• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIASAAN MAKAN PADA WANITA USIA SUBUR PENYEBAB PENYAKIT GASTRITIS DI DESA KEKAIT KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIASAAN MAKAN PADA WANITA USIA SUBUR PENYEBAB PENYAKIT GASTRITIS DI DESA KEKAIT KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh :"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIASAAN MAKAN PADA WANITA USIA SUBUR PENYEBAB PENYAKIT GASTRITIS DI DESA KEKAIT KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh :

Mariatul Qibtiah1), Murtiana Ningsih2) 1. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UNTB

2. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UNTB

Abstract

Digestive tract disease like gastritris attack more women than men; on women especially for productive women aged 20-44 years old. The result of interview toward 10 productive women at Kekait village Gunungsari district West Lombok Regency who got gastritis. It is because of unqualified dietary habit wich related to frequency, time and type of food that can cause stomach irritation. This study was aimed to know the relationship between dietary habit on productive women aged 20-44 years old and gastritis at Kekait village Gunungsari district West Lombok Regency in 2015. This study is survey analytic and case control if observed from time of research. Comparison between case and control 1;1, case sample determination by non probably method through saturated sampling, whereas control sample determination by quota sampling, namber of women sample in the amount of 74 productive women aged 20-44 years old. Instrumen for data collecting is questionnaires and result of respondents’ visitation to Gunungsari Public Health Center. The result of study by chi-square statistic test showed p value < α (0,017 < 0,05). The conclusion is there was a relationship dietary habit on productive women aged 20-44 years old and gastritis at Kekait village Gunungsari district West Lombok Regency in 2015. The suggestion for productive women aged 20-44 years old should be aware toward gastritis that relate to dietary habit by eating regularly, type and amount of food. Keyword: Dietary Habit, Gastritis, Productive Aged Women.

PENDAHULUAN

Penyakit gastritis merupakan 10 penyakit terbanyak di klinik kesehatan. Gastritis adalah inflamasi atau pembengkakan dari mukosa lambung. Mekanisme kerusakan mukosa di akibatkan oleh ketidak seimbangan faktor-faktor pencernaan seperti asam lambung dan pepsin dengan produksi mukus bikarbonat dan aliran darah (Misnadiarly, 2009). Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap delapan Negara dunia dan mendapatkan beberapa hasil persentase angka kejadian gastritis di dunia dimulai dari negara yang kejadian gastritis paling tinggi yaitu Amerika dengan persentase mencapai 47%, kemudian India dengan persentase mencapai 43%, lalu dibeberapa negara lainnya seperti Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5% dan Indonesia 40,8% (WHO, 2010). Angka kejadian gastritis di Indonesia merupakan salah satu penyakit didalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit seluruh Indonesia dan menyerang lebih banyak perempuan dari pada

laki-laki dengan jumlah kasus 30.154 orang (Depkes, 2009).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Barat, pada Tahun 2014 mengalami peningkatan drastis sebanyak 15.771 kasus. Gastritis pada perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki yakni mencakup 60 % atau sekitar 9.513 kasus, penderita gastritis pada perempuan yang paling mendominasi yaitu golongan Wanita Usia Subur Umur (WUS) 20-44 Tahun yaitu sebanyak 4.536 kasus.(Dikes Kabupten Lombok Barat, 2014). Berdasarkan data Puskesmas Gunungsari Gastritis merupakan salah satu dari 10 jenis penyakit terbanyak yang terus menfalami peningkatan dari Tahun 12 sampai dengan Tahun 2014. Pada Tahun 2014 sebanyak 3.396 kasus dengan urutan penyakit ke-2 di Puskesmas Gunungsari. Berdasarkan data kunjungan penderita gastritis ke Puskesmas Gunungsari yang paling banyak yaitu perempuan berjumlah 1162 kasus dibandingkan laki-laki berjumlah 711 kasus, pada perempuan yang paling banyak menderita gastritis

(2)

yaitu Wanita Usia Subur (WUS) 20-44 Tahun sebanyak 570 kasus (Puskesmas Gunungsari, 2014).

