didalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha (business), dimana biaya dan penerimaan adalah penting.

Kondisi pertanian di Indonesia menurut data pendapatan nasional tahun 2012 hingga saat ini masih belum menunjukan hasil yang maksimal bila dilihat dari tingkat kesejahtraan petani masih banyak petani yang tingkat kesejahtraanya masih rendah, Padahal potensi pertanian di Indonesia sangat besar dan di dukung oleh sumber daya alam yang tersedia serta banyaknya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Kecamatan Lembang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang mempunyai potensi yang cukup besar pada sektor pertanian, dengan kondisi iklim, suhu, serta topografi yang dimiliki Kecamatan Lembang menjadikan daerah tersebut sebagai penghasil bahan pangan terutama sayuran sehingga daerah Lembang terkenal sebagai pengahasil sayuran di Jawa Barat.(BPS Kabupaten Bandung Barat 2012)

(2)

Semakin banyaknya jumlah penduduk di Kecamatan Lembang berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhaan untuk pemukiman sehingga banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman yang menyebabkan lahan pertanian di Kecamatan Lembang semakin hari semakin berkurang.

Selain dari semakin sempitnya lahan pertanian, seiring dengan kemajuan zaman, teknologi, dan ilmu pengetahuan,berdasarkan penelitian BAPEDA Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012 banyak generasi muda yang tidak tertarik lagi untuk menggeluti sektor pertanian, bahkan kebanyakan dari mereka memilih sebagai karyawan di suatu perusahaan walaupun mereka hanya bekerja sebagai office boy, sehingga dampaknya lahan pertanian yang tadinya menjadi sumber penghidupan bagi keluarga tidak ada lagi yang melanjutkan yang mendorong lahan pertanian tersebut di jual, yang akibatnya banyak lahan pertanian di Kecamatan Lembang kini menjadi milik orang pendatang.

Berdasarkan data profil Desa Tahun 2011 Desa Mekarwangi yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Lembang mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya pada pertanian, namun di Desa Mekarwangi juga terjadi penyempitan lahan pertanian, bahkan hampir 80% petani di Desa Mekarwangi tidak lagi mempunyai lahan pertanian. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi petani dengan kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Kepemilikan Lahan Pertanian Petani Desa Mekarwangi

Luas Lahan Pertanian

Jumlah Keluarga Petani

2001 Persentase (%) 2011 Persentase (%) Tidak Memiliki ≤1 Ha 1,0 – 5,0 Ha 5,0 – 10 Ha ≥ 10 Ha 345 456 24 3 - 41,7 55 2,9 0,4 - 544 133 6 1 - 80 19 0,9 0,1 Jumlah 828 100 684 100

(3)

Berdasarkan tabel 1.1 kepemilkan lahan pertanian yang di milki petani di Desa Mekarwangi pada tahun 2001 yang tidak memiliki lahan pertanian sebesar 41% mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 80% data tersebut menunjukan bahwa petani di Desa Mekarwangi semakin banyak yang tidak mempunyai lahan pertanian.selain itu kepemilikan lahan pertanian yang di miliki petani semakin sempit terlihat pada tahun 2001 yang memiliki lahan pertanian kurang dari satu Ha sebesar 55% dan pada tahun 2011 hanya tinggal 19%. Begitu juga dengan jumlah keluarga petani semakin berkurang pada tahun 2011 tercatat ada 828 keluarga petani dan pada tahun 2011 berkurang 144 petani menjadi 684 petani.

Beralihnya kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi berdampak pada semakin sempitnya lahan pertanian yang dimilki oleh petani sehingga akan berpengaruh pada mata pencaharian petani, dengan semakin banyaknya alih kepemilikan lahan pertanian maka akan mendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian yang akan berdampak pada luas penggunaan lahan serta kondisi sosial ekonomi pada masyarakat petani. Seiring dengan adanya alih fungsi lahan pertanian maka penggunaan lahan di Desa Mekarwangi mengalami perubahan. Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan penggunaan lahan di Desa Mekarwangi dapat di lihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Luas Penggunaan Lahan Desa Mekarwangi

Penggunaan Lahan Tahun 2001

(Ha) Persentase (%) Tahun 2011 (Ha) Persentase (%) Pemukiman Pertanian Hutan Pekarangan Kuburan

Prasarana umum lainnya

40,3 380,7 90,3 4 2,5 6 7,7 72,7 17,2 0,8 0,5 1,1 61,1 360 85,2 8,5 3 6 11,6 68,7 16,3 1,6 0,6 1,2 Luas 523,82 100 523,82 100

(4)

Berdasarkan tabel 1.2 luas penggunaan lahan pertanian di Desa Mekarwangi pada tahun 2001 sampai 2011 ada penggunaan lahan yang mengalami penambahan dan adapula yang mengalami pengurangan luasanya, luas pemukiman,pekarangan, kuburan mengalami penambahan luas, sedangkan luas lahan pertanian dan hutan mengalami pengurangan dimana luas lahan pertanian pada tahun 2001 mempunyai luas 72,7% dari luas keseluruhan Desa Mekarwangi sedangkan pada tahun 2011 tinggal 68,7%. Dapat di simpulkan bahwa luas lahan pertanian di Desa Mekarwangi semakin berkurang dimana dalam kurun waktu sepuluh tahun luas lahan pertanian di Desa Mekarwangi berkurang 20,7 Ha atau jika di rata-ratakan setiap tahuannya 2,07 Ha lahan pertanian di Desa Mekarwangi mengalami perubahan penggunaan lahan.