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 orang pada Wanita Usia Subur (WUS) 20-44 Tahun yang ada di Desa Kekait yang pernah berobat ke puskesmas dan ke linik kesehatan dan didiagnosa mengalami penyakit gastritis dengan gejala yang hampir sama berupa nyeri dan perih pada bagian perut khususnya pada daerah lambung, merasa lemas, tidak ada napsu makan, mual dan muntah, Hal ini disebabkan karena kebiasaan makan yang kurang baik terkait frekuensi, waktu, dan jenis makanan yang justru dapat menyebabkan iritasi pada lambung seperti kebiasaan terlambat makan dan kebiasaan mengkonsumsi makan yang pedas, berminyak, asam, dan minuman yang dapat mengiritasi lambung. Penyakit gastritis berhubungan dengan keteraturan makan, frekuensi makan, kebiasaan makan pedas, kebiasaan makan asam, dan frekuensi minum iritatif seperti penelitian yang dilakukan Nakamura (2006) yang menyatakan bahwa sekresi asam lambung dapat berkurang dengan memperbaiki faktor konsumsi atau kebiasaan makan. Dari uraian diatas bahwa peneliti merasa tertarik untuk menganalisis kebiasaan makan pada Wanita Usia Subur (WUS) 20-44 Tahun dengan Kejadian Gastritis di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015. METODE

Rancangan bangun penelitian ini yaitu survei analitik, ditinjau dari waktu pelaksanaannya maka penelitian ini adalah case-control , yaitu menelusuri ke belakang penyebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit di masyarakat. Studi kasus kontrol membandingkan antara kelompok studi yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol, kelompok kontrol yaitu orang yang sehat tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan orang yang sakit atau kelompok studi (Notoatmodjo,2005). Penelitian ini dilaksanakan di desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat selama bulan agustus, jumlah keseluruhan Wanita Usia Subur (WUS) 20-44 Tahun yang ada di Desa Kekait sebanyak 1.574 orang Tahun 2014. Cara Penentuan Sampel kasus dilakukan dengan mengunakan metode non probability, melalui pendekatan sampling jenuh, artinya semua anggota populasi dijadikan sebagai anggota sampel (Sugiyono, 2006), responden Kasus yaitu responden yang didiagnosa menderita gastritis oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Gunugsari yang berjumlah 37 orang . Sampel Kontrol Penentuan sampel dilakukan dengan

Quota sampling, yaitu tehnik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri tertentu sampai jumlah (Quota) yang diinginkan terpenuhi (Sugiyono, 2008). kelompok kontrol yaitu responden yang tidak didiagnosa menderita gastritis. Adapun ciri sampel kontrol yang dimaksud adalah meliputi: umur, wilayah tempat tinggal yang sama dengan sampel kasus, tidak didiagnosa menderita gastritis oleh tenaga medis, tidak ada riwayat penyakit gastritis, sehingga besar sampel pada penelitian ini mengunakan perbandingan kasus dan kotrol yaitu 1 banding 1. Dengan demikian jumlah kasus sebanyak 37 orang, dan jumlah kontrol sebanyak 37 orang, sehingga total sampel adalah sebanyak 74 Wanita Usia Subur (WUS) 20-44 Tahun. Instrumen pengumpulan data adalah kuesioner dan jumlah kunjungan responden yang didiagnosa menderita gastritis ke Puskesmas Gunungsari. Kuesioner Kebiasaan makan terdiri dari 15 pertanyaan di ukur dengan ; nilai 3 jika respnen menjawab a, nilai 2 jika responden menjawab b, dan nilai 1 jika responden menjawab c, dengan kreteria objektif jika kebiasaan makan baik antar 22-45, kebiasaan makan buruk atara 15-21.

HASIL

a. Analisis Univariat

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat

No Umur frekuensi %

1 20-36 tahun 56 77

2 37-44 tahun 18 23

Total 74 100

Suber : Data Sekunder, 2014

Tabel 2. Distribusi berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. No Pendidikan Kasus Kontrol Jumlah

F % f % f % 1 Tidak Sekolah 3 4,1 2 2,7 5 6,8 2 Tidak Tamat SD 1 1,4 0 0 1 1,4 3 SD 11 14,9 11 14,9 22 29,7 4 MTS/SMP 6 8,1 7 9,5 13 17,6 5 MA/SMA 10 13,5 14 18,9 24 32,4 6 PT 6 8,1 3 4,1 9 12,5 Total 37 50 37 50 74 100

(3)

Tabel 3. Distribusi berdasarkan Pekerjan Responden di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat No Pekerjaan Kasus Kontrol Jumlah

F % F % f % 1 Tidak Bekerja 1 1,4 1 1,4 2 2,1 2 Buruh 1 1,4 4 5,4 5 6,8 3 Petani 7 9,5 3 4,1 10 13,5 4 Pedagang 1 1,4 4 5,4 5 6,8 5 Ibu Rumah Tangga 19 25,7 21 28,4 40 54,1 6 Guru 6 8,1 2 2,7 8 10,8 7 Swasta 2 2,7 2 2,7 4 5,4 Total 37 50 37 50 74 100

Suber : Data Primer, Data Sekunder. 2015 b. Kebiasaan Makan

Tabel 4. Distribusi berdasarkan kebiasaan makan Responden kasus dan kontrol di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat

No Kebiasaan Makan Jumlah Frekuensi % 1 Kebiasaan Makan Baik 46 62,2 2 Kebiasaan Makan Buruk 28 37,8 Jumlah 72 100

Suber :Data Primer, 2015 c. Kejadian Gastritis

Tabel 5. Distribusi berdasarkan kejadian gastritis menurut umur di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat

Kejadian Umur Jumlah

20-36 Tahun % 37-44 Tahun % F % Kasus 28 37,8 9 12,2 37 50 Kontrol 28 37,8 9 12,2 37 50 Jumlah 56 75,6 18 24,4 74 100

Suber : Data Sekunder, 2014 dan 2015 d. Analisis Bivariat

Tabel 6. Hubungan antara Kebiasaan Makan pada Responden dengan Kejadian Gastritis No Kebiasan

Makan

Kasus Kontrol Jumlah

OR P Value F % F % F % 1 Kebiasaan Makan Baik 18 24,3 28 37,8 46 62,2 0,3 0,017 2 Kebiasaan Makan Buruk 19 25,7 9 12,2 28 37,8 Jumlah 37 50 37 50 74 100

Suber : Data Primer, Data Sekunder, 2014 dan 2015

PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan pada Wanita Usia Subur (WUS) 20-44 Tahun di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat pada Tahun 2015, dengan jumlah responden sebebanyak 74 orang menujukan bahwa responden paling banyak berumur 20-36 Tahun sebanyak 56 orang (77 %) dan umur 37-44 Tahun sebanyak 18 orang (23 %). Berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak yaitu tingkat pendidikan SMA/MA sebanyak 24 orang (32,4 %), SD sebanyak 22 orang (29,7 %), SMP/MTS sebanyak 13 orang (17,6 %), PT sebayak 9 orang (12,5 %), tidak sekolah sebanyak 5 orang (6,8 %) dan paling rendah pada tingakat pendidikan tidak tamat SD sebayak 1 orang (1,4 %).

Bedasarkan pekerjaan responden paling banyak yaitu IRT sebanyak 40 orang (54,1%), petani sebanyak 10 orang (13,5 %), guru sebayak 8 orang (10,8 %), buruh dan pedagang masing-masing sebanyak 5 orang (6,8 %), swasta sebayak 4 orang (5,4 %)dan tidak bekerja sebanyak 2 orang (2,1 %). Hasil perhitungan dari 74 responden dengan kebiasaan makan baik sebanyak 48 orang (62,2 %) dan kebiasaan makan buruk sebanyak 28 orang (37,0 %).

Responden kasus yang paling banyak menderita gastritis adalah umur 20-36 Tahun sebanyak 28 orang ( 37,8 %), sedangkan umur 37-44 Tahun sebanyak 9 orang (12,2 %), Responden kasus yang kebiasaan makan baik sebanyak 18 orang (24 %), kebiasaan makan buruk sebanyak 19 orang (25,7 %), sedangkan pada reponden kontrol yang kebiasaan makan baik sebanyak 28 orang (37,8 %), kebiasaan makan buruk sebanyak 9 orang (12,2 %). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-square terdapat hubungan bermakna anata kebiasaan makan buruk dengan kejadian gastritis pada Wanita Usia Subur (WUS) 20-44 Tahuan dengan nilai p value < α (0,017 < 0,05) di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015. Responden dengan kebiasaan makan buruk mempunyai resiko ditemukannya gastritis sebesar 0,3 kali dibandingkan dengan Wanita Usia Subur (WUS) umur 20-44 Tahun dengan kebiasaan baik, (OR = 0,3, (95 % Cl = 0,1-0,8).

Kebiasaan makan adalah tingkahlaku manusia terhadap makanan meliputi, sikap, kepercayaan dalam mengkonsumsi makanan yang diperoleh secara berulang-ulang (Khumaidi, 1989). Menurut Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila

(4)

asam lambung meningkat. Begitu juga hasil penelitian yang dilakukan Oktviani (2011) penyakit ganguan lambung biasanya terjadi pada orang yang memiliki pola makan tidak teratur dan merangsang produksai asam lambung.

Frekuensi makan merupakan faktor yang berhubungan dengan pengisian lambung dimana responden yang mempunyai kebiasaan makan buruk biasanya makan 2 atau 1 kali dalam sehari, sering menunda makan. makan pagi diatas jam 8 serta mengabungkan sarapan dengan makan siang sehingga asam lambung meningkat. Seperti penelitian yang dilakukan Suparyanto (2012) yang menyatakan pada saat perut harus di isi atau ditunda pengisianya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri.

Beberapa kebiasaan makan buruk pada responden kasus yaitu menganbungkan sarapan pagi dengan makan siang yang dalam porsi besar ataupun kecil seperti penelitian yang dilakukan Suparyanto (2012), menyatakan makan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding lambung menurun, kondisi seperti ini dapat menimbulkan luka pada lambung, sedangkan makanan dalam jumlah sedikit akan mempercepat pengosongan lambung.

Responden kasus terkait jenis makana yang dikonsumsi yaitu responden sering makan makana yang berserat tinggi, makanan bergas, pedas, mie instan, minuman bersoda dan kopi yang dimana jenis makana tersebut tidak mudah dicerna dalam lambung, serta meningkatkan asam lambung, Menurut Baliwati (2004), jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang..

Kombinasi frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan merupakan pola makan.Menurut Baliwati (2004), pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan ganguan lambung dan juga merupakan tindakan prepentif dalam mencegah gangguan lambung. Hasil penelitian pada Wanita Usia Subur (WUS) 20-44 Tahun dengan penyakit Gastritis di Desa Kecamatan Gunungsari kabupten Lombok Barat pada Tahun 2015 yang dimana kebiasaan makan buruk , hal ini dibuktikan bahwa Waita Usia Subur (WUS) 20-44 Tahun yang mempunyai kebiasaan makan tidak teratur, sering mengkonsumsi makanan pedas, berserat tinggi, bergas menuman bersoda dan kafein.

PENUTUP a. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Responden berjumlah 74 orang dengan kebiasaan makan baik sebanyak 48 orang ( 62,2 %) dan kebiasaan makan buruk sebanyak 28 orang (37,0 %) 2. Responden gastritis pada umur 20-36 Tahun

berjumlah 28 orang sedangkan pada umur 37-44 Tahun berjumlah 9 orang

3. Responden gastritis dengan kebiasaan makan baik sebanyak 18 orang (24 %), kebiasaan makan buruk sebanyak 19 orang (25,7 %), sedangkan pada reponden tidak gastritis denga kebiasaan makan baik sebanyak 28 orang (37,8 %), kebiasaan makan buruk sebanyak 9 orang (12,2 %). Ada hubungan bermakna antara kebiasaan makan dengan kejadian

gastritis pada wanita usia Subur (WUS) umur 20-44

Tahun dengan nilai p value < α (0,017 < 0,05).

Dengan nilai OR = 0,3 (95 % Cl = 0,1-0,8), artinya bahwa Wanita Usia Subur (WUS) 20-44 Tahun dengan kebiasaan makan buruk mempunyai 0,3 kali dibandingkan dengan Wanita usia Subur (WUS) 20-44 Tahun dengan kebiasaan makan baik.

b. Saran

Bagi Wanita Usia Subur (WUS) 20-44 Tahun agar lebih mewaspadai resiko terjadinya Gastritis, yang terkait kebiasaan makan, dengan cara makan teratur, baik dari frekuensi, jenis dan jumlah makanan yang di konsumsi. Kebiasaaan makan yang baik merupakan rangka mewujudkan masyarakat yang sehat untuk masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Baliwati,Y. F, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya

Dikes Lobar. Profil kesehatan Lombak Barat. Kabupaten Lombok Barat

Dipkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Kumaidi, M. 1994. Gizi Masyarakat. Jakarta: Gunung mulia

Misnadiarly. 2009. Mengenal penyakit organ cerna. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Nakamura. (2006). Influence of Aging Gastric Mucosal Antrophy.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitiaan Kesehatan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

(5)

Okviani, W. 2011. Hubungan pola makan dengan Gastritis pada Mahasiswa S.1 keperawatan program A FIKES UPN. “Veteran” Jakarta Tahun 2011.

Puskesmas Gunungsari. 2014, Profil Puskesmas Gunungsari Kec.Gunungsari Kab.Lobar. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian,

Bandung: Alfabet.

Suparyanto. 2012. Eteologi dan penanganan gastritis di ambil dari http://dr-suparyanto .blogspot.com/2012/02/eteologi dan penanganan gastritis.html (Diakses 12 Maret 2012) .

Gambar

Tabel 1. Distribusi  Responden  Menurut  Umur  di Desa  Kekait  Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat
Tabel 3. Distribusi  berdasarkan  Pekerjan Responden    di  Desa Kekait  Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat

Referensi

Dokumen terkait

Unsur Pelaksana Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beograd terdiri dari 3 (tiga) orang Pejabat Diplomatik dan Konsuler dengan gelar diplomatik paling tinggi

[r]

Pada penuliasan ilmiah ini penulis membahas pembuatan web untuk pendaftaran online dengan menggunakan PHP yang menggunakan script untuk pemrograman berbasis server. PHP sering

Untuk pembuatan animasi bergerak penulis menggunakan aplikasi Macromedia Flash MX 2004, sedangkan pembuatan database penulis menggunakan aplikasi Microsoft Office Access 2003.

Peubah yang diukur adalah konsumsi bahan kering (BK), konsumsi protein kasar (PK), konsumsi energi, pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan konversi pakan.. Data hasil

4.1 Samakan kata atau frase dengan kata-kata di dalam kamus dimana jika ditemukan maka diasumsikan kata tersebut adalah kata dasar atau root word, jika tidak

PT Traktor Timika menanggung iuran Jaminan Hari Tua (JHT) setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Pak Arifuddin membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji

Teknologi VoIP adalah cara berkomunikasi suara ( voice ) melalui jaringan Internet, sehingga komunikasi jarak jauh SLJJ maupun SLI dapat dilakukan dengan biaya