Semakin luasnya penggunaan lahan pemukiman akan mendorong naiknya harga lahan pertanian di Desa Mekarwangi sehingga proses jual beli lahan pertanian akan semakin banyak. Alih fungsi lahan pertanian ini akan berdampak pada mata pencaharian petani, berubahanya mata pencaraian tentunya akan mempengaruhi pendapatan yang akan di terima oleh petani. Berubahnya mata pencarian dan pendapatan ini tentunya berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi pada masyarakat petani di Desa Mekarwangi.

Dengan adanya fenomena tersebut maka perlu diadakannya suatu penelitian mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat petani di Desa Mekarwangi .Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP

KONDISI SOSIAL EKONOMI PADA MASYARAKAT PETANI DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT”.

B. Rumusan Masalah

(5)

masyarakat petani serta faktor-faktor apasajakah yang melatarbelakangi perubahan status kepemilikan lahan pertanian pada masyarakat petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mengakibatkan perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

3. Bagaimanakah perubahan kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi pada masyarakat petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian harus sesuai dengan judul dan rumusan masalah yang di kaji dalam penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

3. Mendeskripsikan perubahan kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi pada masyarakat petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah di kemukakan, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait antara lain sebagai berikut :

(6)

1. Sebagai suatu informasi data bagi pemerintah mengenai kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk lebih mengatahui kondisi fisik, sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

3. Sebagai bahan masukan dalam pembelajaran mata kuliah geografi pertanian dan geografi desa kota

4. Referensi bagi pembelajaran geografi di sekolah sehingga siswa bisa lebih memahami mengenai salah satu fenomena geografi yang berkenaan dengan perubahan status kepemilikan lahan pertanian yang terdapat dalam materi pemanfaatan sumber daya alam di SMA kelas XII IPS semester I.

5. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan membahas tentang tema kepemilikan lahan.

E. Definisi Operasional

Penelitian ini diberi judul “PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN

PERTANIAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PADA

MASYARAKAT PETANI DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT” penulis ingin mendeskripsikan bagaimana

faktor penyebab serta pengaruh perubahan status kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani Desa Mekarwangi. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul penelitian ini maka penulis menguraikan definisi operasiaonal dari judul penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Perubahan Status Kepemilikan

Perubahan status kepemilikan lahan dalam penelitian ini adalah berpindahtanganya hak kepemilikan atas tanah atau lahan pertanian kepada orang lain

(7)

dan membahas proses bagaimana perubahan status kepemilikan lahan pertanian tersebut terjadi, karena luasnya cakupan dari kepemilikan lahan maka dalam penelitian ini dibatasi hanya perubahan status kepemilkan lahan pertnian di Desa Mekarwangi yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini.

2. Lahan Pertanian

Menurut Bintarto (1977:134) pengertian lahan adalah sebagai berikut :

“Lahan dapat diartikan sebagai land settlemen yaitu suatu tempat atau daerah dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama, dimana mereka dapat menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan hidupnya”

Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:166) pengertian pertanian adalah sebagai berikut :

“Pertanian merupakan dasar kehidupan ekonomi manusia sampai saat ini dan barang kali sampai beberapa tahun atau beberapa ratus tahun mendatang. Pertanian masih tetap menjadi sumber bahan makanan penduduk sebelum manusia dapat mengembangkan kehidupan ekonomi yang lain, pertanian inilah yang menjamin kehidupannya”.

Dari pengertian diatas dapat di tarik suatu pengertian mengenai lahan pertanian yaitu suatu tempat yang di manfaatkan oleh manusia untuk melakukan proses produksi tanaman atau hewan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam penelitian ini yang akan di kaji adalah lahan pertanian yang di miliki oleh masyarakat petani di Desa Mekarwangi yang dijadikan sebagai objek kajian.

3. Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosisal ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh kondisi fisik maupun sosial yang ada di daerah tersebut namun kondisi sosial ekonomi merupakan gambaran dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang tinggal di darah tersebut. Menurut R. Bintarto (1997:51) mengenai pengertian kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagai berikut:

“Kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat adalah suatu usaha bersama dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup. Dengan 4 parameter yang digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi 1)mata pencaharian 2)Pendapatan 3) pendidikan 4) kesehatan”.

(8)

Dalam penelitian ini yang menjadi pokok pembahasan adalah bagaimana pengaruh beralihnya kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian yang dimilki oleh masyarakat petani di Desa Mekarwangi

1) Matapencaharian

Mata pencaharian adalah kegiatan seseorang yang dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mata pencaharian di suatu wilayah akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan alam, pengetahuan yang dimiliki manusia, kemampuan teknologi yang dimiliki penduduk yang mendiami wilayah dengan kurun waktu yang relatif cepat atau relatif lambat. Menurut I. Abdurrachmat (1984:21) mengatakan bahwa: Macam dan corak aktivitas manusia berbeda-beda pada tiap golongan atau daerah, sesuai dengan kemampuan penduduk dan tata geografi (Geographycal setting) daerahnya.

Semakin sempitnya lahan petanian yang dimiliki oleh masyarakat petani di Desa Mekarwangi akan mendorong semakin sedikitnya masyarakat yang akan mengandalakan sektor pertanian sehingga mata pencaharian petani akan semakin berkurang. Dalam penelitian ini akan dibahas bagaimana mata pencaharian petani sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi

2) Pendapatan

Berubahanya mata pencaharian maka akan mempengaruhi pendapatan yang akan di peroleh. Sehingga jenis mata pencaharian yang di kerjakan oleh sesorang akan memepengaruhi seberapa besar pendapatan yang akan mereka terima. Pendapatan merupakan perolehan barang atau barang yang diterima atau dihasilkan oleh seseorang. Abdullah (1989:23) mengemukakan bahwa:

“Pendapatan perorangan dibedakan atas pendapatan asli dan pendapatan turunan. Pendapatan asli adalah pendapatan yang diterima oleh setiap orang

(9)

adalah pendapatan dari golongan penduduk lainnya yang tidak langsung turut serta dalam proses produksi”.

Dalam penelitian ini pendapatan yang dimaksud merupakan pendapatan utama petani sebelum dan sesudah terjadinya perubahan status kepemilikan lahan pertanian

3) Kepemilikan Fasilitas Hidup

Pendapatan yang di terima oleh seseorang akan di gunakan untuk memenuhi kebuthan hidupnya, sedangkan kebutuhan hidup seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus semakin meningkat sehingga timbulah keinginan dalam diri mereka untuk mempunyai barang-barang untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka baik secara materi mapun spiritual.

Kepemilikan fasilitas disini yaitu berupa sarana dan prasarana/alat rumah tangga yang dimiliki oleh penduduk (pribadi) seperti alat informasi, komunikasi, transportasi, dan rumah untuk menjalankan kelangsungan hidup manusia.

Dalam penelitian ini kepemilikan fasilitas hidup yang akan di teliti merupakan kepemilikan fasilitas seperti status kepemilikan rumah, jenis rumah, dan luas rumah, serta petani yang menggunakan hasil penjualanya untuk membeli sarana informasi dan komunikasi serta sarana transportasi yang di miliki masyarakat petani sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian

4) Pendidikan

Kebutuhan manusia yang perlu di penuhi adalah kebutuhan akan pendidikan karena pendidikan akan mengajarkan seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Apalagi di era globalisasi ini untuk dapat bersaing dalam dunia kerja di butuhkan tingkat pendidikan yang tinggi sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan yang di inginkan.

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah bagaimana tingkat pendidikan anak petani di Desa Mekarwangi sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian.

(10)

5) Kesehatan

Tingkat kesehatan suatu daerah merupakan salah satu masalah yang masih dianggap cukup serius terutama di wilayah pedesaan. Hal ini dikarenakan derajat kesehatan sangat erat hubungannya dengan tingkat pemenuhan pangan, sandang, perumahan dan mental seseorang. Di negara-negara berkembang terutama di daerah pedesaan kondisi kesehatannya bisa dikatakan masih relatif rendah.

Dalam penelitian yang akan di bahas adalah bagaimana tingkat kesehatan masyarakat petani di Desa Mekarwangi dilihat dari kepemilikan MCK dan sumber air yang di gunakan sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi.

Referensi

Dokumen terkait

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Dalam rangka kebutuhan titik kontrol atau biasa disebut titik Ground Control Point (GCP) untuk keperluan foto citra beresolusi spasial 10 centimeter dibutuhkan

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Modul ini dikembangkan dengan tujuan agar mahasiswa mengerti, memahami masalah Penggunaan Obat yang Rasional ( POR ); memahami dan berkemampuan cara mengidentifikasi masalah POR;

Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) bersumber dari pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong

dalam penulisan hukum ini narasumber yang akan diwawancara ialah Hakim Pengadilan Militer yaitu Mayor.CHK.Muhamad Khazim, S.H.,M.H, yang menjabat sebagai POKKIMIL

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū